Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

K DENGAN PRE OPERASI


DIAGNOSIS ADENOTONSILITIS KRONIS DI RUANG OPERASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL

DI SUSUN OLEH
ROSE DWI PUTRI
2020.01.030

PRODI SI KEPERAWTAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
SURABAYA
2023
BAB I
1.1 Latar belakang
Tonsilitis merupakan pendangan yang teradi pada tonsil yang di sebabkan oleh
virus atau bakteri sehingga tonsil menjadi bengkak,merah,melunak, dan memiliki
bitnik-bintik putih di permukaanya (G.Z,prasetya jusunastuti & kurniawati,2018)
Tonsilitis dibagi menjadi 2 tipe yaitu tonsilitis akut dan tonsilitis kronis. Nyeri adalah
pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan
tersebut (Bahrudin, 2018). Secara neurofisiologis, nyeri dapat diklasifikasikan menjadi
2 jenis utama yakni nyeri nosiseptif dan nyeri neuropatik (Fallis, 2018).
Tonsilitis dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, namun paling
sering terjadi akibat infeksi oleh virus. Pada umumnya, virus yang menyebabkan
tonsilitis ini merupakan virus penyebab demam biasa, seperti rhinovirus, adenovirus,
dan coronavirus. 1Sedangkan tonsilitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada
umumnya disebabkan oleh Streptococcusβ-hemolitikus grup A, namun bakteri lain
seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, dan Haemophilus
influenzajuga dapat menyebabkan terjadinya tonsilitis tersebut. Tonsilektomi
merupakan prsedur operasi yang praktis dana man untuk pengobatan tonsillitis kronis
( savitri & vivit, 2013 ) penanganan nyeri akut pasca operasi yang tidak baik akan
menyebabkan komplikasi kesehatan seperti pneumonia, deep vien thrombosis,
infeksi,nyeri, kronis dan depresi ( prabandari,indisari & mmaskoen,2018).
Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI, angka kejadian penyakit
tonsilitis di Indonesia sekitar 23%. Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di
tujuh provinsi di Indonesia pada bulan September tahun 2016, prevalensi tonsilitis
kronik tertinggi setelah nasofaringitis akut yaitu sebesar 3,8% (Kemenkes, 2020)
Wortd Health Organization (WHO) tidak mengeluarkan data mengenai jumlah
kasus tonsilitis di dunia, namun WHO memperkirakan 287.000 anak di bawah 15 tahun
mengalami tonsilektomi (operasi tonsil), dengan atau tanpa adenoidektomi. 248.000
anak (86,4%) mengalami tonsilioadenoidektomi dan 39.000 lainnya (13,6%) menjalani
tonsilektomi saja (WHO, 2015). Data epidemiologi menunjukkan bahwa penyakit
tonsilitis kronis di Amerika merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak usia 5-10
tahun dan dewasa muda usia 15-25 tahun (Endgard, 2010).
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Tonsilitis
2.1.1 Definisi Tonsilitiss
Tonsilitis atau Amandel merupakan pembesaran dari tonsil, tonsil
merupakan bagian yang menahan dari bakteri agar tenggorokan tidak mudah
sakit (Riza, 2015). Tonsil (Amandel) ini berfungsi untuk memerangi kuman
yang masuk melalui mulut atau hidung sebelum mereka dapat menyebabkan
infeksi diseluruh tubuh. Bakteri atau virus yang masuk ke tonsil dan
menginfeksi mereka. Ketika ini terjadi, maka kitapun akan mengalami tonsilitis.
Anak yang terkena tonsilitis akan mengalami tanda dan gejala seperti nyeri
tenggorokan, sulit untuk menelan makanan bahkan minuman, dan terjadi demam
(Priyatna, 2011).
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil faring. Peradangan biasanya
meluas ke tonsil adenoid dan lingual. Oleh karena itu, istilah faringitis juga bisa
digunakan. Sebagian besar kasus tonsilitis bakteri disebabkan oleh Group A
betahemolytic Streptococcus pyogenes (GABHS) (Fahrul 2019). Gunanya tonsil
itu adalah untuk membuat limfosit yaitu sejenis sel darah putih yang bertugas
membunuh kuman yang masuk kedalam badan melalui mulut. Bila tonsil itu
meradang maka amandel itu membengkak, merah, dan penderita merasa gatal,
sakit kerongkongan, sakit menelan, kadang-kadang muntah (Fahrul,
2019).Peradangan tonsil membuat anak demam, sakit kepala, muntah-muntah,
sakit perut, lemas dan tidak bersemangat. Pembesaran tonsil yang terlalu besar,
sehingga tonsil kiri dan kanan saling bertemu, dapat menghalangi jalan
pernapasan. Kelenjar dagu ikut pula membesar. Kelenjar pada dinding
kerongkongan disebut adenoid. Biasanya bila amandel meradang adenoid pun
ikut meradang (Fahrul, 2019)

2.1.2 Etiologi Tonsillitis


Menrut fahrul ( 2019) infeksi virus atau bekteri dan faktor imunologi
menyebabkan tonsillitis dan komplkasinya.kondisi padat dan kekurangan gizi
meningkatkan tonsillitis, berikut virus penyebab faringtritis dan tonsillitis akut :
1. virus herpes simpleks
2. virus pstein- barr ( EBV)
3. cytomegalovirus
5. virus campak ( fahrul udin muchamaad, 2019 )
Bakteri menyebabkan 15-30 % kasus faringtrilitis, bakteri anaerob berperan
penting dalam penyakit tonsil, sebagaian besar kasus tonsillitis bakteri di sebabkan oleh
kelompok GAHBS group A beta-hemolytic, streptococcus, virdians,streptococcus
merupakan penyebab dari radang amandel

2.1.3 Tanda dan Gejala


Menurut fahrul ( 2019 ) tanda dan gejala tonsillitis antara lain;
1. demam
2.sakit tenggorokan
3. bau nafas yang tidak sedap
4. disfagsia ( kesulitan menelan )
5. pembesaran kelenjar getah bening leher
6. pembesaran tongsil

2.1.4Patofisiologi
Tonsilitis menurut Nurbaiti terjadi karena bakteri dan virus masuk ke dalam
tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau
faring kemudian menyebar melalui sistem limpa ke tonsil. Adanya bakteri virus patogen
pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil
membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat
mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna
putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri
menelan, demam tinggi, bau mulut serta otalgia yaitu nyeri yang menjalar ke telinga.
Tonsilitis akan berdampak terhadap sistem tubuh lainnya dan kebutuhan dasar
manusia meliputi :
1. Sistem Gastrointestinal
Klien sering merasa mual dan muntah, nyeri pada tenggorokan sulit untuk
menelan sehingga klien susah untuk makan dan sulit untuk tidur.
2. Sistem Pulmoner
Klien sering mengalami sesak nafas karena adanya pembengkakan pada tonsil
dan faring, klien sering batuk.
3. Sistem Imun
Tonsil terlihat bengkak dan kemerahan, daya tahan tubuh klien menurun, klien
mudah terserang demam.
4. Sistem Muskuloskeletal
Klien mengalami kelemahan pada otot, otot terasa nyeri keterbatasan gerak,
klien susah untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
5. Sistem Endokrin
Adanya pembengkakan kelenjar getah bening, adanya pembesaran kelenjar
tiroid.

WOC
2.1.5 Manifestasi klinis
Menurut (Basuki et al., 2020) manifestasi klinis yang terlihat akan berbedabeda
pada setiap klasifikasi tonsilitis sebagai berikut :
1) Tonsilitis Akut
(1) Tonsilitis Viral
Gejala tonsilitis viral lebih seperti common cold yang disertai dengan nyeri
ternggorokan. Penyebab yang paling banyak adalah virus Epstein Barr.
Hemofilus Influenzae adalah sebab tonsilitis akut supuratif. Jika terjadi infeksi
virus coxschakie, dipemeriksaan rongga mulut akan terlihat luka-luka kecil
pada palatum dan tonsil yang sangat amat nyeri dirasakan penderita (Soepardi
et al., 2021).
(2) Tonsilitis Bakterial
Tanda dan gejala dengan massa inkubasi 2-4 hari. Tanda dan gejala yang sering
banyak ditemukan adalah nyeri pada tenggorok dan nyeri saat menelan, demam
dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa lemas, rasa nyeri sendi-sendi, tidak napsu
makan dan rasa nyeri telinga (otalgia). Nyeri telinga yang disarakan ini
dikarenakan nyeri alih (refferend pain) melalui saraf n.glosofaringeus (n.IX).
Saat pemeriksaan terlihat tonsil membengkak, hiperemis dan terdapat detritus 13
berbentuk folikel, lacuna atau tetututpnya oleh membrane semu. Kelenjar
submandibular membesar dan nyeri tekan
3) Tonsilitis membranosa
(1) Tonsilitis Difteri
Gejala umum, yaitu gejala kenaikan suhu tubuh, biasanya subfebris, nyeri pada
kepala, tidak napsu makan, badan lesuh, nadi lambat serta keluhan nyeri saat
menelan.
Gejala lokal, yaitu terlihat tonsil membesar ditutupi bercak putih kotor yang
makin lama semakin jadi meluas yang bersatu membentuk membrane semu.
Membrane ini bisa meluas ke palatum mole, uvula dapat menyumbat saluran
napas. Perkembangaan penyakit ini jika infeksi bergerak terus, maka kelenjar
limfa leher akan membesar sedemikian besarnya sehingga leher seperti leher
sapi (bull neck) atau bisa disebut dengan Burgemeester’s hals
2.1.6 Penataklaksanaan
Tonsilitis kronis kebanyakaan berasal dari bakteri yang terdapat di parenkim
tonsil disbanding permukaan tonsil, sehingga swab dari permukaan tonsil saja dapat
menjadi keliru, penatalaksanaan medis termasuk pemberian antibiotik yang bermanfaat
pada penderita tonsillitis kronis cephalosporin ditambah metronidazole, klindamisin,
amoksisilin dengan asam klavulanat jika bukan disebabkan monoueleosis.tonsilektomi
merupakan tindakan pemembedahan yang paling sering dilakukan pada penderita
tonsillitis kronis, yaitu berupa tindakan pengangkatan jaringan tonsil palatina dari fosa
tonsil/
Kaedah tonsilektomi sangat efektif dilakukan pada anak yang menderita
tonsillitis kronis dan berulang dan indikasi absolute karena adanya sumbatan jalan napas
akibat hipertrofi tonsil, tetapi tonsilektomi dapat menimbulkan berbagai masalah dan
resiko menimbulkan komplikasi seperti perdarahan, syok,nyeri pasca tonsilektomi dapat
menimbulkan berbagai masalah dan berisiko menimbulkan komplikasi seperti
perdarahan,syok,nyeri pasca tonsilektomi, maupun infeksi.
Tonsillitis yang disebabkan oleh virus harus di tangani secara simpotometik.obat
kumur,analgetik, dan antipiretik biasanya dapat membantu. Gejala yang timbulnya
biasanya akan hilang sendiri. Efektivitas penggunaan obat kumur masih di
pertanyakaan, karena bisa saja berkumur tidak mengenai tonsil tetapi lebih banyak
mengenai dinding faring.
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
a) Pengkajian
1) Usia
Tonsillitis akut biasanya terjadi pada anak-anak terbanyak pada usia kira-
kira 5 tahun dan puncaknya berikutnya pada usia 10
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin tidak mempengerahui terjadinya tonsillitis, semua anak
dapat mengalami tonsillitis. Hal ini dipengeruhi dari makanan yang
mereka makan,perawatan hygine yang kurang.
3) Agama
4) Pendidikan
5) Alamat
b) Riwayat kesehatan
1). Riwayat kesehatan sekarang
Penderita biasanya demam, nyeri tengkorak, mungkin sakit berat dan
merasa sangat nyeri terutama saat menelan dan membuka mulut disertai
dengan trismus ( kesulitan membuka mulut). Bila laring terkena, suara
akan menjadi serak. Paada pemeriksaan tampak faring hiperemis, tonsil
membengkak , hiperemis.
2). Riwayat kesehatan keluarga
Pasien dengan tonsiltis di turunkan dari keluarga, penyakit yang
mungkin di derita oleh keluarga adalah gangguan infeksi pernapasan.
Tetapi tonsillitis lebih di sebabkan karena anak mengkonsumsi makanan
seperti makanan, manis, mengandung banyak pengawet.

3). Riwayat Kesehatan dahulu


Tidak ada penyakit selama ibu hamil yang menjalar latar belakang daro
tonsillitis, hanya saja kemingkinan besar anak terserang tonsillitis
dikarenakan anak di lahirkan premature.

4). Pemeriksaan Fisik


a) Nadi : pada pasien yang memiliki tonsillitis biasanya nadinya cepat
b) Suhu : bila terjadi infeksi tonsillitis suhu akan naik ( hipertermi )
c) pernapasan : pada pasien dengan tonsillitis memiliki respirasi yang
meningkat.

d). B1 ( Breathing )
- inpeksi
Pada pasien dengan tonsillitis terlihat adanya peningkatan usaha dan
frekuensi, pernapasan serta penggunaan otot bantu napas
-palpasi
Ekspansi paru meningkat , frekuensi traktil dada berkurang atau tidak
ada
- Perkusi
Pada dada terdengar suara normal, diagfragma mendatar dan
menurun.

e). B2 ( Blood )
pada pasien dengan tonsillitis terlihat peningkatan tekanan darah dan
nadi, serta terjadi pula peningkatann suhu karena infeksi pada tonsil
sehiingga terjai pembengkakan tonsil.

f). B3 ( Brain )
pada infeksi perlu di tingkatkan kesedarannya, di samping itu, di
perlukan pemeriksaan GCS, untuk menentukan tingkat kesedaran
klien apakah composmentis,samnolen.

g). B4 ( Bladerr )
pengukuran volume output cairan perlu dilakukan karena berkaitan
dengan kecukupan intake cairan,output urine menurun.

h). B5 ( Bowel )
- mual muntah
- nafsu makan memburuk
- penurunan berat badan menetap.

i). B6 ( Bone )
- kemampuan pergerakan sendi
- kelainan ekstremitas
- fraktur

B. Pola kebiasaan sehari-sehari


C. Nutrisi
Pada anak memiliki gejala tonsillitis akan memiliki kesusahan untuk
menelan dan nafsu makan berkurang, mengeluh sakit ketika
menelan.
a). istirahat dan tidur
pasien anak yang memiliki gejala tonsillitis akan memiliki keluhan
susah untuk menelan , nafsu makan
b). Hygine Personal
pasien yang menderita tonsillitis mandi 2x sehari saat BAB dan
BAK peampres langsung di ganti oleh ibu,
c) Eliminai
haluran urine pada anak yang menderita tonsillitis menurun . hal itu
di sebabkan oleh ketidak mampuan untuk menelan air sehingga anak
tidak mau meminum air.

2.3 Diagnosa Keperawatan


a. Diagnosa Keperawatan
Pre operasi
a. bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi
nafas adanya benda asing : produksi secret yang berlebih
b. gangguan pengaturan suhu tubuh hipertermi sehubungan infeksi
akut oleh mikrooorganisme
c. gangguan pola nutrisi berhubungan dengan nyeri telan
d. gangguan kebutuhan istirahat tidur sehubungan adanya nyeri pada
daerah tonsil
e. Insietas berhubungan kekhawatiran mengalami kegagalan
Post Operasi
a. nyeri berhubungan dengan pembengkakan jaringan : insisi bedah
b. resiko peradarahn berhubungan dengan rapuhnya jaringan op
c. resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan resiko
perdarahan

2.4 Intervensi Keperawatan


Intervensi merupakan suatu perencanaan tindakan keperawatan yang
akan diambil yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan yang
dialami. Perencanaan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang
merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana
dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan
keperawatan.
2.5 Impelementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana keperawatan. Tindakan mencakup tindakan mandiri dan tindakan
kolaborasi (Wartonah, 2015). Implementasi keperawatan adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah
status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-
faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti & Muryanti, 2017).
2.6 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses keberhasilan tindakan keperawatan yang
membandingkan antara proses dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan menilai
efektif tidaknya dari proses keperawatan yang dilaksanakan serta hasil dari
penilaian keperawatan tersebut digunakan untuk bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan guna tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan
tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan mengukur
keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan
dalam memenuhi kebutuhan pasien (Dinarti &Muryanti, 2017).
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Karakteristik Demografi Tanggal Pengkajian: 7 Desember
2. Identitas Klien Jam : 08.00
Nama : An. K
Umur : 6 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pendidikan terakhir : TK B
Golongan darah :-
Agama : Islam
Status perkawinan :-
Alamat : Puri Indah J.1 Gondorejo kota batu
3. Riwayat Sakit dan kesehatan
 Keluhan utama : Nyeri bagian tenggorokan, batuk, pilek-+ 14 hari.
 Riwayat Penyakit Sekarang : px mengatakan sering merasakan nyeri pada saat
menelan makanan, px mengatakan sudah merasakan nyeri ini sejak 2 minggu
lalu disertai dengan batuk, pilek setelah itu px sering merasakan susah tdr karena
sering kambuh pada malam hari dan sering menangis, karena nyeri yang di
rasakanya, px juga tidak nafsu makan karena susah menelan.
 Riwayat Penyakit Dahulu
1. Pernah di rawat : Tidak
2. Penyakit Kronik dan menular : Tidak jenis dx : -
3. alergi : tidak
4. operasi : tidak
 Penyakit yang pernah diderita keluarga : tidak
 ROS ( review of system )
- Keadaan umum : lemah
- Tanda vital : TD = 113/70 Nadi = 110 x/menit Suhu = 36c RR =
21x/menit
Masalah Keperawatan = Tidak ada masalah keperawatan
 Pernapasan
a. bentuk dada : Normalchest
- keluhann : tidak ada
- batuk : -
Sekret / jumlah = - Konsistensi :
Warna : - Bau : -
b. Ekspansi Paru : Simetris
c. Irama nafas : Teratur
d. Jenis : -
e. Suara nafas : Vesikuler
f. Alat bantu nafas : tidak
Jenis : - Flow : -
g. Deviasi Trekea : tidak
h. Pernapasan cuping hidung : tidak
i. Reatraksi supraclavikula : tidak
j. Reatraksi otot intracostalis : tidak
k. Vocal : simetris
l. Sianosis : -
m. Peningkatan tekanan vena jugalaris : tidak
n. Clubbing finger : tidak
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan

 B2 Kardiovaskuler ( Blood )
a. keluhan nyeri dada : tidak
lokasi nyeri : di bagian tenggorokan intensitas / frekuensi : rasa nyeri
yang hilang timbul
Kualitas Nyeri : p = adanya pembengkakan tonsil
Q = rasanya nyeri hilang timbul
R = Nyeri berada di bagian dalam tenggorokan
S = px mengatakan sulit tidur
T = px mengatakan sering kambuh rasa nyerinya pada malam
hari
b. irama jantung : Reguler
c. S1/S2 tunggal : tidak
d. suara jantung : normal ( lub-dub )
e. palpitasi : Tidak
f. Edema : Tidak
g: syncope : tidak
h. hipotensi orthotatic : tidak
i. CRT : < 2 detik
j. Akral : hangat
k. JVP : Normal
MASALAH KEPERAWATAN : Nyeri Akut
 Persyarafan B3 ( Brain )
GCS : Eye = 4 verbal = 5 motorik = 6 Total : 15
a. reflek fisiologis : -
b. reflek patologis : -
c. keluhan pusing atau vertigo : tidak
d. pupil : isokor
e. sklera/ konjungtiva : Anemis
f. gangguan pendengaran : tidak
g. istirahat atau tidur : 3 jam/ hari
h. gangguan tidur : ya
i. gangguan saraf cranialis : tidak
i. gangguan memory/ ingatan : tidak
k. afasia memory/ sensorik : tidak
l. gangguan penciuman/ pembauan/pengecapan : tidak
m. Neuropati : tidak
n. kejang : tidak
o. Battle sign : tidak

MASALAH KEPERAWATAN : Gangguan pola tidur


 Perkemihan B4 ( bladder )
a. Kebersihan : bersih
b. keluhan kencing/ miksi : -
c. produksi urin : jumlah : 200 ml/hari/jam warna : - bau : -
d. Alat bantu kateter ( dll) : tidak
jenis : - di pasang tanggal : -
e. kandung kemih membesar : tidak
f. intake cairan oral 600 cc/hr parental 500 cc/hr

MASALAH KEPERAWATAN : tidak ada masalah keperawatan


 Pencernaan B5 ( Bowel )
a. mulut : bersih
b. mukosa : lembab
c. gigi : lengkap
d. tenggorokan : pembesaran tongsil
e. abdomen : -
 Nyerii tekan : tidak
 Luka oprasi : tidak
 Jenis oprasi : tidak area : -
 Keadaan : drain : tidak
f. peristaltik : 20x/menit
g. BAB : 2x sehari
h. konsistensi : lunak
i. diet : lunak
j. Nafsu makan : menurun
k. porsi makan : tidak
l. mual/ muntah : tidak
m. NGT : tidak
n. psoas sign : tidak
o. obstrurator sign : tidak
MASALAH KEPERAWATAN : Defisit Nutrisi
 Muskulosketal b6 ( bone )
a. kemampuan pergerakan sendi : bebas
kekuatan otot : 5 5 5 5
b. kelainan ekstermitas : tidak
c. kelainan tulang belakang : tidak
d. fraktur : tidak
e. traksi/spaslk/ gips : tidak
f. kompartemen syndrome : tidak
g. kulit : -
h. turgor : baik
i. luka : jenis : - luas : -
j. edema : tidak

MASALAH KEPERAWATAN : tidak ada masalah keperawatan


 Endokrin
a. tyroid membesar : ya
b. pembesaran kelenjat getah bening : ya
c. hiperglikemia : tidak
d. hipoglikemia : tidak
e. luka ganggren : tidak
MASALAH KEPERAWATAN : gangguan rasa nyaman

 Pre higine
a. mandi : 2 x/hari
b. sikat gigi : 2x/hari
c. keramas : 1x/hari
d. memotong kuku : 2 minggu
e. ganti pakaian : 2 x/sehari
f. merokok : tidak
g. alkohol : tidak
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan
 Psikososial – spiritual
a. persepsi klien terhadap pemyakit : cobaan dari tuhan
b. ekspresi klien terhadap penyakitnya : menangis dan gelisah
c. reaksi saat intreksi : kooperatif
d. orang yang paling deket : px mengatakan ibunya yang paling dekat dengan dia
e. hubungan dengan teman di sekitar : px mengatakan senang bermain tetapi
jarang bermain diluar.
f. kegiatan ibadah : kadang- kadang
MASALAH KEPERAWATAN : Ansietas

 Data penunjang

 Terapi/tindakan lain

 DAFTAR MASALAH
1. nyeri akut
2. gangguan pola tidur
3. ansietas
4. defisit nutrisi

ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: keluarga px Virus bakteri Nyeri akut berhubungan
mengatakan pasien ketika dengan agen pencederaan
( dari makanan )
makan merasa kesulitan fisiologis (D.0077)
untuk menelan makanan,
minuman dan merasakan
Masuk ketubuh melalui
nyeri yang hilang timbul.
DO: px terlihat menyeringa hidung dan mulut
ketika hendak menelan
ludah
Kuman iritasi kelapisan
epitel

Peradangan

Tonsilitis akut

Oedem tonsil

Nyeri saat makan


DS : Px mengatakkan takut Pembengkakan Tonsil Ansietas berhubungan
di lakukan oprasi. dengan kekhawatiran
Do : px tampak menangis mengalami kegagalan
saat di kaji ttg penyakitnya Nyeri ( D.0080 )
muka px tampak pucat,
tampak gelisah,cemas
Rencana Operasi

Cemas

Ansietas

DIAGNOSA KEPERAWATAN
No DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN AGEN PENCEDERAAN
FISIOLOGIS DI TANDAI DENGAN TAMPAK
MERINGIS,GELISAH,SULIT TIDUR, MENGELUH NYERI

2. ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN KEKHAWATIRAN MENGENAI


KEGAGALAN DITANDAI DENGAN MERASA KHAWATIR DENGAN
AKIBAT KONDISI YANG DI HADAPI, TAMPAK GELISAH, MUKA
TAMPAK PUCAT.

INTERVENSI KEPERAWATAN
TANGGAL MASALAH TUJUAN INTERVENSI KEPERAWATAN

Nyeri Akut Setelah dilakukan Obeservasi


tindakan  dentifikasi lokasi, karakteristik,
keperawatan selama durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
1x50menit nyeri
diharapkan maslah  Identifikasi skala nyeri
nyeri akut teratasi  Idenfitikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Terapeutik
 Berikan Teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi nyeri (mis: TENS,
hypnosis, akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, Teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis: suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
 Anjurkan menggunakan analgesik
secara tepat
 Ajarkan Teknik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu

Ansietas Setelah dilakukan Observasi


tindakan  Identifikasi penurunan tingkat
keperawatan selama energy,ketidakmampuan
1x50 menit berkonsentrasi,atau gejala lainya.
diharapkan masalah  Identifikasi teknik relaksasi yang
Ansietas teratasi perah efektif digunakan
 Indentifikasi kesedian,kemampuan
dan penggunaan teknik sebelumnya.
 Periksa keteganggan otot,frekuensi
nadi, tekanan darah
Terapeutik
 Ciptakan lingkungan tenang dan
tanpa gangguan dengan pencahayaan
dan suhu ruang nyaman.
 Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
 Gunakan pakaian longgar
 Gunakan suara nada yang lembut
dengan irama lambat dan berirama
 Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dengan analgetik atauu
tindakan medis lainnya.jiak sesuai
Edukasi
 Jelaskan tujuan,manfaat, batasan dan
jenis relaksasi yang tersedia
 Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang di pilih
 Anjurkan mengambil posisi nyaman
 Anjurkan rileks dan merasakan
sensai rileksasi
 Anjurkan sering mengulangi atau
metaltih teknik yang di pilih.
 Demonstrasikan dan latih teknik
rileksasi.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI/TGL MASALAH WAKTU TINDAKAN KEPERAWATAN
Nyeri Akut 09.30 1. melakukan pengkajian kepada pasien
R/ Pasien mengatakan sering merasakan nyeri saat
menelan seperti ada yang menganjal.
2. memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
R/ teknik non farmakologis dengan cara Tarik nafas
dalam lalu hembuskan dengan perlahan untuk
mengurangi rasa nyeri
3.kontrol lingkungan yang mempeberat rasa nyeri
R/ memberikan posisi yang nyaman.

Ansietas 09.45 1. identifikasi penurunan tingkat energy, ketidak


mampuan berkonsentrasi
R/ px merasa takut karena akan menjalankan oprasi
2. . jelaskan tujuan atau manfaat, batasan,dan jenis
relaksasi
R/ mengajarkan teknik relaksasi untuk membantu
pasien tenang.
3. demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
R/ mencontohkan teknik relaksasi

EVALUASI KEPERAWATAN
HARI/ MASALAH WAKTU EVALUASI KEPERAWATAN
TGL KEPERAWATAN
Nyeri Akut 10.00 S : pasien merasakan nyeri pada bagian
tenggorokanya seperti ada yang menganjal.
O: Pasien masih suka meringia ketika
menelan ludahnya dan susah untuk berbicara
terlalu keras.
A : nyeri aku belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi ( 2.3 )
Ansietas 10.30 S : pasien mengatakan rasa cemasnya sudah
berkurang
0 : pasien terlihat sudah lebih tenang
A : ansietas teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi ( 2 )

CATATAN PERKEMBANGAN
NO TGL/JAM Dk SOAP(IE)
1. 10.00 S: pasien merasakan nyeri pada bagian tenggorokanya seperti ada yang
mengganjal disertai batuk, pilek skala nyeri 4
O:
- K/U lemah GCS : 4-5-6
- Masih tampak meringis karenan susah menelan
- pasien tampak kesulitan saat menelan
A : Adenotinsilitis kronis belum teratasi
P : pasien masuk ruang operasi
I : intervensi di lanjutkan di ruangan
E : pasien masih merasakan sakit pada bagian tenggorakanya.
10.30 S: px mengatakan sudah tampak tenang dari sebelumnya.
O : px sudah mulai tampak tenang
P : masalah ansietas teratasi
I : pasien masuk ruang oprasi
E : pasien sudah merasakan lebih tenang di bandingkan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai