Anda di halaman 1dari 73

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sejalan dengan amanat Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang
berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Kemudian dalam Pasal 34 ayat
(3) dinyatakan Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Berkaitan dengan fasilitas pelayanan kesehatan, rumah sakit
merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang sangat diperlukan
dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit harus sesuai dengan
tugas dan fungsi rumah sakit sebagaimana diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Dalam Undang-Undang
dimaksud disebutkan bahwa salah satu tanggung jawab Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dalam bidang kesehatan adalah menyediakan informasi
kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam rangka penyediaan
informasi kesehatan tersebut, maka disusunlah Laporan Semester I Tahun
2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai.
Pada bagian ini diperkenalkan pada pengertian statistik, konsep dasar
statistik, penyajian data dan statistik rumah sakit. Informasi yang dibutuhkan
untuk statistik ini diperoleh dari data yang ada di Rekam Medis yang
dikumpulkan, diolah dan disajikan dalam bentuk yang sesuai dengan tujuan
penyajian. Materi ini dapat digunakan di rumah sakit dan bisa juga dipakai di
pusat kesehatan masyarakat dan tempat pelayanan/ balai kesehatan.

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 1


Bermacam-macam angka perbandingan ( rate ) dan prosentase yang
umumnya dikumpulkan di rumah sakit dibahas bersama dengan formula
kalkulasinya dan definisi yang berkaitan dengan kumpulan statistik.
1.2. Tujuan
Pengumpulan data statistik merupakan fungsi penting dari suatu rumah sakit.
Rekam medis adalah sumber penting dari suatu data yang dipakai untuk
menyusun statistik medis. Petugas rekam medis bertanggung jawab atas
pengumpulan analisis, interpretasi, dan presentasi data statistik dimana saja.
Tujuan penyusunan laporan Semester I tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham
adalah :

a. Membandingkan penampilan antara rumah sakit masa lalu dengan


masa sekarang.
b. Merupakan acuan untuk perencanaan dan pengembangan rumah sakit
atau poliklinik spesialis di masa yang akan datang.
c. Menilai kinerja tenaga medis perawatan dan staff lain.
d. Mengetahui biaya rumah sakit atau teknis jika disponsori oleh
pemerintah serta untuk bahan penelitian.
e. Bisa menjadi acuan untuk bahan penelitian bagi para mahasiswa atau
tenaga medis lainya.
f. Sebagai bahan kajian dalam upaya peningkatan mutu pelayanan RSUD
Dr. R.M. Djoelham Kota Binjai.
g. Sebagai bahan informasi untuk membina kerja sama intern rumah
sakit.
h. Sebagai bahan evaluasi pelaksanaan pelayanan Semester I Tahun
2017.

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 2


Pengumpulan data statistik merupakan fungsi penting dari suatu rumah
sakit atau poliklinik. Rekam medis adalah sumber penting dari data yang
dipakai untuk menyusun statistik medis. Petugas rekam medis bertanggung
jawab atas pengumpulan, analisis, interpretasi dan presentasi dari data
statistik dimana saja. (Edna K.Huffman, 1994)
Statistik harus sama akuratnya seperti sumbernya , yaitu dokumen asli
dari mana statistik itu diambil. Petugas rekam medis harus memperhatikan
bahwa data rekam medis harus lengkap dan siap bila dibutuhkan untuk
mendapatkan data statistik.

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rekam Medis


2.1.1 Pengertian Rekam Medis
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269/
MENKES/ PER/ III/ 2008, disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Selain itu, pengertian rekam medis menurut pasal 46 ayat (1) UU No. 29
tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, adalah berkas yang berisikan catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang
terekam tentang identitas, anamnese, pemeriksaan fisik, laboratorium,
diagnose serta segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada
pasien dan pengobatan di unit rawat inap, rawat jalan maupun yang
mendapat pelayanan gawat darurat (Depkes RI, 2006).
2.1.2 Tujuan Rekam Medis
Tujuan diselenggarakan rekam medis itu adalah untuk menunjang
tercapainya tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem penyelenggaraan
rekam medis yang baik dan benar, maka tertib administrasi rumah sakit tidak
akan berhasil sebagaimana yang diharapkan (Depkes RI, 2006).
2.1.3 Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan rekam medis bisa dilihat dari berbagai aspek antara lain:
a. Aspek Administrasi

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 4


Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggungjawab sebagai
tenaga medis dan paramedik dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan.
b. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan
tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
c. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan dalam rangka usaha menegakkan hukum serta pengisian bahan
tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
d. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya
mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
keuangan.
e. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
f. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
mengandung data/informasi tentang perkembangan kronologis dan
kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi
tersebut dapat digunakan sebagai bahan/referensi pengajaran dibidang
profesi si pemakai.

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 5


g. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai
sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit.

2.2 Prosedur Peminjaman Dokumen Rekam Medis


Prosedur adalah suatu urutan kegiatan yang ditetapkan untuk menjamin
penanganan secara seragam terhadap transaksi yang terjadi peminjaman
berulang-ulang. Sedangkan ketentuan prosedur peminjaman dokumen rekam
medis adalah:
1. Peminjaman rekam medis dapat melalui pendaftaran pasien rawat
jalan, pendaftaran pasien rawat inap, ruang perawatan dan unit
penunjang medis di rumah sakit.
2. Peminjaman rekam medis ditujukan ke unit atau bagian rekam medis
dan dapat dilakukan secara on line maupun manual (via telepon atau
datang sendiri ke unit atau bagian rekam medis).
3. Peminjaman rekam medis dapat digunakan untuk keperluan
kunjungan ke poliklinik, rawat kembali, penelitian atas kasus tertentu
maupun untuk kasus pengadilan.
4. Berkas rekam medis tidak dapat keluar dari rumah sakit kecuali untuk
bukti pengadilan.
5. Hanya petugas rekam medis yang berwenang untuk mengambil berkas
rekam medis yang akan dipinjam.
6. Pengambilan rekam medis harus menggunakan tracer atau kartu
peminjam rekam medis.
7. Pada formulir peminjaman rekam medis harus selalu dicantumkan
tanggal peminjaman, keperluan, nama atau bagian peminjaman, serta

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 6


tanggal rekam medis jatuh tempo untuk dikembalikan ke penyimpanan
rekam medis.
8. Instalasi rekam medis wajib memiliki buku ekspedisi guna mengetahui
perjalanan berkas rekam medis (rekam medis yang keluar) yang
dipinjam secara manual untuk kepentingan perawatan, dipinjam
dokter atau kasus-kasus tertentu.
9. Untuk rumah sakit yang telah menggunakan sistem komputerisasi
lebih dianjurkan untuk mengidentifikasi pasien guna mengetahui
perjalanan berkas rekam medis yang keluar dari instalasi rekam medis
agar lebih efektif dan efisien.
10. Tanggal jatuh tempo pengembalian rekam medis harus selalu
diperiksa oleh instalasi rekam medis guna memperkecil risiko hilangnya
berkas rekam medis yang dipinjam.
11. Selama rekam medis berada di ruang rawat inap atau sedang dipinjam
menjadi tanggung jawab perawat atau petugas ruangan atau instalasi
yang meminjam.(Depkes RI, 2006).
2.2.1 Pengambilan Kembali Dokumen Rekam Medis
Kegiatan pengambilan kembali dokumen rekam medis dari tempat
penyimpanan dilakukan karena kebutuhan diantaranya:
a. Untuk berobat jalan/control
b. Untuk rawat inap
c. Untuk penelitian
d. Untuk pendidikan
e. Untuk pengadilan
2.2.2 Ketentuan Pengambilan Kembali Dokumen Rekam Medis
a. Setiap DRM yang diambil kembali/keluar harus diganti menggunakan
outgide/ petunjuk keluar.

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 7


b. Peminjam harus mengembalikan tepat waktu dalam keadaan baik.
c. Ditentukan kebijakan/peraturan berapa lama/waktu DRM berada di luar
rak penyimpanan sesuai dengan jenis peminjamannya. Idealnya setelah
jam kerja sudah kembali lagi.
d. DRM tidak boleh dibawa keluar kecuali atas perintah pengadilan.
e. Peminjaman DRM untuk keperluan pembuatan makalah, riset, dan lain-lain
oleh dokter/tenaga kesehatan lainnya sebaiknya dikerjakan di ruang RM.
f. Mahasiswa dapat meminjam DRM jika mempunyai surat pengantar dari
dokter ruangan.
g. Untuk pasien yang dirujuk DRM tidak boleh dibawa cukup dengan resume
akhir pelayanan.
2.2.3 Prosedur Pengambilan Kembali Dokumen Rekam Medis
a. Setelah ada permintaan untuk peminjaman, maka sebelum dilakukan
pengambilan kembali dibuatkan bon peminjaman (rangkap 3).
b. Menyimpan bon peminjaman pada RM, Outgide dan pada kotak
peminjaman di unit RM atau di tempat yang meminjamnya.
c. Menyimpan Outgide pada tempat RM yang diambil. Apabila ada
peminjaman maka dicatat pada slip transfer dan diberikan ke unit RM.
d. Slip transfer disimpan di Outgide.

2.3 Penyimpanan
Unit penyimpanan merupakan suatu ruang penyimpanan dokumen rekam
medis rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat, selain itu juga sebagai
penyedia berbagai dokumen rekam medis untuk berbagai keperluan serta
melindungi dokumen rekam medis terhadap berbagai kerusakan.
Dan merupakan salah satu bagian rekam medis yang bertugas dalam
peminjaman dokumen rekam medis dan menjaga isi kerahasiaan isi dari

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 8


dokumen rekam medis. Selain sebagai tempat penyimpanan unit
penyimpanan digunakan sebagai tempat pengambilan dan pendistribusian
dokumen rekam medis. Untuk itu pihak rumah sakit perlu prosedur tetap
yang mengatur peminjaman dokumen rekam medis dengan persyaratan
seperti berkas rekam medis, formulir peminjaman rekam medis dan tracer
(Depkes RI, 2006).
2.3.1 Kewajiban Bagian Penyimpanan
Salah satu kewajiban sarana pelayanan kesehatan adalah menyimpan
dokumen rekam medis dan menjaga kerahasiaan isi dokumen rekam medis.
Kewajiban tersebut dilakukan oleh fungsi penyimpanan di Unit Rekam Medis
antara lain :
1. Menerima dokumen rekam medis yang sudah lengkap.
2. Menyimpan dokumen rekam medis rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
3. Menyediakan dokumen rekam medis untuk keperluan pelayanan.
4. Mencatat setiap penggunaan dokumen rekam medis.
5. Melacak dokumen rekam medis yang tidak ditemukan pada tempat
penyimpanan
6. Melakukan retensi dan penyortiran dokumen rekam medis yang aktif
dan inaktif.
7. Tim pemusnah melakukan pemusnahan dokumen rekam medis yang
tidak diabadikan.
8. Bersama Kepala Unit Rekam Medis (URM) membuat abstrak dokumen
rekam medis yang diabadikan. (Shofari, B.1999).
2.3.2 Tugas Pokok Bagian Penyimpanan
Tugas pokok dari unit penyimpanan rekam medis antara lain adalah :

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 9


1. Menyimpan dokumen rekam medis dengan metode tertentu sesuai
dengan kebijakan penyimpanan dokumen rekam medis.
2. Mengambil kembali (retriev) dokumen rekam medis untuk berbagai
keperluan.
3. Menyusutkan (meretensi) dokumen rekam medis sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan sarana pelayanan kesehatan.
4. Memisahkan penyimpanan dokumen rekam medis in aktif dari
dokumen rekam medis aktif.
5. Membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis.
6. Menyimpan dokumen rekam medis yang dilestarikan (diabadikan).
7. Membantu dalam pelaksanaan pemusnahan dokumen rekam medis.
2.3.3 Peran dan Fungsi Bagian Penyimpanan
Peran dan fungsi unit penyimpanan dalam pelayanan rekam medis yaitu
sebgai berikut :
1. Menyimpan dokumen rekam medis rawat inap,rawat jalan, dan gawat
darurat.
2. Penyedia dokumen rekam medis untuk berbagai keperluan.
3. Melindungi dokumen rekam medis dari kehilangan dan kerusakan
terhadap penggunaan dokumen rekam medis oleh pihak yang tidak
berwenang atas kerahasiaan isi dari data dokumen rekam medis.
4. Melindungi dokumen rekam medis terhadap bahaya kerusakan fisik,
kimiawi dan biologi.
2.3.4 Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam Medis
Ditinjau dari pemusatan penyatuan dokumen rekam medis maka cara
penyimpanan berkas rekam medis terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Penyimpanan Secara Sentralisasi

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 10


Sistem penyimpanan dokumen rekam medis secara sentral atau terpusat
yaitu suatu sistem penyimpanan dengan cara menyatukan formulir –
formulir rekam medis milik seorang pasien kedalam satu kesatuan map
(folder) sesuai kedatangan pasien. Sebagai dokumen rekam medis rawat
jalan, rawat inap maupun gawat darurat yang terkumpul dalam satu
folder.
Keuntungan sistem penyimpanan secara sentralisasi :
a. Data dan informasi hasil- hasil pelayanan dapat berkesinambungan ke
folder sehingga riwayat penyakit pasien dapat terbaca secara keseluruhan.
b. Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan
dokumen rekam medis.
c. Efisiensi biaya yang akan dipergunakan dalam pengadaan peralatan
maupun ruang penyimpanan.
d. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah
dilakukan standarisasi.
e. Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja bagi petugas penyimpanana
karena berkas rekam medis milik seorang pasien berada dalam satu folder.
f. Mudah menerapkan sistem unit record.

Kerugian sistem penyimpanan secara sentralisasi:


a. Petugas menjadi lebih sibuk karena harus menangani dokumen rekam
medis rawat jalan dan dokumen rekam medis rawat inap, serta dokumen
rekam medis gawat darurat.
b. Tempat penyimpanan dokumen rekam medis harus buka selama 24 jam
dikarenakan sewaktu-waktu diperlukan untuk pelayanan pasien gawat
darurat di UGD mudah ditemukan.

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 11


c. Petugas Tempat Pendaftaran Pasien Rawat ruang penyimpanan harus
bertugas selama 24 jam.
2. Penyimpanan Secara Desentralisasi
Dokumen rekam medis secara desentralisasi yaitu suatu penyimpanan
dengan cara memisahkan dokumen rekam medis milik seorang pasien
antara dokumen rawat jalan, dokumen rawat inap, dokumen gawat
darurat dalam folder tersendiri atau ruang atau tempat tersendiri. Biasanya
dokumen rekam medis rawat jalan disimpan disuatu tempat penyimpan
atau di poliklinik masing- masing, sedangkan dokumen rekam medis gawat
darurat dan rawat inap disimpan di bagian penyimpanan Unit Rekam
Medis.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari sistem penyimpanan secara
Desentralisasi antara lain :
Keuntungan sistem penyimpanan secara desentralisasi :
a. Efisiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat
b. Beban kerja yang dilaksanakan oleh petugas lebih ringan.

Kerugian sistem penyimpanan secara desentralisasi :


a. Mudah terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis, karena data dan
informasi hasil pelayanan pada seorang pasien dapat tersimpan lebih dari
satu folder.
b. Biaya yang diperlukan untuk pengadaan peralatan dan peyimpanan lebih
banyak.
3. Penyimpanan secara Satelit
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis secara satelit yaitu suatu
sistem penyimpanan dimana dokumen rekam medis rawat jalan, rawat

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 12


inap, dan gawat darurat disimpan pada unit tertentu yang digunakan oleh
pasien guna mendapatkan pelayanan yang berkelanjutan.
Kelebihan dari sistem penyimpanan secara satelit adalah:
a. Mudah dalam pengambilan dokumen rekam medis pasien saat dirawat
inap.
b. Efisiensi waktu sehingga pasien mendapatkan pelayanan lebih cepat
(Shofari,B. 2002).

2.3.5 Sistem Penjajaran Dokumen Rekam Medis


Dokumen Rekam Medis baik pasien rawat inap, rawat jalan, maupun
gawat darurat disimpan dengan cara mensejajarkan dokumen rekam medis
ke dalam rak penyimpanan. Sistem penjajaran berkas rekam medis dapat
yang dikelompokkan berdasarkan 3 cara antara lain:
1. Sistem penjajaran berdasarkan Straight Numerical Filing (SNF)
Sistem penjajaran berdasarkan nomor langsung ( Straight Numerical Filing)
yaitu suatu sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan cara menata
(folder) dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis
secara langsung pada rak penyimpanan.
Kelebihan sistem penjajaran secara Straight Numerical Filing (SNF):
a. Memudahkan dalam pengambilan dokumen dengan jumlah yang banyak
sesuai urutan nomor rekam medis dari rak penyimpanan untuk keperluan
pelayanan pasien, pendidikan, penelitian atau dokumen rekam medis yang
in aktif.
b. Mudah melatih petugas dalam pelaksanaan penyimpanan tersebut
Kekurangan sistem penjajaran secara Straight Numerical Filing (SNF):
a. Apabila petugas penyimpanan mengambil dokumen rekam medis dengan
nomor rekam medis yang berada di tengah pada rak penyimpanan maka

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 13


petugas harus memperhatikan seluruh angka dari nomor rekam medis
tersebut, hal ini dapat terjadi kekeliruan dalam pengambilan dokumen,
maka sulit untuk menghindari kejadian salah simpan / misfile dari urutan
berkas rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis pada
dokumen rekam medis.
b. Kesibukan terkonsentrasi pada rak penyimpanan dengan kelompok nomor
rekam medis terbesar yaitu dokumen rekam medis dengan nomor rekam
medis terbaru.
c. Beberapa orang petugas penyimpanan yang bekerja dalam waktu
bersamaan pada suatu rak penyimpanan tertentu kemungkinan akan
saling berhimpitan antar petugas dalam pengambilan dokumen rekam
medis tersebut.
d. Pengawasan kerapian pada rak penyimpanan sulit dilakuka dalam
penerapan sistem nomor langsung karena dalam pembagian tugas kepada
petugas penyimpanan untuk bertanggung jawab pada masing- masing rak
penyimpanan/ section tertentu tidak dapat terbagi secara merata.
2. Sistem penjajaran berdasarkan Middle Digit Filing (MDF)
Sistem penjajaran dokumen rekam medis dengan sistem 2 angka
kelompok tengah atau MDF yaitu suatu sistem penyimpanan dokumen rekam
medis dengan cara mensejajarkan folder / dokumen rekam medis
berdasarkan 2 angka kelompok tengah.
Kelebihan sistem penjajaran berdasarkan Middle Digit Filing (MDF):
a. Penambahan jumlah dokumen rekam medis selalu tersebar secara merata
ke 100 sub rak (section) pada rak penyimpanan.
b. Petugas-petugas yang melakukan penyimpanan tidak akan berdesak-
desakan pada satu tempat dimana dokumen rekam medis tersebut
disimpan.

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 14


c. Petugas-petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk sejumlah section
tertentu.
d. Pekerjaan akan terbagi secara merata mengingat setiap petugas rata-rata
mengerjakan sejumlah dokumen rekam medis yang hampir sama setiap
harinya pada setiap section sehingga mudah mengetahui kejadian misfile /
dokumen rekam medis yamg salah letak.
e. Rekam medis yang tidak aktif dapat diambil pada setiap section dari rak
penyimpanan dan penambahan rekam medis baru dapat tersebar pada
masing- masing section.
f. Jumlah dokumen rekam medis untuk setiap section terbagi secara merata
dan mudah terkontrol sehingga dapat dihindari timbulnya rak
penyimpanan yang kosong.
g. Dengan terkontrolnya jumlah dokumen rekam medis,membantu
memudahkan dalam perencanaan atau pengadaan peralatan penyimpanan
(jumlah rak penyimpanan).
h. Kekeliruan menyimpan (misfile) dapat dicegah, karena petugas dalam
penyimpanan hanya memperhatikan 2 angka kelompok tengah pada saat
melakukan penyimpanan dokumen rekam medis ke dalam rak
penyimpanan,
Kekurangan sistem penjajaran berdasarkan Middle Digit Filing (MDF) :
a. Latihan dan bimbingan bagi petugas penyimpanan denganmenggunakan 2
angka kelompok tengah, membutuhkan waktu lebih lama dikarenakan
memerlukan latihan khususdibandingkan menggunakan sistem nomor
secara langsung.
b. Membutuhkan biaya awal yang lebih besar karena harus menyiapkan rak
penyimpanan terlebih dahulu.
3. Sistem penjajaran berdasarkan Terminal Digit Filing (TDF)

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 15


Sistem penjajaran dengan menggunakan sistem 2 angka kelompok akhir
atau Terminal Digit Filing (TDF) yaitu suatu sistem penjajaran dokumen
rekam medis dengan mensejajarkan folder /dokumen rekam medis
berdasarkan urutan 2 angka kelompok akhir dari nomor rekam medis.
Kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan penjajaran dokumen rekam
medis tersebut, sama dengan sistem MiddleDigit Filing. (Shofari, B. 2002)
2.3.6 Ketentuan dan Prosedur Penyimpanan Dokumen Rekam Medis
Ketentuan dasar yang membantu mempelancar pekerjaan pengelolaan
rekam medis :
a. Pada saat rekam medis dikembalikan ke bagian rekam medis, harus
disortir menurut nomor rekam medis atau sistem penjajaran, sebelum
disimpan. Hal ini membantu menemukan rekam medis yang diperlukan
apabila terdapat dalam ruang penyimpanan dan memudahkan
pekerjaan penyimpanan.
b. Hanya petugas - petugas rekam medis yang dibenarkan menangani
rekam medis, sedangkan dokter-dokter, staf rumah sakit, pegawai-
pegawai dariagian lain tidak diperkenankan mengambil rekam medis
dari tempat penyimpanannya.
c. Petugas penyimpanan harus melakukan pengawasan terhadap rekam
medis yang rusak atau lepas, harus segera diperbaiki, untuk mencegah
hilangnya dokumen rekam medis yang diperlukan.
d. Pengamatan terhadap penyimpanan harus dilakukan secara periodik
untuk menemukan salah simpan dan melihat pada kartu pinjaman
untuk mengetahui rekam medis yang belum dikembalikan.
e. Dokumen Rekam Medis milik dari pegawai-pegawai bagian rekam
medis itu sendiri atau rekam medis yang berkenaan dengan proses
hukum, harus disimpan ditempat khusus di ruangan pimpinan bagian

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 16


rekam medis, tetapi apabila disimpan ditempat penyimpanan biasa
harus diberi diberi petunjuk.
f. Petugas penyimpanan bertanggung jawab dalam memelihara kerapian
dan keteraturan pada rak penyimpanan.
g. Dokumen Rekam Medis yang sedang diproses/dipakai oleh petugas
bagian rekam medis harus diletakkan diatas meja/rak tertentu dengan
maksud bahwa rekam medis tersebut setiap saat dapat digunakan.
h. Dokumen Rekam medis yang sangat tebal harus dijadikan 2 atau 3 jilid
/folder.
i. Kepala penyimpanan bertugas membuat laporan rutin kegiatan yang
meliputi :
a. Jumlah dokumen rekam medis yang dikeluarkan setiap hari dari
rak penyimpanan berdasarkan permintaan
b. Jumlah permintaan darurat
c. Jumlah kejadian dokumen rekam medis yan salah simpan /
misfile
d. Jumlah rekam medis yang tidak dapat ditemukan
e. Data tersebut berguna untuk rencana pengelolaan dan
pengawasan penyimpanan dokumen rekam medis (DepKes, RI.
1997).

2.4 Istilah Dalam Statistik Rumah Sakit


2.4.1. Definisi - Definisi
Definisi yang dipakai pada pengumpulan data statistik di rumah sakit
bermacam-macam di setiap negara. Agar anda dapat mengenal istilah yang
dibahas pada unit ini, berikut daftar beberapa definisi yang digunakan pada
beberapa negera. Jika negara anda mempunyai definisi yang berbeda untuk

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 17


salah satu istilah, ubahlah definisi tersebut sesuai yang digunakan pada
rumah sakit / negara anda.
1. Admission
Proses resmi yang dialami seseorang pada saat diterima oleh rumah sakit
dengan tujuan untuk memberikan pelayanan pengobatan pada pasien
tersebut. Jika pasien tersebut keluar secara resmi dari rumah sakit dan
kemudian kembali untuk pengobatan yang lebih lanjut , proses admission
berulang kembali dan admission kedua tercatat pada statistik.
2. Attendance / Pengunjung ( bukan pasien rawat inap )
Pengunjung yang datang ke rumah sakit, perawatan rumah atau pusat
kesehatan masyarakat, dapat menjadi pasien yang bukan rawat inap dan
menerima satu atau lebih pelayanan .
3. Tempat Tidur yang Tersedia
Jumlah tempat tidur di rumah sakit yang siap digunakan bagi pasien rawat
inap jika diperlukan. Tempat tidur tersebut dapat tersedia secepatnya jika
ditempatkan pada lokasi yang sesuai untuk perawatan pasien dan tersedia
perawat dan staf penunjang lain untuk melayani pasien. Pada statistik
jumlah tempat tidur selalu berupa jumlah total.
4. Tempat tidur terpakai
- Jumlah hari perawatan (hari pemakaian tempat tidur). Jumlah hari
keseluruhan atau sebagian dimana tempat tidur terpakai oleh pasien
rawat inap.
- Jumlah hari perawatan (hari pemakaian tempat tidur) menunjukkan
periode 24 jam pemakaian tempat tidur oleh pasien rawat inap.
- Satuan pengukuran untuk pelayanan yang digunakan oleh seorang
pasien rawat inap di antara waktu pengambilan sensus .

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 18


5. Sensus (sensus harian)
Jumlah pasien rawat inap pada saat tertentu yang diinginkan. Umumnya
dilaksanakan di rumah sakit pada saat tengah malam (24:00) dan selalu
pada saat yang sama setiap hari.
6. Rumah sakit ( day hospital/ patient)
Suatu tempat / fasilitas yang memberikan pelayanan pengobatan,
biasanya rehabilitasi, termasuk pasien tidak menetap.
7. Rawat sehari (one day care)
Seorang pasien yang datang ke rumah sakit secara harian.
Seorang pasien yang dirawat di fasilitas perawatan selama minimum 6 jam
penuh dan tidak menempati tempat tidur.
8. Persalinan
Tindakan membantu proses kelahiran bayi baik hidup maupun meninggal.
"Demi kepentingan statistik ketika suatu persalinan menghasilkan
beberapa kelahiran (kembar), dihitung sebagai satu kali persalinan.”
9. Pulang hidup / Meninggal (Discharge/ Death)
Proses formal, seorang pasien rawat inap meninggalkan rumah sakit pada
akhir perawatan.
Termasuk pemulangan pasien ke rumahnya, pemindahan ke rumah sakit
lain, perawatan di rumah atau institusi lain dan kematian seseorang pada
saat ia dirawat inap pada rumah sakit tersebut.
10. Kematian Bayi (Fetal Death)
"Kematian bayi yang disebabkan oleh pengeluaran atau pemisahan dari
ibunya, pada masa kandungan, tidak memperhatikan masa kandungan;
kematian diindikasikan sebagai berikut, setelah dilahirkan, bayi tidak
bernafas atau memperlihatkan tanda-tanda kehidupan, seperti denyut
jantung, denyut otot atau pergerakan otot.

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 19


Tahap awal : < 22 minggu (<500 gr)
Tahap intermediate : 22-28 minggu (501-1000gr)
Tahap akhir : > 28 minggu (>1001 gr) " (WHO ICD X: 131,
Vol.2)
11. Fasilitas Kesehatan
Mencakup hal-hal berikut :
Rumah sakit umum/ pemerintah Rumah sakit swasta
Rumah sakit untuk perawatan gigi Balai perawatan
Rumah sakit jiwa Pusat kesehatan masyarakat
Area health centres Primary health care centres
12. Pasien Rumah Sakit (Hospital Patient)
Berarti pasien rawat inap atau rawat jalan tergantung jasa pelayanan pada
rumah sakit, termasuk semua pelayanan pengobatan, perawatan dan
diagnostik dan, jika tersedia di rumah sakit, perawatan gigi dan pelayanan
kesehatan bersama, untuk staf sendiri maupun pihak lain sesuai
persetujuan.
13. Pasien Rawat Inap (Inpatient)
Seseorang yang memakai tempat tidur rumah sakit untuk tujuan
pengobatan tetapi tidak termasuk:
 Anggota dari karyawan rumah sakit yang menerima pengobatan yang
menjadi tanggungannya
 Bayi baru lahir dengan ibu yang memakai tempat tidur rumah sakit
kecuali yang diberikan sebagai berikut:
a) Bayi baru lahir yang menggunakan tempat tidur NICU untuk
memberikan perawataan khusus dapat dianggap menjadi pasien
rawat inap

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 20


b) Bila bayi lahir kembar (multiple) setiap bayi yang lebih dari satu
dapat dianggap menjadi pasien rawat inap.
Pada jangka pendek atau perawatan sehari (ONE DAY CARE)
pasien dapat dikriteria sbb:
Seorang pasien dapat menjadi pasien rawat inap jika pengobatan dan /
perawatan diberikan staf rumah sakit tidak kurang dari 4 jam yang mana
pasien:
 Memakai tempat tidur pasien yang disediakan untuk dan / menangani
prosedur diagnostik atau
 Memakai tempat tidur rumah sakit untuk tujuan pengobatan dan /
observasi.
Batas waktu 4 jam perlu agar tidak digunakan untuk hal:
 Dimana pasien menggunakan kamar operasi
 Dimana pasien menggunakan alat khusus seperti ruang endoskopi,
ruang X-ray, terutama memakai alat-alat prosedur invasive ( prosedur
yang biasa tetapi angka kematian dan angka penyakit nya diketahui,
dan penampilannya dapat memperpanjang masa rawat ).
14. Inpatient bed day (Hari Rawat)
Jumlah pasien yang ada saat sensus dilakukan setiap hari ditambah pasien
yang datang dan keluar pada hari yang sama pada hari sebelum sensus
diambil. Jadi sama dengan jumlah pasien yang menggunakan tempat tidur
dalam jangka waktu 24 jam ( sama dengan "bed day", "patient day",
"patient service day" )
15. Lahir hidup
" Pengeluaran atau ekstraksi dari ibu sebagai hasil dari reproduksi, tidak
tergantung dari masa kehamilan, setelah itu bernafas atau menunjukkan
tanda-tanda kehidupan, seperti denyut jantung, denyut tali pusat atau

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 21


gerak otot, baik pada saat tali pusat telah dipotong atau belum; setiap
kelahiran seperti itu diperhitungkan sebagai lahir hidup." (WHO – ICD X
Vol.2 : 128).
16. Non-inpatient (Selain pasien rawat inap)
Adalah orang yang mendapat perawatan medis di rumah sakit atau
fasilitas perawatan kesehatan lainnya sebagai pasien rawat jalan
(outpatient atau non-inpatient). Non-inpatient tidak terdaftar sebagai
pasien rawat sehari dan tidak dirawat di bagian kecelakaan dan gawat
darurat.
17. Pelayanan sewaktu
Pemeriksaan, konsultasi / pengobatan, atau jasa lain apapun yang
diberikan kepada pasien secara individu oleh suatu fasilitas pelayanan
kesehatan. Setiap saat pelayanan tersedia, seperti setiap specimen, atau
satu set specimen secara bersama-sama untuk sesorang pasien,
tergantung pada departemen rumah sakit, merupakan pelayanan yang
sewaktu.
18. Pasien rawat jalan (lihat non-inpatient)
19. Hari rawat :Patient day = bed day
(Lihat Hari perawatan / Bed day)
20. Meninggalkan rumah sakit untuk waktu singkat (Short term
leave)
Pasien rawat inap yang tidak memerlukan pengobatan pada akhir minggu
atau masa libur pendek boleh meninggalkan rumah sakit.
Pasien ini tidak boleh dikeluarkan. Masa selama diluar rumah sakit tidak
dihitung sebagai hari rawat (ocuppied bed-days) .

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 22


21. Pembedahan (Surgical Operation)
Suatu operasi: suatu prosedur terapi atau prosedur diagnostik yang besar
meliputi pemakaian alat-alat pada bagian tubuh dan umumnya dilakukan
di kamar operasi. Prosedur apapun yang dilakukan di kamar bedah dengan
atau dalam kondisi pembiusan total, selain dari kelahiran normal dari
pasien kebidanan.
22. Tindakan operasi (Surgical Procedure)
Suatu tindakan yang dilakukan pada bagian tubuh yang dapat diperbaiki/
disempurnakan baik memakai alat ataupun tidak, biasanya dilakukan oleh
praktisi dokter /dokter gigi yang telah terdaftar untuk meperbaiki bagian
tubuh yang lepas atau kurang, membuang jaringan yang rusak,
mengeluarkan benda asing, membantu proses lahir, atau mendapatkan
diagnosa penyakit.
23. Total Hari Rawat
Total dari hari rawat pasien dalam suatu jangka waktu tertentu yang
diambil dari sensus harian.Setiap pasien mendapat 1 hari rawat setiap hari
dia dirawat. Jadi jumlah pasien sisa jam 24:00 ditambah jumlah pasien
yang masuk dan keluar pada hari tersebut.
24 Penyakit penyebab kematian (Underlying Cause of Death)
 penyakit / cedera yang merupakan penyebab langsung dari kematian
 keadaan kecelakaan/ pembunuhan yang menghasilkan cedera yang
fatal.

2.4.2. Pengumpulan Statistik Bulanan/ Tahunan


Pengumpulan data bukanlah membuang waktu atau suatu hal yang tidak
perlu dilakukan. Informasi secara statistik secara rutin dikumpulkan secara
bulanan/ tahunan di rumah sakit yaitu:

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 23


1. Non-inpatients:
 Jumlah kunjungan pasien rawat jalan
 Jumlah kunjungan pasien rawat jalan pada setiap klinik
 Jumlah kunjungan pasien unit gawat darurat
 Jumlah kunjungan pasien rawat jalan pada setiap klnik berdasarkan umur
dan jenis kelamin
 Jumlah pasien anak
 Jumlah pemakaian pelayanan khusus seperti : USG, X-Ray,Test patologi.
Sebagian besar dari pengumpulan data di atas untuk menilai beban kerja
di setiap klinik dan kebutuhan yang akan datang. Mungkin didapat
bahwa staf klinik bedah mempunyai pasiennya 2 kali lebih banyak dibanding
dengan klinik lain, oleh karena itu staf klinik ini harus lebih banyak dari klinik
lain atau, waktu tunggu pasien akan sangat lama dan administrasi
memutuskan untuk melihat statistik setiap klinik untuk melihat kemungkinan
hal tersebut disebabkan oleh banyaknya pasien yang diberikan perjanjian jika
kekurangan staf medis tidak dicukupi.
2. Inpatients
Selain dari sensus harian untuk infomasi pasien rawat inap, secara rutin
dikumpulkan secara bulanan:
 Jumlah pasien masuk
 Jumlah pasien keluar
 Jumlah pasien meninggal dan jumlah pasienmeninggal <24 jam / <48jam
 Jumlah pasien dengan kasus jantung
 Jumlah autopsi
 Jumlah pasien yang melahirkan
 Jumlah bayi lahir hidup

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 24


 Jumlah kematian bayi (fetal) dan jumlah kematian bayi sesudah lahir
(neonatal)
 Jumlah pasien kebidanan yang keluar
 Jumlah kematian ibu
 Jumlah kematiam anak (perinatal)
 Jumlah pasien keluar pada setiap pelayanan ( seperti, umum, jantung,
operasi)
 Jumlah kematian post operasi
 Jumlah kematian karena anestesi
 Jumlah pasien/ hari rawat untuk periode tertentu
 Jumlah pasien yang membuat pasien keluar untuk periode tertentu
 Jumlah pasien operasi
 Jumlah pasien yang infeksi sesudah operasi
 Jumlah pasien yang menggunakan anestesi
Informasi di atas digunakan untuk menghitung Rates dan Percentage:
a) Utilisasi rumah sakit (Hospital utilisation):
 Rata-rata sensus harian
 Rata-rata lama rawat (ALOS)
 BOR
 BTO
 TOI
b) Angka Kematian
 Angka Kematian Kotor ( Gross/ Hospital Death Rate )
 Angka Kematian Bersih ( Net/ Institutional Death Rate )
 Angka Kematian Anestesi
 Angka Kematian Post Operasi

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 25


c) Angka Autopsi
 Angka Auttopsi Kotor (Hospital Autopsy Rate )
 Angka Kematian Bersih ( Net Auttopsy Rate )
d) Angka Infeksi
 Angka Infeksi Post Operasi
 Angka Infeksi (penyakit) di rumah sakit
e) Angka Kebidanan, Operasi dan Angka Kematian.
 Angka Tindakan Sectio Caesar
 Angka Kematian Perinatal
 Angka Kematian Ibu
 Angka Kematian Bayi
Angka-angka di atas dapat dihitung seperti berikut :
(a) Hospital Utilization
1. Sensus Harian
Rumus:
Inpatients
Admission sampai Discharges/kem
tersisa pada
Sensus = + sensus jam - atian selama
tengah malam
berikutnya periode jam
sebelumnya
2. Sensus Harian Rata-Rata
Definisi : Angka rata-rata jumlah pasien rawat inap per hari. Hasil ini
didapat dari sensus pemakaian tempat tidur harian ditambah jumlah
pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama.
Rumus
Total jumlah hari rawat inpatient untuk suatu periode
(kecuali kelahiran baru)
Total jumlah hari pada periode yang sama

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 26


Contoh :
Dalam bulan Mei sebuah rumah sakit: hari pelayanan pasien rawat
inap = 4280 ( di luar bayi yang lahir). Bulan Mei mempunyai 31 hari .
Pakailah rumus Sensus harian rata-rata, yang dihitung sbb.:
4280 = 138.06 atau 138.1
31
Pembulatan rata-rata sensus harian rawat inap bulan Mei = 138 pasien

3. AVLOS/Lama rawat rata-rata pasien pulang/mati


Definisi:ialah rata-rata jumlah hari pasien rawaat inap tinggal di rumah
sakit ( tidak termasuk bayi lahir) .
Dianjurkan serendah mungkin tanpa mempengaruhi kualitas pelayanan
perawatan.

Rumus: Jumlah hari pemakaian tempat tidur dari pasien


yang pulang& meninggal pada periode tertentu
Total jumlah pasien pulang &meninggal pd periode yg sama

Contoh: Jumlah pasien keluar= 2086 ( termasuk pasien meninggal,


tidak termasuk bayi lahir) . Seluruh jumlah lama rawat =13654 hari.
Pemakaian rumus ini:13654/2086= 6.54 atau 6.5 Dibulatkan=7 hr.

4. BOR/Prosentase pemakaian tempat tidur


Definisi: persentase pemakaian tempat tidur pada periode tertentu.
BOR disarankan 80%-90%. BOR 90% berarti RS tsb. hampir penuh
sesak.
Rumus: Jumlah Hari Rawat pada periode tertentu X 100
Jumlah tt yg tersedia X Jumlah hari pada periode yg sama

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 27


Contoh:
Di sebuah rumah sakit :jumlah tt yang tersedia 210 ( diluar tt bayi)
dengan 4780 jumlah hari rawat pada bulan Juni. Juni =30 hari. %
pemakaian tt:
4780 X 100 = 478000 = 75,87 atau 75.9 %
210 X 30 6300
Pembulatan dari persentase pemakaian tt= 76%
5. BTO/ Bed Turn Over
Definisi: berapa kali satu tt dipakai oleh pasien pada periode tertentu
Tidak mempunyai standar internasional, dianjurkan BTO setinggi
mungkin sekurang-kurangnya >40 pasien keluar, sejauh tidak
mempengaruhi kualitas pelayanan.
Rumus:
Jumlah Pasien Keluar (H+M)
Total tempat tidur
6. Turn Over Interval ( turn over rate)
Definisi: rata-rata hari tempat tidur tersedia pada periode tertentu
yang tidak terisi antara pasien keluar / meninggal dan pasien masuk.
Diindikasikan waktu bahwa tt.tidak terisi.
Diindikasikan jika hasilnya negatif berarti kekurangan tt, hasilnya
positif berarti rendahnya pemakaian rumah sakit atau ketidak
efisiennya admission
Rumus:
(Tt.tersedia X Jumlah hari pada periode tertentu) - jumlah hari
pemakaian tt. pada periode tertentu.
Jumlah pasien keluar (H+M) pada periode yang sama

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 28


Contoh:
Disebuah rumah sakit jumlah tt.tersedia 210 bh. dalam bulan Juni
dengan 4780 jumlah hari rawat, 736 pasien keluar/ meninggal.
TOI : (210 X 30) - 4780 = 1520 = 2.06 atau 2.1
736 736
TOI dari rumah sakit di atas = 2 hari mengindikasikan rendahnya
pemakaian tt. rumah sakit. (Depkes serendah mungkin/<5 hr)
(b) Angka Kematian
Pasien yang telah meninggal saat datang ke rumah sakit (DOA) tidak
masuk dalam Angka Kematian di bawah ini.
7. Gross Death Rate= GDR (Angka Kematian Kasar)
Definisi: Perbandingan antara jumlah pasien yang meninggal dengan
seluruh pasien yang keluar rawat ( hidup dan meninggal) di rumah
sakit.
Indikator ini melihatkan kualitas pelayanan perawatan.
Rumus:
Jumlah pasien rawat yang meninggal pada periode tertentu X 1000
Jumlah pasien keluar rawat ( hidup & mati ) pd periode yang sama

Contoh: Di rumah sakit terdapat 15 pasien yang meninggal selama


bulan Juni 2017. Jumlah pasien yang keluar rawat ( hidup dan
meninggal=540 orang bl.Juni 2017.
Angka Kematian Kasar = 15/540 X 1000 = 0.277 0/00.
Dibulatkan menjadi= 0.30/00.
8. Net Death Rate = NDR (Angka Kematian Bersih)
Definisi: NDR mempunyai angka yang lebih kecil dari GDR, angka ini
tidak memasuki jumlah pasien yang meninggal =< 48 jam sesudah
pasien masuk rawat karena bukan merupakan tanggung jawab dari

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 29


institusi/ rumah sakit tersebut.Angka ini bervariasi karena ada yang
tidak memasuki jumlah pasien yang meninggal =<48 jam.
Rumus:
Total jumlah pasien rawat yang meniggal-yang meninggal =<
48 jam pada periode tertentu X 1.000
Total jumlah pasien keluar rawat ( hidup & mati ) - yang
meninggal =< 48 jam pada periode yang sama

Contoh: Di rumah sakit terdapat 15 pasien yang meninggal dan 4


diantaranya <48 jam sesudah masuk selama bulan Juni 2017. Jumlah
pasien yang keluar rawat( hidup dan meninggal) = 540orang bl.Juni
2017.
Angka Kematian Bersih=(15-4) X 1000= 0.2090/00.
540-4
Dibulatkan menjadi= 2.1 0/00

9. Anesthetic Death Rate (Angka Kematian Anestesi)


Definisi:kematian yang terjadi saat pasien dalam keadaan di anestesi
atau yang disebabkan oleh obat atau alat anestesi yang dipakai oleh
ahli anestesi dalam prakteknya. Kepastiannya hanya dilakukan oleh
seorang dokter.
Rumus:
Total jumlah P. meninggal karena anestesi yang diberikan
dalam periode tertentu X 100
Total jumlah operasi dalam periode yang sama
Contoh: Tahun 2017 dilakukan 8.670 anestesi. 2 kematian dianggap
berasal dari alat anestesi dalam operasi.
Jumlah kematian anestesi= 2 X 100/8.670 = 0,02%

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 30


Seharusnya angka ini rendah dan kepastian kematian ini hanya dapat
dilakukan oleh dokter yang mempunyai pengetahuan tentang kasus
ini.
10. Post-operative death rate
Definisi: Kematian post operasi ialah suatu kematian yang terjadi
dalam < 10 hari sesudah operasi ( hari operasi + 9). Kematian post
operasi disebabkan oleh karena / berkaitan dengan operasi.
Rumus:
Total Jumlah Kematian Post Operasi (dlm. 10 hr. operasi)
dlm suatu periode ttt X 100
Total Jumlah Pasien Operasi dalam periode yang sama

Contoh: Jumlah operasi tahun 1987= 9870. 3 pasien meninggal dalam


10 hari operasi. Kematian post operasi= 3/9870 X 100 = 0.03 %
11. Hospital autopsy rate
Definisi:Perbandingan antara jumlah autopsi yang dilakukan dengan
jumlah pasien yang meninggal di rumah sakit tersebut.
Rumus:
Total jumlah autopsi dalam suatu periode X 100
Total kematian (tidak termasuk pasien yang telah meninggal saat
datang ke rumah sakit (DOA atau fetal death) dalam periode yg sama)

Contoh: Selama bulan Juni ada 15 kematian di rumah sakit, 7


diantaranya dilakukan autopsi. Angka autopsi= 7/15 X 100 = 46.66
atau 46.7 %. Dibulatkan menjadi 47 %.

12. Net autopsy rate


Definisi: rumah sakit mungkin dilarang untuk mengautopsi yang
disebabkan oleh kasus koroner atau kasus pengujian medis dan harus

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 31


dikirim ke forum (court) koroner untuk diautopsi. Jadi kasus yang tidak
diautopsi tidak dimasukkan. Sama dengan kasus koroner/ pengujian
medis yang diautopsi dirumah sakit untuk kasus koroner/ pengujian
medis. Jadi kasus ini tidak dimasukkan ke dalam Net Autopsy Rate
baik diautopsi di RS tersebut atau tidak.
Rumus: Total jumlah autopsi dalam periode tertentu X 100
Total jumlah kematian kasus koroner yang tidak
diautopsi dalam periode yang sama

Contoh: Seperti contoh di atas dari 15 kematian ada 7 di autopsi, dan


2 kematian disebabkan kasus koroner yang tidak dilakukan autopsi
dan dikirim keluar rumah sakit. Angka autopsi bersih =7/13 X100 =
53.84 % atau 53.8 % dibulatkan = 54 %

13. Post-operative infection rate


Definisi: infeksi yang terjadi sesudah tindakan atau operasi
pembedahan .
Rumus: Total jumlah Infeksi yang terjadi sesudah tindakan/
operasi pembedahan dalam suatu periode X 100
Jumlah operasi yang dilakukan dalam periode yang sama

Contoh:
Jumlah operasi yang dilakukan dalam tahun 1982= 10460. 5 pasien
mengalami infeksi pada luka bekas operasi yang diidentifikasi oleh
Komite Infeksi.
Angka Infeksi Post Operasi = 5 X 100 = 0.04%
10.460

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 32


14. Gross infection (morbidity) rate
Definisi: Infeksi yang terjadi sesudah membersihkan luka, operasi,
kelahiran, atau bertambah luas dalam kasus medis sesudah masuk ke
rumah sakit.
Rumus: Total jumlah infeksi dalam kasus membersihkan
operasi dalam suatu periode tertentu X 100
Total jumlah operasi dalam periode yang sama

Contoh: Di rumah sakit ada 550 pasien keluar/ meninggal dalam


bulan April, 10 diantaranya telah mendapatkan infeksi di rumah sakit.
Angka Kematian Kasar = 10/550 X 100 = 1000/550
= 18.18% = 18.2 % dibulatkan = 18%.
15. Hospital morbidity or net infection rate
Definisi: Tidak beralasan untuk memasuki kasus infeksi yang terjadi
bukan di rumah sakit. Hanya medical officer yang dapat memutuskan
infeksi tersebut terjadi di rumah sakit atau tidak. Infeksi yang tak
tejadi di rumah sakit tidak termasuk dalam Net Infection Rate.
Rumus:
Total jumlah infeksi di rumah sakit dalam periode tertentu X 100
Total jumlah pasien keluar dan meninggal dalam periode yang sama
Contoh:
Di rumah sakit ada 550 pasien yang keluar dan meninggal dalam bulan
April , 7 diantaranya terkena infeksi selama pelayanan di rumah sakit.
Net Infection Rate ( Angka Infeksi Bersih) = 7X100 = 700 = 1.27%
550 550
(e) Obstetric and perinatal rates
15. Caesarean section rate
Definisi: Perbandingan antara jumlah sectio caesarea yang dilakukan
dengan jumlah kelahiran.

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 33


Rumus: Total jumlah SC dalam periode tertentu X 100
Total jumlah kelahiran dalam periode yang sama

Contoh: Dalam bulan Mei ada 310 kelahiran 5 diantaranya lahir dgn
SC.
Angka SC = 5 /310 X100 = 1.61 % = 1.6 %. Dibulatkan menjadi = 2
%.
16. Perinatal death rate
Definisi: Periode perinatal ialah masa dari umur janin yang telah
mempunyai berat 500gr (= kehamilan 22 minggu) sampai dengan
hari ke 7 sesudah lahir .
WHO : Kematian Perinatal : kematian late fetal + early neonatal.

Rumus:
Total jumlah kematian perinatal dalam periode tertentu X 1000
Total jumlah kematian janin dan bayi yang lahir dalam periode yang
sama

Contoh:Dalam bulan Mei terdapat 6 kematian perinatal.Total kelahiran


= 294, termasuk 4 kematian janin dan 2 bayi yang meninggal
ssebelum berumur 7 hari.
Angka kematian perinatal = 6/294 X 1000 = 0.204 0/00 = 0.2 0/00

17. Fetal death rate


Definisi:Fetal death = kematian sebelum lengkap di keluarkan dari
ibunya sebagai suatu hasil konsepsi,tidak tergantung dari lamanya
kehamilan, kematian ini diindikasikan sesudah mengetahui bahwa
janin tersebut tidak bernafas atau tanda-tanda kehidupan seperti

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 34


denyut jantung, denyut nadi dari tali pusat atau pergerakan dari otot
secara tak sadar . (WHO).
Rumus:Total jumlah kematian janin pada periode tertentu X 1000
Total Kelahiran
Contoh: Sama dengan di atas.
Angka kematian janin= 4/294 X 1000 = 0.136 0/00 = 0.14 0/00 .
18. Hospital maternal death rate
Definisi: kematian dari wanita yang hamil, atau dalam 42 hari
sesudah akhir kehamilan, tidak tergantung dari lamanya dan keadaan
hamil, dari semua ini disebabkan atau diperburuk oleh kehamilan, atau
proses kehamilan, tetapi tidak disebabkan kecelakaan (accident and
incident).
Kematian ibu yang melahirkan dapat dibagi menjadi 2:
18a. Direct Obstetric Death (Kematian langsung)
Kematian akibat komplikasi karena keadaan hamil ( hamil, labour, dan
puerperium), dari intervensi, hilang, pengobatan yang tidak benar,
atau ada kaitannya dari hasil kejadian yang tersebut di atas.
18b. Indirect Obstetric Death ( Kematian tidak langsung)
Kematian akibat penyakit yang ada sebelumnya atau yang timbul saat
hamil dan tidak menjadi penyebab langsung dari kasus kebidanan,
tetapi diperburuk oleh efek psikologis dari kehamilan. ( WHO)

Rumus:
Total kematian ibu melahirkan pada periode tertentu X 1000
Total jumlah pasien kebidanan yang keluar, termasuk meninggal
pada periode yang sama

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 35


Contoh:
Selam bulan Mei pasien kebidanan yang keluar =230, dan 1
diantaranya meninggal.
Angka kematian ibu hamil = 1/230 X 1000 = 0.0430/00 = 0.04 0/00

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 36


BAB III
DATA DAN LAPORAN RSUD Dr. RM DJOELHAM KOTA BINJAI

1.1. Laporan Kunjungan Pasien


1. Kunjungan Rawat Jalan
Tabel 3.1 Rekapitulasi Pasien Bulanan Rawat Jalan Periode Semester I Tahun 2017
RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Cara Bulan Total


No Pembayaran
Pasien JAN FEB MAR APR MEI JUN
1 Umum 769 718 1,002 757 710 492 4,448
2 BPJS 5,445 5,094 6,312 5,445 5,265 4,336 31,897
3 Gratis/IGD 237 214 241 248 246 276 1,462
4 Lain-lain - - - - - - -
  Jumlah 6,451 6,026 7,555 6,450 6,221 5,104 37,807

Grafik 3.1 Kunjungan Pasien Rawat Jalan Peride Semester I Tahun 2017
RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

7000

6,312
6000
5,445 5,445
5,265
5000 5,094

4,336
4000 Umum
BPJS
3000 Gratis/IGD
Lain-lain

2000

1000 1002
769 718 757 710
492
237 214 241 248 246 276
0
JAN FEB MAR APR MEI JUN

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 37


2. Kunjungan Rawat Inap

Tabel 3.2 Rekapitulasi Pasien Bulanan Rawat Inap Periode Semester I Tahun 2017
RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

BULAN JUMLAH
NO URAIAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN
1 UMUM 36 33 49 45 39 38 240
2 BPJS 497 362 347 363 362 338 2269
3 Gratis 0 3 2 1 2 3 11
4 Lain-lain 0 0 0 0 0 0 0
  Jumlah 533 398 398 409 403 379 2520

Grafik 3.2 Kunjungan Pasien Rawat Inap Peride Semester I Tahun


2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

600

500 497

400
362 363 362
347 338 UMUM
300 BPJS
Gratis
Lain-lain
200

100

36 49 45 39 38
33
0 0 0 0 0 0 0
JAN FEB MAR APR MEI JUN

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 38


3. Kunjungan IGD

Tabel 3.3 Data Kunjungan Pasien Instalasi Gawat Darurat


Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No Bulan Umum BPJS Jumlah


1 Januari 237 742 979
2 Februari 213 499 712
3 Maret 241 628 869
4 April 245 570 815
5 Mei 246 525 771
6 Juni 275 510 785
Total 1,457 3,474 4,931

Grafik 3.3 Kunjungan Pasien Instalasi Gawat Darurat


Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

979
1,000
869
900 815
771 785
800 742
712
700 628
570
600 525
499 510
Umum
500 BPJS
Jumlah
400
275
300 237 241 245 246
213
200

100

-
Januari Februari Maret April Mei Juni

4. Kunjungan Kebidanan
Tabel 3.4 Data Kunjungan Pasien Kasus Kebidanan Periode
Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 39


No Bulan Umum BPJS Jumlah
1 Januari 0 14 14
2 Februari 0 4 4
3 Maret 3 3 6
4 April 1 3 4
5 Mei 0 0 0
6 Juni 1 5 6
Total 5 29 34

Grafik 3.4 Kunjungan Pasien Kasus Kebidanan Periode Semester I


Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

34
35

29
30

25

20
Umum
14 14 BPJS
15 Jumlah

10
6 6
5 5
4 4 4
5 3 3 3
1 1
0 0 0 0 0
0
Januari Februari Maret April Mei Juni Total

1.2. Laporan Utilisasi Rumah Sakit


A. Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan
1. Bulan Januari
Tabel 3.5 Data Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan Bulan
Januari 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 40


No Diagnosa Kode ICD X Jumlah %
1 Hipertensi I10 619 29.38
2 Diabetes Millitus E14.9 538 25.53
3 Dispepsia K30 375 17.80
4 TB Paru A16.2 215 10.20
5 ISPA J06.9 113 5.36
6 Febris R50.9 70 3.32
7 Gastritis K29.7 48 2.28
8 Gastroentritis A09 48 2.28
9 DBD A91 46 2.18
10 CHF I50.0 35 1.66

Grafik 3.5 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Bulan Januari Tahun
2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Prosentase Sepuluh Besar Penyakit RJ


Bulan Januari 2017

5.36 2.18 1.66


2.28 2.28 29.38
Hipertensi
3.32
Diabetes Millitus
Dispepsia
10.20 TB Paru
ISPA
Febris
Gastritis
Gastroentritis
DBD
CHF
17.80
25.53

2. Bulan Februari

Tabel 3.6 Data Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan Bulan
Februari 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No Diagnosa Kode ICD X Jumlah %


1 Diabetus Millitus E14 523 28.63
2 Hipertensi I10 502 27.48
3 Dispepsia K30 373 20.42

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 41


4 CHF I50.0 119 6.51
5 ISPA J06.9 93 5.09
6 Febris R50.9 60 3.28
7 TB Paru A16.2 48 2.63
8 Gastritis K29.7 40 2.19
9 Gastroentritis A09 39 2.13
10 Asma J45 30 1.64

Grafik 3.6 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Bulan Februari Tahun
2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Prosentase Sepuluh Besar Penyakit RJ


Bulan Februari 2017

5.09 2.13 1.64


2.63 2.19 28.63
Diabetus Millitus
3.28
Hipertensi
6.51
Dispepsia
CHF
ISPA
Febris
TB Paru
Gastritis
Gastroentritis
Asma
20.42
27.48

3. Bulan Maret

Tabel 3.7 Data Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan Bulan
Maret 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No Diagnosa Kode ICD X Jumlah %


1 Diabetus Millitus E14.9 605 25.67
2 Dispepsia I10 582 24.69
3 Hipertensi N18.9 557 23.63
4 CHF I64.9 243 10.31
5 ISPA A16.2 95 4.03
6 DBD I50.0 76 3.22
7 Febris K30 65 2.76
8 Gastroentritis M54.59 52 2.21

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 42


9 Asma G40.9 48 2.04
10 Gastritis I25.9 34 1.44

Grafik 3.7 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Bulan Maret Tahun
2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Prosentase Sepuluh Besar Penyakit RJ


Bulan Maret 2017
4.03 2.04 1.44 25.67 Diabetus
2.76 2.21 Millitus
3.22
Dispepsia
10.31
Hipertensi
CHF
ISPA
DBD
Febris
Gastroentritis
Asma
23.63 24.69
Gastritis

4. Bulan April
Tabel 3.8 Data Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan Bulan
April 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No Diagnosa Kode ICD X Jumlah %


1 Diabetus Miletus E14.9 413 18.24
2 Hipertensi I10 320 14.13
3 LBP M54.59 213 9.41
4 Dispepsia K30 203 8.97
5 Stroke I69.4 265 11.70
6 CHF I50.0 254 11.22
7 GGK N18.9 324 14.31
8 Osteo Artritis M19.99 100 4.42
9 Epilepsi G40.9 118 5.21
10 Asma J45.9 54 2.39

Grafik 3.8 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Bulan April Tahun 2017
RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 43


Prosentase Sepuluh Besar Penyakit RJ
Bulan April 2017
5.21 2.39 18.24 Diabetus Miletus
4.42
Hipertensi
14.31
LBP
Dispepsia
14.13Stroke

CHF
GGK
11.22
Osteo Artritis

11.70 8.97 9.41 Epilepsi


Asma

5. Bulan Mei

Tabel 3.9 Data Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan Bulan
Mei 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No Diagnosa Kode ICD X Jumlah %


1 Hipertensi I10 1388 23.06
2 Diabetus militus E14.9 1289 21.42
3 GGK N18.9 800 13.29
4 Stroke I69.4 716 11.90
5 Dispepsia K30 492 8.17
6 CHF I50.0 423 7.03
7 LBP M54.59 290 4.82
8 Epilepsi G40.9 242 4.02
9 PJK I25.9 190 3.16
10 Tuberculosis Paru A16.2 189 3.14

Grafik 3.9 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Bulan Mei Tahun 2017
RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 44


Prosentase Sepuluh Besar Penyakit RJ
Bulan Mei 2017
4.82 3.16 3.14 23.06 Hipertensi
4.02
7.03 Diabetus
militus
GGK
Stroke
8.17 Dispepsia
CHF
LBP
Epilepsi
21.42
11.90 13.29 PJK
Tuberculos
is Paru

6. Bulan Juni
Tabel 3.10 Data Sepuluh Besar penyakit Pasien Rawat Jalan Bulan
Juni 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No Diagnosa Kode ICD X Jumlah %


1 Hipertensi I10 462 20.91
2 Diabetus Miletus E14.9 453 20.51
3 GGK N18.9 404 18.29
4 Stroke I69.4 253 11.45
5 Dispepsia K30 143 6.47
6 LBP M54.59 109 4.93
7 CHF I50.0 151 6.84
8 Tuberculosis Paru A16.2 100 4.53
9 Epilepsi G40.9 77 3.49
10 Osteo Artritis M19.99 57 2.58

Grafik 3.10 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Bulan Juni Tahun
2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 45


Prosentase Sepuluh Besar Penyakit RJ
Bulan Juni 2017
6.84 3.49 2.58 20.91 Hipertensi
4.53
Diabetus
4.93 Miletus
GGK
Stroke
6.47 Dispepsia
LBP
CHF
20.51
Tuberculosis
11.45 Paru
18.29
Epilepsi
Osteo Artritis

B. Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap


1. Bulan Januari
Tabel 3.11 Data Sepuluh Besar penyakit Pasien Rawat Inap Bulan
Januari 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Kode Laki- Perempua


No Diagnosa Jumlah
ICD X laki n
1 DHF A91 10 11 21
2 Dispepsia K30 4 10 14
3 Respiratory Failur J96.9 4 10 14
4 CHF I50.0 5 8 13
5 Diare A09 5 4 9
6 KPD O42.1  0 8 8
7 Pharingitis J02.9 7 1 8
8 LBP M54.59 2 5 7
9 Hipertensi I10 4 3 7
10 FAM D24  0 6 6

Grafik 3.11 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap Bulan Januari


Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 46


Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Inap Bulan Januari
2017 DHF
7 21
7 6 Dispepsia
Respiratory Failur

8 CHF
Diare
14
KPD
Pharingitis
8
LBP
Hipertensi
13
9 14 FAM

2. Bulan Februari
Tabel 3.12 Data Sepuluh Besar penyakit Pasien Rawat Inap Bulan
Februari 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Kode
No Diagnosa Laki-laki Perempuan Jumlah
ICD X
1 Dispepsia K30 6 10 16
2 DHF A91 7 4 11
3 GGK N18.9 6 4 10
4 CHF I50.1 6 4 10
5 Gastroentritis A09 4 5 9
6 PSMBA K92.2 5 3 8
7 Hipertensi I10 4 4 8
8 Pharingitis J02.9 6 1 7
9 Thypoid Fever A01.0 4 3 7
10 PJK I25.9 1 6 7

Grafik 3.12 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap Bulan Februari


Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 47


Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Inap Bulan Februari
2017 Dispepsia
7 16
7 DHF
7
GGK

CHF
11
Gastroentritis
8 PSMBA

Hipertensi

Pharingitis
10
8 9 10 Thypoid Fever

PJK

3. Bulan Maret
Tabel 3.13 Data Sepuluh Besar penyakit Pasien Rawat Inap Bulan
Maret 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Kode ICD Laki-


No Diagnosa Perempuan Jumlah
X laki
1 Dispepsia K30 3 8 11
2 CHF I50.0 6 4 10
3 HHD I11.0 4 3 7
4 TB Paru A16.2 5 2 7
5 Hypertensi I10 3 2 5
6 DHF A91 4 1 5
7 Gastroentritis A09 3 2 5
8 DM Type II E11.9 2 3 5
9 Stroke I64 3 2 5
10 PSMBA K92.2 3 1 4

Grafik 3.13 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap Bulan Maret Tahun
2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 48


Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Inap Bulan Maret
2017
Dispepsia

5 CHF
11
4 HHD
5
TB Paru
Hypertensi
10
5 DHF
Gastroentritis
DM Type II

5 Stroke
7
5 7 PSMBA

4. Bulan April
Tabel 3.14 Data Sepuluh Besar penyakit Pasien Rawat Inap Bulan
April 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Kode Laki- Perempua


No Diagnosa Jumlah
ICD X laki n
1 CHF I50.0 9 7 16
2 DHF A91 3 10 13
3 DM Type II E11.9 12 1 13
4 Anemia D64.9 3 8 11
5 Thypoid Fever A01.0 2 6 8
6 PJK I25.9 5 2 7
7 GGK N18.9 4 3 7
8 Dispepsia K30 3 4 7
9 Gastroentritis A09   7 7
10 Stroke I64 2 4 6

Grafik 3.14 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap Bulan April Tahun
2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 49


Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Inap Bulan April 2017
7 13
7

DHF DM Type II

7 Anemia Thypoid Fever

13

PJK GGK

7 Dispepsia Gastroentritis
8 11

5. Bulan Mei
Tabel 3.15 Data Sepuluh Besar penyakit Pasien Rawat Inap Bulan
Mei 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Kode Laki- Perempua


No Diagnosa Jumlah
ICD X laki n
1 Gastroenteritis A09 26 16 42
2 Dispepsia R10.1 12 23 35
3 CHF I50.0 16 19 35
4 Hipertensi I10 9 23 32
5 DHF A91 20 8 28
6 DM Type II E11.9 9 15 24
7 KPD O429 0 19 19
8 Thypoid Fever A01.0 9 9 18
9 PJK I25.9 10 7 17
10 Anemia D64.9 8 8 16

Grafik 3.15 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap Bulan Mei Tahun 2017
RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 50


Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Inap Bulan Mei 2017
17 42
18 16 Gastroenteritis
Dispepsia
CHF
19 35
Hipertensi
DHF
DM Type II
KPD
24
Thypoid Fever

32 35 PJK
28
Anemia

6. Bulan Juni
Tabel 3.16 Data Sepuluh Besar penyakit Pasien Rawat Inap Bulan
Juni 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Kode
No Diagnosa Laki-laki Perempuan Jumlah
ICD X
1 CHF I50.0 10 8 18
2 DM Type II E11.9 4 10 14
3 Gastroentritis A09 10 4 14
4 Dispepsia R10.1 5 8 13
5 Anemia D64.9 7 5 12
6 PJK I25.9 4 5 9
7 KPD O42.9   8 8
8 Hipertensi I10 2 6 8
9 TB Paru A16.2 1 6 7
10 DHF A91 6   6

Grafik 3.16 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap Bulan Juni Tahun
2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 51


Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Inap Bulan Juni 2017
7 18
8 6 CHF
DM Type II
Gastroentritis
8 14
Dispepsia
Anemia
PJK
KPD
9
Hipertensi

13 14 TB Paru
12
DHF

C. Indikator Klaim BPJS


1. Data Klaim Sepuluh Besar Kondisi/Kasus Rumah Sakit Untung
Tabel 3. 17 Data Sepuluh Besar Selisih Untung Tarif RS dengan Tarif
INACBG’s Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

NO. Kela Tarif INA Selisih


No LOS Du D2 D3 P1 P2 P3 P4 P5 Tarif RS
RM s CBG Tarif
11541 96.7 87.4 89.5 39,681,80
1 1 14 1 J96.9 E14.9   88.77 2 9 2   0 7,224,500 32,457,300
10978 A41. 28,626,60
2 5 6 3 J96.9 9   96.71         0 4,796,500 23,830,100
15104 A41. 89.5 28,626,60
3 2 6 3 J96.9 9   96.71 2       0 5,557,500 23,069,100
13299 39.9 96.7 88.5 99.0 28,344,20
4 8 6 3 E11.2 I11.9   38.95 5 2 1 4 0 5,359,000 22,985,200
15139 89.5 87.4 88.2 88.2 32,952,70 11,120,50
5 3 13 1 M17.9     81.54 2 9 8 6 0 0 21,832,200
15262 89.5 88.2 30,680,10
6 0 7 2 M16.9     81.51 2 8     0 8,865,500 21,814,600
15152 89.5 87.4 88.2 28,407,50
7 6 13 3 S72.9     81.51 2 9 6   0 9,410,500 18,997,000
20,606,20
8 40843 2 1 J96.9     96.7         0 2,655,500 17,950,700
10845 87.4 17,702,20
9 3 5 3 B24 K12.1 K30 89.52 9       0 1,227,998 16,474,202
13533 96.7 20,606,20
10 0 4 1 N18.9     89.52 1       0 4,719,000 15,887,200

2. Data Klaim Sepuluh Besar Kondisi/Kasus Rumah Sakit Rugi


Tabel 3. 18 Data Sepuluh Besar Selisih Rugi Tarif RS dengan Tarif INACBG’s
Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 52


N No. Kela J Tarif INA Selisih
D1 D2 D3 P1 P2 P3 Tarif RS
o RM s k CBG Tarif
15086 R09. I67. 88.7 87.4 89.5 16,385,99 (10,961,99
1 8 3 2 I67.4 2 8 8 9 2 5,424,000 9 9)
15325 89.5
2 3 2 2 K30 R42   2     1,712,900 9,255,000 (7,542,100)
15126
3 2 3 1 A41.9 A09   -     2,490,400 8,993,000 (6,502,600)
15111 92.1
4 4 1 1 Z04.8     2     2,581,400 9,042,000 (6,460,600)
15264 88.7
5 5 2 2 Z51.5     9     2,212,600 8,567,500 (6,354,900)
15267 86.2
6 9 2 1 L02.9     2     2,066,500 8,246,496 (6,179,996)
15189 87.0
7 3 3 2 J32.0     22 9   1,945,500 8,052,000 (6,106,500)
15135 86.2 86.5 92.1
8 8 3 1 S09.9     2 9 2 2,990,000 9,081,500 (6,091,500)
15139 S82.2 87.4 88.2 93.5
9 8 3 2 1     9 8 3 2,895,800 8,458,000 (5,562,200)
15099 N39. 89.5 88.7 47.0
10 6 3 1 K35.2 0   2 6 9 4,187,400 9,398,500 (5,211,100)

1.3. Laporan Data Kematian

Tabel 3.19 Data Jumlah Kematian Periode Semester I Tahun 2017


RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Seme
BULAN
NO INDIKATOR ster I
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2,
1 Jumlah Pasien Keluar 487 368 378 364 362 392 351

2 Jumlah Kematian ≤ 48 Jam 25 12 14 12 17 11 91

3 Jml Pasien mati > 48 Jam 16 15 7 10 10 25 83


1
4 Jml Pasien mati 41 27 21 22 27 36 74
32.8 40.7 35
5 NDR (Netto Death Rate)
5 6 18.52 27.47 27.62 63.78 .30
84.1 73.3 74
6 GDR (Gross Death Rate)
9 7 55.56 60.44 74.59 91.84 .01

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 53


Grafik 3.17 data Jumlah Kematian Periode Semester I Tahun 2017
RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

600

500

400
Jumlah Pasien Keluar
Jumlah Kematian ≤ 48 Jam
Jml Pasien mati > 48 Jam
300
Jml Pasien mati
NDR (Netto Death Rate)
GDR (Gross Death Rate)
200

100

1.4. Barber Jhonson


1. Indikator Efisiensi Pemanfaatan Rawat Inap
Tabel 3.20 Indikator Pelayanan Rawat Inap Perbulan Periode Semester
I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

BULAN
NO INDIKATOR
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 BOR (Bed Occupancy Rate) 40.21 35.99 35.08 33.45 35.01 33.73
2 LOS (Average Length Of Stay) 3.69 3.94 4.14 3.97 4.26 3.72
3 TOI (Turn Over Interval) 5.48 7.01 7.67 7.90 8.01 7.30
4 BTO (Bed Turn Over) 3.38 2.56 2.63 2.53 2.51 2.72

Grafik 3.18 Indikator Pelayanan Rawat Inap Perbulan Periode


Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 54


45

40

35

30

BOR (Bed Occupancy Rate)


25
LOS (Average Length Of Stay)
TOI (Turn Over Interval)
20
BTO (Bed Turn Over)

15

10

Tabel 3.21 Indikator Pelayanan Rawat Inap Periode Semester I Tahun 2017
RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No Indikator Semester I Satuan


1. BOR 35.40 %
2. ALOS 3.95 Hari
3. TOI 7.20 Hari
4. BTO 16.33 Kali
Periode : 182 Hari

Grafik 3.19 Grafik Barber Jhonson RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai
Periode Semester I Tahun 2017

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 55


Makna grafik Barber Johnson :
a. Makin dekat grafik BOR dengan sumbu Y ordinat maka BOR makin
tinggi.
b. Makin dekat BTO dengan titik sumbu (0,0), discharge dan deaths
peravailable (BTO) menunjukkan makin tinggi jumlahnya.
c. Jika rata - rata TOI tinggi, kemungkinan disebabkan karena organisasi
yang kurang baik, kurangnya permintaan tempat tidur.TOI yang tinggi
dapat diturunkan dengan mengadakan perbaikn organisasi tanpa
mempengaruhi LOS.
d. Jika rata-rata TOI tetap, tetapi LOS berkurang, maka BOR akan
menurun.

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 56


e. Bertambahnya LOS disebabkan karena kelambatan administrasi
(administrative delay) di rumah sakit,karena kurangnya perencanaan
dalam memberikan pelayanan kepada pasien (patient scheduling) atau
kebijakan di bidang medis (medical policy).

BAB IV
ANALISA SEDERHANA

1.1 Kunjungan Pasien


1. Kunjungan Rawat Jalan
Kunjungan rawat jalan merupakan jumlah keseluruhan pasien rawat
jalan yang dipisahkan menjadi kunjungan pasien lama dan kunjungan pasien
baru. Semakin tinggi angka kunjungan pasien rawat jalan lama menunjukkan
bahwa tingkat kepuasan pasien berobat ke RSUD Dr. RM Djoelham tinggi,
sehingga ini juga dapat menjadi indikator kinerja tenaga medis dan para
medis. Selain sajian dalam bentuk kunjungan lama dan baru juga disajikan
dalam data penanggungjawab pembayaran pasien, yaitu dibedakan menjadi
pasien umum, BPJS, Gratis dan lain-lain. Dari data yang disajikan angka yang

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 57


paling tinggi adalah pasien BPJS. Ini menjelaskan bahwa mayoritas penduduk
yang menjadi cakupan wilayah RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai sudah
terdaftar menjadi anggota peserta BPJS Kesehatan.
Grafik 4.1 Kunjungan Pasien Rawat Jalan Periode Semester I Tahun
2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

8,000
7,555
7,000
6,451 6,450
6,221
6,000 6,026

5,000 5,104

4,000

3,000

2,000

1,000

0
JAN FEB MAR APR MEI JUN

2. Kunjungan Rawat Inap


Kunjungan rawat inap adalah jumlah keseluruhan kunjungan pasien
yang memanfaatkan fasilitas rawat inap yaitu tempat tidur yang sudah
dipersiapkan khusus untuk pelayanan rawat inap. Data Semester I Tahun
2017 kunjungan rawat inap menunjukkan fluktuatif naik turun yang
menunjukkan pola tertentu. Satu bulan naik dibulan berikutnya turun kembali
yaitu tinggi dibulan januari bulan februari turun, naik kembali dibulan maret.
Hal ini merupakan tingkat kebutuhan masyarakat akan pelayanan rawat inap
masih belum terpenuhi. Kunjungan rawat inap yang paling tinggi pada bulan
maret dan kunjungan yang paling rendah ada di bulan juni. Paling banyak
kunjungan rawat inap pasien BPJS kesehatan yaitu rata-rata perbulan
sebesar 80% dari total kunjungan.

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 58


Grafik 4.2 Kunjungan Pasien Inap Jalan Periode Semester I Tahun
2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

600

533
500

400 398 398 409 403


379

300

200

100

0
JAN FEB MAR APR MEI JUN

3. Kunjungan IGD
Kasus-kasus Instalasi Rawat Darurat terdiri dari Kasus Bedah, Kasus
Non Bedah dan kasus kebidanan, kasus Psikiatrik, kasus Anak. Total pasien
untuk masing-masing kasus dibedakan, apakah pasien tersebut pasien
rujukan atau non rujukan. Yang dimaksud “Rujukan” adalah jumlah
banyaknya penderita yang datang ke Instalasi Rawat Darurat melalui Rujukan
dari instansi kesehatan, petugas kesehatan, polisi dan hukum. Yang
dimaksud dengan “Non Rujukan” adalah orang yang datang ke Rumah Sakit
atas kemauan sendiri/keluarga. Tindak lanjut pelayanan pada pasien yang
berkunjung ke Instalasi Rawat Darurat disesuaikan dengan kondisi pasien,
diantaranya kemungkinan perlu untuk dirawat, dirujuk ke Rumah Sakit lain
atau pulang, atau kemungkinan mati di Instalasi rawat Darurat (mati sebelum
dirawat) atau mati di dalam perjalanan (DOA/Death On Arrival). Yang
dimaksud dengan "Dirawat" adalah jumlah banyaknya penderita yang setelah
diperiksa memerlukan perawatan lebih lanjut pada satu tahun yang

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 59


bersangkutan. Yang dimaksud dengan "Dirujuk" adalah jumlah penderita
yang setelah diperiksa perlu dirujuk ke rumah sakit yang lebih mampu pada
satu tahun yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan "Pulang" adalah
jumlah banyaknya penderita yang boleh pulang setelah diperiksa/diobati
dalam satu tahun yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan "Mati di UGD"
adalah jumlah penderita yang mati sewaktu masih dalam pengawasan atau
pemeriksaan unit rawat darurat dalam satu tahun yang bersangkutan. Yang
dimaksud dengan "DOA (Death on Arrival)" adalah jumlah penderita yang
mati sewaktu masih dalam perjalanan ke Rumah Sakit dalam satu tahun yang
bersangkutan. Bagi Rumah Sakit yang tidak dapat memilah dan menentukan
jenis pelayanan pasien DOA, maka dimasukkan ke dalam jenis pelayanan Non
Bedah. Total Pasien (Rujukan dan Non Rujukan) harus sama dengan Tindak
Lanjut Pelayanan (Dirawat + Dirujuk + Pulang + Mati di UGD + DOA).
Setelah masing-masing kolom diisi dengan lengkap maka dijumlahkan
kebawah untuk setiap kolom.
Grafik 4.3 Kunjungan Pasien IGD Periode Semester I Tahun 2017
RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

1,200

1,000 979

869
800 815
771 785
712

600

400

200

-
Januari Februari Maret April Mei Juni

4. Kunjungan Kebidanan
Untuk kegiatan kebidanan, asal pasien dibedakan menjadi rujukan dan
non rujukan. Untuk Rujukan dirinci menjadi Rujukan Medis yang terdiri dari

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 60


(Rujukan Medis Rumah Sakit, Bidan, Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan
Lainnya ) dan Rujukan Non Medis yang masing-masing dirinci menjadi jumlah
pasien dan jumlah yang mati. Untuk pasien yang tidak bias dilayani rumah
sakit yang bersangkutan, jelaskan berapa pasien yang dirujuk keatas.
Formulir Kegiatan Kebidanan ini mencatat banyaknya kegiatan yang
dilaksanakan dan bukan pada jumlah pasien, maka dapat dipastikan
terjadinya double counting pasien kebidanan.
Grafik 4.4 Kunjungan Pasien VK Periode Semester I Tahun 2017 RSUD
Dr. RM Djoelham Kota Binjai
16

14 14

12

10

6 6 6

4 4 4

0 0
Januari Februari Maret April Mei Juni

1. Persalinan
Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang melahirkan di rumah
sakit selama satu satu tahun. Jumlah persalinan harus sama dengan
Jumlah Persalinan Normal ditambah dengan Persalinan Komplikasi
ditambah dengan Sectio Cesarea.
a. Persalinan normal
Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang melahirkan normal
pervaginam di rumah sakit selama satu satu tahun baik spontan, forceps
maupun vakum ekstraksi, dengan atau tanpa komplikasi.
b. Sectio Caesaria

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 61


Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang melahirkan dengan
sectio caesaria dengan komplikasi di rumah sakit selama satu satu tahun.
c. Persalinan dengan komplikasi Diisi dengan jumlah banyaknya orang
yang melahirkan dengan komplikasi di rumah sakit selama satu satu tahun
berjalan, baik pervaginam maupun dengan sectio caesaria
2. Persalinan dengan komplikasi
Jumlah persalinan dengan komplikasi harus sama dengan penjumlahan
dari perdarahan sebelum persalinan sampai dengan lain-lain, terdiri dari :
a. Perdarahan sebelum persalinan
b. Perdarahan sesudah persalinan
c. Pre eclampsi
d. Eclampsi
e. Infeksi
f. Lain-lain
3. Abortus
Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang mengalami keguguran
di rumah sakit selama 1 satu tahun
4. Immunisasi terdiri dari TT1 dan TT2
Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya kegiatan immunisasi yang dilakukan
selama satu satu tahun yang dirinci menurut jenis imunisasi yaitu TT1 dan
TT2 baik yang berasal dari rujukan maupun non rujukan.
5. Kunjungan Hemodialisa
Kunjungan Hemodialisa menjadi salah satu program unggulan di RSUD Dr.
RM Djoelham Kota Binjai, respon dari masyarakat cukup baik yaitu
dibuktikan dengan kunjungan yang stabil dan terus meningkat. Rata-rata
pasien yang mengikuti program HD konsisten dengan terapi yang
diberikan di RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai.

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 62


6. Kunjungan Kamar operasi
Kegiatan yang dilaporkan meliputi tindakan operasi menurut golongan
operasi dan spesialisasi. Untuk golongan operasi dibedakan menjadi 4
kategori yaitu operasi khusus, operasi besar, operasi sedang dan operasi
kecil. Penentuan golongan operasi disesuaikan dengan kebijakan di Rumah
Sakit masing-masing. Spesialisasi yang dilaporkan diperinci sebagai
berikut:
a. Bedah i. Bedah Anak
b. Obstetrik dan Ginekologi j. Kardiovaskuler
c. Bedah Saraf k. Bedah Orthopedi
d. THT l. Thorak Digestive
e. Mata m. Urologi
f. Kulit dan Kelamin n. lain-lain
g. Gigi dan Mulut

1.2 Utilisasi Rumah Sakit


1. Rekapitulasi Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017
Tabel 4.1 Kunjungan Pasien Rawat Jalan Periode Semester I Tahun 2017
RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No Diagnosa Kode ICD X Jumlah %

1 Diabetus Militus E14.9 3,420.00 25.73


2 Hipertensi I10 3,308.00 24.89
3 Gagal Ginjal Kronik N18.9 2,526 19.01
4 Stroke I64 2,121 15.96
5 Chronic Heart Failur I50.0 1,673 12.59
6 Dyspepsia K30 1,431 10.77

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 63


7 Low Back Pain M54.59 1,209 9.10
8 Eppilepsi G40.9 772 5.81
9 Tuberculosis Paru A16.2 634 4.77
10 Osteo Artritis E11.9 523 3.93
Jumlah   13,291 100.00

Dari tabel diatas menunjukan angka sepuluh besar diagnosa pasien


rawat jalan yang paling tinggi yaitu Diabetus Militus sebesar 25,73%,
Hipertensi 24,89%, Gagal Ginjal Kronik 19,01%, Stroke 15,96%, Chronik
Heart Failure 12,59%, Dyspepsia 10,77%, Low back Pain 9,10%, Epilepsi
5,81%, Tuberculosis Paru 4,77 %, dan Osteo Arthritis 3,93%. Data tersebut
menunjukkan kasus penyakit dalam yang paling dominan. Tingginya angka
CHF, dirasa Perlu juga penambahan untuk membuka klinik spesialis Jantung
karena masuk dalam kebutuhan masyarakat dilihat dari data sepuluh besar
penyakit/diagnosa yang tersaji.

Grafik 4.5 Kunjungan Pasien Rawat Jalan Periode Semester I Tahun


2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Diabetus Militus

Hipertensi
634.00 523.00
772.00 Gagal Ginjal Kronik
3,420.00
1,209.00 Stroke
1,431.00
Chronic Heart Failur
3,308.00 Dyspepsia
1,673.00
Low Back Pain

Eppilepsi

2,121.00 Tuberculosis Paru


2,526.00
Osteo Artritis

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 64


2. Rekapitulasi Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017
Tabel 4.2 Kunjungan Pasien Rawat Jalan Periode Semester I Tahun 2017
RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No Diagnosa Kode ICD X Jumlah %


1 CHF I50.0 120 16.37
2 DM Type II E11.9 113 15.42
3 Dispepsia K30 94 12.82
4 Gastroentritis A09 86 11.73
5 DHF A91 85 11.60
6 Hipertensi I10 64 8.73
7 Anemia D64.9 52 7.09
8 Demam Thypoid A01.0 44 6.00
9 PJK I25.9 41 5.59
10 PSMBA K92.2 34 4.64
 Jumlah  733 100.00

Dari tabel diatas menunjukan angka sepuluh besar diagnose pasien


rawat inap yang paling tinggi yaitu CHF sebesar 16,37%, DM Type II sebesar
15,42%, Dyspepsia sebesar 12,82%, Gastroentritis sebesar 11,73%, DHF
11,60%, Hipertensi 8,73%, Anemia sebesar 7,09%, Thypoid Fever 6,00%,
PJK sebesar 5,59% dan PSMBA sebesar 4,64%.
Grafik 4.6 Kunjungan Pasien Rawat Jalan Periode Semester I Tahun
2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 65


44 41 113
34
52
DM Type II
CHF
120 Dispepsia
Gastroentritis
DHF
64 Hipertensi
Anemia
Demam Thypoid
PJK
86 PSMBA
85 94

1.3 Data Kematian


Grafik 4.7 Rekapitulasi Indikator Kematian GDR dan NDR Periode Semester I
Tahun2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

100.00

90.00

80.00

70.00

60.00
NDR (Netto Death Rate)
50.00
GDR (Gross Death Rate)
40.00

30.00

20.00

10.00

0.00

Berdasarkan data grafik diatas tren nilai GDR dan NDR hampir memiliki pola
yang sama, yaitu mempunyai titik paling tinggi di bulan februari, setelah itu
turun dan di bulan juni mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Berdasarkan angka ideal yang ditetapkan kemenkes bahwa batas nilai NDR
maksimum 25 kematian setiap seribu pasien keluar dan nilai GDR maksimum

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 66


45 kematian setiap seribu pasien keluar. Data di RSUD Dr RM Djoelham Kota
Binjai nilai NDR dan GDR jauh diatas ambang batas ideal yang ditetapkan
Kemenkes. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius terhadap
peningkatan mutu pelayanan khususnya pelayanan diruangan perawatan
intensive.

1.4 Grafik Barber Jhonson


Rumah sakit adalah bagian yang integral dari keseluruhan sistem
pelayanan kesehatan yang dihubungkan melalui rencana pembangunan
kesehatan, sehingga pengembangan rumah sakit pada saat ini tentu saja
tidak dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan yaitu
harus sesuai dengan garis - garis besar haluan negara, sistem kesehatan
nasional, dan perundang - undangan lainnya.
Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan semakin
meningkat, ini berarti permi ntaan pelayanan kesehatan akan bertambah
banyak, tetapi rumah sakit sebagai bagian dari sarana pelayanan kesehatan
belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Terbatasnya kemampuan
membayar dari masyarakat dan faktor sosiokultural mungkin menjadi
penyebab utama. Selain itu faktor mutu dan efisiensi pelayanan yang kurang
memadai juga merupakan penyebab belum dimanfaatkannya rumah sakit.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dan dapat mencapai tujuan adalah tersedia (available), wajar
(appropriate), berkesinambungan (continue), dapat diterima (acceptable),
dapat dicapai (accesible), dapat dijangkau (affordable), efisien (efficient)
serta bermutu (quality).
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan No.34/Birhub/1972 tentang
perencanaan dan pemeliharaan disebutkan bahwa guna menunjang

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 67


terselenggaranya rencana induk yang baik, maka setiap rumah sakit
diwajibkan mempunyai dan merawat statistik yang up to date atau terkini
dan terbaru dan membina medical record atau rekam medis berdasarkan
ketentuan - ketentuan yang ditetapkan.Pengukuran kinerja rumah sakit dapat
diketahui melalui beberapa indikator, yaitu : BOR (Bed Occupation Rate), Av
LOS (Averate Length Of Stay), BTO (Bed Turn Over), TOI (Turn Over
Internal), NDR (Net Death Rate), GDR (Gross Death Rate), dan Rerata
kunjungan klinik per hari.
Indikator - indikator yang digunakan dalam statistik rumah sakit
seperti BOR, LOS, TOI dan BTO berfungsi untuk memantau kegiatan yang
ada di unit rawat inap dengan cara menilai dan mengevaluasi kegiatan yang
ada di unit rawat inap untuk perencanaan maupun laporan pada instansi
vertical.
Indikator - indikator yang digunakan untuk menilai cakupan pelayanan
unit rawat inap adalah BOR dan BTO, sedangkan indikator yang digunakan
untuk menilai mutu pelayanan unit rawat inap adalah GDR dan NDR, dan
indikator yang di gunakan untuk menilai efisiensi pelayanan unit rekam medis
adalah LOS dan TOI.
Untuk melihat nilai keefisiensian, maka perlu di gambarkan dalam
sebuah grafik yang menghubungkan keempat parameter indikator Barber
Johnson yang bertemu dalam sebuah titik yang terletak dalam daerah
efisiensi. Dengan batasan BOR = 75%, TOI = 1-3 dan LOS =12. Penggunaan
tempat tidur berpengaruh juga pada lamanya pasien tersebut di rawat,
dengan demikian berpengaruh pula pada jumlah biaya yang harus
dikeluarkan oleh pasien rawat inap. Namun pemerintah telah memberikan
kebijakan bagi masyarakat kurang mampu dengan memberikan jaminan
kesehatan yang disebut BPJS Kesehatan.

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 68


Indikator Pelayanan Rawat Inap BOR, Av LOS, TOI, BTO akuratnya
dianalisis dalam jangka waktu tahunan. Data ideal menurut kemenkes angka
BOR sebesar 60 s/d 85 %, angka Av LOS sebesar 6 s/d 12 Hari, angka TOI
sebesar 1 s/d 3 hari dan angka BTO sebesar 40 s/d 50 kali per tahun.
Walaupun demikian untuk dapat mencapai target efisiensi maka perlu
dipersiapkan data Semester II agar dapat dievaluasi dan direkomendasi
tindak lanjut dari pencampaian target. Rata-rata nilai BOR sebesar 41,99 %
masih dibawah nilai efisiensi yang ditetapkan Kemenkes, Begitu juga nilai TOI
sebesar 3,7 hari lebih besar dari nilai efisiensi.
Rekomendasi yang bisa diajukan dari data Semester I Tahun 2017 di
RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai, antara lain :
1. Menaikan nilai BOR, antara lain dengan cara :
a. Meningkatkan jumlah kunjungan rawat inap dengan cara
peningkatan promosi kesehatan
b. Menambah MoU/Kerjasama dengan perusahaan penyandang
dana kesehatan
c. Meningkatkan angka hari perawatan pasien
d. Mengurangai angka rujukan pasien keluar
2. Menurunkan nilai TOI, antara lain dengan cara :
a. Membuat system penjadwalan pemanfaatan tempat tidur
layanan rawat inap
b. Mengurangi jumlah tenpat tidur yang digunakan dalam
pelayanan rawat inap
c. Menetapkan kebijakan tentang hari lama dirawat untuk pasien
paket
d. Menambah pemanfaatan penggunaan tempat tidur pelayanan
rawat inap.

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 69


e. Meningkatkan penyebaran informasi tentang fasilitas dan
kemampuan rumah sakit, kepada semua fasilitas kesehatan dan
masyarakat.
f. Meningkatkan pelayanan dengan cara :
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan SDM
2. Memoyivasi pegawai, seperti pemberian intensif, karir dll
3. Perbaikan penatalaksanaan penerimaan pasien dan
pencatatan pelaporan
3. Perbaikan penatalaksanaan penerimaan pasien dan pencatatan
pelaporan, seperti :
a. Koordinasi dan kerjasama antara petugas bagian penerimaan
pasien dengan bangsal
b. Adanya papan informasi yang up to date dan akurat tentang
tempat tidur, nomor rekam medis, jenis kelamin, diagnosis,
kelas, sehingga diketahui tempat tidur yang kosong dan yang
terisi.
c. Setiap terjadi mutasi/keluar pasien, petugas bangsal harus
segera melaporkan secara tertulis kebagian petugas
penerimaan pasien rawat inap
d. Peningkatan pengawasan penggunaan tempat tidur
e. Diadakan relokasi tempat tidur / ruangan dan petugasnya.
BAB V
PENUTUP

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. R.M. Djoelham Kota Binjai
yang berisikan informasi sarana prasarana, hasil pelayanan, ketenagaan,
serta tarif ini merupakan upaya manajemen untuk memberikan pengenalan

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 70


tentang layanan yang disediakan di rumah sakit. Tujuan utama pengenalan
ini adalah lebih meningkatkan jumlah masyarakat Kota Binjai yang
mendapatkan pelayanan kesehatan dalam upaya mewujudkan Indonesia
Sehat.
Namun kami menyadari, bahwa laporan yang disajikan ini belum
sempurna masih perlu banyak dilengkapi informasi pelayanan, antara lain
perlunya data indicator mutu pelayanan rumah sakit. Yang terdiri dari :
1. Indikator pelayanan Non Bedah
a. Angka pasien dengan dekubitus
b. Angka kejadian infeksi dengan jarum infuse
c. Angka kejadian penyulit / infeksi karena transfuse darah
d. Angka ketidak lengkapan pengisian rekam medis
e. Angka keterlambatan pelayanan pertama gawat darurat
2. Indikator pelayanan Bedah
a. Angka infeksi luka operasi
b. Angka komplikasi paska bedah
c. Waktu tunggu sebelum operasi elektif
d. Angka appendik normal
3. Indicator pelayanan Ibu Bersalin dan Bayi
a. Angka kematian ibu karena eklamsia
b. Angka kematian ibu karena perdarahan
c. Angka kematian ibu karena sepsis
d. Angka perpanjangan waktu rawat inap
e. Angka kematian bayi dengan berat badan ≤ 2.000 gram
f. Angka seksio sesaria

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 71


Harapan kami, sejalan dengan informasi yang kami sajikan, dapat
diperoleh gambaran pelayanan yang diharapkan sesuai dengan keinginan
pelanggan.

DAFTAR PUSTAKA

 Pierce, Patricis J. (1987) Commonly Computed Rates & Percentages for


Hospital Inpatiens: The American Medical Record Association

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 72


 Huffmann, E.K.(1994). Health Information Management (edisi ke 10)
Berwyn: Physician Record Company.

 International Federation of Health Record Organization (1992)


 Learning package for Medical Record Practice (package three-Unit 5)

 International Statistical Classification of Diseases and Related Health


Problem (ICD – 10) volume 1 :WHO, 1994

 International Statistical Classification of Diseases and Related Health


Problem (ICD – 10) volume 2 :WHO, 1994

 Nugroho, Diyardi (2012) Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


 Dirjen Yan Med Departemen Kesehatan RI

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai 73

Anda mungkin juga menyukai