DISUSUN OLEH :
BENNY MARIA LUMBANTORUAN
Post partum atau masa nifas adalah masa pulih kembali seperti sebelum
hamil, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali
seperti kembali sebelum hamil, lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar,
R. 1998). Post partum spontan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan dengan kekuatan ibu tanpa anjuran ataupun obat
(Prawiroharjo, 2001). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas kira-kira 6 minggu (Saifudin, 2001).
Ibu postpartum primipara adalah seorang wanita yang pernah hamil satu
kali, dimana wanita tersebut melahirkan satu atau dua anak yang hidup. Ibu
postpartum multipara adalah seorang wanita yang telah hamil dua kali atau
lebih yang menghasilkan janin hidup, tanpa memandang anak itu hidup saat
lahir (Ramali, 1997).
2
4. Pengalaman keluarga secara individual atau bersama terhadap
kelahiran anak dan membesarkan anak.
b. Diabetes
c. Masalah jantung
1. Sistem reproduksi
a. Uterus
b. Serviks
4
serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah.
c. Vagina
2. Sistem endokrin
a. Hormon plasenta
3. Sistem urinarius
a. Komponen urine
b. Diuresis pascapartum
5
hilangnya peningkatan volume darah akibat kehamilan, merupakan
mekanisme lain tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan.
4. Sistem cerna
Secara khas penurunan tonus dan motalitas otot traktus cerna menetap
selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan
anastesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motalitas ke
keadaan normal.
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga
hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus
otot usus menurun selama proses persalinan dan pada masa awal pasca
partum, diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang
makan, dan dehidrasi.
b. Payudara
5. Sistem kardiovaskuler
a. Volume darah
b. Curah jantung
6. Sistem neurologi
7
Perubahan neurologi selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi
neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma yang
dialam wanita saat bersalin dan melahirkan. Rasa tidak nyaman neurologis
yang diinduksi kehamilan akan menghilang setelah wanita melahirkan.
7. Sistem muskuloskeletal
8. Sistem integumen
1. Adaptasi psikologis
a. Input
9
dengan cepat ketika suatu suara gaduh yang sangat nyaring.
3). Stimulus residual adalah ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan
dengan situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi, yang meliputi
kepercayaan, sikap, sifat individu berkembang sesuai dengan
penglaman yang lalu, hal ini memberi proses belajar untuk toleransi.
Sebagai contoh seseorang yang ditakutkan pada suatu masalah yang
telah melupakan sesuatu yang hilang dimana itu adalah sebagai anak.
b. Mekanisme koping
c. Output
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat diamati, diukur
atau secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun
dari luar. Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem.
1) Self-concept mode
Adalah salah satu dari mode psikososial dan memusat secara rinci
pada aspek rohani dan psikologis yang ada pada diri. Kebutuhan
dasar mendasari self-concept mode telah dikenali seperti integritas
mempunyai kekuatan batin adalah kebutuhan untuk mengetahui
siapa yang menjadi satu bahwa seseorang dapat ada dengan suatu
kesatuan perasaan. Integritas mempunyai kekuatan batin adalah
dasar permasalahan adaptasi dan kesehatan dalam area ini boleh
bertentangan dengan kemampuan orang untuk menyembuhkan atau
11
yang di kerjakan apa yang penting untuk memelihara lain aspek
kesehatan. Adalah penting bagi perawat untuk mempunyai
pengetahuan tentang self-concept mode untuk mampu menilai
perilaku dan stimuli mempengaruhi self-concept orang.
Adalah salah satu dari dua mode sosial dan fokus pada peran
seseorang dalam masyarakat. Suatu peran sebagai unit masyarakat
yang berfungsi adalah sebagai satuan harapan tentang bagaimana
seseorang menduduki satu posisi bertindak ke arah seseorang
menduduki posisi yang lain. Model fungsi peran telah dikenali
seperti intergritas sosial yang harus mengetahui seseorang dalam
hubungan dengan orang yang lain sedemikian sehingga seseorang
dapat bertindak.
3) Interdependen Mode
12
nilai. Kebutuhan dasar dalam interdependen mode sangat
terkecukupan dalam rasa aman untuk pemeliharaan hubungan.
1). Ibu berfokus pada dirinya sendiri dan tergantung pada orang lain.
Ketergantungan ini sebagian karena ketidaknyamanan fisik
(kemungkinan karena jahitan di perineum, after pains, hemorhoid),
karena ketidakpastiannya merawat bayi, dan karena kelelahan yang
sangat setelah persalinan. Ibu biasanya menginginkan untuk
membicarakan tentang kehamilannya, khususnya tentang
persalinan dan kelahiran secara emosional, ia berusaha untuk
mengintegrasikan proses persalinan dan kelahiran kedalam
pengalaman hidupnya.
3). Energi yang ada pada ibu postpartum ini lebih dipusatkan pada
kesehatan dan kesejahteraannya sendiri, bukan kepada bayinya.
4). Tingkah laku ibu dapat bersifat pasif dan tergantung. Kebutuhan
untuk istirahat, makan dan membuat keputusan mungkin
diverbalisasikan dan bantuan dari pemberi perawatan kesehatan
akan dengan senang hati dihargai.
5). Ibu akan siap menerima bantuan untuk memenuhi kebutuhan fisik
13
dan emosinya.
2). Secara bertahap, tingkat energi ibu bertambah dan akan merasa
lebih nyaman serta mampu lebih berfokus pada bayinya
dibandingkan pada dirinya sendiri.
14
masih sering merasa tidak aman tentang kemampuannya merawat
bayinya.
Setelah fase ini sistem pendukung menjadi sangat bernilai bagi ibu
muda yang membutuhkan sumber informasi dan penyembuhan fisik,
sehingga ia dapat istirahat dengan baik. Mekanisme pertahanan diri pasien
merupakan sumber penting dalam fase ini, karena postpartum blues bisa
terjadi. Layanan kunjungan rumah (home visite) sangat dianjurkan
terutama pada ibu muda.
3). Timbul masa depresi ringan pada periode postpartum awal oleh
karena adanya proses berduka dan bereorganisasi keluarga.
15
4). Mengakui bahwa mereka merasa tertinggal (abandonment) dan
kurang penting setelah kelahiran anaknya.
Merupakan hal yang sulit bagi orang tua untuk merasa positif terhadap
bayinya, yang tidak memenuhi harapan mereka. Jika jenis kelamin anak
tidak sesuai yang diinginkan, ibu dapat merasa gagal meskipun ibu
memahami bahwa hal ini adalah sesuatu yang berada diluar kontrolnya.
16
dan motorik; komponen kedua, bersifat emosional, melibatkan
keterampilan afektif dan kognitif. Kedua komponen ini penting untuk
perkembangan dan keberadaan bayi.
1. Keterampilan Kognitif-Motorik
2. Keterampilan Kognitif-Afektif
Usia ibu sangat mempengaruhi hasil akhir kehamilan. Ibu dan bayi
dianggap berisiko tinggi jika ibu berusia remaja ataupun berusia lebih
dari 35 tahun. Penelitian menunjukkan beberapa faktor tertentu yang
mempengaruhi respon orang tua pada kelompok berusia tua. Keletihan
dan kebutuhan untuk lebih banyak istirahat tampaknya lebih menjadi
masalah utama pada orang tua yang sudah berusia.
b. Jaringan sosial
c. Budaya
d. Sosioekonomi
18
beban finansial dapat mengalami peningkatan stress.
e. Aspirasi personal
19