Anda di halaman 1dari 6

ISTILAH DALAM PELAYANAN KB DI KOMUNITAS

Disusun guna memenuhi tugas individu mata kuliah Kependudukan dan KB

Dosen: Dewi Susilowati, S.SiT, M.Kes

Disusun oleh:
HESTI WIJI UTAMI
P 27224013 056

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN
TAHUN 2013
ISTILAH DALAM PELAYANAN KB DI KOMUNITAS

Bidan

Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan
organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan
kualifikasi untuk deregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan
praktik kebidanan (AD-ART IBI, 2008)

Bidan pelaksana

Merupakan profesi yang tugasnya merupakan pengaplikasian ilmu secara langsung dalam bentuk
pelayanan kepada masyarakat (infobidannia.wordpress.com/2011/05/28/peran-dan-fungsi-
bidan/)

Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah organisasi fungsional yang


menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima
dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul
oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
( http://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Kesehatan_Masyarakat)

Pelayanan KB

Suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan dengan tujuan memberikan asuhan
KB kepada PUS/WUS yang ingin ber KB

Komunitas

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan,


umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-
individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan,
risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal daribahasa
Latin communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang
berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak". (Wenger, 2002: 4)

Fasilitas pelayanan KB

Fasilitas pelayanan KB dibagi 2

1. Fasilitas Pelayanan KB masyarakat


Merupakan fasilitas pelayanan KB yang memandang masyarakat sebagai subyek maupun
obyek dalam bidang KB meliputi pelayanan KB ulang oleh masyarakat (pil, kondom).
2. Fasilitas Pelayanan KB Profesional
a. Fasilitas Pelayanan KB professional statis
yang melayani pelayanan KB untuk peserta/calon peserta KB yang datang sendiri ke
tempat pelayanan
b. Fasilitas Pelayanan KB professional mobile
Merupakan fasilitas pelayanan KB yang melayani pelayanan KB secara keliling untuk
mendekatkan pelayanan KB kepada masyarakat oleh satuan kerja terpadu dan
mempunyai kemampuan dan kewenangan memberikan pelayanan kontrasepsi.

(Panduan Pelayanan Kontrasepsi Bidan di Desa, Jakarta, BKKBN, 1993)

Klasifikasi dan Standarisasi Pelayanan KB

Pelayanan KB diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Fasilitas Pelayanan KB sederhana


Adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin minimal seorang bidan/paramedic yang
memberikan pelayanan kontrasepsi (IUD, pil KB, Kondom, suntikan KB), memberikn
KIE, memantapkan, membina peran serta KB dengan cara KIE dan pengayoman medis
ringan serta melakukan pencatatan dan pelaporn serta rujukan.
2. Fasilitas pelayanan KB lengkap
Adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin oleh minimal seorang dokter umum terlatih
KB dan melayani semua cara KB kecuali MOP.
3. Fasilitas pelayanan KB sempurna
Adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin oleh seorang dokter spesialis kebidanan
yang melayani semua cara KB dan berfungsi pula sebagai tempat pendidikan dan
pelatihan.
4. Fasilitas Pelayanan KB Paripurna
Adalah fasilitas pelayanan KB yang memberikan semua jenis pelayanan KB ditambah
dengan pelayanan rekanalisasi dan penanggulangan infertilitas

(Petunjuk Pelaksanaan KB Mandiri melalui jalur dokter dan bidan Praktek swasta, potik, took
obat dan sarana pelayanan KB mandiri lainnya, Jakarta, BKKBN 1989)

Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi Program KB ditujukan kepada hasil kegiatan
operasional yang meliputi:

1. Kegiatan pelayanan Kontrasepsi


2. Hasil kegiatan pelayanan kontrasepsi baik di klinik Kb maupun di Dokter/Bidan Praktik
Swasta
3. Pencatatan keadaan alat-alat kontrasepsi di klinik KB

(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, BKKBN, Jakarta 2010)

Aspek-aspek Pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi

1. Cakupan laporan
Jumlah, ketepatan pengisian dan ketepatan waktu data yang dilaporkan
2. Kualitas data
Keterlambatan, cakupan yang belum optimal, penyampaian informasi yang belum
optimal
3. Tenaga
a. Ketersediaan / jumlah tenaga
b. Kualitas tenaga
4. Sarana
a. Ketersediaan formulir/kartu
b. Ketersediaan buku petunjuk teknis
c. Ketersediaan faksimili
d. Ketersediaan computer

(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, BKKBN, Jakarta 2010)


Mekanisme dan arus pelaporan
Mekanisme dan arus pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi adalah sbb:

1. Pada waktu mendaftar untuk pembukaan atau peresmian klinik KB baru harus dibuat
Kartu Pendaftaran Klinik KB (K/0/KB/04) rangkap 2 dikirim ke PDPKB Kabupaten kota
tiap tahun dan arsip
2. Setiap bulan Januari pada awal tahun anggaran yang bersangkutan dilakukan pendaftaran
ulang untuk setiap klinik KB, dengan mengisi Kartu Pendaftaran Klinik KB (K/0/KB/04)
3. Setiap peserta KB baru dan peserta KB pindahan dari klinik KB atau pelayanan lain
dibuatkan Kartu Status Peserta KB (K/IV/KB/04)
4. Setiap peserta KB baru dan peserta KB pindahan dari klinik KB atau pelayanan lain
dibuatkan Kartu Peserta KB (K/I/KB/04)
5. Setiap hari pelayanan KB dilakukan oleh klinik KB harus dicatat dalam register klinik
KB (R/I/KB/04) sebagai sumber data laporan bulanan klinik KB
6. Setiap penerimaan dan pengeluaran jenis alat kontrasepsi oleh klinik KB dicatat dalam
Register Alat Kontrasepsi Klinik KB (R/II/KB/04)
7. Pelayanan KB yang dilakukan oleh Dokter/Bidan Praktik Swasta setiap hari dicatat
dalam Buku Bantu Hasil Pelayanan Kontrasepsi pada Dokter/Bidan Praktik Swasta
(B/I/DBS/04)
8. Setiap bulan petugas penghubung Dokter/Bidan Praktik Swasta membuat Laporan
Bulanan Petugas Penghubung Dokter/Bidan Praktik Swasta (F/I/PH/DBS/04) yg
merupakan rekapitulasi Buku Bantu Hasil Pelayanan Kontrasepsi pada Dokter/Bidan
Praktik Swasta di daerah binaannya. Rangkap 2 untuk klinik KB induk dan arsip.
9. Setiap bulan petugas klinik KB membuat Laporan Bulanan Klinik KB (F/II/KB/04) yang
sumber datanya diambil dari register klinik KB (R/I/KB/04), Laporan Bulanan Petugas
Penghubung Dokter/Bidan Praktik Swasta (F/I/PH/DBS/04) dan Register Alat
Kontrasepsi Klinik KB (R/II/KB/04), dibuat rangkap 4 untuk PDPKB kota, mitra kerja
tingkat II, kantor Camat dan arsip.
10. Setiap bulan PDPKB kab/kota membuat rekapitulasi Laporan Bulanan Klinik KB tingkat
Kabupaten/Kota dengan menggunakan formulir F/II/KB/04. Rangkap 3 untuk BKKBN
Prov, BKKBN Pusat dan arsip.
11. Setiap bulan BKKBN Propinsi membuat rekapitulasi Laporan Bulanan Klinik KB tingkat
Propinsi dengan menggunakan formulir Rek.Prov.F/II/KB/04. Rangkap 2 untuk BKKBN
Pusat dan arsip
12. Setahun sekali PDPKB kab/kota membuat rekapitulasi Kartu Pendaftaran Klinik KB
tingkat Kabupaten/Kota dengan menggunakan formulir Rek.Kab.K/0/KB/04. Rangkap 3
untuk BKKBN Prov, BKKBN Pusat dan arsip.
13. Setahun sekali PDPKB Propinsi membuat rekapitulasi Kartu Pendaftaran Klinik KB
tingkat Provinsi dengan menggunakan formulir Rek.Kab.Prov.K/0/KB/04. Rangkap 2
untuk BKKBN Pusat dan arsip

(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, BKKBN, Jakarta 2010)

Peran dan tanggung jawab

Menyangkut pengembangan kebijakan mengenai program pelayanan KB dan penetapan peran


dan tanggung jawab dari berbagi pihak yang terkait dengan pelayanan KB tersebut. Berdasarkan
kesepakatan nasional yang berlaku BKKBN merupakan institusi pemerintah yang memegang
tanggung jawab terutama dalam aspek pengembangan kebijakan program pelayanan KB
nasional.

(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, BKKBN, Jakarta 2010)

Tim penjaga mutu


Adalah pihak lintas sektor yang berperan sebagai pelaksana kegiatan monitoring dan evaluasi
pelayanan KB di lapangan.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, BKKBN, Jakarta 2010)
Monitoring dan evaluasi
Adalah upaya untuk mengethui sejauh mana keseluruhan upayayang dilaksanakan berdampak
terhadap kemajuan program Keluarga Berencana, mencakup

1. Ketersediaan pelayanan
2. Keterjangkauan pelayanan
3. Kulitas pelayanan KB

(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, BKKBN, Jakarta 2010)

Anda mungkin juga menyukai