PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat, efisien
dan efektif serta harus memberikan kepuasan bagi pelanggan (pasien) sesuai
tuntutan dan keinginan pasien tersebut. Untuk memenuhi keinginan dan tuntutan
pasien tentang kualitas pelayanan kesehatan, rumah sakit harus terus
meningkatkan dan mengembangkan diri sesuai tuntutan arus globalisasi
khususnya dibidang iptek kesehatan dan perkembangan rekam medis sebagai
salah satu produknya.
Rekam medik (catatan medik) merupakan kumpulan data medis yang berisi
riwayat penyakit seorang penderita, pengobatan dan perawatan serta akibatnya
yang ditulis secara ringkas, teliti, lengkap dan tepat. Sampai sejauh mana
perawatan dan pengobatan yang diberikan kepada penderita dapat dilihat dari
rekam medisnya (catatan medis). Oleh karena itu rekam medik (catatan medik)
yang teratur, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan mencerminkan keadaan
pelayanan medis dari rumah sakit tersebut. Rekam medis juga dapat berfungsi
sebagai suatu alat komunikasi diantara staf medis/ para medis dan non medis
yang telah melaksanakan serangkaian pengobatan dan asuhan keperawatan
terhadap penderita.
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar
kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem
penyelenggaraan rekam medis yaitu mulai dari pencatatan selama pasien
mendapatkan pelayanan medis, dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam
medis, penyimpanan dan pengambilan kembali berkas rekam medis untuk
melayani permintaan/peminjaman sesuai kebutuhan serta pengolahan data hasil
rekaman.
Setiap sarana kesehatan wajib membuat rekam medis, dibuat oleh dokter
dan atau tenaga kesehatan lain yang terkait, harus dibuat segera dan dilengkapi
setelah pasien menerima pelayanan dan harus dibubuhi tanda tangan yang
memberikan pelayanan.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1960, kepada
semua petugas kesehatan diwajibkan untuk menyimpan rahasia kedokteran,
termasuk berkas rekam medis. Kemudian pada tahun 1972 dengan Surat
1
Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 034/Birhup/1972, ada kejelasan bagi rumah
sakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan medical record.
Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 merupakan landasan hukum,
semua tenaga kesehatan yang terlibat dalam penyelenggaraan rekam medis di
rumah sakit. Maksud dan tujuan peraturan – peraturan tersebut adalah agar di
institusi pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit menyelenggarakan Rekam
Medis dengan baik.
Dalam rangka upaya peningkatan teknologi informasi serta efisiensi
pelayanan kesehatan rumah sakit, perlu adannya dukungan dari berbagai faktor
terkait. Sebagai salah satu faktor yang ikut mendukung keberhasilan upaya
tersebut adalah terlaksananya penyelenggaraan rekam medis yang sesuai
dengan standar yang berlaku.
Oleh karena itu RSPAU dr. S. Hardjolukito menyusun Buku Pedoman
Penyelenggaraan Rekam Medis agar penyelenggaraan Rekam Medis dapat
dilaksanakan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku menunjang
tercapainya tertib administrsi dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan di RSPAU dr. S. Hardjolukito
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan rekam medis di RSPAU dr.
S. Hardjolukito
b. Meningkatkan mutu pelayanan rekam medis di RSPAU dr. S. Hardjolukito
c. Terselenggaranya perencanaan sumber daya manusia, sarana dan
prasarana
d. Terselenggaranya perencanaan tenaga rekam medis yang mampu
memberikan pelayanan secara profesional dan sesuai etik profesi.
.
2
C. Ruang Lingkup
1. Falsafah Rekam Medis
Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan
diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini
merupakan cerminan kerjasama lebih dari satu orang tenaga kesehatan untuk
menyembuhkan pasien. Bukti tertulis pelayanan yang dilakukan setelah
pemeriksaan tindakan, pengobatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Proses pelayanan diawali dengan identifikasi pasien baik jati diri, maupun
perjalanan penyakit, pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medis lainnya
yang akan dijadikan dasar di dalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam
upaya pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada
seorang pasien yang datang ke rumah sakit. Jadi falsafah Rekam Medis
mencantumkan nilai Administrasi, Legal, Finansial, Riset, Edukasi, Dokumen,
Akurat, Informatif dan dapat dipertanggungjawabkan (ALFRED AIR).
D. Batasan Operasional
1. Manajemen Rekam Medis
Adalah kegiatan penyelenggaraan rekam medis di RSPAU dr. S.
Hardjolukito yang terdiri dari koding, indeksing, assembling, penyimpanan
rekam medis, pendistribusian rekam medis dan pelaporan rekam medis.
2. Rekam Medis
Adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,
anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan
tindakan medik yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang
dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
3. Pendaftaran (Admisssion)
Adalah penerimaan / pendaftaran pasien rawat inap dan rawat jalan.
4. Registrasi
Adalah pencatatan pasien rawat jalan dan rawat inap.
5. Tracer
Adalah pembatas rekam medis atau pengganti dari rekam medis yang
sedang di pinjam.
6. ICD X
Adalah kepanjangan dari International Classification of Disease Ten
Revision. ICD X digunakan untuk mengkode diagnosa penyakit pasien rawat
jalan maupun rawat inap.
7. Kartu berobat
Adalah kartu yang diberikan kepada pasien dimana isi kartu tersebut
adalah nomor rekam medis dan nama pasien. Kartu tersebut digunakan untuk
mempermudah pencarian kembali rekam medis pasien yang akan berobat.
E. Landasan Hukum
Unit Rekam Medis di RSPAU dr. S. Hardjolukito adalah merupakan bagian
yang harus terselenggara sesuai dengan :
1. Undang-undang Tenaga Kesehatan pasal 2 (Lembaran Negara Tahun 1963
No. 78).
6
2. Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia
kedokteran.
3. Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 tentang tenaga rekam medis.
4. Surat Keputusan Menkes RI No.034/BIRHUP/1972. Ada kejelasan bagi
rumah sakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan rekam medis
dengan kegiatannya menunjang pelayanan medis yang diberikan kepada
pasien, meliputi membuat rekam medis berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan, serta merawat statistik yang telah up to date. Melalui peraturan-
peraturan tentang rekam medis, diharapkan rumah sakit dapat
menyelenggarakan rekam medis berjalan sebagaimana yang diharapkan.
5. Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis merupakan
landasan hukum yang harus dipedomani bagi semua tenaga medis dan para
medis serta tenaga kesehatan lainnya yang terlibat di dalam penyelenggaraan
rekam medis.
6. SK Dir Jen Yan Medik tahun 1991, Nomor : 78/Yan.Med/RS.Um.Dik/YMU/I/91
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah
Sakit.
7. Permenkes RI No 575/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan
Medis.
Unit Rekam Medis di RSPAU dr. S. Hardjolukito memiliki beberapa kebijakan
sebagai berikut :
1. Setiap pasien RSPAU dr. S. Hardjolukito memiliki satu nomor rekam medis.
2. Penyimpanan rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap disimpan dalam
satu tempat.
3. Setiap pasien yang pulang rawat inap dibuatkan Ringkasan Perawatan Pasien
(Resume).
4. Seluruh pelayanan berkas rekam medis dilaksanakan oleh petugas rekam
medis.
5. Setiap pasien yang masuk ke RSPAU dr. S. Hardjolukito dientry melalui
Pendaftaran.
6. Permintaan rekam medis hanya bisa diberikan untuk kepentingan pengobatan
pasien dan untuk kepentingan lain harus sesuai aturan di RSPAU dr. S.
Hardjolukito.
7
7. Kepala Rawat Inap (Kawatnap) bertanggung jawab atas kembalinya berkas
rekam medis pasien rawat inap yang keluar perawatan dalam waktu tidak
lebih dari 1 x 24 jam.
8. Semua profesi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien
diwajibkan menulis seluruh pelayanan yang diberikan pada lembar rekam
medis yang sudah ditentukan, dilengkapi dengan tanggal, waktu (jam), tanda
tangan/paraf dan nama.
9. Penanggung jawab Berkas Rekam Medis bertanggung jawab atas
pengembalian dan pendistribusian berkas rekam medis.
10. Berkas rekam medis yang telah dikembalikan ke Unit Rekam Medis yang
belum lengkap, wajib dilengkapi oleh profesi tenaga kesehatan yang
bersangkutan.
11. Unit Rekam Medis bertanggung jawab atas laporan berkala yang telah
ditetapkan, baik untuk kepentingan eksternal maupun internal.
12. Seluruh hasil pemeriksaan pelayanan penunjang wajib ditempelkan pada
lembar rekam medis yang telah ditetapkan.
13. Unit Rekam Medis bertanggung jawab atas tersedianya informasi kegiatan
pelayanan dan indikator rumah sakit yang telah ditetapkan.
14. Seluruh pelayanan rekam medis wajib berorientasi pada kepuasan pelanggan.
15. Bagi pasien yang memerlukan data rekam medis, dapat diberikan resume
atau ringkasan perawatan pasien, hasil pemeriksaan dan riwayat pelayanan
yang telah diberikan.
1. Aspek Persyaratan Hukum
Rekam medis harus memenuhi obyek persyaratan hukum (PERMENKES
269/2008) yaitu :
a. Rekam medis tidak ditulis dengan pensil.
b. Tidak ada penghapusan.
c. Coretan/ralatan sesuai dengan prosedur (diberi tanggal dan tanda
tangan/paraf)
d. Tulisan jelas, terbaca.
e. Ada tanda tangan dan nama petugas.
f. Ada tanggal dan waktu pemeriksaan tindakan.
g. Ada lembar persetujuan tindakan.
8
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan menyebutkan bahwa tenaga kesehatan terdiri dari :
a. tenaga medis
b. tenaga keperawatan
c. tenaga kefarmasian
d. tenaga kesehatan masyarakat
e. tenaga gizi
f. tenaga keterapian fisik
g. tenaga keteknisian medis
h. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi
i. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan
j. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker.
k. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog
kesehatan, mikrobiolog kesehatan
l. penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian
m.Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien
n. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan terapis
wicara
o. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi,
teknis elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik,
teknisi transfusi dan perekam medis.
Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas
profesinya berkewajiban untuk :
a. menghormati hak pasien;
b. menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien;
c. memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang
akan dilakukan;
d. meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan;
e. membuat dan memelihara rekam medis.
2. Kepemilikan Rekam Medis
Penentuan kepemilikan Rekam Medis sering diperdebatkan di lingkungan
rumah sakit. Para dokter sering membawa berkas rekam medis karena
merasa berwenang penuh atas pasiennya, sementara itu petugas rekam
medis berkeras mempertahankan berkas rekam medis di lingkungan kerjanya.
Dilain pihak pasien sering memaksa untuk membawa/membaca berkas yang
9
memuat riwayat sakitnya. Akibatnya timbul pertanyaan tentang pemilikan sah
rekam medis.
Secara hukum tidak ada bantahan bahwa kepemilikan rekam medis
pasien oleh rumah sakit. Rumah sakit sebagai pemilik segala catatan yang
ada di rumah sakit, termasuk rekam medis. Hal ini mengingat karena catatan-
catatan yang terdapat dalam berkas rekam medis merupakan rangkaian
kegiatan pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan kesehatan kepada
pasien. Jadi bukti dokumentasi tersebut adalah sebagai tanda bukti rumah
sakit terhadap segala usahanya dalam menyembuhkan pasien. Isi rekam
medis menunjukkan pula baik buruknya upaya penyembuhan yang dilakukan
instansi pelayanan kesehatan tersebut. Beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian bagi para petugas pelayanan kesehatan yang terlibat pada
pelayanan kesehatan kepada pasien. :
a. Tidak diperkenankan untuk membawa berkas rekam medis keluar dari
instansi pelayanan kesehatan, kecuali atas izin Kepala Rumah Sakit dan
dengan sepengetahuan Kasi Rekam Medis, yang peraturannya digariskan
oleh Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito.
b. Petugas Rekam Medis antara lain bertanggung jawab penuh terhadap
kelengkapan dan penyediaan berkas yang sewaktu-waktu dapat dibutuhkan
oleh pasien..
c. Petugas ini harus betul-betul menjaga agar berkas tersebut tersimpan dan
tertata dengan baik dan terlindung dari kemungkinan pencurian berkas atau
pembocoran isi berkas rekam medis.
d. Itulah sebabnya maka Petugas Rekam Medis harus menghayati berbagai
peraturan mengenai prosedur penyelesaian pengisian berkas bagi para
aparat pelayanan kesehatan maupun tata cara pengolahan berkas secara
terperinci, yang kesemuanya dilakukan demi menjaga agar berkas rekam
medis dapat memberikan perlindungan hukum bagi rumah sakit, petugas
pelayanan kesehatan maupun pasien.
Dalam kaitan ini boleh ataupun tidaknya pasien mengerti akan isi daripada
rekam medis adalah amat tergantung pada kesanggupan pasien untuk
mendengar informasi mengenai penyakitnya yang dijelaskan oleh dokter yang
merawatnya.
Hal ini tidak berarti bahwa pasien diperkenankan untuk membawa
berkasnya pulang. Resume pasien yang dikeluarkan oleh dokter rumah sakit
10
serta diteruskan kepada dokter rujukan sudah dianggap memadai. Apabila
dokter rujukan menghendaki informasi mengenai penyakit pasien yang lebih
terperinci maka pihak rumah sakit diperkenankan untuk memfotocopy dan
melegalisir halaman-halaman yang difotocopy tersebut serta meneruskan
kepada dokter rujukan tersebut. Harus diingat bahwa Rumah Sakit wajib
memegang berkas asli, kecuali untuk resep obat pasien.
Dengan adanya minat pihak ketiga seperti badan-badan asuransi, polisi,
pengadilan dan lain sebagainya terhadap rekam medis seorang pasien maka
tampak bahwa rekam medis telah menjadi milik umum. Namun pengertian
umum disini bukanlah dalam arti bebas dibaca masyarakat, karena walaupun
bagaimana rekam medis hanya dapat dikeluarkan bagi berbagai
maksud/kepentingan berdasarkan otoritas pemerintah/badan yang berwenang
yang secara hukum dapat dipertanggungjawabkan. Bilamana peraturan
secara khusus belum ada maka perihal penyiaran atau penerusan informasi
kepada pasien, dokter, orang lain yang ditunjuk adalah bersifat administratif,
pihak Rumah Sakit akan memperhatikan berbagai faktor yang terlibat sebelum
menjawab permohonan pasien atau pihak lainnya untuk melihat berkas rekam
medis. Dalam hal ini Rumah Sakit bertanggung jawab secara moral dan
hukum sehingga karenanya berupaya untuk menjaga agar jangan sampai
terjadi orang yang tidak berwenang dapat memperoleh informasi yang
terdapat dalam rekam medis pasien. Pengamanan harus dimulai sejak pasien
masuk, selama pasien dirawat dan sesudah pasien pulang.
11
Dan sesuai dengan PERMENKES No. 749a/MENKES/XII/1989, tentang
Rekam Medis serta keputusan Ditjen Yan Med Nomor 78/Yan Med/RS
UMDIK/YMU/1/91 maka tenaga yang berhak mengisi rekam medis di RS. Panti
Rini adalah:
1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter spesialis yang
melayani pasien di RS. Panti Rini.
2. Dokter tamu yang merawat pasien di RS. Panti Rini.
3. Residen yang sedang melakukan kepaniteraan klinik
4. Tenaga para medis perawatan dan non perawatan yang terlibat langsung
dalam pelayanan antara lain ; Perawat, Perawat Gigi, Bidan, Tenaga
Laboratorium Klinik, Gizi, Anastesi, Penata Rontgen, Rehabilitasi Medis,
Rekam Medis, dan lain sebagainya.
5. Dalam hal dokter ke luar negeri maka yang melakukan tindakan/konsultasi
kepada pasien yang mengisi rekam medis adalah dokter yang ditunjuk oleh
Direktur RS. Panti Rini.
BAB II
KEBIJAKAN REKAM MEDIS
12
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien.
2. Menurut DepKes RI (1997)
Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam
tentang identitas pasien, anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa
segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan
pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan
pelayanan gawat darurat.
Dalam artian sederhana rekam medis hanya merupakan catatan dan
dokumen yang berisi tentang kondisi keadaan pasien, tetapi jika dikaji lebih
mendalam rekam medis mempunyai makna yang lebih kompleks tidak hanya
catatan biasa, karena di dalam catatan tersebut sudah tercermin segala informasi
menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar di dalam menentukan
tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang
diberikan kepada seorang pasien yang datang ke rumah sakit
13
Suatu berkas mempunyai nilai administrasi karena isinya menyangkut
tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis
dan para medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai medis karena catatan
tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk pengobatan atau perawatan
yang harus diberikan kepada seorang pasien.
3. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan
dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti
untuk menegakkan keadilan.
4. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan karena setiap jasa
yang diterima pasien bila dicatat dengan lengkap dan benar maka akan
digunakan untuk menghitung biaya yang harus dibayar pasien. Selain itu jenis
dan jumlah kegiatan pelayanan yang tercatat dalam formulir dapat digunakan
untuk memprediksikan pendapatan dan biaya sarana pelayanan kesehatan.
5. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
mengandung data/informasi berbagai macam penyakit yang telah dicatat ke
dalam dokumen rekam medis dapat dilakukan penelusuran guna kepentingan
pendidikan.
6. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan karena isinya
mengandung data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
7. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunya nilai dokumentasi karena isinya
menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan digunakan sebagai
bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit.
16
3. ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir,
pengobatan dan tindak lanjut; dan
4. nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan
kesehatan.
Contoh Data Identitas Pasien antara lain:
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
4. Umur :
5. Alamat :
6. Pekerjaan :
7. Pendidikan :
8. Golongan Darah :
9. Status pernikahan :
17
G. Sistem Identifikasi Pasien
Sistem identifikasi adalah cara melakukan identifikasi pasien dan identifikasi
berkas rekam medis. Berkas rekam medis mutlak diperlukan untuk mempermudah
dan mempercepat pencarian berkas rekam medis.
1. Pemberian Identitas Pasien Dewasa
Pemberian identitas pasien dewasa terdiri dari hal-hal berikut:
a. Nomor rekam medis
b. Tanggal kunjungan pertama
c. Nama Pasien
d. Pangkat/Gol
e. Kesatuan
f. Tempat, Tanggal Lahir
g. Umur
h. Status
i. Jenis Kelamin
j. Agama
k. Pendidikan
l. Golongan Darah
m. Nama yang bertanggungjawab
n. Alamat yang bertanggungjawab
o. Pekerjaan orang yang bertanggungjawab
p. Hubungan orang yang bertanggungjawab dengan pasien
Pemberian identitas pasien dewasa harus diisi secara benar dan lengkap
sesuai kartu identitas milik pasien tersebut. Apabila pasien datang tidak sadar,
tanpa ada yang mengantar dan tidak membawa kartu identitas maka pasien
tersebut diberikan nama menjadi Mr. X.
2. Pemberian Identitas Bayi Baru Lahir
Pemberian identitas pasien bayi baru lahir harus lebih lengkap daripada
pemberian identitas pada pasien dewasa. Pemberian identitas bayi baru lahir
juga sama dengan pemberian identitas pasien dewasa tetapi masih ditambahkan
dengan hal-hal berikut ini:
a. Pemasangan gelang pada bayi yang sama dengan gelang yang dipakai oleh
ibu bayi. Gelang dituliskan nama bayi (jika sudah punya), jam kelahiran, jenis
kelamin dan nomor tempat tidur bayi.
b. Pemberian cap kaki bayi dan cap ibu jari ibu bayi pada formulir rekam medis.
18
c. Pemberian identitas pada box bayi yang berisi nama bayi (jika sudah punya),
nama ibu, tanggal kelahiran dan jenis kelamin.
21
11. Petugas mengarahkan pasien/keluarga kembali ke tempat yang memberikan
rekomendasi perawatan (UGD/Poliklinik)
12. Pasien menuju tempat ruang/kamar rawat inap diantar oleh perawat dari bagian
yang merekomendasikan perawatan (UGD/Poliklinik)
O. Informed Consent
Setiap pasien yang akan diberi tindakan yang beresiko oleh dokter atau tenaga
medis lain harus menandatangani Informed Consent. Sebelum menandatangani
Informed Consent pasien atau keluarganya wajib mengetahui hal-hal sebagai
berikut:
a. Diagnosis dan tata cara tindakan dokter
b. Tujuan tindakan medis (Diagnosa, Terapeutik, Rehabilitatif, Promotif) yang
dilakukan
c. Alternatif tindakan lain, dan resikonya
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
e. Prognsis terhadap tindakan yang dilakukan
f. Perkiraan pembiayaan
24
BAB III
ORGANISASI REKAM MEDIS
25
26
DINAS KESEHATAN ANGKATAN UDARA
RSPAU dr. S. HARDJOLUKITO
STRUKTUR ORGANISASI
BAGIAN REKAM MEDIS RSPAU dr. S. HARDJOLUKITO
KEPALA REKAM
MEDIS
PENDAFTARAN PENDAFTARAN
FILING DISTRIBUSI
PASIEN BARU PASIEN LAMA
REPORTING LOGISTIK
SKM
27
3. Kedudukan, Tugas, Wewenang, Fungsi dan Tanggung Jawab Bagian Rekam
Medis
a. Kedudukan.
Bagian Rekam Medis adalah organisasi yang langsung berada di
bawah Kepala Bagian Pelayanan Medik dan bertanggung jawab kepada
Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito
b. Tugas Pokok.
Menyelenggarakan kegiatan pelayanan administrasi di Bagian
Rekam Medis agar dokumen rekam medis dapat dijadikan bahan
informasi untuk mendukung proses pelayanan medis, ASKES dan
pemanfaatan rumah sakit
c. Wewenang.
1) Mengkoordinir pengumpulan, pengolahan dan penyusunan program
dan laporan yang berhubungan dengan pelayanan medis dan
perawatan yang diberikan rumah sakit
2) Mengkoordinir penyelenggaraan, pengadaan dan penyimpanan rekam
medis rawat jalan, rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat.
3) Mengkoordinir penyelenggaraan pembuatan visum et repertum,
asuransi, dan keterangan dokter lainnya.
4) Membantu pelaksanaan tugas unit lain dalam lingkungan rumah sakit
dan kegiatan penelitian yang berhubungan dengan data rekam
medik.
d. Fungsi.
Untuk melaksanakan tugas pokok Bagian Rekam Medis RSPAU
dr. S. Hardjolukito melaksanakan fungsi utama sebagai berikut :
1) Pelayanan Kesehatan.
a) Mengkoordinasikan serta menyelenggarakan penyaluran pasien,
baik rawat jalan, rawat inap maupun dari Unit Gawat Darurat.
b) Menyelenggarakan penerimaan dan pemulangan pasien rawat
inap dan rawat jalan.
c) Menyelenggarakan administrasi pasien yang pindah dari unit
perawatan yang satu ke unit perawatan yang lain.
d) Mengkoordinasikan pencatatan data medik pasien yang lengkap,
benar dan tersedia setiap saat.
28
e) Menyelenggarakan pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan
dan distribusi berkas rekam medis pasien saat diperlukan.
f) Memelihara ketenangan dan kenyamanan kerja.
g) Mengadakan hubungan kerja dengan para kepala bagian dan
dokter di departemen dan instalasi mengenai penyelesaian,
pengumpulan dan pengembalian berkas rekam medis ke Bagian
Rekam Medis
h) Membuat pelaporan-pelaporan internal dan eksternal.
e. Pembinaan.
1) Personel.
a) Mengatur penyusunan tugas, wewenang dan tanggung jawab
masing-masing anggota.
b) Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan ( kualitas )
anggota.
c) Memupuk gairah kerja dan pengabdian serta menciptakan
suasana dan lingkungan kerja yang harmonis dan dinamis.
d) Mengawasi tata tertib lingkungan kerja, kepatuhan dan ketaatan
(disiplin) anggota terhadap peraturan yang berlaku.
e) Merngambil tindakan preventif / refresif untuk menegakkan
disiplin.
f) Menciptakan hubungan dan pengertian yang baik antara
anggota.
2) Material.
a) Melakukan pengadministrasian dan inventarisasi alat-alat yang
dipertanggungjawabkan pada Bagian Rekam Medis
b) Memelihara alat-alat agar awet dalam pemakaian.
c) Menggunakan material secara efektif, efesien dan ekonomis.
4. Kriteria, Tugas Pokok, Wewenang, Tanggungjawab dan Uraian Tugas
Petugas Rekam Medis
a. Kepala Bagian Rekam Medis
1) Kriteria.
Kepala Bagian Rekam Medis dijabat oleh seorang perwira atau
PNS yang memiliki latar belakang pendidikan minimal Diploma 3
Rekam Medis. Kepala Bagian Rekam Medis dalam melaksanakan
29
tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala RSPAU dr. S.
Hardjolukito melalui Kepala Bagian Pelayanan Medik (Kabag Yanmed)
2) Tugas Pokok
Menyusun rencana kegiatan, mengembangkan, mengatur,
memantau dan mengawasi sistem kerja rekam medis mulai dari
pengolahan, analisa sampai menjadi informasi medis.
3) Wewenang:
a) Memimpin, mengarahkan, menegur, mengawasi dan menilai staff
Bagian Rekam Medik dan Laporan.
b) Mempergunakan sarana dan prasarana yang ada di Bagian
Rekam Medik.
c) Memberikan umpan balik dan menagih laporan-laporan medis
kepada satuan kerja lain bila terdapat keterlambatan
d) Menerima dan menolak pelayanan peminjaman dokumen medik
kepada semua jajaran rumah sakit atau dari luar rumah sakit sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
e) Memberikan usul dan saran kepada atasan guna kelancaran tugas.
f) Melaksanakan kegiatan kedinasan.
4) Tanggung jawab :
a) Terpeliharanya organisasi dan tata laksana di lingkungan Rekam
Medis.
b) Terpenuhinya dan terpeliharanya kebutuhan sarana dan prasarana
di Bagian Rekam Medis.
c) Tersusunnya prosedur kerja serta rencana kegiatan di lingkungan
Bagian Rekam Medis.
d) Tertibnya suasana kerja yang harmonis di lingkungan rekam medis.
e) Tegaknya disiplin staf di lingkungan rekam medis.
f) Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku staf yang
mendukung pelaksanaan tugas yang baik.
g) Lancarnya pelaksanaan tugas dan ketetapan waktu penyelesaian
tugas di lingkungan rekam medis.
h) Tersusunnya program dan kegiatan di lingkungan rekam medis.
30
i) Terlaksananya pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana
program dan kegiatan rumah sakit.
j) Tersedianya data atau informasi yang dibutuhkan.
k) Terjaminnya kerahasiaan berkas rekam medis.
l) Terlaksananya tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
m) Peningkatan kesejahteraan staf Bagian Rekam Medis
5) Uraian Tugas:
a) Menyusun program kerja, rencana kegiatan, rencana kebutuhan
tenaga, rencana kebutuhan alat dan anggaran pada unit rekam
medis dan laporan.
b) Merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan standart
pelayanan di lingkungan rekam medis dan laporan.
c) Memimpin, mengarahkan dan menggerakkan staf untuk
melaksanakan pekerjaan secara berencana, tertib dan terpadu.
d) Membagi tugas kepada staf secara merata.
e) Menciptakan suasana kerja yang harmonis.
f) Menyiapkan data kegiatan (medis dan non medis) yang digunakan
untuk laporan kegiatan rumah sakit maupun data bagi penyusunan
program dan kebijaksanaan rumah sakit.
g) Mengadakan koordinasi dengan unit kerja lain yang terkait.
h) Menyebarluaskan dan meneruskan kebijakan pimpinan.
b. Pelaksana Urusan Pendaftaran Pasien Baru
1) Kriteria
Pelaksana urusan pendaftaran pasien baru dapat diisi oleh Militer,
PNS atau Karya Bakti minimal lulusan SMU.
2) Tugas pokok
Melaksanakan kegiatan, mengembangkan dan mengatur sistem kerja
pendaftaran pasien baru dan mengolah kegiatan harian.
3) Tanggung jawab
Menyelesaikan pekerjaan dengan benar dan teliti.
4) Wewenang
Mempergunakan sarana dan prasarana yang ada.
5) Uraian Tugas:
a) Melaksanakan kegiatan pendaftaran pasien.
31
b) Mengatur, mengawasi dan menertibkan antrian pengunjung.
c) Memberikan informasi tentang seluk beluk pendaftaran.
d) Membuat berkas rekam medis bagi pasien baru.
33
c) Buku pedoman untuk klasifikasi penyakit memakai buku ICD-10,
sedangkan untuk tindakan dan operasi memakai ICD-9.
d) Penulisan kode nomor pada kolom yang sudah tersedia pada
lembar rekam medis.
e) Membuat rekapitulasi penyakit berdasarkan pada penyakit.
g. Pelaksana Urusan Indeksing
1) Kriteria
Pelaksana urusan indeksing dapat diisi oleh Militer, PNS atau Karya
Bakti minimal lulusan SMU.
2) Tugas pokok
Pengelompokkan diagnosa berdasarkan kode penyakit.
3) Tanggung jawab
Menyelesaikan pekerjaan dengan benar dan teliti.
4) Wewenang
Mempergunakan sarana dan prasarana yang ada.
5) Uraian Tugas:
a) Menerima berkas rekam medis rawat inap yang telah dikoding.
b) Mengelompokkan sesuai dengan kode penyakit
c) Diurutkan sesuai dengan jumlah terbanyak.
h. Pelaksana Urusan Penyimpanan (Filing)
1) Kriteria
Pelaksana urusan penyimpanan (Filing) dapat diisi oleh Militer, PNS
atau Karya Bakti minimal lulusan SMU.
2) Tugas pokok
Melaksanakan penyimpanan dan pengembalian berkas rekam medis.
3) Tanggung jawab
Menyelesaikan pekerjaan dengan benar dan teliti.
4) Wewenang
Mempergunakan sarana dan prasarana yang ada.
5) Uraian Tugas:
a) Mengambil tracer dari urusan pendaftaran.
b) Mengambilkan berkas rekam medis sesuai nomor rekam medis
yang ada.
c) Menaruh tracer pada tempat berkas rekam medis yang diambil.
34
d) Mengentry keluar berkas rekam medis
e) Menyortir berkas rekam medis sesuai poliklinik yang dituju
f) Setelah berkas rekam medis dikembalikan ke bagian rekam medis
maka segera dientry masuk lalu disortir di rak penyortiran sesuai
angka akhir.
g) Apabila ada peminjaman berkas rekam medis maka wajib untuk
membautkan tracer yang berisi no rekam medis, nama, tgl
peminjaman dan nama peminjam.
i. Pelaksana Urusan Pelaporan
1) Kriteria
Pelaksana urusan pelaporan dapat diisi oleh Militer, PNS atau Karya
Bakti minimal lulusan D3 Rekam Medis.
2) Tugas pokok
Merencanakan, mengumpulkan, mengolah, menyajikan atau
melaporkan data kegiatan rumah sakit.
3) Tanggung jawab
Menyelesaikan pekarjaan dengan benar dan teliti.
4) Wewenang
Mempergunakan sarana dan prasarana yang ada.
5) Uraian Tugas:
a) Membuat laporan sewaktu, bulanan, triwulan, semesteran dan
tahunan.
b) Membuat laporan kejadian luar biasa dan penyakit menular secara
harian, mingguan, bulanan.
j. Pelaksana Urusan Distribusi
1) Kriteria
Pelaksana urusan distribusi dapat diisi oleh Militer, PNS atau Karya
Bakti minimal lulusan SMU.
2) Tugas pokok
Melaksanakan kegiatan pelayanan distribusi berkas rekam medis.
3) Tanggung jawab
Menyelesaikan pekerjaan dengan benar dan teliti.
4) Wewenang
Mempergunakan sarana dan prasarana yang ada.
35
5) Uraian Tugas:
a) Melaksanakan kegiatan pendistribusian berkas rekam medis.
b) Mengatur agar pendistribusian berkas rekam medis cepat, tepat
dan aman.
37
BAB IV
PROSEDUR PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS
Violet
7
8 Abu-abu
43
d. Hanya petugas-petugas Rekam Medis yang dibenarkan mengambil
Rekam Medis dari tempat penyimpanannya.
e. Pasien tidak diperbolehkan membawa Rekam Medis.
f. Peminjaman atas perintah atasan di jajaran kesehatan atau diluar jajaran
kesehatan hanya diizinkan atas perintah Kadiskesau.
g. Rekam Medis yang sangat tebal harus dijadikan 2 atau 3 jilid.
6. Sistem Penyusutan dan Pemusnahan
a. Penyusutan Rekam Medis.
Penyusutan rekam medis adalah suatu kegiatan pengurangan arsip
dari rak penyimpanan rekam medis aktif. Di Bagian Rekam Medis RSPAU
dr. S. Hardjolukito penyusutan dilakukan dengan cara memindahkan arsip
rekam medis in aktif dari rak aktif ke rak in aktif dengan cara memilah
pada rak penyimpanan sesuai dengan tahun kunjungan yaitu jika pasien
sudah 5 tahun terakhir tidak berkunjung lagi ke rumah sakit.
b. Pemusnahan Arsip Rekam Medis.
Pemusnahan arsip rekam medis adalah suatu proses kegiatan
penghancuran secara fisik arsip rekam medis yang telah berakhir fungsi
dan nilai gunanya. Penghancuran harus dilakukan secara total dengan
cara dibakar habis, mencacah atau daur ulang sehingga tidak dapt lagi
dikenal isi maupun bentuknya.
Pemusnahan berkas rekam medis yang telah dinyatakan non aktif di
RSPAU dr. S. Hardjolukito mengacu pada ketentuan dan peraturan yang
telah ditentukan.
Adapun ketentuan pemusnahan rekam medis RSPAU dr. S.
Hardjolukito sebagai berikut :
1) Berkas rekam medis yang telah non aktif disortir dengan cara
memisahkan/mengeluarkan ringkasan masuk dan keluar serta
resumenya untuk tetap sebagai arsip di bagian kerja rekam medis.
2) Dari ringkasan masuk dan keluar dilakukan rekapitulasi nomor rekam
medik sebagai pertelaan arsip rekam medik.
3) Berkas rekam medis yang telah non aktif dan telah disortir tersebut
oleh Kepala Rekam Medis dilaporkan kepada RSPAU dr. S.
Hardjolukito untuk diterbitkan surat perintah penghapusan.
44
4) Setelah surat penghapusan diterbitkan maka dibentuk Tim
Penghapusan rekam medik rumah sakit.
5) Tim penghapusan rekam medis rumah sakit melakukan kegiatan
penghapusan / penghancuan secara fisik berkas rekam medis yang
telah dinyatakan non aktif tersebut sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
6) Setelah dalakukan penghapusan / penghancuran secara fisik berkas
rekam medis yang telah dinyatakan non aktif, maka Tim Penghapusan
rekam medis rumah sakit membuat berita acara pelaksanaan
penghapusan untuk dilaporkan kepada Kepala RSPAU dr. S.
Hardjolukito
Daftar Pertelaan Arsip Berkas Rekam Medis
Tahun
Nomor Nama Diagnosa
No Terakhir Keterangan
RM Pasien Akhir
Berkunjung
45
Pasien di rumah sakit dapat dikategorikan sebagai pasien rawat jalan (pasien
poliklinik dan pasien gawat darurat) dan pasien rawat inap.
1. Dilihat dari segi pelayanan rumah sakit datang ke rumah sakit dapat
dibedakan menjadi:
a. Pasien yang dapat menunggu
1) Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian
2) Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat
b. Pasien yang harus segera ditolong (pasien gawat darurat)
2. Sedang menurut jenis kedatangannya pasien dapat dibedakan
menjadi:
a. Pasien baru
Adalah pasien yang baru pertama kali datang ke rumah sakit untuk
keperluan mendapatkan pelayanan kesehatan.
b. Pasien lama
Adalah pasien yang pernah datang sebelumnya untuk keperluan
mendapatkan pelayanan kesehatan.
3. Kedatangan pasien ke rumah sakit dapat terjadi karena:
a. Dikirim oleh dokter praktek diluar rumah sakit.
b. Dikirim oleh rumah sakit lain, puskesmas atau jenis pelayanan kesehatan
lainnya.
c. Datang atas kemauan sendiri.
Di bawah ini adalah prosedur-prosedur penyelenggaran rekam medis di
RSPAU dr. S. Hardjolukito:
1. Pelayanan Pendaftaran
a. Tempat Pendaftaran Pasien Baru
Kegiatan utama pada tempat pendaftaran pasien baru adalah melayani
pasien baru berobat rawat jalan atau gawat darurat yang untuk
selanjutnya ditentukan perlu dirawat inap maupun dirujuk ke tempat
pelayanan kesehatan lainnya. Adapun tugas pokok petugas pendaftaran
pasien baru adalah menerima pendaftaran pasien baru yang akan
berobat di poliklinik rawat jalan mauput gawat darurat, melakukan
pencatatan pendaftaran (registrasi), menyediakan formulir-formulir rekam
medis dalam folder dokumen rekam medis bagi pasien yang baru pertama
46
kali berobat (pasien baru), mengarahkan pasien dan memberi informasi
tentang pelayanan-pelayanan di RSPAU dr. S. Hardjolukito.
Dalam peranannya fungsi tempat pendaftaran pasien baru adalah:
1) Mendaftarkan pasien baru yang akan mendapatkan pelayanan di
RSPAU dr. S. Hardjolukito.
2) Melengkapi berkas persyaratan pasien yang akan berobat.
3) Mengeprint struk untuk diberikan kepada pasien dan yang akan ditaruh
ke dalam tracer.
b. Tempat Pendaftaran Pasien Lama
Kegiatan utama pada tempat pendaftaran pasien lama adalah
melayani pasien lama berobat rawat jalan atau gawat darurat yang untuk
selanjutnya ditentukan perlu dirawat inap maupun dirujuk ke tempat
pelayanan kesehatan lainnya. Adapun tugas pokok petugas pendaftaran
pasien lama adalah menerima pendaftaran pasien lama yang akan
berobat di poliklinik rawat jalan mauput gawat darurat, melakukan
pencatatan pendaftaran (registrasi), mengarahkan pasien dan memberi
informasi tentang pelayanan-pelayanan di RSPAU dr. S. Hardjolukito.
Dalam peranannya fungsi tempat pendaftaran pasien lama adalah:
1) Mendaftarkan pasien lama yang akan mendapatkan pelayanan di
RSPAU dr. S. Hardjolukito.
2) Melengkapi berkas persyaratan pasien yang akan berobat.
3) Mengeprint struk untuk diberikan kepada pasien dan yang akan ditaruh
ke dalam tracer.
c. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap
Tempat pendaftaran pasien rawat inap merupakan tempat penerimaan
pasienyang akan dirawat di RSPAU dr. S. Hardjolukito. Tempat
pendaftaran pasien rawat inap RSPAU dr. S. Hardjolukito selama 24 jam.
Dalam peranannya fungsi dan tugas pokok pendaftaran pasien rawat
inap adalah:
1. Mendaftarkan pasien yang akan dirawat di RSPAU. dr. S.
Hardjolukito.
2. Menelpon ruangan untuk kepastian kamar pasien yang akan
dirawat.
3. Memastikan kelengkapan persyaratan pasien yang akan dirawat.
47
4. Membuatkan persetujuan pasien rawat inap.
2. Alur Pasien
PASIEN
YA
Baru
TIDAK
Pendaftaran Pendaftaran
Pasien Lama Pasien Baru
Poliklinik / IGD
TIDAK
Dirawat
YA
Admission
Bangsal Apotek
Kasir
Pulang
48
3. Alur Berkas Rekam Medis
Pasien Daftar
ya tidak
Pas
Distribusi Filing
tidak
Poli RJ RI Distribusi
ya
Ruang
Perawatan Filing
Assembling
tidak
Dokter yg
merawat Lengkap
ya
tidak ya
Pengolahan Data
Lengkap
(Koding/Indeksing)
Penyimpanan
49
C. Kegiatan Pencatatan Rekam Medis
1. Penanggungjawab Pengisian Rekam Medis
RSPAU dr. S. Hardjolukito sebagai salah satu sarana pelayanan
kesehatan yang melakukan pelayan rawat jalan maupun rawat inap wajib
membuat rekam medis. Yang bertanggungjawab dalam pengisian rekam
medis:
a. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi yang melayani pasien di rumah
sakit.
b. Dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit.
c. Tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam pelayanan.
2. Ketentuan Pengisian Rekam Medis
Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien
menerima pelayanan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap tindakan dan konsultasi rawat jalan yang dilakukan terhadap
pasien, selambat-lambatnya dalam waktu 1 X 24 jam harus ditulis lengkap
dalam lembaran rekam medis.
b. Setiap tindakan dan konsultasi rawat inap yang dilakukan terhadap
pasien, selambat-lambatnya dalam waktu 2 X 24 jam harus ditulis lengkap
dalam lembaran rekam medis dan apabila belum lengkap maka harus
segera dilengkapi lagi oleh dokter yang bersangkutan maksimal 8 hari
setelah berkas rekam medis dikembalikan ke dokter yang bersangkutan.
c. Simbol dan atau singkatan yang dipergunakan mengacu pada symbol dan
singkatan yang telah disyahkan oleh Komite Medis (terlampir)
d. Semua pencatatan harus ditandatangani oleh dokter/tenaga kesehatan
lainnya sesuai dengan kewenangannya dan ditulis nama terang serta
diberi tanggal.
e. Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan dengan
cara dicoret kemudian dibetulkan pada saat itu juga serta dibubuhi paraf.
50
f. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan.
53
Setiap pasien selesai mendapatkan pelayanan baik rawat jalan
maupun rawat inap maka dokter harus segera membuat diagnosis akhir.
Kelancaran dan kelengkapan pengisian rekam medis di rawat jalan dan
rawat inap menjadi tanggung jawab tenaga medis dan tenaga kesehatan
lain yang ada di masing-masing unit kerja tersebut.
b. Indeksing
Indeksing adalah kegiatan membuat tabulasi sesuai dengan kode
yang sudah dibuat ke dalam indeks-indeks. Didalam kartu indeks tidak
boleh mencantumkan nama pasien.
Jenis-jenis indeks yang biasa dibuat :
1) Indeks pasien
Halaman depan : Nama lengkp, kelamin, umur
Alamat
Tempat tanggal lahir
Pekerjaan
Halaman belakang : Tanggal masuk, Tanggal keluar, hasil,
dokter, nomor RM
2) Indeks penyakit dan operasi
Informasi yang ada pada kartu ini adalah:
a) No. kode
b) Judul, bulan, tahun
c) No. penderita
d) Jenis kelamin
e) Umur
3) Indeks obat-obatan
4) Indeks dokter
5) Indeks kematian
6) Dll.
Indeksing dilakukan secara manual. Sedangkan pembuatan kartu
indeks utama penyakit dilakukan setelah mendapatkan data dari petugas
pendaftaran.
c. Pelaporan
54
Pelaporan di RSPAU dr. S. Hardjolukito merupakan hasil kegiatan
pelayanan medis dan penunjang dari rumah sakit.selain itu pelaporan
RSPAU dr. S. Hardjolukito merupakan alat organisasi yang bertujuan
untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan akurat dengan
bentuk sesuai kebutuhan untuk menunjang dalam mengambil keputusan
dan perencanaan rumah sakit.
Pelaporan RSPAU dr. S. Hardjolukito dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu:
1) Laporan Internal
a) Laporan Kunjungan Rawat Inap dan Rawat Jalan per jenis pasien.
b) Laporan Kunjungan Rawat Inap dan Rawat Jalan per masing-
masing bagian (poliklinik/bangsal)
Jadwal pengiriman laporan adalah tiap bulan, paling lambat tanggal 5
untuk tiap bulan.
2) Laporan Eksternal
Laporan eksternal rumah sakit ditujukan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Bantul dan Dinas Kesehatan Angkatan Udara.
a) Laporan Bulanan
(1) Laporan Kasus Gigi dan Mulut
(2) Laporan Jumlah Pengobatan Kaswus Gigi dan Mulut
(3) Laporan Banyaknya Pengobatan Gigi dan Mulut
(4) Laporan Kegiatan Pembedahan
(5) Laporan Kegiatan UGD
(6) Laporan Kegiatan Radiologi atau USG
(7) Laporan Kelahiran
(8) Laporan Kesejahteraan Ibu dan Anak
(9) Laporan Jumlah Kelahiran dan Kematian Ibu karena
Melahirkan
(10) Laporan Vaksinasi
(11) Laporan Pemeriksaan Laboratorium Klinik
(12) Laporan Jumlah Kehilangan Hari Kerja
(13) Laporan Pelayanan Rawat Mondok
(14) Laporan Macam-Macam Penyakit Rawat Jalan
(15) Laporan Kunjungan Pasien
55
(16) Laporan Indikator Pelayanan Rumah Sakit
(17) Laporan Surveilans Terpadu Penyakit Berbasis Rumah Sakit
Rawat Jalan
(18) Laporan Surveilans Terpadu Penyakit Berbasis Rumah Sakit
Rawat Inap
b) Laporan Tahunan
(1) Laporan Analisa Grafik Barber Johnson
d. Analisis Data
Analisis lebih difokuskan pada interpretasi laporan yang dapat
disampaikan dalam menunjang pengambilan keputusan.
3. Proses Pelayanan Surat Keterangan Medis
Pelayanan Surat Keterangan Medis adalah pelayanan pemaparan isi
rekam medis denga permintaan pasien untuk kepentingan pasien atau pihak
ketiga. Pemaparan isi rekam meids dilakukan dengan menggunakan
peraturan yang berlaku. Adapun jenis pemaparan isi rekam medis yang
berkaitan dengan pelayanan pasien yaitu:
a. Resume medis untuk kepentingan pasien atau pihak ketiga
(instansi/asuransi).
b. Surat Keterangan Medis/formulir asuransi untuk keperluan pihak ketiga
yang terkait dengan pelayanan di RSPAU dr. S. Hardjolukito
c. Surat Keterangan Medis untuk Ijin Terbang
d. Jasa Raharja
e. Visum et Repertum
Prosedur pelayanan Surat Keterangan Medis:
a. Menerima permohonan surat keterangan medis dengan surat kuasa
pemaparan rekam medis dari pasien (dengan ketentuan yang berlaku).
b. Membuat konsep surat keterangan medis berdasarkan isi rekam medis.
c. Mengajukan konsep surat keterangan medis pada dokter yang merawat
untuk disetujui dan ditandatangani.
d. Setelah surat keterangan medis disetujui, menyerahkan surat keterangan
medis pada pemohon dan menyimpan arsip surat keterangan medis
dalam dokumen rekam medis.
56
e. Khusus untuk pembuatan hasil Visum et Repertum harus ada
permohonan resmi dari penyidik dan tidak diperlukan surat kuasa
pemapaparan isi rekam medis dari pasien.
Surat-surat lain yang dilayani dalam pelayanan Surat Keterangan Medis
di RSPAU dr. S. Hardjolukito adalah:
57
BAB V
ASPEK HUKUM REKAM MEDIS
61
a. Persetujuan atau Penolakan Tindakan Medis diberikan untuk tindakan
medis yang dinyatakan secara spesifik (The Consent must be for what will be
actually performied)
b. Persetujuan atau Penolakan Tindakan / Medis diberikan tanpa paksaan
(Voluntary)
64
9. Persetujuan yang sudah diberikan dapat ditarik kembali (dicabut) setiap saat,
kecuali tindakan medik yang direncanakan sudah sampai pada tahapan
pelaksanaan yang tidak mungkin lagi dibatalkan
10. Dalam hal persetujuan tindakan medik diberikan keluarga maka yang berhak
menarik kembali (mencabut) adalah anggota keluarga tersebut atau anggota
keluarga lainnya yang kedudukan hukumnya lebih berhak sebagai wali.
66
kepentingan pasien, kecuali jika rumah sakit akan menggunakan rekam
medis tersebut bila perlu untuk melindungi dirinya atau mewakilinya.
c. Para asisten dan dokter yang bertanggung jawab boleh
dengan bebas berkonsultasi dengan unit kerja rekam medis dengan
catatan yang ada hubungannya dengan pekerjaannya. Tidak seorangpun
boleh memberikan informasi lisan atau tulisan kepada orang di luar
organisasi rumah sakit tanpa persetujuan tertulis dari pihak
pimpinan rumah sakit ( perkecualian : mengadakan diskusi mengenai
kemajuan dari pada kasus dengan keluarga atau wali pasien yang
mempunyai kepentingan yang sah ).
d. Dokter tidak boleh memberikan persetujuan kepada
perusahaan asuransi atau badan lain untuk memperoleh rekam medis.
e. Badan-badan sosial boleh mengetahui isi data sosial dari
rekam medis, apabila mempunyai alasan-alasan yang sah untuk
memperoleh informasi, namun untuk data medisnya tetap diperlukan
surat persetujuan dari pasien yang bersangkutan.
f. Permohonan pasien untuk memperoleh informasi mengenai
catatan dirinya diserahkan kepada dokter yang bertugas merawatnya.
g. Informasi rekam medis hanya dikeluarkan dengan surat kuasa
yang ditanda tangani dan diberi tanggal oleh pasien (walinya jika pasien
tersebut secara mental tidak kompeten), atau keluarga terdekat kecuali
jika ada ketentuan lain dalam peraturan. Surat kuasa hendaklah juga
ditanda tangani dan diberi tanggal oleh orang yang mengeluarkan rekam
medis dan disimpan didalam berkas rekam medis.
h. Informasi didalam rekam medis boleh diperlihatkan kepada
perwalian rumah sakit yang syah untuk melindungi kepentingan rumah
sakit dalam hal–hal yang bersangkutan dengan pertanggung jawaban.
i. Informasi boleh diberikan kepada rumah sakit lain, tanpa surat
kuasa yang ditanda tangani oleh pasien berdasarkan permintaan dari
rumah sakit itu yang menerangkan bahwa sipasien sekarang dalam
perawatan mereka.
j. Dokter dari luar rumah sakit yang mencari keterangan
mengenai pasien pada suatu rumah sakit, harus memiliki surat kuasa dari
pasien tersebut. Tidak boleh seorang beranggapan bahwa karena
67
pemohon seorang dokter ia seolah–olah lebih berhak untuk memperoleh
informasi dari pemohon yang bukan dokter. Rumah sakit dalam hal ini
akan berusaha memberikan segala pelayanan yang pantas kepada dokter
luar, tetapi selalu berusaha lebih memperhatikan kepentingan pasien dan
rumah sakit.
k. Ketentuan ini tidak saja berlaku bagi bagian rekam medis,
tetapi juga berlaku bagi semua orang yang menangani rekam medis
dibagian perawatan, bangsal – bangsal dan lain – lain.
l. Rekam medis yang asli tidak boleh dibawa keluar rumah sakit,
kecuali bila atas permintaan pengadilan, dengan surat kuasa khusus
tertulis dari pimpinan rumah sakit.
m. Rekam medis tidak boleh diambil dari tempat penyimpanan
untuk dibawa kebagian lain dari rumah sakit, kecuali jika diperlukan untuk
transaksi dalam kegiatan rumah sakit itu. Apabila mungkin rekam medis ini
hendaknya diperiksa dibagian setiap waktu dapat dikeluarkan bagi mereka
yang memerlukannya.
n. Dengan persetujuan pimpinan rumah sakit, pemakaian rekam
medis untuk keperluan riset diperbolehkan. Mereka yang bukan dari staf
medis rumah
sakit, apabila ingin melakukan riset harus memperoleh persetujuan tertulis
dari pimpinan rumah sakit.
o. Bila suatu rekam medis diminta untuk dibawa kepengadilan
segala ikhtiar hendaklah dilakukan supaya pengadilan menerima salinan
foto statik rekam medis yang dimaksud. Apabila hakim minta yang asli,
tanda terima harus diminta dan disimpan jangan sampai rekam medis
yang asli tersebut tidak kembali.
p. Fakta bahwa seorang majikan telah membayar atau telah
menyetujui untuk membayar ongkos rumah sakit bagi seorang
pegawainya tidak dapat diajdikan alasan bagi rumah sakit untuk
memberikn informasi medis pegawai tersebut kepada majikannya tanpa
surat kuasa / persetujuan tertulis dari pasien atau walinya yang sah.
q. Pengesahan untuk memberikan informasi hendaklah berisi
indikasi mengenai periode – periode perawatan tertentu. Surat
68
kuasa/persetujuan hanya berlaku untuk informasi medis termasuk dalam
jangka waktu/tanggal yang tertulis didalamnya.
2. Pemberi Persetujuan
Pemberi persetujuan adalah pasien itu sendiri apabila pasien sudah
dewasa (usia 21 tahun keatas/pernah menikah), apabila pasien tidak mampu
membuat persetujuan maka urutan orang yang dapat memberikan
persetujuan adalah suami/istri, anak yang sudah dewasa (umur 21 tahun
keatas/pernah menikah), orangtua, saudara kandung dan atau ahli warisnya.
Pelaksanaan tindakan medis pada kondisi darurat dan tidak
memungkinkan untuk dimintakan persetujuan, tindakan tetap dilakukan
dengan persetujuan dari Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito.
Jenis-jenis Informed Consent di RSPAU dr. S. Hardjolukito antara lain:
1. Surat Pernyataan Persetujuan Tindakan Medis
2. Surat Penolakan Tindakan Medis
69
BAB VI
Tanda / warna tahun kunjungan Rawat Inap ditempel pada folder RM.
Tanda degger ( ) untuk pasien yang meninggal pada folder / sampul luar bagian
depan dari RM dengan menggunakan spidol merah.
Tanda khusus / alergi diberi simbol dan ditulis ALLERGI dengan menggunakan
spidol merah dilembar depan / halaman depan RM dan ditulis jenis nama obatnya.
Penulisan Simbol / singkatan tidak digunakan dalam mengisi resume pelayanan dan
membuat kode penyakit / ICD
A. Simbol Umum
No Simbol Keterangan
2 × Lawan, Kali
3 † Mati/Meninggal
70
5 ≥ Lebih dari atau sama dengan
6 % Pupil, Prosentase
7 # Fraktur
8 + Positif
9 - Negatif
10 / Per
13 @ Tiap
14 Dx Diagnosa
15 Px Pemeriksaan
16 L Left (Kiri)
17 R Right (Kanan)
18 S Sinistra (Kiri)
19 D Dextra (Kanan)
20 : Ratio (Perbandingan)
21 R/ Resep
22 Tx Therapi
25 Naik
26 Turun
27 ♂ Laki-laki
71
28 ♀ Perempuan
72
27 CVD Cerebro Vascular Disease
28 CVA Cerebro Vascular Accident
29 CT Computerized Tamoscaning
30 CH Cirrhosis Hepatis
31 CPD Cepalo Pelvig disproportion
32 CC / COMCER Commotio Cerebri
33 CA Crdiac Arrest
34 CRD Chronic Renal Disease
35 CP Cerebal Palsi
36 CVRD Cardio Vascular Renal Disease
37 CAD Coronari Arteri Disease
73
66 HAP Haemorrhagic Ante Partum
67 HPP Haemorrhagic Post Partum
68 HEM MEL Hematemisis Melena
69 HSG Hystero Salphyngography
70 HNP Hernia Nucleus Pulposus
71 HP Hyperthropy Prostat
72 HF High Fever
73 HSDR Hernia Scrotalis Dextra Reponibilis
74 HSLS Hernia Scrotalis Lateralis Sinistra
75 HSSR Hernia Scrotalis Sinistra Reponibilis
76 HPIM Haemophylus Influenza Meningitis
77 HHT Hereditary Haemorrhagic Telengectasia
78 ITP Idiopatic Trombocytopenic Purpura
79 IVP Intra Venous Pyelography
80 IM Intra Mascular
81 IV Intra Venus
82 IUFD Intra Uterin Fetal Death
83 IHD Ischaemic Heart Disease
84 IB Insect Bite
85 ILO Infeksi Luka Operasi
86 ISPA / URTI Infeksi Saluran Pernafasan Atas
74
105 NIDDM Non Insulin Defenden Diabitus Militus
106 NEP. SYN Nefrotik Syndrome
107 NHS Non Haemorrhagic Stroke
108 NCB-SMK Neonatus Cukup Bulan –
75
144 SNTT Strauma Nucleuda Non Toxic
145 SLE Systhemic Lupus Erythematosis
146 SSS Sick Sinus Syndrome
147 SOL Space Occupyn Lesion
148 THD Thyroid Heart Disease
149 TTB Trans Thoracal Biopsy
150 TC Tuber Catharr
151 THA Tension Headache
152 TIA Transient Ischaemic Attack
153 TA Tonsilo Adenoid
154 TF Tetralogy of Fallot
155 UTI Urinary Track infection
156 USG Ultra Sono Graphy
157 VSD Ventricular Septal Defect
158 VES Ventricular Extra Systole
159 VCSS Vena Cava Superior Syndrome
C. Istilah Umum
1 ABD Abdomen
2 AFF Angkat
3 AC Ante Coenam
4 ACC Setuju
5 A/N Atas Nama
6 ADV Advice/ saran
7 AS Apgar Score
8 ALB Albumin
9 BAB Buang Air Besar
10 BAK Buang Air Kecil
11 BB Berat Badan
12 BBL Berat Bayi Lahir
13 BU Bising Usus
14 BS Blood Sugar
15 C/ Consult
76
16 CC Centimeter Cubik
17 DG Dengan
18 Dr Dokter
19 DX Diagnosa
20 DD Differensial Diagnosa
21 DP Diagnosa Perawatan
22 E/ Etiologi
23 FU Fundus Uteri
24 G/ Gejala
25 GDS Gula Darah Sewaktu
26 GCS Glosgow Coma Scale
27 GV Ganti Verban
28 HSL Hasil
29 Ht Haechting/ Haid terakhir
30 Hb-C Hemoglobin C
31 Hb-D Hemoglobin D
32 Hb-E Hemoglobin E
33 Hb-H Hemoglobin H
34 HR Heart Rate
35 IA Intra Arterial
36 IM Intra Moscullar
37 IV Intra Vena
38 INJ Injeksi
39 INFF-AFF Lepas Infus
40 IC Intracutan
41 Ig A Immunoglobulin A
42 Ig G Immunoglobulin G
43 Ka/Ki Kanan/ Kiri
44 KU Keadaan Umum
45 Kel Keluhan
46 KB Keluarga Berencana
47 K/p Kalau Perlu
48 Lab Laboraturium
49 LFT Liver Fungsi Test
50 LP Lumbal Pungsi
51 LPBB Lingkar Perut Berat Badan
52 Max/Min Maksimal/ Minimal
53 Man/Min Makan/ Minum
54 Mnt Menit
55 N Nadi
56 NB Nasi Biasa
77
57 Obs Observasi
58 Obgyn Obstetri dan Gynaecologi
59 OK Kamar Operasi
60 OP Operasi
61 OS Orang Sakit
62 PC Post Coenam
63 PP Pulang Paksa
64 Post-Op Post Operasi
65 Pre-Op Pre Operasi
66 PB Pasien Baru
67 PL Pasien Lama
68 RO Rontgen
69 R/ Resep
70 RR Respiratori Rate
71 RL Rumple Leed/ Ringer Lactat
72 RR Recovery Room
73 RG Rendah Garam
74 SH Suhu
75 Susp Suspect
76 Spt Spontan
77 TD Tensi Darah
78 TAA Tidak Ada/ Tidak Apa-Apa
79 TB Tinggi Badan
80 TKTB Tinggi Kalori Tinggi Protein
81 THT Telinga Hidung tenggorokan
82 U/ Untuk
83 Wt Wount Toilet
D. Singkatan Tindakan
78
10 CCT Creatinin Clearance Test
11 DC Dauer Catheter
12 DC Shock Direct Current Shock
13 ECG Electro Cardio Graphy
14 ECHO Echo Cardio Graphy
15 EEG Electro Encephalo Graphy
16 EOG Electro Oculo Graphy
17 ERG Electro Ratino Graphy
18 EMG Electro Myography
19 FE Forcept Extraksi
20 FNAB Fine Neddle Aspiration Byopsy
21 GC Gastric Cooling
22 HD Haemodyalisa
23 IVP Intra Venous Pyelography
24 KS Kaah Spooling
25 LP Lumpal Puncsi
26 MRI Magnetic Resonance Imagi
27 NGT Naso Gastric Tube
28 PE Polyp Ectomy
29 PPM Permanent Pace Maker
30 PCN Percutaeneous Nephrolithotripsy
31 SC Sectio Caesaria
32 SR Septum Resetie
33 STE Sclerosing Therapy
34 STSW Split Thicknes Skin Graft
35 SPP Suprab Pubic Punction
36 SAB Spinal Anasthesi Block
37 TE Tonsilo Ectomy
38 TAT Test agregasi Thrombosit
39 TURP Trans Uretra Resektion Prostat
40 TPM Temporary Pace Maker
79
BAB VII
PENUTUP
80