Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Fisiologi kehamilan
a. Proses kehamilan
Ovulasi terjadi ketika sel telur (ovum) keluar dari sarangnya
(ovarium=indung telur), di mana di dalam ovarium terdapat kantung-
kantung (folikel) yang berisi cairan dan sel telur. Ketika folikel menjadi
matang kemudian pecah maka keluarlah sel telur yang ada di
dalamnya tadi. Ovulasi ini normalnya terjadi setiap bulan sesuai
siklus menstruasi dan rata-rata terjadi sekitar dua minggu sebelum
periode (siklus) menstruasi berikutnya. Kenaikan Hormon Setelah telur
meninggalkan folikel, folikel berkembang menjadi sesuatu yang
disebut korpus luteum. Korpus luteum melepaskan hormon yang
membantu menebalkan lapisan rahim, untuk mempersiapkan ketika
terjadi proses kehamilan nantinya Telur Berjalan ke Tuba fallopisetelah
telur dilepaskan, ia bergerak ke tuba falopi. Sel telur tinggal di sana
selama sekitar 24 jam, menunggu sel sperma untuk membuahi. Semua
ini terjadi, rata-rata sekitar dua minggu setelah hari pertama
menstruasi terakhir atau masa ini disebut juga dengan masa
subur. Telur memiliki hanya 12 sampai 24 jam sedangkan sperma bisa
bertahan selama sekitar 72 jam pada saluran reproduksi wanita. Oleh
karena itu, disimpulkan bahwa masa subur wanita itu lamanya 4 hari,
yakni hari ke 12 - 16 dihitung dari hari pertama menstruasi. Jika sel
telur tidak dibuahijika tidak ada sperma yang masuk untuk membuahi
sel telur, maka tidak terjadi proses kehamilan dan sel telur akan
bergerak menuju rahim (uterus) kemudian hancur. Kadar hormon yang
dihasilkan korpus luteum tadi kembali normal sehingga lapisan rahim
yang menebal tadi menjadi luruh, inilah yang disebut dengan
menstruasi atau haid. Fertilisasi (pembuahan)Jika salah satu sel
sperma masuk ke tuba fallopi dan bertemu sel telur yang telah
menanti, maka terjadilah fertilisasi (pembuahan), proses kehamilan
dimulai dari sini. Sel telur akan mengubah dirinya sehingga tidak ada
sperma lain bisa masuk (membuahi).Pada saat pembuahan, gen bayi
dan jenis kelaminnya ditetapkan pada saat itu juga. Jika yang
membuahi sperma yang berkromosom Y, maka jadi anak laki-laki. Jika
yang membuahi berkromosom X, maka jadi anak perempuan.Proses
kehamilan: ovulasi, pembuahan, implantasiimplantasitelur yang telah
dibuahi (zigot) tetap dalam Tuba Fallopi selama sekitar tiga sampai
empat hari, tetapi dalam waktu 24 jam setelah dibuahi, zigot mulai
membelah diri (zigot yang sudah membelah disebut embrio) sangat
cepat menjadi banyak sel.Embrio terus membelah ketika bergerak
perlahan-lahan melalui tuba falopi menuju rahim. Ketika sampai rahim
embrio akan menempel dan tertanam dalam dinding rahim yang sudah
menebal (lahan subur), inilah yang disebut implantasi (penanaman).
b. Tumbung Kembang Fetus
Tahapan ketiga masa kehamilan ini dimulai dari 8 minggu
sampai dengan masa kelahiran. Selama masa ini, janin tumbuh
dengan pesat sekitar 20 kali lebih besar daripada ukuran panjangnya
dan organ sekaligus sistem tubuh menjadi lebih kompleks. Sentuhan
akhir seperti kuku jari tangan dan kaki tumbuh serta kelopak mata
terbuka. Tingkat aktivitas dan pergerakan janin menunjukkan
perbedaan individual yang ditandai dengan kecepatan jantung mereka
yang berubah-ubah. Janin lakilaki, terlepas dari besar dan ukurannya,
lebih aktif dan cenderung lebih semangat saat bergerak selama masa
kehamilan. Dengan demikian, kecenderungan bayi laki-laki untuk lebih
aktif dibandingkan bayi perempuan mungkin merupakan bagian dari
pembawaan sejak lahir.(Papalia, Olds, dan Feldman 2009). Berawal
dari sekitar minggu ke12 masa kehamilan, janin menelan dan
menghirup cairan ketuban tempatnya hidup. Cairan ketuban
mengandung zat-zat yang melewati plasenta dari aliran darah ibu dan
memasuki aliran darah bayi. Mengonsumsi zat ini dapat merangsang
indera pengecapan dan penciuman yang sedang berkembang dan
berkontribusi terhadap perkembangan organ yang dibutuhkan untuk
bernapas dan mencerna. Sel perasa yang matang muncul sekitar 14
minggu usia masa kehamilan.Janin melakukan respons terhadap suara
dan detak jantung serta getaran dari tubuh ibunya, menujukkan bahwa
mereka bisa mendengar dan merasa. Respons terhadap bunyi dan
getaran nampaknya berawal pada minggu ke-26 dari masa kehamilan,
meningkat dan mencapai puncaknya pada sekitar inggu ke-32. Janin
sepertinya belajar dan mengingat. Dalam satu eksperimen, bayi
berusia 3 hari menghisap putting susu ibunya lebih sering saat
mendengar rekaman cerita yang sering dibacakan keras-keras oleh
ibunya selama 6 minggu terakhir dari kehamilan dibandingkan dengan
saat mereka mendengar dua cerita lain. Sepertinya bayi mengenali
pola bunyi yang mereka dengar di dalam kandungan. Kelompok kontrol
di mana para ibu tidak membacakan cerita sebelum kelahiran bayi
mereka, melakukan respons secara sama terhadap ketiga rekaman.
Eksperimen serupa menemukan bahwa bayu berusia 2-4 hari memilih
musik dan suara yang mereka dengar sebelum lahir. Mereka juga
memilih suara ibu mereka dibandingkan dengan suara perempuan lain,
suara perempuan dibandingkan laki-laki, dan bahasa yang digunakan
ibu mereka dibandingkan bahasa lain. Saat 60 janin mendengar
perempuan membaca, detak jantung mereka meningkat. Jika suara
tersebut adalah suara ibu mereka, dan detak jantungnya akan
menurun jika merupakan suara orang yang tidak dikenal. Dalam
penelitian lain, bayi baru lahir menghisap susu ibunya diberikan pilihan
apakah ia akan memilih rekaman suara ibunya atau suara yang telah
“di filter” sehingga terdengar seperti di dalam rahim. Bayi baru lahir
mengisap lebih sering saat mendengar suara yang di filter,
menunjukkan bahwa janin telah mengembangkan preferensi terhadap
bunyi yang mereka dengar sebelum lahir.(Papalia, Olds, dan Feldman
2009).
c. Pertumbuhan plasenta
Secara umum, plasenta normal memiliki diameter 15 - 25 cm,
ketebalan 2-3 cm, dan berat 500-600 gram17,18 atau bervariasi yaitu
1/6 dari berat lahir bayi.19,20 Plasenta terdiri dari dua sisi yaitu sisi
maternal terdiri dari desisua kompakta yang terdiri dari beberapa lobus
dan kotiledon, sisi dimana plasenta berwarna merah gelap dan terbagi-
bagi dalam lobula dan kotiledon yang berjumlah antara 15-20. Darah
ibu mengalir di seluruh plasenta diperkirakan meningkat dari300 ml tiap
menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit
padakehamilan 40 minggu. Sedangkan sisi fetal yaitu bagian
permukaan yang mengkilap, berwarna keabu-abuan dan seperti
tembus cahaya sehingga nampak jaringan pada sisi maternal, teridiri
dari korion frotundum dan villi.
MEMBENTUKAN PLASENTE Pada minggu-minggu pertama
pengembangan, proyeksi menutupi seluruh permukaan korion.
Dengan berlanjutnya kehamilan, tonjolan di kutub embrionik terus
membesar dan membesar membentuk korion frondosum (korion tebal
menonjol seperti semak). Proyeksi pada kutub abembrionik merosot
dan pada bulan ketiga korion ini menjadi mulus dan disebut cuti korion.
Perbedaan kutub embrional dan abembrional korion juga tercermin
dalam susunan desidua. Desidua di atas korion frondosum, desidua
basalis, sedangkan desidua di atas yang meliputi kutub abembrional
disebut desidua capsularis. Saat gelembung korionik bertambah
besar, lapisan ini menjadi meregang dan merosot. Selanjutnya, daun
korion bersentuhan dengan dinding rahim di sisi lain rahim dan kedua
sekering. Rongga rahim kemudian menutup. Oleh karena itu, satu-
satunya bagian korion yang terlibat dalam proses pertukaran adalah
korion frondosum yang bersama-sama dengan desidua basalis
membentuk plasenta. PLASENTA SUSUNAN Menjelang permulaan
bulan keempat, plasenta mempunyai dua komponen: Bagian janin
yang dibentuk oleh korion frondosum dan vili Bagian ibu dibentuk oleh
desidua basalis.Bagian janin / permukaan janin (bagian janin) Pada sisi
janin plasenta perkembangan lempeng korion Pada daerah penyatuan,
sel- sel trofoblas dan desidua saling bercampur baur. Daerah ini
dengan adanya sel raksasa desidua dan sinitium serta kaya akan zat
mukopolisakarida amorf. Sebagian besra sel sitotrofoblas
berdegenerasi.Antara lempeng korion dan lempeng desidua terdapat
ruang antar jonjot yang berisi darah ibu.Ruang-ruang ini berasal dari
lakuna dalam sinitotrofoblas dan dasar dari sinitium yang berasal dari
janin Cabang-cabang jonjot tumbuh ke dalam danau-danau darah
antar jonjot
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi kehamilan
Menurut (Romauli, 2011) faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
antara lain:
1. Status Kesehatan Status kesehatan merupakan salah satu faktor
yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu hamil. Pengaruh
status kesehatan terhadap kehamilan antara lain: Penyakit atau
komplikasi akibat langsung dari kehamilan, seperti hypereesis
gravidarum, preeklamsi, kelainan lamanya kehamilan, kehamilan
ektopik, kelainan plasenta, atau selaput janin, pendarahan
antepartum, dan gamelli. Penyakit atau kelainan yang tidak
langsung berhubungan dengan kehamilan.
2. Status Gizi Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan
pada masa kehamilan, karena faktor gizi sangat dipengaruhi
terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta guna
pertumbuhan dan perkembangan janin. Keterbatasan gizi selama
hamil sering berhubungan dengan faktor ekonomi, pendidikan,
sosial atau keadaan lain yang dapat meningkatkan kebutuhan gizi
ibu hamil. Gizi merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Pengaruh gizi terhadap kehamilan sangat penting. Berat badan ibu
hamil harus memadai, bertambah sesuai dengan umur kehamilan.
Berat badan normal akan menghasilkan anak yang normal.
Demikian juga sebaliknya kenaikan berat badan lebih dari normal,
dapat menimbulkan komplikasi keracunan kehamilan (pre-eklamsi),
anak yang terlalu besar sehingga menimbulkan kesulitan
persainan. Jika berat badan ibu hamil kurang dari normal
kemungkinan ibu beresiko keguguran, anak lahir premature, berat
badan lahir rendah, gangguan kekuatan rahim mengeluarkan anak,
dan pendarahan sehabis persalinan
3. Gaya Hidup Gaya hidup merupakan kebiasaan-kebiasaan yang
ada pada masyarakat baik masyarakat yang bersifat positif
meupun kebiasaan bersifat negatif yang dapat mempengaruhi
kesehatan. Pengaruh gaya hidup yang mempengaruhi kehamilan
seperti kebiasaan minum jamu, aktivitas seksual, pekerjaan atau
aktivitas sehari-hari yang terlalu berat, senam hamil, konsumsi
alkohol, merokok, dan kehamilan yang tidak diharapkan.
4. Faktor Psikologi Faktor psikologi muncul karena ketidakmatangan
di dalam perkembangan emosional dalam kesanggupan
seseoraang untuk menyesuaikan diri dengan situasi tertentu
termasuk kehamilan. Faktor psikologi ini mempunyai beberapa
faktor yang mempengaruhi kehamilan, antara lain stressor,
dukungan keluarga, subtance abuse, partner abuse.
5. Gaya Hidup Gaya hidup sehat adalah gaya yang digunakan ibu
hamil. Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses
kehamilan yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara
rutin. Dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat
tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat
berjalan dengan baik
6. Faktor lingkungan Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang
merugikan ibu hamil. Tenaga kesehatan harus dapat menyikapi hal
ini secara bijaksana dan jangan sampai menyinggung kearifan
lokal pada daerah tersebut. Penyampaian mengenai pengaruh adat
dapat melalui beberapa teknik, misalnya media massa, pendekatan
tokoh masyarakat, dan penyuluhan yang menggunakan media
efektif.
7. Faktor sosial Fasilitas kesehatan, berfungsi sebagai menentukan
kualtas pelayanan pada ibu hamil. Deteksi dini terhadap
kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah
antisipatif akan lebih cepat diambil serta adanya fasilitas kesehatan
ini dapat menurunkan angka kematian ibu hamil (AKI). Tingkat
pendidikan, tingkat pendidikan ibu hamil sangat berperan dalam
kualitas perawatan bayinya. Informasi yang berhubungan dengan
perawatan kehamilan sangat dibutuhkan, sehingga akan
meningkatkan pengetahuannya. Penelitian menunjukkan bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik pula
pengetahuannya tentang sesuatu. Pada ibu hamil dengan
pendidikan rendah kadang ketika tidak mendapatkan cukup
informasi mengenai kesehatannya maka ia tidak tahu bagaimana
cara melakukan perawatan kehamilan dengan baik. Pekerjaan,
Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktifitas dan tingkat
kesejahteraan ekonomi yang didapatkan. Penelitian juga
menunjukkan bahwa ibu hamil yang bekerja akan mempunyai
pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu yang tidak bekerja,
karena ibu yang bekerja akan memiliki kesempatan untuk
berinteraksi dengan orang lain, sehingga lebih mempunyai banyak
peluang juga untuk mendapatkan informasi seputar kesehatannya
8. Faktor budaya dan adat istiadat Adat istiadat merupakan akar
budaya masayarakat atau kebiasaan yang dilakukan. Banyak
sekali kebiasaan adat istiadat yang masih dipertahankan di
indonesia untuk mencapai keturunan yang baik secara psikis
maupun jasmani. Faktor sosial budaya yang mempengaruhi
kehamilan seperti larangan ibu hamil melihat orang menyembelih
binatang, upacara tujuh bulan, kedekatan masyarakat pada dukun
beranak, ibu hamil harus makan dua kali lipat, ibu hamil tidak boleh
makan nanas, pisang ambon dan duren, minum es membuat janin
besar, ibu hamil tidak boleh makan daging kambing, minum air
kelapa, minum jamu-jamuan tradisional, minum air rebusan kacang
hijau, peringatan 4 bulanan, ibu hamil tidak boleh makan cabe, ibu
hamil tidak boleh memasak sambil jongkok. Faktor ekonomi
Kehidupan berekonomi ada sejak maanusia dilahirkan. Kehidupan
berlangsung di lingkup keluarga maupun masyarakat. Dalam
kehidupan seharihari nampak berbagai kegiatan manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Kebutuhan dasar ibu hamil
a. OKSIGEN
Paru-paru bekerja lebih berat untuk keperluan ibu & janin.
Pada hamil tua sebelum kepala masuk panggul, paru-paru terdesak ke
atas sehingga menyebabkan sesak nafas. Untuk mencegah hal
tersebut maka ibu hamil perlu :
1) Latihan nafas dengan senam hamil
2) Tidur dengan bantal yang tinggi
3) Makan tidak terlalu banyak
4) Hentikan merokok
5) Konsultasikan ke dokter bila ada gangguan nafas seperti asma
6) Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus
dan oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan vena
asenden (hipotensi supine)
b. NUTRISI
Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15 % dibandingkan dengan
kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk
pertumbuhan ibu dan janin. Makanan dikonsumsi ibu hamil 40 %
digunakan untuk pertumbuhan janin dan sisanya (60 %) digunakan
untuk pertumbuhan ibunya. Secara normal kenaikan berat badan ibu
hamil 11-13 kg.
1. Pada triwulan pertama umumnya ibu hamil mengalami penurunan
BB karena nafsu makan turun dan sering timbul muntah. Meskipun
ibu hamil mengalami keadaan tersebut tetapi asupan makanan
harus diberikan seperti biasa. Pada kondisi ini, ibu harus tetap
berusaha untuk makan agar janin tumbuh baik. Makanlah makanan
dengan porsi kecil tapi sering, seperti sup, susu, telur, biskuit, buah-
buahan segar dan jus.
2. Pada Trimester ke-2 nafsu makan mulai meningkat, kebutuhan
makan harus lebih banyak dari biasanya meliputi zat sumber
tenaga, pembangun, pelindung dan pengatur. Hal ini untuk
kebutuhan janin.
3. Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat
baik, tetapi jangan kelebihan, kurangi karbohidrat, tingkatkan
protein, sayur-sayuran dan buah-buahan, lemak harus tetap
dikonsumsi. Selain itu kurangi makanan terlalu manis (seperti gula)
dan terlalu asin (seperti garam, ikan asin, telur asin, tauco dan
kecap asin) karena makanan tersebut akan memberikan
kecenderungan janin tumbuh besar dan merangsang timbulnya
keracunan saat kehamilan.
Hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil adalah makanan yang
dikonsumsi terdiri dari susunan menu yang seimbang yaitu menu yang
mengandung unsur-unsur sumber tenaga, pembangun, pengatur dan
pelindung.
1. Sumber Tenaga (Sumber Energi)
Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300
kalori perhari sekitar 15 % lebih banyak dari normalnya yaitu
2500 s/d 3000 kalori dalam sehari. Sumber energi dapat
diperoleh dari karbohidrat dan lemak.
2. Sumber Pembangun
Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein.
Kebutuhan protein yang dianjurkan sekitar 800 gram/hari. Dari
jumlah tersebut sekitar 70 % dipakai untuk kebutuhan janin dan
kandungan.
3. Sumber Pengatur dan Pelindung
Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari
air, vitamin dan mineral. Sumber ini dibutuhkan tubuh untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur
kelancaran proses metabolisme tubuh.
Kebutuhan makanan sehari-hari untuk ibu hamil, yaitu :
Jenis Tidak hamil Laktasi
hamil
Kalori 2500 2500 300
Protein (gr) 60 85 100
Calsium (mr) 0,8 1,5 2
Ferrum (mg) 12 15 15
Vit A (satuan internas) 5000 6000 8000
Vit B (mg) 1,5 1,8 2.3
Vit C (mg) 70 100 150
Riboflavin (mg) 2,2 2,5 3
As nicotin (mg) 15 18 23
Vit D (S.I) + 400-800 400-800

4. Ketidaknyamanan dalam kehamilan dan cara mengatasinya


a. Pada trimester I
1. Mual muntah
Melakukan pengaturan pola makan, menghindari stress, minum air
jahe. Menghindari minum kopi / kafein, tembakau dan alkohol.
Mengkonsumsi vit. B6 1,5mg / hari
2. Hipersalifa
Menyikat gigi. Berkumur. Menghisap permen mengandung mint
3. Pusing
Istirah dan tidut serta menghilangkan stress, mengurangi aktivitas
dan menghemat energi, kolaborasi dengan dokter kandunga,
4. Mudah Lelah
Melakukan pemeriksaan pada zat besi, menganjurkan ibu untuk
beristirahat di siang hari. Menganjurkan ibu untuk berolah raga,
menkomsumsi makan yang seimbang
5. Peningkatan frekuensi berkemih
Latihan senam kegel, menganjurkan ibu untuk buang air kecil
secara teratur, menghindari penggunaan pakian yang ketat
b. Trimester II
1. Pusing
Cukup istirahat, menghidari berdiri secara tiba-tiba dari posisi
duduk, jangan lewatkan waktu makan, berbaring miring kekiri.
2. Sering berkemih
Menyarankan ibu untuk buang air kecil secara teratur,
menyarankan ibu untuk banyak minum di siang hari dan
mengurangi minum pada malam hari.
3. Nyeri perut bawah
Menghindari berdiri secara tiba-tiba dari posisi jongkok,
mengajarkan ibu posisi tubuh yang baik.
4. Nyeri punggung
Memberi tahu ibu untuk menjaga posisi tubuhnya, menganjurkan
ibu untuk mengurangi aktivitas serta menambah istirahat.
5. Flek kehitaman pada wajah
Anjurkan ibu untuk menggunakan lotion, anjurkan ibu untuk diet
seimbang, anjurkan ibu untuk menggunakan pelembab kulit.
c. Trimester III
1. Sering buang air kecil.
Ibu hamil disarankan untuk tidak minum saat 2 sampai 3 sebelum
tidur, agar kebutuhan air pada ibu hamil tetap terpenuhi, sebaiknya
minum lebih banyak pada siang hari
2. Pegal-pegal
Sempatkan berolah raga, senam hamil, jangan berdiri atau duduk
atau jongkok teralu lama.
3. Himoroid
Hindari konstupasi, makanan yang berserat dan banyak minum
gunakan kompres es atau air hangat.

4. Kram dan nyeri pada kaki


Meningkatkan asupan kalsium, meningkatkan asupan air putih dan
istirahat yang cukup.
5. Oedema
Meninggikan kaki bila duduk, meningkatkan asupan protein,
menganjurkan untuk minum 6-8 gelas cairan sehari untuk
membantu diuresis natural.

Anda mungkin juga menyukai