Kelompok 1 :
2021
1
REGULASI DAN STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN ORGANISASI
SECTOR PUBLIC; UU & PP TENTANG KEUANGAN PUBLIK
Regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam
proses pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat,
pemerintah daerah, partai politik, yayasan, LSM, organisasi keagamaan atau
tempat peribadatan, dan organisasi sosial masyarakat lainnya.
a. Keuangan Negara
2
Hubungan keuangan antara pemerintah dan perusahaan negara,
perusahaaan daerah, perusahaan swasta, serta badan pengelola dana
masyarakat.
Pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan APBD
b. Otonomi Daerah
3
kerancuan. Selain itu, disadari bahwa UU Nomor 22 Tahun 1999 sudah tidak lagi
sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan penyelenggaraan otonomi
daerah yang lebih efisien. Oleh karena itu, dikeluarkanlah undang-undang
pengganti, yaitu:
c. Organisasi Nirlaba
1. Yayasan
4
akuntabilitas kepada masyarakat. Kemudian UU tersebut diperbarui menjadi UU
Nomor 28 Tahun 2004 dan didukung dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63
Tahun 2008 mengenai Undang Undang tentang Yayasan.
2. Partai Politik
3. Badan Hukum Milik Negara (BHMN) dan Badan Hukum Pendidikan (BHP)
BHMN adalah badan usaha yang bersifat non-profit yang dibentuk untuk
mengakomodasikan kebutuhan khusus dalam rangka “privatisasi” lembaga
pendidikan yang memiliki karakteristik tersendiri. Seiring perkembangan pada
dunia Pendidikan tinggi di Indonesia, pada tahun 2008 disahkanlah UU tentang
Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang merupakan badan hukum penyelenggaraan
pendidikan formal dengan berprinsip nirlaba yang memiliki kemandirian dalam
pengelolaannya dengan tujuan memajukan satuan pendidikan.
5
DASAR HUKUM KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
6
pelaksanaannya dituangkan dalam UU yang harus dijalankan oleh Presiden/Wakil
Presiden dan Menteri-menteri serta pimpinan Lembaga Tinggi Negara Lainnya.
3. Memberi isi dan arti kepada tanggung jawab pemerintah daerah umumnya dan
kepala daerah khususnya, karena anggaran pendapatan dan belanja daerah itu
menggambarkan seluruh kebijaksanaan pemerintah daerah
Dalam UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 1 angka 13, 14, 15,
dan 16, dapat dilihat bahwa definisi pendapatan dan belanja negara/daerah
berbasis akrual karena disana disebutkan bahwa : Pendapatan negara/daerah
dalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah nilai
7
kekayaan bersih dan Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah
pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Namun kita
diperkenankan untuk transisi karena saat itu praktik yang ada adalah dengan
menggunakan basis kas, dimana pendapatan dan belanja diakui saat uang
masuk/keluar ke/dari kas umum negara/daerah. Dispensasi ini tercantum dalam
Pasal 36 ayat 1 UU 17 Tahun 2003 yang intinya ketentuan mengenai pengakuan
dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-
lambatnya dalam 5 (lima) tahun, artinya sampai dengan tahun 2008. Untuk masa
transisi itulah PP 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah terbit,
dimana kita memakai basis Kas Menuju Akrual (Laporan Realisasi Anggaran
berdasarkan basis kas, Neraca berdasarkan basis Akrual). Dalam pelaksanaan PP
24 Tahun 2005 tersebut hingga Laporan Keuangan Pemerintah tahun 2008
selesai diaudit di tahun 2009, ternyata opini yang didapat pemerintah saat itu
masih menyedihkan. Untuk itulah, Pemerintah akhirnya berkonsultasi dengan
Pimpinan DPR, dan disepakati bahwa basis akrual akan dilaksanakan secara
penuh mulai tahun 2014.
Lampiran I berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh
setiap entitas (strategi pentahapan pemberlakuan akan ditetapkan lebih lanjut
8
oleh Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri), sedangkan Lampiran II
berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan
SAP Berbasis Akrual. Dengan kata lain, Lampiran II merupakan lampiran yang
memuat kembali seluruh aturan yang ada pada PP 24 tahun 2005 tanpa
perubahan sedikit pun.
Perbedaan mendasar dari sisi jenis laporan keuangan antara Lampiran I dan
Lampiran II adalah sebagai berikut:
Lampiran I
- Laporan terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas,
dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Dengan perbedaan jenis Laporan Keuangan yang akan dihasilkan, otomatis
penjelasan pada setiap Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) yang
terkait dengan masing-masing Laporan Keuangan akan mengalami perubahan.
Perbedaan daftar isi pada Lampiran I dan Lampiran II adalah sebagai berikut:
Lampiran I
9
- PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;
- PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
- PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
- PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
- PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang Tidak
Dilanjutkan;
- PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian.
- PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.
Lampiran II
Kedua daftar isi hampir serupa karena memang kebijakan yang diambil oleh
Komite Standar Akuntansi Pemerintah saat mengembangkan Standar Akuntansi
Pemerintahan berbasis akrual ini adalah dengan beranjak dari PP 24 tahun 2005
yang kemudian dilakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap PP 24 tahun 2005
10
itu sendiri. Dengan strategi ini diharapkan pembaca PP 71 tahun 2010 nantinya
tidak mengalami kebingungan atas perubahan-perubahan tersebut karena lebih
mudah memahami perubahannya dibandingkan jika langsung beranjak dari
penyesuaian atas International Public Sector of Accounting Standards (IPSAS)
yang diacu oleh KSAP.
Jika suatu negara telah memiliki arahan dan peraturan hukum yang
menuntut pelaporan keuangan organisasi sektor publik maka IPSAS tidak
11
dimaksudkan sebagai pengganti peraturan tersebut. Dalam hal ini, IPSAS dapat
digunakan oleh negara tersebut untuk pengembangan standar baru atau
merevisi standar tersebut untuk meningkatkan komparabilitas laporan keuangan
organisasi sektor publik secara internasional, sedangkan bagi negara yang belum
memiliki, IPSAS dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyusun standar.
Cakupan yang diatur dalam IPSAS meliputi seluruh organisasi sektor publik
termasuk lembaga pemerintah baik pusat, regional, daerah dan komponen-
komponen kerjanya.
b. PSAK 45
Laporan keuangan entitas nirlaba yang diatur dalam PSAK 45 terdiri dari:
12
Untuk memecahkan berbagai kebutuhan yang muncul dalam pelaporan
keuangan, akuntansi dan audit di pemerintahan Republik Indonesia maka
dibentuk standar akuntansi pemerintahan yang dibentuk oleh komite SAP.
KSAP terdiri atas komite konsulatif dan komite kerja yang bertugas
menyiapkan penyusunan konsep Rancangan Peraturan Pemerintahtentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai prinsip akuntansi yang wajib
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah baik
pusat ataupun daerah.
13
1. International Federation of Accountant (IFAC)
2. International Accounting Standards Committee (IASC)
3. International Monetary Fund (IMF)
4. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
5. Financial Accounting Standards Board (FASB)
6. Governmental Accounting Standards Board (GASB)
7. Perundang-undangan dan peraturan pemerintah lainnya yang berlaku di
indonesia
8. Organisasi profesional lainnya diberbagai negarayang membidangi
pelaporan keuangan akuntansi dan audit pemerintahan
14
PSAP 05 Akuntansi Persediaan
PSAP 06 Akuntansi Investasi
PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap
PSAP 08 Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
PSAP 09 Akuntansi Kewajiban
PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan
Peristiwa Luar Biasa
PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasi
Menurut Prof. Dr. Taliziduhu Ndraha organisasi public adalh organisasi yang
didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa public dan layanan
civil. Organisasi public adalah organisasi terbesar yang mewadahi seluruh lapisan
masyarakat dengan ruang lingkup Negara dan mempunyai kewenangan yang
abash (terlegitimasi) di bidang politik, administrasi pemerintah, dan hukum
secara terlembaga sehinga mempunyai kewajiban melindungi warga negaranya,
dan melayani keperluannya, sebaliknya berhak pula memungut pajak untuk
pendanaan, serta menjatuhkan hukuman sebagai sanksi penegakan peraturan.
15
profit organization. Perbedaan empat tipe organisasi tersebut terutama dilihat
dari tujuan operasi dan sumber pendanaannya. Berikut diuraikan karakteristik
dari keempat tipe organisasi tersebut.
1. Pure Profit Organization
Tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau menjual barang dan/atau jasa
dengan maksud utama untuk memperoleh laba sebanyak-banyaknya sehingga
bisa dinikmati oleh para pemilik. Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari
investor dan kreditor.
16
Perubahan Lingkungan Organisasi Sektor Publik
Berbagai inovasi baru banyak dikembangkan para manajer sektor publik ini
termasuk manajemen kinerja (performance management). Bahkan menurut
Grote (2000), berbagai organisasi sektor publik Amerika terutama agen-agen
pemerintahan justru yang memulai dalam inovasi dan pengembangan
manajemen kinerja. Salah satu upaya agen-agen pemerintahan dalam
memperbaiki organisasinya ini adalah dengan melakukan studi benchmark
dengan sebuah best practices yang disponsori oleh American Productivity and
Quality Center, DDI, and Linkage, Inc.
17
1. Tidak mencari keuntungan finansial
2. Dimiliki secara kolektif oleh public
3. Kepemilikan sumber daya tidak dalam bentuk saham
4. Keputusan yang terkait kebijakan maupun operasi berdasarkan consensus
18
4. Sosiologi masyarakat
5. Tingkat Pendidikan
Factor demografi meliputi antara lain :
1. Pertumbuhan penduduk
2. Struktur usia penduduk
3. Migrasi
4. Tingkat Kesehatan
1. Tujuan
2. Aktivitas
3. Sumber pembiayaan
4. Pola pertanggujawaban
5. Kultur organisasi
6. Penyusunan anggaran
7. Stakeholder
19
DAFTAR PUSTAKA
http://layarasdos.blogspot.com/2014/03/kebutuhan-regulasi-dan-standar-
di.html
http://www.academia.edu/8849434/Regulasi_dan_Standar_Sektor_Publik
http://ar-alfajri.blogspot.com/2013/10/regulasi-dan-standar-
internasional.html
20