Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

F DENGAN PRE DAN POST TONSILEKTOMI


DI RUANG THT-MATA
RSUD ACHAMAD MUCTHAR BUKITTINGGI

Disusun Oleh:

1. Anisa Noverianda

2. Muhammad Radistha

3. Syahdila Widya Mardani

4. Zukhamda Eka Putra

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA BUKITINGGI
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin
waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut
yaitu: tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina (tonsil faucial), tonsil lingual
(tonsil pangkal lidah), tonsil tuba eustachius (lateral band dinding faring /
Gerlach’s tonsil) (Soepardi, 2017). Tonsil merupakan salah satu pertahanan tubuh
terdepan. antigen yang berasal dari inhalan maupun ingestan dengan mudah
masuk ke dalam tonsil hingga terjadi perlawanan tubuh dan bisa menyebabkan
peradangan oleh virus yang tumbuh di membran mukosa kemudian terbentuk
fokus infeksi. Keadaan ini akan semakin berat jika daya tahan tubuh penderita
menurun akibat peradangan virus sebelumnya. Tonsilitis akut yang disebabkan
oleh bakteri disebut peradangan lokal primer. Setelah terjadi serangan tonsilitis
akut, tonsil akan sembuh atau bahkan tidak dapat kembali sehat seperti semula
(Fakh, et al., 2016).
Tonsilitis merupakan peradangan yang terjadi pada tonsil yang disebabkan
oleh virus atau bakteri sehingga tonsil menjadi bengkak, merah, melunak, dan
memiliki bintik-bintik putih di permukaannya (G. Z. Prasetya, Kusumastuti, &
Kurniawati, 2018). Tonsilitis dibagi menjadi 2 tipe yaitu tonsilitis akut dan
tonsilitis kronis. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang
digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut (Bahrudin, 2018). Secara
neurofisiologis, nyeri dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis utama yakni nyeri
nosiseptif dan nyeri neuropatik (Fallis, 2018).
Tonsilitis dapat menyebabkan nyeri jika mengalami peradangan akibat
penyembuhan yang tidak sempurna. Jika tonsilitis tidak teratasi, nyeri akan
bertambah dan menyebabkan keluhan yang tidak nyaman pada penderita
(Maulana Fakh et al., 2016). Tonsilektomi merupakan prosedur operasi yang
praktis dan aman untuk pengobatan tonsilitis kroni. Penanganan nyeri akut
pascaoperasi yang tidak baik akan menyebabkan komplikasi kesehatan seperti
pneumonia, deep vein thrombosis, infeksi, nyerikronik, dan depresi. Jika penyakit
dasar ditangani secara efektif, maka juga dapat menghilangkan atau mengurangi
nyeri. Jika mengalami infeksi dan mengkonsumsi antibiotik, antibiotik itu dapat
membasmi infeksi, juga dapat menghilangkan nyeri akibat infeksi itu. Walaupun,
penyakit dasarnya dapat diobati, seringkali analgesik masih diperlukan untuk
mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri (Fallis, 2018).

Tonsil dikenal di masyarakat sebagai penyakit amandel, merupakan penyakit


yang sering di jumpai di masyarakat sebagian besar terjadi pada anak- anak.
Masalah kekambuhan pada pasien tonsillitis perlu diperhatikan. Apabila tonsilitis
diderita oleh anak tidak sembuh maka akan berdampak terjadinya penurunan
nafsu makan, demam, berat badan menurun, menangis terus-menerus, nyeri waktu
menelan dan terjadi komplikasi seperti sinusitis, laringtrakeitis, otitis media, gagal
nafas, serta osteomielitis akut.. tonsilitis akut paling sering terjadi pada anak-anak
usia kira-kira 5 tahun dan puncak berikutnya pada usia 10 tahun (Irianto, 2014).
hal ini sesuai dengan anatomi tonsil yang mana akan berukuran penuh pada
sekitar umur 4-6 tahun dan berperan paling aktif disekitar umur 10-12 tahun
(Masters dan Lasrado, 2019).
Sebagian besar penderita mengalami tonsillitis karena kebiasaan mereka
mengkonsumsi makanan seperti goreng-gorengan, makanan pedas dan juga
minuman yang dingin seperti es. faktor pencetus yang dapat mengakibatkan anak
mengalami tonsillitis harus dihindari. oleh karena itu anak-anak dengan riwayat
pernah menderita tonsillitis diusahakan untuk menghindari faktor pencetus dengan
cara minum banyak air atau cairan seperti sari buah, terutama selama demam,
menghidari minum minuman dingin, sirup, es krim, gorengan, makanan awetan
yang diasinkan, manisan dan makanan yang pedas. anak dengan tonsillitis yang
tidak segera ditangani, akan berakibat mengalami penyakit jantung.
Tonsilitis dapat terjadi sepanjang tahun di daerah beriklim subtropis dengan
puncak kejadian pada musim dingin dan musim semi (Carter dan Marshall, 2014).
penyebab tonsilitis adalah infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus. tonsil
berfungsi membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai
tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri
maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsilitis. hal-
hal yang dapat memicu peradangan pada tonsil adalah seringnya kuman masuk
kedalam mulut bersama makanan atau minuman (Manurung, 2016). tonsillitis
berhubungan juga dengan infeksi mononukleosis, virus yang paling umum adalah
EBV, yang terjadi pada 50% anak-anak (Allotoibi, 2017).

World Health Organization (WHO) tidak mengeluarkan data mengenai jumlah


kasus tonsilitis di dunia, namun WHO memperkirakan 287.000 anak dibawah 15
tahun mengalami tonsilektomi dengan atau tanpa adenoidektomi, 248.000 (86,4
%) mengalami tonsiloadenoidektomi dan 39.000 (13,6 %) lainnya menjalani
tonsilektomi. Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di tujuh provinsi
Indonesia, prevalensi tonsilitis kronik 3,8 % tertinggi setelah nasofaringitis akut
4,6 % (Ramadhan, 2017).
Sebelum operasi dan setelah operasi pada klien dengan tonsilitis mengalami
gangguan rasa nyaman nyeri pada saat menelan, menyebabkan asupan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh. tonsiloktomi merupakan prosedur operasi yang
praktis dan aman untuk pengobatan tonsilitis kronis. penanganan nyeri akut pasca
operasi yang tidak baik akan menyebabkan komplikasi kesehatan seperti
pneumonia, deep vein thrombosis, infeksi, nyeri kronik dan depresi (Prabandari,
indriasari, & maskoen, 2018). gangguan rasa nyaman fisik meliputi gangguan rasa
nyaman, kesiapan meningkatkan rasa nyaman, mual, nyeri akut, nyeri kronis.
nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulus tertentu. nyeri sangat bersifat subyektif dan individual.
stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik atau mental, sedangkan
kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual atau pada fungsi ego seseorang
individu (Haswita,Reni sulistyowati, 2017).
Berdasarkan uraian diatas maka kelompok tertarik dan termotivasi untuk
menyusun karya tulis ilmiah dengan judul asuhan keperawatan pada Tn. F dengan
pre dan post operasi tonsilektomi diruangan THT- Mata RSUD Achamd Mucthar
Bukittinggi.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian adalah bagiamanakah penerapan asuhan
keperawatan pada Tn. F dengan pre dan post tonsilektomi diruangan THT-Mata
RSUD Achmad Mucthar.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan penerapan asuhan keperawatan pada Tn. F dengan
tonsilektomi diruangan THT-Mata RSUD Achmad Mucthar
2. Tujuan Khusus
a) Menggambarkan pengkajian keperawatan pada Tn. F dengan
tonsilektomi diruangan THT-Mata RSUD Achmad Mucthar
b) Menggambarkan diagnosis keperawatan Tn. F dengan tonsilektomi
diruangan THT-Mata RSUD Achmad Mucthar
c) Menggambarkan rencana keperawatan pada Menggambarkan diagnosis
keperawatan Tn. F dengan tonsilektomi diruangan THT-Mata RSUD
Achmad Mucthar
d) Menggambarkan implementasi keperawatan pada Menggambarkan
diagnosis keperawatan Tn. F dengan tonsilektomi diruangan THT-Mata
RSUD Achmad Mucthar
e) Menggambarkan Evaluasi keperawatan pada Menggambarkan diagnosis
keperawatan Tn. F dengan tonsilektomi diruangan THT-Mata RSUD
Achmad Mucthar
D. Manfaat

1. Bagi Masyarakat/Klien

Sebagai bahan informasi kepada masyarakat tentang tonsillitis sehingga


masyarakat mengerti tentang bahaya tonsillitis.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai referensi tambahan guna meningkatkan informasi/Pengetahuan
sebagai referensi bidang keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan
kenyamanan pada pasien Tonsilitis di perpustakaan Poltekkes Kemenkes
Kendari yang bisa digunakan oleh mahasiswa sebagai bahan bacaan dan dasar
untuk studi kasus selanjutnya.
3. Penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan,
khususnya studi kasus tentang pelaksanaan pemenuhan kebutuhan kenyamanan
pada pasien Tonsilitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Defenisi
Tonsilitis adalah inflamasi pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi virus dan
bakteri. Tonsillitis merupakan peradangan yang terjadi pada tonsil yang
disebabkan oleh virus dan bakteri sehingga tonsil menjadi bengkak merah,
melunak, dan memiliki bintik putih di permukaannya ( G. Z. Prasetya, 2018).
Tonsilektomi adalah prosedur pengangkatan tonsil dengan cara pembedahan
(Smeltzer Suzanne C, 2008). Tonsilektomi tak hanya dengan pisau bedah, tapi
operasi tonsilektomi juga dapat dilakukan dengan gelombang suara dan energi
laser.
2. Etiologi
Penyebab tonsilitis adalah virus dan bekteri sebagian besar disebabkan oleh
virus yang merupakan juga faktor predisposisi dari infeksi bakterial.

a. Golongan Virus
1) Adenovirus
2) Virus Echo
3) Virus Influenza
b. Golongan Bakteri
1) Streptococcus
2) Mycrococcus
3) Corine bakterium diphiterial

Kebanyakan pada anak-anak mempunyai tonsil yang besar, yang ukurannya


akan menurun sejalan dengan pertambahan usia. Tonsilektomi dilakukan hanya
jika pasien mempunyai masalah-masalah berikut :
1) Menderita tonsillitis berulang.
2) Hipertrifi tonsil dan adenoid yang dapat menyebabkan obstruksi.
3) Serangan otitis media purulens berulang.
4) Diduga kehilangan pendengaran akibat otitis media serosa yang
terjadi dalam kalbunya dengan pembesaran konal dan adenoid.
5) Kecurigaan keganasan tonsil pada orang dewasa muda dan dewasa.
6) Radang amandel yang menyebabkan kejang demam, sudah
berlangsung lama, sering kambuh dan tidak sembuh dengan antibiotic.
7) Tonsilektomi pada orang dewasa dapat dikerjakan dalam narkose atau
dengan anestesi local, pada anak biasanya dilakukan dalam narkose.
(Rizal Basjrah. Dr, 2009)

Anda mungkin juga menyukai