Anda di halaman 1dari 16

KOMPLIKASI FISIOLOGI

PADA POST PARTUM


RENI FATMAWATI

EKA YUNIASARI
LATAR BELAKANG
• Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah melahirkan bayi dan biasa
disebut juga dengan masa pulih kembali, dengan maksud keadaan pulihnya alat
reproduksi seperti sebelum hamil (Sutanto, 2018). Angka Kematian Ibu (AKI)
adalah salah satu indikator yang dapat menggambarkan kesejahteraan
masyarakat disuatu negara. Target Sustainable Development Goals (SDGs)
menargetkan pada tahun 2030 mengurangi rasio kematian ibu secara global
menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data World
Health Organization (WHO) tahun 2013 AKI di dunia yaitu 289.000 jiwa.
• Komplikasi pada proses kehamilan, persalinan dan nifas juga merupakan salah satu penyebab
kematian. Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan
atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk penyakit menular
dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin. Sebagai upaya menurunkan
angka kematian ibu dan kematian bayi maka dilakukan pelayanan/penanganan komplikasi
kebidanan. Pelayanan/penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu hamil,
bersalin, atau nifas untuk memberikan perlindungan dan penanganan definitif sesuai standar
oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Kemenkes,
2016). Lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan
(HDK), infeksi, partus lama/macet dan abortus. Kematian ibu di Indonesia masih didominasi
oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan
infeksi. Namun proporsinya telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi cenderung
mengalami penurunan sedangkan HDK proporsinya semakin meningkat. Lebih dari 25%
kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 disebabkan oleh HDK (Kemenkes, 2016).
DEFINISI DARI IBU POST-PARTUM
• Ibu post-partum adalah keadaan ibu yang baru saja melahirkan. Istilah
post-partum adalah masa sesudah melahirkan atau persalinan. Masa
beberapa jam sesudah lahirnya plasenta atau tali pusat sampai minggu ke
enam setelah melahirkan. Masa post-partum dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali pada masa
sebelum hamil yang berlangsung kira-kira enam minggu, setelah kelahiran
yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi
kembali kekeadaan yang normal pada saat sebelum hamil (Marmi, 2012).
• setelah masa post-partum akan adanya perubahan pada otot – otot uterus mulai
dari berkontraksi, pembuluh – pembuluh darah yang ada antara otot-otot uretus
akan terjepit. Proses ini akan menghentikan terjadinya pendarahan setelah
plasenta lahir. Perubahan – perubahan yang terdapat pada serviks sesudah post-
partum yaitu padaorgan serviks seperti menganga berbentuk corong, bentuk ini
disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan – perubahan
yang terdapat pada endometrium yaitu timbulnya berupa trombosis, degenerasi dan
nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira –
kira setebal 2 – 5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan
desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa – sisa sel
desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen – ligamen dan
diafragma palvis serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu
setelah janin lahir berangsur – angsur kembali seperti sedia kala (Hadijono, 2008).
JENIS-JENIS KOMPLIKASI
FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS
• INFEKSI NIFAS
• MASALAH PAYUDARA
• HEMATOMA
• HEMORAGI POST PARTUM LAMBAT
• SUBINVOLUSI
• TROMBOFLEBITIS
• SISA PLASENTA
• INVERSIO UTERI
INFEKSI NIFAS
• Infeksi pada dan melalui traktus genitalis setelah persalinan disebut infeksi nifas. Suhu 38°C atau lebih yang
terjadi antara hari ke 2 – 10 post-partum dan diukur per oral sedikitnya 4 kali sehari disebut sebagai morbidiltas
puerperalis. Kenaikan suhu tubuh yang terjadi di dalam masa nifas, dianggap sebagai infeksi nifas jika tidak
diketemukan sebab – sebab ekstragenital.
• Sebagai perawat, Anda harus mengetahui beberapa faktor predisposisi yang menyebabkan infeksi pada ibu nifas :
• Kurang gizi atau malnutrisi
• Anemia
• Masalah kebersihan
• Kelelahan
• Proses persalinan bermasalah seperti partus lama / macet, korioamnionitis, persalinan traumatik, Pencegahan
Infeksi yang tidak baik, manipulasi intrauteri (ekplorasi uteri dan manual plasenta)
MASALAH PAYUDARA
• Bendungan Payudara adalah peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara dalam
rangka mempersiapkan diri untuk laktasi.
• Mastitis adalah infeksi payudara. mastitis terjadi akibat invasi jaringan payudara oleh
organisme infeksius atau adanya cedera payudara
• Abses Payudara Mastitis yang tidak ditangani memiliki hampir 10% risiko terbentuknya
abses. Tanda dan gejala abses payudara adalah adanya Discharge putting susu purulenta,
munculnya demam remiten (suhu naik turun) disertai menggigil dan terjadi
pembengkakan payudara dan sangat nyeri; massa besar dan keras dengan area kulit
berwarna fluktuasi kemerahan dan kebiruan mengindikasikan lokasi abses berisi pus.
HEMATOMA
• Hematoma adalah pembengkakan jaringan yang berisi darah.
Bahaya hematoma adalah kehilanagan sejumlah darah karena
hemoragi, anemia dan infeksi. Hematoma terjadi karena rupture
pembuluh darah spontan atau akibat trauma
HEMORAGI POST PARTUM LAMBAT

• Hemoragi post-partum lambat (tertunda) adalah hemoragi yang


terjadi setelah 24 jam pertama post-partum. Penyebab umumnya :
a. Sub involusi di tempat perlekatan plasenta
b. Fragmen plasenta atau membran janin yang tertinggal
c. Laserasi saluran reproduksi yang sebelumnya tidak terdiagnosis
d. Hematoma
SUBINVOLUSI
• Sub involusi terjadi jika proses kontraksi uterus tidak terjadi seperti
seharusnya dan kontraksi ini lama atau berhenti. Proses involusi mungkin
dihambat oleh retensi sisa plasenta, miomata atau infeksi. Retensi sisa
plasenta atau membran janin adalah penyebab yang paling sering terjadi. Sub
involusi dapat didiagnosis selama pemeriksaan postpartum. Riwayat biasanya
meliputi periode lokia lebih lama dari periode normal, diikuti leukorea dan
perdarahan banyak yang tidak teratur. Pemeriksaan panggul akan
menunjukkan uterus lunak yang lebih besar dari ukuran normal sesuai minggu
pascapartum saat wanita diperiksa.
TROMBOFLEBITIS
• Tromboflebitis pascapartum lebih umum terjadi pada wanita penderita
varikositis atau yang mungkin secara genetik rentan terhadap
relaksasi dinding vena dan stasis vena. Kehamilan menyebabkan stasis
vena dengan sifat relaksasi dinding vena akibat efek progesterone dan
tekanan pada vena oleh uterus. Kompresi vena selama posisi persalinan
dapat berperan juga. Trombofelbitis superficial ditandai dengan nyeri
tungkai, hangat terlokalisasi, nyeri tekan atau inflamasi pada sisi
tersebut dan palpasi adanya simpulan atau teraba pembuluh darah
SISA PLASENTA
• Tertinggalnya sebagian plasenta (sisa plasenta) merupakan penyebab umum
terjadinya pendarahan lanjut dalam masa nifas (pendarahan pasca persalinan
sekunder). Pendarahan post-partum yang terjadi segera jarang disebabkan
oleh retensi potongan-potongan kecil plasenta. Inspeksi plasenta segera
setelah persalinan bayi harus menjadi tindakan rutin. Jika ada bagian
plasenta yang hilang, uterus harus dieksplorasi dan potongan plasenta
dikeluarkan. Sewaktu suatu bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus)
tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan
ini dapat menimbulkan perdarahan.
INVERSIO UTERI
• Inversio uteri bisa terjadi spontan atau sebagai akibat tindakan.
Pada wanita dengan atonia uteri kenaikan tekanan intraabdominal
dengan mendadak karena batuk atau meneran, dapat menyebabkan
masuknya fundus ke dalam kavum uteri yang merupakan permulaan
inversio uteri. Tindakan yang dapat menyebabkan inversio uteri
adalah perasat Crede pada korpus uteri yang tidak berkontraksi
baik dan tarikan pada tali pusat dengan plasenta yang belum lepas
dari dinding uterus atau grande multipara
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN IBU
PADA MASA POST PARTUM
• 1. Personal Hygiene
• Kebersihan diri sangat penting dilakukan pada masa post-partum, kondisi ibu pasca melahirkan sangatlah rentan terhadap infeksi.
Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting dilakukan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi. Dan kebersihan wajib
dilakukan pada area tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan yang sangat penting untuk tetap dijaga (Saleha, 2009).
• 2. Istirahat
• Ibu post-partum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk memulihkan kembali keadaan fisiknya setelah melahirkan.
Keluarga disarankan untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup sebagai persiapan untuk merawat
bayi salah satunya pada perawatan tali pusat nanti.
• 3. Senam Nifas
• Dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan
untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu. Senam nifas membantu untuk memperbaiki sirkulasi darah, dan memperbaiki sikap
tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperkuat otot panggul dan membantu ibu untuk lebih rileks dan segar pasca melahirkan
(Suherni, 2009).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai