TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
Akbar (2012) mengatakan bahwa puskesmas adalah penanggung jawab
penyelenggara upaya kesehatan untuk tingkat pertama, dan sebagai suatu
organisasi fungsional yang memberikan pelayanan secara menyeluruh serta
terpadu terhadap masyarakat di wilayah kerja puskesmas dalam bentuk kegiatan
pokok. Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang berada di puskesmas yang
bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan dan memiliki misi sebagai pusat
pengembangan pelayanan kesehatan. Puskesmas juga melaksanakan pembinaan
dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di
suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam
menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan
(Ridho, 2008 dalam Sanah, 2017).
31 09 13
Dalam penyimpanan dengan sistem angka akhir ada 100 kelompok angka
pertama yaitu 00 sampai dengan 99 pada saat melaksanakan penyimpanan,
langkah awal petugas harus melihat angka yang pertama, pada kelompok angka
pertama berkas rekam medis disesuaikan dengan urutan letak angka yang kedua,
kemudian rekam medis disimpan di dalam urutan sesuai dengan kelompok angka
ketiga. Contoh :
16
31-09-13
32-09-13
33-09-14
a. Petugas mudah dalam pengambilan 100 berkas secara langsung dan nomor
berurutan.
b. Untuk pergantian sistem nomor langsung ke sistem nomor tengah
dibandingkan pergantian ke sistem nomor angka akhir.
c. Penyebaran nomor-nomor lebih merata jika dibandingkan dengan sistem
nomor langsung.
d. Kekeliruan dapat dicegah sehingga petugas dapat dibagi pada section
penyimpanan tertentu.
Sistem nomor tengah memiliki kekurangan sebagai berikut:
a. Petugas membutuhkan pelatihan yang lebih lama.
b. Bila rekam medis inaktif dipindahkan maka akan terjadi rak kosong pada
beberapa section (Budi, 2010 dalam Wardiyana, 2015).
2.9 Missfile
Hilang atau salah letak berkas rekam medis yang sering disebut missfile,
berkas diletakkan diruang penyimpanan (filing) berkas rekam medis. Dikatakan
hilang atau salah letak (missfile) apabila berkas rekam medis dibutuhkan tetapi
tidak ada didalam rak penyimpanan. Kemungkinan terjadi karena kelalaian
petugas ketika akan mengeluarkan beraks rekam medis dari rak penyimpanan
petugas tidak mencatat di buku ekspedisi siapa yang meminjam. Sebelum mencari
berkas rekam medis yang hilang, petugas harus terlebih dahulu melihat pada buku
ekspedisi, apakah berkas yang dibutuhkan sudah kembali atau tidak (Hawkins
dalam Kurniawan 2016) .
Untuk mencari berkas rekam medis yang hilang atau salah letak, yaitu meliputi:
a. Kita ambil contoh dengan nomor 12-45-67 yang berurutan sesuai dengan
sistem penjajaran TDF, maka akan dibaca sebagai berikut:
Angka pertama 67
Angka kedua 45
Angka ketiga 12
Ketika diurutkaan seperti diatas, sesuai dengan penggolongan angka, maka
diatas seharusnya dibaca 67-45-12.
18
b. Dalam pencarian nomor yang hilng atu slah letak, bisa dilihat pada tahap angka
pertama, pada rak yang bernomor (67/45) kemungkinan berkas rekam medis
yang hilang atau salah letak berada disekiar rak tersebut.
c. Mencari disekiar tempat rak berkas rekam medis yang biasanya disimpan.
d. Kemudian mencari nomor-nomor yang berdekatan dengan nomor berkas
rekam medis yng hilang, mencari dari angka pertama, misal pada rak
penyimpanan 66/45 dan 68/45.
e. Kemudian memeriksa angka semua angka pertama 60/45 61/45 62/45 63/45
64/45 65//45 70/45.
f. Kemudian memeriksa angka yang ke dua yang berakhiran 5 di dalam rak
penyimpanan berkas rekam medis 67 yaitu 67/05 67/15 67/25 67/35
67/5567/65 67/75 67/85 67/95.
kerja petugas juga dapat menjadi penyebab terjadinya missfile berkas rekam medis
(Laxmi, 2014)
b. Money
Dana adalah salah satu hal yang paling berperan untuk mencapai
pelaksanaan suatu sistem di Puskesmas agar terciptanya pelayanan yang baik dan
cepat sesuai dengan yang diharapkan pasien. Apabila dana tidak memenuhi dalam
pengadaan pendukung maka tingkat terjadinya missfile semakin tinggi. Begitu
pula sebaliknya. Pendanaan atau uang merupakan suatu hal yang sangat penting
bagi kehidupan begitupula bagi suatu instansi kesehatan (Sukirno, 1981). Dana
yaitu mendukung jalanya suatu program merupakan suatu penggerak manusia
untuk melaksanakan pekerjaanya dan mendapatkan sebuah imbalan atau upah
sebuah uang.
c. Material
Bahan adalah suatu bahan setengah jadi yang digunakan untuk menunjang
dalam pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan yang di butuhkan puskesmas atau
di rumah sakit. Material atau bahan baku yang digunakan untuk menunjang suatu
kegiatan. Bahan yang digunakan untuk pembuatan rak berkas yaitu kayu atau besi
yang biasa di beli di toko-toko dan yang berkualitas bagus seperti kayu yang tidak
dimakan rayap dan besi yang tidak berkarat, besi yang paling bagus untuk
pembuatan rak berkas rekam medis yaitu yang berbahan staenlees (anti karat).
Rak rekam medis sangat penting upaya untuk mewadahi berkas rekam medis agar
terlindungi dari bahaya pencurian, bahaya kerusakan fisik dan biologi.
d. Method
Metode merupakan suatu petunjuk atau pedoman untuk tata cara bekerja
untuk memperlancar jalan pekerjaan. Metode merupakan prosedur, cara kerja
yang di tetapkan oleh suatu Rumah Sakit atau Puskesmas. Metode atau cara kerja
adalah jalan atau petunjuk yang dipakai dalam melaksanakan suatu pekerjaan
dengan mempertimbangkan kepada sasaran yang dituju, fasilitas-fasilitas yang
tersedia, penggunaan waktu serta penggunaan biaya (Kurniawan, 2016). Metode
yang telah dibuat sebaik mungkin, apabila pengguna tidak mengetahui atau tidak
tahu alur menggunakan maka hasil yang didapat tidak akan baik atau kurang
20
maksimal. Prosedur kerja dalam pelayanan kesehatan ada dua macam diantaranya
adalah berupa SOP (standard operating procedure), SPM (standart pelayanan
minimal), prosedur tindakan medis.
e. Machine
Machine adalah alat yang diperlukan untuk proses pekerjaan. Dalam
kegiatan rekam medis yaitu machine sangat diperlukan untuk mendukung
pekerjaan agar lebih mudah dalam proses pelayanan kesehatan yaitu peralatan
untuk pelayanan. Machine dalam rekam medis yang terdapat di ruang filing
berupa tracer dan dibagian pendaftaran yaitu buku ekspedisi. Fungsi dari tracer
berkas rekam medis yaitu berfungsi untuk pengawasan berkas rekam medis yang
keluar dari rak filing, tracer ini diisi setiap berkas rekam medis akan dipinjam dan
tracer diselipkan ditempat berkas rekam medis yang telah dipinjam dan tracer
akan diambil apabila berkas rekam medis telah dikembalikan. Fungsi buku
ekspedisi untuk mencatat serah terima berkas rekam medis yang telah dipinjam
dan dikembalikan kebagian filing agar keamananya tetep terjaga. kesehatan
diantaranya peralatan laboratarium, peralatan pemeriksaan kesehaan, tempat tidur
opnam, peralatan operasi dan alat bedah.
f. Media
Media yaitu bisa dilihat dari aspek tempat kerja, waktu, lingkungan yang
kurang mendukung, seperti tempat yang kotor ( tempat kurang bersih ), tempat
yang kurang terang, ventilasi dan peredaran udara buruk, faktor kebisingan suara
serta faktor lantai yang licin atau bergelombang. Media sangat mempengaruhi
aktivitas seseorang untuk bekerja. Media yang tidak mendukung petugas akan
merasa bosan dalam melaksanakan pekerjaan.
g. Motivation
Motivation adalah suatu faktor pendorong seseorang untuk melakukan suatu
aktivitas atau kegiatan tertentu karena timbulnya suatu ide yang berkaitan dengan
maksud dan tujuan yang ingin di raih. Motivasi adalah sesuatu yang pokok yang
menjadi dorongan seseorang untuk bekerja. Hal yang perlu dilakukan oleh
seorang pemimpin adalah memberi kesadaran diri pada anggota atau karyawan
21
2.11.2 Tracer
Menurut International Federation Health Organization (IFROH),
traceradalah Petunjuk rekam medis yang keluar dari rak peyimpanan, berkas
rekam medis yang keluar dari rak penyimpanan akan diganti dengan slip, ketika
berkas rekam medis kembali ketempat penyimpanan maka slip tersebut akan
dihapus dari slip peminjaman pada catatan. Petunjuk keluar ini meningkatkan
efisiensi dan keakuratan dalam peminjaman dengan menunjukan dimana berkas
rekam medis untuk disimpan saat kembali. Tracer ini biasanya terbuat dari kertas
karton dan formika yang berwarna ukuranya 10 x 20 cm. Setiap rekam medis
yang keluar dari tempat penyimpanan, harus dipasang lebar out guide atau tracer
sebagai alat pengganti rekam medis yang keluar (DPP PORMIKI, 2010).
pohon masalah dilakukan dengan membentuk pola pikir yang lebih terstruktur
mengenai komponen sebab akibat yang berkaitan dengan masalah yang telah
diprioritaskan. Metode ini dapat diterapkan apabila sudah dilakukan identifikasi
dan penentuan prioritas masalah (Azizah dkk, 2014).
Pohon masalah memiliki tiga bagian, yakni batang, akar, dan cabang.
Batang pohon menggambarkan masalah utama, akar merupakan penyebab
masalah inti, sedangkan cabang pohon mewakili dampak. Penggunaan pohon
masalah ini berkaitan dengan perencanaan proyek. Komponen sebab akibat dalam
pohon masalah akan mempengaruhi desain intervensi yang mungkin dilakukan.
Berdasarkan dari pengertian di atas, terdapat poin-poin yang sangat penting
mengenai analisis pohon masalah (Asmoko, 2006).
a. Analisis pohon masalah merupakan suatu alat, teknik atau pendekatan untuk
mengidentifikasi atau menganalisis suatu masalah.
b. Analisis pohon masalah menggambarkan rangkaian hubungan sebab akibat dari
beberapa faktor yang berkaitan.
c. Alat atau teknik analisis pohon masalah umumnya digunakan pada saat tap
pencarian.
d. Menggambarkan secara grafik atau perkembangan hirarkis, seperti silsilah atau
skema klasifikasi.
Model kedua, pohon masalah dibuat dengan cara menempatkan masalah yang
paling utama pada titik tengah pada gambar. Kemudian, penyebab adanya
permasalahan tersebut ditempatkan di bagian bawahnya (alur ke atas). Gambar
penyususan pohon masalah model ke dua seperti pada gambar 2.2 berikut ini: