Implementasi Kebijakan Tentang Registrasi Klinik Dan Praktik Mandiri Tenaga Kesehatan Di Indonesia
Implementasi Kebijakan Tentang Registrasi Klinik Dan Praktik Mandiri Tenaga Kesehatan Di Indonesia
Mutiara Kiranti
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia
e-mail: mutiara.kiranti@ui.ac.id
Abstrak
Klinik dan tempat praktik mandiri memiliki peran strategis sebagai fasilitas pelayanan kesehatan karena
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan berupa pelayanan medis dasar dan spesialistik serta
berpartisipasi sebagai mitra puskesmas dalam mengupayakan kesehatan masyarakat. Klinik dan tempat praktik
mandiri wajib melakukan verifikasi data secara berkala serta melakukan pembaharuan jika ada perubahan data.
Registrasi klinik dan tempat praktik mandiri adalah proses mendaftarkan klinik dan tempat praktik mandiri yang
telah mendapatkan perizinan berusaha secara nasional dan dilakukan secara berjenjang sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab masing-masing tingkatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
implementasi kebijakan mengenai registrasi klinik dan praktik mandiri tenaga kesehatan di Indonesia. Metode dan
pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan telaah dokumen. Hasil yang ditemukan yaitu terdapat
peningkatan yang signifikan dari pelaksanaan registrasi klinik pada tahun 2021 ke tahun 2022 yaitu bertambah
sebanyak 3.794 klinik. Selain itu, Kementerian Kesehatan secara berjenjang bersama dinas kesehatan provinsi dan
dinas kesehatan kabupaten/kota juga melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan registrasi klinik dan praktik
mandiri tenaga kesehatan di Indonesia. Namun masih ditemukan beberapa masalah terkait registrasi klinik dan
praktik mandiri tenaga kesehatan di Indonesia yaitu, fasyankes belum memahami proses registrasi serta adanya
pergantian penanggungjawab atau pengampu registrasi di daerah. Upaya yang dapat dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain, melakukan sosialisasi secara berkala mengenai
pentingnya registrasi, manfaat serta cara melakukan registrasi klinik dan praktik mandiri menggunakan media
sosial, berkoordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam pelaksanaan
monitoring dan evaluasi registrasi klinik dan praktik mandiri, berkoordinasi dengan tim kerja pengembangan
aplikasi untuk memperbaiki kelemahan dari website registrasi fasyankes.
LATAR BELAKANG
TUJUAN
METODE
Kegiatan dilakukan pada tanggal 24 Oktober sampai 18 November 2022 di Tim Kerja
Perizinan dan Registrasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Primer, Direktorat
Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan RI. Pengumpulan data dan informasi
mengenai registrasi klinik dilakukan melalui wawancara dan telaah dokumen. Wawancara
dilakukan dengan Tim Kerja Perizinan dan Registrasi Fasyankes Primer. Telaah dokumen
dilakukan pada dokumen yang berisikan data jumlah klinik teregistrasi di Indonesia tahun 2021,
data jumlah klinik teregistrasi di Indonesia bulan September 2022 dan data jumlah praktik
mandiri tenaga kesehatan teregistrasi di Indonesia bulan November 2022.
17%
Klinik Pratama
Klinik Utama
83%
Berdasarkan pie chart, persentase klinik pratama teregistrasi sebesar 83% dan klinik
utama teregistrasi sebesar 17%.
12%
Non Pemerintah
Pemerintah
88%
Diagram 4.2 Jumlah Klinik Teregistrasi Berdasarkan Jenis Permodalan tahun 2021
Sumber: Data Klinik Teregistrasi Tahun 2021, Ditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Persentase klinik dengan modal berasal dari pemerintah yang teregistrasi sebesar 88%,
sedangkan persentase klinik dengan modal berasal dari non pemerintah sebesar 12%.
Pada bulan September 2022, terjadi peningkatan jumlah klinik teregistrasi di Indonesia
yaitu mencapai 11.408 klinik. Provinsi dengan jumlah klinik teregistrasi terbanyak yaitu Jawa
Barat dengan 2.022 klinik dan provinsi dengan jumlah klinik teregistrasi paling sedikit yaitu
Sulawesi Barat dengan 8 klinik. Selain itu juga didapatkan data jumlah klinik teregistrasi
berdasarkan jenis, pelayanan dan permodalan.
Jumlah Klinik Teregistrasi
Berdasarkan Jenisnya
15%
Klinik Pratama
Klinik Utama
85%
Berdasarkan pie chart, persentase klinik pratama teregistrasi sebesar 85% dan klinik
utama teregistrasi sebesar 15%.
23%
Rawat Inap
Non Rawat Inap
77%
Diagram 4.4 Jumlah Klinik Teregistrasi Berdasarkan Jenis Pelayanan Tahun 2022
Sumber: Data Klinik Teregistrasi September 2022, Ditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Persentase klinik dengan pelayanan rawat inap teregistrasi sebesar 23%, sedangkan
klinik non rawat inap teregistrasi sebesar 77%.
10%
Non Pemerintah
Pemerintah
90%
Diagram 4.5 Jumlah Klinik Teregistrasi Berdasarkan Jenis Permodalan Tahun 2022
Sumber: Data Klinik Teregistrasi September 2022, Ditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Persentase klinik dengan modal berasal dari pemerintah yang teregistrasi sebesar 90%,
sedangkan persentase klinik dengan modal berasal dari non pemerintah sebesar 10%.
Tim Kerja Perizinan dan Registrasi Fasyankes Primer juga melakukan pencatatan dan
memberikan kode fasyankes untuk praktik mandiri tenaga kesehatan yang baru dilaksanakan
pada tahun 2022. Berikut ini merupakan data praktik mandiri tenaga kesehatan yang teregistrasi
pada bulan November tahun 2022.
Dokter
8%
31% Dokter Gigi
48% Bidan
13%
Perawat
Persentase praktik mandiri dokter teregistrasi sebesar 31%, praktik mandiri dokter gigi
sebesar 13%, praktik mandiri bidan sebesar 48% dan praktik mandiri perawat sebesar 8%.
Terdapat peningkatan yang signifikan dari pelaksanaan registrasi klinik pada tahun
2021 ke tahun 2022 yaitu bertambah sebanyak 3.794 klinik, hal ini dikarenakan adanya proses
percepatan registrasi seperti sosialisasi berkala ke pemerintah daerah, fasilitasi desk registrasi
di tingkat pemerintah daerah dan pembuatan video tutorial untuk mempermudah proses
registrasi. Begitupun pada klinik pratama dan klinik dengan modal yang berasal dari pemerintah
juga mengalami peningkatan persentase dari tahun 2021 ke tahun 2022. Kementerian
Kesehatan secara berjenjang bersama dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan
kabupaten/kota juga melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan registrasi klinik dan
praktik mandiri tenaga kesehatan di Indonesia.
Namun dalam pelaksanaanya, masih ditemukan beberapa masalah terkait registrasi
klinik dan praktik mandiri tenaga kesehatan di Indonesia. Berdasarkan wawancara dengan Tim
Kerja Perizinan dan Registrasi Fasyankes Primer, terdapat kelemahan dari website registrasi
fasyankes yaitu tidak bisa mengakses data klinik dan praktik mandiri teregistrasi di tahun
sebelumnya serta ditemukan kendala pada daerah dengan sinyal terbatas sehingga sulit untuk
mengakses website registrasi fasyankes. Masalah lainnya yaitu, fasyankes belum memahami
proses registrasi serta adanya pergantian penanggungjawab atau pengampu registrasi di daerah
dan belum dilakukan transfer knowledge kepada petugas yang baru.
KESIMPULAN
SARAN
Untuk meningkatkan jumlah klinik dan praktik mandiri tenaga kesehatan teregistrasi serta
untuk mengatasi masalah terkait registrasi, Kementerian Kesehatan dapat melakukan upaya
berikut:
1. Melakukan sosialisasi secara berkala mengenai pentingnya registrasi, manfaat serta cara
melakukan registrasi klinik dan praktik mandiri menggunakan media sosial.
2. Berkoordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota
dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi registrasi klinik dan praktik mandiri.
3. Berkoordinasi dengan tim kerja pengembangan aplikasi yaitu Tim Kerja Informasi dan
Humas Setditjen Yankes untuk memperbaiki kelemahan dari website registrasi
fasyankes.
DAFTAR PUSTAKA
Herman Y (2022) Kebijakan Pelayanan Kesehatan, Perizinan Dan Registrasi Klinik. Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2022) Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021.
Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020) Surat Edaran Direktorat Jendral Pelayanan
Kesehatan Nomor HK.02.02/II/4392/2020 tentang Registrasi Klinik.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021) Surat Edaran Direktorat Jendral Pelayanan
Kesehatan Nomor HK.02.02/II/4406 tentang Registrasi Praktik Mandiri Tenaga
Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2011) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
2052 Tahun 2011 Tentang Izin Praktik Dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2021) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
14 Tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha Dan Produk Pada Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (2016) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016
Tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (2021) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
Undang-Undang Republik Indonesia (2004) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran.
Undang-Undang Republik Indonesia (2014) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintah Daerah.
LAMPIRAN
1. Halaman website registrasi fasyankes
6. Foto perpisahan dengan Pembimbing Lapangan dan Tim Kerja Perizinan dan
Registrasi Fasyankes Primer
7. Kegiatan Koordinasi Penguatan Program Yankes Primer