Anda di halaman 1dari 3

1.

Peran bidan dalam komunitas

a. Pemberian pelayanan kesehatan (provider). Memberi pelayanan kebidanan secara


langsung dan tidak langsung kepada klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat)
dengan menggunakan asuhan kebidanan
b. Pendidik. Memberi pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko
tinggi, kader kesehatan, ddl
c. Pengelola. Mengelola (merencanakan, mengorganisasi, menggerakan, dan mengevaluasi)
pelayanan kebidanan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan menggunakan
peran aktif masyarakat dalam kegiatan komunitas
d. Konselor. Memberi konseling/bimbingan kepada kader, keluarga dan masyarakat tentang
masalah kesehatan komunitas sesuai prioritas
e. Pembela klien (advokat). Peran bidan sebagai penasehat telah didefinisikan oleh Kohnke
(1980) adalah kegiatan memberi informasi dan sokongan kepala seseorang sehingga
mampu membuat keputusan yang terbaik dan memungkinkan bagi dirinya. Sokongan
dapat berupa dorongan secara verbal atau keterlibatan diskusi dengan petugas kesehata
lain, instansi atau anggota keluarga dalam melindungi dan memfasilitasi keluarga dan
masyarakat dalam pelayanan kebidanan komunitas
f. Kolaborator/koordinator. Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain, baik lintas-program
maupun sektoral
g. Perencana. Peranan bidan di komunitas sebagi perencana, yaitu dalam bentuk
perencanaan pelayanan kebidanan individu dan kelurga serta berpartisipasi dalam
perencanaan program di masyarakat luas untuk suatu kebutuhan tertentu yang ada
kaitannya dengan kesehatan
h. Peneliti. Melakukan penelitian untuk mengembangkan kebidanan komunitas.

2. Apek legal pelayanan bidan komunitas

Menurut Pasal 1 UU Kesehatan No: 36 Th. 2009, dalam Ketentuan Umum, terdapat
pengertian pelayanan kesehatan yang lebih mengarahkan pada obyek pelayanan yaitu 
pelayanan kesehatan  yang ditujukan pada jenis upaya, meliputi upaya peningkatan
(promotif)  pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan  (rehabilitatif). 
Pengertian pelayanan kebidananan yang termuat dalam Kepmenkes. RI Nomor:
369/Menkes/SK/III/2007 tentang standart profesi bidan, Pelayanan Kebidanan adalah bagian
integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar
(teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.

a.  Sertifikasi

Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu melalui kegiatan pendidikan


formal maupun non formal (Pendidikan berkelanjutan). Lembaga pendidikan non formal
misalnya organisasi profesi, rumah sakit, LSM bidang kesehatan yang akreditasinya
ditentukan oleh profesi. Sedangkan sertifikasi dan lembaga non formal adalah berupa
sertifikat yang terakreditasi sesuai standar nasional.

b. Registrasi
Registrasi bidan adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan terhadap
bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kopetensi inti atau standar penampilan
minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik
profesinya. (Registrasi menurut keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor
900/MENKES/SK/VII/2002)
c. lisensi

Aplikasi Lisensi dalam praktik kebidanan adalah dalam bentuk SIPB (Surat Ijan Praktik
Biadan). SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Depkes RI kepada tenaga bidan
yang menjalankan praktik setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Bidan yang
menjalankan praktik harus memiliki SIPB, yang diperoleh dengan cara mengajukan
permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atua Kota setempat dengan
memenuhi persyaratan sebagai berikut : fotokopi SIB yang masih berlaku, fotokopi ijasah
bidan, surat persetujuan atasan, surat keterangan sehat dari dokter, rekomendasi dari
organisasi profesi, pas foto.

3. Standar pelayann kebidanan komunitas


Standar asuhan kebidanan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007 merupakan acuan dalam proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup praktik berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan
diagnosa dan/atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan
pencatatan asuhan kebidanan. Di dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah
data objektif, A adalah analysis, P adalah penatalaksanaan. Metode SOAP merupakan
dokumentasi yang sederhana akan tetapi mengandung semua unsur data dan langkah yang
dibutuhkan dalam asuhan kebidanan, jelas, logis.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Asuhan-
Kebidanan-Komunitas_SC.pdf

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Konsep-
Kebidanan-dan-Etikolegal-dalam-Praktik-Kebidanan-Komprehensif.pdf

Anda mungkin juga menyukai