Anda di halaman 1dari 36

POST PARTUM

ADAPTASI FISIOLOGIS- ADAPTASI


PSIKOLOGIS

Oleh :
Ns. Siti Rochmaedah, S. Kep., M.Kep
 Post partum atau masa nifas merupakan
masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu
maupun bayi, diperkirakan 60% kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan,
dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam
24 jam pertama.
Tujuan Keperawatan
 Observasi perubahan fisiologis
dan psikologis.
 Meningkatkan pemulihan fungsi
tubuh.
 Meningkatkan istirahat dan
kenyamanan ibu.
 Meningkatkan hubungan bayi &
orang tua (bonding attachment ).
 Memberi kesempatan ibu untuk
perawatan bayinya.
 Pendidikan kesehatan :
perawatan mandiri pada bayi.
Definisi post partum (Puerperium)

 Masa dimana tubuh menyesuaikan, baik fisik


maupun psikososial terhadap proses melahirkan
 Dimulai segera setelah bersalin sampai tubuh
menyesuaikan secara sempurna dan kembali
mendekati keadaan sebelum hamil (±6 minggu)
 Periode post partum atau masa nifas mrpkn
periode setelah lepasnya plasenta sampai
kembalinya sistem reproduksi wanita seperti
sebelum hamil.
Fase post partum :

 Immediate post partum : 24 jam pertama


 Early post partum : minggu pertama
 Late post partum : minggu kedua sampai
keenam post partum

Potensial bahaya pada immediate dan early


post partum period
Perubahan bertahap kebanyakan terjadi pada
late post partum period
Adaptasi fisiologis dan psikologis ibu post natal
Adaptasi Fisiologis
Perubahan fisik meliputi :
 Sistem reproduksi
 Sistem endokrin
 Sistem kardiovaskuler
 Sistem respirasi
 Sistem Gastro Intestinal
 Sistem urinaria
 Sistem muskuloskeletal
 Sistem integumen
REPRODUKSI
Sistem Reproduksi

UTERUS
Mengalami involusi : kembalinya uterus pada ukuran dan
kondisi normal setelah kelahiran bayi
Involusi TFU Berat Diameter Bekas Keadaan Cervik
Uterus Melekat Plasenta
Setelah plasenta Sepusat 1000 gr 12.5 cm Lembut
lahir
1 minggu Pertengahan 500 gr 7.5 cm Dapat dilalui 2 jari
pusat sympisis
2 minggu Tak teraba 350 gr 5 cm Dapat dimasuki 1
jari
6 minggu Seperti hamil 2 50 gr 2.5 gr Hampil kembali
minggu normal
8 minggu Normal 30 gr 0 Normal
LOCHEA
Lochea mrpkn ekskresi cairan Rahim selama masa nifas.

Nama Lochea Waktu Bentuk & warna


pengeluaran
Rubra Hari ke 1-3 - Warna merah segar
- Terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa,
rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa darah
- Darah dg bekuan
- ↑ bila bangun/menyusui
Sanguinolenta Hari ke-3-7 - Merah dan kuning berisi darah dan lendir
Serosa Hari ke-7-14 - Lebih pucat dari lochea rubra.
- Berbentuk serum
- Berwarna merah jambu kemudian menjadi
kuning
Alba Setelah hari - Cairan putih berbentuk krim
ke 14 - Terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua.
 Lochea terus keluar sampai 3 minggu
 Jumlah berkurang pd persalinan SC, tahapManuaba (1998 )tidak
yg akan dilalui dalam Padila (2014)
berubah
Siklus Menstruasi
 Ibu tdk menyusui eksklusif
 Kembali ke siklus normal rata-rata dlm waktu
6-8 minggu
 Ibu menyusui eksklusif
 Paling awal 12 minggu
 Rata-rata 18 minggu
Lanjutan Siklus Menstruasi
Ovulasi
 Ada tidaknya ovulasi tergantung tingkat

prolaktin
 Ibu menyusui 80% siklus awal tidak terjadi

ovulasi
 Ibu tidak menyusui 50% siklus awal tdk

terjadi ovulasi
Serviks
• Segera setelah lahir terjadi edema
• Bentuk distensi utk beberapa hari
• Struktur internal kembali dlm 2 minggu
• Struktur eksternal melebar & tampak bercelah

Vagina
• Beberapa saat setelah melahirkan :
• Tonus otot (-)
• Edema, membiru
• Terdapat laserasi
• Saluran melebar
• Rugae (-)

3 Mgg Post Parum Rugae (+)


Lubrication vagina non laktasi > cepat laktasi
Perineum
 Episiotomi
 Penyembuhan ± 2 minggu
 Keutuhan perineum
 Laserasi
 Tingkat 1 : kulit dan strukturnya dari permukaan
sampai otot perineal
 Tingkat 2 : meluas sampai otot perineal
 Tingkat 3 : meluas sampai otot spinkter
 Tingkat 4 : melibatkan dinding anterior rektal
Payudara
 Putting mudah erektil
 Mamae membesar krn vaskularisasi
 Engorgement (bengkak akibat pembengkakan
prolaktin) pada hari ke 1-3
 Pada payudara yg tidak disusui, engorgement
akan berkurang dalam 2-3 minggu
Pengeluaran :
Kolostrum 1- 3 hari post partum
ASI > 3 hari PP
Sistem endokrin
 Hormon plasenta
 HCG (-) pada minggu I PP
 Progesteron plasma tidak terdeteksi dlm 72 jam
PP, produksi normal setelah siklus menstruasi
 Estrogen plasma menurun 10% dari prenatal pada 3
jam PP
 Hormon Pituitari
 Tingkat prolaktin serum meningkat tajam pada 2
minggu pertama
 Menurun cepat sampai tidak ada pada ibu tidak
menyusui
 FSH, LH tdk ditemukan pada minggu pertama PP
Sistem Kardiovaskuler
 Jantung
 Kembali ke posisi normal
 Kala I – II persalinan, CO meningkat & setelah
melahirkan menurun dengan cepat mencapai normal
dalam waktu 2-3 minggu
 Beban jantung meningkat karena aliran darah
uterin masuk ke sirkulasi umum
 Volume darah
 Menurun karena kehilangan darah
 Persalinan normal : 200-500ml
 Persalinan SC : 600-800ml
 Minggu I PP : 800ml
Lanjutan sistem kardiovaskuler

 Perubahan hematologik
 Hematokrit
 Meningkat setelah persalinan b.d penurunan volume
plasma & dehidrasi
 Jumlah WBC
 Mungkin meningkat 20.000/mm3/lebih
 Peningkatan leukosit lebih dari 30% diatas 6 jam
waspada infeksi
Lanjutan sistem kardiovaskuler

 Tanda Vital
 TD normalnya tidak terjadi perubahan
 Penurunan TD waspada perdarahan
 Peningkatan TD waspada preeklampsia postpartum
 Nadi akan lebih cepat setelah melahirkan
 Takikardia – partus lama
>> perdarahan (dehidrasi)
 Suhu meningkat sampai 380C, Peningkatan suhu
lebih dari 38°C menunjukkan adanya tanda-tanda
infeksi pada post partum misal mastitis
 Pernapasan cepat waspada syok
Sistem Respirasi
 Fungsi paru-paru
 Diafragma menurun shg organ kembali ke posisi
normal
 Kembali ke tingkat sebelum melahirkan 6-8
minggu PP
 Respirasi 16-24x/menit
Sistem Gastrointestinal

 Nafsu makan kembali normal segera setelah


melahirkan
 Penurunan motilitas usus shg mengakibatkan
konstipasi
 Kehilangan cairan tubuh dan rasa tidak
nyaman di daerah perineum, penggunaan
enema pada kala I dan penurunan tonus otot
abdominal
 Rata-rata kehilangan BB 5.5 kg saat
persalinan ; 2-3 kg hilang karena diuresis
Sistem Urinaria

 Mekanisme persalinan :
- Udema
- Laserasi–hematuri Trauma uretra & blader
- Tindakan kateterisasi

Tindaan SC - ↓sensitivitas bladder retensi


↓tonus blader urine
Kandungan Urine
- Hematuria – laserasi VU & uretra

- Proteinuria – involusi uterus ( katabolik )

- Acetonuria – partus lama mengakibatkan

dehidrasi
Sistem Muskuloskeletal
 Otot abdomen
 Otot-otot uterus berkontraksi Menghentikan
setelah partus perdarahan
 Pembuluh darah diantara anyaman
otor-otot uterus terjepit
 Diastasis recti biasanya 2-4 cm,
kembali dlm waktu 6 minggu dg latihan
 Stabil kembali pada 6-8 minggu PP
Sistem Integumen
 Hiperpigmentasi perlahan berkurang
 Diaphoresis umum pada minggu I PP
(terutama malam hari)
 Diaphoresis mrpkn mekanisme utk
mengurangi cairan yg tertahan selama hamil
Adaptasi psikososial
Fase yang dilalui menurut Rubin :
 Fase Taking in

 Fase Taking hold

 Fase Letting Go
Fase Taking In
 Ibu tergantung pada orang lain
 Fokus pada diri sendiri
 Pasif
 Terkenang dengan pengalaman persalinan
 Masa 1 – 2 hari
Fase Taking Hold
 Periode perpindahan dari keadaan
ketergantungan ke keadaan mandiri
 Energi meningkat, merasa lebih nyaman dan

mulai berfokus pada bayi yang dilahirkan


 Inisiatif merawat dirinya meningkat
 Masa s.d 10 hari

Pada fase ini merupakan saat yang tepat


untuk memberikan pendidikan perawatan
untuk dirinya dan bayinya
Fase Letting go
 Menerima peran dan tanggung jawab baru
sebagai ibu
 Kemandirian dalam perawatan diri dan
bayinya ketika ibu kembali ke rumah
 fase ini ibu mengalami 2 perpisahan, yaitu
 Mengerti dan menerima bentuk fisik dari
bayinya
 Melepaskan peran ibu sebelum memiliki anak,
menjadi ibu yang merawat anak.
Perubahan Psikologis

A. Perubahan peran
 Meneriman peran sbg ibu

 Tahap berkembang :

 Dependent/taking in
 Dependent-independent/ taking hold
 Interdependent/letting go
B. Attachment
Faktor yg mempengaruhi :
 Faktor ayah
 Faktor Ibu
 Faktor bayi
Lanjutan perubahan psikologis

C. Baby Blues/post partum blues


 Klien tidak siap dengan tugas-tugas yang

harus dihadapi
 50-70% wanita mengalami

 Ditimbulkan krn turunnya kadar estrogen

dan progesteron
 Gejala yang tampak adalah menangis,

mudah tersinggung, gangguan nafsu


makan, gangguan pola tidur, dan cemas
Konsep asuhan keperawatan
Pengkajian
A. Pemeriksaan Fisik
1. Monitor Keadaan Umum Ibu
 Jam I : tiap 15 menit, jam II tiap 30 menit
 24 jam I : tiap 4 jam
 Setelah 24 jam : tiap 8 jam
2. Monitor Tanda-tanda Vital
3. Payudara
Produksi kolustrum 48 jam pertama.
4. Uterus
Konsistensi dan tonus, posisi tinggi dan ukuran.
5. Insisi SC
Balutan dan insisi, drainase, edema, dan perubahan warna.
Lanjutan
6. Kandung Kemih dan Output Urine
Pola berkemih, jumlah distensi, dan nyeri
7. Bowel
Pergerakan usus, hemoroid dan bising usus
8. Lochea
Tipe, jumlah, bau dan adanya gumpalan
9. Perineum
Episiotomi, laserasi dan hemoroid, memar,
hematoma, edema
10. Ekstremitas
Tanda Homan, periksa redness, tenderness, warna
11. Diagnostik
Jumlah darah lengkap, urinalisis
Pengkajian perubahan psikologis

1. Peran Ibu meliputi:


Kondisi Ibu, kondisi bayi, faktor sosial-ekonomi, faktor
keluarga, usia ibu, konflik peran
2. Baby Blues:
Mulai terjadinya, adakah anxietas, marah, respon
depresi dan psikosis.
3. Perubahan Psikologis
a. Perubahan peran, sebagai orang tua
b. Attachment yang mempengaruhi dari faktor ibu,
ayah dan bayi
c. Baby Blues merupakan gangguan perasaan
yang menetap, biasanya pada hari III
dimungkinkan karena turunnya hormon estrogen
dan pergeseran yang mempengaruhi emosi ibu.
Diagnosa keperawatan

1. Gangguan integritas kulit b.d. episiotomi,


laserasi
2. Nyeri akut b.d. laserasi, episiotomi
3. Resiko infeksi b.d. peningkatan pajanan
terhadap pathogen
4. Resiko gangguan eliminasi urine: retensi
urine b.d. edema perineal, trauma perineal
5. Cemas b.d. kurangnya pengetahuan
tentang perawatan bayi/ibu, kondisi
bayi/ibu
Intervensi keperawatan
Gangguan integritas kulit b.d. episiotomi,
laserasi
 Monitor episiotomi akan kemerahan, edema,

memar, hematoma, keutuhan (sambungan


dan pendarahan)
 Berikan kompres es, untuk menurunkan

edema
 Lakukan perawatan episiotomi setiap hari

 Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan

dan terutama daerah genetalia


Contoh intervensi

Nyeri akut b.d. episiotomi


 Tentukan adanya lokasi dan sifat serta

skala nyeri
 Inspeksi perbaikan perineum, dan

episiotomi
 Ajarkan klien teknik relaksasi dan

distraksi (teknik nafas panjang dan dalam,


mengalihkan perhatian)
 Monitor tanda-tanda vital
Thanks

Anda mungkin juga menyukai