Anda di halaman 1dari 12

2.3.

Nifas

2.3.1. Pengertian Nifas

Masa nifas atau puerperium adalah di mulai sejak 2 jam setelah persalinan sampai dengan

6 minggu (42 hari) setelah itu (Prawirohardjo, 2013).

Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan selesai

sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil, lama masa nifas yaitu 6-8 minggu

(Mochtar, 2013).

2.3.2 Pemantauan Masa Nifas

Adapun frekuensi pemantauan, waktu dan tujuan pemantauan pada ibu dalam masa nifas,

(Suherni, 2010) :

1. Pemantauan pertama 6-8 jam setelah persalinan

Tujuan :

a) Memantau involusi uterus dengan memeriksa tinggi fundus dan lochia

b) Memeriksa puting susu ibu

c) Memastikan bayi menyusu dengan baik

d) Memberikan penkes tentang personal hygiene

e) Memberikan supervisi kepada ibu bagaimana teknik melakukan hubungan antara ibu dan

bayi baru lahir

f) Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

2. Pemantauan kedua 6 hari setelah persalinan

Tujuan :

a) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal


b) Evaluasi adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan normal

c) Memastikan ibu cukup makan, minum dan istirahat

d) Memastikan ibu menyusui dengan benar dan memastikan tidak ada tanda-tanda penyulit

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai hal-hal berkaitan dengan asuhan pada bayi.

3. Pemantauan ketiga 2 minggu setelah persalinan

Tujuan :

Sama seperti kunjungan hari keenam

4. Pemantauan keempat 6 minggu setelah persalinan

Tujuan :

a) Memeriksa pemulihan masa nifas dengan memeriksa tinggi fundus uteri

b) Menanyakan kepada ibu tentang pengeluaran lochia

c) Memberikan konseling KB secara dini

2.3.3 Periode Masa Nifas

Adapun periode postpartum ini diuraikan oleh Rubin dalam 3 tahap, yaitu:

a. Tahap I : Taking in

Periode ini berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan. Ibu baru umumnya

pasif dan sangat tergantung, serta perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan

tubuhnya. Ia akan mengingat-ingat kembali pengalamannya sewaktu melahirkan.

b. Tahap II : Taking hold

Periode ini berlangsung pada hari ke-2 sampai hari ke-4 pascapartum. Ibu

mulai sadar dengan kemampuannya untuk menjadi orang tua yang sukses dan
meningkatkan tanggung jawab terhadap bayinya. Ibu berkosentrasi pada

pengontrolan fungsi tubuhnya, BAB dan BAK, juga kekuatan serta ketahanan

tubuhnya. Ibu berupaya keras menguasai berbagai keterampilan perawatan bayi

misalnya menggendong, menyusui, memandikan dan memasang popok. Pada

periode ini, ibu cenderung sensitif dan merasa tidak mahir melakukan keterampilan

tersebut.

c. Tahap III : Letting go

Periode ini biasanya dimulai setelah ibu pulang kerumah dan sangat

berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan kepada keluarga. Ibu

harus mengambil alih tanggung jawab perawatan bayi.

2.3.4 Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Perubahan fisiologis masa nifas (Suherni, 2010) :

A. Perubahan Sistem Reproduksi

1. Perubahan Uterus

Terjadi kontraksi uterus yang meningkat setelah bayi keluar. Hal ini menyebabkan

iskemia pada lokasi perlekatan plasenta (plasental site) sehingga jaringan perlekatan antara

plasenta dan dinding uterus, mengalami nekrosis dan lepas. Ukuran uterus mengecil kembali

(setelah 2 hari pasca persalinan, setinggi umbilikus, setelah 2 minggu masuk panggul, setelah

4 minggu kembali pada ukuran sebelum hamil). Mengenai tinggi fundus uterus dan berta

uterus menurut masa involusi sebagai berikut :

Tabel 2.1

Involusi uterus
Hari Tinggi fundus uterus
1 hari Dua jari dibawah pusat
6 hari Pertengahan pusat-sympisis
14 hari Tak teraba di atas symphisis
42 hari Bertambah kecil
56 hari Sebesar normal

Sumber: Suherni, dkk, 2010. Perawatan Masa Nifas, Yogyakarta, halaman 78.

Di samping itu adanya perubahan warna cairan sekret yang keluar dari kavum uteri yang

disebut lochia. Pengeluaran lochia dapat dibagi menjadi lochia rubra, sanguilenta, serosa dan

alba. Perbedaan masing-masing lochia dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 2.2 Lochia

Lochia Waktu Warna Ciri-ciri


Rubra 1-3 hari Merah Terdiri dari sel desidua, verniks
kehitaman caseosa, rambut lanugo, sisa
mekonium dan sisa darah
Sanguilenta 3-7 hari Putih bercampur Sisa darah bercampur lender
merah
Serosa 7-14 hari Kekuningan/keco Lebih sedikit darah dan lebih
klatan banyak serum, juga terdiri dari
leukosit dan robekan laserasi
plasenta
Alba ˃14 hari Putih Mengandung leukosit, selaput
lendir serviks dan serabut
jaringan yang mati

2. Perubahan vagina dan perineum

a. Vagina

Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae (lipatan-lipatan atau kerutan-

kerutan) kembali

b. Perlukaan vagina

Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka perineum tidak sering dijumpai

dan biasanya terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan

speculum

c. Perubahan perineum

Terjadi robekan perineum pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang

juga pada persalinan berikutnya.

B. Perubahan pada Sistem Pencernaan

Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini umumnya disebabkan

karena makanan padat dan kurangnya berserat selama persalinan. Di samping itu rasa takut

untuk buang air besar, sehubungan dengan jahitan pada perineum. Janagan sampai lepas dan

juga takut rasa nyeri (Suherni, 2010).

C. Perubahan Perkemihan
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada

keadaan/status sebelum persalinan, lamanya partus kala 2 dilalui, besarnya tekanan kepala

yang menakan pada saat persalinan (Suherni, 2010).

D. Perubahan Tanda-Tanda Vital

a. Suhu badan

24 jam postpartum suhu badan akan naik seidkit (37,5°C-38°C) sebagai akibat kerja

keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan, apabila dalam keadaan

normal suhu badan akan biasa lagi. Pada hari ketiga suhu badan akan naik lagi

karena aad pembentukan ASI.

b. Nadi

Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat. Setiap denyut nadi

yang melebihi 100 adalah abnormal dan hal ini mungkin disebabkan oleh infeksi atau

perdarahan postpartum yang tertunda.

c. Tekanan darah

Biasanya tidak merubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu

melahirkan karena ada perdarahan.

d. Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi.

Apabila suhu dan denyut nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya

kecuali ada gangguan khusus pada saluran pernafasan (Sari. E, 2014).

2.3.5 Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas

Menurut (Suherni, 2010) kebutuhan kesehatan ibu masa nifas adalah sebagai berikut :
1. Gizi

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh ibu saat menyusui, terkait dengan

pemenuhan gizi bagi bayi antar lain :

a. Makan dengan diet berimbang, cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.

b. Mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori/hari pada 6 bulan pertama, 6 bulan

selanjutnya 500 kalori dan tahun kedua 400 kalori. Jadi jumlah kalori tersebut adalah

tambahan dari kebutuhan kalori per harinya (1800 kalori). Asupan cairan 3 liter/hari, 2

liter didapat dari air minum dan 1 liter dari cairan yang ada pada kuah sayur, buah dan

makanan yang lain. Mengkonsumsi tablet besi 1 tablet tiap hari selama 40 hari.

c. Mengkonsumsi vitamin A dengan dosis 200.000 unit. Pemberian vitamin A dalam bentuk

suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI, meningkatkan daya tahan tubuh dan

meningkatkan kelangsungan hidup anak.

2. Mobilisasi

a. Mobilisasi jangan dilakukan terlalu cepat sebab bisa menyebabkan ibu terjatuh.

Khususnya jika kondisi ibu masih lemah atau memiliki penyakit jantung.

b. Yakinlah ibu bisa melakukan gerakan-gerakan secara bertahap.

c. Kondisi tubuh akan cepat pulih jika ibu melakukan mobilisasi dengan benar dan tepat.

d. Jangan melakukan mobilisasi secara berlebihan karena bisa membebani jantung.

e. Pada ibu dengan partus normal ambulasi dini dilakukan paling tidak 6-12 jam

postpartum.

f. Ambulasi dilakukan oleh ibu dengan tahapan : miring kiri atau kanan terlebih dahulu,

kemudian duduk dan apabila ibu sudah cukup kuat berdiri maka ibu dianjurkan untuk

berjalan (mungkin ke toilet untuk berkemih).


g. Banyaknya keuntungan dari ambulasi dini dibuktikan oleh sejumlah penelitian. Para

wanita menyatakan bahwa mereka lebih baik dan lebih kuat setelah ambulasi awal.

3. Eliminasi

a. Miksi

Pada persalinan normal masalah berkemih dan buang air besar tidak mengalami

hambatan apapun. Kebanyakan pasien dapat melakukan BAK secara spontan dalam 8

jam setelah melahirkan. Dengan mengosongkan kandung kemih secara adekuat, tonus

kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam 5-7 hari post partum.

b. Defekasi

Sebaiknya pada hari kedua ibu sudah bisa buang air besar. Sulit buang air besar

(konstipasi) dapat terjadi karena ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan terbuka, atau

karena haemorrhoid (Sari. E, 2014).

4. Kebersihan Diri

a. Pakaian

Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi

keringat menjadi banyak. Sebaiknya juga pakaian agak longgar di daerah dada sehingga

payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam , agar tidak

terjadi iritasi pada daerah sekitarnya akibat lochea.

b. Rambut

Cuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut.
c. Kebersihan kulit

Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering, karena dalam minggu-

minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih

banyak dari biasanya.

d. Perawatan Payudara

Perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah

tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran susu. Langkah-langkah

perawatan payudara sebagai berikut :

1. Lakukan pengompresan pada kedua puting susu dan aerola mamae dengan

menggunakan kapas yang telah diolesi minyak kelapa/baby oil.

2. Bersihkan puting susu dengan kapas.

3. Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak.

4. Sokong payudara kanan dengan tangan kiri. Lakukan gerakan kecil dengan dua atau

tiga jari tangan mulai dari pangkal payudara dan berakhir dengan gerakan spiral pada

daerah puting susu.

5. Buatlah gerakan memutar sambil menekan dari pangkal dan berakhir pada puting

susu di seluruh bagian payudara dan berakhir pada puting susu di seluruh bagian

payudara. Lakukan gerakan seperti ini pada payudara kiri.

6. Letakkan kedua telapak tangan diantara dua payudara. Urutlah dari tengah ke atas, ke

samping, lalu ke bawah sambil mengangkat kedua payudara. Dan lepas keduanya

perlahan.
7. Kedua payudara di kompres dengan waslap hangat selama 2 menit, lalu diganti

dengan waslap dingin selama 1 menit, pengompresan dilakukan secara bergantian

selama 3 kali berturut-turut dan akhiri dengan kompres air hangat.

8. Bantu ibu untuk menggunakan kembali pakaiannya. Dan anjurkan ibu untuk

menggunakan BH yang menyokong payudaranya (Sari.E, 2014).

e. Perawatan Perineum dan Vagina

Ada beberapa hal yang dapat dianjurkan oleh ibu, antara lain ibu harus :

1. Membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva

terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar

anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.

2. Mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat

digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari

atau setrika.

3. Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah

kelaminnya.

4. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, maka ibu harus menghindari

menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun (Sari. E,

2014).

5. Istirahat

a. Istirahat Malam
Selama satu atau dua malam yang pertama, ibu yang baru mungkin memerlukan obat

tidur yang ringan.

b. Istirahat Siang

Ibu harus dibantu untuk mengatur sendiri bagaimana memanfaatkan waktu istirahat ini :

Berbaring telengkup (mungkin dengan bantal di bawah panggulnya) untuk membantu

drainase uterus jika posisi nyaman baginya.

c. Tidur

Mengatur kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan waktu untuk istirahat pada

siang kira-kira 2 jam dan malam 7-8 jam.

Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :

1. Mengurangi jumlah ASI yang di produksi

2. Memperlambat proses involusi uterus dan meningkatkan perdarahan

3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri

(Sari. E, 2014).

6. Kebutuhan Seksual

Aktifitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus memenuhi syarat berikut ini

a. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan

ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu

aman untuk memuilai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

b. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa

waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan ini

bergantung pada pasangan yang bersangkutan (Sari. E, 2014).


7. Senam Nifas

Senam nifas merupakan latihan yang tepat untuk memulihkan kondisi tubuh ibu dan keadaan

ibu secara fisiologis maupun psikologis. Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam 24 jam setelah

persalinan, secara teratur setiap hari. Senam nifas membantu memperbaiki sirkulasi darah,

memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki tonuis otot, pelvis dan

peregangan otot abdomen, memperbaiki juga memperkuat otot panggul dan membantu ibu untuk

lebih relaks dan segar pasca melahirkan (Sari. E, 2014).

Anda mungkin juga menyukai