1. DEFINISI
Pasca Partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi
kembali ke keadaan normal sebelum hamil. (Bobak, 2012)
Post Partum adalah masa di mulai birth to pre-pregnant condition dalam waktu 6
minggu. (Vita, 2011)
Post Partum merupakan periode antara kelahiran dan kembalinya organ reproduksi secara
normal seperti sebelum kehamilan selama 6 mingu. (Lowdermilk, 2012)
Peroide Post Partum (nifas) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat
reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal berlangsung selama 6 minggu atau
42 hari.
2. PERIODE NIFAS
Periode nifas di bagi menjadi 3, yaitu :
A. Puerperium Dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan.
B. Puerperium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
C. Remote Puerperium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.Waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.
3. MACAM-MACAM LOCHEA
A. Lochea Rubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa,
lanugo dan mekonium, selama 2 hari post partum.
B. Lochea Sanguinolenta
Cairan berwarna kecoklatan berisi darah dan lendir, berlangsung selama 3-7 hari
post partum.
C. Lochea Serosa
Cairan berwarna kekuningan dan tidak berdarah lagi, terjadi selama hari ke 7-14
post partum.
D. Lochea Alba
Cairan berwarna putih dan terjadi setelah 2 minggu (14 hari) post partum.
4. PERUBAHAN FISIK PER SISTEM
A. SISTEM REPRODUKSI
Perubahan fisik pada sistem reproduksi di bagi menjadi 3, yaitu :
1
I. SISTEM INTEGUMEN
Chloasma pada masa
hamil
biasanya
menghilang
saat
kehamilan
Berlangsung selama 2-4 hari setelah persalinan.Pada fase ini, mulai timbul
keinginan ibu untuk melakukan perawatan mandiri secara mandiri dan mulai ada
keinginan untuk merawat anaknya secara mandiri.
C. Letting Go
Pada fase ini perilaku interdependen muncul, ibu dan para anggota keluarga saling
berinteraksi.Fase ini merupakan fase yang paling stress sebagai orang tua.Suami dan
istri harus menyesuaikan efek dan perannya masing-masing dalam hal mengasuh
anak, mengatur rumah dan membina karir.
Baby blues, kondisi ini adalah periode emosional stress yang terjadi antara hari
ke-3 hingga hari ke-10 setelah persalinan. Karakteristik kondisi ini ialah iritabilitas
meningkat, perubahan mood, cemas, pusing, adanya perasaan sedih dan merasa
sendiri. (Bahiyatun, 2009)
6. KOMPLIKASI POST PARTUM
1) Perdarahan post partum dan late post partum
2) Trauma traktus genitourinarius dan reproduksi yang terinfeksi
3) Endometritis
4) Mastitis: radang pada mammae
5) Tromboflebitis
6) Emboli pulmonal pada ibu
7) Infeksi puerpeuralis, dapat disebabkan oleh persalinan lama, KPD, dan teknik
aseptik yang tidak dipatuhi
8) Depresi post partum
7. ASUHAN KEPERAWATAN
7.1 Pengkajian
1. Pola Persepsi Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan
- Riwayat DM dan hipertensi
- Riwayat pernah konsumsi zat besi dan asam folat
- Kaji apakah ibu rutin kontrol ke dokter atau tidak
2. Pola Nutrisi Metabolik
- Kaji adanya anemia ( pengkajian Hb,Ht, konjungtiva)
- Kaji nafsu makan
- Kaji berat badan
- Kaji asupan cairan
- Kaji adanya edema
- Pemeriksaan homans
- Kaji adanya hipoglikemi
- Kaji adanya edem pada ekskremitas
- Kaji adaya tromboflebitis, varises dan perdarahan
3. Pola Eliminasi
- Kaji adanya konstipasi
- Kaji adanya inkontinensia sphincter ani
- Kaji frekuensi BAB dan BAK
- Kaji distensi kantung kemih
- Kaji peningkatan BUN
4. Pola Tidur dan Istirahat
- Kaji jumlah waktu tidur
- Kaji adanya gangguan tidur
5. Pola Kognitif
- Kaji intensitas nyeri
- Kaji adanya sakit kepala
6. Pola Reproduksi
- Kaji siklus menstruasi
- Kaji tinggi fundus
- Kontraksi uterus
- Kaji hormon reproduksi
- Kaji warna dan bau dari lochea
- Kaji jahitan, edema pada perineum
- Kaji konsistensi payudara
- Kaji bentuk puting susu
- Kaji adanya massa pada payudara
- Kaji keterlibatan suami dan keluarga selama hamil, melahirkan hingga perawatan di
rumah sakit
- Kesiapan menjadi seorang ibu
7.2 Diagnosa keperawatan
1. Resiko perdarahan berhubungan dengansubinvolusi uteri
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka epifisiotomi, trauma jaringan
3. Koping mekanisme tidak efektif berhubungan dengan kurangnya system pendukung
4. Resiko cedera berhubungan dengan hipotensi ortostatik
5. Nyeri berhubungan dengan luka epifisiotomi, trauma jalan lahir
6. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
7. Perubahan pola eliminasi: BAB berhubungan dengan penurunan fungsi otot-otot
abdomen, penurunan peristaltik usus
8. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi perawatan diri dan
bayi
7.3 Intervensi Keperawatan
Dp 1 resiko perdarahan berhubungan dengan subinvolusi uteri
HYD: tidak terjadi risiko perdarahan yang di tandai dengan warna lochea berwarna
kecoklatan di hari ke-4, tanda-tanda vital dalam batas normal, fundus uteri
teraba.
Intervensi :
1. Kaji adanya resiko perdarahan pada klien.
R/: mengetahui apakah klien mengalami perdarahan atau tidak.
2. Observasi TTV setiap 4 jam.
R/: mengetahui adanya perubahan tanda-tanda vital yang menandakan adanya perdarahan
3. Observasi fundus uteri setiap hari.
R/: fundus uteri akan turun satu jari setiap hari dan fundus uteri normalnya akan teraba.
4. Ajarkan ibu untuk massage fundus uteri.
R/: dengan me-massage akan menstimulasi kontraksi dari uterus.
5. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini.
R/: membalikkan sirkulasi darah ke jantung dan menurunkan risiko terjadinya
tromboplebitis pada darah.
6. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya.
R/: dengan menyusui akan menstimulasi pengeluaran hormon oksitosin dan prolaktin.
Dp 2 resiko infeksi berhubungan dengan luka epifisiotomi , trauma jaringan
HYD:Infeksi tidak terjadi
Intervensi
1. kaji TTV setiap 4 jam
R/: adanya peningkatan TTV dapan mengindikasikan adanya infeksi
2. Observasi area sekitar luka jahitan, vulva dan daerah perineum
8. DISCHARGE PLANNING
1. Anjurkan klien untuk melakukan Mobilisasi dini minimal 6-8 jam setelah persalinan
2. Berikan informasi tentang tanda-tanda perdarahan (warna, lamanya, bau lochea)
3. Anjurkan klien untuk memperhatikan pola BAB dan BAK untuk mengetahui kembali
fungsi sistem gastrointestinal dan urinaria (konstipasi, inkontinensia)
4. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, tinggi vitamin dan
mineral, susu, cukup karbohidrat, dan tinggi serat
5. Anjurkan klien untuk mengatur pola tidur dan istirahat
6. Anjurkan klien untuk memperhatikan kebersihan genitalia
7. Informasikan dan anjurkan penggunaan kontrasepsi
8. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif
9. Anjurkan klien kontrol rutin: adanya radang mammae, sulit menyusui
10. Anjurkan klien segera laporkan jika ada keluhan mules
11. Ajarkan dan anjurkan ibu melakukan massage jika terjadi perdarahan secara tiba-tiba
dan segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat