Ria Chaerani, Hasiah, S.E., M.Com., Ak., Andi Nurul Istiyana, S.ST., M.Acc.
riachaerani.98@gmail.com
Abstrack
The purpose of this research is to to ensure that the services function of the
Center for Community Lungs Health (BBKPM) of Makassar has been running
effectively and efficiently in carrying out its function. The analytical method of
this research by using the operational audit stage, such as a preliminary survey,
review and testing of management control systems, detailed testing and report
development.
The results shows that the Center for Community Lung Health (BBKPM) of
Makassar has run efficiently, but has not been running effectively based on
service activities that have been carried out in accordance with standard operating
procedures. It said to has been efficient because all the targets of the budget had
been achived. It said to has not been effectively because activities in the
emergency unit (IGD) are still disturbed in service at night because the supporting
unit only serves until 15.00 WITA. Furthermore, the limited time for specialist
doctors caused delays in checkup during the day, so patients were advised to come
back tomorrow. Then the latter is said to be ineffective because some service
1
1. Pendahuluan
karena itu, setiap orang berhak mendapatkan pelayanan dari fasilitas kesehatan
fungsi yang spesifik dalam pelayanan kesehatan paru, promosi dan pemberdayaan
masyarakat, serta diklat dan penelitian kesehatan paru masyarakat. Sebagai sarana
bidang kesehatan paru di Sulawesi Selatan dan Kawasan Timur Indonesia, maka
seyogianya mampu dan dapat mewadahi serta menjadi rujukan semua sarana
(Laporan Tahunan BBKPM Tahun 2018). Sehingga dengan tugas pokok tersebut,
2
prasarana yang terbaik dalam memberikan pelayanan kesehatan paru-paru kepada
masyarakat.
Dalam kegiatan pelayanan tersebut, tentunya ada beberapa risiko yang dihadapi.
Rumah Sakit Khusus Paru Kelas A Unggulan Pada Tahun 2019”, ada
beberapa risiko yang akan dihadapi, dan salah satunya adalah risiko pelayanan.
pelayanan di masa depan. Risiko pelayanan ini berkaitan dengan salah satu
pelayanan ini tercantum pada rencana strategis bisnis BBKPM Makassar 2015-
2019, dan risiko pelayanan tersebut berupa 1) kurang tertibnya pencatatan dan
pelaporan atas komplain, 2) tindak lanjut atas komplain masih kurang, dan 3)
SDM kurang ramah. Risiko pelayanan ini dengan tingkat, dampak, frekuensi
terjadinya masing-masing.
dapat tetap berjalan secara efektif dan efisien dengan didukung oleh pengendalian
internal. Dalam Messier dkk (2014: 192), Pengendalian internal memainkan peran
3
internal bertujuan untuk memperbaiki efisiensi operasional, mendorong ketaatan
terhadap kebijakan yang telah ditetapkan dan mematuhi hukum dan peraturan
yang berlaku. Selain itu, dalam Arvianita (2015: 3), pengendalian internal
sosialisasi program atau gerakan kesehatan dari pemerintah agar masyarakat tetap
lingkungan masyarakat.
Masyarakat (BBKPM) Makassar terdiri atas unit Instalasi Gawat Darurat (IGD),
unit rawat jalan, dan unit rawat inap. Secara umum, unit Instalasi Gawat Darurat
(IGD) memberikan tindakan medis yang dibutuhkan oleh pasien gawat darurat
4
Sedangkan unit rawat jalan adalah unit pelayanan kesehatan yang memberikan
medis dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal di ruang rawat inap.
Sedangkan yang terakhir adalah unit rawat inap merupakan unit yang memberikan
tempat tidur. Sub bagian pelayanan pada Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
aspek kepuasan pelanggan yang merupakan salah satu sasaran strategis dalam dua
tahun berturut-turut belum berhasil mencapai target yang telah ditentukan, yakni
77,80% dari target 80% untuk tahun 2017, dan 79% dari target 80% untuk tahun
2018. Selain itu dalam daftar pengaduan pelanggan dari kurun waktu tahun 2017-
2019, masih terdapat pengaduan dari pasien/keluarga pasien atas pelayanan yang
Maka dari laporan tahunan yang menunjukkan target aspek kepuasan pelanggan
tidak menyenangkan yang dilakukan oleh petugas, begitu pula dengan bagian
5
tindakan yang tidak sesuai yang dilakukan, keramahan yang dikeluhkan, dan
kejelasan prosedur untuk pasien non paru yang keluhannya disampaikan pada
rawat inap yang dipilih pasien, dimana pasien memilih pelyanan rawat inap kelas
2, tetapi hak-hak yang diterima pasien seperti pelayanan rawat inap kelas 3 yang
2019 adanya keluhan dari pasien yang harus mendaftarkan dirinya di loket
pendaftaran pasien baru dikarenakan nomor antreannya tercecer tetapi pasien ini
disampaikan pada tanggal 2 Agustus 2019 dimana adanya kesalahan nama dan
Selain aspek kepuasan pada 2017-2018 yang belum tercapai dan masih
adanya aduan dari pelanggan hingga tahun 2019, berdasarkan hasil observasi yang
telah dilakukan, ditemukan bahwa pasien yang baru pertama kali mendaftar
spesialis hanya melayani hingga pukul 11.00 WITA karena keterbatasan waktu
terkadang tidak dilakukan tepat waktu saat jam operasional dimulai dikarenakan
6
cara audit operasional. Audit operasional dipilih karena audit operasional
mempunyai tujuan untuk menilai kinerja dari manajemen dan fungsi yang akan
diaudit, yakni bagian yang berkaitan dengan pelayanan kepada pelanggan. Audit
operasional juga bertujuan untuk menilai apakah sumber daya organisasi telah
Selain itu, hasil kegiatan audit operasional dapat memberikan rekomendasi untuk
mencapai tujuan.
2. Metode Penelitian
melakukan wawancara.
Dalam Siyoto & Ali Sodik (2015: 68-69), data penelitian berdasarkan
1) Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah hasil wawancara, hasil
7
2) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Data
Makassar;
3) Struktur Organisasi dan Job Description pada Balai Besar Kesehatan Paru
8
2.3.2 Metode Kuesioner
tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau
tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Teknik kuesioner ini
sampel, jika dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok jika dijadikan
pengendalian internal telah disediakan dan dijalankan oleh pegawai pada Balai
pasien/keluarga pasien.
kepada pasien, kendala yang terjadi pada saat pelayanan, dan kebijakan dalam
9
menangani bidang pelayanan pada Balai Besar Kesehatan Paru Masayarakat
(BBKPM) Makassar.
kegiatan penelitian, studi literatur ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan
memahami literatur, karya ilmiah, dan buku-buku yang berisi uraian tentang teori,
Teknik analisis yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teknik analisis
deskriptif kualitatif. Teknik ini menurut Siyoto dan Ali Sodik (2015: 121), adalah
upaya untuk mengungkap makna dari data penelitian dengan cara mengumpulkan
data sesuai dengan klasifikasi tertentu. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini
adalah interpretasi hasil dari penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan
1) Survei Pendahuluan
c) Wawancara.
10
2) Penelaahan dan Pengujian atas Sistem Pengendalian Manajemen
Dalam tahap ini, dilakukan review terhadap data yang telah dikumpulkan yang
Tahap ini dilakukan dengan membagikan kuesioner berupa ICQ (Internal Control
anggaran.
3) Pengujian Terinci
dilakukan untuk mengetahui apakah prosesnya telah sesuai dengan kebijakan yang
11
4) Pengembangan Laporan
Setelah pengujian terinci, peneliti akan membuat hasil audit atau laporan audit.
Laporan ini terdiri atas: Bab I: Executive Summary, Bab II: Dasar, Tujuan, dan
Ruang Lingkup Pemeriksaan, Bab III: Temuan Pemeriksaan atas Program Audit.
3.1 Hasil
Tujuan dari audit operasional pada bagian pelayanan Balai Besar Kesehatan
Makassar telah berjalan secara efektif dan efisien. Dari hasil penelitian, ditemukan
bahwa Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar telah berjalan
2) Pada bagian IGD ditemukan kendala bahwa pasien tidak bisa diperiksa
darah dan dilakukan rontgen pada malam hari karena pemeriksanya seperti
3) Pada bagian SMF Pulmonologi ditemukan kendala bahwa pasien baru tidak
mendapatkan layanan pemeriksaan pada siang hari dan harus kembali esok
12
hari dikarenakan keterbatasan waktu dokter spesialis dalam memberikan
13
3.2 Pembahasan
Tabel 3.1 Daftar Temuan Pemeriksaan pada Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar
No. Aktivitas Kondisi Frekuensi Kriteria Sebab Akibat Rekomendasi
Keterjadian
1 Pemeriksaan Dokter tidak bisa Tidak Pemeriksaan Unit pelaksana Tertundanya Penambahan
darah dan memberikan tindak diketahui dan Observasi (unit radiologi perawatan jam kerja
rontgen. lanjut perawatan dikarenakan oleh dokter di dan lab sampel) lanjutan kepada untuk tenaga
kepada pasien di keterbatasan IGD harus hanya beroperasi pasien sehingga medis yang
malam hari karena penelitian. dilengkapi hingga pukul memengaruhi berkompeten
tidak ada hasil dengan 15.00 WITA. tingkat dalam
pemeriksaan. pemeriksaan keparahan pengecekan
darah dan penyakit darah dan
rontgen untuk pasien. rontgen untuk
mengetahui membantu
tindakan unit IGD
perawatan dalam
selanjutnya. pelayanan
malam hari.
2 Pemeriksaan Pasien baru tidak Dua (2) Seluruh pasien Adanya 1. Bagi Penambahan
SMF mendapatkan layanan kali selama baik pasien keterbatasan pasien, pasien jam kerja dan
Pulmonologi pemeriksaan pada penelitian baru dan waktu dokter baru tidak shift dokter
siang hari dan harus berlangsun pasien lama spesialis dalam mendapatkan hingga waktu
kembali esok hari. g yang sudah memberikan layanan pelayanan
(terjadi mendaftar pelayanan hingga pemeriksaan selesai untuk
pada harus dilayani pukul 11.00 oleh dokter dokter
tanggal 30 hingga pukul WITA. spesialis spesialis
Juli dan 13 15.00 WITA. dengan sehingga
14
Agustus segera seluruh pasien
2020). sehingga dapat
akan diperiksa.
memperburuk
kesehatan
pasien.
2. Bagi
rumah sakit,
pemberian
layanan tidak
dilakukan
dengan
maksimal
oleh rumah
sakit.
Pemeriksaan Pemeriksaan kepada Dua (2) kali Jam dokter dan Sebagian dokter Pasien Mengevaluasi
SMF Interna pasien tidak selama perawat dan perawat menunggu jam datang
dan dilakukan tepat penelitian ditetapkan datang dokter dan dokter dan
Fisioterapi waktu. berlangsung pukul 08.00 terlambat. perawat untuk perawat pada
(penunjang (terjadi WITA sudah mendapatkan finger print
kesehatan). pada berada di pemeriksaan. machine dan
tanggal 28 rumah sakit. memberikan
Juli dan 7 teguran
Agustus kepada dokter
2020). dan perawat
yang datang
terlambat.
15
3.2.1 Mengukur Efektivitas atas Fungsi Pelayanan pada Bagian Pelayanan dan
Makassar
aspek waktu, kecermatan dan gaya pemberian layanan menurut Siagian (2007:
60). Pada Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar untuk
darah dan rontgen pasien jika telah malam hari dikarenakan unit pendukung,
yaitu unit radiologi dan lab sampel hanya beroperasi hingga pukul 15.00 WITA
sehingga dokter tidak bisa memberikan tindak lanjut perawatan kepada pasien
2) Pelayanan pada rawat jalan khususnya pada poli SMF Pulmonologi tidak
berjalan maksimal dikarenakan pasien yang baru terdaftar sebagai pasien Balai
pelayanan pemeriksaan pada siang hari dan harus kembali esok hari
16
mengakibatkan pasien tidak mendapatkan layanan pemeriksaan oleh dokter
3) Pelayanan pada unit rawat jalan khususnya pada poli SMF Interna dan
pelayanan tidak berjalan tepat waktu sesuai jam operasional yaitu pada pukul
08.00 WITA. Sehingga dengan kondisi tersebut pasien menunggu dokter dan
17
ditemukan bahwa rencana mitigasi risiko telah dilakukan seperti penetapan bagian
hubungan masyarakat dalam hal penanganan komplain baik dari pencatatan dan
18
pelaporan, pengembangan prosedur komunikasi bagian pelayanan dan bagian hubungan masyarakat untuk menangani tindak lanjut,
dan pelatihan yang dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
BMHP
Service
19
3.2.2 Mengukur Efisiensi atas Fungsi Pelayanan pada Bagian Pelayanan dan
Makassar
capaian target dari angka anggaran yang ditetapkan. Beberapa anggaran yang
seperti kegiatan pengadaan alkes (alat kesehatan) yang telah digunakan untuk
pengadaan 3 unit dari target 3 unit alat kesehatan, alokasi anggaran pengadaan
obat-obatan dan BMHP (bahan medis habis pakai) yang telah digunakan untuk
SDM (sumber daya manusia) yang telah digunakan selama 1 tahun dari target 1
service yang telah digunakan untuk 1 paket dari target 1 paket kegiatan
20
kisaran harga untuk pembelian 3 alat kesehatan dengan menetapkan angka
963.050.200 sehingga angka anggaran untuk pengadaan alkes terlalu besar dan
4.1 Kesimpulan
dinilai telah memenuhi kriteria efisiensi dengan beberapa catatan, namun belum
21
963.050.200 sehingga angka anggaran untuk pengadaan alkes terlalu besar dan
2) Pada unit instalasi gawat darurat (IGD) terhambat dalam pemeriksaan darah
dan rontgen pasien jika telah malam hari hari dikarenakan unit pendukung
seperti radiologi untuk layanan rontgen dan pemeriksaan darah oleh lab sampel
lajutan yang akan diberikan oleh dokter. Selanjutnya pelayanan pada rawat
adanya penundaan pemeriksaan pada pasien yang baru terdaftar sebagai pasien
yang terakhir dikatakan belum efektif dikarenakan pelayanan pada rawat jalan
unit poli SMF Interna dan fisioterapi pada penunjang kesehatan belum berjalan
4.2 Saran
Dari hasil penelitian dengan akses data penelitian yang terbatas, maka temuan-
temuan yang diemukan hanya dalam penyimpangan pada aturan dasar seperti jam
operasional yang terlambat, dokter spesialis yang selesai sebelum jam operasional
22
selesai, dan penundaan pelayanan dikarenakan unit penunjang yang tertutup.
Selain itu, peneliti hanya dapat mengkritisi anggaran yang berkaitan dengan
Maka dengan kondisi seperti itu, maka peneliti memberikan saran bagi pihak
berkompeten dalam hal pengecekan darah dan rontgen dan ditempatkan di ruang
instalasi gawat darurat (IGD) pada malam hari untuk menunjang pemeriksaan
pasien IGD. Selanjutnya, pihak manajemen juga menambah jam kerja dan shift
dokter pada unit SMF Pulmonologi hingga waktu pelayanan selesai untuk dokter
spesialis sehingga seluruh pasien dapat diperiksa. Selain itu, untuk penetapan
melakukan survei harga barang yang akan dibeli sehingga akan membuat kisaran
harga dengan angka anggaran yang ditetapkan tidak terlalu besar selisihnya.
mengevaluasi jam datang dokter dan perawat pada finger print machine dan
2) Peneliti Selanjutnya
Penelitian kali ini lebih berfokus bagaimana fungsi pelayanan Balai Besar
selanjutnya agar dapat memperdalam analisis mengenai bagian tersebut agar hasil
23
penelitian selanjutnya dapat membantu menyelesaikan temuan-temuan yang
ditemukan.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Lestari, Sri. 2016. Pengukuran Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard
Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2013
dan 2014. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Messier, William F dkk. 2014. Jasa Audit dan Assurance: Pendekatan Sistematis.
Dialihbahasakan oleh Denies Priantinah & Linda Kusumaning
Wedari. Jakarta: Salemba Empat
Nugraha, Alank. 2015. Audit Operasional Terhadap Fungsi Personalia Pada PT
Tanah Mas Celebes Indah (TMCI) Makassar. Skripsi. Makassar:
Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Pasorong, Gebra Michael. 2018. Audit Manajemen Berbasis Risk Assessment atas
Fungsi Instalasi Farmasi pada RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo,
Makassar. Skripsi. Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah. 2008. Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan. (Online). (www.bpkp.go.id), diakses
05 Juli 2020.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang
Pola Tarif Badan Layanan Umum Rumah Sakit Di Lingkungan
Kementerian Kesehatan. 2013. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. (Online), (http://www.hukor.kemkes.go.id), diakses 22
September 2020.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. 2008.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (Online),
(http://www.hukor.kemkes.go.id), diakses 22 September 2020.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016 Tentang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 2016. Presiden Republik
Indonesia. (Online). (www.persi.or.id), diakses 12 april 2020.
Rencana Strategis Bisnis Balai Besar Kesehatan Paru Masayarakat (BBKPM)
Makassar 2015-2019. 2014. (Online),
(http://balaiparumakassar.com), diakses 17 Juni 2020.
Respati, Shinta Ayu. 2015. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan
Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Puskesmas Halmahera
Kota Semarang Tahun 2014. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Rukmana, Herdiyanti. 2016. Audit Operasional Untuk Meningkatkan Efisiensi
Dan Efektivitas Kegiatan Penyaluran Kredit (Studi Kasus Pada
Koperasi Unit Desa Dadi Jaya Kabupaten Pasuruan). Skripsi.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
26
Siyoto, Sandu dan Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Cetakan ke-1
Yogyakarta: Literasi Media Publishing.
Suryani, Irene Puspita dkk. 2015. Analisis Audit Operasional Untuk Menilai
Efisiensi, Efektivitas, Dan Ekonomisasi Bagian Produksi (studi
pada PT Sindu Amirtha Pasuruan). Jurnal Administrasi Bisnis Vol.
20 No. 1. (Online)
(http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id), diakses 04 Juni
2020.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
2009. Presiden Republik Indonesia. Badan Pemeriksa Keuangan
RI. (Online). (https://peraturan.bpk.go.id/), diakses 22 September
2020.
Widodo, Muji. 2018. Audit Berbasis Risiko Pada PT. SP. Jurnal Ekonomi dan
Kewirausahaan Kreatif Vol. 3 No. 2. (Online).
(https://journal.stienugresik.ac.id), diakses 06 Juli 2020.
Wowor, Hetmi dkk. 2016. Pelayanan Kesehatan Di Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) Amurang Timur Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal
Ilmu Sosial & Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Edisi XX
Volume 3. (Online). (https://media.neliti.com), diakses 05 Juni
2020.
27