Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era

globalisasi sekarang ini, menyebabkan keberadaan data dan informasi berperan

sangat penting. Demikian pula halnya dalam bidang pelayanan kesehatan agar

pengelolaan program pelayanan kesehatan dapat berjalan lancar dan baik

diperlukan data yang akurat, terpercaya, teratur, berkesinambungan dan tepat

waktu, karena dengan tersedianya data yang baik akan dihasilkan informasi yang

baik pula. (Rasdi, 2010)

Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan

derajat kesehatan. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan tergantung dari

berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan salah satunya adalah

rumah sakit. (Muharram, 2009)

Rumah Sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang

merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam

mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Setiap Rumah Sakit mempunyai

kewajiban menyelenggarakan Rekam Medis dan wajib melakukan pencatatan dan

pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. (UU RI NO 44 TAHUN 2009

Tentang Rumah Sakit)

1
2

Berdasarkan Permenkes Nomor 269/Menkes/III/2008 rekam medis adalah

berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan,tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Rekam medis memiliki peran dan fungsi yang sangat penting yaitu sebagai dasar

pemeliharaan dan pengobatan pasien, bahan pembuktian pada perkara hukum,

dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan, sebagai bahan untuk menyiapkan

statistik kesehatan, dan bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan. (Indar,

2005)

Sejalan dengan semakin majunya teknologi informasi dan komunikasi juga

membawa pengaruh terhadap perubahan rekam medis yang berbasis kertas dan

elektronik. Meskipun perkembangan teknologi informasi ini membawa pengaruh

pada perluasan tujuan, pengguna dan fungsi rekam medis, namun rekam medis

tetap sebagai pusat penyimpanan data dan informasi pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada pasien. Untuk itu kualitas data tetap menjadi andalan yang harus

ditegakkan sesuai dengan kriteria yang mempersyaratinya. Demikian pula dalam

merencanakan masa depan rekam medis, baik yang masih menggunakan konsep

kertas maupun elektronik tetap harus menjaga privasi, kerahasiaan, keamanan,

dan keselamatan berkas rekam medis. (Hatta, 2008)

Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak,

pemalsuan, dan/atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak

terhadap rekam medis. Untuk itu, diperlukan suatu pengendalian yang baik dalam
3

fungsi penyimpanan berkas rekam medis. (Permenkes Nomor

269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis Bab V Pasal 14)

Pengendalian yang dimaksud adalah suatu kegiatan pengontrolan berkas

rekam medis dengan menggunakan suatu alat bantu agar berkas rekam medis

dapat diketahui keberadaannya karena berkas rekam medis yang sudah tersimpan

baik di unit rekam medis suatu saat akan diperlukan oleh berbagai pihak untuk

kepentingan tertentu. (Shofari, 1998)

Peminjaman yang sifatnya rutin terhadap berkas rekam medis oleh dokter

atau perawat dikarenakan pasien yang memiliki berkas tersebut memerlukan atau

sedang mendapatkan perawatan di unit pelayanan maupun peminjaman yang

sifatnya tidak rutin seperti peminjaman oleh tenaga kesehatan atau dokter untuk

keperluan penelitian, makalah, atau sejenisnya. (Suharianto, 2011)

Dalam hal ini berkas rekam medis dapat dipinjamkan kepada pihak yang

memerlukan. Adapun ketentuan peminjaman yaitu: tiap berkas rekam medis yang

keluar dari rak penyimpanan harus segera diganti dengan tracer, segera ditulis

pada bon pinjam pengganti berkas rekam medis kemudian dicatat pada buku

ekspedisi. Berkas rekam medis harus kembali tepat waktu, berkas rekam medis

tidak boleh dibawa keluar Rumah Sakit, bagi mahasiswa kedokteran harus ada

surat pengantar dari ruangan dan adanya kebijakan. (Rachmadi, 2012)

Selain itu, prosedur peminjaman harus didukung oleh alat bantu

peminjaman.Yaitu suatu sarana yang dipergunakan untuk membantu atau

memudahkan pengambilan/peminjaman berkas rekam medis yang akan dipinjam


4

atau keluar dari rak penyimpanan. Alat bantu tersebut antara lain: bon

peminjaman (formulir peminjaman), tracer (petunjuk keluar) dan buku ekspedisi.

(Manguzev, 2012)

Dengan mempergunakan bon peminjaman, tracer (petunjuk keluar) dan

buku ekspedisi maka petugas rekam medis pada ruangan penyimpanan dapat

dengan jelas mengetahui berkas rekam medis yang di pinjam dari rak

penyimpanan dan dapat memudahkan dalam penyimpanan kembali berkas rekam

medis yang dipinjam. (Haryanti, 2005)

Berdasarkan data di bagian Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah

Syekh Yusuf Kabupaten Gowa pengendalian berkas rekam medis belum

terlaksana sebagaimana mestinya. Hal ini akan berpengaruh terhadap pelayanan

kepada pasien, berkas rekam medis tidak terkontrol, dan kemungkinan akan

hilang. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang

“Sistem Pengendalian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit

Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana sistem pengendalian berkas rekam medis pasien rawat inap di

Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui sistem pengendalian berkas rekam medis pasien

rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.
5

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui prosedur peminjaman berkas rekam medis pasien rawat

inap.

b. Untuk mengetahui penggunaaan alat bantu peminjaman berkas rekam

medis pasien rawat inap.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis.

a. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakukang Makassar

khususnya Mahasiswa program pendidikan D-III Perekam Medis dan

Informasi Kesehatan (PIKES) hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi

dan pengetahuan tambahan.

b. Bagi penulis hasil penelitian ini merupakan pengalaman yang dapat

menambah wawasan dan pengetahuan untuk dijadikan langkah dasar

penulisan lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi rumah sakit hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dan informasi dalam peningkatan mutu pelayanan.

b. Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam

pengembangan praktik dan pengelolaan rekam medis.

c. Sebagai aplikasi ilmu Perekam Medis dan Informasi Kesehatan yang

selama ini didapatkan pada bangku perkuliahan di STIKES Panakkukang

Makassar.
6

d. Mendapat gambaran berbagai masalah yang ada dan nyata di tempat

penelitian.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Kajian Umum Tentang Pengendalian

Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia bahwa pengendalian adalah

proses, cara, pengawasan, atas kemajuan dengan membandingkan hasil dan

sasaran secara teratur menyesuaikan usaha dengan hasil pengawasan. (Em Zul

Dan Ratu Aprilia Senja, 2002)

Pengendalian adalah suatu kegiatan pengontrolan berkas rekam medis

dengan menggunakan suatu alat bantu agar berkas rekam medis tersebut dapat

diketahui keberadaannya. (Shofari, 1998)

Mengingat catatan medis merupakan data yang sangat diperlukan

sebagai salah satu sarana penunjang untuk kelancaran pelayanan kesehatan

bagi masyarakat, maka diperlukan pengendalian berkas rekam medis yang

baik dan benar.

Adapun ketentuan dalam pengendalian berkas rekam medis yaitu

(Deasy, 2007):

a. Berkas rekam medis yang belum disimpan harus disortir terlebih dahulu

dan disusun rapi agar memudahkan pencarian.

7
8

b. Pengeluaran berkas rekam medis diluar jam kerja, harus tetap mengikuti

aturan seperti pada jam kerja (dicatat).

c. Setiap berkas rekam medis yang dipergunakan harus diletakkan diatas

meja, tidak disimpan di laci.

d. Petugas penyimpanan bertanggungjawab terhadap kebersihan dan

kerapihan ruang penyimpanan, rutin mengecek keberadaan masing-

masing berkas rekam medis, melihat apakah ada misfile atau berkas rekam

medis yang belum dikembalikan pada waktunya.

e. Semua berkas rekam yang diambil dari rak penyimpanan untuk keperluan

dan alasan apapun harus dapat dilacak.

f. Personil di Rumah Sakit berkewajiban mengembalikan berkas rekam

medis ke unit rekam medis dan tidak mengirimkan ke tempat lain tanpa

memberitahu bagian rekam medis.

Yang harus diperhatikan dalam pengawasan berkas rekam medis

(Siswati, 2007):

a. Tidak membawa rekam medis keluar dari sarana pelayanan kesehatan.

b. Tidak memberikan rekam medis tanpa buku ekspedisi.

c. Tidak meminjamkan rekam medis tanpa bon peminjaman.

d. Segera mengembalikan rekam medis setelah pasien pulang, keluar, atau

meninggal.
9

2. Kajian Umum Tentang Rekam Medis.

a. Definisi Rekam Medis

Menurut Permenkses RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 bahwa

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen


tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Menurut Gemala Hatta

Rekam medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan


seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit,
pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi
kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien.

Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya

sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai

suatu sistem penyelenggaraan rekam medis yaitu mulai pencatatan selama

pasien mendapatkan pelayanan medik, dilanjutkan dengan penanganan

berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta

pengeluaran berkas dari tempat penyelenggaraan penyimpanan untuk

melayani permintaan/peminjaman dari pasien atau untuk keperluan

lainnya. (Arifuddin, 2009)

1) Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah menunjang terciptanya tertib

administrasi dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan

di rumah sakit. (Dirjen Yanmed, 1997)


10

Tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang

menentukan dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan

kesehatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan yang

lain. Tanpa didukung oleh suatu sistem pengelolaan rekam medis

yang baik dan benar, maka tertib administrasi di rumah sakit maupun

pada fasilitas pelayanan kesehatan tidak akan berhasil sebagaimana

yang diharapkan.

2) Kegunaan Rekam Medis.

Dalam permenkes 269/Menkes/Per/III Tahun 2008 tentang

Rekam Medis Bab V Pasal 13 disebutkan bahwa rekam medis dapat

dipakai sebagai:

a) Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien.

b) Alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran

dan kedokteran gigi dan penegakkan etika kedokteran dan etika

kedokteran gigi.

c) Keperluan pendidikan dan penelitian.

d) Dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan dan

e) Data statistik kesehatan.


11

Sedangkan kegunaan rekam medis di lihat dari beberapa aspek

adalah sebagai berikut (Dirjen Yanmed, 1997):

a) Aspek Administrasi

Berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena

isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung

jawab sebagai tenaga medis dan paramedic dalam mencapai tujuan

pelayan kesehatan.

b) Aspek Hukum

Berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya

menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar

keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta

penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan

c) Aspek Keuangan

Berkas rekam medis mempunyai nilai uang karena mencatat

segala pemberian pelayanan kesehatan yang diterima pasien.

Informasi ini menentukan besarnya pembayaran yang harus

dibayar, baik secara tunai atau melalui asuransi.

d) Aspek Penelitan

Berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena

isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan


12

sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan

dibidang kesehatan.

e) Aspek Pendididkan

Berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena

isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan

kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada

pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan

referensi/pengajaran di bidang profesi si pemakai.

f) Aspek Dokumentasi

Berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena

isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan

dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan

rumah sakit.

g) Aspek Medis

Berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan

tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan

pengobatan/ perawatan yang harus diberikan kepada pasien.

Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut, rekam medis

mempunyai kegunaan yang sangat luas. Kegunaan rekam medis secara

umum adalah (Dirjen Yanmed, 1997):

a) Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga kesehatan


13

ahli lainnya yang ikut ambil bagian dalam memberikan pelayanan

pengobatan dan perawatan kepada pasien.

b) Sebagai alat untuk merencanakan pengobatan ataupun perawatan

yang harus diberikan kepada pasien.

c) Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan

perkembangan penyakit dan perkembangan selama berkunjung

selama dirawat di rumah sakit.

d) Sebagai bukti tertulis yang berguna untuk analisa penelitian dan

evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada

pasien.

e) Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun

dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

f) Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk

keperluan penelitian dan pendidikan.

g) Sesuai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan

medik pasien.

h) Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta

Sebagai bahan pertanggung jawaban.


14

3. Kajian Umum Tentang Prosedur Peminjaman

a. Definisi Peminjaman

Peminjaman adalah prosedur keluarnya arsip dari file karena

dipinjam baik oleh atasan sendiri, teman seunit kerja, ataupun kolega

sekerja dari unit kerja lain. (Amsyah, 2001)

Permintaan terhadap peminjam berkas rekam medis harus diajukan

ke bagian rekam medis setiap hari pada jam yang telah ditentukan dan

membuat (mengisi) kartu permintaan. Petugas harus mengisi dengan benar

dan jelas nama penderita dan nomor rekam medisnya. (Dirjen Yanmed,

1997)

Syarat-syarat peminjaman berkas rekam medis (Deasy, 2007) yaitu:

1) Identitas jelas, baik peminjam maupun pemilik berkas rekam medis.

2) Lokasi peminjaman

a) Di kantor unit rekam medis.

b) Di luar kantor unit rekam medis.

c) Di luar instalasi/di luar rumah sakit.

3) Berkas rekam medis yang digunakan harus sudah lengkap.

4) Ada bukti/alat bantu peminjaman:

a) Bon pinjam.

b) Buku registrasi peminjaman (buku ekspedisi).

c) Tracer (petunjuk keluar).


15

b. Prosedur Peminjaman

Adapun prosedur peminjaman berkas rekam medis (Sari, Dkk. 2012)

yaitu:

1) Petugas menerima permohonan peminjaman rekam medis.

2) Petugas membuat bon peminjaman dengan rangkap 3 (1 untuk

peminjam, 1 untuk tracer, 1 untuk di bagian penyimpanan).

3) Petugas mencatat identitas peminjam, keperluan, tanggal peminjaman,

tanggal harus kembali, nomor rekam medis dan nama pasien yang

akan dipinjam, dan petugas yang meminjamkan, pada bon peminjaman

dan buku registrasi peminjaman.

4) Petugas meminta peminjam untuk menandatangani bon peminjaman.

5) Petugas mengambil tracer dan memasukkan bon peminjaman pada

kantong yang ada di tracer,

6) Petugas mencari dan mencocokkan nomor rekam medis yang akan

dipinjam.

7) Setelah menemukan nomor rekam medis yang diperlukan maka

petugas mengambil dengan cara salah satu tangan menarik, menahan

rekam medis yang didepan atau dibelakangnya, satu tangan lagi

mengambil rekam medis secara lurus horizontal, kemudian

memasukkan tracer.

8) Petugas merapikan kembali rekam medis pada rak penyimpanan.


16

9) Petugas menyerahkan rekam medis ke peminjam atau bagian

distribusi,

Selain itu ketentuan yang harus diperhatikan dalam peminjaman

rekam medis yaitu (Manguzev, 2012):

1) Setiap rekam medis yang di ambil kembali/keluar harus

diganti/menggunakan tracer/petunjuk keluar.

2) Peminjam harus mengembalikan tepat waktu dalam keadaan baik.

3) Ditentukan kebijakan/peraturan berapa lama rekam medis dapat keluar

dari rak penyimpanan sesuai dengan jenis peminjamannya. Idealnya

setelah jam kerja sudah kembali lagi.

4) Rekam medis tidak boleh dibawa keluar rumah sakit kecuali atas

perintah pengadilan.

5) Peminjaman rekam medis untuk keperluan pembuatan makalah, riset

dan lain-lain oleh seorang dokter/tenaga kesehatan lainnya, sebaiknya

dikerjakan di ruangan rekam medis.

6) Mahasiswa kedokteran yang ingin meminjam berkas rekam medis

harus menunjukkan surat keterangan dari dokter ruangan.

7) Jika pasien mendapatkan perawatan lanjutan di rumah sakit atau

institusi lain, berkas rekam medis tidak boleh dikirimkan, akan tetapi

cukup diberikan resume akhir pelayanan.


17

c. Yang Berhak Meminjam Berkas Rekam Medis. (Deasy, 2007)

1) Pihak yang bertanggung jawab langsung terhadap pasien yaitu,

Dokter, Dokter Gigi, Paramedis, Fisiotherapi, Ahli Gizi, Rehabilitasi

Medik dan kesehatan lainnya.

2) Pihak yang tidak bertanggungjawab langsung terhadap pasien yang

diberikan wewenang untuk menggunakan rekam medis seperti petugas

rekam medis.

3) Pihak luar rumah sakit yang tidak langsung bertanggungjawab

terhadap pasien seperti asuransi, polisi, dan peneliti.

4. Kajian Umum Tentang Alat Bantu Peminjaman

a. Definisi Alat Bantu Peminjaman

Alat bantu peminjaman adalah suatu sarana yang dipergunakan

untuk membantu atau memudahkan pengambilan/peminjaman berkas

rekam medis yang akan dipinjam atau keluar dari rak penyimpanan. Alat

bantu yang dimaksud antara lain, formulir peminjaman (bon peminjaman),

tracer (petunjuk keluar) dan buku ekspedisi. (Shofari, 1998)

1) Alat Bantu Yang Digunakan Dalam Peminjaman

a) Bon peminjaman

(1) Bon peminjaman dibuat 3 rangkap (untuk peminjam, untuk

tracer dan untuk bagian peminjaman).


18

(2) Memuat informasi tentang nama pasien, nomor rekam medis,

nama peminjam, keperluan, tanggal peminjaman, tanggal

pengembalian, tanda tangan peminjam dan petugas.

(3) Bahan kertas biasa 10,5 cm x 7 cm

10,5 cm

BON PEMINJAMAN

NO.RM :
Nama Pasien :
Tgl. Peminjaman :
Tgl. pengembalian :
Nama Peminjam : 7 cm
Ket :
Tanda Tangan
Peminjam Petugas

Sumber: http://rekammedisku.blogspot.com/

Adapun tujuan bon peminjaman yaitu:

(1) Memudahkan petugas untuk mengetahui siapa yang meminjam

berkas rekam medis.

(2) Meningkatkan disiplin kerja petugas dalam hal menjaga

keberadaan berkas rekam medis.

(3) Mempermudah mengetahui keberadaan bila rekam medis

tersebut hilang.
19

b) Tracer (Petunjuk Keluar)

Tracer atau kartu petunjuk yaitu kartu yang digunakan untuk

mengganti dokumen rekam medis yang diambil untuk berbagai

keperluan. (Wintry, 2011)

Tracer (petunjuk keluar) adalah alat yang penting untuk

mengawasi penggunaan rekam medis. Dalam penggunaannya

tracer ini diletakkan sebagai pengganti pada map-map rekam

medis yang diambil (dikeluarkan) dari rak penyimpanan. Petunjuk

keluar tetap berada di rak tersebut sampai map rekam medis

diambil (dipinjam) kembali. (Dirjen Yanmed, 1997)

Tujuan Tracer (petunjuk keluar) yaitu:

(1) Memudahkan dalam pengambilan berkas rekam medis yang

telah dipinjam.

(2) Mempermudah melacak bila berkas rekam medis hilang,

karena berisi kapan, siapa, di mana, untuk apa berkas rekam

medis itu digunakan.

(3) Membina ketelitian kerja, disiplin, dan memudahkan

pengawasan berkas rekam medis yang keluar dari rak

penyimpanan.
20

Bentuk-Bentuk Tracer yaitu:

(1) Karton tebal dengan kantong plastik untuk meletakkan slip

permintaan berkas rekam medis.

(2) Kertas tebal untuk mencatat No.Rekam medis, nama pasien,

tanggal peminjaman, nama dan tanda tangan peminjam,

keperluan peminjaman, petugas yang meminjamkan

RS
TRACER :
NO.RM :
Tgl.pengambilan :
Nama Penerima :
Unit pengguna :
Digunakan untuk :
Digunakan oleh :
No.Surat Ijin :

Sumber: Shofari,1998

Dalam menjaga kerahasiaan, berkas rekam medis hanya

boleh dibaca oleh pihak yang berhak. Peminjaman dan

penggunaan berkas rekam medis haru dikontrol atau diawasi

dengan menggunakan tracer. (Shofari, 1998)

c) Buku Ekspedisi.

Buku ekspedisi adalah suatu buku yang digunakan untuk

mencatat semua berkas medis pasien yang keluar atau dipinjam

oleh unit lain yang membutuhkan dengan kata lain buku ekspedisi

digunakan untuk serah terima dokumen. (Shofari, 1998)


21

Tujuan buku ekspedisi yaitu:

(1) Untuk memudahkan petugas rekam medis dalam mengetahui

keberadaan berkas rekam medis.

(2) Untuk memperlancar pelayanan pada pihak yang ingin

meminjam berkas rekam medis.

(3) Untuk meningkatkan tata kerja petugas dalam hal efisiensi

waktu.

Cara pengisian buku ekspedisi yaitu:

(1) Tanggal/hari/jam, diisi sesuai Tanggal/hari/jam pada waktu

peminjaman.

(2) Nomor rekam medis, diisi dengan nomor rekam medis pasien.

(3) Identitas pasien, diisi sesuai dengan identitas pasien.

(4) Tujuan peminjaman, diisi sesuai dengan tujuan penelitian.

(5) Nama penerima/pemberi, diisi sesuai nama penerima dan

pemberi.

5. Ketentuan Dan Prosedur Penyimpanan

a. Ketentuan dasar yang membantu memperlancar pekerjaan pengelolaan

rekam medis. (Rachmadi, 2012)

1) Pada saat rekam medis dikembalikan ke bagian rekam medis, harus

disortir menurut nomor,untuk memudahkan penyimpanan.


22

2) Hanya petugas rekam medis yang dibenarkan menangani rekam

medis, pengecualian diberikan kepada pegawai rumah sakit yang

bertugas pada sore hari.

3) Rekam medis yang sampulnya rusak atau lembarannya lepas, harus

segera diperbaiki untuk mencegah makin rusak/hilangnya lembaran-

lembaran yang diperlukan.

4) Pengamatan terhadap penyimpanan harus dilakukan secara periodik,

untuk menemukan salah simpan dan menemukan kartu pinjaman yang

rekam medisnya masih belum dikembalikan.

5) Rekam medis yang penting (berkaitan dengan hukum) disimpan

ditempat khusus yang terjaga kerahasiaannya.

6) Petugas penyimpanan harus memelihara kerapian dan teraturnya rak-

rak penyimpan yang menjadi tanggung jawabnya.

7) Rekam medis yang dalam proses (assembling, analisis, dll) disimpan

di meja atau rak tertentu.

8) Rekam medis yang sangat tebal harus dijadikan 2 atau 3 jilid.

9) Petugas yang mengepalai kegiatan penyimpanan harus membuat

laporan kegiatan yang meliputi:

a) Jumlah rekam medis yang dikeluarkan setiap hari dari rak

penyimpanan untuk memenuhi permintaan.

b) Jumlah permintaan darurat.


23

c) Jumlah salah simpan.

d) Jumlah rekam medis yang tidak dapat ditemukan.

b. Prosedur penyimpanan berkas rekam medis. (Nur,dkk. 2010)

1) Petugas menerima rekam medis dari bagian indeks.

2) Petugas menyortir/mengelompokkan rekam medis berdasarkan

petunjuk penyimpanan.

3) Petugas mencocokkan dengan buku peminjaman dan bon peminjaman.

Jika sudah cocok maka petugas mencatat tanggal pengembalian pada

buku peminjaman, lalu merobek bon peminjaman.

4) Petugas membawa beberapa rekam medis ke rak penyimpanan.

5) Petugas mencari petunjuk penomoran pada rak penyimpanan yang

sesuai dengan kelompok nomor rekam medis yang akan disimpan.

6) Setelah ditemukan nomor rekam medis yang sesuai kemudian petugas

mengambil tracer dengan cara satu tangan menahan rekam medis

didepan atau dibelakangnya dan satu tangan lagi mengambil tracer

kemudian memasukkan rekam medis.

7) Petugas merapikan kembali rekam medis yang tersimpan di rak

penyimpanan.

8) Petugas mengambil bon peminjaman pada tracer kemudian

menyobeknya/membuangnya di tempat sampah.


24

B. Kerangka Pikir

Di dalam suatu unit pelayanan kesehatan terkhusus pada rumah sakit

berkewajiban menyimpan berkas rekam medis agar tidak hilang. Dengan melihat

kebutuhan akan pentingnya informasi berkas rekam medis maka perlu adanya

suatu sistem pengendalian yang dapat mengontrol berkas rekam medis. Dalam

pengendalian berkas rekam medis masih diperlukan prosedur dan alat

pengendalian, dalam hal ini prosedur peminjaman dan alat bantu peminjaman.

Dengan adanya pengendalian, berkas rekam medis akan lebih terkontrol, sehingga

akan meminimalkan terjadinya kehilangan berkas rekam medis.

Bagan Kerangka Pikir

Prosedur Peminjaman
Berkas Rekam Medis
Pasien Rawat Inap

Pengendalian Berkas
Rekam Medis

Alat Bantu Peminjaman


Berkas Rekam Medis
Pasien Rawat Inap

Keterangan :
: Variabel Independent
: Variabel Dependent
BAB III

METODE PENELTIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif yaitu

bertujuan untuk menggambarkan sistem pengendalian berkas rekam medis pasien

rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.

B. Variabel Penelitian

Variabel Independent : Prosedur peminjaman berkas rekam medis pasien

rawat inap dan alat bantu peminjaman berkas rekam

medis pasien rawat inap.

Variabel Dependent : Sistem pengendalian berkas rekam medis.

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

a. Pengendalian berkas rekam medis adalah suatu kegiatan pengontrolan berkas

rekam medis dengan menggunakan suatu alat bantu agar berkas rekam medis

tersebut diketahui keberadaannya.

Kriteria objektif

Baik : Apabila dalam sistem pengendalian menerapkan prosedur

peminjaman berkas dan menggunakan alat bantu

peminjaman.

25
26

Kurang baik : Apabila dalam sistem pengendalian tidak menerapkan

prosedur peminjaman dan tidak menggunakan alat bantu

peminjaman.

b. Prosedur peminjaman adalah tata cara peminjaman berkas rekam medis sesuai

ketentuan pokok dalam sistem peminjaman, berkas rekam medis yang

dipinjam harus dicatat dalam buku ekspedisi dan membuat 3 (tiga) rangkap

bon peminjaman, serta menggunakan tracer untuk menggantikan berkas

rekam medis pada rak penyimpanan. Ketentuan tersebut harus dipatuhi

sehingga dalam proses peminjaman dapat terlaksana dengan baik.

Kriteria Objektif

Baik : Apabila petugas melaksanakan ketentuan-ketentuan yang

sudah ditetapkan dalam prosedur peminjaman berkas rekam

medis dengan skor ≥ 50%.

Kurang Baik : Apabila petugas melaksanakan ketentuan-ketentuan yang

sudah ditetapkan dalam prosedur peminjaman berkas rekam

medis dengan skor <50%

c. Alat bantu peminjaman adalah suatu sarana yang dipergunakan untuk

membantu atau memudahkan pengambilan/peminjaman berkas rekam medis

yang akan dipinjam atau keluar dari rak penyimpanan.


27

Kriteria objektif

Baik : Apabila semua alat bantu dipergunakan yaitu bon pinjam,

tracer, dan buku ekspedisi.

Kurang baik : Apabila salah satu dari ketiga alat bantu tidak digunakan.

D. Populasi Dan Sampel

a. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah 24 tenaga rekam medis di Rumah

Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.

b. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling

yaitu petugas rekam medis yang bertanggungjawab langsung pada unit

penyimpanan berkas rekam medis sebanyak 6 orang.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

lembar observasi dan kuesioner agar diperoleh informasi yang sebenarnya

mengenai permasalahan yang diteliti.

F. Teknik Analisa Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan yaitu dengan cara mengolah data hasil

kuesioner, dan hasil observasi, dengan mempersentasikan jawaban dari

responden dengan cara manual dan komputer.


28

2. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan

narasi.

3. Analisa Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Guttman

yaitu, jika jawaban benar bernilai 1 (satu), sedangkan jika jawaban salah maka

bernilai 0 (nol).

Adapun cara perhitungannya yaitu:

a. Hasil tertinggi : jumlah pertanyaan x skor tertinggi

: 12 x 1 = 12

b. Hasil terendah : jumlah pertanyaan x skor terendah

: 12 x 0 = 0

Range (R) = skor tertinggi – skor terendah

= 12 – 0
= 12
𝑅
Interval (I) =
𝐾
12
=
2

=6
6
Persentase = x 100
12
= 50%
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa

1. Sejarah, Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah Syekh

Yusuf Kabupaten Gowa

Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa

merupakan Rumah Sakit Klasifikasi B yang terletak di Ibukota Kabupaten

Gowa ±500 m ke timur dari jalan raya menghubungkan kota-kota yang

berada di Sulawesi Selatan ±10 km dari arah timur kota Makassar yang

luasnya 4,62 Ha dengan batas-batasnya :

a. Sebelah Timur, berbatasan dengan Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo

Sungguminasa.

b. Sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Dahlia Sungguminasa.

c. Sebelah Utara berbatasan dengan Jl. Perintis AMD Sungguminasa.

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jl. Kamboja Sungguminasa.

Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa,

terletak diwilayah Kelurahan Batangkaluku Kecamatan Somba Opu

Kabupaten Gowa.

Wilayah cakupan rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa meliputi seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten

29
30

Gowa. Jumlah pasien sebagian besar berasal dari 4 (empat) Kecamatan

yang terletak dari 18 (delapan belas) Kecamatan dengan radius 10 Km

dari pusat kota dan terdapat pula pasien yang berasal dari pinggiran

wilayah Kota Makassar.

1) Visi

Rumah Sakit Unggulan dan Terdepan di Sulawesi Selatan Tahun

2014

2) Misi

a) Menjadi pusat rujukan di Sulawesi Selatan bagian selatan.

b) Terpenuhinya kepuasan pelanggan dengan pelayanan prima.

3) Tujuan

a) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, cepat, akurat

dan aman berorientasi pada kepuasan pelanggan.

b) Meningkatkan kualitas, kuantitas, kompetensi dan

profesionalisme SDM.

c) Menyediakan sarana prasarana utama dan penunjang yang

aman dan mutakhir sesuai perkembangan IPTEK.

4) Motto

SIPAKALABBIRI
31

2. Sejarah Perkembangan Rekam Medis, Visi, Misi, dan Motto Rumah

Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa

a. Sejarah Perkembangan Rekam Medis

Sejarah perkembangan rekam medis di Rumah Sakit Umum

Daerah Syekh Yusuf, di mulai sejak berdirinya rumah sakit. Awal

berdirinya rekam medis, berkasnya hanya berupa sebuah lembaran dan

hanya menggunakan map biasa. Namun seiring berjalannya waktu dan

perkembangan rumah sakit pada tahun 2001 rekam medis sudah mulai

di arsipkan dan pada awalnya menggunakan map berwarna hijau serta

menggunakan sistem penyimpanan secara desentralisasi.

Dari tahun ke tahun perkembangan rekam medis mulai

mengalami perubahan terutama pada saat rumah sakit naik menjadi

tipe B, dan pada tahun 2009 rumah sakit membuat SK untuk

perubahan warna map hijau menjadi warna biru dan sampai pada saat

ini SK tersebut masih digunakan. Sementara itu, sistem penomorannya

secara unit (Unit Numbering System), untuk penamaannya

menggunakan system secara langsung serta penyimpanannya pun

beralih dari desentralisasi ke sentralisasi.

b. Visi

Rekam Medis sebagai Sumber Informasi yang Akurat dan Terpercaya.


32

c. Misi

1) Menyelenggarakan kegiatan Rekam Medis secara professional dan

prima.

2) Menyediakan data yang lengkap dan akurat.

d. Tujuan

1) Mempermudah proses pelayanan penerimaan pasien

2) Memperlancar pengolahan data dan jadwal pengiriman laporan

Rumah Sakit.

e. Motto

SIPAKALABBIRI

3. Fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa

Adapun sarana gedung yang di miliki Rumah Sakit Umum Daerah

Syekh Yusuf Kabupaten Gowa adalah sebagai berikut:

a. Unit Gawat Darurat

b. Poliklinik yang terdiri dari :

1) Poliklinik umum

2) Poliklinik penyakit dalam

3) Poliklinik bedah

4) Poliklinik THT

5) Poliklinik syaraf

6) Poliklinik anak
33

7) Poliklinik gigi dan mulut

8) Poliklinik mata

9) Poliklinik jiwa

10) Poliklinik kulit dan kelamin

11) Poliklinik orthopedic

c. Gedung perawatan yang terdiri dari :

1) Perawatan I (interna)

2) Perawatan II (anak)

3) Perawatan III (obgyn, perinatology dan nifas)

4) Perawatan IV (bedah)

5) Perawatan V (interna)

d. Instalasi penunjang yang terdiri dari :

1) Apotek

2) Radiology

3) Laboratorium

4) Instalasi Gizi

5) Instalasi Rehabilitasi Medik

6) Pemulasaran Jenasah

7) Intensive Care Unit dan

8) Kamar Operasi
34

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 Juli s/d 6 Agustus 2010 di

Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Pengumpulan

data dilakukan melalui penyebaran kuesioner tentang prosedur peminjman

berkas rekam medis, dan pengisian lembar observasi tentang penggunaan alat

bantu peminjaman berkas rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh

Yusuf Kabupaten Gowa.

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi mengenai

karakteristik sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1
Karakteristik Responden
Di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa
Tahun 2012
Jenis Masa
Responden Umur Pendidikan
Kelamin Kerja
1 Laki-laki 26 tahun STM 8 tahun
2 Laki-laki 29 tahun D3 Keperawatan 6 tahun
3 Laki-laki 34 tahun D3 Rekam Medis 4 tahun
4 Laki-laki 23 tahun D3 RekamMedis 1 tahun
5 Laki-laki 24 tahun SMU 3 tahun
6 Laki-Laki 25 Tahun SMU 5 tahun
Sumber data : Data primer
35

Berdasarkan tabel 1 diatas memperlihatkan karaktersitik responden

sebanyak 6 responden. Responden terdiri dari 6 orang laki-laki, berkisar

umur 23 sampai 34 tahun, dengan latar belakang pendidikan dari SMU

sampai D3 Rekam Medis, serta lama kerja sekitar 1 sampai 8 tahun.

2. Karakteristik variabel

Sistem pengendalian berkas rekam medis di Rumah Sakit Umum

Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa yaitu: prosedur peminjaman berkas

rekam medis pasien rawat inap, dan penggunaan alat bantu peminjaman

berkas rekam medis Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan

sebagai berikut:

a. Prosedur Peminjaman Berkas Rekam Medis

Gambaran prosedur peminjaman berkas rekam medis di Rumah

Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten gowa berdasarkan

kuesioner yang telah diisi oleh responden dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 2
Distribusi Jawaban Responden Tentang Prosedur Peminjaman
Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum
Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa Tahun 2012

Prosedur
No. Jumlah Persentase (%)
Peminjaman
1 Baik 2 33%
2 Kurang Baik 4 67%
Jumlah 6 100
Sumber data : Data primer
36

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa prosedur peminjaman

berkas rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh

Yusuf Kabupaten Gowa dari 6 responden, 67% menunjukkan prosedur

peminjaman berkas rekam medis pasien rawat inap masih kurang baik

dan 33% menunjukkan prosedur peminjaman berkas rekam medis

sudah baik .

b. Penggunaan Alat Bantu Peminjaman Berkas Rekam Medis

Pengamatan dengan mengunakan lembar observasi yang

mengambarkan penggunaan alat bantu peminjaman berkas rekam

medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:


37

Tabel 3
Penggunaan Alat Bantu Peminjaman Berkas Rekam Medis Pasien Rawat
Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf
Kabupaten Gowa Tahun 2012

Digunakan
Alat Bantu Tidak
NO Tidak Keterangan
Peminjaman Lengkap Digunakan
Lengkap
1 Bon peminjaman:
- No.RM
- Identitas Pasien
- Tgl.Kembali
Berkas √
Ada
- Keperluan
peminjam
- Nama & tanda
tangan petugas &
peminjam
2 Buku ekspedisi:
-tgl/hari/jam √
-No.RM √
-Identitas Pasien √
Ada
-Tujuan √
Peminjaman √
-Nama Penerima
dan pemberi
3 Tracer:
-No.RM
-Tgl.Peminjaman √
Ada
-Identitas Pasien
-Digunakan untuk
-Digunakan oleh
Sumber data: Data primer

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa di Rumah Sakit Umum

Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa dari ketiga alat alat bantu yang

seharusnya digunakan dalam peminjaman berkas rekam medis, hanya satu alat

bantu yang digunakan yaitu buku ekspedisi.


38

C. Pembahasan

1. Prosedur Peminjaman Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap

Pada tabel 2 dengan total 6 responden menunjukkan bahwa 67%

prosedur peminjaman berkas rekam medis pasien rawat inap belum

terlaksana dengan baik, dimana peminjaman berkas rekam medis belum

menggunakan tracer dan bon peminjaman, berkas rekam medis yang

dipinjam tidak kembali dalam waku 1x24 jam dan hanya dicatat pada

buku ekspedisi serta 33% menunjukkan prosedur sudah terlaksana dengan

baik.

Peminjaman yang dimaksud adalah prosedur keluarnya arsip dari

file karena dipinjam baik oleh atasan sendiri, teman seunit kerja, ataupun

kolega sekerja dari unit kerja lain. (Amsyah, 2001)

Adapun ketentuan prosedur peminjaman rekam medis yang harus

diperhatikan yaitu (Manguzev, 2012):

a. Setiap rekam medis yang di ambil kembali/keluar harus

diganti/menggunakan tracer/petunjuk keluar.

b. Peminjam harus mengembalikan tepat waktu dalam keadaan baik.

c. Ditentukan kebijakan/peraturan berapa lama rekam medis dapat keluar

dari rak penyimpanan sesuai dengan jenis peminjamannya. Idealnya

setelah jam kerja sudah kembali lagi.


39

d. Rekam medis tidak boleh dibawa keluar rumah sakit kecuali atas

perintah pengadilan.

e. Peminjaman rekam medis untuk keperluan pembuatan makalah, riset

dan lain-lain oleh seorang dokter/tenaga kesehatan lainnya, sebaiknya

dikerjakan di ruangan rekam medis.

f. Mahasiswa kedokteran yang ingin meminjam berkas rekam medis

harus menunjukkan surat keterangan dari dokter ruangan.

g. Jika pasien mendapatkan perawatan lanjutan di rumah sakit atau

institusi lain, berkas rekam medis tidak boleh dikirimkan, akan tetapi

cukup diberikan resume akhir pelayanan.

Dengan melihat tingginya persentase prosedur peminjaman yang

kurang baik, artinya prosedur peminjaman belum dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini dikarenakan terbatasnya jumlah

tenaga rekam medis di bagian penyimpanan dan kurangnya pengetahuan

tenaga tentang pentingnya sistem pengendalian berkas rekam medis di

rumah sakit.

Apabila dalam peminjaman berkas rekam medis sudah mengikuti

ketentuan yang berlaku, maka pelayanan kepada pasien akan cepat, tepat,

dan berkesinambungan juga mengurangi resiko hilangnya berkas rekam

medis karena berkas rekam medis menjadi lebih terkontrol.


40

2. Penggunaan Alat Bantu Peminjaman Berkas Rekam Medis Pasien

Rawat Inap

Berkdasarkan hasil observasi di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh

Yusuf Kabupaten Gowa, penggunaan alat bantu sebagai pengendali berkas

rekam medis dalam peminjaman belum terlakasana dengan baik. Pada

tabel 3 dapat dilihat alat bantu yang digunakan hanya buku ekspedisi

tetapi belum terisi lengkap sedangkan tracer dan bon peminjaman ada,

tetapi tidak digunakan.

Alat bantu peminjaman adalah suatu sarana yang dipergunakan

untuk membantu atau memudahkan pengambilan/peminjaman berkas

rekam medis yang akan dipinjam atau keluar dari rak penyimpanan. Alat

bantu yang dimaksud antara lain yaitu (Shofari,1998):

a. Bon Peminjaman

Bon peminjaman adalah formulir yang diisi pada saat meminjam

berkas rekam medis untuk mengetahui siapa yang meminjam berkas

rekam medis, dan berguna untuk mengetahui keberadaan berkas rekam

medis.

b. Tracer

Tracer adalah suatu alat atau kartu yang sangat penting dalam

penggunaannya sebagai pengganti berkas rekam medis yang keluar

dari rak penyimpanan dan memudahkan petugas rekam medis dalam


41

pengembalian berkas rekam medis yang dipinjam ke rak

penyimpanan.

c. Buku Ekspedisi

Buku ekspedisi adalah suatu buku yang digunakan untuk

mencatat semua berkas rekam medis yang keluar atau dipinjam oleh

unit lain yang membutuhkan dengan kata lain buku ekspedisi

digunakan umtuk serah terima dokumen yang bertujuan untuk

memudahkan petugas rekam medis dalam mengetahui keberadaan

rekam medis dan melacak berkas rekam medis apabila ada yang

hilang.

Apabila dari ketiga alat bantu ada salah satu yang tidak digunakan,

maka dalam pelayanan akan menyulitkan petugas rekam medis bagian

penyimpanan dalam pencarian/pemenuhan permintaan berkas rekam

medis yang telah hilang atau tercecer dari pihak yang membutuhkan

khususnya dari pasien yang pasti akan terlambat (terganggu). Jadi

penggunaan alat bantu sebagai alat pengendalian berkas rekam medis

sangatlah penting agar dapat mengontrol berkas rekam medis yang masuk

dan keluar dari rak penyimpanan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah

Syekh Yusuf Kabupaten Gowa maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Prosedur peminjaman berkas rekam medis pasien rawat inap di Rumah

Sakit belum diterapkan sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan

yang berlaku sehingga sistem pengendalian berkas rekam medis belum

terlaksana dengan baik.

2. Alat bantu yang digunakan dalam peminjaman berkas rekam medis pasien

rawat inap di Rumah Sakit hanya buku ekspedisi dan belum terisi dengan

lengkap sehingga akan sulit mengontrol berkas rekam medis yang keluar.

B. Saran

Berdasarkan hasil kegiatan dari penelitian yang telah dilakukan maka

disarankan sebagai berikut:

1. Sebaiknya prosedur peminjaman berkas rekam medis diterapkan

sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Sebaiknya dalam peminjaman berkas rekam medis menggunakan alat

bantu peminjaman yaitu tracer dan bon pinjam agar mempermudah

petugas diruang penyimpanan untuk mengontrol berkas rekam medis yang

keluar.

42
43

3. Sebaiknya diadakan pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan

pengetahuan kepada petugas rekam medis khususnya mengenai sistem

pengendalian berkas rekam medis.


44

DAFTAR PUSTAKA

Amsyah, Zulkifli. 2002. Manajemen Kearsipan. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama
Arifuddin. 2009. Gambaran Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen
Rekam Medis Dalam Pembuatan Laporan Rawat Jalan Di Rsud
Dompu Ntb Tahun 2009”. Karya tulis ilmiah. Makassar. PIKES
.
Deasy. 2007. Sistem Penyimpanan Rekam Medis. Makalah disajikan
dalam Pelatihan Rekam Medis Informasi Kesehatan dalam
Penerapan IPTEK dan Informasi serta Peningkatan Mutu Pelayanan
Rumah Sakit. Jakarta: DPP PORMIKI.
Direktur Jenderal Pelayanan Medik. 1997. Pedoman Pengolahan Rekam
Medis Rumah Sakit Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Em Zul & Ratu Aprilia Senja. 2002. Kamus Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia, Jakarta: Difa Publisher
Haryanti. 2005. Gambaran Pengendalian Rekam Medis Rawat Inap Di
Rumah Sakit Ibu Dan Anak Sitti Khadijah Makassar. Karya tulis
ilmiah. Makassar. PIKES
Hatta, Gemala. R. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di
Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia Press
Indar. 2005. Aspek Hukum Informasi Kesehatan. Makassar: Diktat,
Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan Stikes Panakkukang
Makassar
Lembaga Negara Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik
Indonesia No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. RI
Manguzev, 2012. Konsep Peminjaman Rekam Medis, (online)
(http://manguzev.wordpress.com/rekam-medis/konseppeminjaman-
rekam-rekam-medis diakses 18 juni 2012)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri
Kesehatan No 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis. RI
Muharram, Aziz Rizky. 2009. Sistem Pelayanan Kesehatan (online),
(http://laskargaluh.blogspot.com/2009/10/sistem-pelayanan-
kesehatan.html diakses 16 juni 2012)
45

Sari, Nur Mega. dkk. 2010. Prosedur-Prosedur Pelayanan Rawat Jalan.


Bandung: Politeknik Piksi Ganesha (online)
(http://ml.scribd.com/doc/36283146/TUGAS-PSRM-PROSEDUR
diakses 16 juni 2012)
Rachmadi, Triyo. 2012. Modul praktek klinik rekam medis (online),
(http://triyo-rachmadi-skep.blogspot.com/2012/03/modul-praktek-
klinik-rekam-medis.html diakses 20 juni 2012)
Rasdi. 2010. Tinjauan Kelengkapan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat
Inap Bagian Interna Berdasarkan Aspek Analisis Kuantitatif Di
Rumah Sakit Pelamonia Makassar. Karya Tulis Ilmiah. Makassar.
PIKES
Shofari, Bambang. 1998. Pengelolaan Sistem Rekam Medis. Gombang:
Balai Pelayanan Kesehatan.
Siswati. 2007. Manajemen Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan.Makalah disajikan dalam pelatihan Rekam Medis
Informasi Kesehatan dalam Penerapan IPTEK dan Informasi serta
Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: DPP PORMIKI
Suharianto, 2011. Peminjaman, Pengamanan, Dan Kerahasiaan
(online),
(http://perekammedis.blogspot.com.2011/05.peminjaman,pengaman
an,-dan-kerahasiaan/ diakses 20 juni 2011)
Wintry, Santi. 2011. Sistem Penyimpanan Dan Penjajaran (online),
(http://dedemedrec.blogspot.com/2011/01/sistem -penyimpanan-dan-
penjajaran-rekam.html diakses 17 juni 2012)
http://rekammedisku.blogspot.com/ diakses 16 juni 2012

Anda mungkin juga menyukai