Anda di halaman 1dari 80

KONSEPSI atau FERTILISASI terjadi pada saat sebuah

sperma melakukan penetrasi pada SEL TELUR YANG


TELAH MATANG.

Untuk memahami proses konsepsi atau fertilisasi, ikutilah


peroses pertumbuhan dan perkembangan sebuah sel telur
menjadi MUDIGAH.
• Setiap bulan, sebuah sel yang matang dilepaskan oleh salah
satu diantara kedua ovarium →PROSES OVULASI

• Ovulasi umumnya terjadi 2 minggu setelah hari pertama


haid terakhir.

• Berikut adalah gambar dari sebuah proses ovulasi.


• Setelah ovulasi, sel telur berjalan didalam TUBA FALOPII
dan tetap berada disana sampai bertemu dengan sperma
yang akan mengadakan penetrasi dalam proses
FERTILISASI
PERJALANAN SPERMA
• Melalui ejakulasi dikeluarkan 40 – 150 juta sperma yang
segera berenang dengan cepat menuju TUBA FALOPII untuk
membuahi sel telur.
• Dengan berenang secara cepat, sperma dapat mencapai telur
dalam waktu 30 menit.
• Sperma dapat bertahan hidup selama 48 – 72 jam.
• Jumlah sperma yang dapat mendekati sel telur hanya
berjumlah ratusan saja akibat adanya penghalang yang
berada didalam saluran reproduksi wanita.
Fertilisasi:
SPERMA MENGADAKAN PENETRASI
TERHADAP SEL TELUR

• Bila sel sperma bertemu dan mengadakan penetrasi sel


telur maka terjadilah sebuah proses pembuahan atau
fertilisasi.
• Proses fertilisasi memerlukan waktu sekitar 24 jam.
• Setelah proses fertilisasi terjadi perubahan pada
permukaan sel telur untuk mencegah terjadinya penetrasi
oleh sperma lain.
• Saatpenetrasi , proses genetik telah berlangsung
sempurna termasuk dalam hal jenis kelamin mudigah.
 Pada saat Coitus antara pria dan wanita
dengan ejakulasi,
 sperma dari saluran reproduksi pria
didalam vagina wanita, akan dilepaskan
cairan mani berisi sel sperma ke dalam
saluran reproduksi wanita.
 Jika senggama terjadi pada masa ovulasi
(masa subur wanita), maka kemungkinan
sperma akan bertemu dengan ovum yang
disebut sebagai pembuahan atau fertilisasi..
 Proses pembuahan terjadi didalam tuba fallopi,
 umumnya didaerah ampula/infundibulum
 Ovum yang dilepaskan saat ovulasi dikelilingi oleh zona
pelusida yang diluarnya ada sel yang membentuk corona
radiata.
 Setelah terjadi pembuahan, zona pelusida mengalami
perubahan sehingga tidak dapat ditembus oleh sperma yang
lain
PEMBELAHAN SEL
• Sel telur yang telah dibuahi membelah dengan cepat ,
bertumbuh dalam pars ampularis tuba falopii menjadi
beberapa sel (stadium MORULA)
• Morula meninggalkan tuba falopii dan masuk
kedalam uterus 3 – 4 hari pasca fertilisasi (stadium
BLASTULA)
• Kadang-kadang, oleh karena sebab tertentu sel telur
yang telah mengalami fertilisasi tetap berada didalam
tuba falopii sehingga menyebabkan terjadinya
keadaan yang membahayakan jiwa ibu yaitu
KEHAMILAN EKTOPIK.
 Setelah berada dalam uterus, sel telur yang telah
mengalami fertilisasi menempel pada endometrium.
 Proses tersebut dinamakan IMPLANTASI.
 Sel-sel telur terus membelah diri..
 Kontak antara zigot stadium Blastokista dengan
dinding rahim akan menimbulkan berbagai reaksi
seluler sehingga sel trofoblas dapat menempel dan
mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel
endometrium uterus.
 Tahap ini disebut sebagai implantasi / nidasi yang
terjadi kurang lebih enam hari setelah konsepsi.
 Apabila sudah terjadi implantasi / nidasi maka
baru dikatakan terjadi kehamilan (Gravid)
 hari ke empat inti blastokista telah sampai pada
permukaan stoma endometrium.
 hari ke enam  blastokista mulai masuk kedalam stoma
endometrium
 hari ke sepuluh  blastokista telah terbenam seluruhnya ke
dalam stroma endometrium, sehingga tahap implantasi /
nidasi berakhir.
 Selaput janin terdiri atas korion, amnion, kantung kuning
telur, alantois.
 Bagian korion fili tetap berkembang yang kelak akan menjadi
plasenta.
 Plasenta, selain terdiri dari komponen janin juga yerdiri dari
komponen maternal yang disebut desidua (desidua basalis).
• hCG – human chorionic
gonadotropin adalah hormon yang
berada dalam darah dalam waktu
beberapa minggu pasca konsepsi.
• hCG merupakan hormon yang dapat
di deteksi dalam darah atau air seni
setelah beberapa minggu
• hCG diproduksi oleh sel sel
pembentuk plasenta
 Pada ± minggu ke 16 seluruh kantong rahim telah ditutupi
oleh vili korialis.
 Setelah kantung membesar, vili diseberang janin (daerah
desidua capsularis) terjepit, mengalami degenerasi,
sehingga menjadi halus (korion halus).
 Vili di desidua basalis berkembang dengan cepat
membentuk plasenta (Plasenta Pars Fetalis).
1. Nutrisi  alat yang menyalurkan makanan dari ibu ke janin
2. ekskresi alat yang menyalurkan hasil metabolisme dari janin
ke ibu.
3. respirasi  menyalurkan O2 dari ibu ke janin
4. alat pembentuk hormone (Endokrin)
5. alat penyalur antibody dari ibu ke janin (Imunologi)
6. Farmakologi  menyalurkan obat yang dibutuhkan janin, dari
sang ibu
 Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga
amnion.
 Didalam ruang ini terdapat cairan amnion  AIR
KETUBAN
 Cairan amnion , normalnya berwarna putih , agak keruh
 mempunyai bau yang khas agak amis dan manis.
 mempunyai berat jenis 1,008 yang seiring dengan tuanya
kehamilan akan menurun dari 1,025 menjadi 1,010.
 Asal dari cairan amnion belum diketahui dengan pasti , dan
masih membutuhkan penelitian lebih lanjut
 Diduga cairan ini berasal dari lapisan amnion sementara teori
lain menyebutkan berasal dari Plasenta.
 Cairan Amnion merupakan salah satu sistem komunikasi
antara janin dan ibu
1. Melindungi janin dari trauma
2. tempat perkembangan musculoskeletal janin
3. menjaga suhu tubuh janin
4. meratakan tekanan uterus pada partus
5. membersihkan jalan lahir sehingga bayi kurang mengalami
infeksi
6. Menjaga perkembangan dan pertumbuhan normal dari paru-
paru dan traktus gastro intestinalis
• Setelah proses implantasi, sejumlah sel berkembang
menjadi plasenta dan sel lainnya menjadi mudigah.
• Sekitar 3 minggu pasca ovulasi, mulai terjadi
pembentukan otak, sumsum tulang belakang, dan jantung.
• Sekitar minggu ke 5 sudah terjadi detak jantung janin
• Talipusat terlihat setelah minggu ke 7
• Mudigah disebut sebagai janin setelah kehamilan 8 minggu
atau sekitar 2.5 cm.
• Persalinan aterm terjadi pada kehamilan 40 minggu
• Sudah mulai terlihat struktur
yang akan membentuk muka
dan leher.
• Terjadi perkembangan
pembentukan jantung dan
pembuluh darah
• Terjadi pula pembentukan
paru, lambung dan hepar.
• Umumnya tes kehamilan
sudah positif.
 Ukuran mencapai seukuran buah
anggur – diameter sekitar 2.5 cm.
 Telah terjadi pembentukan
kelopak mata dan telinga ;
kadang-kadang terlihat adanya
pangkal hidung
 Tungkai dan lengan sudah
terbentuk secara lengkap
 Jari-jari sudah semakin panjang
dan terpisah satu sama lain. .
• Panjang janin sekitar 5
cm, mulai terlihat
gerakan janin.
• Rahim mulai dapat diraba
pada perabaan dinding
perut.
• Dengan alat khusus,
sudah dapat didengar
detik jantung janin.
• Panjang janin sekitar 11-12
cm dan berat sekitar 250
gram
• Rahim teraba sekitar
pertengahan simfisis pusat
• Mata sudah dapat berkedip
dan proses pembentukan
jantung dan pembuluh darah
sudah sempurna.
• Jari-jari tangan sudah
memiliki sidik jari.
 Panjang sekitar 25 cm dan berat
sekitar 450 gram
 Tinggi rahim sekitar pusar
 Janin sudah dapat mengisap ibu
jari, menyeringai.
 Terasa gerakan janin
 Berat janin sekitar 600 gram.
 Memberikan respon terhadap
suara, gerakan.
 Seringkali dapat dirasakan
adanya gerakan – gerakan janin
 Dapat merasakan gerakan naik
atau turun oleh karena organ
telinga yang sudah terbentuk
dengan baik.
• Berat janin sekitar 1
kilogram
• Umumnya sudah berada
pada posisinya
• Kesempatan hidup cukup
besar karena sudah
dimulainya pematangan
paru janin
• Waspada terhadap gejala
persalinan preterm
• Berat janin sekitar
2 kg.
• Kulit sudah tidak
terlampau keriput
oleh karena sudah
mulai terjadi
pembentukan
lemak dibawah
kulit
• Persiapkan laktasi.
Agar janin dalam kandungan dapat tumbuh dan
berkembang menjadi anak sehat maka selama intra
uterin seorang ibu diharapkan:

• Menjaga kesehatannya dengan baik


• Selalu berada dalam ingkungan yang menyenangkan
• mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang
dikandungnya
• ANC secara teratur
• Memberi stimulasi dini terhadap janin
• Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami
dan
keluarganya
• Menghindari stres baik fisik maupun psikis
• Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan
kondisi
kehamilannya
A. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil
akhir proses tumbuh kembang anak.
Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan,
derajat sensitivitas jaringan terhadap ransangan, umur
pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering
diakibatkan oleh faktor genetik, sedangkan di negara
berkembang selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor
lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang
anak yang optimal. Disamping itu, banyak penyakit
keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti
sindrom Down, sindrom Turner, dll.
B. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan.
Lingkungan yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan
menghambatnya.
Lingkungan ini merupakan lingkungan
“bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi
individu setiap hari, mulai dari konsepsi
sampai akhir hayat.
 Kenaikan berat badan wanita hamil selama kehamilan
adalah sekitar 10-12,5 kg.
 Kalori yang dimakan dengan tambahan 300kkal/hari,
atau sekitar satu porsi makanan lebih banyak daripada
sebelum hamil
 Glukosa merupakan senyawa karbohidrat terpenting untuk
ditransportasikan ke fetus melalui plasenta. Smith et al
(1992) melaporkan bahwa transpor ini difasilitasi oleh
GLUT1 yang sifatnya spesifik terhadap glukosa.
 Sedangkan Simmons et al (1979) menunjukkan gradien
konsentrasi glukosa dalam plasma arteri dari ibu ke janin
yang menentukan pengambilan glukosa tersebut melalui
pertukaran di plasenta dan kapiler ibu.
 Kapasitas transfer oleh plasenta ke janin meningkat seiring
pertambahan masa kehamilan (Molina et al, 1991, Figure 1),
tentunya juga bagi konsentrasi transporter GLUT1 (Morris et
al, 1985). Jika terdapat tekanan/stress hipoksik/hipertensi
atau hipoglikemi plasenta persistent terjadi, sekresi
katekolamin janin mengawali proses terjadinya glukogenesis
dan daapat menurunkan konsentrasi insulin janin yang
berguna untuk proses metabolisme glukosa. Keadaan
hipoksia atau hipoglikemi pada janin seperti itu akan
meningkatkan resiko terjadinya BBLR.
 Nitrogen disuplai ke janin melalui transport asam amino.
Transport Asam amino terjadi karena proses bergantung
energi mellaui trasporter protein. (Yudilevich and Sweiry,
1985).
 Plasenta tak hanya berfungsi untuk memompa asam amino
untuk masuk ke janin, namun juga dapat memetabolisme
setiap asam amino Carter et al, 1991).
 Kebanyakan asam amino, konsentrasinya di dalam plasma
janin lebih tinggi dibandingkan di plasma ibu didasarkan
pada terjadinya kondisi yang bergantung energi. Namun
terdapat kondisi dimana transport asam amino ini ke janin
berkurang.
 Hal tersebut dapat disebabkan karena aliran darah uterin
berkurang secara kronik, yang mungkin merupakan efek
dari hipertensi selama kehamilan (Lang et al, 1994), atau
ketika ibu mengalami hipoglikemi kronik (Carver et al, 1993).
 Plasenta juga dapat mentransfer lipid ke
janin dengan dibantu oleh transporter
asam lemak spesifik.
 Di dalam Jalur transpor tersebut terjadi
pemecahan lipoprotein, pengambilan
lipase dan metabolisme trigliserida
(Coleman, 1986).
 Lipid dikeluarkan ke dalam plasma janin
dalam bentuk asam lemak bebas atau
lipoprotein. Konsentrasinya bergantung
pada diet maternal.
 Defisiensi tiamin pada kehamilan
menyebabkan BBLR ynag parah
(Fournier and Butterworth, 1990;
Heinze and Weber, 1990).
 Hal tersebut dikarenakan bnyak
enzim yang bekerja yang
bergantung tiamin untuk proses
metabolisme energi selular, sintesis
lipid, dan nukleotida pada
pembentukan otak.
Ada 3 prinsip efek biologisnya yaitu :
1. Kematian sel yang mempengaruhi
embryogenesis.
2. Karsinogenesis.
3. Efek terhadap generasi selanjutnya
dan mutasi sel germinal
Sebelum fase oragnogenesis, radiasi
dengan dosis 10 rad dapat menyebabkan
kematian janin
 Efek teratogen pengion telah diketahui sejak
bertahun-tahun lalu, dan telah diketahui benar
bahwa mikrosefali, cacat tengkorak, spina bifida,
kebutaan, celah palatum, dan cacat anggota badan
dapat terjadi karena pengobatan wanita hamil
dengan sinar-x atau radium dosis tinggi.
 Sifat kelainan tergantung pada dosis radiasi dan
tingkat perkembangan janin pada saat penyinaran.
 Selain akibat radiasi langsung pada mudigah,
akibat tak langsung terhadap sel-sel benih patut
dipertimbangkan.
 Bahkan dosis yang relatif kecil dapat
menyebabkan mutasi yang selanjutnya
menimbulkan kelainan kongenital pada generasi
berikutnya.
 Pengaruh obat yang diberikan kepda ibu hamil terhadap janin
sangat tergantung pada umur kehamilan, jumlah obat, waktu
dan lama pemberian.
 Bila pada kehamilan trimester I (masa organogenesis) ibu
minum obat teratogenik, maka akan terjadi keguguran atau
cacat bawaan. Beberapa obat yang mempunyai efek sinergistik
dengan yang lainnya mungkin akan mempunyai teratogenik.
 Obat tertentu yang diberikan pada beberapa minggu terakhir
kehamilan atau pada waktu persalinan, dapat mempengaruhi
fungsi organ atau sistem enzim tertentu pada bayi baru lahir.
 Berhubung masih terbatasnya pengetahuan mengenai efek obat
yang diberikan pada ibu hamil terhadap janin/neonatus, maka
hati-hati memberikan obat pada ibu hamil terutama pada
trimester I dan pada beberapa minggu sebelum lahir/pada
waktu persalinan. Contoh obat-obatan yang bersifat teratogenik
antara lain talidomit, aminopterin, anti kejang difenilhidantoin
(fenitoin), asam valproat, dan trimetadion, zat-zat antiansietas
meprobamat, klordiazepoksid, dan diazepam, antikoa gulan
warfarin, kokain, rokok.
 Agen-agen androgenik : progestin sintetik sering digunakan
selama kehamilan untuk mencegah abortus. Progestin
etisteron dan norethisteron mempunyai kegiatan androgenik
yang besar sekali, dan banyak dilaporkan kasus mskuliniasi
alat kelamin pada mudigah wanita. Kelainan yang
ditimbulkan antara lain pembesaran klitoris yang erat
berkaitan dengan derajat-derajat penyatuan lipatan
labioskrotal.
 Dietilstilbestrol : dietilbestrol, suata estrogen sintetik yang
sering digunakan pada tahun 1940-an dan 1950-an untuk
mencegah abortus.
 Kontrasepsi oral : pil-pil pengendali kelahiran yang
mengandung estrogen dan progesteron, tampaknya
mempunyai potensi teratogenik yang kecil. Tetapi, karena
hormon-hormon lain, seperti dietilstilbestrol, menimbulkan
kelainan, penggunaan kontrasepsi oral hendaknya
dihentikan kalau dicurigai terjadi kehamilan.
 Kortison : Percobaan telah berulang kali memperlihatkan
bahwa kortison yang disuntikkan pada mencit dan kelinci
pada tingkat kehamilan tertentu dapat menyebabkan
palatoskisis pada keturunannya. Akan tetapi, belumlah
mungkin menuduh kortison sebagai faktor lingkungan yang
menyebabkan palatoksis pada manusia
Infeksi
Hampir semua penyakit berat yang diderita ibu pada waktu
hamil, dapat mengakibatkan keguguran, lahir mati, atau BBLR.
Beberapa mikroorganisme tertentu dapat menyebabkan infeksi
pada janin, gangguan pertumbuhan janin, bahkan cacat bawaan.
Infeksi yang sering mengakibatkan cacat bawaan, yang terkenal
adalah TORCH (toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes
simplex). Infeksi lain pada ibu hamil yang dapat menimbulkan
penyakit pada janin atau neonatus, misalnya penyakit Chagas,
varisela, herpes zoster, cirus Coxsackie-B, hepatitis, listerosis,
malaria (abortus), poliomielitis (keguguran, paralisis bawaan, atau
poliomeileitis), campak (keguguran, KMK, campak janin, mungkin
juga cacat bawaan), sifilis, HIV, dll. Untuk mencegah tetanus
neonatorum pada bayi, dianjurkan pada semua wanita usia 15-44
tahun untuk mendapat vaksinasi terhadap tetanus.
Bukan infeksi 
Ibu yang menderita hipertensi tidak diobati, akan
mengakibatkan retardasi pertumbuhan intrauterin dan lahir
mati. Ibu menderita goiter endemik, bayinya bisa menderita
hipertiroid kongenital. Fenilketonuria pada ibu hamil yang tidak
diobati akan mengakibatkan keguguran, cacat bawaan, atau
cedera otak pada janin yang tidak menderita fenilketonuria
 Kelainan posisi janin dan kekurangan
cairan ketuban dapat mengakibatkan
cacat bawaan, misalnya kelainan talipes,
mikrognatia, dislokasi panggul,
tortikikolis kongenital, palsi fasialis,
kranio tabes, dll.
 Kesalahan implantasi dari ovum dapat
mengakibatkan gangguan nutrisi
sehingga terjadi retardasi.
 Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering
menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern ikterus,
atau lahir mati. Pada rhesus dan ABO antagonisme
sering mengakibatkan hydrops foetalis, bayi lahir
mati.
 Pada umumnya terjadi setelah plasenta terbentuk
yaitu trimester II kehamilan. Pada rhesus
antagonisme antibodi yang terbetntuk ukuran kecil
7 S-globulin sehingga mudah menembus plasenta
dengan akbiat terjadi “erythroblastosis foetalis”.
 Pada ABO antagonisme antibodi yang terbentuk
berukuran 19 S-globulin ukurannya lebih besar
untuk menembus plasenta yang utuh sehingga
reaksi pada bayi tidak terlalu berat.
 Menurunnya oksigenasi janin melalui
gangguan pada plasenta dan tali pusat,
dapat mengakibatkan BBLR. Keadaan ini
terdapat pada ibu hamil dengan
hipertensi, kehamilan serotinus,
kehamilan dengan penyakit jantung,
ginjal, asma, diabetes melitus, dll.
 Keadaan kejiwaan ibu selama hamil dapat
mempengaruhi janin yang dikandungnya.
Suatu kehamilan sebaiknya dalah
kehamilan yang benar-benar dikehendaki.
 Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan
janin adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid,
insulin dan peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin
(Insulin-like groeth factor/IGFs).
 Hormon plasenta (human placental lactogen = hormon chorionic
somatromammotropic), disekresi oleh plasenta di pihak ibu dan
tidak dapat masuk ke janin.
 Keguanaannya mungkin dalam fungsi nutrisi plasenta. Hormon-
hormon tiroid seperti TRH (Thyroid Releasing Hormon), TSH
(Thyroid Stimulating Hormon), T3 dan T4 diproduksi oelh janin
sejak minggu ke-12.
 Pengaturan oleh hipofisis sudah terjadi pada minggu ke-13.
Kadar hormon ini makin meningkat sampai minggu ke-24, lalu
konstan.
 Perannya belum jelas, tetapi jika terdapat defisiensi hormon
tersebut, dapat terjadi gengguan pada pertumbuhan susunan
saraf pusat yang dapat mengakibatkan retardasi mental. Insulin
mulai diproduksi oleh janin pada minggu ke-11, lalu meningkat
sampai bulan ke-6 dan kemudian konstan.
 Berfungsi untuk pertumbuhan janin melalui pengaturan
keseimbangan glukosa darah, sintesa protein janin, dan
pengaruhnya pada pembesaran sel sesudah minggu ke—30.
 Sedangkan fungsi IGFs pada janin belum diketahui dengan
jelas
 LAKTASI :
 Proses pengeluaran dan pembentukan
Asi

 FISIOLOGI LAKTASI:
 Merupakan bagian integral dari daur
produksi manusia dibawah kontrol
hormon prolaktin dan oksitosin
 Reflek Prolaktin

hisapan bayi  receptor pada nipple implus  nasafagus 


hipotalamus  prolaktin  epitel  alveoli memproduksi ASI
 Reflek oksitosin ( let down reflek )

pituitary posterior  oktosin  kontrasi sel miopitel dinding


alveoli dengan sel mamae  ASI meningkat melalui sisi ductus
dan sinus laktiferus
 Ada rangsangan pada puting susu
 Melihat bayi / perhatian
 Suara cemas

Reflek oksitosin menurun :


 Cemas
 Takut, sakit
 Kurang PD
 Estrogen : pembesaran mamae
 Progesteron :

- Perkembangan sistim sekresi mamae


- Pertumbuhan lobulus, pembentukan alveolus
baru, perkembangan sekresi dalam sel-sel
alveolus
 Prolaktin : Merangsang produksi ASI
 Somototropin : Laktogenik ( ringan )
 Glukokorticoid : Mengatur transportasi ASI selama laktasi
 Tyroid : Stimulasi nafsu makan (metabolisme)
 Hormon prolaktin penting untuk produksi
asi.
 Selama kehamilan kerja hormon ini
terhambat oleh hormon placenta.
 Lepasnya placenta pada akhir proses
persalinan, kadar estrogen & progesterone
turun sampai dapat melepaskan dan
mengaktifkannya prolaktin
 Terjadinya peningkatan suplai darah yang
beredar lewat payudara dan dapat
diextrakan bahan penting untuk
pembentukan air susu
Dua faktor yang terlibat dalam mengalirkan air
susu dari sel-sel elektrolit kepapilla mamae:
 Tekanan dari belakang
Tekanan globuli yang baru terbentuk didalam sel
akan mendorong globuli tersebut kedalam
tubulus laktifer dan pengisapan oleh bayi Akan
memacu sekresi air susu lebih banyak
 Reflek neurohormonal
 Hisapan bayi menghasilkan rangsangan saraf
didalam glandula pituitaria posterior.
 Sekresi oksitoksin akan menyebabkan otot
uterus brkontraksi dan membantu involusi
uterus selama puerperium (masa nifas)
Dua faktor yang terpenting untuk
pemeliharaan laktasi adalah:
 Rangsangan bayi

 Pengosongan sempurna payudara


Dalam menyusui bayi terpenuhi kebutuhan anak
dalam hal :
 Kepuasan fisik yaitu ASI diperlukan untuk
pertumbuhan dirinya
 Kepuasan psikis / rasa aman untuk
mengembangkan kualitas prilaku dan kepribadian
serta kemampuan dirinya
 Proses belajar karena bayi harus berjuang dalam
menyesuaikan mulutnya dengan payudara ibu

Bagi ibu yang berhasil menyusui bayinya akan


menimbulkan hal-hal sbb :
- Puas, bangga & bahagia
- Naluri keibuan tersaluri
- Kesempatan terbaik untuk mendidik anak
 Protein 1,5%
 Lemak 3,5%
 Karbohidrat 7,0%
 Garam mineral 0,2 %
natrium dalam kadar yang ideal untuk bayi
kalsium
fosfor
magnesium
 Zat besi
 Vitamin
kadar vitamin A, B, C, D dan E lebih tinggi dibandingkan
kadarnya dalam ASS, tetapi lebih sedikit vitamin K dalam
ASI
 Air 78,8%
 Imunoglobulin protektif
 Laktoferin
 Lisosom
 Faktor antitripsin
 Faktor bifidus
 Mengandung hampir semua zat gizi
 Asi mengandung kadar laktosa yang lebih tinggi dimana laktosa
ini dalam usus akan mengalami peragian hingga membentuk
asam laktat
 mamfaat asam laktat :

1. Menghambat pertumbuhan bakteri yang potologis


2. Mersangsang pertumbuhan mikro organic yang dapat
menghasilkan berbagai asam organic dan mesintesa
bbrp jenis vitamin dalam usus
3. Memudah pengendapan calsium casenat (protein susu)
4. Memudahkan penyerapan berbagai mineral
 Asi mengandung anti bodi / zat penolak yang dapat melindungi
bayi dari berbagai penyakit infeksi misalnya:
- Gastroenteritis
- Batuk ringan
- Tetanus, dll
 Asi lebih aman dari kontraminasi, karena diberikan langsung
kemungkinan tercemar zat berbahaya lebih kecil
 Temperatur asi lebih sesuai dengan temperatur tubuh bayi
 Resiko alergi pada bayi kecil sekali karena tidak mengandung beta
laktoglobulin
 Asi membantu pertumbuhan gigi lebih baik
 Asi dapat dipakai sebagai perantara untuk menjalin hubungan
kasih sayang antara ibu dan bayi
 Asi mengandung laktoferin untuk mengikat zat besi
 Asi ekonomis, praktis tersedia setiap waktu pada suhu untuk ideal
dan dalam keadaan segar
 Proses laktasi dapat membantu menjarangkan kehamilan
 Kolostrum

- Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi


- mengandung : imunoglubulin, laktoferin, ion-ion ( Na, Ca, K,
Zn, Fe ) Vitamin (A,D,E,K), lemak dan rendah laktosa
- Pengeluaran kolostrum berlangsung sekitar dua tiga hari dan
diikuti ASI berwarna putih
 ASI transisi (antara)

mulai berwarna putih bening, dengan susunan yang


disesuaikan kebutuhan bayi dan kemampuan mencerna usus
bayi
 ASI sempurna

pengeluaran ASI penuh sesuai dengan perkembangan usus


bayi sehingga dapat menerima susunan ASI sempurna
 Keuntungan pemberian Asi adalah sbb:

1. Dapat meningkatkan martabat wanita dan sekaligus meningkatkan kualitas SDM


2. Asi disiapkan sejak mulai kehamilan sehingga sesuai dengan kebutuhan tumbuh
kembang bayi
3. Asi mempunyai kelebihan dalam susunan kimia, komposisi biologis dan
mempunyai substansia spesifik untuk bayi
4. Asi siap setiap saat untuk diberikan pada bayi dengan sterilisasi yang terjamin
5. Asi dapat disimpan selama 8 jam
6. Bayi akan terhindar dari beberapa penyakit
7. Ibu yang siap memberikan asi mempunyai keuntungan :
• Terjadi laktasi amenorea, dapat bertindak sebagai metode KB dalam waktu relatif 3
– 4 bln
• Mempercepat terjadinya involusi uterus
• Melalui Pemberian Asi kasih sayang ibu terhadap bayi lebih baik sehingga
menumbuhkan hubungan bathin lebih sempurna
 Faktor dari ibu
1. Ibu dengan penyakit yg berat, akan
menambah beratnya penyakit ibu
2. Ibu dengan pre eklamsia dan ekslamsia
karena banyaknya obat-obatan yang telah
diberikan, sehingga dapat mempengaruhi
bayinya
3. Penyakit infeksi berat pada payudara
4. Karsinoma pada payudara dapat
menimbulkan metastasis
5. Ibu dengan infeksi virus
6. Ibu dengan TBC atau lepra
 Faktor dari bayi

 Bayi dalam keadaan kejang-kejang


 Bayi yang menderita sakit berat
 Bayi dengan BBLR rendah
 Bayi dengan cacat bawaan yang tidak
mungkin menelan
 Bayi yang tidak dapat menerima ASI

Hal diatas untuk memberikan ASI


sebaiknya dipertimbangkan dengan
dokter anak
 Keadaan patologis payudara
Yang memerlukan konsultasi adalah:

1. Infeksi payudara
2. Terdapat abses yang memerlukan insisi
3. Terdapat benjolan payudara yang membesar saat hamil
dan menyusui
4. Asi yang bercampur dengan darah

Anda mungkin juga menyukai