PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Jagakarsa adalah rumah sakit tipe D yang mempunyai tugas
pokok melaksanakan dukungan dan pelayanan kesehatan pada masyarakat umum di
sekitarnya. Pelayanan kesehatan tersebut termasuk pelayanan medis dan pelayanan non
medis. Untuk melaksanakan pelayanan non medis atau yang berkaitan dengan administrasi
pasien di Rumah Sakit Umum Jagakarsa di kelola oleh Unit Rekam Medis yang
berkedudukan di bawah Kasatpel Penunjang.
Rekam medis mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan administrasi pasien
serta menyediakan data pelayanan kesehatan.
a. Falsafah dan Pengertian Rekam Medis
1) Falsafah Rekam Medis
a) Rekam Medis harus diselenggarakan oleh rumah sakit sebagai bukti
tentang proses pelayanan medis kepada pasien.
b) Rekam medis harus memuat informasi yang cukup dan akurat
tentang identitas pasien, diagnosa, perjalanan penyakit, proses
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
1
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas tidak hanya
sekedar pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem
penyelenggaraan rekam medis. Penyelenggaraan rekam medis merupakan
proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien dirumah sakit,
diteruskan kegiatan pencatatan data medik pasien selama pasien itu
mendapatkan pelayanan medik di rumah sakit, dan dilanjutkan dengan
penangganan berkas rekam medis yang meliputi peyelenggaraan penyimpanan
serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani
permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau keperluan lainnya.
b. Kegunaan Rekam Medis
1) Aspek administrasi (Administration).
Berkas rekam medis mempunyai
nilai administrasi, karena menyangkut tindakan berdasarkan wewenang
dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedik dalam mencapai
tujuan pelayanan kesehatan.
2) Aspek Medis.
Berkas rekam medis mempunyai nilai medis karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan
yang harus diberikan kepada seorang pasien.
3) Aspek Hukum (Legal).
Berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
2
Berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan karena isinya
menyangkut data/informasi tentang pengembangan kronologis dan
kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien.
Dilihat dari aspek di atas maka kegunaan rekam medis secara umum:
1) Sebagai alat komunikasi antar dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut
ambil bagian didalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan
kepada pasien.
2) Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus
diberikan kepada seorang pasien.
3) Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan
penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di rumah
sakit.
4) Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evalusi
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
5) Melindungi kepentingan umum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter
dan tenaga kesehatan lainnya.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
3
Pasal 322 KUHO berbunyi :
“Barang siapa yang sengaja membuka suatu rahasia yang ia wajib
menyimpannya oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik yang
sekarang maupun yang dulu] dihukum dengan hukuman selama-lamanya
sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya enam ratus rupiah (uang
lama)”.
Karena rekam medis adalah rahasia, maka harus dijaga betul supaya tidak
sampai diketahui isinya oleh siapapun yang tidak berhak, sekalipun pasiennya
telah meninggal.
d. Tujuan Penyelenggaraan Rekam Medis.
Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib adminstrasi dalam
rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa adanya suatu
sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil tertib adminstrasi
rumah sakit akan berhasil sesuai yang diharapkan. Tujuan rekam medis secara rinci
akan terlihat sesuai kegunaan rekam medis itu sendiri.
B. Tujuan
Pedoman kerja ini disusun dengan tujuan agar dapat digunakan sebagai dasar
pelaksanaan kerja penyelenggaraan rekam medis dan agar terdapat keseragaman dan
kejelasan pelaksanaan tugas bagi seluruh komponen serta tercapainya tertib
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
4
c. Rekam Medis dan unit lain yang terkait, bertanggung jawab
danmengkoordinasikan bawahannya masing – masing serta memberikan
petunjukpelaksanaan bagi petugas bawahannya.
d. Rekam Medis dan unit lain yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan
rekammedis, wajib mengikuti dan memenuhi petunjuk dan tanggung jawab
kepadaatasan masing – masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada
waktunya.
e. Dalam melaksanakan tugasnya Rekam dan unit lain yang terkait dalam
rangkapembinaan dan pemberian bimbingan wajib mengadakan rapat berkala
baik antarpetugasrekam medis, maupun antara Kasie penunjang dan
keperawatan dengan Kasie lain yang terkait dengan kegiatan rekam medis di
rumah sakit.
f. Rekam Medis mempunyai hubungan koordinatif dengan departemen
lain,Sekretariat, dan unit - unit penunjang lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaankegiatan rekam medis di rumah sakit.
D. Batasan Operasional
1. Sistem Dokumentasi
2. Pemberian Identitas
3. Penulisan Nama
4. Indek Utama Pasien
5. Penyimpanan Indeks Utama Pasien
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
5
17. Kerahasiaan Informasi dalam Berkas Rekam Medis
18. Informed Consent
19. Pembuatan Visum Et Repertum
20. Diagnosis (ICD X)
21. Ketentuan Dan Prosedur Penerimaan Pasien
E. Pengertian
1. Sistem Dokumentasi
Sistem dokumentasi adalah pendokumentasian atau perekaman seluruh kegiatan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien dalam rangka pengobatan
meliputi indentitas pasien, anamnesa, tindakan, diagnose, pengobatan dan
perawatan lainnya yang dilakukan oleh petugas yang berwenang (dokter, perawat
dan petugas lainnya).
Sistem dokumentasi dicatat dalam formulir-formulir dan dikumpulkan dalam
berkas rekam medis. Banyak macam bentuk formulir rekam medis yang dipakai
Rumah Sakit Umum Jagakarsa, namun semuanya harus memenuhi kegiatan-
kegiatan yang mendasar, sebagaimana telah diuraikan pada kegunaan rekam medis.
Formulir-formulir rekam medis sendiri tidak memberikan jaminan pencatatan data
medis yang tepat dan baik, apabila dokter maupun staff mediknya tidak secara
seksama melengkapi informasi yang diperlukan pada setiap lembaran rekam medis
dengan baik dan benar.
Isi berkas rekam medis untuk pasien rawat jalan dapat dibuat selengkap-
Isi rekam medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya memuat : Identitas
pasien, Anamnase, Riwayat penyakit, Hasil pemeriksaan Laboratorium, Diagnosis,
Persetujuan Tindakan medis, Tindakan Pengobatan, Usaha keperawatan, Catatan
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
6
Observasi klinik dan hasil pengobatan, Resume akhir dan evaluasi pengobatan. Adapun
formulir-formulir yang di Rumah Sakit Umum Jagakarsa untuk pasien rawat inap
antara lain meliputi :
a. Surat Pengantar Masuk Perawatan
b. Ringkasan Masuk dan Keluar Pasien
c. Surat Pernyataan menanggung biaya
d. Pemeriksaan Dokter Pasien Rawat Inap
e. Catatan dan Instruksi Dokter
f. Catatan Keperawatan
g. Lembar Pengkajian Pasien
h. Lembar Asuhan Keperawatan
i. Pengamatan dan Terapi
j. Lembar konsultasi
k. Pengawasan Khusus
l. Surat Persetujuan/Penolakan Tindakan Medis
m. Catatan Anesthesi
n. Catatan Operasi
o. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
p. Lembaran Kumpulan Hasil Lab(Darah)
q. Lembaran Kumpulan Hasil Lab (Urine, Faeses, Sputum, dll)
r. Hasil Pemeriksaan Radiologi
s. Lembar EKG
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
7
medis yang diisi harus ditulis secara :
a. Lengkap : Semua tindakan,tanda-tanda klinis,anjuran,hasil-hasil
pemeriksaan termasuk diagnosa yang didapat harus ditulis
secara lengkap pada formulir yang telah disediakan.
2. Pemberian Identitas
a. Pemberian Nomor Pasien
Nomor pasien adalah nomor yang diberikan kepada setiap pasien yang baru
berobat dan mendaftar di tempat pendaftaran pasien rawat jalan dan unit gawat
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
8
kelompok angka :
2 angka paling kanan disebut kelompok angka pertama.
2 angka tengah disebut kelompok angka kedua.
2 angka paling kiri disebut kelompok angka ketiga.
contoh : nomor pasien 00 05 20.
Penulisannya .
kelompok angka pertama 20 = KA I.
kelompok angka kedua 05 = KA II.
kelompok angka ketiga 00 = KA III.
maka penulisan untuk penomoran sebagai berikut :
0 0 0 5 2 0
III II I
2) Nomor dikeluarkan secara otomatis dari computer.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
9
medis pasien yang akan diisi oleh dokter yang menanganinya.Identitas
merupakan informasi mengenai jati diri pasien. Tanggung jawab
pelaksanaannya adalah petugas di unit pendaftaran pasien baru rawat jalan.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
10
pasien dapat dinilai baik apabila dilaksanakan oleh petugas dengan sikap
yang ramah, sopan, tertib, dan penuh tanggung jawab.
3. Penulisan Nama
Penulisan nama adalah penulisan nama pasien yang dilaksanakan pada saat pasien
pertamakali berobat dan mendaftar di tempat pendaftaran rawat jalan. Sistem penamaan
pada dasarnya adalah untuk memberikan identitas kepada seorang pasien serta untuk
membedakan antara pasien yang satu dengan pasien yang lainnya, sehingga
mempermudah/memperlancar didalam memberikan pelayanan rekam medis kepada
pasien yang datang berobat ke rumah sakit. Cara penulisan nama pasien di bagian
rekam medis, berpedoman sistem penamaan arsip nasional, untuk keseragaman
penulisan nama pasien memakai ejaan baru yang disempurnakan. Adapun cara
penulisan sebagai berikut :
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
11
5) Gelar–gelar.
a) Gelar Bangsawan, nama suci baptis/haji.
Contoh : RA Kartini ditulis Kartini RA.
Santo Joseph ditulis Joseph.Santo.
Haji Amir Mahmud ditulis Mahmud, Haji Amir.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
12
5. Penyimpanan Indeks Utama Pasien
Di Rumkah Sakit Umum Jagaklarsadata indeks utama pasien tersimpan dalam
komputer sebagai master indeks pasien, sebagai pengganti IUP. Bila seorang berganti
nama, pekerjaan ataupun alamat rumah, maka petugas harus merubah data tersebut
agar selalu menghasilkan data yang up to date.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
13
tanggal.
c. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya
ditanda tangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atau oleh
dokter pembimbingnya.
d. Catatan yang dibuat oleh Residens harus diketahui oleh dokter
pembimbingnya.
e. Dokter yang merawat, dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan
melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf.
f. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan.
7. Kode Warna
Kode warna adalah kode atau tanda warna yang ditempelkan pada sampul depan
berkas rekam medis untuk mempermudah petugas kesehatan (dokter, perawat dan
tenaga rekam medis) dalam melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap pasien.
Kode warna tersebut meliputi :
a. Kode Nomor Rekam Medis.
Kode yang dibuat berdasarkan dua nomor rekam
medis yang terakhir. Pada map sudah dicetak kotak untuk menuliskan nomor
rekam medis yang akan diisi oleh petugas rekam medis. Penulisan nomor
harusdengan tulisan yang jelas dan mudah dibaca, dapat dicetak atau ditulis
tangan
menggunakan spidol jangan hanya menggunakan pulpen kemudian pada sisi
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
14
Angka 8 mempunya kode warna Merah Muda
Angka 9 mempunyai kode warna Abu - abu
b. Kode Warna tahun kunjungan terakhir pasien.
Kode yang dibuat berdasarkan tahun kunjungan pasien terakhir. Kode tersebut
ditempelkan dibawah kode warna penomoran. Kode ini berguna dalam
menentukan berkas rekam medis aktif dan in aktif. kode warna tahun
kunjungan menggunakan:
Tahun : 2015 warna Hijau tua
Tahun : 2016 warna Merah
Tahun : 2017 warna Orange
Tahun : 2018 warna Merah muda
Tahun : 2019 warna Kuning
c. Kode Warna penyakit.
Kode yang dibuat berdasarkan penyakit yang diderita pasien apakah menular
atau tidak. Hal ini untuk memudahkan dalam perawatan dan penempatan
pasien pada saat pasien tersebut harus dirawat inap. Petugas Rekam medis
akan menempelkan label warna pada sampul berkas rekam medis pasien pada
kotak yang sudah disediakan sesuai dengan warna yang telah ditetapkan
dengan ketentuan yaitu warna kuning untuk pasien dengan diagnosis penyakit
menular.
d. Kode warna alergi.
Kode yang dibuat berdasarkan alergi yang diderita
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
15
bertanggung jawab atas terlaksananya pengisian riwayat penyakit pasien serta
paramedis yang merawat.
Prosedur pengisian :
a. Petugas pendaftaran pasien poliklinik / emergency / penerimaan pasien dirawat
wajib melengkapi identitas pasien yang terbaru
b. Dokter yang memeriksa mencatat :
1) Riwayat keluarga / sakit
2) Hasil pemeriksaan
3) Instruksi (Obat / terapi lain yang diberikan dan diagnosis sementaraakhir)
c. Paramedis yang merawat wajib mencatat :
1) Ringkasan kunjungan pasien yang bersangkutan ke poliklinik
2) Obat / terapi lain yang diberikan atas instruksi dokter
3) Tindakan perawatan yang dilakukan baik atas instruksi dokter maupun
tidak
4) Kejadian kecelakaan atas diri pasien
Dalam hal berkas riwayat sakit pasien yang bersangkutan belum dapat disediakan
pada waktunya karena sesuatu hal,dokter yang memeriksa wajib mengambil
kebijaksanaan dengan mencatatnya pada formulir sementara.
9. Pengisian Resume
Resume adalah rangkuman seluruh tindakan pelayanan kesehatan yang telah
diberikan terhadap pasien oleh dokter yang merawat pasien tersebut. Penulisan
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
16
2) Bentuk resume disesuaikan dengan keperluan dan minimal memuat :
(a) Diagnosa akhir
(b) Anamnesa
(c) Pemeriksaan Fisik
(d) Pemeriksaan penunjang
(e) Therapy tindakan
(f) Penjelasan penyakit
(g) Saran
3) Dokter asisten dapat membantu pada butir satu dan dapat bekerja sama
dengan dokter spesialis yang merawat
4) Untuk pelaksanaan pembuatan resume,berkas rekam medis (file) akan
dikirim ke ruangan masing-masing dokter yang merawat pada waktu
pasien keluar perawatan.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
17
Sistem nomor unit yang digunakan mempengaruhi rencana perkembangan ruang
tempat penyimpanan. Perlu sekali ruang lowong pada rak penyimpanan sebesar 25 %
karena tempat tersebut berguna untuk menyimpan rekam medis yang makin tebal.Satu
problem yang biasa timbul adalah bertambahnya satu rekam medis menjadi berjilid-
jilid, karena seringnya pasien tersebut mendapat pelayanan (dirawat) di Rumah Sakit
Umum Jagakarsa. Kadang-kadang begitu seringnya seorang penderita di rawat
sehingga rekam medisnya harus dibuat jilid yang baru, karena terlalu tebal jika hanya
satu jilid saja. Untuk mengingatkan petugas penyimpanan tentang hal ini, maka pada
setiap jilid harus dibuat catatan nomor jilid dan jumlah jilidnya, misalnya : Jilid 1 dari
2; Jilid 2 dari 2.
Untuk pengambilan rekam medis yang tidak aktif dari rak penyimpanan untuk
dimusnahkan atau untuk dibuat microfilm, karena menggunakan sistem unit, nomor-
nomor rekam medis tidak menunjukkan tua atau mudanya satu rekam medis sehingga
untuk memilih rekam medis yang tidak aktif harus dilihat satu persatu, tahun berapa
seorang penderita terakhir dirawat atau berkunjung ke poliklinik. Untuk sumber
nomor Rumah Sakit Umum Jagakarsamembuat satu “ bank nomor” terdiri dari enam
angka, menggunakan sistem angka akhir (terminal digit) dengan menentukan nomor
awal dimulai dari 000001 sampai dengan 999999. Bank nomor dikeluarkan oleh
sistem komputer yang secara otomatis akan mengeluarkan satu nomor baru setiap
entry data pasien.
Dengan cara sentralisasi terjadi penggabungan antara berkas rekam medis rawat jalan
dan rawat inap dalam satu tempat. Karena semua pasien baik rawat jalan maupun
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
18
Kekurangan dari sistem sentralisasi adalah :
a. Petugas menjadi lebih sibuk, karena harus menangani unit rawat jalan Dan unit
rawat inap.
b. Tempat penerimaan pasien harus bertugas selama 24 jam.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
19
medis harus disimpan di rak.
b. Petugas-petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk sejumlah section tertentu
misalnya ada 4 petugas masing-masing diserahi : section 00-24, section 25-49,
section 50-74, section 75-99.
c. Pekerjaan akan terbagi rata mengingat setiap petugas rata-rata mengerjakan
jumlah rekam medis yang hampir sama setiap harinya untuk setiap section
d. Rekam medis yang tidak aktif dapat diambil dari rak penyimpanan dari setiap
section, pada saat ditambahnya rekam medis baru di section tersebut.
e. Jumlah rekam medis untuk tiap-tiap section terkontrol dan bisa dihindarkan
timbulnya rak-rak kosong.
f. Dengan terkontrolnya jumlah rekam medis membantu memudahkan
perencanaan peralatan penyimpanan (jumlah rak).
g. Kekeliruan menyimpan (misfile) dapat dicegah, karena petugas penyimpanan
hanya memperhatikan 2 angka saja dalam memasukkan rekam medis kedalam
rak, sehingga jarang terjadi kekeliruan membaca angka. Latihan dan bimbingan
bagi petugas penyimpanan dalam hal sistem angka akhir, mungkin lebih lama
dibandingkan latihan menggunakan sistem nomor langsung, tetapi umumnya
petugas dapat dilatih dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
20
tentang pengelolaan rekam medis yang tidak aktif (in active records) harus ditetapkan
sehingga selalu tersedia tempat penyimpanan untuk rekam medis yang baru. Dari segi
praktisnya dapat dikatakan, patokan utama untuk menentukan rekam medis aktif atau
tidak aktif adalah besarnya ruangan yang tersedia untuk menyimpan rekam medis
yang baru. Rekam medis dinyatakan tidak aktif apabila selama 5 (lima) tahun terakhir
rekam medis tersebut sudah tidak dipergunakan lagi. Apabila ternyata sudah tidak
tersedia lagi tempat penyimpanan rekam medis aktif, harus dilaksanakan kegiatan
menyisihkan rekam medis yang tidak aktif secara sistematik seirama dengan
pertambahan jumlah rekam medis baru. Rekam medis-rekam medis yang tidak aktif,
dapat disimpan di ruangan lain.
Rak-rak penyimpanan rekam medis tidak aktif dapat diletakkan di ruang tersendiri
yang sama sekali terpisah dari bagian pencatatan medik. Pada saat diambilnya rekam
medis tidak aktif, ditempat semula harus diletakkan tanda keluar, hal ini mencegah
pencarian yang berlarut-larut pada suatu waktu rekam medis tidak aktif tersebut
diperlukan. Rumah sakit wajib tetap memelihara indeks, register dan kartu lintasan
yang berisi data-data dasar seperti : tanggal masuk/keluar rumah sakit, nama dokter
yang bertanggung jawab, diagnosa dan operasi.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
21
rekam medis keluar atau diambil dari rak penyimpanan. Hal ini penting untuk
mengawasi penggunaan rekam medis. Dalam penggunaannya “Petunjuk Keluar” ini
diletakkan pada rak penyimpanan masing-masing nomor berkas rekam medis..
Petunjuk keluar tetap berada di rak tersebut, sampai map rekam medis yang diambil
(dipinjam) kembali. Petunjuk keluar yang dipakai berbentuk kartu yang dilengkapi
dengan kantong tempel tempat menyimpan surat pinjam. Petunjuk keluar diberi warna
kuning untuk rawat jalan dan merah untuk rawat inap, yang maksudnya untuk
mempercepat petugas melihat tempat penyimpanan kembali map-map rekam medis
yang bersangkutan. Petunjuk keluar ini haruslah dibuat dari bahan (kertas) yang keras
dan kuat.
b. Berkas rekam medis yang telah diambil ditulis pada buku ekspedisi
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
22
16.Pengamanan Berkas Rekam Medis
Pengamanan berkas rekam medis adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mencegah
terjadinya kerusakan atau kehilangan berkas rekam medis sehingga pada saat
digunakan selalu tersedia. Ketentuan pokok yang harus ditaati ditempat penyimpanan
adalah :
a. Tidak satupun rekam medis boleh keluar dari ruang Rekam Medis, tanpa tanda
keluar/kartu permintaan. Peraturan ini tidak hanya berlaku bagi orang-orang
diluar rekam medis, tetapi juga bagi petugas-petugas rekam medis sendiri.
b. Seseorang yang menerima/meminjam rekam medis, berkewajiban untuk
mengembalikan dalam keadaan baik dan tepat waktunya. Harus dibuat
ketentuan berapa lama jangka waktu satu rekam medis diperbolehkan tidak
berada di rak penyimpanan. Seharusnya setiap rekam medis kembali lagi ke
raknya pada setiap akhir hari kerja, sehingga dalam keadaan darurat staf rumah
sakit dapat mencari informasi yang diperlukan.
c. Rekam medis tidak dibenarkan diambil dari rumah sakit, kecuali atas perintah
pengadilan. Dokter-dokter atau pegawai rumah sakit yang berkepentingan
dapat meminjam rekam medis, untuk dibawa ke ruang kerjanya selama jam
kerja, tetapi semua rekam medis harus dikembalikan ke ruang rekam medis
pada akhir jam kerja. Jika beberapa rekam medis akan digunakan selama
beberapa hari, rekam medis tersebut disimpan dalam tempat sementara di
ruang rekam medis..
d. Ketentuan dan Prosedur Penyimpanan Lainnya.Ketentuan dasar yang
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
23
yang telah dikembalikan pada tempat yang telah ditentukan (di Instalasi
Rekam Medis atau bagian lain).
3) Rekam medis yang sampulnya rusak atau lembarannya lepas, harus segera
diperbaiki, untuk mencegah makin rusak/hilangnya lembaran-lembaran
yang diperlukan.
4) Pengamatan terhadap penyimpanan harus dilakukan secara periodik, untuk
menemukan salah simpan dan melihat kartu pinjaman yang rekam
medisnya masih belum dikembalikan.
5) Petugas penyimpanan harus memelihara kerapian dan teraturnya rak-rak
penyimpanan yang menjadi tanggung jawabnya.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
24
Pemeliharaan berkas rekam medis meliputi :
a. Inventarisasi secara berkala : Berkas rekam medis yang tersusun dari rak-rak
disusun kembali menurut system penomoran
b. Mengganti folder yang telah rusak dengan yang baru
c. Bila dianggap perlu, petugas rekam medis membagi dua rekam medis yang padat
d. Membuat laporan tentang rekam medis yang belum kembali ke penyimpanan.
e.
17. Kerahasiaan Informasi dalam Berkas Rekam Medis
Kerahasiaan informasi adalah pengaman isi berkas rekam medis sehingga tidak dapat
dibaca atau digunakan oleh pihak-pihak yang tidak berwenang dalam penanganan
berkas rekam medis. Secara umum telah disadari bahwa informasi yang didapat dari
rekam medis sifatnya rahasia. Tetapi kalau dianalisa, konsep kerahasiaan ini, akan
ditemui banyak pengecualian. Yang menjadi masalah disini ialah ”Bagi siapa rekam
medis itu dirahasiakan dan dalam keadaan bagaimana rekam medis dirahasiakan.
Informasi di dalam rekam medis bersifat rahasia karena hal ini menjelaskan hubungan
yang khusus antara pasien dan dokter yang wajib dilindungi dari pembocoran sesuai
dengan kode etik kedokteran dan peraturan perundangan yang berlaku. Pada dasarnya
informasi yang bersumber dari rekam medis ada dua kategori :
a. Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan.
b. Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan.
Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan : Yaitu laporan atau catatan yang
terdapat dalam berkas rekam medis sebagai hasil pemeriksaan, pengobatan, observasi
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
25
ataupun Ringkasan Masuk dan Keluar). Namun sekali lagi perlu diingat bahwa karena
diagnosa akhir pasien mengandung nilai medis maka lembaran tersebut tetap tidak
boleh disiarkan kepada pihak-pihak yang tidak berwenang. Walaupun begitu petugas
tenaga bantuan, perawat, petugas perekam medis maupun petugas Rumah Sakit
lainnya harus berhati-hati bahwa ada kalanya identitas pasienpun dianggap perlu
disembunyikan dari pemberitaan, misalnya apabila pasien tersebut adalah orang
terpandang di masyarakat ataupun apabila pasien adalah seorang tanggungan polisi
(buronan). Hal ini semata-mata dilakukakan demi ketenangan si pasien dan demi
tertibnya keamanan Rumah Sakit dari pihak-pihak yang mungkin bnermaksud
mengganggu. Oleh kaena itu dimanapun petugas itu berdinas tetap harus memiliki
kewaspadaan yang tinggi agar terhindar dari kemungkinan tuntutan ke pengadilan.
Sumber hukum yang bisa dijadikan acuan di dalam masalah kerahasiaan suatu sumber
informasi yang menyangkut rekam medis pasien dapat dilihat pada Peraturan
Pemerintah No. 10 tahun 1966 yaitu mengenai “Wajib Simpan Rahasia Kedokteran”.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah itu maka siapapun yang bekerja di rumah sakit,
khususnya bagi mereka yang berhubungan dengan data rekam medis wajib
memperhatikan ketentuan tersebut.
Pasal 1 :
Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh
orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya
dalam lapangan kedokteran.
Pasal 3:
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
26
medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Tindakan medik adalah suatu
tindakan yang dilakukan terhadap pasien berupa diagnostik atau terapeutik. Semua
tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan.
Persetujuan dapat diberikan secara tertulis maupun lisan. Setiap pasien yang mendapat
pelayanan di rumah sakit mempunyai hak untuk memperoleh atau menolak
pengobatan. Bila pasien dalam perwalian maka walilah yang mengatasnamakan
keputusan hak tersebut pada pasien. Di Rumkit Dr. Mintohardjo hal mengenai
keputusan pasien (atau wali) dapat dikemukakan dengan dua cara, yang lazim dikenal
dengan persetujuan meliputi :
a. Persetujuan langsung, berarti pasien/wali segera menyetujui usulan. Pengobatan
yang ditawarkan pihak rumah sakit. Persetujuan dapat dalam bentuk lisan atau
tulisan.
b. Persetujuan secara tak langsung. Tindakan pengobatan dilakukan dalam keadaan
darurat atau ketidakmampuan mengingat ancaman terhadap nyawa pasien.
Selain kedua jenis persetujuan di atas terdapat pula suatu jenis persetujuan khusus
dalam hal mana pasien/wali wajib mencantumkan pernyataan bahwa kepadanya telah
dijelaskan suatu informasi terhadap apa yang akan dilakukan oleh tim medis, resiko
dan akibat yang akan terjadi bilamana suatu tindakan diambil. Persetujuan ini dikenal
dengan istilah informed consent, hanya diperlukan bilamana pasien akan dioperasi
atau akan menjalani prosedur pembedahan tertentu. Pemberian persetujuan atau
penolakan terhadap perlakuan yang akan diambil tersebut menjadi bukti yang syah
bagi rumah sakit, pasien, dan dokter.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
27
mengandung resiko tinggi harus dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani
oleh yang berhak memberikan persetujuan.
Dan pada pasal 4 disebutkan informasi tentang tindakan medik harus diberikan
kepada pasien, baik diminta maupun tidak diminta. Dokter yang menangani pasien
harus menjelaskan hal-hal yang akan dilakukannya secara jelas. Dalam hal ini, dokter
jangan sekali-kali memberi garansi kesembuhan pada pasien, tetapi didiskusikan dan
dijelaskan keuntungan yang diharapkan sehingga pasien dapat berpikir dan
menetapkan keputusannya. Dokter dapat meminta persetujuan kepada suami/isteri
pasien, apabila pasien karena mempengaruhi fungsi seksual atau reproduksi pasien
atau tindakan yang dapat mengakibatkan kematian janin dalam kandungan.
Keputusan ini diambil sebagai upaya hubungan kemanusiaan dan tidak mutlak
untuk mengobati pasien. Dalam masalah persetujuan ini rumah sakit sering
menghadapi permasalahan seperti untuk kasus otopsi dan adopsi. Pada dasarnya
otorisasi untuk otopsi, adopsi adalah sama seperti untuk operasi/pembedahan. Dalam
hal ini rumah sakit harus betul-betul terjamin keselamatannya melalui buktibukti
tanda tangan dari orang-orang yang berhak. Berkas dari pasien yang akan diotopsi
harus memiliki lembaran perintah otopsi. Perintah pelaksanaan otopsi dapat ditinjau
dalam dua kejadian:
a. Otopsi atas permintaan keluarga pasien, dimana didalamnya terdapat tanda tangan
keluarga pasien.
b. Otopsi atas permintaan polisi untuk pembuktian.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
28
Dalam hal mana seorang anak tidak diambil oleh keluarganya maka pihak rumah sakit
dapat meneruskannya kepada yayasan atau badan resmi yang berwenang dan
dianggap sah oleh negara. Segala korespondensi yang terjadi dalam hal adopsi harus
amat dijaga kerahasiaannya. Pihak Rekam Medis harus dapat menjamin bahwa
berkasnya telah lengkap. Bilamana dirasakan perlu untuk menyendirikan laporan
adopsi dari berkas pencatatan pasien maka Kepala Instalasi Rekam Medis dapat
mengambil kebijaksanaan tersebut dan memberi kode tertentu dalam berkas rekam
medis pasien tersebut. Selanjutnya surat adopsi tersebut disimpan dalam tempat
khusus yang terkunci dan aman.
b. Prosedur pengisian :
Petugas pendaftaran pasien poliklinik / emergency / penerimaan pasien
dirawat wajib melengkapi identitas pasien yang terbaru
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
29
Dokter yang memeriksa mencatat :
(a) Riwayat keluarga / sakit
(b) Hasil pemeriksaan
(c) Instruksi
(d) Obat / terapi lain yang diberikan
(e) Diagnosis sementara / akhir
Paramedis yang merawat wajib mencatat :
(a) Ringkasan kunjungan pasien yang bersangkutan ke poliklinik
(b) Obat / terapi lain yang diberikan atas instruksi dokter
(c) Tindakan perawatan yang dilakukan baik atas instruksi dokter
maupun tidak
(d) Kejadian kecelakaan atas diri pasien
Dalam hal berkas riwayat sakit pasien yang bersangkutan belum dapat
disediakan pada waktunya karena sesuatu hal,dokter yang memeriksa wajib
mengambil kebijaksanaan dengan mencatatnya pada formulir sementara.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
30
pada dokter yang membuat diagnosis tersebut. Untuk lebih meningkatkan informasi
dalam rekam medis, petugas rekam medis harus membuat koding sesuai dengan
klasifikasi yang tepat.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
31
a. Pasien Rawat jalan.
Pasien rawat jalan adalah pasien yangmendapat pelayanan medis di poliklinik
spesialis maupun umumRumah Sakit Umum Jagakarsa.Ada 2 (Dua) jenis pasien
rawat jalan yaitu :
1) Pasien Baru
Pasien baru adalah pasien yang pertama kali berkunjung, mendapat pelayanan
medis di Rumah Sakit Umum Jagakarsabaik sebagai pasien rawat inap atau
pasien rawat jalan maupun rawat darurat. Ciri pasien baru dapat diketahui, jika
pasien belum terdaftar dan belum pernah memiliki kartu berobat (kartu
pengenal pasien) di mana tertera nomor register pasien.
Pasien datang di tempat penerimaan pasien menyerahkan identitas diri
untuk disalin di identitas berkas rekam medis. Setiap pasien baru akan
memperoleh nomor pasien yang akan digunakan sebagai kartu pengenal, yang
harus dibawa pada setiap kunjungan berikutnya di Rumah Sakit Umum
Jagakarsa.Setelah mendapatkan pelayanan di tempat penerimaan pasien (loket
pendaftaran) dan pasien telah menyelesaikan administrasi di bagian kasir,
pasien diarahkan ke poliklinik yang dituju untuk mendapatkan pelayanan. Ada
beberapa kemungkinan dari setiap pasien yang telah selesai dari poliklinik
yaitu :
(a) Pasien boleh langsung pulang
(b) Pasien diminta untuk datang kembali
(c) Pasien dirujuk ke rumah sakit lain.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
32
diarahkan ke poliklinik yang dituju.
b. Rawat inap.
Pasien rawat inap adalah pasien yang mendapatkan pelayanan medis dan
tinggal di ruangan dan menempati tempat tidur di rumah sakit .Pasien setelah
selesai dari poliklinik atau UGD ada beberapa kemungkinan salah satunya
adalah pasien harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan
lebih lanjut. Prosedur pasien rawat inap :
1) Pasien yang hendak dirawat mendapatkan surat pengantar orang sakit dari
poliklinik atau UGD datang ke tempat penerimaan pasien rawat inap (loket
sentral)
2) Petugas akan mencarikan ruangan sesuai dengan kelas yang diinginkan
pasien. Apabila kondisi ruangan tidak memungkinkan maka petugas akan
memberikan alternatif ruangan lain serta memberikan penjelasan
mengenai aturan dan fasilitas ruangan.
3) Setelah ada kesepakatan dengan pasien maka petugas menyelesaikan
administrasi dan menggecek data pendukung.
4) Pengiriman berkas rekam medis dan mengantar pasien ke ruangan
perawatan sesuai dengan fasilitas dan hak kelasnya. Ruangan dan tempat
tidur ditentukan pada saat sebelum pengisian identitas masuk rawat inap.
d. Gawat darurat.
Pasien gawat darurat adalah pasien yang mendapat pelayanan medis pada unit
gawat darurat/emergency unit Rumah sakit Umum Jagakarsa.Pasien gawat
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
33
4) Apabila status sudah ada maka dibawa ke UGD dan petugas UGD yang
akan melengkapi berkas rekam medis tersebut dengan formulir Gawat
Darurat.
5) Apabila pasien sudah ditangani, jika pasien harus dirawat inap, maka
harus didaftarkan kembali ke tempat pendaftaran rawat inap, dan akan
dilengkapi dengan berkas rawat inap.
6) Jika pasien boleh rawat jalan/dirujuk pasien boleh meninggalkan Rumah
Sakit Umum Jagakarsa setelah menyelesaikan admistrasi jika pasien
umum.
F. Landasan Hukum
1. Undang- undang No. 16 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang- undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1966 tentang Wajib SimpanRahasia
Kedokteran.
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 290/MENKES/PER/III/2008tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran.
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 269/MENKES/PER/III/2008tentang Rekam
Medis.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
34
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
1. Penanggung Jawab Unit Rekam Medis
Pendidikan : Diploma tiga Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Tugas pokok:Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengelolaan,
6. Membantu kepala bidang dalam penyusunan langkah kerja unit rekam medis
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
35
7. Membantu kepala bidang di dalam melaksanakan penilaian kerja di dalam unit
rekam medis
8. Membuat laporan – laporan baik lisan maupun tertulis secara berkala di dalam
unit rekam medis
2. Staff Coding
Pendidikan : Diploma tiga Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Tugas pokok:Bertanggung jawab terhadap pengkodingan rawat jalan, rawat inap
dan pengkodingan INACB’s
Uraian Tugas :
1. Verifikasi koding INA CBG’s
2. Melakukan entry data dari register pasien rawat inap.
3. Melakukan koding untuk hasil diagnose penyakit dan tindakan.
4. Melakukan entry data pasien baru rawat jalan dan rawat inap.
3. Staff Assembling
Pendidikan : Diploma tiga Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Tugas pokok:Bertanggung jawab terhadap penyusunan kembali berkas rekam
medis rawat jalan dan rawat inap.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
36
4. Staff Pelaporan
Pendidikan : Diploma tiga Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Tugas pokok:Bertanggung jawab terhadap pelaporan baik intern maupun ekstern
serta menganalisis data berkas rekam medis.
1. Mengumpulkan hasil entry data pasien rawat jalan dan rawat inapMembuat
laporan bulanan, triwulan, semester, dan tahunan.
2. Membuat analisa data dan laporan ke Direktur, Dinas Kesehatan, Departemen
Kesehatan, dan Instansi terkait.
3. Membuat analisa data dan menampilkan dalam bentuk grafik atau table sebagai
informasi rumah sakit.
4. Memberikan data-data yang diminta baik oleh intern rumah sakit maupun
ekstern rumah sakit dengan persetujuan direktur.
5. Berkoordinasi dengan staff entry dan koding untuk format entry dengan tujuan
memudahkan analisis data.
5. Staff Distribusi
Pendidikan : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
Tugas pokok:Bertanggung jawab terhadap penyimpanan dan pengambilan kembali
berkas rekam medis.
1. Melakukan pencatatan, pengembalian, dan penyimpanan berkas rekam medis
menurut nomor rekam medis yang keluar atau masuk ruangan rekam medis.
2. Melakukan pencarian berkas rekam medis pasien yang dibutuhkan unit terkait.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
37
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Unit Rekam Medisterletak di lantai 3 dan juga memerlukan adanya pembagian ruang untuk
mengatur dan menjalankan proses dengan nyaman dan lancar, adapun pembagian ruang
rekam medis sebagai berikut :
1) Ruang Administrasi dan Pengelolaan data
a) Penanggung jawab
b) Bagian Data dan Pelaporan
c) Bagian coding
d) Bagian Sensus harian Rawat jalan
e) Bagian Sensus harian rawat inap
2) Ruang penyimpanan Rekam Medis Aktif.
Ruang penyimpanan aman, bersih, terjaga kerapian dan kerahasiaannya .
a) Ruangan cukup.
b) Untuk menjamin keamanan dipasang tulisan “Dilarang Masuk Selain
Petugas Rekam Medis”.
c) Exhaust fan
d) Ventilasi cukup memadai
3) Ruang penyimpanan Rekam Medis In Aktif
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
38
c) Klinik Spesialis letaknya di lantai 3 meliputi klinik Penyakit dalam, Saraf,
Mata, Gigi, Kulit, THT, Anak, Psiologi dan Psioteraphy.
B. SARANA
Sarana / peralatan yang cukup sangat dibutuhkan untuk mendukung pelayanan dan
pengelolaan rekam medis, peralatan yang diperlukan antara lain :
b. Komputer
Perangkat Komputer sangat diperlukan dan dibutuhkan untuk mengelola data,
karena komputer tersebut dapat menyimpan dan memproses atau menggantikan
kegiatan pencatatan, sehingga dapat bekerja secara efektif , akurat, dan efisien.
Baik untuk pengolahan data rekam medis maupun untuk keperluan input data di
bagian pendaftaran dan pelayanan lainnya.
c. Peralatan lainnya
Peralatan lain yang diperlukan adalah : Meja, Kursi, Telepon, Filling Cabinet,
Lemari Arsip.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
39
BAB IV
TATALAKSANA PENGELOLAAN REKAM
MEDIS
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
40
4. Proses penomoran berkas rekam medis baru
Penomoran rekam medis adalah pemberian nomor pada berkas rekam medis. setiap
pasien mempunyai nomor rekam medis hanya sekali saja, yang diberikan pada saat
pertama kali datang, yang dapat dipergunakan di semua pelayanan.
Proses:
a. Setiap pasien baru mendapatkan nomor rekam medis sesuai nomor
urutkedatangannya pertama kali berobatsetelah entry data sosial/data
identitas.
b. Petugas rekam medis memberi nomor pada berkas rekam medis yang
menggunakan 8 ( delapan ) digit.
5. Proses filling berkas rekam medis
Filling merupakan suatu ruangan di unit rekam medis yang bertanggung jawab
terhadap penyimpanan retensi dan pemusnahan dokumen rekam medis. Selain
itu filing juga menyediakan dokumen rekam medis yang telah lengkap isinya
sehingga dapat memudahkan penggunaan mencari informasi sewaktu-waktu.
6. Proses entry data kunjungan pasien
Kunjungan pasien di input setiap hari sehabis pasien berobat agar mempermudah dalam
pembuatan pelaporan.
7. Proses koding diagnosa penyakit dan tindakan
Koding adalah pemberianpenetapan kode dengan menggunakan huruf atau angka
atau kombinasi huruf dalam angka yang mewakili komponen data.
Fungsi pengkode rekam medis bertanggung jawab terhadap penemuan dan
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
41
dimusnahkansetelah di retensi terlebih dahulu oleh tim retensi dipisahkan file-
file yang telah berusia 5 ( lima ) tahun terhitung daritanggal terakhir pasien
berobat atau dipulangkan, pilih berkas inaktif
yang mempunyai sifat khusus, misalnya : kasus Orthopedi dan
Prothese yang telah berusia minimal 10 tahun, kasus Jiwa,ketergantungan obat
dan penyakit kusta yang telah berusia minimal 15tahun
1. Pemusnahan arsip in aktif dilakukan oleh petugas rekam medis
2. Penyimpanan berkas in aktif yang telah mencapai usia minimalnya
terpisah dari unit penyimpanan rekam medis yang aktif
3. Lembar resume serta ringkasan masuk & keluar tetap disimpan di unit
penyelenggaraan rekam medis untuk jangka waktu 10 tahun terhitung dari
tanggal dibuatnya ringkasan tersebut
4. Penialaian arsip rekam medis in aktif
5. Penilaian isi rekam medis in aktif dilakukan oleh Tim pemusnahan rekam
medis yang dibentuk berdasarkan surat Perintah Direktur RSU.Jagakarsa
6. Tim pemusnahan rekam medis beranggotakan sekurang-kurangnya 5
orang terdiri dari unsur :
Direktur RSU.Jagakarsa
Ketatausahaan
Kasie Penunjang dan keperawatan
Unit penyelenggaraan rekam medis
Komite medis
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
42
Pemusnahan dilakukan secara total ( dibakar ) sehingga tidak dapat dikenal
lagi baik isi maupun bentuknya. Pelaksanaan dilakukan oleh pihak ketiga
dengan disaksikan oleh Tim Pemusnahan Rekam Medis.
Pemusnahan berkas Rekam Medis dilaksanakan dengan membuat
daftar pertelaan berkas rekam medis yang dimusnahkan dengan berita acara
pemusnahan yang disahkan oleh Direktur RSU.Jagakarsa.
Berita Acara pelaksanaan pemusnahan dikirim kepada Direktur
RSU.Jagakarsa dengan tembusan kepada Kasie Penunjang dan
Keperawatan dan Kasie Pelayanan Medis.
Khusus arsip rekam medis yang sudah rusak / dimakan rayap dan tidak bisa
dibaca dapat langsung dimusnahkan dengan terlebih dahulu membuat
pernyataan diatas kertas segel oleh Direktur rumah sakit, selanjutnya
dilaksanakan seperti tersebut diatas.
9. Permintaan data untuk internal dan eksternal
Dalam membina ketelitian kerja serta disiplin dalam rangka memudahkan
pengawasan terhadap berkas rekam medis yang keluar dari rak penyimpanan
Proses:
Bon Pinjam / tracer dimasukkan ke dalam Out Guide
Berkas rekam medis diambil dari rak penyimpanan
Berkas rekam medis yang telah diambil ditulis pada buku ekspedisi
Apabila berkas rekam medis sudah kembali ketempat raknya maka
Out guide diambil dan dibuku ekspedisi ditulis tanggal
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
43
Seluruh kegiatan hasil dari pelayanan terhadap pasien harus dilaporkan secara
lengkap, cepat, tepat, dan akurat.
Proses:
Petugas rekam medis mengolah data rawat jalan maupun rawat inap
sesuai prosedur pemrosesan dan pengelolahan data, dicetak /di print
out
Penanggung Jawab rekam medis menerima, memeriksa dan
menandatangani hasil print out data rekam medis
Menyerahkan laporan ke petugas rekam medis untuk diserahkan ke
Sekretariat dan ditanda tangani oleh Direktur Rumah sakit Umum
Jagakarsa.
Penyerahan laporan menggunakan buku ekspedisi yang di tanda
tangani oleh petugas yang menerima laporan.
II. Jenis Rekam Medis
Berdasarkan Permenkes nomor 269/Menkes/Per/III/2008, tentang rekam medis, rekam
medis terdiri dari :
2) Rekam Medis dalam bentuk tercatat / tertulis lengkap dan jelas, dalam bentuk
formulir yang isinya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3) Rekam medis secara elektronik, rekam medis yang menggunakan teknologi informasi
elektronik yang akan diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri.
III. Pelaporan
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
44
ALOS ( Avarage Length of Stay )
Rata – rata lama tempat tidur terpakai
Cara penghitungan sbb :
ALOS = Jumlah hari perawatan x hari
(Pasien keluar hidup + mati ) x hari
TOI ( Turn Over Interval )
Rata – rata interval tempat tidur tidak terisi
Cara penghitungan sbb :
TOI = ( TT tersedia x hari ) – jumlah hari perawatan
Pasien keluar hidup + mati
BTO ( Bad Turn Over )
Rata – rata jumlah pasien keluar hidup + mati per tempat tidur
Cara penghitungan sbb :
BTO =Pasien keluar hidup + mati
TT tersedia
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
45
b) Laporan Triwulan yang berisi :
Laporan ke Depkes
Dinas Kesehatan Kota
Suku Dinas Kesehatan kota yang meliputi formulir standar yang
dikeluarkan oleh masing-masing penerimana laporan.
Laporan Khusus.
Laporan khusus dibuat bila ada hal-hal khusus yang harus segera dilaporkan
baik kepada internal rumah sakit maupun kepada pihak-pihak terkait, misalnya
bila terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa).
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
46
BAB V
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja tidak hanya penting bagi petugas rekam medis tetapi juga
dapat menunjang prodikvitas kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja petugas rekam medis
yang baik akan berdampak positif terhadap produktivitas kerja petugas rekam medis sehingga
akan meningkatkan pelayanan kesehatan dan menguntungkan bagi rumah sakit.
Resiko kecelakaan kerja dapat menimbulkan turunnya produktivitas kerja, sehingga perlu
dilakukan usaha meminimalisasi terjadinya dampak resiko kecelakaan kerja. Kesehatan dan
keselamatan di maksudkan untuk mencegah, mengurangi, melindungi bahkan menghilangkan
resiko kecelakaan kerja ( zero accident ). Perilaku petugas rekam medis bagian filling dalam
bekerja merupakan salah satu penyebab resiko terjadinya kecelakaan kerja, yaitu unsafe
action dan unsafe condision. Oleh karena itu perlu dilakukan pelatihan tentang kesehatan dan
keselamatan.
Ada tiga faktor yang bisa menyebabkan terjadinya resiko kecelakaan kerja di unit rekam
medis yaitu :
Faktor Manusia : Pada faktor manusia perlu diadakan sosialisai untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan petugas
rekam medis.
Faktor Peralatan kerja: Pada faktor peralatan kerja perlu pemeliharaan, perbaikan,
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
47
BAB VI
PENGENDALIAN MUTU
b. Analisa Kualitatif
Analisa yang ditujukan kepada mutu dari setiap lembaran rekam medis.
Petugas akan mengadili dan menganalisa kualitas rekam medis pasien sesuai dengan
standar mutu yang ditetapkan. Analisis kualitatif meliputi penelitian terhadap
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
48
NDR = Jml. Kematian setelah 48 jam dan lebih pada periode tertentu
Jml Pasien keluar rumah sakit periode tertentu x K
K = 100
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
49
h. Anesthesia Death Rate ( ADR )
ADR = Jml. Kematian Anestesi x100 %
Jml Pasien Anestesi yang diberikan
Analisa Morbiditas
Analisa morbiditas merupakan analisis data dengan diagnosis yang normal yang dapat
dipergunakan untuk menilai efisiensi dan efektifitas utilisasi fasilitas pelayanan dan
pengkajian pembiayaan pelayanan yang dapat dipakai untuk perencanaan manajemen dan
riset. Proses tersebut diawali dengan dilakukannya koding terhadap diagnosa dengan
menggunakan ICD-10. Hasil dari koding tersebut berupa data tabulasi yang digunakan untuk
menampilkan data sepuluh penyakit terbanyak dari masing-masing unit pelayanan.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
50
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan utama dari pengeloalaan rekam medis adalah memberikan data dan informasi
tentang pelayanan di rumah sakit umum jagakarsa yang tepat, akurat, bermutu dan
berkualitas.
Dalam upaya peningkatan kualitas dan mutu rekam medis di rumah sakit perlu adanya
sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang pelayanan yang ada di rekam
medis.
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Instalasi Mutu dan Direktur RSU
Jagakarsa
51