PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah
yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Indikator SPM
adalah tolak ukur untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk
suatu SPM tertentu berupa masukan, proses, hasil dan atau manfaat
daerah yang terkait dengan sumber daya yang tidak merata maka diperlukan
ditetapkan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2012, sesuai dengan
pelayanan minimal Rumah Sakit yang wajib dimiliki oleh Rumah Sakit.
Jenis – jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah
sakit salah satunya adalah Pelayanan di Unit Gawat Darurat (UGD) yang
kualitas dan kesiapan dalam perannya sebagai pusat rujukan penderita dari pra
rumah sakit tercermin dari kemampuan unit gawat darurat. Bekerja di UGD
2008).
Indikator- indikator pada pelayanan gawat darurat yang ingin diteliti meliputi
Trauma Life Support) / BTLS (basic trauma life support) / ACLS (Advanced
Gawat Darurat.
Dewasa ini citra pelayanan kesehatan di Indonesia semakin menurun, hal ini
yang diberikan telah memenuhi harapan pasien. Dalam Suara Karya On Line
22 Desember 2004, setiap tahun sekitar 5.000 pasien berobat ke luar negeri
dan devisa yang dikeluarkan mencapai 400 juta dolar atau 3,6 triliun. Rata-rata
pasien yang berobat ke Malaysia dan Singapura berasal dari Jakarta, Medan
BTLS/ ACLS/ PPGD apalagi sebagian dari mereka sudah dipindahkan ke unit
bagian lain dan juga masih kurangnya fasilitas atau ruangan seperti triase di
dokumentasi di ruang UGD kematian pasien dibawah 24 jam pada tahun 2010
sebanyak 40 jiwa dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 44 jiwa. Kondisi
Berdasarkan hal tersebut diatas, Maka Penulis merasa tertarik untuk melakukan
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN PENULISAN
Tujuan Umum
Gawat Darurat.
4. MANFAAT PENULISAN
Unit Gawat Darurat secara riil yang ada di wilayah Penulisan penulis, hal ini
TINJAUAN PUSTAKA
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit juga merupakan tempat
penyakit (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan
a. Menurut American Hospital Association (1974) Rumah Sakit adalah suatu organisasi
yang melalui tenaga medis profesioanal yang terorganisir serta sarana kedokteran
pasien.
b. Menurut Association Of Hospital Care (1947) rumah sakit adalah pusat dimana
diselenggarakan.
c. Menurut Wolper dan Pena (1987) Rumah Sakit adalah tempat dimana orang sakit
mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dima na pendidikan
klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan
lainnya diselenggarakan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, fungsi Rumah Sakit adalah :
Rumah Sakit kelas A adalah Rumah Sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis luas. O leh Pemerintah, Rumah Sakit kelas A ini
telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (Top Refeeal Hospital)
Rumah Sakit kelas B adalah Rumah Sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas. Direncanakan Rumah Sakit kelas B
didirikan di setiap ibukota Propinsi yang menampung pelayanan rujukan dari Rumah
Sakit Kabupaten. Rumah Sakit pendidikan yang tidak termasuk kelas A juga
Rumah Sakit kelas c adalah Ruamh Sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis terbatas. Pada saat ini ada emapat macam pelayanan spesilis ini
Sakit kelas C ini akan didirikan di setiap ibukota Kabupaten yang menampung
Rumah Sakit kelas D adalah Rumah Sakit transisi kerena pada satu saat akan
ditingkatkan menjadi Rumah Sakit kelas C. Pada saat ini kemampuan Rumah Sakit
kelas D hanya lah memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi.
Sama halnya dengan Rumah Sakit kelas C, Rumah Sakit kelas D ini juga mena mpung
A. Dasar Hukum
Pemerintah.
10. Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
beberapa kali diiubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2005
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 / MenKes/SK/ III/ 2002 tentang
Dilaksanakan Daerah
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan
wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Juga merupakan
spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan
1. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan
2. Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaiatan dengan sesuatu
yang harus dicapai atau standar adalah ukuran pencapaian mutu/kinerja yang
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi
langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan
Standar pelayanan adalah suatu tolok ukur yang dipergunakan untuk acuan penilaian
kualitas pelayanan sebagai komitmen atau janji dari pihak penyedia pelayanan
keperawatan baik rawat inap maupun rawat jalan yang minimal harus
Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya standar pelayanan (LAN, 2003) :
menjadi alat untuk mengukur kinerja pelayanan serta menjadi alat monitoring
pelayanan publik menyangkut aspek kehidupan yang sangat luas. Hal ini
unit penyedia jasa pelayanan untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik
minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap
warga Negara secara minimal. Ayat 7 menjelaskan indikator SPM adalah tolak ukur
besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu,
berupa masukan, proses, hasil dan atau manfaat pelayanan. Dalam penjelasan pasal
Standar pelayanan minimal adalah ketentuan jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga Negara secara
minimal.
Standar pelayanan minimal ini dimaksudkan agar tersedianya panduan bagi daerah
target nasional untuk tahun 2007 sampai dengan tahun 2012, cara perhitungan/
rumus /pembilang dan penyebut /standar/ satuan pencapaian kinerja dan sumber
data.
Tujuan standar pelayanan minimal di RSUD adalah untuk melihat pelayanan yang
diberikan oleh pemerintah kepada rakyat sehingga dapat diketahui apakah sudah
sesuai dengan standar yang ditetapkan atau masih sangat jauh dibawah standar.
terkait dari unsur-unsur kesehatan dan departemen terkait yang secara rinci
2. Sederhana, SPM disusun dengan kalimat yang mudah dimengerti dan dipahami.
4. Terukur, seluruh indikator dan standar di dalam SPM dapat di ukur baik kualitatif
ataupun kuantitatif.
5. Terbuka, SPM dapat di akses oleh seluruh warga atau lapisan masyarakat.
6. Terjangkau, SPM dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya dan dana
yang tersedia.
kesehatan.
1. Diterapkan pada urusan wajib. Oleh karena itu SPM merupakan bagian integral
2. Diberlakukan untuk seluruh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. SPM harus
masyarakat miskin) dalam bentuk, jenis, tingkat dan mutu pelayanan yang
5. Bersifat dinamis.
Sejalan dengan amanah PP Nomor 65 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam
1. Mengkaji standar jenis pelayanan dasar yang sudah ada dan/atau standar teknis
internasional.
3. Menganalisa dampak, efisiensi, dan efektivitas dari pela yanan dasar terhadap
5. Mengkaji status pelayanan dasar saat ini, termasuk tingkat pencapaian tertinggi
keuangan ).
Dalam pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan untuk jangka waktu tertentu ditetapkan
target pelayanan yang akan dicapai (minimum service target), yang merupakan
berpedoman pada standar teknis yang ditetapkan guna mencapai status kesehatan
yang diharapkan. Dalam urusan wajib dan SPM, nilai indikator yang dicantumkan
E. Kriteria SPM
perizinan, sumberdaya, sistem dsb), tidak dimasukkan dalam SPM (kecuali critical
support function).
Standar Pelayanan Minimal yang disusun dan disahkan oleh Kepala Daerah
Pelayanan Minimal
Pelayanan Minimal
3. Pengawasan
Jenis – jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah sakit
meliputi :
4. Pelayanan bedah
6. Pelayanan intensif
7. Pelayanan radiologi
PEMBAHASAN
Unit Gawat Darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang memberikan pelayanan
kepada penderita gawat darurat dan merupakan bagian dari rangkaian yang perlu
diorganisir. Tidak semua rumah sakit harus mempunyai bagian gawat darurat yang lengkap
dengan tenaga memadai dan peralatan canggih, karena dengan demikian akan terjadi
penghamburan dana dan sarana. Oleh karena itu pengembangan unit gawat darurat harus
Suatu unit gawat darurat (UGD) harus mampu memperhatikan pelayanan dengan kualitas
tinggi pada masyarakat dengan problem medis akut. Pelayanan unit gawat darurat harus
bencana.
mulai dari tingkat pra rumah sakit sampai tingkat rumah sakit dan rujukan antara rumah
sakit dengan pendekatan lintas program dan multisektoral. Pelayanan di tingkat Rumah
Sakit Pelayanan gawat darurat meliputi suatu sistem terpadu yang dipersiapkan mulai dari
IGD, HCU, ICU dan kamar jenazah serta rujukan antar RS mengingat kemampuan tiap-tiap
Rumah Sakit untuk penanganan efektif (pasca gawat darurat) disesuaikan dengan Kelas
Rumah Sakit.
Tujuan dari pelayanan gawat darurat ini adalah untuk memberikanertollongan pertama
pada pasien yang datang dan menghindari berbagai resiko seperti kematian,
tindakan.
Pelayanan pada unit gawat daruratuntuk pasien yang datang akan langsung dilakukan
tindakan sesuaidengan kebutuhan dan prioritasnya. Bagi pasien yang tergolong (akut) maka
langsung dilakukan tindakan menyelamatkan jiwa pasien (live saving). Bagi pasien yang
tergolong tidak akut dan gawat akan dilakukan pengobatan sesuai dengan kebutuhan dan
2. unit gawat darurat juga harus melayani penderita-penderita “false emergency” tetapi
care” dilakukan ditempat lain dengan cara kerja sama yang baik,
5. Unit gawat darurat harus melakukan riset guna meningkatkan mutu/kualitas pelayanan
1. Susunan ruangan dan arsitektur bangunan harus dapat menjamin efisiensi pelayanan
kegawatan.
2. Harus ada pelayanan radiologi yang diorganisasi dengan baik serta lokasinya.
3. Alat dan instrument harus berkualitas baik dan selalu bersedia untuk dipakai.
1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa digawat darurat, standar 100%
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan sekali
BAB IV
PENUTUP
1. Kepada Direktur RSUD Kota Baubau agar dapat memberikan pelatihan kepada tenaga
kesehatan yang belum bersertifikat, agar seluruh tenaga kesehatan yang belum memiliki
2. Kepada Kepala kabid keperawatan agar senantiasa memantau kinerja perawat dan
melakukan rotasi dalam jangka waktu 3 bulan sekali untuk mencegah kejenuhan.
3. Kepada Tenaga Kesehatan di Unit Gawat Darurat agar dapat lebih meningkatkan lagi
kinerjanya dalam memberikan pelayanan kepada pasien, agar dapat memberikan rasa
Direktorat jenderal bina pelayanan medik departemen kesehatan R.I., 2008. Standar
direktorat rumah sakit umum dan pendidikan.,1999. Standar Pelayanan Rumah Sakit,
Depkes RI, Pedoman Pelayanan Gawat Darurat, Cetakan kedua, Dirjen Yanmedik
Http://www.prasko.com/2012/08/standar-pelayanan-minimal-rumah-sakit.html
Menkes RI., 2008. Undang- undang nomor 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit.
Yayasan AGD 118, Basic Trauma and Cardiac Life Support, Jakarta Utara, 2004.