Anda di halaman 1dari 7

6'33%;#/#2-101U%+--5%X$#()2)2%G'#-!

0#*#$%G1+'%D)#/$12)2%Fracture

ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS FRACTURE FEMUR


PADA DOKUMEN REKAM MEDIS PERIODE TAHUN 2012 DI RSUD
TIDAR KOTA MAGELANG

Jeff bagaskoro1, Rano indradi Sudra2, Ninawati3


APIKES Mitra Husada Karananyar1,2, Perekam Medis Puskesmas Stabelan3
apikesmitra@yahoo.com1,2,3

ABSTRAK

!"!#$%&'$'()*)#$%)$)%#+#(#,%!$*!-%.'$/'*#,!)%-'#-!0#*#$%-1+'%+)#/$12)2%30#4*!0%3'.!05%6'$)2%&'$'()*)#$%7#$/%
dilakukan adalah penelitian deskrptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dokumen rekam medis
dengan diagnosis fracture femur%&'0)1+'%*#,!$%89:85%;'2#0%2#.&'(%%#+#(#,%<<%+1-!.'$%0'-#.%.'+)2%7#$/%
diambil dengan teknik accidental sampling5%='*1+'%&'$/!.&!(#$%+#*#%+'$/#$%4#0#%1>2'0?#2)5
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kode diagnosis fracture femur pada seluruh dokumen rekam medis
#*#!%:99@%*)+#-%#-!0#*5%A#(%)$)%+)2'>#>-#$%-#0'$#%&'*!/#2%*)+#-%.'$!()2-#$%-1+'%+)#/$12)2%fracture femur
hingga karakter kelima, pemilihan kode untuk multiple fracture menggunakan kode multiple body regions,
hanya menggunakan buku bantu dalam pengodean.
Upaya yang dapat dilakukan dalam penulisan kode yang benar adalah dengan cara melakukan langkah-langkah
7#$/%.'$7'(!0!,%+#(#.%.'$4#0)%+#$%.'$'$*!-#$%-1+'%+'$/#$%.'$//!$#-#$%BCDE:95%
Simpulan dalam penelitian ini adalah penulisan kode pada diagnosis fracture femur tidak ditulis hingga
karakter kelima sehingga dapat diketahui fracture yang terjadi adalah open fracture atau closed fracture.
Kata kunci : Keakuratan, Fracture femur, ICD-10
Kepustakaan : 10 (2001-2010)

PENDAHULUAN termasuk Indonesia menggunakan klasifikasi


;'0+#2#0-#$%F'0#*!0#$%='$*'0)%G'2',#*#$%H'&!>()-% &'$7#-)*% 0'?)2)E:9% SInternational Statistical
B$+1$'2)#% $1.10% 8IJK=LMGLNKFLHKBBBK899O% !"#$%&"'$()*+,#,"##,#*")-*.,"!'/*01(2!,3*4,)'/*
disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang Revision) (Depkes RI, 2006).
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
Pentingnya kode diagnosis adalah untuk
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
memudahkan pencatatan, pengumpulan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
pengambilan kembali informasi terkait dengan
Pemberian kode adalah pemberian penetapan diagnosis ataupun tindakan yang diperlukan. Kode
kode dengan menggunakan huruf atau angka atau diagnosis juga digunakan untuk memudahkan
kombinasi huruf dalam angka yang mewakili pemasukan data ke database komputer dan dapat
komponen data. Kegiatan dan tindakan serta diperlukan oleh sistem pembayaran atau penagihan
diagnosis yang ada di dalam rekam medis harus biaya atau klaim biaya.
diberi dan selanjutnya diindeks agar memudahkan
Fracture femur adalah jenis fracture yang paling
pelayanan pada penyajian informasi untuk
banyak yang terjadi di antara jenis-jenis fracture
menunjang fungsi perencanaan, manajemen, dan
7#$/%*'0"#+)%2'(#.#%*#,!$%89:85%D#0)%TT<%fracture
riset bidang kesehatan (Depkes RI, 2006).
7#$/%*'0"#+)%2'(#.#%*#,!$%89:8U%*'0+#&#*%O8%-#2!2%
G1+'%-(#2)P-#2)%&'$7#-)*%1(',%QAR%SWorld Health fracture dengan diagnosis fracture femur.
Organization) bertujuan untuk menyeragamkan
;'0+#2#0-#$% 2!0?'7% &'$+#,!(!#$% +)% HNVD% )+#0%
nama dan golongan penyakit, cedera, gejala dan
G1*#% =#/'(#$/% &#+#% :W% +1-!.'$% +)"!.&#)% *)+#-%
faktor yang mempengaruhi kesehatan. Sejak tahun
adanya penulisan kode open fracture dan closed
:JJT% QAR% .'$/,#0!2-#$% $'/#0#% #$//1*#$7#%

39 39
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.1, No.2, Oktober 2013

fracture, dan dijumpai kesalahan penulisan kode Stellate fracture : fracture dengan garis retakan yang
pada multiple fracture pada diagnosis fracture femur. menyebar dari satu titik pusat jejas.
C1$*1,%&#+#%$1.10%0'-#.%.'+)2%:YT9O:%%-1+'%7#$/% Transverse fracture : fracture yang tegak lurus
*'0*!()2%NY85J%2'+#$/-#$%2',#0!2$7#%+)*!()2%NY85J:5% terhadap sumbu tulang.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik Comminuted fracture : fracture dengan tulang
untuk mengambil judul Analisis Keakuratan Kode berkeping-keping atau remuk.
D)#/$12)2%Fracture Femur%F#+#%D1-!.'$%H'-#.% Impacted fracture : farcture dengan satu fragmen
='+)2% F'0)1+'% #,!$% 89:8% +)% HNVD% )+#0% G1*#% tertancap mantap ke dalam fragmen lain.
=#/'(#$/Z5
Open fracture : fracture dengan luka permukaan
!"!#$% !.!.% &'$'()*)#$% .'$/'*#,!)% -'#-!0#*#$% menuju tempat fracture tulang.
kode diagnosis fracture femur pada dokumen rekam Stress fracture : fracture yang disebabkan oleh stresor
.'+)2%0#[#*%)$#&%*#,!$%89:8%+)%HNVD% )+#0%G1*#% yang tidak biasa dan berulang-ulang, seperti terjadi
=#/'(#$/5% pada atlet dan tentara.
Colles fracture : fracture ujung bawah radius dengan
Pemberian kode adalah pemberian penetapan
fragmen bawah terdesak ke posterior.
kode dengan menggunakan huruf atau angka atau
kombinasi huruf dalam angka yang mewakili Closed fracture : fracture yang tidak menimbulkan
komponen data. Kegiatan dan tindakan serta luka terbuka pada kulit.
diagnosis yang ada didalam rekam medis harus
Pengodean diagnosis fracture femur +#(#.%BCDE:9%
diberi dan selanjutnya di indeks agar memudahkan berdasarkan subdivisi berikut disediakan pilihan
pelayanan pada penyajian informasi untuk untuk karakter tambahan dimana tidak mungkin
menunjang fungsi perencanaan, manajemen, dan untuk menggunakan multiple coding untuk patah
riset bidang kesehatan (Depkes RI, 2006). tulang dan luka terbuka. Patah tulang yang tidak
G1+'%-(#2)P-#2)%&'$7#-)*%1(',%QAR%SWorld Health diindikasikan sebagai patah tulang terbuka harus
Organization) bertujuan untuk menyeragamkan +)-(#2)P-#2)-#$%2'>#/#)%&#*#,%*!(#$/%*'0*!*!&5
nama dan golongan penyakit, cidera, gejala dan Kode karakter ke lima dalam penulisan kode fracture
faktor yang mempengaruhi kesehatan. Sejak tahun femur dibedakan menjadi dua yaitu :
:JJT% QAR% .'$/,#0!2-#$% $'/#0#% #$//1*#$7#% G1+'%9%+)/!$#-#$%2'>#/#)%closed fracture
termasuk Indonesia menggunakan klasifikasi G1+'%:%+)/!$#-#$%2'>#/#)%open fracture
&'$7#-)*% 0'?)2)E:9% SInternational Statistical
!"#$%&"'$()*+,#,"##,#*")-*.,"!'/*01(2!,3*4,)'/* Fracture femur +#(#.%BCDE:9%+)-1+'%+'$/#$%NY85%
Revision%SD'&-'2%HBU%899I\5 Adapun pilihan karakter keempat ditulisankan
berdasarkan lokasi tulang paha yang patah adalah
Pengertian fracture adalah pemecahan suatu bagian sebagai beikut :
*'0!*#.#%*!(#$/%#*#!%-'0!2#-#$%&#+#%*!(#$/5%='$!0!*% NY8% Fracture femur
A#0*#$*1% +--% S8998\U% *'0+#&#*% >'>'0#&#% "'$)2% NY859% Fracture of neck of femur
fracture. Adapun jenis-jenis fracture sebagai berikut : Fracture of hip NOS
Greenstick fracture : fracture yang satu sisinya NY85:% Pertrochanteric fracture
tulangnya pecah, sisi lainnya melengkung. Intertrochanteric fracture
Spiral fracture : fracture dengan tulang terpilin % 014,#$*'0)4 fracture
.'$"#+)%30#/.'$%7#$/%*)&)2%+#$%*#"#.5%D)2'>!*%"!/#% NY858% Subtrochanteric fracture
torsion.
S72.3 Fracture of shaft of femur
Pertrochanteric fracture : fracture femur yang
S72.4 Fracture of lower end of femur
berjalan melewati trochanter major.
S72.7 Multiple fractures of femur
Transcervical fracture : fracture melalui collum
S72.8 Fractures of other parts of femur
femur.
56789* :1"&';1,*(<*<,3;1=*>"1'*;)#>,&$%,-
Monteggias fracture : fracture pada setengah bagian
proksimal batang ulna, disertai dislokasi caput Adapun kode fractures involving multiple body
radii. Kadang disebut parry fracture karena sering regions adalah sebagai berikut :
disebabkan oleh upaya menangkis pukulan dengan T02.0 Fractures involving head and neck
lengan bawah.

40
6'33%;#/#2-101U%+--5%X$#()2)2%G'#-!0#*#$%G1+'%D)#/$12)2%Fracture

T02.1 Fractures involving thorax with ='$'0).#% +1-!.'$% 0'-#.% .'+)2% 7#$/% 2!+#,%
lower back and pelvis lengkap dari petugas assembling.
T02.2 Fractures involving multiple regions ='(#-!-#$% -1+'3)-#2)% +)#/$12)2% fracture femur
of one upper limb >'0+#2#0-#$% BCDE:9% +'$/#$% (#$/-#,E(#$/-#,%
T02.3 Fractures involving multiple regions berikut:
of one lower limb ='$'$*!-#$% -#*#% -!$4)% +#0)% +)#/$12)2% Slead term)
yaitu fracture%+#$%+)4#0)%&#+#%BCDE:9%volume%T5%
T02.4 Fractures involving multiple regions
Kemudian pilih kata femur pada pilihan letak patahan
of both upper limb
dibawah kata fracture.
T02.5 Fractures involving multiple regions
Setelah menemukan diagnosis fracture femur,
of both lower limb
-'.!+)#$%.'$4#0)%-1+'%+)%BCDE:9%volume%:%2'2!#)%
T02.6 Fractures involving multiple regions dengan kode yang tertera.
of upper limb(s) with lower limb(s) ='$'$*!-#$%-1+'%2'2!#)%+'$/#$%2&'2)P-#2)%fracture
T02.7 Fractures involving thorax with femur.
lower back and pelvis with limb(s) ='$'$*!-#$% -1+'% *)$+#-#$% +'$/#$% .'$//!$#-#$%
T02.8 Fractures involving other combina BCDEJ%C=5
tions of body regions Kode yang sesuai ditulis pada kolom yang telah
4?789* @;!'$>!,*<1"&';1,#=*;)#>,&$%,-** tersedia pada formulir ringkasan riwayat masuk dan
(WHO, 2004) -'(!#0%SH=%:\5%
Berkas rekam medis yang sudah di coding kemudian
METODE dilakukan indeks penyakit.
Setelah diindeks penyakit dilakukan pencatatan
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dari terlebih dahulu di buku pengendali.
&'$'()*)#$%)$)%#+#(#,%O8%+1-!.'$%0'-#.%.'+)25%N#.&'(% Setelah itu dokumen disimpan ke dalam rak %!$)A.
&'$'()*)#$%)$)%#+#(#,%2'>#$7#-%<:%+1-!.'$%+'$/#$% G'#-!0#*#$%G1+'%D)#/$12)2%Fracture Femur Pada
menggunakan metode accidental sampling dengan D1-!.'$%H'-#.%='+)2% #,!$%89:8%D)%HNVD% )+#0%
>#*#2#$% 2#.&'(% W9@5% B$2*0!.'$% 7#$/% +)/!$#-#$% G1*#%=#/'(#$/5
adalah pedoman observasi dan pedoman wawancara.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini Keakuratan kode diagnosis fracture femur dibagi
adalah dengan menggunakan analisis diskriptif menjadi dua yaitu kode akurat dan kode tidak akurat.
D)%HNVD% )+#0%G1*#%=#/'(#$/%+)#/$12)2%fracture
femur +)*!()2% +'$/#$% .'$//!$#-#$% -1+'% NY8% +#$%
HASIL DAN PEMBAHASAN diikuti dengan karakter keempat sesuai dengan
kondisi letak patah pada paha. Berdasarkan hasil
Hasil Penelitian &'$'()*)#$%+#0)%<:%2#.&('%.'$!$"!-#$%>#,[#%2'(!0!,%
dokumen yang diteliti tidak akurat.
#*#% C#0#% F'$/1+'#$% D)#/$12)2% Fracture Femur
D'$/#$%='$//!$#-#$%BCDE:9%D)%HNVD% )+#0%G1*#% Keakuratan kode diagnosis fracture femur% +#0)% <:%
=#/'(#$/5 kode yang diteliti pada dokumen rekam medis rawat
inap didapatkan persentase kode diagnosis fracture
Diagnosis utama ditulis oleh dokter pada lembar
femur yang akurat dan tidak akurat terdapat pada
0)$/-#2#$% .#2!-% +#$% -'(!#0% SH=% :\5% D1-*'0%
*#>'(%<5:%2'>#/#)%>'0)-!*]
akan menetapkan diagnosis utama fracture femur
setelah dilakukan pemeriksaan pada pasien. Setelah
Tabel 4.1 Analisis Keakuratan Kode Diagnosis
pelayanan selesai, petugas coding kemudian akan Fracture Femur
.'.>'0)-#$% -1+'% +)#/$12)2% >'0+#2#0-#$% BCDE:9%
sesuai dengan diagnosis utama dan ditulis pada Keakuratan Kode
No Jumlah Prosentase
samping kanan diagnosis utama. D1-!.'$%H'-#.%='+)2

: Kode Akurat 9 9@
#*#%4#0#%-1+'P-#2)%+)#/$12)2%fracture femur pada
8 G1+'% )+#-%X-!0#* <: :99@
+1-!.'$%0#[#*%)$#&%+)%HNVD% )+#0%G1*#%=#/'(#$/%
Jumlah <: :99@
adalah sebagai berikut:
Sumber Data : Hasil Pengolahan Data

41
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.1, No.2, Oktober 2013

D#0)% *#>'(% <5:% .'$!$"!-#$% >#,[#% +1-!.'$% 7#$/% dengan letak yang berbeda-beda seperti pada lengan,
*)+#-%#-!0#*%2'>'2#0%:99@5%C1$*1,%+1-!.'$%7#$/% kaki, dan dada, sehingga petugas memberikan kode
tidak akurat adalah sebagai berikut : sesuai dengan masing-masing fracture yang terjadi
dengan beberapa. Hal ini dilakukan karena petugas
F#2)'$%+'$/#$%$1.10%0'-#.%.'+)2%:IO5J9Y coding masih takut jika kode yang dituliskan salah
D)#/$12)2%.#2!-% ]%Close fracture femur sin dan tidak tepat sesuai fracture yang terjadi.
D)#/$12)2%V*#.#% ]%Close fracture femur sin
% % % %%:KT%*'$/#, Pembahasan
G1+'%+)#/$12)2%!*#.#% ]%NY85T
G1+'%7#$/%2',#0!2$7#%+)*!()2%]%NY85T9 #*#% C#0#% F'$/1+'#$% D)#/$12)2% Fracture Femur
F#2)'$%+'$/#$%$1.10%0'-#.%.'+)2%:IY5OOW D'$/#$%='$//!$#-#$%BCDE:9%D)%HNVD% )+#0%G1*#%
D)#/$12)2%.#2!-% ]%%fracture femur =#/'(#$/5
D)#/$12)2%V*#.#% ]%CF femur sin & tibia sin #*#%4#0#%&'$!()2#$%-1+'%+)#/$12)2%fracture femur
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%:KT%*'$/#,5%G1+'%+)#/$12)2% +)% HNVD% )+#0% G1*#% =#/'(#$/% *'(#,% +)(#-!-#$%
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% !*#.#]%NY85J%%^%NO85T dengan baik akan tetapi dalam proses penulisan
Hasil Rontgen : Fr%:KT%*'$/#,%femur Fr -1+'% .#2),% -!0#$/% 2'2!#)% +'$/#$% *'10)% +#0)% BCDE
% % % :KT%*'$/#,%tibia + %2;!" :95% D#(#.% .'(#-!-#$% &'$/1+'#$U% &'*!/#2% *)+#-%
G1+'%7#$/%2',#0!2$7#%+)*!()2]% 985T9 menulis kode hingga karakter ke lima pada diagnosis
fracture femur. Karakter ke lima pada diagnosis
_#-*10%F'$7'>#>% '0"#+)$7#%G'*)+#-#-!0#*#$%G1+'%
fracture femur% +)/!$#-#$% !$*!-% .'$/)+'$*)P-#2)%
D)#/$12)2%Fracture Femur F#+#%D1-!.'$%H'-#.%
apakah fracture yang terjadi adalah open fracture
='+)2% #,!$%89:8%D)%HNVD% )+#0%G1*#%=#/'(#$/
atau closed fracture. Karakter ke lima diperoleh dari
Faktor penyebab ketidak akuratan kode diagnosis note terletak di bawah subdivisions fracture of femur
fracture femur +)%HNVD% )+#0%G1*#%=#/'(#$/%#$*#0#% &#+#%BCDE:9%volume%:5%
lain:
Penulisan kode diagnosis fracture femur yang tidak D#(#.% note tersebut tertulis The following
lengkap subdivisions are provided for optional use in a
supplementary character position where it is not
Penulisan kode diagnosis fracture femur%+)%HNVD%
possible or not desired to use multiple coding to
)+#0%G1*#%=#/'(#$/%*)+#-%+)*!()2%,)$//#%-#0#-*'0%
identify fracture and open wound; a fracture not
ke lima yang digunakan untuk mengidentifikasi
$)-$&"',-*"#*&!(#,-*(1*(>,)*#/(;!-*2,*&!"##$%,-*
fracture yang terjadi apakah open fracture atau
as closed. Atau dapat juga diartikan Subdivisi
closed fracture. Karakter ke lima ditulis di akhir
berikut disediakan sebagai pilihan dalam posisi
kode dari diagnosis fracture femur. Berdasarkan
karakter tambahan dimana tidak mungkin atau
hasil wawancara dengan petugas coding bahwa
tidak diinginkan untuk menggunakan beberapa
petugas coding mempunyai pengetahuan tentang
-1+'% !$*!-% .'$/)+'$*)P-#2)% fracture dan luka
penulisan kode hingga karakter ke lima. Akan tetapi,
terbuka, patah tulang yang tidak diindikasikan
petugas coding tidak mengaplikasikan penulisan
sebagai patah tulang tertutup atau patah tulang
kode fracture femur hingga karakter ke lima.
*'0>!-#%,#0!2%+)-(#2)P-#2)-#$%2'>#/#)%&#*#,%*!(#$/%
Kesalahan penulisan kode diagnosis multiple fracture tertutup.
D)% HNVD% )+#0% G1*#% =#/'(#$/% 2'0)$/% +)*'.!)%
fracture lebih dari satu bagian atau multiple fracture. Adapun cara yang digunakan untuk menentukan
D#0)%,#2)(%&'$'()*)#$%+)*'.!-#$%+)#/$12)2%multiple -1+'%+)#/$12)2%.'$//!$#-#$%BCDE:9%#+#(#,%+'$/#$%
fracture yang melibatkan fracture femur di dalamnya urutan sebagai berikut :
ditulis dengan kode masing-masing dari fracture '$*!-#$%lead term yang dipilih untuk mencari kode
tersebut. +)%,#(#.#$%!0!*%&#+#%BCDE:9%volume%T5
Jika lead term yang dipilih sebagai kata kunci
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas tersebut menggunakan bahasa indonesia ubahlah
coding mengenai pemberian kode multiple menjadi ejaan dengan istilah medis yang sesuai dan
fracture, diketahui bahwa petugas coding pernah *'(!2!0)%+)%)$+'-2%#>"#+%BCDE:9%volume%T5
mengaplikasikan kode sesuai dengan kode multiple
fracture yaitu menggunakan satu kode. Akan tetapi, F)(),(#,%)2*)(#,%7#$/%2'2!#)%>'2'0*#%-1+'%BCD%7#$/%
karena petugas sering menemukan multiple fracture tertera dengan memperhatikan :

42
6'33%;#/#2-101U%+--5%X$#()2)2%G'#-!0#*#$%G1+'%D)#/$12)2%Fracture

Adanya kata-kata dalam kurung yang mengikutinya. fracture yang terjadi apakah open fracture atau
Adanya perintah lain yang menyertainya seperti close fracture. Hal lain yang mengakibatkan
perintah (see also ...) atau see%`%#*#!%SE2''%condition) ketidakakuratan kode diagnosis fracture femur
dan kemungkinan Note-. adalah kesalahan pemilihan kode diagnosis multiple
fracture yang di dalamnya terdapat fracture femur.
Jalankan perintah yang ada, karena ada kemungkinan
Dari dokumen yang diteliti terdapat beberapa
akan mempengaruhi pilihan kode.
diagnosis multiple fracture yang ditulis dengan dua
'$*!-#$%-1+'%7#$/%+)#$//#&%&#()$/%*'&#*%-'.!+)#$%
kode. Sedangkan seharusnya ditulis dengan satu
*'(!2!0)%+#(#.%BCDE:9%volume%:5
kode jika terdapat pilihan kode diagnosis multiple
Baca semua keterangan, exclude, include, note atau fracture sesuai dengan letak fracture5% D)% +#(#.%
keterangan dalam kurung (see also, see page..., dsb) BCDE:9%volume%:%-1+'%multiple fracture masuk pada
atau keterangan : use additional code, dan sebagainya bagian Injuries involving multiple body regions
yang mungkin ada di atas atau di bawah judul blok S 99` 9Y\5% N'+#$/-#$% +#(#.% BCDE:9% volume% 8%
atau di bawah kategori terkait. juga dijelaskan bahwa bila terdapat cedera lebih
Jalankan perintah yang ada dari satu daerah tubuh yang terlibat maka kode
Ada kemungkinan terjadi perubahan nomor kode yang diberikan harus relevan dari cedera yang
&#+#%+)/)*%-'E<%#*#!%*#.>#,#$%&#+#%+)/)*%-'EW%+#$% melibatkan beberapa bagian tubuh yang terdapat
-'EIU%#*#!%*#.>#,#$%additional code, external code, dalam kelompok kode multiple body regions
M-code. S 99E 9I\5% A#(% )$)% >'0(#-!% >#)-% !$*!-% 2#*!% "'$)2%
F'0,#*)-#$% &'027#0#*#$% +!#(% 4(#22)P4#*)1$% S*#$+#% a% cedera yang sama dan lebih dari satu jenis cedera
dan *) pada daerah tubuh yang berbeda.
Lakukan analisis kembali untuk memastikan Adapun contoh cara pencarian kode diagnosis
ketepatan kode yang dipilih dengan pernyataan multiple fracture yang melibatkan fracture femur di
dokter tentang diagnosis utama di formulir rekam dalamnya adalah sebagai berikut :
medis pasien (Naga, 2001).
F#2)'$%+'$/#$%$1.10%0'-#.%.'+)2]%:IY5OOW
Berdasarkan teori yang dikemukakan Naga D)#/$12)2%.#2!-%%%%]%% fracture femur
(2001), petugas coding% +)% HNVD% )+#0% G1*#% D)#/$12)2%V*#.#%%%]%% CF femur sin & tibia sin%:KT%
=#/'(#$/% *)+#-% .'(#-!-#$% 2#(#,% 2#*!% (#$/-#,% tengah
dalam menentukan kode untuk fracture femur yaitu Hasil Rontgen : Fracture%:KT%*'$/#,%femur
tentang membaca keterangan, exclude, include, Fracture%:KT%*'$/#,%tibia +
note atau keterangan dalam kurung (see also, see %2;!"
page..., dsb) atau keterangan : use additional code, G1+'%7#$/%+)*!()2%0!.#,%2#-)*%]%NY85J%^%NO85T
dan sebagainya yang mungkin ada di atas atau di G1+'%7#$/%2',#0!2$7#%%]% 985T9
bawah judul blok atau di bawah kategori terkait. Cara menentukan kode diagnosis multiple fracture
Pada langkah tersebut kode diagnosis kemungkinan seperti contoh di atas adalah :
+#&#*% >'0!>#,% &#+#% -#0#-*'0% -'E<U% -'EWU% #*#!%
-#0#-*'0%-'EI%2'2!#)%+'$/#$%&'*!$"!-%7#$/%*'0+#&#*% ='.)(),% lead term yang sesuai dengan diagnosis
di dalamnya. 7#$/%+)*!()2%+1-*'0%&#+#%BCDE:9%volume%T5%Lead term
yang dipilih adalah fracture.
G'#-!0#*#$%G1+'%D)#/$12)2%Fracture Femur Pada
N'*'(#,% .'$'.!-#$% -#*#% 30#4*!0'% &#+#% BCDE
D1-!.'$%H'-#.%='+)2% #,!$%89:8%D)%HNVD% )+#0%
:9% ?1(!.'% TU% -'.!+)#$% .'$4#0)% -#*#% .!(*)&('%
G1*#%=#/'(#$/5
dibawahnya.
Keakutatan kode diagnosis fracture femur Setelah menemukan kata multiple, kemudian mencari
dibedakan menjadi kode akurat dan kode tidak kata limb, kemudian pilih lower (one).
#-!0#*5% D#0)% ,#2)(% &'$'()*)#$% .'$!$"!-#$% >#,[#%
Kemudian mencari kode yang tertera pada samping
+#0)%<:%+1-!.'$%+'$/#$%+)#/$12)2%fracture femur
-#*#%(1['0%S1$'\%7#)*!% 985T%&#+#%BCDE:9%?1(!.'%:5
yang diteliti seluruhnya tidak akurat. Hal ini
disebabkan karena petugas coding tidak menuliskan ;#4#%-'.>#()%-1+'% 985T%!$*!-%.'.#2*)-#$%30#4*!0'%
kode diagnosis fracture femur hingga karakter &#+#%41$*1,%+)%#*#2%*'0+#&#*%&#+#%-1+'% 985T5
-'% ().#% 7#$/% +)/!$#-#$% !$*!-% .'$/)+'$*)P-#2)% D#(#.% 985T%.'()&!*)%-1+'%NY85EU%NO85EU%NJ85EU%+#$% :85

43
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.1, No.2, Oktober 2013

N'*'(#,%.'.#2*)-#$%>#,[#% 985T%.'$4#-!&%.!(*)&('% Kesalahan penulisan kode diagnosis multiple fracture


fracture yang sesuai untuk contoh diatas, maka D#0)%,#2)(%&'$'()*)#$%+)*'.!-#$%+)#/$12)2%multiple
kemudian baca perintah pada note yang ada di bawah fracture yang melibatkan fracture femur di dalamnya
"!+!(% 98%_0#4*!0'%B$?1(?)$/%=!(*)&('%;1+7%H'/)1$2. ditulis dengan kode masing-masing dari fracture
Note tersebut berfungsi untuk mengidentifikasi tersebut. Pada kasus ini kode yang ditulis oleh
apakah fracture yng terjadi apakah open fracture petugas coding untuk closed fracture femur% :KT%
atau closed fracture. tengah dan fracture tibia% :KT% *'$/#,% #+#(#,% NY85J%
G'.!+)#$% &)(),% 9% -#0'$#% 30#4*!0'% 7#$/% #+#% &#+#% +#$%NO85T5%N'+#$/-#$%2',#0!2$7#%-1+'%7#$/%+)*!()2%
contoh di atas adalah closed fracture. adalah satu kode yang meliputi dua diagnosis
*'02'>!*%7#)*!%.'$//!$#-#$%-1+'% 985T95%N'*'(#,%
Jadi kode yang seharusnya ditulis untuk contoh di
dilakukan wawancara dengan petugas untuk
#*#2%#+#(#,% 985T9
mengetahui penyebab kesalahan penulisan kode
Berdasarkan langkah-langkah di atas, petugas diagnosis multiple fracture, didapatkan jawaban
coding%+)%HNVD% )+#0%G1*#%=#/'(#$/%.'(#-!-#$% bahwa petugas memberikan kode sesuai dengan
kesalahan dalam menentukan lead term pada volume fracture yang terjadi dan bukan multiple fracture
T5%Lead term yang seharusnya dicari adalah fracture S b% bUb% \5% F'*!/#2% coding pernah memberikan
kemudian multiple karena diagnosis yang ditulis kode untuk diagnosis multiple fracture dengan
dokter berupa beberapa bagian fracture. Setelah kode yang sesuai dengan letak fracture yang
itu disesuikan dengan letak fracture berdasarkan terjadi dan menggunakan satu kode untuk multiple
diagnosis utama. fracture. Akan tetapi karena menemui beberapa
_#-*10%F'$7'>#>% '0"#+)$7#%G'*)+#-#-!0#*#$%G1+'% fracture yang letaknya tidak hanya di bagian kaki
D)#/$12)2%Fracture Femur F#+#%D1-!.'$%H'-#.% saja maka petugas coding mengambil kesepakatan
='+)2% #,!$%89:8%D)%HNVD% )+#0%G1*#%=#/'(#$/5 antara sesama petugas coding untuk selanjutnya
memberikan kode dengan diagnosis multiple
Faktor penyebab ketidakakuratan kode diagnosis fracture sesuai letak fracture yang terjadi. Sehingga
fracture femur +)%HNVD% )+#0%G1*#%=#/'(#$/%#$*#0#% kode multiple fracture dengan satu kode tidak lagi
lain: digunakan. Hal ini dikarenakan petugas takut salah
Penulisan kode diagnosis fracture femur yang tidak dalam memberikan kode dengan menggunakan kode
lengkap multiple fracture.
Penulisan kode diagnosis fracture femur yang tidak
lengkap menyebabkan kode yang ditulis menjadi SIMPULAN
tidak akurat. Kode yang tidak akurat dalam hal ini
adalah penulisan kode diagnosis fracture femur #*#% 4#0#% &'$/1+'#$% +)#/$12)2% fracture femur di
7#$/%*)+#-%+)*!()2%,)$//#%-#0#-*'0%-'%().#5%D).#$#% HNVD% )+#0%=#/'(#$/%2!+#,%+)(#-!-#$%+'$/#$%>#)-5%
-#0#-*'0% -'% ().#% >'03!$/2)% !$*!-% .'$/)+'$*)P-#2)% Akan tetapi dalam penulisan kode fracture femur
fracture yang terjadi apakah open fracture atau closed tidak ditulis hingga karakter ke lima dimana karakter
fracture. Sedangkan pada kasus ini kode diagnosis kelima dalam penulisan fracture femur adalah untuk
fracture femur hanya ditulis hingga karakter ke .'$/)+'$*)P-#2)%open fracture dan close fracture.
empat. Berdasarkan wawancara dengan petugas
coding yang dilakukan untuk mengetahui penyebab G'#-!0#*#$%-1+'%+)#/$12)2%30#4*!0'%3'.!0%+)%HNVD%
tidak ditulisnya karakter ke lima pada diagnosis )+#0%=#/'(#$/%*'0+#&#*%<:%+1-!.'$%S:99@\%7#$/%
fracture femur, didapatkan jawaban bahwa petugas *)+#-%#-!0#*%+#0)%<:%+1-!.'$%7#$/%+)*'()*)%2',)$//#%
coding memiliki kebiasaan tidak menulis kode untuk tidak ada dokumen yang akurat.
fracture femur hingga karakter ke lima. Kebiasaan
Penyebab ketidakakuratan kode diagnosis fracture
ini telah dilakukan selama beberapa tahun yang lalu.
femur dikarenakan petugas coding tidak menulis
Walaupun dahulu petugas coding pernah memberikan
kode hingga karakter ke lima. Hal ini disebabkan
kode untuk fracture femur hingga karakter ke lima
karena kebiasaan petugas coding yang tidak
dan berlangsung selama beberapa tahun. Akan tetapi
menuliskan kode fracture femur hingga karakter
.!(#)%*#,!$%89:T%&'*!/#2%coding sudah menuliskan
ke lima. Penyebab lain ketidakakuratan kode
kode untuk fracture femur hingga karakter ke lima
fracture femur adalah kesalahan pemilihan kode
khususnya untuk pasien dengan golongan pelayanan
untuk multiple fracture yang ditulis berdasarkan
6X=GLN=XN5

44
6'33%;#/#2-101U%+--5%X$#()2)2%G'#-!0#*#$%G1+'%D)#/$12)2%Fracture

masing-masing fracture yang terjadi sedangkan A#**#% c'.#(#% H5% 899O5% Pedoman Manajemen
seharusnya hanya ditulis dengan satu kode. Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan
Hal ini dikarenakan petugas coding takut salah Kesehatan. Universitas Indonesia. Jakarta.
memberikan kode pada diagnosis multiple fracture
dengan letak fracture yang berbeda-beda. M#/#U%=5X5%899:5%0,3")<""'")*B(-,%C"#$*+$"A)(#$#*
Sistem ICD-X Bagi Kepentingan Informasi
Medis5% G!.&!(#$% =#-#(#,% d1-#-#07#%
DAFTAR PUSTAKA M#2)1$#(% H'-#.% ='+)2% S!$*!-% -#(#$/#$%
sendiri)

D'&+)-$#25%899O5%Kamus Besar Bahasa Indonesia M#0>!-1%CU%899O5%Metodelogi Penelitian. Jakarta :


Pusat Bahasa. Edisi Ke-4.% 6#-#0*#% ]% F % Bumi Aksara.
Gramedia Pustaka Utama.
M1*1#+.1+"1% NU% 899W5% Metodologi Penelitian
D'&-'2% HB5% 899I5% Pedoman Pengelolaan Rekam Kesehatan Edisi Revisi Ketiga. 6#-#0*#%]%F %
Medis Rumah Sakit Di Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
D'&-'2%HB
bbbbbb% U% 89:95% Metodologi Penelitian Kesehatan
bbbbbb% U% Permenkes. No. 269/ MenKes/ Per/ III/ Edisi Revisi Kesembilan. 6#-#0*#%]%F %H)$'-#%
2008. Tentang Rekam Medis5%6#-#0*#%]%D'&-'2% Cipta.
RI
Q10(+%%A'#(*,%%R0/#$)e#*)1$U%899<5%%International
A#0*#$*1% A5% +--5% 89985% Kamus Saku Kedokteran 5'"'$#'$&"!* * !"#$%&"'$()* * D<* +$#,"#,#* E)-*
DorlandU%'+)2)%8J5%6#-#0*#]%LcC5 Related Health Problems. Geneva.

45

Anda mungkin juga menyukai