1.1 Definisi
Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau amandel
(Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ). Berikut adalah gambar tonsilitis :
Tonsilitis adalah infeksi amandel pada kelenjar di kedua sisi belakang tenggorokan.
Amandel adalah bagian dari sistem kekebalan, yang melindungi dan membantu tubuh
untuk melawan infeksi. Tonsilitis sangat umum dan dapat terjadi pada semua usia.
Hal ini paling umum pada anak-anak dan dewasa muda. Tonsilitis akut adalah
radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus,
streptococcus viridons dan streptococcus pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus.
(Mansjoer,A. 2000). Tonsilitis sebagian besar disebabkan oleh virus dan sering
didahului oleh dingin (hidung meler, batuk dan sakit mata). sedikit kasus (sekitar satu
dari tujuh) yang disebabkan oleh bakteri. paling jenis umum dari bakteri yang terlibat
adalah streptokokus (juga dikenal sebagai 'radang' tenggorokan). Tonsilektomi adalah
suatu tindakan pembedahan dengan mengambil atau mengangkat tonsil. (Arsyad
Soepardi,1995)
Macam-macam tonsillitis
1. Tonsillitis akut
Dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
a. Tonsilitis viral
Ini lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri tenggorok.
Penyebab paling tersering adalah virus Epstein Barr.
b. Tonsilitis Bakterial
Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A stereptococcus beta
hemoliticus yang dikenal sebagai strept throat, pneumococcus, streptococcus
viridian dan streptococcus piogenes. Detritus merupakan kumpulan leukosit,
bakteri yang mulai mati.
2. Tonsilitis membranosa
a. Tonsilitis Difteri
Penyebabnya yaitu oleh kuman Coryne bacterium diphteriae, kuman yang
termasuk Gram positif dan hidung di saluran napas bagian atas yaitu hidung,
faring dan laring.
b. Tonsilitis Septik
Penyebab streptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu sapi sehingga
menimbulkan epidemi. Oleh karena di Indonesia susu sapi dimasak dulu dengan
cara pasteurisasi sebelum diminum maka penyakit ini jarang ditemukan.
4. Tonsilitis kronik
Faktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronis ialah rangsangan yang menahun dari
rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca
kelemahan fisik dan pengobatan tonsilitis yang tidak adekuat kuman penyebabnya
sama dengan tonsilitis akut tetapi kadang
1.3 Etiologi
Tonsillitis bakterialis supuralis akut paling sering disebabkan oleh streptokokus beta
hemolitikus group A,Misalnya: Pneumococcus, staphylococcus, Haemalphilus
influenza, sterptoccoccus non hemoliticus atau streptoccus viridens. Bakteri
merupakan penyebab pada 50% kasus. Antara lain streptococcus B hemoliticus grup
A, streptococcus, Pneumoccoccus,Virus, Adenovirus, Virus influenza serta herpes.
Penyebabnya infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi
membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan
pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus,
sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis. (Adam,1999;
Iskandar,1993; Firman,2006)
Patway
Streptococcus hemolitikus tipe A
Virus hemolitikus influenza
Epitel terkikis
Inflamasi tonsil
1.7 KOMPLIKASI
Faringitis merupakn komplikasi tonsilitis yang paling banyak didapat. Demam
rematik, nefritis dapat timbul apabila penyebab tonsilitisnya adalah kuman
streptokokus. Komplikasi yang lain dapat berupa :
Abses pertonsil Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole,
abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh
streptococcus group A ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
Otitis media akut Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius
(eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada ruptur
spontan gendang telinga ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
Mastoiditis akut Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke
dalam sel-sel mastoid ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
Laringitis Merupakn proses peradangan dari membran mukosa yang membentuk
larynx. Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang disebabkan bisa karena virus,
bakter, lingkungan, maupunmkarena alergi ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).
Sinusitis Merupakan suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satua atau lebih
dari sinus paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga atau ruangan berisi udara
dari dinding yang terdiri dari membran mukosa ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).
Rhinitis Merupakan penyakit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal dan
nasopharynx ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).
1.9 PENGOBATAN
Pada kebanyakan orang, infeksi yang disebabkan oleh virus hanya perlu diobati
dengan parasetamol untuk menurunkan demam. Pereda nyeri juga mungkin berguna
untuk mengurangi rasa sakit . Tonsilitis yang disebabkan oleh bakteri mungkin perlu
diobati dengan antibiotik (misalnya penisilin atau eritromisin, jika alergi
terhadap penisilin). Jika anak Anda mendapatkan antibiotik, penting sekali untuk
meminum obat sampai tuntas agar bakteri benar-benar musnah dan tidak menjadi
resisten obat. Bedah amandel Bedah untuk mengangkat amandel (tonsilektomi)–dulu
pernah menjadi tindakan umum untuk mengobati tonsilitis–hanya dilakukan bila
tonsilitis sering berulang atau kronis, tidak merespon pengobatan atau menyebabkan
komplikasi serius. Pengangkatan amandel tidak berefek buruk terhadap daya
kekebalan tubuh secara keseluruhan. Namun demikian, operasi ini kini relatif lebih
jarang dilakukan dibandingkan dulu
b. Diet
Memberikan cairan bila muntah telah reda.
Mendukung posisi untuk menelan potongan makanan yang besar (lebih
nyaman dari adanya kepingan kecil)
Hindari pemakaian sedotan (suction dapat menyebabkan perdarahan)
c. Menawarkan makanan
Es cream, crustard dingin, sup krim, dan jus.
Refined sereal dan telur setengah matang biasanya lebih dapat dinikmati pada
pagi hari setelah perdarahaan.
Hindari jus jeruk,minuman panas, makanan kasar atau banyak bumbu selama 1
minggu
d. Mengatasi ketidaknyamanan pada tenggorokan
Menggunakan ice color (kompres es) bila mau
Memberikan analgesik (hindari aspirin)
Melaporkan segera tanda-tanda perdarahan.
Minum 2-3 liter / hari sampai bau mulut hilang.
1.14 KOMPLIKASI
Faringitis merupakn komplikasi tonsilitis yang paling banyak didapat. Demam rematik,
nefritis dapat timbul apabila penyebab tonsilitisnya adalah kuman streptokokus. Komplikasi
yang lain dapat berupa :
a. Abses pertonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini
terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh
streptococcus group A ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
b. Otitis media akut Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba
auditorius (eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah
pada ruptur spontan gendang telinga ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
c. Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-sel
mastoid ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
d. Laringitis
Merupakn proses peradangan dari membran mukosa yang membentuk larynx.
Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang disebabkan bisa karena virus,
bakter, lingkungan, maupunmkarena alergi ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).
e. Sinusitis
Merupakan suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satua atau lebih dari
sinus paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga atau ruangan berisi udara
dari dinding yang terdiri dari membran mukosa ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).
PENGKAJIAN
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : – kelemahan
– kelelahan (fatigue)
b. Sirkulasi
Tanda : – Takikardia
– Hiperfentilasi (respons terhadap aktivitas)
c. Integritas Ego
Gejala : – Stress
– Perasaan tidak berdaya
Tanda : – Tanda- tanda ansietas, mual : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit.
d. Eliminasi
Gejala : – Perubahan pola berkemih
Tanda : – Warna urine mungkin pekat
e. Maknan / cairan
Gejala : – Anoreksia
– Masalah menelan
– Penurunan menelan
Tanda : – Membran mukosa kering
– Turgor kulit jelek
f. Nyeri / kenyamanan
Gejala : – Nyeri pada daerah tenggorokan saat digunakan untuk menelan.
– Nyeri tekan pada daerah sub mandibula.
Faktor pencetus : menelan ; makanan dan minuman yang dimasukkan melalui
oral, obat-obatan.
Tanda : Wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit.
Pathways Keperawatan
Inflamasi tonsil
Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operasi
a. Resiko kurang nutrisi dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat
b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan respon inflamasi
c. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan respon inflamasi
d. Harga diri rendah berhubungan dengan penurunan fungsi tubuh
e. Cemas berhubungan dengan akan dilakukannya tindakan operasi
tonsilektomi.
2. Post operasi
a. Resiko tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan
sekret
b. Resiko kekurangan volume cairan peredaran yang berlebihan
c. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan
d. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi ditandai dengan luka
terbuka. (Edward, 2001 Reeves, Charlene J.Roux, Gayle dkk. 2001)
2. Post Operasi
A. Resiko tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret
Tujuan : jalan nafas sefektif
Kriteria hasil : setelah dilakukan keperawatan resiko ketidakefektifan bersihan jalan
nafas dapat teratasi ditandai dengan tidak adanya sekret
Intervensi
a. Pantau irama atau frekuensi irama pernafasan
R : Pernafasan dapat melambatkan dan frekuensi ekspirasi memanjang di banding
inspirasi
b. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misalnya: mengi, krekel, ronki
R : Bunyi nafas mengi, krekels, dan ronki terdengar pada inspirasi dan atau ekspirasi
pada respon terhadap pengumpulan secret
c. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, misalnya peninggian kepala tempat tidur,
duduk pada sandaran tempat tidur
R : Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan
menggunakan gravitasi namun, pasien dengan distresi berat akan mencari posisi yang
paling
mudah untuk bernafas
d. Dorong pasien untuk mengeluarkan lender secara perlahan
R : Membersihkan jalan nafas dan membantu mencegah komplikasi pernafasan
(Doenges,2000)
Intervensi
a. Tentukan karakteristik nyeri, misalnya tajam, konstan, ditusuk, selidiki perubahan
karakter atau lokasi atau intensitas nyeri
R : Nyeri biasanya ada dalam beberapa derajat, juga dapat menimbulkan komplikasi
b. Anjurkan klien untuk mengurangi nyeri dengan:
1. minum air dingin atau air es
2. hindarkan makanan pedas, panas, asam dan keras
3. melakukan teknik relaksasi
R : Tindakan non-analgetik diberikan dengan cara alternative untuk mengurangi nyeri
dan menghilangkan ketidaknyamanan
c. Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
R : Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat
d. Pantau tanda vital
R : Perubahan frekuensi jantung atau TD menunjukkan bahwa pasien mengalami
nyeri, khususnya bila alas an lain untuk perubahan tanda vital telah terlihat
(Doenges,2000)
D. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi ditandai dengan luka
terbuka
Tujuan : menyatakan pemahaman penyebab atau fakto resiko individu
Kriteria hasil : mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau menurunkan resiko
infeksi, menunjukkan tehnik atau perubahan pola hidup untuk meningkatkan
lingkungan yang nyaman
Intervensi
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas walaupun menggunakan sarung tangan
steril
R : Mengurangi kontaminasi silang
b. Tetap ada fasilitas control infeksi steril dan prosedur aseptic
R : Tetapkan mekanisme yang dirancang untuk mencegah infeksi
c. Siapkan lokasi operasi menurut produsen khusus
R : Meminimalkan jumlah bakteri pada lokasi operasi
1.4 Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai
tujuan yang telah diterapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Nursalam: 2001).
3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan
pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan (Nursalam, 2001).Adapun evaluasi dari tiap - tiap masalah di atas
adalah:
a. Nyeri berkurang atau teratasi
Kriteria hasil : Reflek menelan baik, tidak ada masalah saat makan, tidak mengalami
batuk saat menelan, menelan secara normal, menelan dengan nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
http://health.vic.gov.au/edfactsheets/downloads/tonsilitis.pdf
http://seputarsehat.com/keperawatan/asuhan-keperawatan-tonsilitis.html
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-julibestar-5392-2-babiik-
r.pdf
https://sseplyruminding.wordpress.com/2013/06/22/makalah-tonsilitis/
http://majalahkesehatan.com/gejala-dan-penanganan-radang-amandel-tonsilitis/