Anda di halaman 1dari 45

DAN

OLEH:
Ns. MISRAWATI, M.Kep, Sp.Mat
PERIODE (MASA) POSTPARTUM

 Masa postpartum adalah masa enam minggu sejak


bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali
ke normal sebelum hamil.
 Masa dimana tubuh menyesuaikan diri baik fisik
maupun psikologis terhadap proses melahirkan

Masa postpartum sering disebut


Puerperium atau nifas
PERIODE POSTPARTUM

 Immediate/kritis setelah lahir:


2-4 jam PP
 Early postpartum
s/d 3 hari PP
 Late postpartum
4-6 minggu PP
PERUBAHAN FISIK POSTPARTUM

A. UTERUS

Proses Involusi Uteri


(proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum
hamil setelah melahirkan )
PENYEBAB:
 Penurunan estrogen dan progesteron saat
postpartum (PP) menyebabkan AUTOLISIS
(pengrusakan jaringan hipertropi secara langsung)
 Akibat kontraksi otot-otot polos uterus
PERUBAHAN UTERUS
(INVOLUSI UTERI)

Perubahan uterus masa


PostPartum
Segera setelah lahir:
fundus setinggi pusat
(umbilikus)
Setiap hari uterus turun
1-2 cm
Hari ke enam PP: fundus
pertengahan umbilikus
dan simphisis
Uterus yang gagal kembali
Hari ke sembilan PP : pada keadaan sebelum hamil
uterus tidak dapat disebut Subinvolusi
dipalpasi
Lanjutan perubahan uterus…..

b. Kontraksi C. Afterpains
 Terjadi akibat  Kontraksi dan relaksasi
penurunan volume yang dialami uterus
intrauteri yang sangat secara periodik
besar melalui kompresi  Lebih terasa pada ibu
pembuluh darah multipara, uterus yang
intramiometrium. terlalu teregang (bayi
 Pelepasan hormon kembar atau besar)
oksitosin menyebabkan  Kondisi ini dipengaruhi
kompresi pembuluh oleh oksitosin yang
darah, dan membantu merangsang kontraksi
mencegah perdarahan. uterus
Lanjutan uterus..
e. Lokia
 Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir
Jumlah darah yg keluar tidak melebihi menstruasi,
jumlah semakin berkurang setiap hari
 Lokia rubra (1-3 hari PP): warna merah
mengandung debris desidua, debris trofoblastik
 Lokia serosa (3-4 hari PP): warna merah
muda/coklat. Mengandung darah lama, serum,
leukosit dan debris jaringan
 Lokia alba (4-10 hari PP) : warna putih
kekuning-kuningan. Mengandung lekosit, desidua,
sel epitel, mukus, serum dan bakteri. Bisa bertahan
2-6 minggu PP
Lanjutan uterus..
f. Serviks
 Serviks menjadi lunak setelah ibu melahirkan
 18 jam PP, serviks memendek, konsistensi lebih padat
dan kembali bentuk semula
 Muara serviks yang berdilatasi 10 cm , menutup secara
bertahap
PERUBAHAN FISIK POSTPARTUM
2. Vagina dan Perineum
 Vagina yang semula meregang,
kembali normal 6-8 minggu
 Kekurangan estrogen
menyebabkan penurunan jumlah
pelumas vagina dan penipisan
mukosa vagina
 Ukuran haemoroid, biasanya
mengecil beberapa minggu setelah
bayi lahir
PERUBAHAN PAYUDARA & HORMON

Ibu tidak menyusui Ibu Menyusui


 Payudara ibu PP teraba  Setelah laktasi payudara
nodul-nodul teraba hangat dan keras
 Kadar prolaktin ketika disentuh, nyeri
menurun cepat menetap sekitar 48 jam
 Pada hari ke-2-3 payudara  Putting susu perhatikan
seiring dimulainya kemungkinan terjadi
produksi ASI, jika tidak fisura dan lecet
disusui dapat  Siklus menstruasi pertama
menyebabkan bengkak wanita menyusui
(Engorgement) anovulatory (tidak
 Menstruasi pertama mengandung ovum)
wanita tidak menyusui  Ovulasi wanita
lebih cepat menyusui rata-rata usia
 Ovulasi wanita tidak 190 hari PP.
menyusui secara dini
rata-rata 70-75 hari
5. Abdomen
 Dalam minggu pertama kelihatan abdomen
menonjol seperti ibu hamil
 Diperlukan waktu 2 minggu dinding
abdomen rileks, usia 6 minggu dinding
abdomen kembali kesemula
 Pengembalian tonus otot abdomen
dipengaruhi kondisi tonus sebelum
hamil, latihan fisik yan tepat, dan
jumlah jaringan lemak
 Otot dinding abdomen dapat memisah
(diastasis rektus abdominis)
 Striae sering menetap
PERUBAHAN FISIK POSTPARTUM
6. Sistem Urinarius
 Peningkatan kadar steroid saat hamil
menyebabkan peningkatan fungsi ginjal
 Fungsi ginjal normal setelah 1 bulan
setelah melahirkan
 Diperlukan 2-8 minggu agar hipotoni
pada kehamilan, dilatasi ureter serta
pelvis normal seperti keadaan sebelum
hamil
Lanjutan perubahan fisik sistem urinarius..
a. Komponen urine
 Laktosuria, BUN (blood urea nitrogen)
positif pada ibu menyusui akibat
autolisis uterus yang berinvolusi
 Proteiun urine ringan (+1) sering
terjadi 1-2 hari PP akibat
pemecahan protein dalam sel otot
 Asetouria bisa terjadi pada wanita
komplikasi persalinan, persalinan
lama dan dehidrasi
Lanjutan perubahan fisik sistem urinarius..
b. Uretra dan kandung kemih
• Trauma dapat terjadi pada uretra dan
kandung kemih akibat penekanan jalan
lahir
• Trauma akibat melahirkan, peningkatan
kandung kemih setelah bayi lahir, efek
konduksi anastesi menyebabkan
keinginan berkemih menurun
• Distensi kandung kemih,
menghambat kontraksi uterus,
resiko perdarahan dan infeksi.
Lanjutan perubahan fisik sistem pencernaan..
c. Defekasi
 BAB sering tertunda 2-3 hari dapat
disebabkan penurunan tonus otot, diare
sebelum melahirkan, enema sebelum
melahirkan, kurang makan dan
dehidrasi.
 BAB sulit dapat disebabkan nyeri ibu
yang dirasa di perineum akibat
episiotomi, atau haemoroid
 BAB lancar setelah tonus otot kembali
normal
PERUBAHAN FISIK POSTPARTUM
8. Sistem Kardiovaskuler
Volume darah
 Penyesuaian pembuluh darah maternal
berlangsung cepat.
 Tiga perubahan fisiologis PP yang melindungi
wanita:
1. Hilangnya sirkulasi uteroplasenta,
mengurangi PEMDA maternal 5-15%
2. Hilangnya fungsi endokrin plasenta,
menghilangkan stimulus vasodilatasi
3. Terjadinya mobilisasi air ekstravaskular
yang disimpan selama hamil
Lanjutan perubahan fisik sistem kardiovaskuler..

d. Komponen darah
 Hematokrit dan hemoglobin
Selama 72 jam volume darah yang hilang lebih
besar dari sel darah yang hilang,
peningkatan hematokrit. SDM menurun
secara bertahap seiring usia SDM dan batas
normal hari ke-8
 Sel Darah putih
Leukositosis selama 10-12 hari PP dengan nilai
leukosit 20.000-25.000/mm3 normal dan
peningkatan laju endap darah
Lanjutan perubahan fisik sistem kardiovaskuler..
e. Faktor koagulasi
 Peningkatan faktor pembekuan dan
fibrinogen masih meningkat di awal PP
 Hiperkoagulasi dapat diikuti kerusakan
PEMDA dan immobilitas, resiko
tromboembolisme.
f. Varises
 Varises berupa haemoroid yg sering
terjadi saat hamil akan cepat mengecil
 Regresi total terjadi setelah melahirkan
PERUBAHAN FISIK POSTPARTUM
9. Sistem Neurologi
 Rasa tidak nyaman neurologis saat
diinduksi kehamilan akan menghilang
setelah bayi lahir
 Rasa baal/kesemutan saat hamil akan
menghilang kecuali jika mengangkat
atau memindahkan bayi
 Nyeri kepala perlu pemeriksaan cermat,
dapat akibat hipertensi akibat
kehamilan, stres atau kebocoran
ekstradural akibat anastesi epidural
PERUBAHAN FISIK POSTPARTUM
11. Sistem Integumen
 Kloasma yang muncul saat hamil,
berangsur-angsur menghilang
 Hiperpigmentasi di areola dan linea
nigra tidak menghilang seluruhnya saat bayi
lahir.
 Kulit meregang pada payudara, abdomen,
paha dan panggul memudar
 Rambut halus yang tumbuh saat hamil
menghilang tapi rambut kasar masih tetap,
kekuatan kuku kembali seperti sebelum
hamil
 Diaforesis perubahan terjelas di integumen
Mengapa
ya???
PERUBAHAN PSIKOLOGIS POSTPARTUM

Menurut Reva Rubin, secara psikologis fase


postpartum ada 3:
1. Fase taking-in (2-3 hari PP)
 Kebutuhan berpusat pada dirinya sendiri. Klien
tidak menginginkan kontak dengan bayinya tetapi
tidak berarti tidak memperhatikan.
 Fase ini klien menginginkan informasi tentang
bayinya, BUKAN CARA MERAWAT
BAYINYA
 Klien mengenang pengalaman melahirkan yang
baru dialami, untuk pemulihan diperlukan tidur
dan makan yang cukup
Lanjutan perubahan psikologis……

2. Fase taking hold


 Klien berusaha mandiri dan berinisiatif, perhatian
lebih kepada kemampuan mengatasi fungsi
tubuhnya, spt: kelancaran BAB,BAK, melakukan
aktifitas, duduk, berjalan dan keinginan untuk
belajar merawat diri dan bayinya
 Timbul rasa kurang percaya diri sehingga mudah
mengatakan “tidak mau”
 Fase ini berlangsung ± 10 hari
Lanjutan perubahan psikologis……

3. Fase letting go
 Periode kemandirian dalam peran baru
 Klien merasa dirinya terpisah dengan bayinya,
mendapatkan peran dan tanggung jawab
menjalankan peran sebagai ibu
 Terjadi peningkatan kemandirian dalam merawat
diri sendiri dan bayinya, penyesuaian dalam
hubungan keluarga termasuk bayi
Adaptasi lain yang secara psikologis dialami oleh
ibu hamil

1. Abandonment
PERASAAN TIDAK BERARTI DAN DIKESAMPINGKAN.

“cemburu” kepada bayi.

SUAMI DAPAT MENGALAMINYA juga…..

Perawat harus membicarakan hal ini pada ayah dan ibu secara
bersamaan, bagaimanapun juga peran orang tua adalah sama
dalam perawatan bayi. Melakukan perawatan bayi secara
bersamaan akan membantu orang tua memiliki peran yang sama
dalam perawatan bayi.
2. Disappointment

 PERASAAN ORANG TUA YANG MERASA


KECEWA TERHADAP KONDISI BAYI
KARENA TIDAK SESUAI YANG
DIHARAPKAN SAAT HAMIL.

 Perawat harus membantu orang tua untuk


dapat menerima bayinya, dengan
menunjukkan kelebihan-kelebihan bayi,
seperti, sehat, mata yang bersinar dan kondisi
yang lengkap tanpa cacat.
3. Pospartum Blues

 80% wanita post partum MENGALAMI


PERASAAN SEDIH YANG TIDAK
BERALASAN. Ibu sering menangis dan lebih
sensitif.

 Pospartum blues juga dikenal sebagai baby blues.

 Kejadian ini dapat disebabkan karena


PENURUNAN drastis kadar ESTROGEN DAN
PROGESTERON. Pada beberapa wanita dapat
disebabkan karena respon dari ketergantugan pada
orang lain akibat kelelahan, jauh dari rumah dan
ketidaknyamanan fisik. Jika hal ini berlanjut dapat
menyebabkan DEPRESI POSTPARTUM.
POSTPARTUM BLUES
ASUHAN KEPERAWATAN
POSTPARTUM

OLEH:
MISRAWATI, M.KEP, SP.MAT
PENGKAJIAN
Meliputi: observasi/inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi
 Penampilan umum: Observasi klien dari kepla
ke tumit; kaji respon klien (tingkat kesadaran,
pusing, hipotensi ortostatik)
 Nadi dan tekanan darah: ukur dan catat tanda
vital sesuai protokol.
 Tekanan darah, nadi dan pernafasan
diukur setiap 15 menit untuk 1 jam PP,
setiap 30 menit dalam 2 jam PP dan
kemudian setiap 4 jam.
Lanjutan pengkajian..
 Temperatur: Peningkatan di atas 38 0C setelah
24 jam pertama adalah perhatian terjadinya
infeksi postpartum
 Payudara: Kaji kondisi payudara terhadap
penampilan secara umum, luka,
pembengkakan, laktasi, kebersihan dan
keluaran dari putting
 Abdomen: Diastasis rektus abdominis, fundus
(evaluasi konsistensi, lokasi dan tinggi fundus
uteri), insisi SC
Lanjutan pengkajian..
 Vagina: varises, lochea (tentukan karakteristik,
warna dan jumlah lochea, termasuk adanya
bekuan)
 Perineum: observasi edema, kebiruan dan
hematom. Tanda-tanda REEDA (Red=
kemerahan, Edema= bengkak, Echimosis=
bintik-bintik merahan, Discharge= cairan yang
keluar, Approximate= jahitan yg lepas)
 Anus : haemorroid
Lanjutan pengkajian..
 Ekstremitas: kaji tromboplebitis (tanda Homan),
edema, varises
 Psikososial
- Nyeri: observasi nyeri dan ketidaknyamanan,
adanya afterpain
- penerimaan terhadap bayi, konsep diri,
penerimaan keluarga
 Tingkat pengetahuan ibu dan keluarga
 Keluhan
KEMUNGKINAN MASALAH
KEPERAWATAN
 Gangguan rasa nyaman: nyeri s/d kontraksi
uterus (afterpain) atau luka bekas episiotomi
 Resiko infeksi s/d lochea dan episiotomy
 Gangguan pola tidur s/d kelelahan ,
kegembiraan memiliki bayi
 Resiko defisit perawatan diri s/d kelelahan
setelah melahirkan
 Gangguan keseimbangan cairan: kurang dari
kebutuhan tubuh s/d kurangnya pengetahuan
tentang kebutuhan cairan setelah melahirkan
INTERVENSI
 Meningkatkan kenyamanan
- Inspeksi dan palpasi area nyeri
- Observasi ketegangan tubuh klien, diaporesis
- Gunakan teknik: distraksi, imageri, sentuhan
terapeutik, relaksasi dan interaksi dengan bayi
- Posisi miring bila mungkin
- Gunakan bantal ketika duduk
- Pada kasus pembengkakan payudara:
lakukan kompres hangat, gunakan bra
penunjang, tetap susukan bayi
Lanjutan INTERVENSI…..
 Mencegah infeksi
- Lingkungan bersih
- Mengganti linen setiap hari
- Mengganti duk sesering mungkin
- Perawatan perineum pada episiotomi, laserasi perineum
dan luka SC
- Mengajarkan perawatan daerah vagina:
membersihkan dari arah depan ke belakang
termasuk memakai pembalut
Lanjutan INTERVENSI…..
 Meningkatkan istirahat, ambulasi
dan exercise
A. Istirahat
- Diskusi dengan klien
- Nyeri afterbirth: kompres hangat, distraksi,
relaksasi, interaksi dengan bayi
- Nyeri episiotomi: miring salah satu sisi,
menggunakan bantal saat duduk, ice back, sitz bath
- Nyeri payudara: kompres hangat, kompres es,
bra yang menopang
- Medikasi bila perlu
- Libatkan keluarga
Lanjutan INTERVENSI…..
b. . Ambulasi (bergerak)
- Usahakan untuk bergerak secepatnya
- Ambulasi bertahap
- Jika SC: 6-8 jam miring Ki-Ka, duduk-
berdiri 24 jam PP
- Cegah tromboplebitis: gerakan kaki?
c. Exercise:
- Jika persalinan spontan: sesegera mungkin
- Jika SC: satu hari boleh berjalan, aktifitas bertahap
- Latih Kegel exercise
Mencegah perdarahan yang berlebihan

- Mempertahankan
tonus uterus
- Stimulasi uterus
dengan massage
- Pendidikan
kesehatan dengan
massage uterus
sendiri
- Pemberian
medikasi bila
perlu (oksitosin)
Mencegah distensi kandung kemih
-Membantu pengosongan kandung
kemih sesegera mungkin
-Stimulasi untuk kandung kemih
(mendengarkan air mengalir,
merendam tangan dalam air hangat,
air dipercikan di perineum, sitz bath
minyak peppermint)
-Kateterisasi bila perlu
Lanjutan INTERVENSI…..
f. Meningkatkan BAB normal dan pola bladder
Bowel (BAB)
• Pendidikan tentang cara mencegah konstipasi
(asupan makanan berserat cukup, peningkatan
intake cairan, meningkatkan exercise)
• Laksative bila perlu
Bladder (BAK)
• Catat output (urine) klien
• Volume minimal 150 cc setiap BAK
Lanjutan INTERVENSI…..
g. Meningkatkan breast
feeding
- Menyusui sedini mungkin
(IMD=1 jam pertama)
- Bantu ibu menyusui
dengan benar
- Gunakan bra yang
menyangga
- Tidak dianjurkan untuk
melakukan massage
payudara, suami dapat
melakukan back pressure
(pijat oksitosin)
h. Supresi laktasi (kasus bayi
meninggal)
- Gunakan bra yang menekan (selama 72 jam)
- Cegah melakukan stimulasi
- Gunakan obat-obat supresi bila perlu, spt: tace,
deladumone, parlodel

Anda mungkin juga menyukai