A. Pengertian Nifas Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Khasanah & Sulistyawati, 2017). Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. B. Tahapan-tahapan masa nifas 1) Periode immediate postpartum Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini merupakan fase kritis, sering terjadi insiden perdarahan postpartum karena atonia uteri. Oleh karena itu perlu melakukan pemantauan secara berkelanjutan, yang meliputi; kontraksi uterus, pengeluaran lokia, kandung kemih, tekanan darah dan suhu. 2) Periode early postpartum (>24 jam-1 minggu) Pada fase ini memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik. 3) Periode late postpartum (>1 minggu-6 minggu) Pada periode ini bidan tetap melakukan asuhan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling perencanaan KB. 4) Remote puerperium Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki penyulit atau komplikasi. C. Perubahan Fisiologi dan psikologis masa nifas Perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas meliputi hal-hal berikut ini. ; 1) Tanda-Tanda Vital Satu hari (24 jam) pada post partum suhu badan akan naik sedikit (37,5 – 38 °C) akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan,dan kelelahan. Biasanya pada hari ke-3 suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI dan payudara menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun berarti menandakan kemungkinan mengarah pada infeksi atau keadaan abnormal lainnya. Denyut nadi normal pada orang dewasa 60- 80x/menit. Setelah melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat. Tekanan darah biasanya tidak berubah.Tekanan darah yang rendah kemungkinan karena ada pendarahan, sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum dapat menandakan terjadinya preeklamsia post partum. Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu tubuh dan denyut nadi. 2) Uterus Pada uterus terjadi proses involusi. Involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada kala tiga persalinan, uterus berdadigari setengah kira-kira 2cm dibawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat ini, besar uterus kira-kira sama besar sewaktu kehamilan usia 16 minggu dengan berat kira-kira 100 gr. Ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pasca persalinan). Jika sampai 2 minggu post partum, uterus belum masuk panggul, dapat dicurigai terjadi subinvolusi. Subinvolusi disebabkan oleh infeksi atau perdarah lanjut (late postpartum haemorhage).Secara garis besar, uterus akan mengalami pengecilan (involusi) secara berangsur-angsur sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil 3) Perubahan Tinggi dan Berat Uterus Saat Masa Nifas Involusi Tinggi Berat Diameter Bekas Keadaan Fundus Uterus (gr) Pelekatan serviks Uterus Plasenta (cm) Bayi Setinggi 1000 12,5 12,5 Lembek lahir pusat Uri lahir 2 jari di 750 10 Lembek bawah pusat Satu Pertengahan 500 7,5 Beberapa hari minggu pusat-simfisis setelah postpartum dapat dilalui 2 jari. Akhir minggu pertama dapat dimasuki 1 jari Dua Tak teraba di 350 3–4 minggu atas simfisis Enam Bertambah 50 – 60 1–2 minggu kecil Delapan Normal 30 minggu 4) Lochea Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama nifas. Pengeluaran lochea dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya sebagai berikut : a) Lochea rubra : lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa postpartum. Cairan yang keluar warna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), danmekonium. b) Lochea sanguilenta : cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 post partum. c) Lochea serosa : lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum,leukosit,dan robekan/laserasi plasenta.Muncul pada hari ke7 sampai hari ke 14 post partum. d) Lochea alba : mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan mati. Lochea alba bisa berlangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum. e) Lochea purulenta, terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau busuk. 5) Perubahan Vagina dan Perineum a) Vagina Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae (lipatan- lipatan atau kerutan-kerutan) kembali. b) Perubahan pada perineum Terjadi robekan perineum pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin terlalu cepat,sudut arkus pubislebih kecil dari pada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar dari pada sirkumferensia suboksipito bregmatika. Perlu dilakukan penjahitan dan perawatan dengan baik dan benar bila ada laserasi lahir atau bekas luka episiotomy 6) Perubahan Sistem Pencernaan Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun (selama proses persalinan dan pada awal masa post partum), diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan atau dehidrasi. Kebiasaan BAB teratur perlu dilakukan kembali setelah tonus otot kembali normal, perlu dilatih kembali untuk merangsang pengosongan usus 7) Perubahan Sistem Perkemihan Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada keadaan/status sebelum persalinan, lamanya partus kala 2 dilalui, dan besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan D. Kebutuhan Masa Nifas Ibu nifas memiliki beberapa kebutuhan dasar yang harus terpenuhi selama menjalani masa nifas yaitu sebagai berikut. 1) Nutrisi dan Cairan Diet perlu mendapat perhatian yang serius pada masa nifas oleh karena nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan meningkatkan kualitas komposisi ASI. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggiprotein, dan banyak mengandung cairan 2) Ambulasi Ambulasi dini (early ambulation) perlu agar secepat mungkin. Perawat perlu membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Ibu post partum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24–48 jam postpartum, tentunya ibu postpartum tidak dengan penyulit seperti anemia, penyakit jantung, demam, penyakit paru-paru, dan sebagainya. Adapun beberapa keuntungan ambulasi dini adalah sebagai berikut: a) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. b) Faal usus dan kandung kemih lebih baik c) Early ambulation memungkinkan perawat mengajarkan ibu cara merawat bayinya selama ibu masih di rumah sakit d) Menurut penelitian-penelitian yang terdahulu, early ambulation tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan perdarahan abnormal, tidak memengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka di perut, dan lain-lain 3) Istirahat Istirahat merupakan salah satu kebutuhan dasar masa nifas. Perawat perlu menganjurkan ibu untuk: a) Istirahat yang cukup untuk mengurangi rasa lelah b) Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur c) Kembali melakukan kegiatan rumah tangga secaraberangsur-angsur d) Menyediakan watu untuk istirahat pada siang hari kira-kira 2 jam, dan malam hari 7-8 jam. 4) Eliminasi Berikut adalah kebutuhan eliminasi menurut Ambarwati dan Wulandari (2010). a) Miksi disebut normal bila dapat buang air kecil spontan setiap 3 – 4 jam. Ibu diusahakan dapat buang air kecil secara mandiri. Apabila tidak, perlu dilakukan intervensi keperawatan sepertimerangsang miksi dengan cara mengalirkan air kran di dekat ibu serta mengompres air hangat diatas simfisis.Jika tidak berhasil dengan cara tersebut maka lakukan katerisasi. Katerisasi tidak bokeh dilakukan sebelum lewat 6 jam post partum karena prosedur kateterisasi membuat ibu tidak nyaman dan meningkatkan resiko infeksi saluran kencing. Dower kateter diganti setelah 48 jam b) Defekasi Ibu nifas sering kali mengalami kesulitan buang air besar pada hari ke 2-3 postpartum. Jika ibu belum juga BAB pada hari ketiga,maka perlu diberikan larutan supositoria dan pemberian air putih hangat. Ibu nifas perlu diet teratur, minum banyak cairan, makan cukup serat dan olah raga teratur. 5) Personal Hygiene Ibu postpartum sangat rentan terhadap infeksi.Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting dijaga untuk mencegah terjadinya infeksi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : a) Perawatan Perineum Apabila setelah buang air besar atau buang air kecil perineum dibersihkan secara rutin.Caranya dibersihkan dengan sabun yang lembut minimal sekali sehari. Biasanya ibu merasa takut pada kemungkinan jahitannya akan lepas dan merasa sakit sehingga perineum tidak dibersihakan atau dicuci. Ibu post partum harus mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang, kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Anjurkan ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau besar b) Perawatan payudara Bagi ibu postpartum, melakukan perawatan payudara itu penting yaitu dengan menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama pada bagian putting susu dengan menggunakan bra yang menyongkong payudara. Oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu sebelum dan setelah menyusukan. Apabila payudara terasa nyeri dapat diberikan parasetamol 1 tablet setiap 4 – 6 jam