A. LATAR BELAKANG
Rekam medis (Medical Record) secara umum merupakan bukti tertulis tentang proses
pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga Kesehatan lainnya kepada psien di suatu
unit pelayanan Kesehatan. Bukti tertulis ini dilakukan setelah pemeriksaan, Tindakan ,
pengobatan sehingga dapat di pertanggung jawabkan.
Dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah NO 10 tahun 1960, kepada semua petugas
Kesehatan diwajibkan untuk menyimpan rahasia kedokteran, termasuk berkas rekam
medis. Kemudian pada tahun 1972 dengan surat keputusan Menteri Kesehatan RI
No.034/Birhup/1972, ada kejelasan bagi rumah sakit menyangkut kewajiban untuk
menyelenggarakan medical record. Bab 1 pasal 3 menyatakan bahwa guna menunjang
terselengganya rencana induk (master plan) yang baik, maka setiap rumah sakit:
a. Mempunyai dan merawat statistic yang up to date.
b. Membuat medical record yang berdasarkan ketentuan ketentuan yang telah ditetapkan.
Maksud dan tujuan dari peraturan-peraturan tersebut adalah agar di institusi pelayanan
Kesehatan termasuk rumah sakit, penyelenggaraan rekam medis dapat berjalan dengan baik
pada tahun 1972-1989 penyelenggaraan rekam medis belum berjalan sebagaimana yang
diharapkan. Maka dengan diberlakukan Permenkes No. 749a menkes/per/XV/tahun 1989
tentang rekam medis yang merupakan landasan hukum semua tenaga medis dan para medis
di rumah sakit yang terlibat dalam penyelenggaraan rekam medis harus melaksanakannya.
Dalam pasal 22 sebagai salah satu pasal permenkes No749a tahun 1989 tersebut
disebutkan bahwa hal-hal teknis yang belum diatur dan petunjuk pelaksanaan peraturan ini
akan ditetapkan oleh Direktur Jenderal sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Sejalan
dengan pasal 22 tersebut maka Direktorat Jenderal Pelayanan Medik telah Menyusun
petunjuk pelaksanaan penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit dengan surat keputusan
direktur jenderal pelayanan medik No. 78 tahun 1991 tentang petunjuk teknis
penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit. Dengan adanya perkembangan akan
kebutuhan dengan mengantisipasi perkembangan pelayanan maupun IPTEK dilakukan
penyempurnaan petunjuk tentang pengelolaan rekam medis rumah sakit. Dalam UU
KESEHATAN No. 23 tahun 1992 pada pasal 53 juga disebutkan bahwa setiap tenaga
Kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya, untuk itu maka setiap tenaga Kesehatan dalam melakukan tugasnya
berkewajiban untuk memenuhi standard profesi dan menghormati hak pasien yang
dimaksud standard profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk
dalam menjalakan profesi secara baik (ayat 2). Standar profesi ini dibuat oleh organisasi
profesi dan disyahkan oleh pemerintah. Sedangkan tenaga Kesehatan yaitu tenaga yang
berhadapan dengan pasien seperti dokter dan perawat. Yang dimaksud dengan hak pasien
antara lain ialah hak terhadap informasih, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas
rahasia kedokteran dan hak atas pendapat kedua (second opinion). Selain itu, menurut surat
edaran Direktoran Jenderal Pelayanan Medik No. HK.00.06.1.5.01160 tentang petunjuk
teknis pengadaan formulir rekam medis dasar dan pemusnahan arsip rekam medis. Surat
edaran ini mengatur tata cara pengabdian dan pemusnahan rekam medis.
Oleh karena itu, secara teoritis rekam medis dapat diartikan sebagai “ keterangan baik yang
tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnase, penentuan fisik, laboratorium,
diagnose segala pelayanan dan Tindakan medis yang diberikan kepada pasien, termasuk
pengobatannya baik yang menjalani rawat jalan, rawat inap atau rawat gawat darurat”.
(Depkes RI) atau “Himpunan fakta-fakta yang berhubungan dengan Riwayat hidup dan
Kesehatan seorang pasien termasuk penyakit Sekaran dan masa lampau dan Tindakan-
tindakan yang diberikan untuk pengobatan/perawatan kepada pasien tersebut yang ditulis
oleh professional di bidang Kesehatan” (Huffman, 1994) dengan demikian rekam medis
seorang pasien harus berisikan segala informasih tentang status Kesehatan pasien, dimana
hal ini dapat dijadikan dasar dalam menentukan Tindakan selanjutknya dalam upaya
pelayanan maupun Tindakan medis lainnya pada pasien tersebut di sarana pelayanan
Kesehatan. Dalam upaya memberikan pelayanan rekam medis yang akurat dan dapat
dipertanggung jawabkan maka diperlukan suatu pedoman penyelenggaraan rekam medis
di RSU Permata Bunda Manado.
B. FALSAFAH REKAM MEDIS
Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan diberikan oleh dokter dan
tenaga Kesehatan lainnya kepada pasien yang dapat di pertanggungjawabkan.
Rekam medis merupakan catatan (rekaman) yang harus dijaga kerahasiaanya dan terbatas
kepada tenaga Kesehatan dan pasien-pasien serta memberikan kepastian biaya yang harus
dikeluarkan. Jadi falsafah rekam medis mencamtumkan nilai admnisitrasi, legal , finansial,
riset, edukasi, dokumen, akurat, informatif dan dapat dipertanggungjawabkan (ALFRED
AIR).
C. PENGERTIAN REKAM MEDIS
Rekam medis di RSU Permata Bunda Manado adalah keterangan baik yang tertulis
maupun terekam tentang identitas, anamneses, penentuan fisik laboratorium, diagnose
segala pelayanan dan Tindakan medik yang diberikan kepada pasien selama di RSU
Permata Bunda Manado baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan
pelayanan gawat darurat.
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas tidak hanya sekedar kegiatan
pencatatan akan tetapi mempunyai pengertian sebagai satu system penyelenggaraan rekam
medis sedangkan kegiatan pencatatannya sendiri hanya merupakan salah satu kegiatan
daripada penyelenggaraan rekam medis. Penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan
proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan
kegiatan pencatatan data medik pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medik di
rumah sakit dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi
penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk
melayani permintaan/peminjaman oleh pasien atau untuk keperluan lainnya.
Tujuan Rekam Medis
Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka
upaya peningkatan pelayanan Kesehatan di RSU Permata Bunda Manado.
Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain :
- Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut
Tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan
paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan Kesehatan
- Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut dipergunakan
sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada
seorang pasien.
- Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan karena isinya dapat dijadikan
sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan di rumah sakit. Tanpa
adanya bukti catatan Tindakan/pelayanan, maka pembayaran pelayanan dirumah sakit
tidak dapat dipertanggung jawabkan.
- Aspek penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya mengandung
data/informasih yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan di bidang Kesehatan.
- Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai Pendidikan karena isinya menyangkut data
informasih tentang perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan medik yang
diberikan kepada pasien. Informasih tersebut dapat digunakan sebagai bahan/referensi di
bidang profesi si pemakai.
- Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menjadi sumber
ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban
dan laporan rumah sakit.
Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut di atas, rekam medis mempunyai kegunaan
yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberi
pelayanan saja.
Kegunaan rekam medis secara umum adalah :
a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut ambil
bagian di dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan, kepada pasien.
b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan
kepada seorang pasien.
c. Sebagai bukti tertulis atas segala Tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan
pengobatan selama pasien berkunjung dirawat di RS.
d. Sebagai bahan yang berguna untuk Analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualitas,
pelayanan yang diberikan kepada pasien.
e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga
Kesehatan lainnya.
f. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan
Pendidikan.
g. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik pasien.
h. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta sebagai bahan
pertanggung jawaban dan laporan.
D. Batasan Operasional
1. Rekam medis
Adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamneses,
penentuan fisik laboratorium, diagnose segala pelayanan dan Tindakan medik yang
diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang di rawat inap, rawat jalan maupun
yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
2. Tracer
Adalah pembatas rekam medis atau pengganti dari rekam medis yang sedang
dipinjam.
3. ICD X
Adalah kepanjangan dari internasional classification of disease ten revision. ICD X
digunakan untuk mengkode diagnose penyakit pasien rawat jalan maupun rawat inap.
4. Kartu Berobat
Adalah kartu yang diberikan kepada pasien dimana isi kartu tersebut adalah nomor
rekam medis dan nama pasien. Kartu tersebut digunakan untuk mempermudah
pencarian Kembali rekam medis pasien yang akan berobat.
E. LANDASAN HUKUM
Instalasi rekam medis di RSU Permata Bunda Manado adalah merupakan bagian yang
harus terselenggara sesuai dengan :
1. Undang – undang tenaga Kesehatan pasal 2 ( lembaran negara tahun 1963 No.78)
2. Peraturan pemerintah No.10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia kedokteran.
3. Surat keputusan Menkes nmor 1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang standar
pelayanan rumah sakit.
4. Peraturan pemerintah No.32 tahun 1996 tentang tenaga rekam medis.
5. Surat keputusan Menkes RI No.034/BIRHUP/1972. Ada kejelasan bagi rumah sakit
menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan rekam medis dengan kegiatannya
menunjang pelayanan medis yang diberikan kepada pasien, meliputi peraturan-
peraturan tentang rekam medis, diharapkan rumah sakit dapat menyelenggarakan
rekam medis berjalan sebagaimana yang diharapkan.
6. Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis merupakan
landasan hukum yang harus dipedomani bagi semua tenaga medis dan para medis
serta tenaga Kesehatan lainnya yang terlibat di dalam penyelenggaraan rekam medis.
7. SK Dir Jen Yan Medik tahun 1991, No 78/Yan.Med/RS.Um.Dik.YMU/1/91 tentang
petunjuk pelaksanaan penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit.
8. Permenkes RI No.575/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang persetujuan Tindakan medis.
9. Surat edaran direktoral jendral pelayanan medik No:HK.00.06.1.5.01160 tentang
petunjuk teknis pengadaan formulir rekam medis dasar dan pemusnahan arsip rekam
medis. Surat edaran ini mengatur tata cara pengabdian dan pemusnahan rekam medis.
Instalasi Rekam Medis RSU Perrmata Bunda Manado memiliki beberapa kebijakan
sebagai berikut :
1. Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas
2. Yang berhak mengisi rekam medis :
a. Dokter umum, dokter spesialis yang melayani pasien di RSU Permata Bunda
Manado.
b. Dokter tamu yang merawat pasien di RSU Permata Bunda Manado
c. Tenaga para medis perawatan dan non perawatan yang terlibat langsung dalam
pelayanan antara lain : perawat, bidan, tenaga laboratorium, gizi, anestesi, rekam
medis, dan lain sebagainya.
d. Dalam hal dokter ke luar kota atau ke luar negeri maka yang melakukan
Tindakan/konsultasi kepada pasien yang mengisi rekam medis adalah dokter
pengganti yang kompetensinya setara dan memilki SIP.
3. Isi rekam medis pasien rawat jalan yang harus diperoleh dan didokumentasikan :
a. Identitas pasien
b. Tanggal dan waktu pelayanan
c. Keluhan pasien
d. Riwayat penyakit
e. Riwayat pemakaian dan alergi obat
f. Hasil pemeriksaan fisik pasien mencakup tanda-tanda vital (kesadaran, tekanan
darah, frekuensi pernapasan dan nadi, suhu dan berat badan) dan temuan
patologis lainnya.
g. Skala nyeri
h. Status psikologis
i. Hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologis, patologi, anatomi dan
lainnya)
j. Diagnose sementara dan differensial diagnose
k. Pengobatan yang diberikan
l. Rencana pelayanan selanjutnya termasuk lembaran konsultasi spesialiasi
m. Persetujuan Tindakan medis
n. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan yang dilakukan oleh dokter dan
atau perawat setiap hari atau pada keadaan-keadaan khusus saat kondisi pasien
berubah
o. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga Kesehatan bila ada
p. Ringkasan pulang
q. Nama dan tanda tangan dokter, perawat atau tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan Kesehatan
4. Isi rekam medis rawat inap yang harus diperoleh dan didokumentasikan :
a. Identitas pasien
b. Tanggal dan waktu pelayanan
c. Keluhan pasien
d. Riwayat penyakit
e. Riwayat pemakaian dan alergi obat
f. Hasil pemeriksaan fisik pasien mencakup tanda-tanda vital (kesadaran, tekanan
darah, frekuensi pernapasan dan nadi, suhu dan berat badan) dan temuan patologis
lainnya.
g. Skala nyeri
h. Status psikologis
i. Hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologis, patologi, anatomi dan
lainnya)
j. Diagnose sementara dan differensial diagnose
k. Pengobatan yang diberikan
l. Rencana pelayanan selanjutnya termasuk lembaran konsultasi spesialiasi
m. Persetujuan Tindakan medis
n. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan yang dilakukan oleh dokter dan
atau perawat setiap hari atau pada keadaan-keadaan khusus saat kondisi pasien
berubah
o. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga Kesehatan bila ada
p. Ringkasan pulang
q. Nama dan tanda tangan dokter, perawat atau tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan Kesehatan
5. Isi rekam medis pasien gawat darurat yang harus diperoleh dan didokumentasikan :
a. Identitas pasien
b. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan Kesehatan
c. Identitas pengantar pasien
d. Tanggal dan waktu
e. Hasil anamnesis mencakup keluhan dan Riwayat penyakit
f. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis
g. Diagnosis
h. Pengobatan dan Tindakan
i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkjan pelayanan gawat darurat dan
rencana tindak lanjut
j. Nama dan tanda tangan dokter, atau tenaga Kesehatan tertentu yang memberikan
pelayanan Kesehatan
k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana
pelayanan Kesehatan
6. Ringkasan pulang harus dibuat oleh dokter yang melakukan perawatan pasien
7. Semua profesi tenaga Kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien
diwajibkan menulis seluruh pelayanan yang diberikan pada lembar rekam medis yang
sudah ditentukan, dilengkapi dengan tanda tangan dan inisial nama
8. Apabila terjadi kesalahan dalam pengisian rekam medis dapat dilakukan pembetulan
dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan
membubuhi paraf tenaga Kesehatan yang bersangkutan
9. Penyimpanan rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap disimpan di dalam satu
tempat
10. Seluruh pelayanan dokumen rekam medis dilaksanakan oleh petugas rekam medis
11. Berkas rekam medis yang telah dikembalikan ke instalasi rekam medis yanga belum
lengkap, wajib dilengkapi oleh tenaga Kesehatan yang bersangkutan
12. Informasih tentang identitas, diagnosis, Riwayat penyakit, Riwayat pemeriksaan dan
Riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, tenaga
Kesehatan lainny, petugas pengelolah dan pimpinan RS
13. Bagi pasien atau pihak lain yang memerlukan data rekam medis, dapay diberikan
resume atau ringkasan perawatan pasien, hasil pemeriksaan dan Riwayat pelayanan
telah diberikan
14. Rekam medis wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan
15. Petugas rekam medis bertanggung jawab atas penyimpanan rekam medis in aktif
termasuk rekam medis pasien meninggal
16. Pemusnahan rekam medis in aktif dilakukan oleh panitia pemusnah berkas rekam
medis yang di tunjuk oleh Direktur RSU Permata Bunda Manado (tidak dilakukan
oleh instalasi rekam medis sendiri)
Selain sanksi disiplin, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis dapat
dikenakan sanksi etik oleh organisasi profesi yaitu Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran (MKEK) dan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi (MKEKG)
I. Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent)
Sesuai dengan PERMENKES No:575/MEN KES/PER/IX/1989 tentang Persetujuan
Tindakan Medis Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent) adalah persetujuan
yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan
medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut Tindakan medik adalah suatu
tindakan yang dilakukan terhadap pasien berupa diagnostik atau terapeutik Semua
tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan
Persetujuan dapat diberikan secara tertulis maupun lisan.
Setiap pasien yang mendapat pelayanan di rumah sakit mempunyai hak untuk
memperoleh atau menolak pengobatan. Bila pasien dalam perwalian maka walilah yang
mengatasnamakan keputusan hak tersebut pada pasien Di RSU Permata Bunda Manado
hal mengenai keputusan pasien atau wali) dapat dikemukakan dengan 2 cara, yang lazim
dikenal dengan persetujuan meliputi:
- Persetujuan langsung, berarti pasien atau wali segera menyetujui usulan pengobatan yang
ditawarkan pihak rumah sakit. Persetujuan dapat dalam bentuk lisan atau tulisan.
- Persetujuan secara tak langsung
Tindakan pengobatan dilakukan dalam keadaan darurat atau ketidakmampuan mengingat
ancaman terhadap nyawa pasien.
Selain kedua jenis persetujuan di atas terdapat pula suatu jenis persetujuan khusus dalam
hal mana pasien/wali wajib mencantumkan pernyataan bahwa kepadanya telah dijelaskan
suatu informasi terhadap apa yang akan dilakukan oleh tim medis, resiko dan akibat yang
akan terjadi bilamana suatu tindakan diambil Persetujuan ini dikenal dengan istilah
informed consent hanya diperlukan bilamana pasien akan dioperasi atau akan menjalani
prosedur pembedahan tertentu Pemberian persetujuan atau penolakan terhadap perlakuan
yang akan diambil tersebut menjadi bukti yang syah bagi rumah sakit, pasien, dan dokter.
Pimpinan rumah sakit dengan Instalasi Rekam Medis dan Tim Rekam Medis,
menetapkan suatu peraturan yang mengatur pemberian informasi yang berasal dari rekam
medis itu. Peraturan-peraturan tersebut disebarluaskan ke dalam lingkungan kerja rumah
sakit maupun perorangan atau organisasi-organisasi yang sering berhubungan dengan
Instalasi Rekam Medis untuk meminta informasi yang berkaitan dengan rekam medis.
Ketentuan-ketentuan berikut secara umum dapat dijadikan pedoman kecuali jika ada
ketentuan-ketentuan khusus yang ditetapkan oleh peraturan perundangan yang berlaku.
Ketentuan-ketentuan yang dimaksud ialah :
Setiap informasi yang bersifat medis yang dimiliki Rumah Sakit tidak boleh
disebarkan oleh pegawai Rumah Sakit, kecuali bila pimpinan Rumah Sakit
mengijinkan
Rumah Sakit tidak boleh dengan sekehendaknya menggunakan rekam medis
dengan cara yang dapat membahayakan kepentingan pasien, kecuali jika rumah
sakit sendiri akan menggunakan rekam medis tersebut bila perlu untuk
melindungi dirinya atau mewakilinya
Para asisten dan dokter yang bertanggungjawab boleh dengan bebas berkonsultasi
dengan Instalasi Rekam Medis dengan catatan yang ada hubungan dengan
pekerjaannyaAndaikata ada keragu-raguan dipihak staf rekam medismaka
persetujuan masuk ketempat rekam medis itu boleh ditolak dan persoalannya
hendaknya diserahkan kepada keputusan pimpinan rumah sakitBagaimanapun
salinan rekam medis tidak boleh dibuat tanpa persetujuan khusus dari kepala
Instalasi Rekam Medis, yang akan bermusyawarah dengan pimpinan rumah sakit
jika ada keragu-raguanTidak seorangpun boleh memberikan informasi lisan atau
tertulis dari pihak pimpinan rumah sakit (perkecualian mengadakan diskusi
mengenai kemajuan dari pada kasus dengan keluarga atau wali pasien yang
mempunyai kepentingan yang syah)
Badan-badan sosial boleh mengetahui isi data sosial dari rekam medis apabila
mempunyai alasan-alasan yang syah untuk memperoleh informasinamun untuk
data medisnya tetap diperlukan surat persetujuan dari pasien yang bersangkutan
Ketentuan ini tidak saja berlaku bagi Instalasi Rekam Medis, tetapi juga berlaku
bagi semua orang yang menangani rekam medis di Bagian Perawatan, Rawat
inapdan lain-lain.
Rekam medis yang asli tidak boleh dibawa keluar rumah sakitkecuali bila atas
perintah pengadilan, dengan surat kuasa khusus tertulis dari pimpinan rumah
sakit. Rekam medis tidak boleh diambil dari tempat penyimpanan untuk dibawa
kebagian lain dari rumah sakit, kecuali jika diperlukan untuk transaksi dalam
kegiatan rumah sakitApabila mungkin rekam medis ini hendaknya diperiksa
dibagian setiap waktu dapat dikeluarkan bagi mereka yang memerlukan
Bila suatu rekam medis diminta untuk dibawa ke pengadilan segala ikhtiar
hendaklah dilakukan supaya pengadilan menerima salinan fotocopy rekam medis
yang dimaksud Apabila hakim minta yang asli, tanda terima harus diminta dan
disimpan di folder sampai rekam medis yang asli tersebut kembali
Fakta bahwa seorang majikan telah membayar atau telah menyetujui untuk
membayar ongkos rumah sakit bagi seorang pegawainyatidak dapat dijadikan
alasan bagi rumah sakit untuk memberikan informasi medis pegawai tersebut
kepada majikan tadi tanpa surat kuasa/persetujuan tertulis dari pasien atau
walinya yang sah.