PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripuma
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna
dengan mengutamakan upa ya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilakukan secara
serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan
rujukan (Siregar dan Amalia, 2004). Rekam medis memiliki peran yang sangat penting
dalam mewujudkan pelaksanaan upaya kesehatan secara berdaya guna karena rekam
medis memiliki peran yaitu sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
pasien.
Dirjen Pelayanan Medis (2006) menyatakan bahwa rekam medis adalah keterangan
baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik
laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang di berikan kepada
pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan
pelayanan gawat darurat.
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekadar
kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem
penyelenggaraan mulai dari pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan medis,
dilanjutkan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan, penyimpanan serta
pengeluaran berkas rekam medis dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan
peminjaman oleh pasien atau untuk keperluan lainnya.
Penyimpanan berkas rekam medis manual umumnya berupa map-map yang berisi
kertas-kertas yang mencatat data kesehatan pasien yang kemudian map-map tersebut
disimpan dalam beberapa rak. Penyimpanan seperti ini tentu membutuhkan tempat yang
cukup luas dan membutuhkan waktu untuk melakukan pencarian apabila berkas rekam
medis diperlukan. Maka dari itu penyelenggaraan rekam medis elektronik dapat menjadi
solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut, seiring denga perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) yang melanda dunia telah berpengaruh besar bagi
perubahan pada semua bidang, termasuk bidang kesehatan.
Hal ini sesuai dengan program yang direncanakan oleh pemerintah seperti tertuang
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 yaitu
"Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan
semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health
Care) dan peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan
pemanfaatan teknologi". Salah satu bentuk penguatan dalam RPJMN sendiri yaitu
pemanfaatan inovasi dan teknologi yang didalamnya mencakup digitalisası rekam medis
online
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah berkembang begitu pesat di
berbagai sektor, termasuk di sektor kesehatan. Salah satu pengaplikasiannya adalah
rekam medis terkomputerisasi atau rekam medis elektronik. Kegiatannya mencakup
komputerisasi isi rekam kesehatan dan proses yang berhubungan dengannya, SSSH
Rekam medis elektronik merupakan catatan rekam medis seumur hidup pasien
dalam format elektronik tentang informasi kesehatan seseorang yang dituliskan oleh
petugas kesehatan secara terpadu dalam tiap kali pertemuan antara petugas kesehatan
dengan pasien. Rekam medis elektronik bisa diakses dengan komputer dari suatu jaringan
dengan tujuan utama menyediakan atau meningkatkan perawatan serta pelayanan
kesehatan yang efesien dan terpadu (Potter & Perry, 2009).
Ada beberapa alasan yang menjadi dasar penerapan rekam medis elektronik di
rumah sakit, yang pertama adalah untuk meringankan 45 pekerjaan petugas rekam medis
dalam hal pencarian berkas rekam medis yang memerlukan waktu yang cukup lama, yang
kedua adalah jumlah kunjungan pasien rawat jalan di rumah sakit yang cukup banyak.
Dari uraian kasus diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian "Tinjauan
Peralihan Rekam Medis Manual
Penggunaan rekam medis elektronik pada pelayanan rawat jalan direkomendasikan
sebagai metode untuk mengurangi kesalahan, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,
serta mengurangi pembiayaan (Goodman, 2005). Dengan direkomendasikannya penggunaan
rekam medis elektronik, banyak penyelenggara pelayanan kesehatan mengimplementasikan
rekam medis elektronik sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan,
meningkatkan kepuasan pasien, dan mengurangi medical errors (Schenarts & Schenarts,
2012).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang muncul pada studi literatur
ini adalah: Bagaimana proses peralihan dan beban kerja rekam medis manual ke rekam
medis elektronik di instalasi rawat jalan.
C.Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Mengetahui proses peralihan rekam medis manual ke rekam medis elektronik di
instalasi rawat jalan rumah sakit.
2.Tujuan Khusus
a.Mengetahui faktor-faktor dilakukannya peralihan rekam medis manual ke rekam medis
elektronik (RME) di instalasi rawat jalan rumah sakit.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Rumah Sakit
Sedangkan plagertian rumah sakit menurut Peraturan SKesehatan Republik Indonesia tentang
Persyaratan No. Kesehatan Menteri 1204/Menkes/SK/X/2004 Lingkungan Rumah Sakit,
dinyatakan bahwa :
"Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit
maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan
terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan".
Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik simpulan bahwa rumah sakit melakukan
beberapa jenis pelayanan diantaranya pelayanan medis, pelayanan penunjang medis,
pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan, sebagai
tempat pendidikan dan atau pelatihan medis dan paramedis, sebagai tempat penelitian dan
peningkatan kesehatan, sebagai tempat pendidikan dan atau pelatihan medis dan paramedis,
sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta
untuk menghindari risiko dan gangguan kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga
perlu adanya penyelenggaan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan
kesehatan.
b) Fungsi Pendidikan Critical right (Penggunaan yang tepat meliputi: tepat obat, tepat dosis,
tepat cara pemberian, dan tepat diagnosa).
c) Fungsi Penelitian
Pengetahuan medis mengenai penyakit dan perbaikan pelayanan rumah sakit (Depkes RI).
.Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal (observasi)
2. Rekam Medis
Rekam medis memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan pelaksanaa upaya
kesehatan secara berdaya guna karena rekam medis memiliki peran yaitu sebagai dasar
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
Dirjen Pelayanan Medis (2006) menyatakan bahwa rekam medis adalah keterangan baik
yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik laboratorium,
diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang di berikan kepada pasien, dan
pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat.
Menurut Hanafiah dan Amir (2017), Rekam Medis kumpulan keterangan tentang identitas,
hasil anammesia pemeriksaan, dan catatan segala kegiatan para pelayan kesehatan atas pasien
dari waktu ke waktu.
Sedangkan menurut IDI (2005), Rekam Medis adalah rekaman dalam bentuk tulisan atau
gambaran aktivitas pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan medik atau kesehatan
kepada seorang pasien.
1) Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka
upaya peningkatan pelayanan kesahatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem
pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, tidak akan tercipta tertib administrasi rumah
sakit sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu
faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Menurut Gibony (1991), ada 6 (enam) tujuan rekam medis diantaranya vaitu:
a) Administrasi
Suatu berkas rekam medis memiliki nilai administrasi karena isinya menyangkut tindakan
berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan
b) Hukum
Suatu herkas rekam medis memiliki nilai hokum karena isinya menyangkut masalah
adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan
hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan
c) Keuangan
Suatu berkas rekam medis memiliki nilai uang karena isinya menyangkut data dan
informasi yang dapat digunakan dalam menghitung pengobatan tindakan dan perawatan.
Biaya
d) Penelitian
Suatu berkas rekam medis memiliki nilai penelitian, karena isinya menyangkut data
informasi yang bisa dipergunakan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
di bidang kesehatan.
e) Pendidikan
Suatu berkas rekam medis memiliki nilai pendi karena isinya menyangkut data informasi
mengenai perkembangan/kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan
kepada pasien. Informasitersebut bisa dipergunakan sebagai bahan referensi pengajaran
di bidang profesi kesehatan.
e) Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis memiliki nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber
ingatan yang harus didokumentasikan dan digunakan sebagai bahan pertanggungjawaban
1) Kelebihan
a) Dapat meminimalkan human error, karena rekam medis elektronik dapat menghasilkan
peringatan dan kewaspadaan klinik
b) Rekam medis elektronik dapat melakukan pengambilan data secara otomatis
c) Dengan rekam medis elektronik data rutin dapat langsung diperoleh dari basis data
rekam medis.
d) Ketepatan waktu dalam pengambilan keputusan medis, sehingga mutu pelayanan atau
asuhan akan semakin baik.
e) Kemudahan penyajian data sehingga penyampaian informasi akan lebih efektif
f) Pembentukan database yang memungkinkan penelitian, simulasi dan pendidikan tenaga
medis maupun paramedic berdasarkan data yang nyata
g) Efisiensi pemanfaatan sumber daya dan biaya dengan sistem penyediaan bahan
(inventory) yang dapat menekan biaya penyimpanan, pemesanan barang maupun biaya
stockout,manajemen utilisasi menyangkut tindakan atau prosedur yang tidak perlu, dan
lain-lain (Sabarguna, 2005).
2) Kekurangan
a) Membutuhkan investasi awal yang lebih besar daripada rekam medis kertas untuk
pengadaan perangkat keras, lunak, dan biaya penunjang.
b) Mempelajari sistem dan merancang ulang alur kerja memerlukan waktu yang lama.
c) Konversi Rekam medis kertas ke rekam medis elektronik memerlukan waktu, sumber
daya, tekad dan kepemimpinan
d) Risiko kegagalan pada sistem komputer
e) Masalah dalam pemasukan data oleh petugas kesehatan (Thede, 2008; Moody, 2004).
4. Unsur Manajemen 5M
Menurut Harrington Emerson dalam Phiffner John. F dan Presthus Robert V (1960),
manajemen mempunyai 5 unsur, yaitu
a. Man (Manusia)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang
membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa
ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.
Yang diaksud Man dalam hal ini adalah petugas yang berkaitan langsung dengan proses
peralihan rekam medis.
b. Machines (Mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa
kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi
kerja. Dalam hal ini mesin berarti fasilitas alat penunjang kegiatan pelayanan kesehatan
baik operasional maupun nonoperasional.
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar
dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang
beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan
berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga
kesehatan, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai
dari suatu pelayanan kesehatan. Dalam hal ini uang merujuk pade modal untuk
pembiayaan seluruh kegiatan peralihan rekam med manual ke elektronik
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang
baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai
penetapan cara pelaksanaan ke suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-
pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu,
serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang
yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya
tidak akan memuaskan. Dengan demikian, manajemen tetap manusianya sendiri. peranan
utama dalam
e. Materials (Bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi dan bahan jadi. Untuk mencapai hasil yang lebih
baik, selain manusia yang ahli dalam bidangny harus dapat menggunakan bahan materi-
materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa
materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki
Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu dengan
konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian. Dari
uraian diatas, peneliti membuat kerangka konsep sebagai berikut
Keterangan :
DAFTAR FUSTAKA
Depkes RI. (2008). Permenkes RI 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis.
Dwi, J. (2016). Tinjauan Penerapan Sistem Rekam Medis Elktronik Rawat Jalan di Rumah Sakit Pelabuhan
Jakarta.
Green, M. A., & Bowie, M. J. (n.d.). Principles and Practices. In Health Information Management (pp.
109–110).
Pemerintah Indonesia. (2009a). UndangUndangRepublik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit