Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SISTEM INFOMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Rokiah Kusumapradja SKM, MHA

DISUSUN OLEH
Dhea Handyara (20220309153)
Eva Khodijah (20220309165)
Ayesha Riandra (20220309182)

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


JAKARTA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................1
Pendahuluan........................................................................................................................................2
Tujuan dan Manfaat............................................................................................................................2
Peran Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit...........................................................................2
Bagian Sistem Informasi SIMRS Terintegrasi..................................................................................3
Komponen Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit..................................................................3
Sistem Pencatatan atau Pelaporan Kesehatan Kementerian Kesehatan.........................................4
Faktor Penghambat Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit...................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................7

1
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

Pendahuluan
Pencatatan data dan informasi Rumah Sakit menjadi hal yang penting dan krusial dalam
manajemen Rumah Sakit, terutama yang berkaitan dengan pasien karena menjadi acuan penelusuran
informasi umum, riwayat penyakit, serta tindakan medis yang pernah diterima pasien. Pencatatan dan
pengolahan data dalam rumah sakit umumnya ditata dalam suatu sistem yang disebut Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS). Seiring dengan berkembangnya zaman, Sistem
Informasi Manajemen Rumah sakit kini dilakukan secara elektronik menggunakan beberapa tools
khusus sehingga dapat mengurangi penggunaan kertas yang akhirnya dapat meningkatkan efisiensi
dari segi biaya maupun proses pencatatan. Terlebih dengan adanya internet, sistem informasi dapat
diakses secara mudah oleh calon pasien, pasien, dan petugas tanpa harus datang ke rumah sakit,
sehingga dapat mempermudah komunikasi dan pertukaran informasi rekam medis dengan pihak
eksternal

Tujuan dan Manfaat


Tujuan SIMRS secara umum yaitu memberikan informasi yang akurat, tepat waktu untuk
pengambilan keputusan di seluruh bagian perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan
penilaian di Rumah Sakit.
Manfaat SIMRS antara lain :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui :
a. Efisiensi
b. Kemudahan
c. Standar praktik kedokteran yang baik dan benar
d. Dokumentasi yang auditable dan accountable
e. Mendukung pemasaran Rumah Sakit melalui aspek mutu, kecepatan, kenyamanan,
kepastian dan biaya
f. Mendukung koordinasi antar bagian di Rumah Sakit
g. Meningkatkan akses pelayanan Rumah Sakit dengan berbagai mitra potensial seperti
jamsostek, askes, dan instansi atau perusahaan lainnya
h. Meningkatkan profesionalisme manajemen Rumah Sakit
2. Mengambil keputusan
3. Menjadi fungsi kontrol yang konsisten
a. Budaya kerja
b. Pemahaman sistem
c. Pengurangan biaya administrasi
4. Meningkatkan pendapatan

2
Peran Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
SIMRS yang mencakup semua pelayanan kesehatan di semua tingkatan admiinistrasi dapat
memberikan informasi kepada pengelola untuk proses manajemen (pengumpulan, pengolahan,
penyajian dan analisas informasi ) di Rumah Sakit. Peran SIMRS sangatlah membantu dan efektif
dalam proses pelayanan di Rumah Sakit serta memudahkan seorang pimpinan dalam mengambil suatu
kebijakan secara cepat, tepat dan akurat berdasarkan informasi yang diperoleh.

Bagian Sistem Informasi SIMRS Terintegrasi


1. InformasI Billing sistem
a. Sistem informasi registrasi
b. Sistem informasi poliklinik
c. Sistem informasi gawat darurat
d. Sistem informasi laboratorium
e. Sistem informasi radiologi
f. Sistem informasi kamar operasi
g. Sistem informasi rawat inap
h. Sistem informasi rehab medik
2. Sistem informasi farmasi
a. Sistem informasi gudang
b. Sistem informasi apotek
3. Sistem informasi rekam medis
4. Sistem informasi kepegawaian
5. Sistem informasi keuangan dan akuntansi
6. Sistem informasi summary eksekutif
7. Sistem informasi administrator

Komponen Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


1. Input
a. Sumber data atau informasi untuk menunjang upaya kesehatan dan manajemen
kesehatan
b. Instrumen pencatatan data
c. Sumber daya (tenaga, biaya, fasilitas) untuk pengelolaan data dan informasi
2. Proses
a. Pengorganisasian dan tata kerja unit pengelolaan data termasuk aspek koordinasi,
integrasi dan kerjasama antar unit pelayanan dan pengelola data
b. Pengolahan data/informasi
3. Output
a. Pemanfaatan data/informasi untuk menunjang manajemen dan pengembangan
kegiatan pelayanan kesehatan Rumah Sakit

Alur Sistem Informasi Rekam Medis di Unit Pelaporan Rumah Sakit

3
Gambar 1 Alur Sistem Informasi Rekam Medis di Unit Pelaporan Rumah Sakitz

Sistem Pencatatan atau Pelaporan Kesehatan Kementerian Kesehatan


Berdasarkan Permenkes No.1171/menkes/per/VI/2011 tentang sistem informasi rumah sakit
(SIRS), rumah sakit wajib mengirimkan laporan kinerjanya secara online ke Kementerian Kesehatan
melalui aplikasi SIRS (SP2RS). SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan rumah sakit yang meliputi
data identitas RS, ketenagakerjaan, rekapitulasi pelayanan, kompilasi penyakit/morbiditas pasien
rawat inap dan rawat jalan. Sejak 2015, SIRS diganti menjadi SP2RS (Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu Rumah Sakit) dikarenakan rata-rata pelaporan tahun 2013 dan 2014 kurang dari
40% dimana seharusnya target yang dicapai 100%. Berdasarkan Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI
(2015), SP2RS adalah suatu sistem pencatatan dan pelaporan data rumah sakit dari rumah sakit dan
dilaporkan ke Kemenkes RI yang dapat dilakukan monitoring dan evaluasi oleh Dinkes
Kabupaten/Kota, Dinkes Provinsi untuk disajikan ke Kemenkes RI. Selain itu SP2RS dapat diakses
secara offline dan online, berbeda dengan SIRS yang hanya dapat diakses secara online. SP2RS
offline akan menghasilkan data XML yang nantinya data tersebut akan dikirimkan oleh pihak RS
melalui SP2RS online yang berada dan dimiliki Kemenkes RI
Tabel 1 Perkembangan Sistem Pelaporan Rumah Sakit

No Tahun Perkembangan Sistem Pelaporan Rumah Sakit


1 1952 Sistem Pelaporan Rumah Sakit
2 1972 Sistem Pelaporan Rumah Sakit revisi I (SK Menkes 651/1972)
3 1979 Sistem Pelaporan Rumah Sakit revisi II
4 1984 Sistem Pelaporan Rumah Sakit revisi III (KMK RI
No.691A/MENKES/SK/XII/84)
5 1997 Sistem Pelaporan Rumah Sakit revisi IV (Keputusan Dirjen Pelayanan
Kesehatan No. HK.00.05.1.4.5482)
6 2003 Sistem Pelaporan Rumah Sakit revisi V (Sistem Informasi Rumah Sakit :
KMK RI No. 1410/MENKES/SK/X/2003)
7 2011 Sistem Informasi Rumah Sakit : PMK No. 1171/MENKES/PER/VI/2011

Dalam perkembangannya, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit diatur beberapa aturan
resmi yang berlaku secara nasional seperti Undang-undang, Peraturan Kementrian, dan aturan
lainnya.

 PERMENKES 269/MENKES/PER/III/2008 TENTANG REKAM MEDIS


o Pasal 2 ayat 1 dikatakan bahwa “Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap
dan jelas atau secara elektronik”. Jelas bagi kita bahwa RM wajib dibuat lengkap oleh
pemberi pelayanan baik dengan menggunakan media kertas ataupun elektronik

4
o Pasal 5 Bab III tentang Tata Cara Penyelenggaraan dikatakan bahwa Setiap dokter
dan dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.
Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi seluruhnya setelah pasien menerima
pelayanan. Pembuatan RM dilaksanakan melalui pencatatan dan pendokumentasian
hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien
 Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
o Pasal 39 dikatakan bahwa rumah sakit wajib melakukan audit kinerja dan audit
medis. Pelaksanaan audit medis memerlukan RM yang lengkap, akurat dan konsisten.
Hal ini dapat tercapai bila dilakukan audit kelengkapan RM
o Pasal 52 menyatakan bahwa “Setiap Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan
pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit”. Berarti pencatatan RM merupakan suatu
kewajiban untuk disediakan dan dilengkapi.
 PERMENKES NO.290/MENKES/PER/III/2008 Tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran Persetujuan Tindakan Kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien
atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan
kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien. Semua tindakan
tersebut wajib dijelaskan lebih dahulu dan disetujui sebelum dilakukan.
 PERMENKES NO.1171/MENKES/PER/VI/2011
o Pasal 1
 Setiap rumah sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS)
 SIRS sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah suatu proses pengumpulan,
penyajian data rumah sakit
o Pasal 2
 SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan rumah sakit kepada kementerian
kesehatan yang meliputi:
 Data identitas rumah sakit
 Data kepegawaian
 Data rekapitulasi kegiatan pelayanan
 Data kompilasi penyakit atau morbiditas pasien rawat inap
 Data kompilasi penyakit atau morbiditas pasien rawat jalan
 Untuk dapat menggunakan aplikasi sebagaimana dimaksud, setiap RS wajib
melakukan registrasi Kementerian Kesehatan
 Registrasi sebagaimana dimaksud merupakan pencatatan dasar RS pada
Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan nomor identitas rumah sakit
yang berlaku secara nasional
 Registrasi sebagaimana dimaksud dilakukan secara online pada situs resmi
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
o Pasal 3, Penyelenggaraan SIRS bertujuan untuk:
 Merumuskan kebijakan di bidang Perumahsakitan
 Menyajikan informasi RS secara nasional
 Melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan rumah
sakit secara nasional
o Pasal 4
 Pelaporan SIRS terdiri dari pelaporan yang bersifat
 terbarukan setiap saat (updated)
 Pelaporan yang bersifat periodik

5
 Pelaporan SIRS yang bersifat terbarukan setiap saat (updated) ditetapkan
berdasarkan berdasarkan kebutuhan informasi untuk pengembangan program
dan kebijakan dalam bidang perumahsakitan
 Pelaporan SIRS yang bersifat periodik dilakukan 2 kali dalam 1 tahun
 Sifat pelaporan SIRS ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan
Tabel 2 Peraturan terkait Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Tahun Peraturan
2004 UU Praktik Kedokteran No.29 2004
2008 Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis
2008 Permenkes No.290/Menkes/Per/III/2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
2009 UU No.44/2009 tentang Rumah Sakit
2022 Permenkes No. 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis

Faktor Penghambat Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


Faktor Penghambat dalam Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit diantaranya:
1. Faktor teknis
Terdiri dari aspek hardware dan software, dimana bukan pada spesifikasi teknis kemampuan
komputer melainkan pada koneksi jaringannya. Pada beberapa komputer ditemui instalasi
tidak sempurna. Sedangkan dari aspek database dimana database tidak bisa terintegrasi
dengan bagian lain.
2. Faktor non teknis
Tidak adanya tenaga teknisi, rendahnya motivasi dan kualitas SDM pengguna. Pihak
pengembang SIM, belum memiliki prosedur kerja, struktur organisasi, manajemen proyek
yang kurang baik.

6
DAFTAR PUSTAKA

Handayani PW, Hidayanto AN, Pinem AA, Hapsari IC, Azzahro F, Sandhyaduhita PI, Ayuningtiyas D.
2022. Pengantar Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Depok (ID):
RajaGrafindo
Kementerian Kesehatan RI. 2008. Peraturan Menteri Nomor 269 tahun 2008
Kementerian Kesehatan RI. 2008. Peraturan Menteri Nomor 290 tahun 2008
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Nomor 1171 tahun 2011
Rustiyanto E. 2012. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang Terintegrasi. Yogyakarta (ID):
Gosyen Publishing
Undang-Undang. 2009. Undang-undang Nomor 44 tahun 2009

Anda mungkin juga menyukai