PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum:
Untuk memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan post
partum atas indikasi PEB.
2. Tujuan Khusus:
a. Untuk mengetahui tentang konsep dasar teori post partum atas
indikasi PEB
b. Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan post partum
atas indikasi PEB yang meliputi pengkajian sampai evaluasi.
1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan
asuhan keperawatan pada pasien dengan post partum atas indikasi PEB
2. Mahasiswa mengetahui dan mampu menerapkan asuhan keperawatan
pada pasien dengan post partum atas indikasi PEB
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pre
Ekslamsia
Kerusakan endotel
vaskuler
Vasokontraksi meningkat,
Vasodilator menurun
Kejang / penurunan
kesadaran
Terminasi
kehamilan
Pervagina Pervagina
Sistem Sistrm
Sistem saraf
Urologi kardiovaskuler
3.1 Pengkajian
A. Identitas klien dan penanggung jawab
Meliputi nama, umur ibu yang berusia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35
tahun, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, alamat, status
perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang
mengirim, cara masuk, alasan masuk, keadaan umum, tanda vital dengan
tekanan darah diatas 160/100.
B. Keluhan utama
Nyeri kepala, pusing, penglihatan kabur, bengkak pada ekstremitas atau
tubuh, sering buang air kecil.
C. Data Riwayat penyakit
a. Riwayat kesehatan sekarang.
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau
penyakit dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan pasien. Pada
PEB meliputi pusing, nyeri kepala, nyeri epigastrium, bengkak dan
sering buang air kecil.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Meliputi penyakit lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang,
misalnya gizi kurang pada ibu, DM, jantung, hipertensi, masalah
ginekologi/urinary, penyakit endokrin, HIV/AIDS, dll
c. Riwayat kehamilan
Riwayat kehamilan meliputi pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas
sebelumnya bagi klien multipara.Jumlah kehamilan (GPA)jumlah anak
hidup, jumlah kelahiran premature, jumlah kegugura, jumlah persalinan
dengan tindakan, riwayat pedarahan, riwayat kehamilan dengan
hypertensi, berat badan bayi lahir
d. Riwayat pembedahan: Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami
oleh klien, jenis pembedahan, kapan, oleh siapa dan di mana tindakan
tersebut berlangsung.
D. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya
terbatas pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan
penghidu. Hal yang diinspeksi antara lain mengobservasi kulit terhadap
warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola
pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh,
pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan
fifik, dan seterusnya.
b. Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan
jari.
Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi
uterus.
Tekanan: menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema,
memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati
turgor.
Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan/tonus otot atau respon
nyeri yang abnormal
c. Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada
permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ
atau jaringan yang ada dibawahnya.
Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
Menggunakan palu perkusi: ketuk lutut dan amati ada tidaknya
refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut
apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak
d. Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan
stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang
terdengar. Mendengar: mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan
darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau
denyut jantung janin.
E. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah (albumin yang menurun) dan urin (protein dalam urin
+3 atau +4 serta pemeriksaan penunjang.
F. Data lain-lain :
a. Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama
dirawat di RS.
b. Data psikososial. Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola
komunikasi dalam keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan
mekanisme koping yang digunakan.
c. Status sosio-ekonomi: Kaji masalah finansial klien
d. Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien setuju,
apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis
apa.
e. Kaji kondisi bayi
f. Payudara
g. pemeriksaan genetalia ( vulva oeden / tan )
h. VT
i. Vagina
j. Lochea
4.1 Kesimpulan
Pre eklamsi berat adalah suatu kondisi pada ibu hamil dimana
tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg atau diastolik lebih dari 110
mmHg pada dua kali pemeriksaan yang setidaknya berjarak 6 jam
dengan ibu posisi tirah baring (Bobak, 2004).
Preeklamsia-eklamsi merupakan merupakan kesatuan
penyakit yang masih merupakan penyebab utama kematian ibu dan
penyabab kematian perinatal tertinggi di indonesia. Sehingga diagnosis
dini preeklamsia yang merupakan pendahuluan eklamsia serta
penetalaksanaanya harus di perhatikan dengan seksama. Disamping itu
pemeriksaan antenatal yang teratur secara rutin untuk mencari tanda
preeklamsia yaitu hipertensi dan proteinuria sangat penting dalam usaha
pencegahan, disamping pengendalian faktor-faktor predisposisi lain.
4.2 Saran
Bagi tenaga kesehatan agar tetap memperhatikan kebersihan
ketika melakukan perawatan terhadap pasien dan sebagai tenaga medis
perawat harus memperhatiakan hal-hal yang memerlukan kolaborasi
dengan tenaga medis lain agar tercapainya pelayanan medis yang
optimal.
DAFTAR PUSTAKA