Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN POST NATAL CARE(PNC)

DI RUANGAN BIDAN RAWATAN

RSUD Dr. ACHMAD MUCTHAR

BUKITTINGGI

DISUSUN OLEH

ANISA NOVERIANDA, S.Kep

231000414901002

CI AKADEMIK CI KLINIK

( ) ( )
A. DEFENISI

Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa
nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah
masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali
ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010).

Post partum adalah waktu dimana proses penyembuhan dan perubahan,


waktu sesudah melahirkan sampai sebelum hamil, serta penyesuaian terhadap
hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2015).

Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara
berlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas
perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi
pada masa nifas.
B. ETIOLOGI
1. Penurunan kadar progesteron, progesteron menimbulkan relaksasi
oto-otot rahim, sebaliknya esterogen meninggikan ketentraman otot
rahim
2. Penurunan kadar progesteron, pada akhir kehamilan kadar oxytocin
bertambah oleh karena itu timbul kontraksi oto rahim
3. Kereganggan otot-otot, dengan majunya kehamilan makin regang
otot-otot dan otot rahim makin rentang
4. Pengaruh janin, hypofisis dan kelenjar suprenal janin rupa-rupanya
juga memegang peran oleh karena itu pada encephalus kehamilan
sering lebih lama dan biasa
5. Teori prostagladin yang dihasilkan dan decidua disangka menjadi
salah satu sebab permulaan persalinan
C. MANIFESTASI KLINIS
Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya
wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinyayang disebut kala.
Pendahuluan ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki
pintu atas panggul terutama pada primigravida pada multipara tidak
begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawa janin.
4. Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah
dari uterus, kadang disebut “false labor pains”.
5. Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah
dan bisa bercampur darah (bloody shoe).
D. PATOFISIOLOGIS

Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaaan
sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetalia ini dalam keseluruhan
disebut “involusi”. Di samping involusi terjadi perubahan-perubahan penting
lain yakni memokonsetrasi dan timbilnya laktasi yang terakhir ini karena
pengaruh laktogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadapkelenjar-kelenjar
mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post partum, pembuluh-
pembuluh darah yang ada antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit.
Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-
perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk serviks
ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga seperti corong,
bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentul semacam cincin. Perubahan-
perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis,
degerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama
endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang
kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium
terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3
minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang
sewaktu kehamilan dan setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti
sedia kala.
Ada beberapa kelainan atau hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya
plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo
pelvic, rupture uteri, partus lama, partus tidak maju, pre-eklamsia, distorsia
serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya
suatu tindakan pembedahan, yaitu Sectio Caesarea.
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan
menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan
masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan
fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan
diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan
perawatan post operasi akan menimbulkan ansietas pada pasien. Selain itu,
dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding
abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh
darah, dan saraf-saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang
pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri
(nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup
dan menimbulkan luka post operasi yang bila tidak dirawat dengan baik akan
menimbulkan masalah resiko infeksi.
WOC
E. KOMPLIKASI
1. Infeksi masa nifas
2. Perdarahan post partum
Pendarahan adalah penyebab kematian terbanyak pada wanita selama
periode post partum. Perdarahan post partum adalah kehilangan darah
lebih dari 500cc setelah kelahiran, kriteria perdarahan didasarkan pada
satu atau lebih tanda-tanda sebagian berikut :
- Kehilangan darah lebih dari 500cc
- Sistolik atau diastolic tekanan darah menurun sekitar 30 mmHg
- Hb turun
penyebab utama perdarahan antara lain:
- Atonia uteri
- Robekan/Laserasi jalan lahir
- Retensi plasenta
- Sisa plasenta
- Ruotur uteri
- Infeksi peuperalis
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah lengkap
- Leukosit : saat hamil (5.500-15.000/mm3), sebelum hamil
(4.500-10.000) saat terjadinya peningkatan menandakan
terjadinya infeksi
- Hemoglobin : melihata konsentrasi sel darah, terjadinya
pendarahan atau anemia
- Hematokrit
- Eritrosit
2. Pemeriksaan Pemeriksaan Pap Smear
Mencari kemungkinan kelainan sitologi sel serviks atau sel
endometrium.

3. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan ini mencari kemungkinan terdapatnya bakteri dalam
urine seperti streptokokus.
4. Pemerikasaan USG
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan pasca persalinan
1) Observasi ketat 2 jam post patum (adanya komplikasi pendarahan)
2) 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan dan kiri
3) Hari ke 2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar
dan perawatan payudarah, perubahan yang terjadi pada masa nifas
4) Hari ke 3 : mulai latihan duduk
5) Hari ke 4 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

2. Perawatan Pasca Persalinan

1) Nutrisi dan Cairan

Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius karena
nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan mempengaruhi
pengeluaran ASI. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi cukup kalori,
tinggi protein dan banyak mengandung cairan.

2) Mobilisasi

- Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium.

- Mempercepat involusi alat kandungan

- Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat


perkemihan

- Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga


mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa
metabolisme.
3. Miksi
Ibu di minta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam post partum. Post partum belum
dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 1000cc miksi dilakukan
kateterisasi. Jika kandung kemih penuh, tidak perlu menunggu 8 jam untuk
kateterisasi.
4. Defekasi
Biasanya 2-3 hari post partum ibu masih sulit BAB maka diberikan
suppositoria dan minum air hangat agar dapat BAB secara teratur, pemberian
cairan yang banyak dan makanan yang cukup serat.
5. Istirahat
Karena lelah sehabis bersalin, maka ibu harus cukup istirahat untuk menjaga
kondisi fisiknya.
6. Personal Hygine
Pada masa nifas seorang ibu rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan
diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh,
pakaian, tempat tidur dan lingkungan sangat penting untuk dijaga.
7. Perawatan Payudara

Perawatan Mammae telah dimulai sejak wanita hamil supaya □inetic susu tidak
keras dan kering. Sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan
karena sangat baik untuk kesehatan bayinya. Pembengkakan payudara adalah
kondisi yang sering terjadi pada ibu setelah persalinan. Untuk mengurangi
rasa nyeri pada payudara akibat pembengkakan ini, ibu dapat menyusui atau
memompa ASI menjadi solusi yang paling efektif. Juga dapat mengompres
payudara menggunakan kompres dingin saat sedang tidak menyusui.
8. Perawatan Perineum
Membersihkan area perineum setelah persalinan untuk mecegah terjadinya
infeksi. Perawatan perineum dilakukan dengan cara membersihkan perineum
dengan menggunakan sabun dan air hangat minimal 2x sehari. Kebersihan
dan simfisis pubis ke daerah anus.
9. Senam Nifas
Senam yang paling umum untuk memperkuat dasar panggul adalah senam kegel.
Senam kegel dapat dilakukan pada hari kedua post partum bila
memungkinkan. Senam kegel akan membantu pengembangan post partum
dengan jalan membuat kontraksi dan pelepasan secara bergantian pada otot-
otot dasar panggul.
2.

Anda mungkin juga menyukai