bayi lahir dan plasenta keluar lepas dari Rahim, sampai eman minggu berikutnya, disertai dengan pulihnhya kembali organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suhenri,2009). Tanda dan bahaya yang perlu diperhatikan pada masa nifas adalah
Demam tinggi hingga melebihi 39 derajat.
Pendarahan vagina yang luar biasa Nyeri perut hebat Payudara membengkak. Perdarahan post partum
didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih
dari 500 ml setelah persalian vaginal atau lebih dari 1000 ml setelah persalinan abdominal. Perdarahan dalam jumlah ini dalam waktu kurang dari 24 jam disebut sebagai perdarahan post partum primer, dan apabila perdarahan ini terjadi lebih dari 24 jam disebut sebagai perdarahan post partum sekunder. (Nugroho, 2012). Berdasarkan penyebabnya diperoleh sebaran sebagai berikut (Nugroho, 2012) a) Kelainan darah 0,5-08% Kausal PPP karena gangguan pembekuan darah baru dicurigai bila penyebab yang lain dapat disingkirkan apalagi disertai ada riwayat pernah mengalami hal yang sama pada persalinan sebelumnya. b) Laserasi jalan lahir 4-5% Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma. c) Retensio Plasenta 16-17% Bila plasenta tetap tertinggal dalam uterus setengah jam setelah anak lahir disebut sebagai retensio plasenta. d) Sisa plasenta 23-24% Perdarahan sisa plasenta adalah perdarahan yang terjadi akibat tertinggalnya kotiledon dan selaput kulit ketuban yang mengganggu kontraksi uterus dalam menjepit pembuluh darah dalam uterus sehingga mengakibatkan perdarahan. e) Atonia uteri 50-60% Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi lahir Menurut Manuaba (2010)10, faktor predisposisi perdarahan postparum dengan sisa plasenta adalah sebagai berikut:
Usia Ibu Wanita yang melahirkan anak pada usia
dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun Jarak Antar Kelahiran Jarak anak terakhir dengan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun. Hamil dengan Anemia Hamil dengan kekurangan gizi/malnutrisi Infeksi postpartum
Adalah infeksi bakteri pada traktus
genitalia, terjadi sesudah melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat selsius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama. Endometritis
Adalah infeksi pada endometrium (lapisan
dalam dari rahim). Infeksi ini dapat terjadi sebagai kelanjutan infeksi pada serviks atau infeksi tersendiri dan terdapat benda asing dalam rahim Endometritis adalah infeksi yang berhubungan dengan kelahiran anak, jarang terjadi pada wanita yang mendapatkan perawatan medis yang baik dan telah mengalami persalinan melalui vagina yang tidak berkomplikasi. Miometritis (infeksi otot rahim)
Miometritis adalah radang
miometrium. Miometrium adalah tunika muskularis uterus. Gejalanya berupa demam, nyeri tekan pada uterus, perdarahan pada vagina dan nyeri perut bagian bawah, lokea berbau Parametritis (infeksi daerah di sekitar rahim)
Parametritis atau disebut juga sellulitis
pelvika adalah radang yang terjadi pada parametrium yang disebabkan oleh invasi kuman. Penjalaran kuman sampai ke parametrium terjadi pada infeksi yang lebih berat. Infeksi menyebar ke parametrium lewat pembuluh limfe atau melalui jaringan di antara kedua lembar ligamentum latum. Peritonitis
Peritonitis post partum bisa terjadi
karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelviks. Gejalagejalanya antara lain penderita mengalami demam, nyeri pada perut bagian bawah, tetapi keadaan umum tetap baik, namun gejala- gejalanya tidak seberapa berat seperti pada peritonitis umum. Septikemia dan piemia Infeksi nifas Infeksi ini sangat berbahaya dan merupakan 50% dari semua kematian karena infeksi nifas Pada septikemia kuman-kuman yang ada di uterus, langsung masuk ke peredaran darah dan menyebabkan infeksi. Adanya septikemia dapat dibuktikan dengan jalan pembiakan kuman-kuman dari darah. Subinvolusi
Subinvolusi uterus adalah kegagalan
uterus untuk mengikuti pola normal involusi uterus atau proses involusi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilan uterus terhambat. Mastitis Mastitis merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan inflamasi atau peradangan pada jaringan payudara. Keadaan ini mungkin disertai infeksi, namun bisa juga terjadi tanpa adanya infeksi. Mastitis sering kali dialami oleh ibu menyusui, yang dikenal dengan istilah mastitis laktasi atau mastitis puerperium. Kondisi ini sering kali terjadi pada tiga bulan pertama setelah melahirkan, namun bisa muncul hingga dua tahun setelah melahirkan. TERIMA KASIH