Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA

PENINGKATAN MUTU LAYANAN FASILITAS KESEHATAN


TAHUN 2022

SEKSI PENINGKATAN MUTU LAYANAN FASILITAS KESEHATAN


DINAS KESEHATAN KABUPATEN BEKASI 2022
KERANGAKA ACUAN KERJA
PENINGKATAN MUTU LAYANAN FASILITAS KESEHATAN
TAHUN 2022

A. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional, tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan
pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya
saing sumber daya manusia Indonesia.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan


berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Rumah
Sakit, Puskesmas, Laboratorium Kesehatan dan Klinik merupakan garda depan
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar yang merupakan Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan mengutamakan upaya promotif, preventif
Kuratif dan Rehabilitatif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pelayanan Kesehatan


adalah tercapainya masyarakat Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator masyaakat sehat adalah lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan


pelayanan kesehatan yang bermutu, serta derajat kesehatan penduduk. Untuk
mendukung masyarakat sehat salah satu upaya yang dikembangkan saat ini adalah
dengan adanya Desa Siaga, yang salah satu indikatornya adalah ada Pos Kesehatan
Desa sebagai Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), dengan
penggerakan masyarakat wilayah desa/kelurahan, dan sebagai upaya Pertolongan
Pertama Pada Penyakit (P3P) dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
Agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola
dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang
digunakan. Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan
bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan mereka, oleh karena itu upaya
peningkatan mutu, manajemen risiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan
dalam pengelolaan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
komprehensif kepada masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat dan
swasta.

Penilaian keberhasilan Puskesmas dapat dilakukan oleh internal organisasi


Puskesmas itu sendiri, yaitu dengan ”Penilaian Kinerja Puskesmas,” yang
mencakup manajemen sumber daya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga,
serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan, disebut
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS).

B. Dasar Hukum :
1. UU RI No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
2. UU RI No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. UU RI No. 20 tahun 2014 tentang Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian;
5. UU RI No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
6. UU RI No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
7. Perpres No. 111 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan;
8. Perpres N0 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015 - 2019;
9. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN
10. Permenkes No. 9 tahun 2014 tentang Klinik;
11. Permnekes No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
12. Kepmenkes HK.02.02/52/2015 tentang Rencana Strategi Kemenkes 2015 -
2019
13. Kepmenkes 59/2015 Tentang Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP);
14. Permenkes 46/2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik, Dokter/drg
Praktik Mandiri.
15. PP No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
16. KEPMENKES No. 04 Tahun 2002 tentang Laboratorium Kesehatan
17. KEPMENKES No. 364 Tahun 2003 tentang Laboratorium Kesehatan
18. PERMENKES No. 1575 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan
19. Permenkes No.34 tahun 2017 tentang akreditasi Rumah sakit
C. Maksud
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan
manajemen risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di Puskesmas, maka
perlu dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang
ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi. Puskesmas wajib untuk
diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali, demikian juga
akreditasi merupakan salah satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS.

Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi Puskesmas adalah keselamatan dan hak
pasien dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas. Prinsip ini
ditegakkan sebagai upaya meningkatkan kualitas dan keselamatan pelayanan.
Selain itu, prinsip dan dasar yang ditetapkan dalam Sistem Kesehatan Nasional
yang menggarisbawahi soal hak asasi manusia dan responsif gender, juga dipakai
dalam standar akreditasi Puskesmas ini untuk menjamin bahwa semua pasien
mendapatkan pelayanan dan informasi yang sebaik-baiknya sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pasien, tanpa memandang golongan sosial, ekonomi,
pendidikan, jenis kelamin, ras, maupun suku.
Akreditasi Puskesmas menilai tiga kelompok pelayanan di Puskesmas, yaitu:
1. Kelompok Administrasi Manajemen, yang diuraikan dalam :
a. Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)
b. Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)
c. Bab III. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)

2. Kelompok Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), yang diuraikan dalam:


a. Bab IV. Upaya Kesehatan Masyarakat yang Berorientasi Sasaran
(UKMBS)
b. Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
(KMUKM)
c. Bab VI. Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat
3. Kelompok Upaya Kesehatan Perorangan, yang diuraikan dalam:
a. Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)
b. Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)
c. Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP).

Kebijakan tentang akreditasi rumah sakit tercantum dalam Permenkes nomor 12


tahun 2012, dalam peraturan tersebut menyebutkan bahwa akreditasi rumah sakit
adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh pemerintah pada manajemen rumah
sakit, karena telah memenuhi standar yang ditetapkan. Adapun tujuan akreditasi
rumah sakit adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keselamatan pasien. Kebijakan akreditasi rumah sakit tersebut merupakan turunan
Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit.

Diharapkan melalui proses akreditasi rumah sakit dapat (1) Meningkatkan


kepercayaan masyarakat bahwa rumah sakit menitikberatkan, sasarannya pada
keselamatan pasien dan mutu pelayanan, (2) Menyediakan lingkungan kerja yang
aman dan efisien sehingga staf merasa puas, (3) Mendengarkan pasien dan keluarga
mereka, menghormati hak-hak mereka, dan melibatkan mereka sebagai mitra dalam
proses pelayanan, (4) Menciptakan budaya mau belajar dari laporan insiden
keselamatan pasien, (5). Membangun kepemimpinan yang mengutamakan kerja
sama, kepemimpinan ini menetapkan prioritas untuk dan demi terciptanya
kepemimpinan yang berkelanjutan untuk meraih kualitas dan keselamatan pasien
pada semua tingkatan.

Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan


manajemen risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di Klinik, maka perlu
dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang
ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi. Puskesmas wajib untuk diakreditasi
secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali, demikian juga akreditasi merupakan
salah satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang bekerja sama dengan BPJS.
Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi klinik Pratama adalah keselamatan dan hak
pasien dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas. Prinsip ini ditegakkan
sebagai upaya meningkatkan kualitas dan keselamatan pelayanan.
Selain itu, prinsip dan dasar yang ditetapkan dalam Sistem Kesehatan Nasional yang
menggarisbawahi soal hak asasi manusia dan responsif gender, juga dipakai dalam
standar akreditasi Klinik ini untuk menjamin bahwa semua pasien mendapatkan
pelayanan dan informasi yang sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
pasien, tanpa memandang golongan sosial, ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, ras,
maupun suku.
Akreditasi Klinik menilai Dua kelompok pelayanan di Klinik, yaitu:
1. Kelompok Administrasi Manajemen, yang diuraikan dalam :
Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Klinik
Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Klinik
Bab III. Peningkatan Mutu Klinik
2. Kelompok Upaya Kesehatan Perorangan, yang diuraikan dalam:
Bab IV. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)
Bab V. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)
Bab VI. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP).
Untuk menjamin pelayanan laboratorium kesehatan perlu dilakukan penilaian
secara berkala melalui pelaksanaan akreditasi dan penerbitan sertifikat
laboratorium kesehatan. Labkesda wajib untuk diakreditasi secara berkala paling
sedikit tiga tahun sekali.

Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi labkesda adalah keselamatan dan hak
pasien dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas. Prinsip ini
ditegakkan sebagai upaya meningkatkan kualitas dan keselamatan pelayanan.
Selain itu, prinsip dan dasar yang ditetapkan dalam Sistem Kesehatan Nasional yang
menggaris bawahi soal hak asasi manusia dan responsif gender, juga dipakai dalam
standar akreditasi Labkesda ini untuk menjamin bahwa semua pasien mendapatkan
pelayanan dan informasi yang sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
pasien, tanpa memandang golongan sosial, ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, ras,
maupun suku.

Akreditasi Labkesda menilai Dua kelompok pelayanan di Klinik, yaitu:


4. Kelompok Administrasi Manajemen, yang diuraikan dalam :
d. Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Laboratorium
e. Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Laboratorium
f. Bab III. Peningkatan Mutu Laboratorium
5. Kelompok Upaya Kesehatan Perorangan, yang diuraikan dalam:
d. Bab IV. Layanan Laboratorium yang Berorientasi Pasien (LLBP)
e. Bab V. Manajemen Penunjang Layanan Laboratorium (MPLL)
f. Bab VI. Peningkatan Mutu Laboratprium dan Keselamatan Pasien
(PMLKP).

D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan akreditasi adalah untuk pembinaan peningkatan mutu, kinerja melalui
perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen
mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan
manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat
akreditasi.
2. Tujuan Khusus
Puskesmas
a. Memacu puskesmas untuk memenuhi standar yang di tetapkan;
b. Menetapkan strarta akreditasi yang memenuhi standar yang ditetapkan;
c. Memberikan jaminan kepada petugas puskesmas bahwa pelyanan yang
diberikan telah memenuhi standar yang ditetapkan;
d. Memberi jaminan kepada pelanggan/masyarakat bahwa pelayanan yang
diberikan oleh puskesmas telah sesuai dengan standar;
e. Terbinanya puskesmas dalam rangka memperbaiki sistem pelayanan, mutu
dan kinerja.
Rumah Sakit
Tujuan dari Akreditasi Rumah Sakit adalah :
a. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
b. Meningkatkan Keselamatan pasien Rumah Sakit
c. Meningkatkan perlindungan bagi pasien, masyarakat, sumber daya
manusia Rumah Sakit sebagai institusi
d. Mendukung program pemerintah di bidang kesehatan
Klinik
Tujuan dari Akreditasi Klinik adalah :
a. Memacu Klinik untuk memenuhi standar yang di tetapkan;
b. Menetapkan strarta akreditasi yang memenuhi standar yang ditetapkan;
c. Memberikan jaminan kepada petugas Klinik bahwa pelayanan yang
diberikan telah memenuhi standar yang ditetapkan;
d. Memberi jaminan kepada pelanggan/masyarakat bahwa pelayanan
yang diberikan oleh Klinik telah sesuai dengan standar;
e. Terbinanya Klinik dalam rangka memperbaiki sistem pelayanan, mutu
dan kinerja.
Laboratorium Kesehatan
Tujuan dari Akreditasi Laboratorium Kesehatan adalah :
a. Memacu Laboratorium untuk memenuhi standar yang di tetapkan;
b. Menetapkan strarta akreditasi yang memenuhi standar yang ditetapkan;
c. Memberikan jaminan kepada petugas laboratorium bahwa pelayanan
yang diberikan telah memenuhi standar yang ditetapkan;
d. Memberi jaminan kepada pelanggan/masyarakat bahwa pelayanan
yang diberikan oleh laboratorium telah sesuai dengan standar;
e. Terbinanya laboratorium dalam rangka memperbaiki sistem pelayanan,
mutu dan kinerja.
E. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah FKTP Puskesmas yang ada di Kabupaten Bekasi.
Jumlah Puskesmas saat ada ada 20 Puskesmas dengan Puskesmas yang sudah
teregistrasi. Di tahun 2022
Sasaran kegiatan ini adalah RS yang ada di Kabupaten Bekasi Rumah Sakit. Di
targetkan setiap tahun 10 Rumah Sakit akan melaksanakan proses akreditasi
dengan sumber pembiayaan dari APBD. Akreditasi Rumah Sakit akan pada
tahun 2022.

Sasaran kegiatan ini adalah FKTP Klinik yang ada di Kabupaten Bekasi. Jumlah
Klinik saat ada ada lebih kurang 300 klinik. Di tahun 2022 ditargetkan 25 Klinik
melaksanakan proses akreditasi dengan sumber pembiayaan dari APBD.

Sasaran kegiatan ini adalah satu Labkesda yang ada di Kabupaten Bekasi. Di
tahun 2022 ditargetkan 1 Labkesda dapat lebih meningkatkan mutu layanan
setelah akreditasi.

F. Indikator dan Tolok Ukur Kinerja


Indikator kerja terdiri dari Indikator Program dan Indikator keluaran
program.Indikator Program tolok ukurnya adalah Meningkatnya Persentase
Puskesmas, Rumah Sakit, Labkes dan klinik yang terakreditasi. Sedangkan
Indikator keluaran program tolak ukurnya adalah Terlaksananya akreditasi
terhadap puskesmas, Rumah Sakit, Labkes dan klinik

G. Lokasi Kegiatan

Kegiatan akreditasi dilaksanakan dimasing-masing Puskesmas, Rumah Sakit,


Labkes dan klinik kecuali kegiatan workshop dilaksanakan di hotel.

H. Pelaksanaan Kegiatan
Rincian kegiatan dibuat berdasarkan Juknis Bidang Kesehatan dengan tahapan
sesuai dengan pedoman pendampingan akreditasi Puskesmas (Rincian kegiatan
terlampir)
Kegitan akreditasi puskesmas ini terdiri dari tiga tahapan besar yaitu
1. Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas
2. Pendampingan Akreditasi Puskesmas
3. Survey Akreditasi
Masing-masing tahap kegiatan diurai lagi menjadi beberapa uraian kegiatan.
Workshop Pendukung Implementasi ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman Puskesmas, Rumah Sakit, Labkes dan klinik 1)
Audit Internal danTinjauan Manajemen, dan 2) Keselamatan Pasien. Kegiatan
ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi pada Puskesmas,
Rumah Sakit, Labkes dan klinik sasaran dengan melibatkan narasumber yang
kompeten di bidang mutu dan akreditasi FKTP (Pelatih pendamping akreditasi
Puskesmas, Rumah Sakit, Labkes dan klinik, surveyor akreditasi Puskesmas,
Rumah Sakit, Labkes dan klinik, dan pendamping akreditasi Puskesmas, Rumah
Sakit, Labkes dan klinik), organisasi profesi, Kementerian Kesehatan dan Dinas
Kesehatan Provinsi. Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas
ini dilaksanakan dalam dua kegiatan yaitu Workshop Audit Internal dan
Tinjauan Manajemen serta Workshop Keselamatan pasien.

Pendampingan Akreditasi puskesmas dilaksanakan oleh tim pendamping terlatih


akreditasi Puskesmas, Rumah Sakit, Labkes dan klinik yang dibentuk oleh
Dinas Kesehatan kabupaten Bekasi dengan anggota berasal dari jajaran
fungsional dan struktural Dinas Kesehatan dan atau pihak ketiga yang ditetapkan
dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Pendampingan
Akreditasi diuraikan dalam kegiatan yaitu Workshop penggalanagan komitmen,
Workshop Pemahaman Standar dan Instrumen Akreditasi, Pendampingan Self
Assesment dan penyusunan PoA Akreditasi di Puskesmas, Pendampingan
Penyusunan Dokumen, Pendampingan Implementasi Dokumen, Penilaian Re-
Akreditasi dan Pendampingan Re- Akreditasi.

Sedangkan Survey akreditasi Puskesmas merupakan kegiatan penilaian untuk


mengukur tingkat kesesuaian terhadap standar akreditasi yang ditetapkan
kementerian Kesehatan. Proses penilaian tersebut dilakukan oleh tim surveior
yang ditetapkan oleh lembaga Independen penyelenggara akreditasi FKTP yang
diberi kewenangan oleh kementerian kesehatan sebagai penyelenggara
Akreditasi FKTP.

Penetapan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam PMK 46 Tahun 2015 Pasal


5 ayat (1) huruf b merupakan hasil akhir survei Akreditasi oleh surveior dan
keputusan rapat lembaga independen penyelenggara Akreditasi. (2) Penetapan
Akreditasi dilakukan oleh lembaga independen penyelenggara Akreditasi yang
ditetapkan oleh Menteri. (3) Penetapan Akreditasi dibuktikan dengan sertifikat
Akreditasi.
Penetapan status Akreditasi Puskesmas terdiri atas:
a. tidak terakreditasi;
b. terakreditasi dasar;
c. terakreditasi madya;
d. terakreditasi utama; atau
e. terakreditasi paripurna.
I. Sumber Dana
Kegiatan ini bersumber dari APBD sebesar 2.800.000.000,- rupiah

J. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


No Bulan dan Tahun Kegiatan
1 Februari 2022  Workshop sosialisasi Akreditasi
Puskesmas
 Workshop Audit Internal dan Tinjauan
Manajemen
 Workshop Pncegahan Pengendalian
Infeksi
 Workshop peningkatan tata kelola mutu

2 Maret 2022  Lokakarya Akreditasi


 Penggalangan Komitmen Akreditasi
3 April 2022  Pemahaman standar dan Instrumen
akreditasi
 Penyusunan dokumen
4 Mei Juni Juli 2022  Penyusunan Dokumen
5 Agustus 2022 Self assesment
6 September 2022 Pra survey
7 Oktober 2022 Survey

K. Manfaat Akerditasi :
1. Bagi Dinas Kesehatan : Sebagai wahana pembinaan peningkatan mutu
kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem
manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan
pelayanan klinis, serta penerapan manajemen risiko;
2. Bagi BPJS Kesehatan : Sebagai syarat recredensialing Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama;
3. Bagi Puskesmas (FKTP), Rumah Sakit Labkes dan Klinik:
a. Memberikan keunggulan kompetitif;
b. Menjamin pelayanan kesehatan primer yang berkualitas;
c. Meningkatkan pendidikan pada staf;
d. Meningkatkan pengelolaan risiko;
e. Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf;
f. Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban
pendokumentasian, dan konsistensi dalam bekerja;
g. Meningkatkan keamanan dalam bekerja.
4. Bagi Masyarakat (Pengguna Jasa)
a. Memperkuat kepercayaan masyarakat;
b. Adanya Jaminan Kualitas.
L. Pengoranisasian

1. Penanggung Jawab : Kepala Dinas Kesehatan


2. Ketua : Kabid Pelayanan Kesehatan
3. Sekretaris : Kesie Peningkatan Mutu Layanan
Fasilitas Kesehatan
4. Anggota : 36 (Tiga Pulu enam ) orang

M. Rincian Kegiatan
Rincian kegiatan dibuat berdasarkan Juknis BOK DAK Non Fisik Bidang
Kesehatan dengan tahapan sesuai dengan pedoman pendampingan
akreditasi Puskesmas (Rincian kegiatan terlampir)
Kegitan akreditasi Puskesmas, Rumah Sakit, Labkes dan klinik ini terdiri dari
tiga tahapan besar yaitu
1. Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas, Rumah Sakit,
Labkes dan klinik
2. Pendampingan Akreditasi Puskesmas, Rumah Sakit, Labkes dan klinik
3. Survey Akreditasi
Masing-masing tahap kegiatan diurai lagi menjadi beberapa uraian
kegiatan. Workshop Pendukung Implentasi ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Kepala Puskesmas, Rumah
Sakit, Labkes dan klinik dan para staf Puskesmas, Rumah Sakit, Labkes dan
klinik terhadapa 1) Audit Internal danTinjauan Manajemen, dan 2)
Keselamatan Pasien. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Bekasi bagi Puskesmas, Rumah Sakit, Labkes dan klinik sasaran
dengan melibatkan narasumber yang kompeten di bidang mutu dan
akreditasi FKTP (Pelatih pendamping akreditasi Puskesmas, Rumah Sakit,
Labkes dan klinik, surveyor akreditasi Puskesmas, Rumah Sakit, Labkes dan
klinik, dan pendamping akreditasi Puskesmas, Rumah Sakit, Labkes dan
klinik), organisasi profesi, Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan
Provinsi. Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas, Rumah
Sakit, Labkes dan klinik ini dilaksanakan dalam dua kegiatan yaitu
Workshop Audit Internal dan Tinjauan Manajemen serta Workshop
Keselamatan pasien.

Pendampingan Akreditasi puskesmas dilaksanakan oleh tim pendamping


terlatih akreditasi Puskesmas, Rumah Sakit, Labkes dan klinik yang dibentuk
oleh Dinas Kesehatan kabupaten Bekasi dengan anggota berasal dari
jajaran fungsional dan struktural Dinas Kesehatan dan atau pihak ketiga
yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi
Pendampingan Akreditasi diuraikan dalam 7 kegiatan yaitu Workshop
penggalanagan komitmen, Workshop Pemahaman Standar dan Instrumen
Akreditasi, Pendampingan Self Assesment dan penyusunan PoA
Akreditasi di Puskesmas, Pendampingan Penyusunan Dokumen,
Pendampingan Implementasi Dokumen, Penilaian Pra Akreditasi dan
Pendampingan pasca Akreditasi.

Sedangkan Survey akreditasi Puskesmas merupakan kegiatan penilaian


untuk mengukur tingkat kesesuaian terhadap standar akreditasi yang
ditetapkan kementerian Kesehatan. Proses penilaian tersebut dilakukan
oleh tim surveior yang ditetapkan oleh lembaga Independen
penyelenggara akreditasi Puskesmas, Rumah Sakit, Labkes dan klinik yang
diberi kewenangan oleh kementerian kesehatan sebagai penyelenggara
Akreditasi Puskesmas, Rumah Sakit, Labkes dan klinik.

Penetapan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam PMK 46 Tahun 2015


Pasal 5 ayat (1) huruf b merupakan hasil akhir survei Akreditasi oleh
surveior dan keputusan rapat lembaga independen penyelenggara
Akreditasi. (2) Penetapan Akreditasi dilakukan oleh lembaga independen
penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri. (3) Penetapan
Akreditasi dibuktikan dengan sertifikat Akreditasi.
Penetapan status Akreditasi Puskesmas, Rumah Sakit, Labkes dan klinik terdiri
atas:
a. tidak terakreditasi;
b. terakreditasi dasar;
c. terakreditasi madya;
d. terakreditasi utama; dan
e. terakreditasi paripurna.

N. Biaya
Pembiayaan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 2.800.000.000

O. Evaluasi
Evaluasi dilakukan oleh Tim Sekretariat terhadap ketepatan pelaksanaan
kegiatan oleh tim pendamping apakah sesuai dengan tahapan dan jadwal
yang telah ditetapkan.
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan harus disusun pada akhir kegiatan
oleh timpendamping dari masing-masing tim pendamping kepada kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten.

P. Penutup
Besar harapan kami akreditasi ini dapat terlaksana dengan baik demi
meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas sehingga derajat kesehatan
masyarakat semakin meningkat

Mengetahui :
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Kepala Seksi Mutu dan Yanfaskes

Dr. Kulmant Zul Achsana Hj. Heni Nurfajriah, SKM.MKes


197605042009021002 197912292003112001

Lampiran

URAIAN TAHAPAN TOLOK


No TAHAPAN TUJUAN VOL WAKTU BIAYA PJ
UKUR

Menambah pengetahuan 3 hr
Puskesmas ttg tinjauan
Workshop
manajemen dan audit
Akreditasi Rp. 103.500.000 Kasie Terlaksananya
1 internal Maret 2019
Penunjang mutu workshop
Akreditasi
Workshop Patient Safety 2 hari
Workshop Tergalangnya
Tercapainya pelaksanaan
penggalangan Maret- komitmen
pendampingan akreditasi Kasie
2 komitmen dan 8 Bulan September Rp. 1.372.500.000 akreditasi dan
sehingga Puskesmas dapat Mutu
Pendampingan 2019 terlaksananya
mengimplementasikannya
Akreditasi pendampingan
Dilakukannya
Penilaian
Oktober -
Survey Terlaksananya Penilaian Kasie Akreditasi dan
3 1 Bulan November Rp. 674.000.000
Akreditasi Akreditasi Mutu ada hasil dari
2019
akreditasi
tersebut

Rp. 2.150.000.000
TOTAL

Anda mungkin juga menyukai