Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Tahap Stase Maternitas

Disusun Oleh :
EGA OGIYAN PUTRI
(0432950921024)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
2022
A. PENGERTIAN ATAU DEFINISI
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan
alat – alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24
jam.(Abdul Bari Saifuddin, 2002)
Masa nifas adalah suatu periode pertama setelah kelahiran, peiode ini tidak pasti,
sebagian besar menganggapnya antara 4 minggu hingga 6 minggu. Walaupun merupakan
masa yang relatif tidak kompleks dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh
banyak perubahan fisiologis. Beberapa dari perubahan tersebut dapat menyebabkan
komplikasi yang serius (Cunnningham Gary, 2012).
Masa nifas/ peurpenium dibagi dalam 3 periode :
a.) Puerpenium dini : kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan.
b.) Puerpenium intermedial : kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya
6-8 minggu.
c.) Remote puerpenium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan. mempunyai komplikasi .
Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

B. PERUBAHAN FISIOLOGIS DALAM MASA NIFAS


Masa nifas merupakan masa kembalinya organ-organ reproduksi seperti sedia
kala sebelum hakil, sehongga pada masa nifas banyak sekali perubahan-perubahan yang
terjadi, diantaranya :

1. Perubahan dalam system reproduksi


a. Perubahan dalam uterus/rahim (involusi uterus)
b. Involusi tempat plasenta
c. Pengeluaran lochea
d. Perubahan pada perineum, vulva, dan vagina
2. Laktasi / pengeluaran Air Susu Ibu
Selama kehamilan horman estrogen dan progesterone menginduksi perkembangan
alveolus dan duktus lactiferas dari dalam mamae dan juga merangsang kolostrum
sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormone esdtrogen menurun memungkinkan
terjadinya kenaikan kadar hormone prolaktin dan produksi ASI pun dimulai.
3. Perubahan system Pencernaan
Wanita mungkin menjadi lapar dan siap makan kembali dalam 1 jam atau 2 jam
setelah melahirkan. Konstipasi dapat terjadi pada masa nifas awal dikarenakan
kekurangan bahan makanan selama persalinan dan pengendalian pada fase defekasi.
4. Perubahan system perkemihan
Pembentukan air seni oleh ginjal meningkat, namun ibu sering mengalami
kesukaran dalam buang air kecil, karena :
a. Perasaan untuk ingin BAK ibu kurang meskipun bledder penuh
b. Uretra tersumbat karena perlukaan/udema pada dindingnya akibat oleh kepala
bayi
c. Ibu tidak biasa BAK dengan berbaring
5. Penebalan Sistem Muskuloskeletal
Adanya garis-garis abdomen yang tidak akan pernah menghilang dengan
sempurna. Dinding abdomen melunak setelah melahirkan karena meregang setelah
kehamilan. Perut menggantung sering dijumpai pada multipara.
6. Perubahan Sistem Endokrin
Kadar hormone-hormon plasenta, hormone plasenta laktogen (hpl) dan chorionia
gonadotropin (HCG), turun dengan cepat dalam 2 hari, hpl sudah tidak terdeteksi
lagi. Kadar estrogen dan progesterone dalam serum turun dengan cepat dalam 3 hari
pertama masa nifas. Diantara wanita menyusui, kadar prolaktin meningkat setelah
bayi disusui.
7. Perubahan Tanda-tanda Vital
Suhu badan wanita in partu tidak lebih dari 37,20C. Setelah partus dapat naik
0,50C dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 38,0 0C sesudah 12 jam pertama
melahirkan. Bila >38,00C mungkin ada infeksi. Nadi dapat terjadi bradikardi, bila
takikardi dan badan tidak panas dicurigai ada perdarahan berlebih/ada vitrum korelis
pada perdarahan. Pada beberapa kasus ditemukan hipertensi dan akan menghilang
dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit-penyakit lain dalam kira-kira 2 bulan
tanpa pengobatan.
8. Perubahan system kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler pulih kembali ke keadaan tidak hamil dalam tempo 2
minngu pertama masa nifas. Dalam 10 hari pertama setelah melahirkan peningkatan
factor pembekuan yang terjadi selama kehamilan masih menetap namun diimbangi
oleh peningkatan aktifitas fibrinolitik.
9. Perubahan Sistem Hematologik
Leukocytosis yang diangkat sel-sel darah putih berjumlah 15.000 selama
persalinan, selanjutnya meningkat sampai 15.000 – 30.000 tanpa menjadi patologis
jika wanita tidak mengalami persalinan yang lama/panjang. Hb, HCT, dan eritrosit
jumlahmya berubah-ubah pada awal masa nifas.
10. Perubahan Psikologis Postpartum
Banyak wanita dalam minggu pertama setelah melahirkan menunjukkan gejala-
gejala depresi ringan sampai berat.

C. ETIOLOGI
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Hafifah, 2011)
a) Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
b) Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c) Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d) Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi
uterus.
e) Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.

D. TANDA-TANDA BAHAYA POST PARTUM

a. Perdarahan vagina yang hebat atau tiba-tiba bertambah banyak


b. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk
c. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung
d. Sakit kepala terus-menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan
e. Pembengkakan di wajah/tangan
f. Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK, merasa tidak enak badan
g. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan atau terasa sakit
h. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang sama
i. Rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki
j. Merasa sedih, merasa tidak mampu mengasuh sendiri bayinya/diri sendiri
k. Merasa sangat letih/nafas terengah-engah

E. PATOFISIOLOGI
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi
dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar
hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang
ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah
segera post partum bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan
oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada
endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi
plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai
permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi
endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3
minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu
kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.

F. PERAWATAN POST PARTUM


Perawatan post partum dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya
kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka
episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan baik. Penolong harus tetap
waspada sekurang-kurangnya 1 jam post partum, untuk mengatasi kemungkinan
terjadinya perdarahan post partum. Delapan jam post partum harus tidur telentang untuk
mencegah perdarahan post partum. Sesudah 8 jam, pasien boleh miring ke kanan atau ke
kiri untuk mencegah trombhosis. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar. Pada
hari seterusnya dapat duduk dan berjalan. Diet yang diberikan harus cukup kalori,
protein, cairan serta banyak buah-buahan. Miksi atau berkemih harus secepatnya dapat
dilakukan sendiri, bila pasien belum dapat berkemih sendiri sebaiknya dilakukan
kateterisasi. Defekasi harus ada dalam 3 hari post partum. Bila ada obstipasi dan timbul
komprestase hingga vekal tertimbun di rektum, mungkin akan terjadi febris. Bila hal ini
terjadi dapat dilakukan klisma atau diberi laksan per os. Bila pasien mengeluh adanya
mules, dapat diberi analgetika atau sedatif agar dapat istirahat. Perawatan mamae harus
sudah dirawat selama kehamilan, areola dicuci secara teratur agar tetap bersih dan lemas,
setelah bersih barulah bayi disusui.
G. PATWAYS

post partum Letting go phase

Estrogen & Progesteron


menurun Kehadiran
anggota baru
Involusi uterus Oksitosin meningkat
cemas
Prolaktin

meningkat
Kontraksi
Kontraksi uterus Laserasi jalan Isapan bayi perubahan
lahir Isapan bayi
uterus lambat
adekuat pola peran
tidak adekuat
Atonia uteri Pelepasan jaringan
Servik & vagina
endometrium
Oksitosin
meningkat Pembendungan
perdarahan Vol. darah turun
Port of the entri ASI
Lokhea
Payudara
Vol. Cairan turun Anemia akut keluar Duktus & alveoli bengkak
Resiko infeksi
Perub. Perfusi kontraksi
Gang. Rasa
jaringan Kurang nyaman nyeri
Hb O2 turun perawatan
efektif Tidak efektif
hipoksia

Invasi bakteri
Kuman ASI keluar ASI tidak
Resiko syok Daya tahan
keluar
hipovolemik mudah masuk
tubuh turun

Kelemahan Intoleransi Defisit


umum aktivitas perawatan diri

Anda mungkin juga menyukai