Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA

AKREDITASI KLINIK PRATAMA


TAHUN 2019

SEKSI PENINGKATAN MUTU LAYANAN FASILITAS KESEHATAN


DINAS KESEHATAN KABUPATEN BEKASI 2019
KERANGAKA ACUAN KERJA
AKREDITASI KLINIK PRATAMA
TAHUN 2019

A. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan
nasional, tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting
dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan berbagai upaya


kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas merupakan garda depan
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar. Klinik pratama adalah klinik yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Klinik adalah tercapainya


Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran
masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni
masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator kecamatan sehat adalah lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan
kesehatan yang bermutu, serta derajat kesehatan penduduk kecamatan. Untuk mendukung
kecamatan sehat salah satu upaya yang dikembangkan saat ini adalah dengan adanya Desa
Siaga, yang salah satu indikatornya adalah ada Pos Kesehatan Desa sebagai Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM), dengan penggerakan masyarakat wilayah desa/kelurahan, dan
sebagai upaya Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P) dan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K).

Agar Klinik dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik
kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan. Masyarakat
menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan
mereka, oleh karena itu upaya peningkatan mutu, manajemen risiko dan keselamatan pasien
perlu diterapkan dalam pengelolaan Klinik dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
komprehensif kepada masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat dan swasta.

Penilaian keberhasilan Klinik dapat dilakukan oleh internal organisasi Klinik itu sendiri, yaitu
dengan ”Penilaian Kinerja Klinik,” yang mencakup manajemen sumber daya termasuk alat,
obat, keuangan dan tenaga, serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan
pelaporan, disebut Sistem Informasi Manajemen Klinik.
B. Dasar Hukum :
1. UU RI No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
2. UU RI No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. UU RI No. 20 tahun 2014 tentang Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian;
5. UU RI No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
6. UU RI No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
7. Perpres No. 111 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 12 tahun
2013 tentang Jaminan Kesehatan;
8. Perpres N0 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015 - 2019;
9. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN
10. Permenkes No. 9 tahun 2014 tentang Klinik;
11. Permnekes No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
12. Kepmenkes HK.02.02/52/2015 tentang Rencana Strategi Kemenkes 2015 - 2019
13. Kepmenkes 59/2015 Tentang Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP);
14. Permenkes 46/2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik, Dokter/drg Praktik Mandiri.

C. Maksud
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan manajemen
risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di Klinik, maka perlu dilakukan penilaian oleh
pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme
akreditasi. Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali,
demikian juga akreditasi merupakan salah satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS.
Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi klinik Pratama adalah keselamatan dan hak pasien
dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas. Prinsip ini ditegakkan sebagai upaya
meningkatkan kualitas dan keselamatan pelayanan.
Selain itu, prinsip dan dasar yang ditetapkan dalam Sistem Kesehatan Nasional yang
menggarisbawahi soal hak asasi manusia dan responsif gender, juga dipakai dalam standar
akreditasi Klinik ini untuk menjamin bahwa semua pasien mendapatkan pelayanan dan
informasi yang sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien, tanpa
memandang golongan sosial, ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, ras, maupun suku.
Akreditasi Klinik menilai Dua kelompok pelayanan di Klinik, yaitu:
1. Kelompok Administrasi Manajemen, yang diuraikan dalam :
a. Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Klinik
b. Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Klinik
c. Bab III. Peningkatan Mutu Klinik
2. Kelompok Upaya Kesehatan Perorangan, yang diuraikan dalam:
a. Bab IV. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)
b. Bab V. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)
c. Bab VI. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP).

D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan akreditasi Klinik adalah untuk pembinaan peningkatan mutu, kinerja melalui
perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan
sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan manajemen risiko, dan
bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.
2. Tujuan Khusus
a. Memacu Klinik untuk memenuhi standar yang di tetapkan;
b. Menetapkan strarta akreditasi yang memenuhi standar yang ditetapkan;
c. Memberikan jaminan kepada petugas Klinik bahwa pelayanan yang diberikan telah
memenuhi standar yang ditetapkan;
d. Memberi jaminan kepada pelanggan/masyarakat bahwa pelayanan yang diberikan oleh
Klinik telah sesuai dengan standar;
e. Terbinanya Klinik dalam rangka memperbaiki sistem pelayanan, mutu dan kinerja.

E. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah FKTP Klinik yang ada di Kabupaten Bekasi. Jumlah Klinik saat
ada ada lebih kurang 300 klinik.
Di tahun 2019 ditargetkan 25 Klinik melaksanakan proses akreditasi dengan sumber
pembiayaan dari APBD.
F. Indikator dan Tolok Ukur Kinerja
Indikator kerja terdiri dari Indikator Program dan Indikator keluaran program.Indikator
Program tolok ukurnya adalah Meningkatnya Persentase UPTD Kesehatan lainnya (Non
FKTP) yang terakreditasi.
Sedangkan Indikator keluaran program tolak ukurnya adalah Terakreditasinya 25 Klinik
Pratama.

G. Lokasi Kegiatan

Kegiatan akreditasi dilaksanakan dimasing-masing Klinik, kecuali kegiatan workshop


dilaksanakan di hotel.

H. Pelaksanaan Kegiatan
Rincian kegiatan dibuat berdasarkan Juknis Bidang Kesehatan dengan tahapan sesuai
dengan pedoman pendampingan akreditasi Klinik Pratama.
Kegitan akreditasi klinik Pratama ini terdiri dari tiga tahapan besar yaitu
1. Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Klinik Pratama
2. Pendampingan Akreditasi Klinik Pratama
3. Survey Akreditasi
Masing-masing tahap kegiatan diurai lagi menjadi beberapa uraian kegiatan.

Workshop Pendukung Implementasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan


pemahaman Kepala Klinik dan para staf Klinik terhadap 1) Audit Internal danTinjauan
Manajemen, dan 2) Keselamatan Pasien. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Bekasi bagi 25 Klinik Pratama sasaran dengan melibatkan narasumber yang
kompeten di bidang mutu dan akreditasi FKTP (Pelatih pendamping akreditasi FKTP,
surveyor akreditasi FKTP, dan pendamping akreditasi FKTP), organisasi profesi,
Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi. Workshop Pendukung Implementasi
Akreditasi Klinik Pratama ini dilaksanakan dalam dua kegiatan yaitu Workshop Audit
Internal dan Tinjauan Manajemen serta Workshop Keselamatan pasien.

Pendampingan Akreditasi Klinik Pratama dilaksanakan oleh tim pendamping terlatih


akreditasi puskesmas/FKTP yang dibentuk oleh Dinas Kesehatan kabupaten Bekasi dengan
anggota berasal dari jajaran fungsional dan struktural Dinas Kesehatan dan atau pihak ketiga
yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Pendampingan
Akreditasi diuraikan dalam 7 kegiatan yaitu Workshop penggalanagan komitmen,
Workshop pemahaman Standar dan Instrumen Akreditasi, Pendampingan Self Assesment
dan penyusunan PoA Akreditasi di Klinik, Pendampingan Penyusunan Dokumen,
Pendampingan Implementasi Dokumen, Penilaian Pra Akreditasi dan Pendampingan pasca
Akreditasi. Sedangkan Survey akreditasi Klinik Pratama merupakan kegiatan penilaian
untuk mengukur tingkat kesesuaian terhadap standar akreditasi yang ditetapkan kementerian
Kesehatan. Proses penilaian tersebut dilakukan oleh tim surveior yang ditetapkan oleh
lembaga Independen penyelenggara akreditasi FKTP yang diberi kewenangan oleh
kementerian kesehatan sebagai penyelenggara Akreditasi FKTP.
Penetapan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam PMK 46 Tahun 2015 Pasal 5 ayat (1)
huruf b merupakan hasil akhir survei Akreditasi oleh surveior dan keputusan rapat lembaga
independen penyelenggara Akreditasi. (2) Penetapan Akreditasi dilakukan oleh lembaga
independen penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri. (3) Penetapan
Akreditasi dibuktikan dengan sertifikat Akreditasi.
Penetapan status Akreditasi Puskesmas terdiri atas:
a. tidak terakreditasi;
b. terakreditasi dasar;
c. terakreditasi madya;
d. terakreditasi utama; atau
e. terakreditasi paripurna.

I. Sumber Dana
Kegiatan ini bersumber dari APBD sebesar 225.391.000,- Rupiah

J. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


No Bulan dan Tahun Kegiatan
1 Februari 2019  Workshop sosialisasi Akreditasi Klinik
 Workshop Audit Internal dan Tinjauan
Manajemen
 Workshop Keselamatan Pasien

2 Maret 2019  Lokakarya Akreditasi


 Penggalangan Komitmen Akreditasi
3 April 2019  Kaji Banding
 Pemahaman standar dan Instrument
akreditasi klinik
 Penyusunan dokumen
4 Mei – Juni 2019  Penyusunan Dokumen
5 Juli 2019 Self assesment
6 Agustus 2019 Pra survey
7 September 2019 Survey
K. Penutup
Besar harapan kami akreditasi ini dapat terlaksana dengan baik demi meningkatkan mutu
pelayanan Klinik Pratama sehingga derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat.

Mengetahui :
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Kepala Seksi Mutu dan Yanfaskes

Wawan Hernawan, SE, M.Si Hj. Masrikoh, S.Kep, MM


NIP : 19690724 198903 1 003 NIP : 19701117 199503 2 001
KERANGKA ACUAN KERJA
WORKSHOP SOSILISASI KLINIK
TAHUN 2019

SEKSI PENINGKATAN MUTU LAYANAN FASILITAS KESEHATAN


DINAS KESEHATAN KABUPATEN BEKASI
KERANGAKA ACUAN KERJA

WORKSHOP SOSIALISASI KLINIK


TAHUN 2019

L. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan
nasional, tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting
dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan berbagai upaya


kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas merupakan garda depan
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar. Klinik pratama adalah klinik yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Klinik adalah tercapainya


Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran
masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni
masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator kecamatan sehat adalah lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan
kesehatan yang bermutu, serta derajat kesehatan penduduk kecamatan. Untuk mendukung
kecamatan sehat salah satu upaya yang dikembangkan saat ini adalah dengan adanya Desa
Siaga, yang salah satu indikatornya adalah ada Pos Kesehatan Desa sebagai Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM), dengan penggerakan masyarakat wilayah desa/kelurahan, dan
sebagai upaya Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P) dan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K).

Agar Klinik dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik
kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan. Masyarakat
menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan
mereka, oleh karena itu upaya peningkatan mutu, manajemen risiko dan keselamatan pasien
perlu diterapkan dalam pengelolaan Klinik dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
komprehensif kepada masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat dan swasta.

Penilaian keberhasilan Klinik dapat dilakukan oleh internal organisasi Klinik itu sendiri, yaitu
dengan ”Penilaian Kinerja Klinik,” yang mencakup manajemen sumber daya termasuk alat,
obat, keuangan dan tenaga, serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan
pelaporan, disebut Sistem Informasi Manajemen Klinik.
M. Dasar Hukum :
15. UU RI No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
16. UU RI No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
17. UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
18. UU RI No. 20 tahun 2014 tentang Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian;
19. UU RI No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
20. UU RI No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
21. Perpres No. 111 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 12 tahun
2013 tentang Jaminan Kesehatan;
22. Perpres N0 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015 - 2019;
23. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN
24. Permenkes No. 9 tahun 2014 tentang Klinik;
25. Permnekes No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
26. Kepmenkes HK.02.02/52/2015 tentang Rencana Strategi Kemenkes 2015 - 2019
27. Kepmenkes 59/2015 Tentang Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP);
28. Permenkes 46/2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik, Dokter/drg Praktik Mandiri.

N. Maksud
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan manajemen
risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di Klinik, maka perlu dilakukan penilaian oleh
pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme
akreditasi. Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali,
demikian juga akreditasi merupakan salah satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS.
Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi klinik Pratama adalah keselamatan dan hak pasien
dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas. Prinsip ini ditegakkan sebagai upaya
meningkatkan kualitas dan keselamatan pelayanan.
Selain itu, prinsip dan dasar yang ditetapkan dalam Sistem Kesehatan Nasional yang
menggarisbawahi soal hak asasi manusia dan responsif gender, juga dipakai dalam standar
akreditasi Klinik ini untuk menjamin bahwa semua pasien mendapatkan pelayanan dan
informasi yang sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien, tanpa
memandang golongan sosial, ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, ras, maupun suku.
Akreditasi Klinik menilai Dua kelompok pelayanan di Klinik, yaitu:
3. Kelompok Administrasi Manajemen, yang diuraikan dalam :
d. Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Klinik
e. Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Klinik
f. Bab III. Peningkatan Mutu Klinik
4. Kelompok Upaya Kesehatan Perorangan, yang diuraikan dalam:
d. Bab IV. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)
e. Bab V. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)
f. Bab VI. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP).

O. Tujuan
3. Tujuan Umum
Tujuan akreditasi Klinik adalah untuk pembinaan peningkatan mutu, kinerja melalui
perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan
sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan manajemen risiko, dan
bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.
4. Tujuan Khusus
f. Memacu Klinik untuk memenuhi standar yang di tetapkan;
g. Menetapkan strarta akreditasi yang memenuhi standar yang ditetapkan;
h. Memberikan jaminan kepada petugas Klinik bahwa pelayanan yang diberikan telah
memenuhi standar yang ditetapkan;
i. Memberi jaminan kepada pelanggan/masyarakat bahwa pelayanan yang diberikan oleh
Klinik telah sesuai dengan standar;
j. Terbinanya Klinik dalam rangka memperbaiki sistem pelayanan, mutu dan kinerja.

P. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah FKTP Klinik yang ada di Kabupaten Bekasi. Jumlah Klinik saat
ada ada lebih kurang 300 klinik.
Di tahun 2019 ditargetkan 25 Klinik melaksanakan proses akreditasi dengan sumber
pembiayaan dari APBD.
Q. Indikator dan Tolok Ukur Kinerja
Indikator kerja terdiri dari Indikator Program dan Indikator keluaran program.Indikator
Program tolok ukurnya adalah Meningkatnya Persentase UPTD Kesehatan lainnya (Non
FKTP) yang terakreditasi.
Sedangkan Indikator keluaran program tolak ukurnya adalah Terakreditasinya 25 Klinik
Pratama.

R. Lokasi Kegiatan

Kegiatan akreditasi dilaksanakan dimasing-masing Klinik, kecuali kegiatan workshop


dilaksanakan di hotel.

S. Pelaksanaan Kegiatan
Rincian kegiatan dibuat berdasarkan Juknis Bidang Kesehatan dengan tahapan sesuai
dengan pedoman pendampingan akreditasi Klinik Pratama.
Kegitan akreditasi klinik Pratama ini terdiri dari tiga tahapan besar yaitu
4. Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Klinik Pratama
5. Pendampingan Akreditasi Klinik Pratama
6. Survey Akreditasi
Masing-masing tahap kegiatan diurai lagi menjadi beberapa uraian kegiatan.

Workshop Pendukung Implementasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan


pemahaman Kepala Klinik dan para staf Klinik terhadap 1) Audit Internal danTinjauan
Manajemen, dan 2) Keselamatan Pasien. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Bekasi bagi 25 Klinik Pratama sasaran dengan melibatkan narasumber yang
kompeten di bidang mutu dan akreditasi FKTP (Pelatih pendamping akreditasi FKTP,
surveyor akreditasi FKTP, dan pendamping akreditasi FKTP), organisasi profesi,
Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi. Workshop Pendukung Implementasi
Akreditasi Klinik Pratama ini dilaksanakan dalam dua kegiatan yaitu Workshop Audit
Internal dan Tinjauan Manajemen serta Workshop Keselamatan pasien.

Pendampingan Akreditasi Klinik Pratama dilaksanakan oleh tim pendamping terlatih


akreditasi puskesmas/FKTP yang dibentuk oleh Dinas Kesehatan kabupaten Bekasi dengan
anggota berasal dari jajaran fungsional dan struktural Dinas Kesehatan dan atau pihak ketiga
yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Pendampingan
Akreditasi diuraikan dalam 7 kegiatan yaitu Workshop penggalanagan komitmen,
Workshop pemahaman Standar dan Instrumen Akreditasi, Pendampingan Self Assesment
dan penyusunan PoA Akreditasi di Klinik, Pendampingan Penyusunan Dokumen,
Pendampingan Implementasi Dokumen, Penilaian Pra Akreditasi dan Pendampingan pasca
Akreditasi. Sedangkan Survey akreditasi Klinik Pratama merupakan kegiatan penilaian
untuk mengukur tingkat kesesuaian terhadap standar akreditasi yang ditetapkan kementerian
Kesehatan. Proses penilaian tersebut dilakukan oleh tim surveior yang ditetapkan oleh
lembaga Independen penyelenggara akreditasi FKTP yang diberi kewenangan oleh
kementerian kesehatan sebagai penyelenggara Akreditasi FKTP.
Penetapan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam PMK 46 Tahun 2015 Pasal 5 ayat (1)
huruf b merupakan hasil akhir survei Akreditasi oleh surveior dan keputusan rapat lembaga
independen penyelenggara Akreditasi. (2) Penetapan Akreditasi dilakukan oleh lembaga
independen penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri. (3) Penetapan
Akreditasi dibuktikan dengan sertifikat Akreditasi.
Penetapan status Akreditasi Puskesmas terdiri atas:
a. tidak terakreditasi;
b. terakreditasi dasar;
c. terakreditasi madya;
d. terakreditasi utama; atau
e. terakreditasi paripurna.

T. Sumber Dana
Kegiatan ini bersumber dari APBD sebesar 225.391.000,- Rupiah

U. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


No Bulan dan Tahun Kegiatan
1 Februari 2019  Workshop sosialisasi Akreditasi Klinik
 Workshop Audit Internal dan Tinjauan
Manajemen
 Workshop Keselamatan Pasien

2 Maret 2019  Lokakarya Akreditasi


 Penggalangan Komitmen Akreditasi
3 April 2019  Kaji Banding
 Pemahaman standar dan Instrument
akreditasi klinik
 Penyusunan dokumen
4 Mei – Juni 2019  Penyusunan Dokumen
5 Juli 2019 Self assesment
6 Agustus 2019 Pra survey
7 September 2019 Survey
V. Penutup
Besar harapan kami akreditasi ini dapat terlaksana dengan baik demi meningkatkan mutu
pelayanan Klinik Pratama sehingga derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat.

Mengetahui :
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Kepala Seksi Mutu dan Yanfaskes

Wawan Hernawan, SE, M.Si Hj. Masrikoh, S.Kep, MM


NIP : 19690724 198903 1 003 NIP : 19701117 199503 2 001

Anda mungkin juga menyukai