LEMBARAN PERSETUJUAN
Menyetujui
Pembimbing Akademik
lapangan
Doni jepisah.Amd.PK
NIP.10306109K67
NIP.198112052006042005
pembimbing
EraTrisnawati.Amd.PK
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi tuhan yang maha esa, yang telah memberikan segala rahmat dan
nikmatnya berupa kesehatan, kesempatan, kekuatan, keinginan, serta kesabaran,
sehingga kami dapat menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan
penyusunan pelaporan ini dengan baik. Laporan PKL ini bersumber dari semua data
yang kami peroleh dalam melaksanakan semua kegiatan PKL yang mulai dilakukan
tanggal 25 juli 2011 sampai 20 agustus 2011 di rumah sakit umum daerah
SELASIH kabupaten Pelalawan provinsi RIAU. Kami menyadari bahwa hasil laporan
PKL yang kami buat ini masih jauh dari yang diharapkan, sehingga banyak terdapat
kekurangan bahkan kesalahan yang terdapat dalam penulisan laporan PKL ini dari
segi isi maupun penulisannya. Dalam hal ini kami menerima kritik dan saran yang
sifatnya membangun dalam menyusun laporan ini sehingga dapat menjadi laporan
yang baik dan dapat digunakan pada masa yang akan datang.
Selanjutnya kami ucapankan terima kasih kepada:
1.
Bapak dr.H.Zainal Abidin, M.PH selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Hang Tuah Pekanbaru.
2.
Ibu Henny Maria Ulfa, A.Md.PK, SKM, selaku Ketua Prodi Perekam Informatika
Kesehatan (PIKES) STIKes Hnag Tuah Pekanbaru.
3.
Ibu dr. dessy MM selaku Direktur utama Rumah Sakit Umum Daerah Selasih
provinsi Riau.
4.
Ibu Era Trisnawati selaku pembimbing lapangan dan coordinator instansi
Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah SELASIH
5.
Bapak Donny Jepisah, A.Md. PK, selaku Pembimbing Akademik Prodi Pikes
STIKes Hang Tuah Pekanbaru
6.
7.
Rekan-rekan seperjuangan yang kami banggakan dan semua pahak yang
telah membantu dalam pembuatan laporan PKL ini yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu.
8.
Teristimewa orang tua kami tercinta, ayahanda dan ibunda yang telah
memberikan kepercayaan serta limpahan kasih sayang.
Tim penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Laporan
D. Manfaat Laporan
E. Ruang Lingkup
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian rekam medis
B. Tujuan dan fungsi rekam medis
C. Sistem penamaan berkas rekam medis
D. Sistem penomoran berkas rekam medis
E. Sistem penyimpanan berkas rekam medis
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. sistem penamaan yang tidak sesuai dengn buku panduan rekam medis
revisi 2,thun 2006.
Gambar 2. pengandaan nomor rekam medis yang masih di temukan di
rapenyimpanan
Gambar 3 .a gambar tempat penyimpanan berkas rekam medis
Gambar 3.b sistem keamanan yang kurang di perhaikan pada tempat
penyimpanan
Gambar 3.c sempitnya jarak antara rak satu dan rak lainya
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu fungsi yang paling penting utama dari sebuah rumah sakit
adalah menyediakan perawatan berkualitas tinggi terhadap pasien. Pimpinan
rumah sakit bertanggung jawab secara hokum maupun moral atas kualitas
pelayanan yang di berikan kepada pasien ataupun mereka yang datang ke fasilitas
pelayanan tersebut.
Pesatnya perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi serta
membaiknya keadaan sosial ekonomi dan pendidikan, mengakibatkan perubahan
system penilaian masyarakat yang menuntut playanan kesehatan yang bermutu.
Salah satu parameter untuk menentukan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
adalah data atau informasi dari rekam medik yang baik dan lengkap. Indikator
mutu rekam medik yang baik adalah kelengkapan isi, akurat, tepat waktu dan
pemenuhan aspek persyaratan hukum.
Dalam pedoman pengolahan rekam medis rumah sakit di Indonesia
yang di keluarkan dirjen Yanmed Depkes RI (1997) diatur tentang pertanggung
jawaban terhadap rekam medis dan aspek hukum rekam medis yang bertujan untuk
terselenggaraanya pelayanan kesehatan di rumah sakit yang efektif dan efesien.
Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, maka harus adanya
pelayanan kesehatan yang baik. Salah satu tempat mendapatkan pelayanan
kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit salah satu pusat kesehatan yang
dituntut untuk meningkatkan mutu disegala bidang (Edna K. Huffman, 2003).
Menurut American Hospital Association (1974) rumah sakit adalah
suatu organisasi melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana
kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan
keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang
diderita oleh pasien. (Azwar, 1997)
Rumah Sakit wajib menyelenggarakan kegiatan rekam medis sesuai dengan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 034/Birhup/1972.Menurut Permenkes
No. 749a menkes /per/XVtahun 1989 tentang rekam medis/ Medical Record yang
merupakan landasan hukum, semua tenaga medis dan para medis dirumah sakit
yang terlibat penyelenggaraan rekam medis dapat melaksanakannya.
B.
perumusan masalah
Untuk mengatahui sejauh mana sistem playanan rekam medis yang telah
digunakan di RSUD Selasih Pangkalan kerinci,
2. Tujuan khusus
a.
b.
Mengetahui sistem penamaan. berkas rekam medis di RSUD Selasih
Pangkalan Kerinci.
c.
d.
Mengatahui sistem penyimpanan berkas rekam medis di RSUD Selasih
Pangkalan Kerinci.
D.
1.
E.
Ruang lingkup
Penerimaan pasien
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Distribusi
j.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
1.
Rekam medis adalah keterangan tertulis dan terekam tentang identitas pasien
umum dan sosaial pasien, anamnesa, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang lainya, laboratorium, diagnosis, segala perawatan dan
tindakan medis yang di berikan kepada pasien serta dokumen hasil pelayanan
(resume) baik pasien rawat inap, rawat jalan dan pelayanan di unit gawaat darurat
( Brotowasisto, 2003)
2.
Rekam Medis adalah keterangan yang tertulis maupun yang terekam tentang
identitas pasien, anamnesa, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala
pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan, baik
yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan darurat (IGD)
(Depkes RI,1997)
B.
1.
a.
Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib admistrasi dalam
upaya peningkatan pelayanan di rumah sakit.
RM baik dan benar
b.
Menurut joint commission on accreditation of healthcare organization (JCAHO)
yang di kutip Basbeth (2005) Menetapkan tujuan rekam medis adalah :
1)
Sebagai dasar pemberian pelayanan dan evaluasi terapi yang
berkesinambungan
2)
Sebagai pelengkap evaluasi medis pasien, terapi dan perubahan kondisi
pasien saat pasien berada dalam perawatan di rumah sakit, gawat darurat
3)
Untuk mendokumentasikan komunikasi yang terjadi antara doctor-doktor yang
bertanggung jawab memberikan pelayanan medis kepada pasien
4)
Sebagai alat bantu hukum bagi pasien, rumah sakit dan dokter.
5)
2.
a.
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang
harus diberikan kepada seorang pasien
b.
Aspek Administration
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi karena isinya menyangkut
tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan
paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
c.
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan , dalam rangka
usaha menegakan hukum serta penyedian hukum tanda bukti untuk menegakan
keadilan.
d.
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data
atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.
e.
Suatu berkas rekam medis mempunayai nilai penelitian karena isinya menyangkut
data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
f.
Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai pendidikan karena isinya
menyangkut data atau informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan
pelayanan medik yang diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat
dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran dibidang profesi si pemakai.
g.
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi karena isinya menyangkut
sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan
pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit
C.
Sistem Penamaan.
a.
Nama pasien sendiri, apabila nama sudah terdiri dari satu kata atau lebih .
b.
Nama pasien sendiri, dilengkapi dengan nama suami apabila telah menikah.
c.
Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama orang tua (nama ayah)
d. Bagi pasien yang mempunyai nama keluarga / marga, maka nama keluarga
/marga (Surename) didahulukan dan diikuti dengan nama sendiri.
Nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang disempurnakan
b. Sebagai pelengkap, bagi pasien perempuan diakhir nama lengkap ditambah ny,
nn sesuai dengan statusnya.
c.
d. Perkataan tuan, saudara dan bapak tidak dicantumkan dalam penulisan nama
pasien
D.
Cara penulisan nama pasien menjadi sangat penting artinya karena sering dijumpai
pasien dengan nama yang sama dan seringnya seorang pasien berobat dirumah
sakit. Dengan menggunakan cara penulisan akan memudahkan seorang penulis
untuk mengambil berkas rekam medis ditempat penyimpanan apabila sewaktuwaktu berkas rekam medis diperlukan. Untuk keseragaman penulisan nama seorang
pasien memakai ejaan baru yang disempurnakan.
a.
Orang Indonesia yang mempunyai nama keluarga, di indeks menurut kata
akhir (nama keluarga) sebagai kata pengenal di ikuti tanda koma (,)Nama baru
kemudian nama nya sendiri.
c.
Nama Orang Indonesia yang mempunyai suku, marga, diindeks menurut
nama suku dan marga tersebut.
Contoh
: Rohot Sitompul
Riana Debora
Daniel Tarigan
Diindeks
: Sitompul,Rohot
Debora,Riana
Tarigan,Daniel
d.
Nama-nama wanita
1)
Nama wanita yang menggunakan nama ayahnya diindeks dengan nama
ayahnya.
Contoh
: Diana Aztoria
Lusi Darmawan
Diindeks
: Aztoria,Diana
Darmawan,Lusi
2)
Contoh
: Ani Hidayat
Marianis Bastian
Diindeks
: Hidayat,Ani
Bastian,Marianis
Aturan ini berlaku pula bagi janda yang masih menngunakan nama almarhum
suaminya. Bila yang bersangkutan bersuami lagi, nama suami yang baru sebagai
kata pengenal pertama. Untuk membedakan antara wanita yang belum bersuami
dengan wanita yang sudah bersuami, dibelakang dituliskan Nn, Ny dalam tanda
kurung.
Contoh
Diindeks
: Marzuki,Siti (Ny)
Ali, Kurnia binti (Nn)
e.
Nama bayi
Bila terjadi seorang bayi yang baru lahir hingga saat pulang belum mempunyai
nama, maka penulisannya adalah sitihawa, bayi , bila bayi lahir wanita dan
beragama islam. Samuel, bayi , bila bayi laki-laki dan orang tuannya beragam
kristen.
f.
Petunjuk silang
Petunjuk silang adalah alat petunjuk dari indeks yang tidak dipergunakan kepada
indeks yang dipakai atau petunjuk hubungan antara indeks yang dipakai dengan
indeks lainnya yang juga dipakai.Petunjuk silang ada 2 macam yaitu petunjuk
langsung dan tidak langsung (pentunjuk tidak langsung tidak di bicarakan).
Petunjuk silang langsung adalah petunjuk tentang seorang yang memiliki lebih dari
satu nama atau dokumen yang mengandung lebih dari satu masalah (tentang
dokumen tidak di bicarakan).
Untuk petunjuk langsung digunakaan kata lihat atau tanda X alias atau samaran
ditunjukan kepada nama yang sebenarnya.
Contoh
Diindek
: Albertd enstein
Kristian ronaldo
Diindeks
: Enstein, Albertd
Ronaldo, Kristian
: Mohammad Qadafi
: Sahrul Khan
Takahasi Ozai
Chiko Jeriko
Diindeks : Khan, Sahrul
Ozai, Takahasi
Jeriko, Chiko
: Tan Po Guan
: Tan Po Gan
Kadang-kadang kita jumpai nama Cina yang digabungkan dengan nama Eropa.
Contoh
: Robert Liem
Sylvia Tan
Dindeks
: Liem, Robert
Tan, Sylvia
6. Gelar-gelar
a. Gelar bangsawan adalah merupakan bagian dari indeks seperti nama suci, batis
atau haji.
Contoh
: Raja Fisabililah
Cut Nyak Diien
Syarifah Daniati
: Datuk Maringgih
Datuk Katumanggungan
Diindeks : Maringgih,Datuk
Katumanggungn,Datuk
Diindeks : Kustianti,dr.Dessy,(MM)
Habibi.BJ,(Prof)
h. Pangkat dan jabatan tidak termasuk gelar, jika hal tersebut benar-benar
diperlukan dapat diindeks sebagai berikut:
Contoh
: Jenderal.Soeharto
Gubernur Rusli Zainal
Diindek
: Soeharto(Jenderal)
Zainal Rusli(Gubernur)
i.
E.
Sistem Penomoran
Rekam Medis pada hampir semua pasien pelayanan kesehatan disimpan menurut
nomor, yaitu nomor pasien masuk ( admission number). Dahulu berbagai rumah
sakit menyimpan rekam medis berdasarkan nama pasien, nomor keluar atau kode
diagnosa. Penyimpanan secara alphabetis menurut nama-nama pasien agak lebih
sulit dan memungkinkan terjadinya kesalahan dibandingkan dengan penyimpanan
berdasarkan nomor. Penggunaan nomor keluar (discharge number) dan nomor kode
diagnosa (diagnogsa kode number), umumnya ternyata tidak memuaskan karena
rekam medis lain-lain/ register sangat memerlukan nomor pasien masuk (admission
number).
Jika kartu pasien indeks hilang, nomor masuknya dapat diperoleh dari salah satu
catatan, dengan mengetahui nama dan tanggal masuknya. Tetapi jika
menggunakan nomor keluar kartu indeks tidak dapat menolong untuk menemukan
nomor keluar, sehingga lokasi rekam medisnya sukar diketahui.
Ada tiga macam sistem pemberian nomor pasien masuk (admission numbring
system) yang umumnya dipakai yaitu :
1.
2.
3.
Sistem Nomor Cara Seri Unit (Serial Seri Unit Numbring System)
Sistem nomor manapun yang dipakai, setiap rekam medis baru harus mendapat
nomor yang diurut secara kronologis dan nomor tersebut digunakan oleh seluruh
unit atau bagian dirumah sakit yang bersangkutan.
1.
Istilah yang biasa digunakan adalah serial numbring system dengan sistem ini
setiap penderita mendapat nomor baru setiap kunjungan kerumah sakit. Jika pasien
tersebut berkunjung sebanyak tiga kali maka ia mendapatkan tiga nomor yang
berbeda. Semua nomor yang telah diberikan kepada penderita tersebut harus
dicatat pada kartu indeks utama pasien yang bersangkutan. Sedang rekam
medisnya disimpan diberbagai tempat sesuai nomor yang telah diperolehnya.
Kelebihan
2.
Istilah yang biasa digunakan adalah unit numbring system berbeda dengan
sistem seri. Sistem ini memberikan satu unit rekam medis baik kepada pasien
berobat jalan maupun pasien untuk dirawat.
Pada saat seseorang penderita berkunjung pertama kali kerumah sakit apakah
sebagai penderita berobat jalan atau dirawat, kepadanya diberikan satu
nomor (admitting number) yang akan dipakai selamanya untuk kunjungan
seterusnya, sehingga rekam medis penderita tersebut hanya tersimpan didalam
berkas dibawah satu nomor.
Kelebihan :
a.
Satu pasien dengan satu nomor dan hanya mempunyai satu KIUP
b.
e.
Kekurangan :
Pada instansi yang masih manual apabila terjadi penggandaan nomor pada satu
pasien membutuhkan waktu cukup lama untuk mencari rekam medisnya.
3.
Istilah yang biasa digunakan adalah Serial Unit Numbring Systemsistem nomor ini
merupakan sistematis antara sistem seri dan sistem unit. Setiap pasien yang
berkunjung kerumah sakit diberikan satu nomor baru, tetapi rekam medisnya
terdahulu digabungkan dan disimpan dibawah nomor yang paling baru.
Dengan cara ini terciptalah satu unit rekam medis. Apabila satu rekam medis lama
diambil dan dipindahkan tempatnya ke nomor yang baru,ditempat yang lama
tersebut harus diberi tanda petunjuk (out guide) yang menunjukan kemana rekam
medis tersebut telah dipindahkan. Tanda petunjuk tersebut diletakan menggantikan
tempat rekam medis yang lama. Hal ini sangat membantu ketertiban sistem
penyimpanan rekam medis.
Sistem pemberian nomor dianjurkan memilih salah satu sistem yang umum dipakai
yaitu Sistem Penomoran Unit (Unit Numbring System
F.
Sistem Penyimpanan
1.
Sentralisasi
Sentralisasi ini diartikan menyimpan rekam medis seorang pasien dalam satu
kesatuan baik catatan kunjungan poliklinik maupun catatan selama seorang pasien
dirawat.
Kebaikannya :
a.
Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan
rekam medis.
b.
c.
Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah di
standarisasikan.
d.
e.
Kekurangannya :
a.
Petugas menjadi lebih sibuk, karena harus menangani unit rawat jalan dan
unit rawat inap.
b.
2.
Kekurangannya :
a.
b.
Secara teori cara disentralisasi lebih baik dari pada desentralisasi, tetapi pada
pelaksaannya tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing rumah sakit. Halhal yang mempengaruhi yang berkaitan dengan situasi dan kondisi tersebut antara
lain :
a. Karena terbatasnya tenaga yang terampil, khususnya yang menangani
pengelolaan rekam medis.
b. Kemampuan dana rumah sakit terutama rumah sakit yang dikelola oleh
pemerintah daerah.
Sistem penyimpanan menurut nomor yang sering dipraktekkan yaitu :
1.
2.
3.
1.
Keuntungan :
a.
Mudah melatih petugas-petugas yang harus melaksanakan pekerjaan
penyimpanan tersebut
b.
Memudahkan di dalam pengambilan kembali rekam medis untuk keperluan
riset dan memilih rekam medis in-aktif
Kelemahan :
a.
Pada saat penyimpanan rekam medis, petugas harus memperhatikan
seluruh angka dari nomor rekam medis, sehingga mudah terjadi salah penyimpanan
b.
Makin besar angka yang diperhatikan makin besar kemungkinan membuat
kesalahan, hal yang menyebabkan kesalahan tersebut adalah tertukarnya urutan
nomor, misalnya rekam medis nomor 547623 tersimpan pada tempat penyimpanan
nomor 547723.
c.
Hambatan yang lebih serius dalam sistem ini adalah terjadinya pekerjaan
paling sibuk terkonsentrasi pada rak penyimpanan untuk nomor besar, yaitu rekam
medis dengan nomor terbaru.
d.
Beberapa orang petugas penyimpanan yang bekerja bersamaan
kemungkinan akan saling menghalangi (berhimpitan) satu sama lainnya secara
tidak sengaja.
e.
Pengawasan kerapian sangat sukar dilakukan, karna tidak memungkinkan
memberikan tugas bagi seorang staf untuk bertanggung jawab pada rak-rak
penyimpanan tertentu.
2.
Penyimpanan dengan sistem akhir lazim disebut terminal digitfilliing system. Disini
di gunakan nomor-nomor dengan 6 angka, yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok
masing-masing terdiri dari 2 angka. Angka pertama adalah kelompok 2 angka yang
terletak paling kanan, angka kedua adalah angka yang ditengah dan angka ketiga
adalah kelompok 2 angka yang terletak paling kiri.
00
79
Angka ketiga
(Tertiary digits)
83
Angka kedua
(Secondary digits)
Angka pertama
(Primary digiits)
Dalam penyimpanan dengan sistem akhir adalah kelompok angka pertama yaitu 00
sampai 99
Contoh :
20-52-02
21-52-02
22-52-02
23-52-02
98-05-17
99-05-17
00-06-17
01-06-17
98-99-28
99-99-28
00-00-29
01-00-29
Sistem penyimpanan angka akhir lebih dianjurkan untuk dipilih karna umum
dipakai, lebih mudah, efisien, dan efektif.
Keuntungan
3.
Istilah yang dipakai adalah penyimpanan dengan sistem angka tengah (Midle Digit
Filling System). Disini penyimpanan rekam medis diurut dengan pasangan angkaangka, sama halnya dengan sistem angka akhir. Namun angka pertama, angka
kedua, angka ketiga, berbeda letaknya dengan sistem angka akhir. Dalam hal ini
angka yang terletak ditengah- tengah menjadi angka pertama, pasangan angka
yang terletak paling kiri menjadi angka kedua dan pasangan angka paling kanan
menjadi angka ketiga.
Lihatlah contoh dibawah ini
14-69-96
99-78-96
14-69-97
14-69-98
99-78-96
14-69-99
99-78-96
15-69-00
99-78-96
15-69-01
99-78-96
99-78-96
Pada contoh ini melihat bahwa kelompok 100 buah rekam medis (14-69-00 sampai
dengan 14-69-99) berada dalam urutan langsung.
Keuntungan :
a.
b. Penggantian dari sistem nomor langsung ke sistem angka tengah lebih mudah
dari pada penggantian sistem nomor langsung ke sistem angka akhir
c. Kelompok 100 buah rekam medis yang nomornya berurutan,pada sistem nomor
langsung adalah sama persis dengan kelompok 100 buah rekam medis untuk
sistem angka tengah
d. Dalam sistem angka tengah penyebaran nomor-nomor lebih merata dalam rak
penyimpanan jika dibandingkan dengan sistem nomor langsung tetapi tidak
menyamai sistem angka akhir
e. Petugas-petugas penyimpanan dapat dibagi untuk bertugas pada section
penyimpanan tertentu dengan demikian kekeliruan penyimpanan dapat dicegah.
Kekurangan :
a.
b. Terjadi rak-rak lowongan pada beberapa section apabila rekam medis dialihkan
ketempat penyimpanan tidak aktif
c. Sistem angka tengah tidak dapat dipergunakan dengan baik untuk nomornomor yang lebih dari angka.
BAB III
HASIL PRAKTEK LAPANGAN
Kepemilikan
Satuan kerja perangkat daerah Rumah Sakit Umum Daerah Selasih Kabupaten
Pelalawan terletak di jalan Rumah Sakit Satuan Pemukiman VI di Pangkalan Kerinci
Kabupaten Pelalawan Propinsi riau.
3.
1)
2)
Poliklinik Umum
3)
4)
Poliklinik Anak
5)
6)
Poliklinik Mata
7)
8)
Poliklinik Syaraf
9)
10)Poliklinik TB.DOTS
b.
1)
2)
3)
c.
1)
Instalasi Laboratorium
2)
Instalasi Radiologi
3)
4)
5)
Instalasi Gizi/Dapur
6)
7)
Instalasi CSSD
d.
1)
2)
3)
Ruang Fisioterapi
5.
Bedasarkan rencana strategis RSUD selasih tahun 2006-2010 telah ditetapkan visi
dan misi yaitu :
a.
Visi
Menjadikan RSUD selasih sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan yang unggul,
terpercaya dan terbilang thun 2020
.
b. Misi
1)
2)
Memberikan pelayanan kesehatan dasar secara prima, bermutu dan
propesional.
3)
Memberikan pelayanan asuhan keperawata secara merata,menyeluruh dan
berkeadilan .
4)
Melengkapi sarana dan prasarana penunjang medis yang berkualitas dan
bermanfaat secara optimal.
c.
Motto
Tugas
a.
Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi,
terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya
rujukan.
b.
7.
Fungsi
a.
Pelayanan medis
b.
c.
d.
e.
f.
Satu masalah lagi yaitu seringnya keterlambatan pengembalian file dari poliklinik
atau bagian TPRS sehingga sewaktu file dibutuhkan tidak dapat ditemukan dibagian
penyimpanan.Dan ini sangat menurunkan kualitas pelayanan yang diberikan.
C. Sistem Penamaan
Penulisan nama di RSUD selasih yaitu
1.
Bayi (belum diberi nama menggunakan nama ibunya dan diikuti dengan
singkatan By
Contoh
diindeks
2.
Sudah mempunyai nama maka ditulis nama bayi dan diikuti dengan singkatan
An
Contoh
Diindeks
: Taufik Hidayat, An
3.
Anak-anak
Diindeks
: Putra Stiawan, An
Susanti, An
4.
Laki-laki
: Toni Kurniawan
Rahmad Basri
Diindeks
: Toni Kurniawan, Tn
Rahmad Basri, Tn
5.
a.
Perempuan
Belum menikah
: Ratu Velisa
Dealova
Diindeks
: Ratu Velisa, Nn
Dealova, Nn
b.
Sudah menikah
Diindeks
: Ratna wati, Ny
Puspa, Ny
D. Sistem Penomoran
Sistem penomoran yang digunakan di RSUD selasih yaitu sistem penomoran secara
unit Unit Numbring System , yaitu setiap pasien datang hanya mendapat satu
nomor rekam medis untuk setiap kali kunjungan berobatnya.
E. Sistem Penyimpanan
Sistem penyimpanan berkas rekam medis yang digunakan yaitu sentralisasi yaitu
menggabungkan berkas rekam medis rawat jalan dan rawat inap
digabungkan.Penyimpanan menggunakan 4 rak terbuka.
Sistem penjajaran yang digunakan adalah sistem angka akhir atau terminal digits
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Sistem Penamaan
Sistem penamaan yang digunakan di RSUD Selasih belum sesuai dengan tinjauan
pustaka, karena tidak dibalik.
Contoh :
Gayus Tambunan tetap di tulis Gayus Tambunan
Seharusnya ditulis Tambunan, Gayus,Tn
Pasien yang mempunyai gelar di tulis Nur Atika, MM
Seharusnya Atika, Nur (MM),Ny
Di sini sistem penamaan pasien hanya ditambah dengan Tn, Ny, Nn, An dan By
diakhir nama nya.
gambar 01.sistem penamaan yang tidak sesuai dengn buku panduan rekam medis
revisi 2,thun 2006.
B.
Sistem Penomoran
Sistem penomoran dirumah sakit ini adalah sistem penomoran secara unit, yaitu
setiap pasien hanya diberikan satu nomor Rekam Medis saja akan tetapi dirumah
sakit ini masih terjadi penggandaan nomor Rekam Medis karna kurangnya ketelitian
petugas rekam medis di bagian pendaftaran serta belum diterapkannya
sistem komputerisasi yang bergunakan sebagai pengganti KIUP, sehingga data
pasien banyak yang belum dinput dan kesusahan dalam mencari file rekam
medisnya.
Gambar 02.a pengandaan nomor rekam medis yang masih di temukan di rak
penyimpanan
C.
Sistem Penyimpanan
BAB V
PENUTUP
A.
1.
Kesimpulan
Sistem penamaan
Sistem penamaan yang di gunakan di rumah sakit RSUD selasih pangkalan kerinci
tidak sesuai dengan pedoman pengolaan rekam medis revisi 1dan revisi 2
2.
Sistem penomoran
Sistem penomoran yang digunakan di rumah sakit RSUD selasih pangkalan kerinci
suadah berjalan sesui dengan pedoman pengolaan rekam medis revisi 1 dan revesi
2.
3.
Sistem penyimpanan
SARAN
1.
Untuk menghindari terjadinya penggandaaan nomor sebaiknya tempat
pendaftaran di buat menjadi dua jalur, jalur yang pertama di gunakan untuk pasien
lama yang pernah berubat di RSUD slasih pangkalan kerinci dan jalur yang kedua di
gunakan untuk pasien baru yang belum pernah berobat di rumah sakit RSUD selasih
pangkalan kerinci.
2.
Pada saat pengisian naman sebaikya menggunakan atau mengacu kepada
buku pedoman revisi terbaru yang telah di anjurkan sehingga sistem penamaan
seuai dengan prosedur yang berlaku.
3.
Keaamanan pada tempat penyimpanan berkas rekam medis sebaiknya lebih d
perhatikan dan di tingkatkan , bukan kah berkas rekam medis milik pasien ini
sangat RAHASIA
4.
Untuk pencahayaan di ruang rekam medis lebih merata dan di perhatikan.
Sehingga memudahkan pengambilan dan penyimpanan kembali berkas rekam
medis .
5.
Pengembalian kembali berks rekam medis dari poliklinik dan istalasi gawat
darurat serta rawat inap harus sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan
sehingga ada saat pasien kembali berobat status pasien tersebut telah berada di
dalam rak penyimpanan.
6.
Pengisian pada buku kembali lebih di teliti kan lagi, sehingga tidak terjadi
kesalah pahaman antara petugas di pendaftaran dan petugas di tempa
penyimpanan
7.
Sebaiknya ruang penyimpanan berkas rekam medis inaktif di buat secara
terpisah denagn ruangan penyimpanan berkas rekam medis yang aktif.
DAFTAR PUSTAKA