Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL PADA NY.

K
UMUR 30th P1 A0 2 JAM POST PARTUM DI BPM SRI HARYANTI
SUKOHARJO
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada Nifas, alat – alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur –
angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan – perubahan alat
genetalia ini dalam keseluruhannya disebut involusi.
Masa Nifas / masa puerpenum dimulai setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira – kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih
kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
Dari uraian diatas penulis dapat mengambil judul “Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Nifas Normal Pada Ny.K Umur 30th P1 A0 Hari 1 Di BPM Sri Haryanti
Sukoharjo” agar dapat memberikan asuhan kebidanan pada pasien – pasien
dengan nifas normal secara komprehensif.

1.2 Rumusan masalah


1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada
ibu nifas normal dengan menggunakan management 7 langkah varney
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian pada ibu nifas normal
b. Dapat menentukan diagnosa potensial dan antisipasi pada ibu nifas normal
c. Dapat menentukan interprestasi data secara tepat pada ibu nifas normal
d. Dapat menentukan tindakan segera pada ibu nifas normal
e. Dapat menentukan rencana tindakan pada ibu nifas
f. Dapat mengimplementasikan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal
g. Dapat membuat evaluasi asuhan kebidanan pada ibu nifas normal
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Masa yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan
normal, setelah proses kehamilan. Dan kala nifas atau yang biasa disebut masa
puerperium ini berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Akan tetapi, seluruh
alat genetika baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3
bulan. (Sarwono, 2006: 237)

2.2 Tahapan Masa Nifas


1. Tahap I : Masa Nifas 6 – 8 jam setelah persalinan
2. Tahap II : Masa Nifas 6 hari setelah persalinan
3. Tahap III : Masa Nifas 2 minggu setelah persalinan
4. Tahap IV : Masa Nifas 6 minggu setelah persalinan

2.3 Tahap Bahaya Nifas


1. Demam yang lebih dari 2 hari
2. Perdarahan aktif
3. Keluar banyak bekuan darah
4. Bau busuk dari vagina
5. Pusing
6. Lemas luar biasa
7. Penyulit dalam menyusukan bayinya
8. Nyeri panggul atau abdomen yang lebih hebat dari nyeri kontraksi biasa
(APN, 2007: 140)
2.4 Perubahan – perubahan Fisiologis Masa Nifas
1. Perubahan Pada Sistem Kardiovaskuler
Setelah melahirkan, sitem kardiovaskuler akan kembali pada kondisi
seperti sebelum hamil. Setelah 12 – 24 jam pasca persalinan terjadi
peningkatan volume plasma karena proses imbilisi cairan dari ekstravaskuler
ke dalam pembuluh darah yang kemudian akan diikuti oleh periode duresis
yang terjadi diantara hari ke – 2 dan ke – 5 pasca persalinan yang
mengakibatkan terjadinya penurunan volume plasma / (hemo konsentrasi).
2 minggu pasca persalinan merupakan periode penyesuaian untuk
kembali ke nilai volume plasma seperti sebelum hamil. Sistem kardiovaskuler
pulih kembali ke keadaan seperti sebelum hamil dalam tempo 2 minggu
pertama masa nifas.

2. Perubahan – perubahan Pada Alat – alat Kandungan


a. Uterus
Perubahan dalam uterus rahim : Involusi / pengerutan uterus merupakan
suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan
bobot hingga 60 gram.
Bobot Diameter
Palpasi Serviks
Uterus Uterus
Pada akhir persalinan 900 gram 12,5 cm Lembut / lunak
Pada akhir minggu ke-1 450 gram 7,5 cm 2 cm
Pada akhir minggu ke-2 200 gram 5,0 cm 1 cm
Pada akhir 6 minggu 60 gram 2,5 cm menyempit

Involusi Tinggi Fundus Uteri Bentuk Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari di bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
b. Bekas Implantasi Urin
Placenta bod mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum
uteri dengan diameter 7,5 cm, sudah 2 minggu menjadi 3,5, cm pada
minggu ke-6 menjadi: 2,4 cm dan akhirnya pulih.
c. Luka – luka
Bila tidak ada infeksi atau luka-luka jalan lahir yang berarti, wanita yang
baru melahirkan merasa sangat lega. (Sarwono, 2005:240). Luka – luka
pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6 – 7 hari
Tahapan penyembuhan luka:
 Hari ke 0 – 3
 Bekuan darah terbentuk, diperkuat oleh serat fibrin
 Terjadi respons peradangan akut, leukosit, polinorf dan makrofag
bermigrasi Ketempat luka, eksudat berprotein tinggi menyebabkan
edena lokal.
 Satu minggu kemudian
 Crusta mengering, mengerasdan akhirnya terlepas.
 Luka berkontraksi.
 Terjadi aktivitas mitosis di sel epidermis, yang bermigrasi diatas
jaringan yang hidup.
 Terbentuk kapiler darah baru, terbentuk dari tunas andotel yang
membawa nutrient ke jaringan yang menyembuh.
 Jaringan ikat baru yang dibentuk oleh fibroblasi, menunjang perlu
ubahan kapiler.
 Enam bulan kemudian
 Depresi permukaan mungkin masih tampak di bekas luka jaringan
perut menjadi lebih pucat.
 Epirelisasi tunas.
 Jaringan ikat mengalami reorganisasi, pembuluh darah berkurang
dan jaringan menjadi lebih kuat.
d. Lochea
Ketika placenta dan membrane terlepas dari dinding uterus, uterus
mengalirkan lochea yang berisi darah, bagian – bagian desidun, sel darah
putih, dan beberapa sumber bakteri.
Perubahan lochea terjadi sebagai berikut :
 Lochea rubra : Terjadi 3 hari pertama
 Lochea serosa : Terjadi hari ke – 4
 Lochea alba : Hari ke – 10
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Terdiri dari :
 Lochea rubra (cruenta) : Berisi darah segar dan sisa – sisa selaput
ketuban, sel – sel desidun, vernika seosa, lanugo dan mekonium selama
2 hari pasca persalinan.
 Lochea sangvilvalenta : Berwarna merah kuning berisi darah lendir
terjadi pada hari ke – 3 sampai ke – 7 pasca persalinan.
 Lochea serosa : Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi pada hari
ke – 7 sampai hari ke – 14 pasca persalinan.
 Lochea alba : Berwarna putih, setelah hari ke – 14
 Lochea purulenta : Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
 Lochea statis : Lochea tidak lancar keluarnya.

e. Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks akan menyangga seperti corong
berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang – kadang
terdapat perlukaan – perlukaan kecil, setelah bayi lahir tangan masih bisa
masuk rongga rahim setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2 – 3 jari dan setelah
7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
f. Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
 Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan
hormone prolaktin setelah persalinan.
 Kolostruum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari
ke – 2 atau hari ke – 3 setelah persalinan.
 Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulanya proses
lakbisi.

3. Perubahan Pada Sistem Muskuloskeleral


Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem muskuloskeleral adalah
perubahan – perubahan yang pada umumnya terjadi pada tulang/ otak dalam
tubuh ibu masa nifas yang akan pulih kembali ke keadaan normal selama 42
hari atau 6 minggu.
4. Perubahan pada tanda – tanda vital
a. Suhu
Suhu badan wanita in partu tidak lebih dari 37,2 0 C. Sesudah partus
dapat naik + 0,50 C dari normal, tetapi tidak melebihi 380 C, sesudah 12
jam pertama melahirkan, umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila
suhu badan lebih dari 38°C, kemungkinan adanya infeksi. Pada hari ketiga
suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi
bengkak, berwarna merah karena banyak ASI.
b. Nadi
Biasanya sedikit meningkat selama kala II persalinan seiring
dengan besarnya tenaga yang dikeluarkan. Nadi berkisar umumnya antara
60 – 80 denyutan per menit segera setelah partus dapat terjadi “branchy
curdia”. Bila terdapat “rochy curdia”. Sedangkan badan tidak panas.
Kemungkinan ada perdarahan berlebihan pada penderita. Pada masa nifas
umumnya denyut nadi lebih labil dibandingkan suhu badan.(Sarwono,
2006: 239 – 240)
c. Tekanan darah
Perubahan darah normalnya sedikit meningkat selama kala II
persalinan akibat usaha mengejan dan dehidrasi pada awal post pertum
tekanan darah 140/90 mmHg.
d. Respirasi
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan
denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernafasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran
pernafasan. Respirasi pada nifas normalnya 16 – 24 x/ menit.

2.5 Hal – hal Yang Perlu Diperiksa di Masa Nifas


Pemeriksaan akhir kala nifas (post partum)sangat penting karena dapat
digunakan untuk melakukan pemeriksaan khusus sebagai berikut :
1. Melakukan pemeriksaan papsmear untuk mencari kemungkinan kelainan
sitoogi sel serviks atau sel endometrium.
2. Menilai seberapa jauh involusi uterus.
3. Mempersiapkan untuk mempergunakan metode KB.
4. Hal – hal yang harus diperiksa pada masa nifas :
 Keadaan umum dari ibu nifas.
 Keadaan payudara dan putingnya.
 Dinding perut.
 Keadaan perineum.
 Kandung kencing.
 Keadaan serviks uterus. (Sarwono, 2006: 244)

2.6 Kunjuangan Masa Nifas


1. Kunjungan 1 : 6 – 8 jam setelah persalinan.
Tujuan :
a. Cegah perdarahan masa nifas.
b. Deteksi dan rawat penyebab perdarahan, rujuk jika berlanjut.
c. Konseling cara cegah perdarahan.
d. Pemberian ASI acuan.
e. Lakukan hubungan ibu dan BBL.
f. Cara cegah hiportemia.
g. Observasi 2 jam setelah kelahiran jika bidan yang menolong
persalinan.
2. Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan
Tujuan :
a. Pastikan involusi uterus normal.
b. Nilai tanda – tanda demam, infeksi / perdarahan abnormal.
c. Pastikan ibu dapat mekanan, cairan dan istirahat.
d. Pastikan ibu menyusui dengan baik.
e. Konseling tentang asuhan BBL, tali pusat, jaga bayi tetap hangat,
perawatan bayi sehari – hari.
3. Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan.
Tujuan :
a. Sama seperti tujuan (kunjungan II, yaitu kunjungan 6 hari setelah
persalinan).
4.      Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan.
Tujuan :
a. Tanyakan pada ibu tentang penyulit yang dialami atau bayi alami.
b. Beri konseling KB secara alami.
BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal dengan tujuh
langkah varney, penulis mengambil kesimpulan :
1.      Penulis telah mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan kebidanan
pada ibu nifas normal di BPM Sri Haryanti Sukoharjo.
2.      Hasil pengkajian yang penulis dapatkan yaitu Ny. K P1A0 post partum telah
melahirkan bayinya dan masih merasa mules pada perutnya, riwayat kehamilan,
riwayat persalinan normal, anak hidup jenis kelamin laki-laki, BB 3400 gram, PB 51
cm, rawat gabung. Riwayat kesehatan di dalam keluarga tidak ada yang menderita
apapun, kebiasaan sehari-hari dalam batas normal, ibu dan keluarga sangat senang
atas kelahiran bayinya, ibu sedikit tahu cara perawatan payudara dan bayinya, alat
kontrasepsi yang dipakai belum pernah menggunakan kontrasepsi apapun. Data
obyektif dalam batas normal, masalah perut ibu terasa mules, diagnosa potensial dan
antisipasi tidak ada, tindakan segera tidak ada, intervensi Observasi KU, VS,
Kontraksi dan PPV, Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan makan- makanan
bergizi, Ajarkan ibu dan keluarga masase abdomen, Jelaskan pada ibu bahwa mules
yang dialami adalah hal yang wajar, Beri KIE tentang pentingnya ASI eksklusif, Beri
KIE tentang merawat luka jahitan, Lanjut terapi oral, Evaluasi KU Baik, Ibu dan
keluarga mengatakan mengerti bagaimana cara masase, Ibu mengatakan sudah faham
tentang wajarnya rasa mules yang dialaminya, Ibu mengatakan sudah mengerti
tentang pentingnya ASI ekslusif, Ibu mengatakan sudah mengerti bagaimana cara
merawat luka jahitan, Ibu mengatakan bersedia meminum obat, Vital Sign T : 120/70
mmHg, N : 80 x/menit, S : 360C, R : 20 x/menit.
3.      Dalam pelaksanaan Asuhan kebidanan pada ibu nifas normal pada Ny. K tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktek di lahan praktek
B.     Saran
1.      Bagi Nakes
Petugas kesehatan hendaknya selalu meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan ibu
nifas secara tepat dan baik.
2.      Bagi Pasien
Diharapkan ibu selalu menjaga kebersihan diri dan terutama daerah genetalia.
Jika terjadi/ terdapat tanda bahaya bagi ibu, keluarga harus segera mencari pelayanan
kesehatan, kebidanan ataupun dokter.
3.      Bagi Mahasiswa
Semoga dapat berguna dan dimanfaatkan sebaik – baiknya serta menambah
pengetahuan

 
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/76949201/Format-Asuhan-Kebidanan-Pada-Ibu-Nifas
Manuaba, IBG. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan, 1999.
Manuaba, IBG. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC, 1999.
Prawiroharjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Gramedia, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo, 2006.
POGI. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, 2002.
APN.2007.
www.Kuliah bidan. Wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai