Anda di halaman 1dari 53

ASUHAN KEPERAWATAN

IBU DENGAN POST PARTUM

Disusun Oleh :
Tim Maternitas
PENDAHULUAN
 Kematian ibu di negara berkembang naik
100 x , Lipat dari negara maju (1996)
 1997, Indonesia mengalami kematian
maternal 334/100.000 kelahiran (SDKI,
1997)
 Separuh kematian terjadi pada masa post
partum
Angka Kematian Ibu

INTRA POST TOTAL


Negara PARTUM PARTUM KEMATIAN
Berkembang
391 253 60,6
23,9 % 15,5 % 100

Negara Maju 461 146 71,9


/ AS
21,6 % 6,5 % 100
Penyebab Kematian Ibu Penyebab Kematian Perinatal

Perdarahan 30 – 35 % Asfiksia Neonatus 50-60 %

Infeksi 20 – 25 % BBLR 25-30 %

Gestosis 15 – 17 % Infeksi 25-30 %

Lain-lain 5 % Trauma persalinan 5-10 %


PENGERTIAN
 Masa nifas (Peurperium) dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil
 Masa nifas (post partum) berlangsung selama
kira-kira 6 – 8 minggu .
 Selama periode ini uterus mengalami involusi
– perubahan progresif uterus setelah lahir,
mengantarkan kembali uterus ke ukuran dan
kondisi seperti sebelum hamil
NIFAS dibagi dalam 3 periode
1. Puerperium Dini
yaitu kepulihan dimana ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
2. Puerperium Intermedial
yaitu kepulihan alat-alat genital yg lamanya
6-8 mgg.
3. Remote Puerperium
yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat optimal terutama bila selama hamil
atau persalinan mempunyai komplikasi.
T U J U A N
 Meningkatkan involusi uterus normal dan
kembali kekeadaan sebelum hamil
 Mencegah dan meminimalkan komplikasi
pasca partum  Infeksi
 Meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan
pelvik, jaringan perianal dan perineal
 Membantu pemulihan fungsi tubuh normal
 Meningkatkan pemahaman terhadap
perubahan – perubahan fisiologis & psikologis
 Memfasilitasi perawatan bayi baru lahir dan
perawatan mandiri oleh ibu baru
 Meningkatkan keberhasilan integrasi bayi baru
lahir kedalam unit keluarga
 Menyokong keterampilan orangtua dan
pelekatan orang tua – bayi
 Merencanakan perencanaan pulang yang
efektif termasuk rujukan yang tepat,
perawatan lanjutan di rumah ( Penkes klien
dan keluarga, menjelaskan tanda-tanda dan
gejala peringatan postpartum yang harus
diperhatikan untuk dilaporkan kedokter )
PERUBAHAN BIOFISIK PASCA PARTUM
1. Perubahan sistem REPRODUKSI
a. Uterus :
Berkontraksi lebih kuat setelah kelahiran bayi,
ukurannya mengecil > dari ½ Uterus akan terus
sama ukurannya selama 2 hari, kemudian berkurang
INVOLUSI dan turun sekitar 1 jari / hari Hari ke
10 – 14 PP uterus tidak dapat diraba, Uterus akan
kembali mendekati ukuran sebelum hamil dalam 4 -
6 mgg. PP.
Tempat perlengketan plasenta m’butuhkan waktu
6 -7 mgg untuk sembuh.
 Lokhea, yaitu keluaran dari uterus selama 3 mgg I
setelah kelahiran terjadi dalam 3 tipe :
o Lokhea Rubra adalah keluaran berwarna merah
gelap terjadi 2-3 hari I, lokhea ini mengandung sel-
sel epitel, eritrosit, lekosit, mekonium, lanugo dan
robekan desidua.
o Lokhea Serosa, adalah keluaran warna merah
muda sampai kecoklatan, terjadi hari 3-10 PP, ini
adalah keluaran serosa sanguinolenta yang
mengandung desidua yang sedang bergenerasi ,
eritrosit, leukosit, lendir cerviks, dan mikroorganisme,
lokhea serosa memiliki bau yang keras
o Lokhea Alba, keluaran yang hampir tidak
berwarna sampai krem kekuningan, terjadi
dari 10 hari – 3 mgg. Keluaran ini
mengandung leukosit, desidua, sel-sel epitel,
lemak, lendir serviks, kristal kholesterol dan
bakteri. Lokhea alba tidak berbau.
o Lokhea Purulen, keluaran seperti nanah
berbau busuk akibat terjadi infeksi
o Lokhea Lochiostasis, keluaran yang tidak
lancar
b.Cerviks :
Menjadi tebal dan keras pada akhir mgg. I PP.
Cerviks masih akan berdilatasi sekitar 1 cm .
Involusi cerviks yang lengkap berlangsung 3-4 bln.
Kelahiran anak bisa mengakibatkan perubahan
permanen pada ostium serviks dari bulat menjadi
memanjang.
c.Vagina :
Halus & membengkak dengan tonus yang buruk
setelah kelahiran. Rugae tampak kembali dalam 3-4
mgg PP. Indeks Estrogen kembali dalam 6-10 mgg.
d. Perineum:
Tampak edema dan memar setelah melahirkan bisa
ditemukan episiotomi atau laserasi.
 Kembalinya Ovulasi dan Menstruasi :
Pada ibu yang menyusui, menstruasi akan
terjadi pada sekitar minggu ke 6 – 8 PP.
Ibu yang menyusui, 45 % akan menstruasi
setelah 12 mgg dan akan terjadi menstruasi
anovulatory 1 X / > ( 80 % menyusui ) .
e. Payudara,
Terjadi penurunan cepat hormon estrogen dan
progesteron dengan meningkatnya prolaktin stlh.
melahirkan :
- Kolostrum sudah ada pada waktu melahirkan.
- ASI diproduksi pada hari ke 3 - 4 PP
- Payudara > besar & keras karena terjadi laktasi

Didalam payudara prolaktin merangsang sel-sel


alveolar untuk menghasilkan susu, penghisapan
payudara merangsang oksitosin dan kontraksitilitas
sel-sel miopiteleal, yang menstimulasi aliran susu.
Ini dikenal dengan reflek “ Let-Down “
e.Abdomen :
Tetap lunak dan mengendur selama beberapa
waktu setelah melahirkan. Striae tetap tetapi
putih perak  Striae Albikan
Adanya Diastasis Recti Abdominis yaitu
peregangan otot perut antara Px sampai fundus
uteri (N = lebar < 2cm, panjang < 10 cm)
 Jumlah rata-rata ASi yang dihasilkan dalam
24 jam meningkat sejalan dengan waktu :
 Minggu I – 6 minggu 10 ons
 1 – 4 minggu – 20 ons
 Setelah 4 minggu – 30 ons
2. Perubahan Sistem ENDOKRIN
a. Kadar estrogen dan progesteron menurun dgn
cepat setelah kelahiran mempengaruhi perubahan
anatomi dan fisiologis selama nifas.
b. Ovulasi & dimulainya haid dipengaruhi apakah
klien menyusui ASI / tidak.
 45 % para wanita yang menyusui memulai
kembali menstruasi dalam 12 mgg, 80 %
memiliki satu atau lebih siklus anovulatori
sebelum ovulasi yang pertama.
 40 % wanita yang tidak menyusui ASI memulai
kembali menstruasi dalam 6 mgg setelah
melahirkan, 65 % dalam 12 siklus yang
pertama. mgg, 90 % dalam 24 mgg, 50 %
berovulasi selama
c. Kebutuhan akan istirahat & tidur meningkat secara
signifikan .
3. Perubahan sistem CARDIOVASKULER
a. Bradikardi sementara ( 50-70 x/mnt ) terjadi selama
24 jam – 48 jam seletah melahirkan dan bisa
berlanjut hingga 6-8 hari.
b. Volume darah menurun kekadar sebelum hamil
pada 4 minggu setelah melahirkan
c. Ht meningkat pada hari ke 3-7 Post Partum
d. Leukositosis ( 20.000-30.000 / mm³ berlanjut untuk
beberapa hari persalinan
e. TD tetap stabil dan nadi frekwensinya kembali
sebelum hamil dalam 3 bulan PP
4. Perubahan sistem IMUN
- Sedikit terjadi peningkatan suhu tubuh, tanpa
penyebab nyata setelah melahirkan, namun
demikian seharusnya suhu ibu dalam batas normal.
- Setiap ibu yang suhunya mencapai 38 ºC dalam
periode 24 jam 2 X berturut-turut selama 10 hari
PP dianggap demam.

5. Perubahan sistem PERNAFASAN


Fungsi pulmonar kembali ke status sebelum hamil
dalam 6 bulan setelah melahirkan .
6. Perubahan sistem RENAL & PERKEMIHAN

 Distensi berlebihan pada kandung kemih adalah hal


yang umum terjadi karena peningkatan kapasitas
kandung kemih, pembengkakan, memar jaringan
disekitar urethra dan hilangnya sensasi terhadap
tekanan yang meningkat.
- Kandung kemih yang penuh menggeser uterus
dan dapat menyebabkan perdarahan PP, distensi
kandung kemih dapat menyebabkan retensi urine.
- pengosongan kandung kemih yang adekuat
umumnya kembali dalam 5-7 hari setelah terrjadi-
nya pemulihan jaringan yang bengkak & memar.
 Laju filtrasi gromerolus ( GFR ) tetap meningkat
kira-kira 7 hari setelah melahirkan
 Ureter berdilatasi dan pelvis renal kembali
kekeadaan sebelum hamil dalam 6-10 minggu
setelah melahirkan
 Diaforisis puerperalis dan diuresis terjadi dalam
24 jam setelah melahirkan
7. Perubahan sistem GASTROENTESTINAL

• Lapar dan haus merupakan hal yang umum terjadi


setelah melahirkan
• Motilitas dan tonus gastrointestinal kembali
kekeadaan sebelum hamil dalam 2 mgg setelah
melahirkan
• Konstipasi umumnya terjadi selama periode PP
awal karena penurunan tonus otot usus, rasa tidak
nyaman pada perineum dan kecemasan .
• Hemorroid merupakan masalah yang umumnya
dalam periode PP awal karena tekanan pada dasar
panggul dan mengejan pada masa persalinan
8. Perubahan sistem MUSKULOSKELETAL
 Sebagian besar wanita ambulasi 4-8 jam setelah
melahirkan, ambulasi dini dianjurkan untuk
menghindari komplikasi, meningkatkan involusi,
dan meningkatkan cara pandang emosional.
• Relaksasi dan peningkatan mobilitas artikulatio
pelvik terjadi dalam 6-8 Mgg setelah melahirkan.
9. Perubahan Sistem INTEGUMEN

• Melanin menurun secara bertahap setelah


melahirkan – menyebabkan penurunan
hyperpigmentasi ( namun warnanya tidak
akan kembali seperti sebelum hamil )
• Perubahan vasculer kehamilan yang
tampak akan hilang dengan penurunan
kadar estrogen
Adaptasi Psikososial Post Partum
 Konsep-Konsep Essensial
1. Periode PP menggambarkan suatu waktu stress
emosional bagi ibu, menjadi lebih sulit dengan
perubahan fisiologis besar yang terjadi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
transisi ke peran orang tua selama periode PP
meliputi :
 Respon dan dukungan keluarga dan teman
 Hubungan pengalaman kelahiran dengan harapan
dan aspirasi
 Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak
sebelumnya
 Pengaruh budaya setempat
Menurut REVA RUBIN ( 1997 ) membagi
periode menjadi 3 tahap :
 Periode Taking – In
1. Terjadi pada 1-2 hari PP, setelah melahirkan ibu
bersifat pasif dan bergantung, energi diperhatikan
ketubuhnya
2. Ia akan sering mengulang kembali pengalaman
persalinan dan melahirkannya.
3. Tidur yang tidak terganggu adalah penting jika si ibu
ingin menghindari efek gangguan kurang tidur, yang
meliputi letih, iritabilitas dan gangguan dalam proses
pemulihan normal.
4. Nutrisi tambahan mungkin diperlukan, selera makan
yang buruk merupakan tanda proses pemulihan
tidak berjalan normal
 Periode Taking – Hold
1. Berlangsung 2-4 hari PP, ibu mulai menaruh
perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua
yang berhasil dan bertanggung jawab terhadap
bayinya.
2. Ibu berfokus kepada pengembalian kontrol
terhadap fungsi tubuhnya, ususnya, kandung
kemih, kekuatan dan daya tahan
3. Ibu berusaha untuk terampil dengan perawatan
bayinya .
 Periode Letting – Go
1. Periode ini umunya terjadi setelah ibu kembali
dari rumah, ini melibatkan waktu reorganisasi
keluarga.
2. Ibu menerima tanggung jawab untuk perawatan
bayi baru lahir. Ia harus beradaptasi terhadap
kebutuhan, ketergantungan bayinya dan
beradaptasi terhadap penurunan otonomi,
kemandirian, dan khususnya interkasi sosial.
3. Depressi Post Partum paling umum terjadi
selama periode ini.
Depresi Pascapartum
(Post Partum Blues)
1. Banyak ibu yang mengalami kekecewaan setelah
melahirkan berhubungan dengan hebatnya
pengalaman melahirkan dan keraguan akan
kemampuan untuk mengatasi kebutuhan
membesarkan bayinya secera efektif
2. Biasanya depresi ini ringan & sementara dimulai
2-3 hari setelah melahirkan dan selesai 1-2 mgg.
3. Diperkirakan hal ini berhubungan dgn perubahan
hormon dan peran transisi.
4. Jarang terjadi secara relatif depresi ringan dapat
mengarah kepada psikosis PP, kondisi patologis.
ASUHAN KEPERAWATAN
 Kaji adaptasi PSIKOSOSIAL, meliputi :

1) Tanda dan gejala kesedihan PP ( Pascapartum “


Blues “) seperti menangis, putus asa, kehilangan
selera makan, konsentrasi buruk, sulit tidur dan
cemas .
2) Evaluasi integrasi Bayi baru lahir dengan
keluarganya
3) Observasi interaksi ibu – baru dan anggota
keluarga lainnya dengan bayi baru lahir.
 Evaluasi status nutrisi, meliputi kemampuan
mengunyah dan menelan, selera makan serta
keadekuatan cairan dan diet untuk mendukung
involusi dan laktasi.
 Evaluasi tingkat pengetahuan klien tentang
menyusui bayi baru lahir ( ASI )
 Kaji Riwayat kesehatan, riwayat medis, keluarga,
riwayat genetik, riwayat reproduksi.
Pemeriksaan Fisik
 Selama jam pertama setelah melahirkan, secara
cermat kaji perdarahan dengan melakukan palpasi
fundus uteri dengan sering (interval 15 menit / X),
inspeksi perineum terhadap perdarahan yang
tampak dan evaluasi TTV.
 Kaji TTV setiap 4-8 jam selama beberapa hari PP,
catat khususnya :
- Peningkatan suhu ringan biasanya disebabkan
karena dehidrasi, awitan laktasi, atau
leukositosis.
- Hypotensi dan nadi yang cepat dan lemah
(> 100) yang dapat menunjukkan
perdarahan dan syok.
- Hypotensi ortostatik karena penyesuaian
kembali kardiovaskuler kedalam keadaan
sebelum hamil.
- Peningkatan tekanan darah
 Kaji fundus uteri setiap hari yakni kekuatan dan
lokasinya, pastikan bahwa klien mengosongkan
kandung kemih sebelum palpasi dilakukan. Lihat
indikasi adanya sub - involusi yang meliputi :
1) Uterus tidak secara progresif menurun
ukurannya atau ke pelvik bagian bawah
2) Uterus tetap kendur dan kontraksinya buruk
3) Sakit punggung atau nyeri pelvik yang
persisten
4) Perdarahan pervagina berat.
 Kaji jumlah dan karakter lokhea setiap hari untuk
memberikan indeks essensial pemulihan
endometrium. Laporkan setiap hari yang abnormal,
misalkan :
1) Perdarahan segar
2) Lokhea rubra banyak, persisten & berbau busuk
3) Inspeksi perineum, catat keadaan jahitan (jika
ada ) nyeri tekan, bengkak, memar & hematom,
kaji daerah anal dari adanya hemoroid & fisura.
4) Kaji payudara, keras, nyeri tekan dan hangat.
Kaji keadaan putting susu apakah mengalami
pecah, fisura dan perdarahan .
 Kaji distensi kandung kemih secara sering dalam 8
jam pertama setelah melahirkan. Ukur haluaran urine,
berkemih dalam jumlah yang sedikit dan sering
berkemih yang berturut-turut menandakan adanya
urine residual dan kemungkinan perlu dilakukan
kateterisasi.
 Kaji status eliminasi fekal & kembali ke pola sebelum
melahirkan.
 Kaji ambulasi, pola istirahat dan kemampuan aktivitas
sehari-hari
 Kaji sirkulasi perifer, catat adanya varises, edema dan
kesimetrisan ukuran dan bentuk, suhu, warna dan
rentang gerak sendi. Catat khususnya trombophlebitis
dan adanya tanda Homan .
DIAGNOSA / MASALAH KEPERAWATAN
 Nyeri
 Resti infeksi
 Cemas
 Kurang Pengetahuan tentang :
- Perawatan perineum
- Perawatan payudara
- ASI eksklusif
- KB
- Nutrisi
- Senam nifas
- Tanda-tanda / bahaya
 Gangguan pola tidur
 Defisit perawatan diri
 Resiko gangguan perkemihan / retentio
urine
 Gangguan eliminasi fekal / konstipasi
 Perubahan peran orang tua
 Perubahan penampilan peran
RENCANA TINDAKAN
 Kaji dan atasi rasa nyeri
 Monitor dan cegah tanda-tanda infeksi
 Kaji dan atasi rasa cemas
 Beri Penkes tentang :
 Perawatan perineum
 Perawatan payudara
 Perawatan bayi
 ASI eksklusif
 KB
 Nutrisi
 Senam nifas
 Tanda - tanda bahaya
 Istirahat
Penkes Perawatan Ibu & Bayi se-hari-hari
 Instruksikan ibu duduk dgn tepat untuk mengurangi nyeri.
 Instruksikan ibu untuk membersihkan payudaranya setiap hari,
gunakan BH yang menyokong payudara dengan baik.
 Bantu ibu saat menyusui, posisi ibu dan bayinya dan tehnik-
tehnik perawatan payudara
 Demonstrasikan cara perawatan perineum
 Ajarkan pentingnya asupan cairan yang adekuat dan waktu
defikasi yang teratur.
 Dukung usaha ibu untuk ambulasi dini dan latihan yang teratur
 Instruksikan ibu untuk menghindari karet kaus kaki atau
pakaian yang ketat yang dapat mengganggu sirkulasi
 Demonstrasikan perawatan bayi baru lahir , dan tindakan
keamanan.
 Sarankan ibu untuk menjadwalkan periksa 4-6 minggu periksa
ulang kesehatan
Memberikan dukungan fisik Untuk
meningkatkan pemulihan
 Pantau apakah ada komplikasi dan laporkan serta
catat peningkatan denyut nadi, penurunan TD dan
peningkatan suhu
 Massase fundus uteri secara perlahan, jika lembek,
keluarkan bekuan darah dari fundus sesuai indikasi
 Letakkan es atau terapi dingin pada episiotomi
 Ambulasi terbukti bermanfaat utk mengurangi
insiden trombhoembolisme dan mempercepat
pemulihan kekuatan ibu.
 Apabila ibu harus tirah baring lebih dari 8
jam (karena anasthesi), akan ada indikasi
untuk melakukan latihan sebagai berikut :
1. Lakukan fleksi dan ekstensi kaki secara
bergantian
2. Putar tumit dengan gerakan sirkular
3. Lakukan fleksi dan ekstensi tungkai secara
bergantian
4. Tekan bagian belakang lutut ke permukaan
tempat tidur : rileks.
 Apabila diduga adanya trombus, yang ditandai
dengan adanya tanda Homan :
1. Keluhan nyeri diotot betis saat gerakan
dorsofleksi kaki.
2. Rasa hangat, warna kemerahan, nyeri tekan
pada tungkai yang dicurigai terkena trombus.
Tindakan :
- Segera lapor kedokter
- Tinggikan kaki yang terkena dengan bantal.
Kebutuhan Psikososial
 Suatu pengkajian psikososial pada masa nifas yang
menyeluruh meliputi evaluasi interaksi orang tua
dengan bayi baru. Respon orang tua terhadap
kelahiran anak bisan meliputi perilaku adaptif bida
maladaptif.
 Kualitas keibuan / kebapaan pada perilaku orang tua
membantu perawatan dan perlindungan bagi anaknya.
 Perilaku adaptif berasal dari penerimaan dan persepsi
realitis orang tua terhadap kebutuhan bayi yang baru
lahir, keterbatasan kemampuan mereka, respon sosial
yang tidak matur dan ketidak berdayaannya. Orangtua
menunjukan perilaku adaptif karena mereka sukacita
menerima bayinya.
 Perilaku maladaptif, mereka salah menginterpretasikan
respon bayinya.
 Tanda perilaku adaptif
1. Tidak mampu / menolak membicarakan
pengalaman persalinan dan melahirkan
2. Menolak berinteraksi dengan bayinya
3. Tidak ingin memeluk / memberi makan
bayinya
4. Menolak menghadiri kelas perawatan bayi
5. Menolak membahas kontrasepsi
6. Menuduh dirinya buruk dan tidak berguna
7. Depresi berat
8. Kurang sistem pendukung
 Intervensi keperawatan
1. Libatkan keluarga / ayah dalam merawat bayi
2. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk
melatih cara merawat bayinya
3. Mengakui dan memberikan pujian atas
keberhasilan mereka
4. Upayakan kepada ibu untuk cukup istirahat
dan tidur
5. Anjurkan kepada ibu untuk bersikap terbuka
dalam berkomunikasi dengan orang lain
6. Informasikan kepada keluarga fasilitas
kesehatan yang tersedia sesuai kebutuhan
bayinya
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
IBU POST CAESAREAN
 Kelahiran SC adalah pengangkatan bayi
dari uterus dengan pembedahan melalui
insisi yang dibuat didinding abdomen dan
uterus.

 Indikasi SC adalah :
 Distress janin
 Posisi janin pada primiravida  Letsu/Letlin
 Distocia
 Riwayat persalinan SC sebelumnya
 Induksi gagal  partus lama
KOMPLIKASI POTENSIAL
 Peningkatan morbiditas & mortalitas
setara dengan persalinan pervaginam
 Hemorrhgic & Endometritis
 Ileus paralitik, Obsruksi usus
 Emboli pulmoner, tromboplebitis
 Peningkatan kesempatan prematur
 Deoressi pernafasan bayi
 Gagal B.A
Persiapan sebelum SC adalah :

a. NPO (Nuchter Pre-Operation)


b. Pemasangan Infus dan kateter
c. Imformed concern (Surat persetujuan)
d. Persediaan darah
e. Pemberian obat pre-midikasi
f. Persiapan bayi
Kemungkinan D/ Kep. & Intervensi:
1. Ketidakberdayaan meternal, keputusasaan
dan kemarahan
 Intervensi :
Mengintegrasikan informasi persalinan SC
ke dalam kelas persiapan kelahiran bayi
* Sikap empati, pendekatan terapeutik
* Beri kesempatan maksimal utk membuat
keputusan
* Berkomunikasi secara efektif
* Menjaga privacy
* Libatkan suami dalam pengalaman
persalinan
* Berikan dukungan sistem pada bapak
2. Pemulihan setelah operasi
Perawatan Pasca SC
 Kaji TTV ibu dan kontraksi uterus setiap
15’ selama 1 jamI, 30’ selama 1 jam II
 Kaji jenis dan julah lokhea serta daerah
insisi atau balutan
 Pantau haluaran dan adanya bising usus
 Kaji tingkat nyeri  lakukan teknik
relaksasi, analgetika k/p
 Anjurkan periode istirahat Anjurkan
ambulasi
 Anjurkan B A

Anda mungkin juga menyukai