PENYAKIT TONSILITIS
KELOMPOK II
DISUSUN OLEH :
FITRI
NURAFIFAH
IKBAL SIDIK
WINA SAFINA
PUTRI ANASTASIA
FELIN MARIAM PAGALA
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul penyakit Tonsilitis ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Panitia
PMPN(Penerimaan Mahasiswa Prodi Ners). Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Penyakit Tonsillitis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Panitia PMPN yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Ketua Kelompok II
DAFTAR ISI
SAMPUL…………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………
DAFTAR IS………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………
2.1 Definisi…………………………………………………………………………
2.2 Klasifikasi…………………………………………………………………………
2.3 Etiologi………………………………………………………………………….
2.4 Patosiologi………………………………………………………………………..
2.5 Manifestasi Kinik……………………………………………………………………
2.6 Penatalaksanaan Medis……………………………………………………………
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..
B. Saran………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
2.1. Definisi
Tonsilitis merupakan keradangan kronis yang mengenai seluruh jaringan tonsil yang
umumnya didahului oleh suatu keradangan di bagian tubuh lain, misalnya sinusitis, rhinitis,
infeksi umum seperti morbili, dan sebagainya. Sedangkan Tonsilitis Kronis adalah peradangan
kronis Tonsil setelah serangan akut yang terjadi berulang-ulang atau infeksi subklinis (Woolley
AL dalam Abdulhadi, 2007).
2.2 Klasifikasi
Macam-macam tonsilitis menurut Iman Megantara (2006)
1. Tonsilitis Akut
Disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians, dan
streptococcus piogynes, dapat juga disebabkan oleh virus.
2. Tonsilitis Falikularis
Tonsil membengkak dan diperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi bercak putih
yang mengisi kipti tonsil yang disebut detricus.
3. Tonsilitis Lakunaris
Bila bercak yang berdekatan Bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil.
4. Tonsilitis Membranosa (Septis Sore Throat)
Bila eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membangkak tersebut mempunyai
membrane.
5. Tonsilitis Kronis
Tonsilitis yang berluang, factor predisposisi : rangsangan kronik (roko, makanan)
pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygyne mulut yang
buruk.
2.3. Etiologi
Etiologi berdasarkan Morrison yang mengutip hasil penyelidikan dari Commission on Acute
Respiration Disease bekerja sama dengan Surgeon General of the Army America dimana dari
169 kasus didapatkan data sebagai berikut :
– 25% disebabkan oleh Streptokokus β hemolitikus yang pada masa penyembuhan tampak
adanya kenaikan titer Streptokokus antibodi dalam serum penderita.
– 25% disebabkan oleh Streptokokus golongan lain yang tidak menunjukkan kenaikan titer
Streptokokus antibodi dalam serum penderita.
– Sisanya adalah Pneumokokus, Stafilokokus, Hemofilus influenza.
2.4. Patofisiologi
Terjadinya proses radang berulang disebabkan oleh rokok, beberapa jenis makanan,
higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan pengobatan tonsilitis yang tidak
adekuat (Eviaty, 2001).
Proses keradangan dimulai pada satu atau lebih kripte tonsil. Karena proses radang
berulang, maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan
jaringan limfoid akan diganti oleh jaringan parut. Jaringan ini akan mengerut sehingga kripte
akan melebar (Adam’s, 1997).
Secara klinis kripte ini akan tampak diisi oleh Detritus (akumulasi epitel yang mati, sel
leukosit yang mati dan bakteri yang menutupi kripte berupa eksudat yang berwarna kekuning-
kuningan). Proses ini terus meluas hingga menembus kapsul sehingga terjadi perlekatan dengan
jaringan sekitar fossa tonsillaris. Pada anak-anak, proses ini akan disertai dengan pembesaran
kelenjar submandibula (Ugras, 2008).
Pengobatan radang amandel akut pada anak yaitu dengan pemberian antibiotik polongan
penisilin atau sulfonamide selama 5 hari, obat penurun panas dan obat kumur. Apabila angka
mengalami radang amandel yang berulang (lebih dari 3 kali dalam setahun) maka merupakan
indikasi untuk melakukan operasi tonsilektomi (pengangkatan tonsil) (Bulan. & Zulfito, 2010).
Amandel yang terlalu besar sehingga mengganggu jalan pernapasan perlu juga dioperasi, namun
bila amandel agak besar dan tidak mengganggu jalan pernafasan maupun tidak menimbulkan
sakit, tidak perlu diapa-apakan, karena amandel berguna untuk memerangi infeksi. Orang yang
telah dioperasi masih dapat terjadi peradangan kerongkongan. Untuk mengatasi panasnya, diberi
aspirin atau parasetamol, banyak minum, dan istirahat yang cukup. Anak yang panas tidak boleh
pergi sekolah (Bulan. & Zulfito, 2010). Pengobatan tonsillitis akut sebagian besar terapi suportif
dan berfokus pada pemeliharaan hidrasi dan asupan kalori yang cukup dan mengendalikan rasa
nyeri dan demam. Kortikosteroid dapat memperpendek durasi demam dan faringitis. Infeksi
bakteri merupakan indikasi antibiotik (Fahrul, 2019).
1. Terapi suportif
a. Istirahat cukup
2. Terapi medikamentosa
B. Antibiotik
sehari
c. Tiga atau lebih infeksi tonsil dan/atau adenoid per tahun selama 3 tahun
A. Kesimpulan
Tonsilitis merupakan peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh bakteri atau kuman
streptococcus beta hemolyticus, streptococcuc viridans dan streptococcus pyogenes dapat juga
disebabkan oleh virus, pada tonsilitis ada dua yaitu
- Tonsilitis akut dan
- Tonsilitis kronik
B. Saran
Sebaiknya pada pasien yang mengalami radang tonsil diberikan therapi seperti :
1. Diberikan posisi tirah baring
2. Berikan cairan dalam jumlah yang cukup
3. Berikan makanan berisi namun tidak terlalu padat karena bisa merangsang pada tonsil
yang sedang meradang
4. Hindari makanan yang bersifat asam dan tetap menjaga kesehatan tonsil yang sudah
pernah mengalami radang.
DAFTAR PUSTAKA
Belden MD. THT : www. Emedicine. Com. Las Updated 24 juni 2003.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. FK UI. Jakarta.
Saten S. Chalazion. Taken From : www. emedicine. com. Last Updated : 5 Juli 2004
Boeis,Adam, 1994, Buku Ajar Penyakit THT , Jakarta:EGC.
Junadi, Purnawan, 1982, Kapita Selekta Kedokteran , Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Price, Sylvia Anderson 1985, Pathofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit,
Jakarta: EGC