Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur untuk Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya selama ini sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Rekam Medik. Makalah ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada pembaca berupa pengetahuan tentang manajemen
rekam medik di Rumah Sakit Milik Pemerintahan Kabupaten/Kota
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini mengalami
kesulitan dan hambatan, namun berkat kemauan, usaha, disertai kerja
keras serta bantuan dari berbagai sumber, makalah ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih.

Gorontalo, 11 Maret 2024

i
DAFTAR ISI

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan merupakan tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan dan
memelihara, serta meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu, rumah
sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan yang efektif dan efesien
kepada masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan. Rumah sakit adalah
lembaga pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat.
Seperti yang tercantum dalam PERMENKES No
269/MENKES/PER/III/2008, disebutkan bahwa rekam medis adalah
berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Hal ini sebagai landasan hukum bagi semua
pengelola rumah sakit untuk menyelenggarakan rekam medis rumah sakit.
Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam surat keputusan Dirjen Yanmed
No.78 tahun 1991 tentang petunjuk penyelenggaraan rekam medis di
rumah sakit.

Rekam Medis Menurut Permenkes Nomor


269/MENKES/PER/III/2008, menjelaskan bahwa rekam medis adalah
berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan, pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien. (putri, 2021)
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun Rumusan Masalah sebagai


berikut

1) Bagaimana pengelolaan rekam medis yang ada di Rumah Sakit


Umum/1Kota Bandung

1
2) Apa kelebihan dan kekurangan rekam medis di Rumah Sakit
Umum/1Kota Bandung

3) Apa saran untuk sistem pengelolaan yang ada pelayanan kesehatan di


Rumah Sakit Umum/1Kota Bandung
4) Bagaimana pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit Dr.
Reksodiwiryo/1Padang
5) Apa kelebihan dan kekurangan rekam medis di Rumah Sakit Dr.
Reksodiwiryo/1Padang
6) Apa saran untuk sistem pengelolaan yang ada pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo Padang
7) Bagaimana pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit Bhayangkara

8) Apa kelebihan dan kekurangan rekam medis di Rumah Sakit


Bhayangkara

9) Apa saran untuk sistem pengelolaan yang ada pelayanan kesehatan di


Rumah Sakit Bhayangkara

1.3 Tujuan Penulisan

1) Untuk mengetahui pengelolaan rekam medis yang ada di


Rumah Sakit Umum/1Kota Bandung
2) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan rekam medis di
Rumah Sakit Umum Kota Bandung
3) Untuk mengetahui saran untuk sistem pengelolaan yang ada
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Kota Bandung
4) Untuk mengetahui pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit Dr.
Reksodiwiryo Padang
5) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan rekam medis di
Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo Padang
6) Untuk mengetahui saran untuk sistem pengelolaan yang ada
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo Padang

2
7) Untuk mengetahui pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit Lancang
Kuning Pekanbaru
8) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan rekam medis di Rumah
Sakit Lancang Kuning Pekanbaru
9) Untuk mengetahui saran untuk sistem pengelolaan yang ada
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru

3
BAB II
PEMBAHASAN
Penjabaran setiap artikel menurut variabel yang diteliti
2.1. Gambaran sistem pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit Umum Kota
Bandung
Dari artikel yang kami dapat/1Gambaran sistem pengelolaan rekam
medis di Rumah Sakit Umum Kota Bandung, membahas mengenai alur
proses serta prosedur pengelolaan HIV di rumah sakit umum Bandung.
1. Sistem Pencatatan Dokumen Rekam Medis Klinik VCT Rumah Sakit
Umum X Bandung
Pedoman pencatatan yang digunakan adalah petunjuk teknis pengisian
form manual pencatatan program pengendalian HIV-AIDS dan IMS tahun
2012. Petugas menyatakan bahwa pedoman yang dilaksanakan berdasarkan
peraturan Menteri Kesehatan tentang VCT yang dibuat pada tahun 2012.
Pedoman tersebut berisi formulir-formulir yang digunakan untuk
mendokumentasikan data pasien HIV serta bagaimana cara pengisian yang
tepat. Pengisian yang pertama kali dilakukan ialah pemberian nomor rekam
medis pada formulir yang berguna untuk memberikan identifikasi atau
perbedaan antar formulir setiap pasien. Penomoran yang dilakukan di Rumah
Sakit Umum X Kota Bandung sudah menggunakan penomoran sistem straight
yaitu penyimpanan rekam medis dalam rak penyimpanan secara berurutan
sesuai dengan urutan nomor, dimana pasien datang dimulai dari angka satu
sampai dengan seterusnya. Setelah pemberian nomor pada setiap formulir
rekam medis, data yang harus dimasukan adalah identitas pasien dan data
pemeriksaan. Petugas menjelaskan pada saat pengisian identitas perlu
dilakukan dengan wawancara kepada pasien ataupun dengan meminjam kartu
identitas pasien. Masalah yang dialami petugas saat melakukan pendataan
adalah pada saat pasien tidak membawa kartu identitas. Pasien hanya

4
memberikan informasi yang umum, tidak spesifik dan akurat seperti yang
dibutuhkan dalam pengisian. Contohnya pada kolom alamat yang diperlukan
adalah alamat lengkap. Pemberian nomor rekam medis dan pencatatan data
sosial yang dilakukan di klinik VCT Rumah Sakit Umum X Kota Bandung
dilakukan dengan mengisi formulir sesuai dengan jawaban dan interaksi
dengan pasien. Hal ini dapat mengurangi tingkat kelengkapan dan keakuratan
data. Pada pedoman pengisian data diperlukan alat bukti identitas dari pasien
seperti kartu tanda penduduk (KTP) ataupun kartu keluarga (KK) untuk
meningkatkan data yang diperoleh.

2. Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam Medis Klinik VCT Rumah Sakit


Umum X Bandung
Penyimpanan dokumen rekam medis di klinik VCT Rumah Sakit
Umum X Kota Bandung dilakukan secara terpisah dengan dokumen rekam
medis lainya. Dokumen yang disimpan yaitu berisi formulir registrasi
konseling dan tes HIV, informed consent, hasil laboratorium, dan surat
rujukan jika ada. Lembar ini disatukan dengan stepler di bagian kiri atas.
Dokumen-dokumen ini dikumpulkan setiap satu bulan sekali dan dimasukan
ke dalam satu map kertas. Map yang berisi formulir tersebut disimpan dalam
lemari. Pengumpulan formulir pasien HIV perbulan dalam satu map kertas
dapat menimbulkan suasana tidak rapi. Pengumpulan dengan cara seperti ini
akan menyulitkan petugas saat membutuhkan dokumen tersebut jika ada
pasien yang berkunjung kembali. Penyimpanan yang dilakukan di luar rak
rekam medis dapat menimbulkan ketidak amanan isi maupun fisik dari
dokumen rekam medis tersebut.

5
3. Sistem Pelaporan Dokumen Rekam Medis Klinik VCT Rumah Sakit
Umum X Bandung
Laporan yang disusun oleh klinik VCT Rumah Sakit Umum X Kota
Bandung dengan menggunakan aplikasi SIHA. Aplikasi ini dibuat oleh
Kementerian kesehatan sebagai sarana untuk melakukan monitoring dan
evaluasi secara langsung dengan memanfaatkan sistem informasi. Aplikasi
SIHA merupakan bentuk software dari formulir-formulir yang digunakan di
klinik VCT .Setiap hari petugas melakukan penginputan data sesuai dengan
yang ada di formulir ke dalam aplikasi SIHA. Aplikasi ini secara otomatis
sudah bisa menyusun laporan yang diperlukan. Petugas melakukan export
data menjadi bentuk .zip yang dikirimkan kepada Kementerian kesehatan
dalam bentuk .xls untuk dicetak dan dikirim kepada dinas kesehatan. Sistem
Pelaporan Dokumen Rekam Medis Klinik VCT Rumah Sakit Umum X Kota
Bandung melakukan pelaporan dengan mengumpulkan data yang
dikelompokan berdasarkan kebutuhan sehingga mendapat suatu informasi.
Sesuai dengan penelitian (Seha, 2020), dijelaskan bahwa sistem pelaporan
yang digunakan sudah sesuai dengan buku manual aplikasi sistem informasi
HIV-AIDS dan IMS (versi 1.6.5). Pada buku ini terdapat cara pengisian
sampai laporan apa saja yang dapat disusun berdasarkan data yang dimasukan
oleh petugas. Pedoman pencatatan yang digunakan adalah petunjuk teknis
pengisian form manual pencatatan program pengendalian HIV-AIDS dan IMS
tahun 2012 (Jegalus, Sirait, Dodo, & Kendjam, 2019). Petugas menyatakan
bahwa pedoman yang dilaksanakan berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan
tentang VCT yang dibuat pada tahun 2012. Pedoman tersebut berisi formulir-
formulir yang digunakan untuk mendokumentasikan data pasien HIV serta
bagaimana cara pengisian yang tepat. Masalah yang dialami petugas Rumah
Sakit X Kota Bandung saat melakukan pencatatan masih banyaknya tahapan
yang harus diselesaikan. (Maulana, 2021)

6
A. Kelebihan dan Kekurangan
1) Kelebihan
Kelebihan dari pengelolaan rekam medis di klinik VCT Rumah Sakit
Umum X Kota Bandung adalah adanya upaya untuk meningkatkan cakupan
tes HIV dan pelayanan konseling kepada pasien, sehingga semakin banyak
orang dapat mengetahui status HIV mereka dan mendapatkan akses pelayanan
yang dibutuhkan [5]. Selain itu, pengelolaan rekam medis juga dilakukan
dengan pemberian nomor rekam medis yang sistematis dan pengisian data
identitas pasien secara cermat untuk memastikan keakuratan
informasi yang tercatat.
2) Kekurangan
Kekurangan dari pengelolaan rekam medis di klinik VCT Rumah
Sakit Umum X Kota Bandung antara lain adalah masih kurangnya keamanan
dan kerahasiaan dalam penyimpanan dokumen rekam medis, serta pencatatan
data yang belum optimal dan masih menggunakan pedoman lama. Selain itu,
penyimpanan dokumen rekam medis yang tidak dilakukan sesuai dengan
pedoman menyebabkan formulir menumpuk dan tidak rapi, serta
pengumpulan formulir pasien HIV perbulan dalam satu map kertas dapat
menyulitkan petugas saat membutuhkan dokumen tersebut.
B. Saran
Saran untuk pengelolaan rekam medis di klinik VCT Rumah Sakit
Umum X Kota Bandung adalah meningkatkan keamanan dan kerahasiaan
dalam penyimpanan dokumen rekam medis, serta melakukan penyimpanan
dokumen secara terstruktur dan rapi sesuai dengan pedoman yang berlaku.
Selain itu, disarankan untuk memperbarui pedoman pengisian data dan
memastikan penggunaan aplikasi SIHA sesuai dengan data yang terdapat
dalam formulir manual.

7
2.2. Sistem Pengelolaan Dokumen Rekam Medis di Rumah Sakit Dr.
Reksodiwiryo Padang
Artikel ini membahas tentang sistem pengelolaan rekam medis di
Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo Padang. penelitian ini menjelaskan tentang
hasil analisis tentang Pengelolaan Dokumen Rekam Medis di Bagian Filling
Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo Padang Tahun 2019.
a) Sumber Daya Manusia ( SDM )
Berdasarkan matrik analisis dapat disimpulkan bahwa jumlah Sumber
Daya Manusia (SDM) tenaga rekam medis sudah memadai dengan beban
kerja tetapi jika dilihat dari kualifikasi pendidikan masih kekurangan tenaga
ahli rekam medis karena unit rekam medis memiliki berbagai tamatan. Latar
belakang pendidikan SMA masih ditemukan di bagian filing.
b) Sarana dan Prasarana
Berdasarkan matrik analisis dapat disimpulkan bahwa sarana prasarana
untuk pengelolaan rekam medis pada filling belum mencukupi karena sarana
prasarana yang ada pada filling masih menggunakan rak unsur kayu sehingga
ruangan menjadi sempit, dan jika rak tidak mencukupi petugas menggunakan
kardus. Permasalahan lain yang ditemukan adalah belum tersedianya rak roll
opack, tracer, dan outguide. Hal ini dikarenakan belum adanya pesetujuan dari
rumah sakit terhadap kekurangan penyediaan sarana tersebut.
c) Kebijakan
Berdasarkan matrik analisis dapat disimpulkan bahwa kebijakan pada
pengelolaan rekam medis sudah ditetapkan sesuai dengan SOP. Tetapi masih
adanya petugas yang tidak melakukan kinerja sesuai SOP seperti saat
melakukan pengembalian status rekam medis. Seharusnya SOP yang
ditetapkan pengembalian status rekam medis dilakukan oleh petugas poli yang
diantarkan ke ruangan filling. Sehingga yang melakukan pengambilan berkas
rekam medis dilakukan oleh petugas filling.

8
d) Pelaksanaan
Berdasarkan matrik analisis dapat disimpulkan bahwa proses
pelaksanaan pengelolalaan dokumen rekam medis di bagian filing belum
sesuai alurnya, masih terdapat kendala seperti status yang salah simpan,
lamanya waktu tunggu pasien, kerusakan kertas terjadi disaat pengambilan
dan kembalinya status tidak sesuai dengan kebijakan SOP. Kendala tersebut
dapat menghambat proses pelaksananaan dokumen rekam medis di bagian
filing, untuk status yang tidak di temukan petugas melakukan pencarian
didalam komputer untuk mengetahui pengembalian berkas rekam medis.
e) Monitoring Evaluasi
Berdasarkan matrik analisis dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
penyimpanan rekam medis di filling sudah ada. Tetapi untuk penjadwalan
monitoring tidak ada sehingga monitoring antara peimpinan dengan petugas
tidak ada dilakukan. Sehingga jika terjadinya kendala petugas yang
melakukan penyimpanan berkas rekam medis di filling mengerjakan sesuai
keinginan. (sari, 2019)

A. Kelebihan dan Kekurangan


1) Kelebihan
Beberapa kelebihan dari pengelolaan rekam medis yang baik antara
lain adalah mempermudah penemuan kembali berkas rekam medis,
mempercepat pengambilan berkas rekam medis, memudahkan
pengembalian berkas, serta melindungi berkas rekam medis dari bahaya.
Selain itu, pengelolaan rekam medis yang baik juga dapat meningkatkan
tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di
rumah sakit.
2) Kekurangan
Beberapa kekurangan dari pengelolaan rekam medis yang dapat
ditemui antara lain adalah kurangnya sumber daya manusia yang

9
berkualifikasi, fasilitas infrastruktur yang tidak memadai, penomoran
ganda, kesulitan dalam menemukan berkas rekam medis, kurangnya
sosialisasi, status yang tidak ditemukan, status ganda, kurangnya
monitoring dan evaluasi, serta kekurangan sarana prasarana seperti rak roll
opack dan tracer.
3) Saran
Beberapa saran untuk pengelolaan rekam medis yang lebih baik adalah
meningkatkan pelatihan untuk petugas, menyediakan sarana prasarana
yang memadai seperti rak roll opack dan tracer, serta menegakkan
kepatuhan terhadap SOP dalam pengelolaan rekam medis. Selain itu, perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi secara rutin untuk memastikan bahwa
proses pengelolaan rekam medis berjalan sesuai dengan standar yang
ditetapkan.

2.3 analisis pengolahan berkas rekam medis di rumah sakit lancang


kuning pekanbaru tahun 2021
Artikel ini membahas tentang analisis sistem penyelenggaraan rekam
medis di Rumah Sakit X Tanggerang pada periode April-Mei 2015 dan
hubungan antara mutu pelayanan dengan kepuasan pasien di poliklinik
penyakit dalam Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado.
1. Pengolahan Berkas Rekam medis
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh
peneliti dapat diketahui bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) di Unit
Rekam Medis Di Rumah Sakit Lancang Kuning rata rata memiliki latar
belakang pendidikan D3 Rekam Medis Jumlah keseluruhan Sumber Daya
Manusia (SDM) dibagian rekam medis berjumlah 6 orang dan belum
memenuhi standar jumlah staff rekam medis petugas rekam medis sudah
pernah mengikuti pelatihan.

10
2. Pengolahan Assembling Rekam Medis
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh
peneliti dapat diketahui bahwa assembilng adalah penataan berkas rekam
medis agar dokumen berkas rekam medis lengkap dan tersusun sesuai
dengan standar yang berlaku, dan terdapat persamaan dalam pengolahan
berkas rekam medis rawat inap dan rawat jalan selain itu masalah yang
sering ditemukan pada Assembling yaitu belum adanya kegiatan
assembling yg sesuai dengan standar nya,kosongnya diagnosa pasien, jika
kedapatan ada diagnosa pasien yang belum diisi maka rekam medis akan
dikembalikan keruangan agar diisi kembali oleh dokter ataupun perawat
yang bertugas.
3. Pengolahan Koding Rekam Medis
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh
peneliti dapat ditehaui bahwaKoding adalalah pemberiak kode pada
berkas rekam medis, pengkodingan antara dokumen rawat jalan dan rawat
inap hampir sama yang membedakannya adalah diagnosa dan juga
tindakan yang dilakukan selama masa pengobatan,pengkodingan
dilakukan oleh orang casmic selain itu masalah yang sering terjadi di
bagian pengkodingan yaitu tulisan dokter yang sulit dibaca oleh petugas
koder selain itu juga terkadang ada diagnosa yang tidak ditemukan
sehingga petugas harus menemukan kode diagnomas melalui buku ICD-
10, DI Rumah Sakit Lancang Kuning setiap harinya bisa melakukan
pengkodingan berkas rekam medis sebanyak 10-20 berkas rekam medis,
jumlah berkas yang akan diberikan kode akan bergantung dengan jumlah
kunjungan Pasien.

11
4. Pengolahan Indexing Rekam Medis
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh
peneliti dapat ditehaui bahwa di Rumah sakit Lancang Kuning tidak ada
mengunakan indexing dikarenakan kekurangan SDM dan memang belum
dibutuhin di Rumah Sakit Lancang Kuning. Indeks dalam arti bahasa yaitu
daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam.buku tersusun menurut
abjad yang memberi informasi tentang halaman tempat kata atau istilah
tersebut ditemukan. Kegiatan pengindekan adalah pembuatan tabulasi
sesuai dengan kode yang sudah dibuat ke dalam kartu indek. Hasil
pengumpulan kode yang berasal dari data penyakit, operasi pasien dan
pengumpulan data dari indeks yang lain sebagai bahan untuk penyajian
data statistik kesehatan.
5. Pengolahan Pelaporan Rekam Medis
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh
peneliti dapat diketahui bahwa pelaporan rumah sakit akan diserahkan
setiap harinya kepada pihak rumah sakit, selain itu pelaporan dibedakan
menjadi 2 yaitu pelaporan internal berupa laporan penggunaan tempat
tidur, jumlah kunjungan pasien, jumlah penggunaan tempat tidur dll,
laporan tersebut hanya akan diserahkan kepada pihak rumah sakit.
Pelaporan ekternal adalah pelaporan yang diserahkan kepada pihak diluar
dari rumah sakit seperti Dinas Kesehatan dan Departemen Kesehatan RI.
Dan juga tidak pernah ditemukan kendala dalam penelitian pelaporan
rumah sakit.
6. Pengolahan Penyimpanan Rekam Medis
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi Peneliti berpendapat
bahwa Retensi yang ada di Rumah Sakit Lancang Kuning sudah berjalan
sesuai standarnya untuk dokumen yang aktif dipisahin dengan yang non
aktif dengan waktu 5 tahun kendalanya tergabung nya berkas yang aktif

12
dan non aktif di satu ruangan dikarenakan belum adanya gudang khusus
untuk berkas yang non aktif sehingga menyulitkan petugas dalam mencari
ressume formulir pasien. penyimpanan Di Rumah Sakit Lancang Kuning
menggunakan sistem penyimpanan Sentralisasi dengan penomoran
langsung yaitu penyimpanan yang menggabungkan berkas rekam medis
rawat inap dan juga berkas rekam medis rawat jalan dan diberikan nomor
rekam medis yang beurutan.
7. Pengolahan Retensi Rekam Medis
Retensi Rekam Medis Pengertian Menurut BPPRM tahun 2006,
retensi memiliki pengertian yaitu suatu kegiatan memisahkan atau
memindahkan antara dokumen rekam medis inaktif dengan dokumen
rekam medis yang masih aktif di ruang penyimpanan(filing). Selain itu
retensi dapat diartikan juga sebagai pengurangan jumlah formulir yang
terdapat di dalam berkas RM dengan cara memilah nilai guna dari tiap-
tiap formulir. Sesuai dengan BPPRM tahun 2006, pemusnahan rekam
medis adalah kegiatan menghilangkan/ menghapus/ menghancurkan
secara fisik dokumen rekam medis yang telah mencapai 5 tahun sejak
terakhir berobat di rumah sakit. (GITA, 2022)

A. Kelebihan dan Kekurangan


1) Kelebihan
Beberapa kelebihan dari pengelolaan rekam medis yang baik antara
lain adalah meningkatkan tertib administrasi dalam pelayanan kesehatan,
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada pasien, dan dapat
membantu dalam pengambilan keputusan di rumah sakit untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
2) Kekurangan
Beberapa kekurangan dari pengelolaan berkas rekam medis di Rumah
Sakit Lancang Kuning antara lain adalah ruang penyimpanan yang sempit

13
menyebabkan kesulitan dalam mencari berkas rekam medis, kosongnya
lembar diagnosa karena dokter lupa mengisi lembar tersebut, dan
kekurangan sumber daya manusia yang memiliki latar belakang
pendidikan D-III rekam medis.
3) Saran
Beberapa saran untuk pengelolaan berkas rekam medis di Rumah Sakit
Lancang Kuning adalah melakukan pemisahan antara berkas rekam medis aktif
dan non-aktif dengan jelas, memperluas ruang penyimpanan berkas rekam medis
untuk mencegah penumpukan dan memudahkan akses, meningkatkan standar
pengolahan rekam medis dan menambah sumber daya manusia yang berkualitas.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 simpulan
Sistem manajemen pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan
yang baik di rumah sakit akan mampu menciptakan keteraturan dan mutu
pelayanan rekam medis yang baik pula, sehingga pasien mendapatkan
pelayanan yang cepat, merata dan teratur serta memuaskan. Pengorganisasian
rumah sakit didalamnya juga menyangkut pengorganisasian unit rekam medis.
Rekam medis merupakan salah satu kunci utama terjadinya pelayanan
kesehatan yang baik.
Dalam perakitan atau penyusunan berkas rekam medis di beberapa
rumah sakit milik pemerintah daerah kabupaten/kota sudah berjalan baik,
namun ada pula kendala dalam sistem penamaan di rumah sakit belum sesuai
dengan teori karena masih sering di temukan berkas rekam medis dalam
penulisan namanya masih ada yang belum di sertai singakatan yang
menunjungkan status pasien. Aspek hukum kesehatan yang berhubungan
dengan rekam medis di rumah sakit sudah melaksanakan peraturan sebagai
penyedia pelayanan kesehatan yaitu berkas tidak diperbolehkan keluar dari
rumah sakit tanpa melalui prosedur yang ada dan kerahasiaan terhadap isi dari
berkas rekam medis setiap pasien terjamin.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan, maka
dari itu penulis memgharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah
dalam kesimpulan diatas.

15
DAFTAR PUSTAKA

GITA, D. (2022). ANALISIS PENGOLAHAN BERKAS REKAM MEDIS DI


RUMAH SAKIT LANCANG. MEDIA KESMAS, 307-316.
Maulana, P. (2021). ANALISIS PENGELOLAAN REKAM MEDIS KHUSUS
PASIEN HIV DI . jurnal ilmiah indonesia, 1545-1550.
putri, a. k. (2021). EFEKTIVITAS PENGEMBALIAN BERKAS REKAM MEDIS
RAWAT INAP DALAM . jurnal inovasi penelitian, 909-916.
sari, d. (2019). ANALISIS PENGELOLAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI
BAGIAN . LENTERA KESEHATAN, 174-184.

16

Anda mungkin juga menyukai