Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. “A.A” DENGAN POST PARTUM NORMAL


DI RUANG PNC RSIA PERTIWI PROV. SULSEL

Disusun Oleh:

JORDAN PURNOMO, S.Kep.


N2020005

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

YAYASAN PENDIDIKAN NUSANTARA JAYA


STIKES NUSANTARA JAYA MAKASSAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
T.A 2021
LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM

I. KONSEP DASAR MEDIS


A.   Definisi
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak
bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal
sebelum hamil.
Masa nifas atau masa purpenium adalah masa setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira-kira 6-8 minggu (Manjoer, A dkk, 2010). Akan tetapi seluruh alat
genetal baruh pulih kembali seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bula.
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa
bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam.
Jadi dapat disimpulkan bahwa masa nifas atau post partum adalah masa setelah
kelahiran bayi pervagina dan berakhir setelah alat-alat kandungan kembali seperti
semula tanpa adanya komplikasi.
B. Etiologi
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti atau
jelas terdapat beberapa teori antara lain (Rustma Muchtar, 2009) :
1. Penurunan kadar progesterone
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan ketentraman otot rahim.
2. Penurunan kadar progesterone
Pada akhir kehamilan kadar oxytocinbertambah, oleh karena itu timbul kontraksi
otot rahim
3.   Keregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan makin regang otot-otot dan otot-otot rahim makin
rentan.
4. Pengaruh janin
Hypofisis dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan
oleh karena itu pada enencephalus kehamilan sering lebih lama dan biasa.
5. Teori prostaglandin
Teori prostaglandin yang dihasilkan dan decidua, disangka menjadi salah satu
sebab permulaan persalinan.

1
C. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi
dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh lactogenik hormon dari
kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah
yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada
serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga seperticorong,
bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-
perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi
dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-
kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua
dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis
yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis
serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
D. Manifestasi Klinis
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki “bulannya atau minggunya atau harinya” yang disebut kala pendahuluan
(preparatory stage of labor) ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawa janin.
4. Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah dari uterus,
kadang disebut “false labor pains”.
5. Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah dan bisa
bercampur darah (bloody shoe).
E. Komplikasi Post Partum
1. Klien post partum komplikasi perdarahan
Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc
dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir .Perdarahan Post partum
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:

2
a. Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir
b. Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan
komplikasi perdarahan post partum :
1) Menghentikan perdarahan.
2) Mencegah timbulnya syok.
3) Mengganti darah yang hilang.
 Penyebab umum perdarahan postpartum adalah:
a. Atonia Uteri
b. Retensi Plasenta
c. Sisa Plasenta dan selaput ketuban
1) Pelekatan yang abnormal (plasaenta akreta dan perkreta)
2) Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta seccenturia)
d. Trauma jalan lahir
1) Episiotomi yang lebar
2) Lacerasi perineum, vagina, serviks, forniks dan Rahim
3) Rupture uteri
e. Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya
afibrinogenemia/hipofibrinogenemia
2. Klien post partum komplikasi infeksi
Infeksi adalah berhubungan dengan berkembangbiaknya
mikroorganisme dalam tubuh manusia yang disertai dengan reaksi tubuh
terhadapnya.
Infeksi pascapartum (sepsis puerperal atau demam setelah melahirkan)
ialah infeksi klinis pada saluran genital yang terjadi dalam 28 hari setelah
abortus atau persalinan.
Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman masuk dalam tubuh pada
saat berlangsungnya proses persalinan. Diantaranya, saat ketuban pecah
sebelum maupun saat persalinan berlangsung sehingga menjadi jembatan
masuknya kuman dalam tubuh lewat rahim. Jalan masuk lainnya adalah dari
penolong persalinan sendiri, seperti alat-alat yang tidak steril digunakan pada
saat proses persalinan.
Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah :
a. Streptococcus haemoliticus anaerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat.
Infeksi ini biasanya eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat

3
yang tidak suci hama, tangan penolong, infeksi tenggorokan orang
lain).
b. Staphylococcus aureus
Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak
ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam
tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat.Kuman ini biasanya
menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi
sebab infeksi umum.
c.   Escherichia Coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan
infeksi terbatas pada perineum, vulva, dan endometriurn.Kuman ini
merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius.
d.   Clostridium Welchii
Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat
berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan
partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.
3.   Klien post partum komplikasi penyakit blues
Post-partum blues (PPB) atau sering juga disebut maternity blues
atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan
yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan atau pada
saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai
kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca
persalinan.
Baby blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami
perasaan tidak nyaman (kesedihan atau kemurungan)/gangguan suasana
hati setelah persalinan, yang berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi,
atau pun dengan dirinya sendiri.
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat
ini belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap
terjadinya postpartum blues, antara lain:
1) Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen,
progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah
melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum
karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase
yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan
serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi.
2) Faktor demografi yaitu umur dan paritas.

4
3) Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
4) Latar belakang psikososial ibu, seperti; tingkat pendidikan, status
perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan
sebelumnya, sosial ekonomi serta keadekuatan dukungan sosial dari
lingkungannya (suami, keluarga dan teman).
5) Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2010:
1. Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya
2. Keadaan umum: TTV, selera makan dll
3. Payudara: air susu, putting
4. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
5. Sekres yang keluar atau lochea
6. Keadaan alat kandungan
Pemeriksaan penunjang post partum menurut Manjoer arif dkk, 2001
7. Hemoglobin, hematokrit, leukosit, ureum
8. Ultra sosografi untuk melihat sisa plasenta
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan
kiri
c. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar
dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
d. Hari ke-2 : mulai latihan duduk
e. Hari ke-3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

II. KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama
Sakit perut, perdarahan, nyeri pada luka jahitan, takut bergerak
3. Riwayat Kehamilan
Umur kehamilan serta riwayat penyakit menyetai
4. Riwayat Persalinan
a. Tempat persalinan

5
b. Normal atau terdapat komplikasi
c. Keadaan bayi
d. Keadaan ibu
5. Riwayat Nifas Yang Lalu
a. Pengeluaran ASI lancar / tidak
b. BB bayi
c. Riwayat ber KB / tidak
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum pasien
b. Abdomen   
c. Saluran cerna
d. Alat kemih
e.    Lochea
f. Vagina
g.   Perinium dan rectum
h. Ekstremitas
i. Kemampuan perawatan diri
j. Pemeriksaan psikososial
a. Respon dan persepsi keluarga
b. Status psikologis ayah, respon keluarga terhadap bayi
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d agens pencedera fisik terpotong/terputusnya kontuinitas
jaringan ) Kode : D.0077
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d kekurangan volume cairan
Kode : D.0009
3. Retensi urine b.d peningkatan tekanan uretra Kode : D.0050
4. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan (menjadi orang tua)Kode :
D.0080
5. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi (perawatan bayi)Kode :
D.0111
6. Risiko infeksi faktor risiko ketidakadekuatan pertahanan primer tubuh
(kerusakan integritas jaringan/robekan perineum)Kode : D.0142

6
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Standar Diagnosis Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan
No
Indonesia (SDKI) (SLKI) Indonesia (SDKI)
1. Kategori : Psikologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri I. 08238
Sub kategori : Nyeri dan Kenyamanan selama 3x24 jam diharapkan nyeri dapat Observasi :
Diagnosa : Nyeri akut b/d agens teratasi dengan kriteria hasil : 1) Identifikasi lokasi, karateristik, durasi,
pencedera fisik terpotong/terputusnya a. Ekspresi wajah pasien nampak rileks frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
kontuinitas jaringan ) b. TTV dalam batas normal 2) Identifikasi skala nyeri
Kode : D.0077 c. Pasien dapat beritirahat dengan 3) Identifikasi respon nyeri non verbal
nyaman 4) Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri
7) Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
8) Monitor keberhasilan terapi
komplementer yamng sudah diberikan
9) Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Terapeutik :
1) Berikan tehnik nonfarmakologis untuk

7
mengurangi nyeri misalnya TENS,
hipnosis,akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
tehnik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain
2) Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri misalnya suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi :
1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4) Ajarkan menggunakan analgetik secara
tepat
5) Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1) Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu

8
2. Kategori: fisiologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Hipovolemia I. 03116
Subkategori : Repirasi selama 3x24 jam diharapkan perfusi perifer Observasi :
Diagnosa : Perfusi perifer tidak efektif dapat efektif dapat teratasi dengan kriteria 1) Periksa tanda dan gejala hipovolemia
b.d kekurangan volume cairan hasil : misalnye frekuensi nadi meningkat, nadi
Kode : D.0009 a. Tidak adaedema teraba lemah, tekanan darah menurun,
b. Penyembuhan luka cepat tekanan nadi menyempit, turgor kulit
c. Turgor kulit baik menurun, membran mukosa kering,
d. Membran mukosa lembab volume urine menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah
2) Monitor intake dan output cairan
Terapeutik :
1) Hitung kebutuhan cairan
2) Berikan posisi modified, trendelenburg
3) Berikan asupan cairan oral
Edukasi :
1) Anjurkan memperbanyak asupan cairan
oral
2) Anjurkan menghindari perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi :
1) Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
misalnya NaCl, RL
2) Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis

9
misalnya glukosa 2.5 %, NaCl 0.4 %
3) Kolaborasi pemberian cairan koloid
misalnya albumin, plasmanate
4) Kolaborasi pemberian produk darah
3. Kategori : fisiologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan Kateterisasi Urine I.04148
Subkategori : Eliminasi selama 3x24 jam diharapkan retensi urine Observasi :
Diagnosa: Retensi urine b.d pada pasien dapat teratasi dengan kriteria 1) Periksa kondisi pasien misalnya
peningkatan tekanan uretra hasil : kesadaran, tanda-tanda vital, daerah
Kode : D.0050 a. Tidak ada rasa penuh pada kandung perianal, distensi kandung kemih,
kemih inkotinensia urine, refleks berkemih
b. Tidak ada disuria Terapeutik :
c. Tidak ada distensi kandung kemih 1) Siapkan peralatan, bahan-bahan dan
ruangan tindakan
2) Siapkan pasien bebaskan pakaian bawah
dan posisikan dorsal rekumben (untuk
wanita), dan supinasi (untuk laki-laki)
3) Pasang sarung tangan
4) Bersihkan daerah perianal atau preposium
dengan cairan NaCl atau aquades
5) Lakukan insersi kateter unrine dengan
menerapakan prinsip aseptik
6) Sambungkan kateter urine dengan urine
bag

10
7) Isi balon dengan NaCl 0.9 % sesuai ajuran
8) Fiksasi selang kateter diatas simpisis atau
di paha
9) Pastikan kantung urine ditempatkamn
lebih rendah dari kandung kemih
10) Berikan label waktu
pemasangan
Edukasi :
1) Jelaskan tujuan dan prosedur
pemasangan kateter urine
2) Anjurkan menarik napas saat insersi
selang kateter
4. Kategori : Psikologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi Ansietas I. 09314
Subkategori : Integritas Ego selama 3x24 jam diharapkan ansietas pada Observasi :
Diagnosa : Ansietas b.d kekhawatiran pasien dapat berkurang dengan kriteria hasil 1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
mengalami kegagalan (menjadi orang : misalnya kondisi, waktu, stresor
tua) a. Pasien nampak tenang 2) Identifikasi kemampuan mengambil
Kode : D.0080 b. Tidur pasien tidak terganggu keputusan
c. Pasien nampak rileks 3) Monitor tanda-tanda ansietas verbal dan
non verbal
Terapeutik :
1) Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan

11
2) Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan bila memungkinkan
3) Pahami situasi yang membuat ansietas
4) Dengarkan dengan penuh perhatian
5) Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
6) Tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyamanan
7) Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
8) Diskusikan perencanaan realistis tentang
peristiwa yang akan datang
Kolaborasi :
1) Kolaborasi pemberian antianisietas jika
perlu
5. Kategori : Perilaku Setelah dilakukan tindakan keperawatan Edukasi Kesehatan I. 12383
Subkategori : Penyuluhan dan selama 3x24 jam diharapkan pengetahuan Observasi :
Pembelajaran pada pasien dapat meningkat dengan 1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan
Diagnosa : Defisit pengetahuan b.d kriteria hasil: menerima informasi
kurang terpapar informasi (perawatan a. Pasien menunjukan persepsi yang 2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat
bayi) benar tentang masalah yang hadapi meningkatkan dan menurunkan motivasi
Kode : D.0111 b. Pasien tidak menunjukan perilaku perilaku hidup bersih dan sehat
yang berlebihan Terapeutik :

12
1) Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
3) Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
1) Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
2) Ajarkan perilaku hidup sehat bersih dan
sehat
3) Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
6. Kategori : Lingkungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Infeksi I. 14539
Subkategori : Keamanan dan Proteksi selama 3x24 jam diharapkan tidak terjadi Observasi :
Diagnosa : Risiko infeksi faktor risiko infeksi pada pasien dengan kriteria hasil: 1) Observasi tanda dan gejala infeksi lokal
ketidakadekuatan pertahanan primer a. hasil pemeriksaan Lab dalam batas dan sistemik
tubuh (kerusakan integritas normal Terapeutik :
jaringan/robekan perineum) b. penyembuhan luka cepat 1) Batasi jumlah pengunjung
Kode : D.0142 2) Berikan perawatan kulit pada area
edema
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan

13
pasien
4) Pertahankan tehnik aspetik pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi :
1) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2) Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
3) Ajarkan etika batuk
4) Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
atau luka operasi
5) Ajurkan meningkatkan asupan nutrisi
6) Anjurkan meningkatkan asupan cairan

14
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermik, Jensen (2012).Buku Ajar Keperawatan Maternitas (terjemahan), Edisi IV. Jakarta :
EGC.
Mansur, Herawati. (2009).Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Manuaba,Ida Bagus (2013).Ilmu Kebidanan,Penyakit kandungan, dan keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan.Jakarta:EGC.
Maryunani, Anik (2009). Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta: TIM.
Mochtar, Rustam (2009).Sinopsis Obstetri. Jilid I. Jakarta : EGC
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1,
Cetakan III (Revisi).Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,Edisi 1,
Cetakan II.Jakarta : DPP PPNI.
Saifuddin, Abdul Bari (2009).Buku Panduan Praktis Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta:Tridasa Printer
Saleha, Siti (2009).Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Sarwono, P. (2010).Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
Suherni(2014). Perawatan Masa Nifas. Yogyakart: Penerbit Fitramaya.

15
PENGKAJIAN POST PARTUM

Nama Mahasiswa : Jordan Purnomo Tanggal pengkajian : 17-03-2021 Jam: 09.00


Stambuk : N2020005 Ruangan / RS : PNC / RSIA Pertiwi Makassar

DATA UMUM KLIEN


1. Inisial klien : Ny. A.A Inisial Suami : Tn. D
2. Usia : 34 tahun Usia : 36 tahun
3. Status perkawinan : Kawin Status perkawinan : Kawin
4. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
5. Pendidikan terakhir : S1 Pendidikan terakhir : S1

Riwayat Kehamilan dan Persalinan Yang Lalu


Keadaan
No Tipe Jenis BB Masalah
Tahun Penolong bayi waktu
. persalinan kelamin lahir kehamilan
lahir
1. 2013 Normal Bidan Laki-laki 3965 gr Sehat Tidak ada
2. 2015 Normal Bidan Laki-laki 3450 gr Sehat Tidak ada
3. 2017 Normal Bidan Perempuan 2940 gr Sehat Tidak ada

Pengalaman menyusui : ya Berapa lama : 1 tahun


Riwayat Kehamilan Saat Ini
1. Berapa kali periksa kehamilan : 3 kali (Trimester pertama, kedua dan ketiga)
2. Masalah kehamilan : tidak ada

Riwayat Persalinan
1. Jenis persalinan : Spontan ( letkep ) Tgl/jam 17-03-2021 / Pukul 07.45 WITA
2. Jenis kelamin bayi : Laki-laki, BB / PB : 3400 gram /50 cm
3. Perdarahan : ±200 cc
4. Masalah dalam persalinan : Tidak ada masalah dalam persalinan
Riwayat Ginekologi
1. Masalah Ginekologi : Tidak ada masalah ginekologi
2. Riwayat KB : Pasien pernah memakai KB suntik 3 bulan

DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI


Status Obstetrik :G5P4A0
Bayi rawat gabung : ya
Keadaan Umum : Baik Kesadaran :Composmentis BB / TB : 60 Kg/ 150 cm

Tanda Vital

16
TD : 110/70 mmHg Nadi : 80 x/menit
0
S : 36,2 C P : 20 x/menit
Kepala/Leher
Kepala : Rambut berwarna hitam, tidak terdapat lesi, bersih
Mata : Pupil isokor, sklera putih, konjutiva pink
Hidung : Tidak ada septum, tidak ada polip, tidak ada epistaksis, penciuman baik
Mulut : Gigi kotor, ada caries dentis, tidak ada gigi palsu
Telinga : Simetris, kotor, gangguan pendengaran tidak ada
Leher : Tidak pembesaran tonsil
Masalah khusus : Tidak ada masalah khusus

Dada
Jantung : Bunyi jantung vesikuler, tidak ada gangguan jantung
Paru : Simetris, tidak ada gangguan paru-paru
Payudara : Simetris, tidak ada benjolan
Puting susu : Menonjol, warna hitam terdapat pengeluaran air susu
Pengeluaran ASI :Tidak Lancar
Masalah khusus :ASI Kurang lancar

Abdomen
Involusi Uterus : Fundus Uteri: 2 jari di bawah pusat
Kontraksi : baik;
Posisi :dibawah pusat
Kandung kemih : Tidak ada masalah dalam pemenuhan buang air kecil
Fungsi pencernaan : : Pencernaan baik, tidak ada gangguan pencernaan
Masalah Khusus : pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah

Perineum dan Genital


Vagina :Edema : Tidak ada edema; Memar : Tidak ada memar; Hematom :
Tidak ada hematom
Perineum : terdapat luka jahitan episotomi Tanda REEDA: Tidak ada
Kebersihan : Bersih pada daerah genitalia
Lokia : Lokia rubra, jumlah:-, warna: merah, Konsistensi: encer, Bau: Tidak
Hemorrhoid : Tidak ada hemoroid
Masalah Khusus : pasien mengeluh nyeri pada daerah perineum

Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Edema : Tidak ada
Varises : Tidak ada

17
Ekstremitas Bawah
Edema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Masalah Khusus : Tidak ada masalah khusus

Eliminasi
Urin : Kebiasaan BAK : Lancar sesuai air yang di konsumsi
BAK saat ini : Lancar, tidak nyeri saat BAK
Fekal : Kebiasaan BAB : 1x/sehari, konsistensi padat
BAB saat ini : Belum BAB setelah melahirkan, tidak ada konstipasi
Masalah Khusus: Tidak ada masalah khusus

Istirahat dan Kenyamanan


Pola tidur : Kebiasaan tidur, lama :7-8 jam, frekuensi :1 x/sehari
Pola tidur saat ini : Teratur
Keluhan ketidaknyamanan : Tidak ada
Masalah khusus : Tidak ada

Mobilisasi dan Latihan


Tingkat mobilisasi : Tingkat mobilisasi baik
Latihan/senam : Belum dilakukan
Masalah khusus : Tidak ada masalah khusus

Nutrisi dan Cairan


Asupan nutrisi : Nasi, lauk pauk; nafsu makan : baik
Asupan cairan : Cukup
Masalah khusus : Tidak ada masalah khusus

Keadaan Mental
Adaptasi psikologis : Baik, ibu merasa bahagia atas kelahiran anaknya
Penerimaan terhadap bayi : Baik, ibu merasa bahagia atas kelahiran anaknya
Masalah khusus : Tidak ada masalah khusus
Kemampuan menyusui :ASI Kurang + susu formula

Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini :


Cefadroxil 2 x 1 500 mg
Asam Mefenamat 3 x 1 500 mg
Livron 1 x 1 Tab

Hasil pemeriksaan penunjang :

18
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Laboratorium Eritrosit : 9.53 10ˆ6/uL 4.20-5.40
(17-03-2021/08.35) Leukosit : 3.94 10ˆ3/uL 4.80-10.80
Hb : 11.5 g/dL 12.0-16.0
Hematokrit : 45.5 % 37.0-54.0
PLT : 280 10ˆ3/uL 150-450
Glukosa sewaktu : 72 mg/dL 70-140
Ureum : 23.5 mg/dL 19.3-49.2
Creatinin : 0.7 mg/d 0.5-1.1

RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN


Masalah :
1. Ketidakefektifan pemberian ASI
2. Nyeri Akut
3. Resiko Infeksi
Pengkajian Nyeri:
Ds :
- Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah dan perineum
P : Pasien mengatakan nyeri dirasakan saat bergerak
Q :Pasien mengatakan nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk
R : Pasien mengatakan nyeri dirasakan pada perut bagian bawah dan perineum
T : Pasien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul dan ± 5 menit
Do :
- Pasien tampak meringis
- S : Skala nyeri 3 (skala ringan)
- Pasien tampak memengangi area yang nyeri

KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif Data Objektif
- Pasien mengatakan produksi ASI- - Nampak ASI kurang menetes/ tidak lancer
nya sedikit - Pasien memberikan bayinya susu formula
- Pasien mengeluh nyeri pada perut - Pasien tampak meringis
bagian bawah dan perineum S : 3 (skala ringan)
P : Bergerak - Pasien memengangi area yang nyeri
Q : Tertusuk-tusuk Faktor resiko :
R : Pada perineum - Terdapat luka jahitan pada perineum
T : Hilang timbul - Lochea rubra
- Leukosit: Leukosit : 3.94 10ˆ3/uL

Analisis Data

19
Data Masalah Keperawatan
Ds :
- Pasien mengatakan produksi ASI-nya
sedikit
Ketidakefektifan pemberian ASI
Do :
- Nampak ASI kurang menetes/ tidak lancer
- Pasien memberikan bayinya susu formula
Ds :
- Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian
bawah dan perineum
P : Bergerak
Q : Tertusuk-tusuk
R : Pada perut bawah dan perineum Nyeri akut
T : Hilang timbul
Do:
- Pasien tampak meringis
- S : 3 (skala ringan)
- Pasien memengangi area yang nyeri
Faktor resiko :
- Terdapat luka jahitan pada perineum
Resiko infeksi
- Lochea rubra
- Leukosit: 3.94 10ˆ3/uL

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Ditemukan Dipecahkan


20
masalah
tanggal Paraf tanggal paraf
1. Menyusui tidak efektif 17-03-
berhubungan dengan 2021
ketidakadekuatan suplai ASI

2. Nyeri akut berhubungan 17-03-


dengan agen pencederaan 2021
fisik

3. Resiko infeksi berhubungan 17-03-


dengan peningkatan paparan 2021
organisme pathogen
lingkungan.

21
B. PERENCANAAN KEERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SDKI)


1. Kategori : Fisiologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan Edukasi Menyusui I. 12393
Subkatergori : Nutrisi dan Cairan 3x24 jam pasien dapat menunjukkan Observasi
Menyusui tidak efektif pemberian ASI meningkat, dengan kriteria 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
berhubungan dengan hasil : informasi
ketidakadekuatan suplai ASI 1. Tetesan atau pancaran ASI meningkat 2. Identifikasi tujuan atau keinginaan menyusui
2. Suplai ASI adekuat Terapeutik
3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
5. Berikan kesepakatan untuk bertanya
6. Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam
menyusui
7. Libatkan system pendukung: suami, keluarga, tenaga
kesehatan dan masyarakat
Edukasi
8. Berikan konseling menyusui
9. Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
10. Ajarkan 4 posisi menyusui dan perlekatan (lach on)
dengan benar
11. Ajarkan perawatan payudara anterpartum dengan
mengkompres dengan kapas yang telah diberikan
minyak kelapa
12. Ajarkan perawatan payudara postpartum (misal,
memerah ASI, pijat payudara, pijat oksitosin
2. Kategori : Psikologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri I. 08238
22
Subkatergori : Nyeri dan 3x24 jam pasien dapat menunjukkan tidak Observasi
Kenyamanan nyeri lagi 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Nyeri akut berhubungan dengan 1. Melaporkan nyeri terkontrol kualitas, intensitas nyeri
agen pencederaan fisik 2. Kemampuan mengenali penyebab nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
kemampuan menggunakan teknik 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
nonfarmokologis 4. Identifikasi factor yang memperberat dan
3. Dukungan orang terdekat meningkat memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Monitor efek samping penggunaan analgesic
Terapeutik
7. Berikan teknik nonfarmokologi untuk mengurangi rasa
nyeri (missal terapi usik)
8. Control lingkungan yang memperberat nyeri (missal
suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
9. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
10. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
11. Jelaskan strategi meredakan nyeri
12. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
13. Anjurkan penggunaan analgesic secara tepat
14. Ajarkan teknik nonfarmokologis untuk menguragi rasa
nyeri
Kolaborasi
15. Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu

3. Kategori : Lingkungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Infeksi I. 14539

23
Subkatergori : Keamanan dan 3x24 jam di harapkan tanda resiko infeksi Observasi
Proteksi menghilang 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
Resiko infeksi 1. Nyeri dari meningkat menjadi Terapeutik
menurun 2. Batasi jumlah pengunjung
3. Berikan perawatan kulit pada area edema
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
Edukasi
5. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
6. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar

C. IMPLEMENTASI

Hari,
DX
Tanggal/Ja Jam Implementasi Keperawatan Paraf
.
m
Rabu, 17 09.00 1. Observasi
Maret 2021 1. Mengidentifikasi tujuan atau keinginaan menyusui
Hasil : ibu bayi mau menyusui anaknya dengan ASI + susu formula
09.05 Terapeutik
2. Mendukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui
Hasil : Suami dan keluarga selalu mendukung ibu untuk menyusui bayinya
09.10 Edukasi
3. Menjelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
Hasil : Perawat telah menjelas kepada pasien manfaat dari menyusi
09.15 4. Mengajarkan perawatan payudara postpartum (misal pijat payudara)
Hasil : Telah dilakukan perawatan/ pijat payudara untuk melancarkan pengeluaran

24
ASI
Rabu, 17 09.25 2. Observasi
Maret 2021 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Hasil : Pasien mengatakan nyeri pada are perineum
P : Bergerak
Q : Tertusuk-tusuk
R : Pada perineum
S : 3 (skala ringan NRS)
T : Hilang timbul
09.30 2. Mengidentifikasi skala nyeri
Hasil : Skala 3 (ringan NRS)
3. Mengidentifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
Hasil : Faktor yang perberat nyeri apabila melakukan pergerakan dan yang
memperingan nyeri jika pasien banyak beristirahat
09.35 Terapeutik
4. Menberikan teknik non-farmokologis untuk mengurangi rasa nyeri
Hasil : Pasien diberikan teknik relaksasi napas dalam
5. Mengontrol lingkungan yang memperberat nyeri
Hasil : Pasien diberikan lingkungan yang aman dan nyaman
09.40 Edukasi
6. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Hasil : Pasien dan keluarga pasien mengerti dengan apa yang di jelaskan perawat

09.45 Kolaborasi pemberian analgetik


Hasil : Pemberian obat Asam Mefenamat 3 x 1 via oral
Rabu, 17 09.55 3. Observasi
Maret 2021 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi
25
Hasil : Nampak ada kemerahan pada pinggiran luka jahitan
10.00 Terapeutik
2. Membatasi jumlah pengunjung
Hasil : Telah di batasi jumlah pengunjung
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Hasil : Perawat mencuci tangan sebelum dan sudah kontak dengan pasien
10.05 Edukasi
4. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
Hasil : Telah di jelaskan kepada keluarga pasien tanda dan gejala infeksi dan
keluarga pasien mengerti dengan apa yang di jelaskan perawat
10.10 5. Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Hasil : Perawat telah mengajarkan kepada pasien dan keluarga pasien cara
mencuci tangan yang benar

D. EVALUASI

NO
TGL EVALUASI PARAF
DX.
Rabu, 17-03-2021 1. S : Pasien mengatakan ASI-nya belum terlalu banyak
Jam : 12.30 O : Ibu memberikan anaknya susu formula
A : Masalah belum teratasi dengan kriteria hasil:
- Tetesan atau pancaran ASI dari pacaranya sedikit menjadi meningkat/banyak
- Suplai ASI adekuat
P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui
2. Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui
Ajarkan perawatan payudara postpartum (misal, pijat payudara)
26
Rabu, 17-03-2021 2. S:
Jam : 13.00 - Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah
P : Bergerak
Q : Tertusuk-tusuk
R: Pada perineum
S : 3 (skala ringan NRS)
T : Hilang timbul
O:
- Pasien tampak meringis
- Pasien memengangi area yang nyeri
A : Masalah belum teratasi dengan kriteria hasil:
- Melaporkan nyeri terkontrol dari meningkat menjadi menurun dari skala 3 menjadi
0
- Kemampuan mengenali penyebab nyeri kemampuan menggunakan teknik
nonfarmokologis
- Dukungan orang terdekat meningkat
P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
4. Berikan teknik non-farmokologis untuk mengurangi rasa nyeri

Rabu, 17-03-2021 S:-


Jam : 13.30 O:
Faktor resiko :
Terdapat luka jahitan pada perineum
27
Lochea rubra
Leukosit: 3.94 10ˆ3/uL
A : Masalah belum teratasi dengan kriteria hasil:
- Nyeri dari meningkat menjadi menurun
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
2. Cuci tangan sebelum dan sudah kontak dengan pasien

Penyimpangan KDM

POST PARTUM

28
Perubahan fisiologis
Luka Episiotomi

Esterogen menurun
Pengeluaran
mediator kimia
Produksi prolaktin

Reseptor nyeri Produksi Asi


Kuman pathogen
dari luar Isapan bayi tidak adekuat
Di teruskan ke
Reaksi jaringan thalamus
Korteks serebri Oksitoksin menurun
terhadap infiltrasi

Kurang Nyeri dipersepsikan Tidak ada kontraksi duktus


pengetahuan dan alveoli

Resiko Infeksi D.0142 Nyeri Akut D.0077


ASI tidak keluar
Rencana Tindakan Keperawatan

Menyusui Tidak Efektif D.0029

29

Anda mungkin juga menyukai