Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan,
penyembuhan dan pengembalian alat-alat kandungan, proses masa nifas
berkisar 6 minggu atau 40 hari.
Masa nifas sangat rentan terhadap komplikasi, jika tidak ditangani dengan
cepat dan tepat, hal ini bisa membahayakan sang ibu.
Sebagai seorang tenaga kesehatan kita harus mendeteksi dini adanya
komplikasi-komplikasi tersebut dan berupaya untuk menekan kemungkinan
terjadinya komplikasi pada ibu nifas sekecil mungkin.

B. TUJUAN
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas pelaporan
Praktek Klinik Kebidanan II (PKB II) Akademi Kebidanan (AKBID) Giri
Satria Husada (GSH) Wonogiri tahun 2008. Disamping itu diharapkan juga
dapat menambah pengetahuan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
para pembaca.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Masa nifas (peurperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung kira-kira 6 minggu (Sarwono, 2002:23).

B. PEMBAGIAN MASA NIFAS


Dibagi menjadi 3 periode :
1. Peurperium dini : kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
2. Peurperium intermedial : kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang
lamanya 6-8 miggu.
3. Remote peurperium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau masa persalinan mempunyai
komplikasi.

C. INVOLUSI ALAT-ALAT KANDUNGAN


1. Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil sehingga akhirnya kembali
seperti sebelum hamil.
Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi adalah
sebagai berikut :

Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram


Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba 350 gram
6 minggu Bertambah kecil sebesar normal 50 gram
8 minggu Normal 30 gram

2
2. Bekas implantasi uri.
Plasenta bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke cavum uteri
dengan diameter 7,5 cm, setelah 2 minggu menjadi 3,5 cm, minggu ke 6
2,4 cm dan akhirnya pulih.
3. Luka-luka
Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-
7 hari.
4. Rasa sakit
Disebabkan karena kontraksi rahim, biasanya 2-4 hari pasca persalinan.
5. Lochea
Cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas :
a. Lochea rubra
Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel desi dua, vornik
kaseosa, lanugo dan mekonio selama 2 hari pasca persalinan.
b. Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir pada hari ke 3-7 pasca
persalinan.
c. Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca
persalinan
d. Lochea alba
Cairan putih selam 2 minggu
e. Lochea purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
6. Servik
Setelah persalianan servik agak menganga seperti corong berwarna merah
kehitaman, setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim,
setelah 2 jam dapat dilalui satu jari.
7. Ligament-ligament
Ligament, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur dan pulih kembali.

3
D. PROGRAM DAN KEBIJAKAN TEKNIS
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas untuk menilai keadaan ibu dan bayi
baru lahir,dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah
yang terjadi.
Kunjungan I (6-8 jam persalinan)
Tujuan :
1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain persalinan
3. Memberikan konseling pada ibu bagaimana mencegah perdarahan masa
nifas, karena atonia uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
7. Petugas harus tinggal dengan ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran.
Kunjungan II (6 hari setelah persalinan).
Tujuan :
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus kontraksi, fundus di
bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
3. Memastikan ibu mendapatkan makanan, cairan dan istirahat yang cukup.
4. Memastikan ibu menyusu dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit.
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi tentang
perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari.
Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)
Tujuan :
Sama seperti di atas, 6 hari setelah persalinan.
Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)
Tujuan :
1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia atau bayi alami.
2. Memberikan konseling untuk secara dini
(Sarwono, 2002 : 24).

4
PENGKAJIAN
A. BIODATA
Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20
tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi
pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat lagi pada usia 30-35
tahun (Ida Bagus Gde Manuaba, 1998).

B. DATA SUBYEKTIF
1. Jenis Persalinan
a. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan dari luar.
c. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang duperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan rangsangan.
(Ida Bagus Gde Manuaba, 1998).
2. Riwayat Post Partum
Status emosional karenan respon terhadap banyak peristiwa emosi selama
masa ini sangat beervarisi dan dipengaruhi oleh banyak faktor perubahan
hormonal yang mendadak dan dramatis. Keadaan kurang tidur,
lingkungan yang asing dan kecemasan sang suami.
3. Pola Fungsional
a. Nutrisi
Ibu post partum memerlukan asupan kalori sebanyak 2500 kalori / hari.
Diet untuk ibu masa nifas harus banyak mengandun protein, zat besi,
kalsium, vitamin dan serat hijau mencakup 3000 ml, cairan 1000 ml
yang berupa susu.
b. Eliminasi
BAB
Kontsipasi dapat terjadi karena ketakutan akan rasa sakit, kesulitan ini
dapat dibantu dengan mobilisasi dini dan banyak serat sehingga BAB
lancar.

5
BAK
Pengeluaran air seni akan meningkat 24 jam pertama sampai sekitar 5
hari post partum.
(Helen Ferrer, 2001).
c. Pola Aktivitas
Mobilisasi kerena lelah setelah melahirkan, ibu harus tidur telentang
selama 8 jam pasca persalinan.Kemudian boleh miring ke kanan dan
kekiri untuk menceah terjdinya trombosit dan tromboamboli, pada hari
ke–3 diperbolehkan duduk, hari ke-3 jalan–jalan dan hari ke-4
diperbolehkan langsung pulang.
(Abdul Bari Syaifudin, 2002)
d. Pola Pemberian ASI
Menganjurkan segera setelah bayi lahir langsung disusui, , dianjurkan
ASI, diberikan selama 2 tahun sekalipun diketahui bahwa setelah 3-4
bulan saja tidak cukup diberikan makanan tambahan.
e. Kebersihan
Pakaian agak longgar terutama bagian dada sehingga payudara tidak
perlu diikat dengan kencang, karena tidak mempengaruhi involusio.
Pakaian dalam sebaiknya menyerap keringat, sehingga lichia tidak
memberikan iritasi pada daerah sekitarnya.
f. Istirahat
Sarankan untuk kembali melakukan kegiatan-kegiatan rumah tangga
sehari-hari secara perlahan-lahan serta untuk tidur siang dan beristirahat
selagi bayi tidur (Ida Bagus Gde Manuaba, 1998).

C. DATA OBYEKTIF
a. Tanda-tanda vital
1. Suhu
Segera setelah persalinan dapat terjadi peningkatan suhu tubuh
tetapi tidak lebih dari 38° C. Apabila terjadi peningkatan melebihi
38° C berturut-turut selama 2 hari mungkin terjadi infeksi (Ida
Bagus Gde Manuaba, 1998).

6
2. Nadi
Umumnya berkisar antara 60 – 80 denyut per menit segera setelah
lahir dapat terjadi brachikardi (Hanifa Wiknyo Sastro, 2002).
b. Pemeriksaan Fisik
1. Abdomen
Proses involusi uteri
Plasenta Lahir Sepusat 1000 gram
7 hari Pertengahan pusat dan simpisis 500 gram
14 hari Tidak teraba 350 gram
42 hari Sebesar hamil 50 gram
56 hari Normal 30 gram

2. Genetalia
Pengeluaran per vagina atau lochea adalah sesudah melahirkan.
Terdapat resiko trombosit vena ellan emboir pulmoner yang nyata
tetapi kemungkinannya untuk terjadi bagian betis harus diperiksa
setiap hari untuk menentukan gejala nyeri tekan serta panas
didaerah tersebut (tanda Homan) (Hellen Farrer, EGC : 2001).
3. Ekstremitas Bawah
Sesudah melahirkan terdapat resiko trombosit vena dan emboli
pulmoner yang nyata tapi kemungkinannya untuk terjadi bagian
betis harus diperiksa setiap hari untuk menentukan gejala-gejala
tekan serta panas pada daerah tersebut (tanda Homan) (Hellen
Farrer, EGC : 2001).

D. PERENCANAAN
a. Puting rata
Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan menarik-narik puting
sejak hamil terus menerus menyusui agar puting terangsang untuk
keluar.

7
b. Puting Lecet
Pencegahan :
- Jangan
membersihkan puting dengan sabun dan zat pembersih lain, hanya
dengan air.
- Teknik
menyusui harus enak.
- Puting susu
dan areola harus kering setelah menyusui.
- Menyusui
pada payudara yang tidak lecet.
c. Payudara bengkak
Pengobatan :
- Menyusui
lebih sering
- Kompres
hangat
- ASI
dikeluarkan dengan pompa, pemijatan dapat dilakukan tetapi sering
dirasakan sakit.
- Analgetik
d. Saluran tersumbat
Pencegahan :
- Menyusui
lebih sering
- Memakai
BH yang menyangga payudara
- Hindari
tekanan lokal pada payudara
- Pemijatan
(massage) bagian yang sakit.
- Kompres
hangat

8
e. Abses Payudara
Pengobatan :
- Berhenti
menyusui pada payudara yang abses
- ASI
dikeluarkan dengan pompa
- Insisi abses
- Istirahat
- Antibiotik
dan analgetik
(Hanifa Wiknjo Sastro, 2002 : 209).

BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS
PADA NY. “Y” P1A1 POST PARTUM SC HARI KE IV
DI RS MARGA HUSADA WONOGIRI

Tanggal masuk : 3 Juli 2008


Jam : 04.33 WIB
Tempat : R. Bersalin RS Marga Husada Wonogiri

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 7 Juli 2008
Jam : 08.00 WIB
A. Biodata
Nama : Ny. “Y” Nama Suami : Tn. “M”
Umur : 31 tahun Umur : 35 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa

9
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sumberejo, Pulutan Wetan, Wuryantoro, Wonogiri
Status : Kawin
Lama Perkawinan : 2 tahun

B. Data Subyektif
1. Keluhan sekarang
Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan operasi SC hari ke IV
2. Riwayat Persalinan
a. Waktu operasi SC tanggal 3 Juli 2008 pukul 05.35 WIB
Sebab dilakukan SC : kala II lama
b. Umur kehamilan 40 minggu
c. Tempat persalinan R. Operasi RS Marga Husada Wonogiri oleh
dr. Eka Budi Wahyana,SpOG.
d. Jenis Persalinan : SC
e. Komplikasi Persalinan : tidak ada komplikasi
f. Plasenta
Ukuran / berat : 20 x 20 x 2 cm / ± 500 gram
Kelainan : Tidak ada kelainan tali pusat
Panjang Tali pusat : 50 cm
Insersi Tali Pusat : Medio lateral
Adakah Infark : Tidak ada
Adakah Hematoma : Tidak ada
g. Keadaan Perineum : utuh
h. Catatan Kejadian dan waktu persalinan
Kala I : di bidan praktek Swasta ± 5 jam
Kala II dan III : dipimpin mengejan 2 jam, karena kala II
lama dirujuk, perjalanan ± ½ jam
persiapan dan pelaksanaan SC 1 jam
Kala IV : 2 jam
Jumlah : 9 jam 30 menit

10
i. Jumlah Perdarahan
Kala I : Lendir bercampur darah
Kala II : 20 cc
Kala III : 100 cc
Kala IV : 200cc
Jumlah : 320 cc
3. Bayi
Lahir pukul : 05.40 WIB
Jenis Kelamin : perempuan
BB lahir : 2600 gram
PB Lahir : 48 cm
Nilai APGAR : 1’ : 7, 5’ : 8, 10’ : 9
Anus : +, keluar mekonium kental, hitam melekat seperti
air
Cacat Bawaan : Tidak ada
Masa Gestasi : 40 mg
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
Hamil Umur Tgl/thn Jenis Tempat Penolong
ke kehamilan persalinan persalinan persalinan persalinan
1. 12 mg Abortus - - -
2. 40 mg 3-7-08 SC RS Marga dr.Eka BW,
Husada SpOG

Anak Nifas
Jenis BB PB Keadaan Keadaan Perda Laktasi Komplik ket
kelamin (gr) (cm) lahir sekarang rahan asi nifas
- - - - - Dbn - - -
♀ 2600 48 sehat sehat Dbn colostr - -
um

5. Riwayat Postpartum
Status Emosional : stabil
Pengalaman menyusui : Ibu mengatakan tidak mempunyai
pengalaman menyusui

11
6. Pola Fungsional
a. Nutrisi
Ibu mengatakan mau makan 3 kali (nasi lembek, telur dan sayur).
Minum air putih, teh manis dan ibu mengatakan tidak ada
pantangan tentang makan.
b. Eliminasi
Ibu mengatakan sudah BAK 5 kali sehari setelah catheter dilepas,
warnanya kuning dan ibu mengatakan belum BAB.
c. Istirahat
Ibu mengatakan sudah bisa istirahat tetapi belum bisa tidur
dengan nyenyak.
d. Kebersihan
Ibu mengatakan sudah ganti pembalut setiap 2 kali sehari.
e. Aktivitas
Ibu mengatakan sudah bisa duduk tapi masih takut turun dari
tempat tidur.
f. Seksual
Ibu mengatakan belum pernah melakukan hubungan sesual
setelah melahirkan.
g. Laktasi
Ibu mengatakan ASI keluar sedikit, bayi masih ditambah minum
PASI
7. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini sedang tidak menderita penyakit
seperti darah tinggi, jantung, TBC,asma, gula darah, hepatitis
dan penuakit menular seksual lainnya.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti darah
tinggi, jantung, TBC,asma, gula darah, hepatitis dan penuakit
menular seksual lainnya.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga

12
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penuakit seperti tekanan darah tinggi, jantung, asma, TBC, gula
darah, hepatitis dan penyakir menular seksual lainnya, serta tidak
ada yang menderita cacat bawaan dan keturunan kembar.
d. Riwayat Operasi
Ibu mengatakan belum pernah menjalani operasi sebelumnya.
8. Hubungan interpersonal dalam keluarga
a. Ibu mengatakan dalam hubungannya dengan anggota keluarganya
harmonis dan keluarganya mendukung atau menerima kehadiran
anak ini.
b. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami
9. Keadaan Psikologis
a. Ibu mengatakan senang sekali dengan kehadiran bayinya ini
b. Ibu merasa telah siap menjadi ibu tetapi takut dengan luka
operasinya.
C. DATA OBYEKTIF
1. Keadaan Umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV : TD : 110 / 70 mmHg R : 20 x / menit
N : 80 x / menit S : 36°C
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Bentuk Kepala : mesochepal
Rambut dan kulit kepala : bersih, rambut tidak rontok, warna
hitam, tidak ada kutu
Muka : simetris tidak ada odema, tidak ada cloasma

Mata : simetris, kelopak mata tidak odema, konjungtiva


merah segar tidak anemis, sklera putih
Hidung : simetris, tidak ada polip, bersih.
Telinga : simetris, bersih, tidak ada OMP / OMA
Mulut : simetris, warna bibir merah, bibir lembab, lidah
merah muda, bersih. gigi ridak ada caries.

13
Leher : Tidak ada kelainan, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid
b. Dada : pada payudara terdapat pembesaran, payudara
simetris, puting susu menonjol, kolostrum sudah
keluar berwarna kuning, payudara bersih.
c. Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar ge-tah bening.
d. Abdomen
TFU : 2 jari dibawah pusat
Konsitensi : uterus keras, bulat
Kontraksi : baik
Kondisi kandung kemih : kosong
Luka operasi : jenis vertical panjang luka 12 cm,sudah
dimedikasi, keadaan bersih tak ada
nanah dan kering
keadaan perut : tidak kembung
e. Genetalia
Simetris, vulva dan vagina tak ada udema, bersih, tidak ada
varises, ada pengeluaran pervaginam berupa lochea rubra,
perineum utuh.
f. Anus
Tak ada hemoroid
g. Ekstremitas atas
Simetris, tak ada odema, tak ada kekakuan sendi, ada luka bekas
Infuse.
h. Ekstremitas bawah
Simetris, tidak ada odema, tidak ada kekakuan sendi. Tidak ada
luka, reflek patella +/+.
5. Pemeriksaan Penunjang
Hb post operasi : 11,6 gr %
6. Progran Therapy : per oral
Alxil 500mg 2x1 Vezofen 2x1
Mefinal 3x1 Prenantin Df 1x1
Trogyl 3x1

14
II. INTERPRETASI DATA
Jam : 10.00 WIB
A. Diagnosa Nomenklature
Ny. “Y”, usia 31 tahun, P1, A1, post partum SC hari ke IV
B. Masalah : nyeri pada luka jahitan
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV. ANTISIPATORY
Tidak ada
V. PERENCANAAN
Tanggal : 7 Juli 2008
Jam : 10.10 WIB
1. Observasi KU, TTV, perdarahan, konstraksi uterus, TFU dan blass
2. Menganjurkan ibu untuk personal higienis
3. Anjurkan ibu untuk merawat luka jahitan
4. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5. Bimbing ibu mobilisasi
6. Jelaskan tentang ASI eksklusif
7. Anjurkan ibu makan makanan bergizi dan minum cukup .
8. Anjurkan ibu minum obat secara benar

VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 7 Juli 2008
Jam : 10.30 WIB
1. Mengobservasi KU, TTV, perdarahan, konstraksi uterus, TFU
kandung kemih dan pengeluaran pervaginam tiap 12 jam.
2. Menganjurkan ibu untuk personal higienis, yaitu menjaga kebersihan
badan dan pakaian untuk mencegah infeksi.
3. Menganjurkan ibu untuk merawat luka jahitan dengan menjaga agar
tidak basah atau terkena benda lain, misal bedak.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

15
5. Membimbing ibu mobilisasi dini dengan menganjurkan turun dari
tempat tidur dan berlatih berjalan, untuk mempercepat pemulihan dan
BAB lancar.
6. Menjelaskan pada ibu pentingnya mobilisasi untuk pemulihan alat-alat
kandungan.
7. Menjelaskan pada ibu tentang arti dan pentingnya ASI Eksklusif.
8. Menganjurkan ibu makan makanan yang bergizi dan minum minimal 8
gelas air sehari .
9. Menganjurkan ibu minum obat secara benar sesuai advis dokter.

VII. EVALUASI
Tanggal : 7 Juli 2008
Jam : 11.30 WIB
1. TTV : TD : 110/70 mmHg R : 20x/menit
N : 80 x / menit S : 36,3 °C
2. Ibu mau menjaga kebersihan diri dan merawat luka operasi.
3. Ibu mengerti tentang ASI Eksklusif dan akan menghentikan pemberian
PASI
4. Ibu mulai berlatih berjalan.
5. Ibu mau menerima anjuran minum obat secara benar.
6. Ibu mengerti tentang makanan yang bergizi dan akan
mengkonsumsinya.

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 8 Juli 2008


Pukul : 08.00
S:
 ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan berkurang
 ibu mengatakan bayi telah disusui ASI, menyusu kuat
 ibu mengatakan sudah berlatih berjalan
O:

16
 T : 110/70 mmHg N : 80x/mnt S : 36,3 C R: 18x/mnt
 Kontraksi uterus baik, lochea rubra, ganti pembalut 2x sehari
A:
 Ny. Y umur 31th P1A1 post SC hari ke V
P:
 Melakukan medikasi luka jahitan operasi dengan tehnik aseptic
Hasil : kering, bersih, tak ada pus.
 Menganjurkan ibu terus menyusui bayinya sesering mungkin untuk
mempecepat pemulihan.
Hasil : ibu mau mengikuti anjuran bidan
 Menganjurkan tetap menjaga kebersihan terutama luka jahitan
 Ibu diperbolehkan pulang sesuai advis dokter.

BAB IV
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Masa nifas adalah masa pulih dan kembalinya alat-alat genital, seperti
sebelum hamil. Masa nifas dibagi menjadi 3 periode yaitu :
a. Puerperium dini

17
Yaitu kepulihan dimana ibu sudah diperbolehkan berdiri dan jalan-
jalan.
b. Puerperium intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 – 9
minggu
c. Remote puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil / waktu persalinan mempunyai komplikasi.

II. SARAN
Sebagai seorang tenaga kesehatan kita harus mampu membantu ibu nifas
agar dapat merawat dirinya dan bayinya dengan baik sehingga tidak
terjadi komplikasi setelah melahirkan dan hal-hal lain yang tidak
diharapkan, sehingga tercipta rasa damai sejahtera baik lahir maupun
batin bersama dengan bayi dan keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA

Helen Farrer, 2001, Perawatan Maternitas, Edisi 2, Penerbit Buku Kedoklteran :


EGC

Ida Bagus Gde Manuaba, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Penerbit
Buku Kedoklteran : EGC

18
Mochtar Rustam, Prof, Dr, 1998, Sipnosis Obstetri, Jilid I, Penerbit Buku
Kedokteran: EGC. Jakarta.

Pusdiknas, Jakarta, 1998, Manajemen Kebidanan

Wiknjosastro Hanifa, Prof, Dr, DSOG, 2002, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai