Anda di halaman 1dari 20

RANCANGAN MODEL SISTEM E-HOSPITAL UNTUK

OPTIMALISASI UTILITAS FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

DOSEN PEMBIMBING:
DR. DRS. DADANG KUSNADI, MARS

MATA KULIAH:
SISTEM INFORMASI E – HOSPITAL

DISUSUN KELOMPOK 4 :

BIMA EWANDO KABAN(71211130)


DESSY MAYA KARTIKA EKA PUTRI (71211138)
ELLY NAWANGSIH (71211146)
ERIH WILIASARI (71211151)
FARAH AISA MEGA IFANI (71211155)
INA ASMISARI SYAWALINA (71211168)

MAGISTER MANAJEMEN
KONSENTRASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA
2023
I. JUDUL PROPOSAL:
“RANCANGAN MODEL SISTEM E-HOSPITAL UNTUK OPTIMALISASI
UTILITAS FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN”

II. DASAR HUKUM DAN REGULASI DARI PERANCANGAN MODEL


SISTEM E HOSPITAL DI UTILITAS
Dasar hukum dan regulasi perancangan model sistem E-Hospital di rumah
sakit Indonesia dapat merujuk pada beberapa peraturan dan pedoman yang berlaku
pada tahun pengetahuan saya (hingga September 2021). Beberapa dasar hukum dan
regulasi yang relevan meliputi:
1) Undang-Undang Kesehatan: Dasar hukum utama untuk layanan kesehatan di
Indonesia adalah Undang-Undang Kesehatan, seperti UU No. 36 Tahun
2009. Undang-undang ini mengatur berbagai aspek kesehatan, termasuk
penggunaan teknologi informasi dalam sistem kesehatan.
2) Peraturan Kementerian Kesehatan: Kementerian Kesehatan Indonesia telah
menerbitkan berbagai peraturan terkait manajemen rumah sakit dan
pelayanan kesehatan. Misalnya, Peraturan Menteri Kesehatan No. 269 Tahun
2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
3) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2013
Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Dalam PMK ini
menjelaskan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya
disingkat SIMRS adalah suatu system teknologi informasi komunikasi yang
memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah
Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi
untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian
dari Sistem Informasi Kesehatan. Setiap Rumah Sakit wajib
menyelenggarakan SIMRS.
4) Pedoman Teknologi Informasi Kesehatan: Kementerian Kesehatan juga telah
menerbitkan pedoman terkait penggunaan teknologi informasi dalam sektor
kesehatan, seperti Pedoman Teknologi Informasi Kesehatan Tahun 2014.
5) Kebijakan Rumah Sakit: Setiap rumah sakit mungkin memiliki kebijakan
internal terkait penggunaan sistem E-Hospital, yang harus mematuhi
peraturan pemerintah dan standar industri.
6) Standar Internasional: Selain peraturan nasional, rumah sakit di Indonesia
juga dapat merujuk pada standar internasional seperti HL7, ICD-10, dan
CPOE (Computerized Physician Order Entry) untuk mengembangkan sistem
E-Hospital yang sesuai dengan standar global.
Penting untuk selalu memastikan bahwa sistem E-Hospital yang
dirancang mematuhi semua regulasi yang berlaku dan menjaga keamanan
data pasien serta standar kualitas layanan kesehatan. Dalam pengembangan
model sistem E-Hospital, konsultasikan dengan ahli hukum kesehatan dan
profesional TI yang berpengalaman untuk memastikan kepatuhan penuh
terhadap regulasi yang berlaku. Selain itu, regulasi dan pedoman dapat
berubah dari waktu ke waktu, jadi pastikan untuk memperbarui pengetahuan
Anda sesuai dengan perkembangan terbaru dalam industri
kesehatan di Indonesia.

III. LATAR BELAKANG DAN ALASAN PERANCANGAN MODEL SISTEM E –


HOSPITAL
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat
SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk
jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh
informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi
Kesehatan.
Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data,
informasi, indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan sumber daya manusia yang
saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau
keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan Kesehatan.
Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan SIMRS. Penyelenggaraan
SIMRS dapat menggunakan aplikasi dengan kode sumber terbuka (open source)
yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan atau menggunakan aplikasi yang
dibuat oleh Rumah Sakit.
Aplikasi penyelenggaraan SIMRS yang dibuat oleh Rumah Sakit harus
memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan oleh Menteri. Setiap Rumah Sakit
harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan SIMRS. Pelaksanaan
pengelolaan dan pengembangan SIMRS harus mampu meningkatkan dan
mendukung proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang meliputi:
a. kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan efisiensi,
kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional;
b. kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan identifikasi masalah
dan kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan manajerial;
c. budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman sistem dan
pengurangan biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi.

Sistem E-hospital adalah sebuah solusi teknologi informasi yang bertujuan


untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Di
Indonesia, ada beberapa latar belakang yang mendorong perancangan model sistem
E-hospital:
1) Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit Kronis: Pertumbuhan penduduk
Indonesia yang cepat dan meningkatnya angka penyakit kronis
menimbulkan tekanan pada sistem kesehatan. Dengan populasi yang besar,
diperlukan sistem yang efisien untuk mengelola data pasien, mengakses
rekam medis, dan mengatur layanan kesehatan.
2) Aksesibilitas Terbatas: Akses ke pelayanan kesehatan yang berkualitas
masih terbatas di banyak daerah Indonesia. Sistem E-hospital dapat
membantu mengatasi masalah ini dengan memungkinkan konsultasi jarak
jauh dan pemantauan pasien secara online.
3) Meningkatkan Administrasi Rumah Sakit: Proses administrasi rumah sakit,
seperti manajemen jadwal, inventarisasi obat, dan keuangan, dapat
ditingkatkan melalui penerapan sistem E-hospital, yang dapat menghemat
waktu dan sumber daya.
4) Standar Internasional: Perkembangan standar internasional dalam pelayanan
kesehatan dan manajemen data pasien menuntut adopsi teknologi yang lebih
canggih untuk menjaga kualitas pelayanan dan keamanan data pasien.

Alasan Perancangan Model Sistem E-hospital:


Ada beberapa alasan kuat untuk merancang model sistem E-hospital di
Indonesia:
1) Peningkatan Kualitas Pelayanan: Sistem E-hospital dapat memungkinkan
penyedia layanan kesehatan untuk memberikan perawatan yang lebih baik
dengan mengakses data pasien dengan cepat, mengurangi kesalahan
manusia, dan memantau pasien secara efisien.
2) Efisiensi Operasional: Automatisasi proses administrasi dan manajemen
rumah sakit dapat menghemat waktu dan biaya, serta mengurangi kesalahan
yang disebabkan oleh tugas manual.
3) Akses Kesetaraan: Sistem ini dapat memperbaiki aksesibilitas terhadap
layanan kesehatan di daerah terpencil atau terisolasi dengan memungkinkan
konsultasi jarak jauh dan pengiriman hasil uji ke daerah yang lebih jauh.
4) Keamanan Data: Dengan penerapan standar keamanan data yang tinggi,
sistem E-hospital dapat membantu melindungi informasi sensitif pasien dan
mematuhi regulasi privasi data
Sistem utilitas rumah sakit dan sistem e-hospital adalah dua komponen yang
penting dalam operasional dan pengelolaan rumah sakit modern.
 Sistem Utilitas Rumah Sakit:
Sistem utilitas rumah sakit merujuk pada infrastruktur dan fasilitas yang
mendukung operasional rumah sakit. Ini mencakup pasokan listrik, air
bersih, penyediaan gas medis, sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air
Conditioning), sistem sanitasi, dan lain sebagainya. Infrastruktur ini penting
untuk menjaga kenyamanan pasien, keamanan, dan kualitas perawatan di
rumah sakit.
 Sistem e-Hospital:
Sistem e-hospital adalah sistem manajemen informasi rumah sakit yang
berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Ini mencakup perangkat
lunak, perangkat keras, dan jaringan yang digunakan untuk mengotomatisasi
dan mengintegrasikan berbagai aspek operasional rumah sakit, seperti
pengelolaan pasien, rekam medis elektronik, jadwal perawat, inventaris obat,
dan lain sebagainya. Sistem e-hospital bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi, akurasi, dan aksesibilitas data dan informasi dalam rumah sakit.

Mereka memiliki hubungan yang erat karena keduanya berkontribusi pada


penyelenggaraan perawatan kesehatan yang efisien dan berkualitas. Berikut adalah
beberapa cara hubungan antara kedua sistem ini:
1) Integrasi Data Pasien: Sistem e-hospital biasanya mencakup rekam medis
elektronik (EHR) yang mencatat data medis pasien. Data ini dapat
digunakan oleh sistem utilitas rumah sakit, seperti sistem manajemen pasien
atau sistem informasi kesehatan (HIS), untuk memantau dan mengelola
pasien dengan lebih baik.
2) Monitoring Pasien: Sistem e-hospital dapat digunakan untuk memantau
pasien secara real-time, mengirimkan data vital dan informasi penting
tentang kondisi pasien ke sistem utilitas rumah sakit. Hal ini memungkinkan
tenaga medis untuk merespons dengan cepat jika ada perubahan dalam
kondisi pasien.
3) Pengelolaan Sumber Daya: Sistem e-hospital dapat membantu rumah sakit
dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya, seperti tenaga kerja,
peralatan medis, dan persediaan obat-obatan. Sistem utilitas rumah sakit
dapat menggunakan informasi ini untuk memastikan bahwa sumber daya
yang diperlukan tersedia pada waktu yang tepat.
4) Manajemen Janji dan Pendaftaran: Sistem utilitas rumah sakit, terutama
dalam hal administrasi, dapat berinteraksi dengan sistem e-hospital untuk
mengatur janji dan pendaftaran pasien. Pasien dapat mendaftar secara online
melalui sistem e-hospital dan sistem utilitas rumah sakit dapat mengelola
jadwal dengan lebih efisien.
5) Pembayaran dan Penagihan: Sistem utilitas rumah sakit juga terkait dengan
proses pembayaran dan penagihan. Data yang tercatat dalam sistem e-
hospital, seperti layanan medis yang diberikan dan biaya yang terkait, dapat
digunakan dalam sistem utilitas rumah sakit untuk menghasilkan tagihan
kepada pasien atau pihak asuransi.
6) Manajemen Stok: Sistem e-hospital dapat memberikan informasi tentang
persediaan obat-obatan dan peralatan medis yang tersedia. Sistem utilitas
rumah sakit dapat menggunakan informasi ini untuk mengelola stok dengan
lebih efisien, menghindari kekurangan atau kelebihan persediaan yang tidak
perlu.
7) Analisis Data: Kedua sistem ini dapat digunakan untuk mengumpulkan data
tentang kinerja rumah sakit, efektivitas perawatan, dan kepuasan pasien.
Data ini kemudian dapat digunakan untuk analisis dan perbaikan
berkelanjutan dalam penyelenggaraan layanan kesehatan.
8) Keamanan Data: Sistem e-hospital mengandung data medis yang sangat
sensitif. Infrastruktur utilitas, termasuk perlindungan listrik dan keamanan
fisik, harus terjamin untuk melindungi data ini dari gangguan dan kerusakan.
9) Efisiensi Operasional: Kedua sistem ini bekerja bersama-sama untuk
meningkatkan efisiensi operasional rumah sakit. Sistem e-hospital
membantu dalam pengelolaan pasien dan sumber daya secara lebih efisien,
sementara sistem utilitas menyediakan dukungan yang diperlukan untuk
menjalankan sistem e-hospital dengan baik.
10) Integrasi Informasi: Sistem e-hospital membutuhkan akses yang stabil dan
terjamin ke listrik, jaringan komunikasi, dan infrastruktur lainnya. Tanpa
dukungan sistem utilitas yang handal, sistem e-hospital tidak dapat berfungsi
dengan baik.
11) Kenyamanan Pasien: Sistem utilitas, seperti sistem HVAC, memainkan
peran penting dalam menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien.
Sistem e-hospital dapat digunakan untuk mengontrol aspek-aspek ini secara
otomatis guna memastikan pasien merasa nyaman selama perawatan
mereka.

Integrasi yang baik antara sistem utilitas rumah sakit dan sistem e-hospital
dapat meningkatkan efisiensi, pengelolaan sumber daya yang lebih baik, dan
perawatan pasien yang lebih berkualitas di rumah sakit. Hal ini membantu rumah
sakit untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik kepada pasien mereka.
Kebutuhan utilitas infrastruktur jaringan komputer kedepan bukan hanya
untuk kebutuhan Sistem informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan
untuk berbagai hal, seperti jalur telepon IP, CCTV, Intelegent Building, Medical
Equipment dan lain-lain. Untuk mendukung pelayanan tersebut, maka utilitas
infrastruktur jaringan komunikasi data yang disyaratkan adalah:
1) Meningkatkan unjuk kerja dan memudahkan untuk melakukan manajemen
lalu lintas data pada jaringan komputer, seperti utilisasi, segmentasi jaringan,
dan security.
2) Membatasi broadcase domain pada jaringan, duplikasi IP address dan
segmentasi jaringan menggunakan VLAN (virtual LAN) untuk setiap
gedung dan atau lantai.
3) Memiliki jalur backbone fiber optik dan backup yang berbeda jalur, pada
keadaan normal jalur backup digunakan untuk memperkuat kinerja
jaringan/redudant, tapi dalam keadaan darurat backup jaringan dapat
mengambil alih kegagalan jaringan.
4) Memanfaatkan peralatan aktif yang ada, baik untuk melengkapi kekurangan
sumber daya maupun sebagai backup.
5) Dianjurkan pemasangan oleh vendor jaringan yang tersertifikasi (baik
perkabelan maupun perangkat aktif).
6) Dokumentasi sistem jaringan lengkap (perkabelan, konfigurasi, uji coba, dan
sejenisnya) baik hardcopy maupun softcopy.
7) Mengingat penggunaan jaringan yang komplek kedepan, maka perangkat
aktif mengharuskan pengelolaan bertingkat, seperti adanya:
a) core switch yang merupakan device vital dalam local area network di
Rumah Sakit dimana core switch ini sebagai bacbone lan dan sentral
switch yang berperan dalam prosessing semua paket dengan
memproses atau men-switch traffic secepat mungkin).
b) distribution switch yang merupakan suatu device antara untuk
keperluan pendistribusian akses antar core switch dengan access
switch pada masing-masing gedung, dimana antara sebaiknya
distribution switch dan core switch terhubung melalui fiber optic.
c) acces switch yang merupakan suatu device yang menyediakan user
port untuk akses ke network.

IV. MAKSUD DAN TUJUAN PERANCANGAN MODEL SYSTEM E –


HOSPITAL
Perancangan model sistem E-Hospital dalam utilitas merujuk kepada
pembangunan sistem hospital berbasis elektronik untuk meningkatkan efisiensi dan
kualitas layanan kesehatan. Berikut adalah maksud dan tujuan utama dari
perancangan model tersebut:
 Maksud:
1) Meningkatkan Pelayanan: Maksud utama dari sistem E-Hospital adalah
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan menyediakan akses
yang lebih mudah dan cepat bagi pasien untuk mendapatkan perawatan
medis yang diperlukan.
2) Pengelolaan Data: Mengintegrasikan dan mengelola data pasien, catatan
medis, jadwal dokter, dan inventaris obat secara efisien dalam lingkungan
digital untuk memudahkan pengambilan keputusan medis.
3) Penghematan Waktu: Mengurangi waktu tunggu pasien, administrasi
manual, dan proses non-efisien lainnya untuk menghemat waktu baik bagi
pasien maupun staf medis.

 Tujuan:
1) Pendaftaran dan Manajemen Pasien: Memungkinkan pasien untuk mendaftar
secara online, membuat janji, dan melihat catatan medis mereka dengan
mudah. Tujuannya adalah meningkatkan aksesibilitas pasien terhadap
perawatan.
2) Manajemen Inventaris dan Obat: Mengelola persediaan obat dan peralatan
medis secara efisien untuk memastikan pasien selalu memiliki akses ke obat-
obatan yang diperlukan.
3) Integrasi Informasi: Mengintegrasikan berbagai sistem dan data, seperti data
laboratorium, radiologi, dan catatan medis, sehingga dokter dapat membuat
diagnosis yang lebih akurat dan berbasis bukti.
4) Keamanan Data: Melindungi data medis pasien dengan standar keamanan
yang tinggi untuk memastikan kerahasiaan dan integritasnya.
5) Efisiensi Operasional: Mengurangi biaya operasional, menghemat waktu staf
medis, dan meningkatkan produktivitas melalui otomatisasi proses dan
penggunaan teknologi.
6) Peningkatan Kualitas Pelayanan: Meningkatkan kualitas perawatan medis
dengan memberikan informasi yang lebih akurat dan tepat waktu kepada
dokter, serta mengurangi risiko kesalahan manusia.

Dengan demikian, perancangan model sistem E-Hospital bertujuan untuk


mengoptimalkan pelayanan kesehatan dan manajemen rumah sakit dengan
memanfaatkan teknologi informasi untuk keuntungan pasien dan
efisiensi operasional.

V. KERANGKA PERANCANGAN MODEL SISTEM E – HOSPITAL


Rancangan sistem E-Hospital akan melibatkan langkah-langkah berikut:
1) Identifikasi kebutuhan pengguna dan stakeholder.
2) Pengembangan database pasien yang terintegrasi.
3) Implementasi sistem pencatatan medis elektronik.
4) Integrasi sistem dengan perangkat medis dan laboratorium.
5) Pelatihan staf medis dan administratif dalam penggunaan sistem.
Rencana Implementasi
Pengembangan sistem E-Hospital akan dilakukan dalam beberapa tahap,
dengan jadwal yang terperinci. Setiap tahap akan melibatkan pengujian dan
evaluasi yang cermat sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.
Kerangka perancangan ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dan
lingkungan operasional rumah sakit atau utilitas kesehatan. Selain itu, pastikan
untuk mematuhi semua peraturan dan regulasi yang berlaku dalam industri
perawatan kesehatan di wilayah rumah sakit.
START

PLANNING
(MENENTUKAN TOPIK)

IDENTIFICATION
-MENENTUKAN TARGET
PASAR
- MENENTUKAN KLIEN)

PROCESS
MEMBANGUN SISTEM
E-HOSPITAL

RESULT

EVALUASI

VI. PERANCANGAN MODEL SISTEM E – HOSPITAL DENGAN SWOT


ANALYSIS
Perancangan model dapat dilakukan sesuai dengan faktor analisis eketernal
dan faktor analisis eketernal sesuai analisis SWOT untuk dapat meningkatan mutu
dan kualitas Rumah sakit dengan sistem E-Hospital menggunakan SWOT.
Bagan Perencanaan sistem E hospital menggunakan Analisis SWOT
FACTOR INTERNAL FACTOR EKSTERNAL
STRENGTH OPPORTUNITY

Strengths (Kelebihan) dalam sistem E-Hospital Peluang (Opportunities) dalam sistem E-Hospital
adalah faktor-faktor positif atau aspek kuat yang adalah faktor-faktor eksternal yang dapat
membuat sistem tersebut menjadi unggul. Beberapa dimanfaatkan oleh sistem tersebut. Beberapa
contoh kelebihan dalam E-Hospital dapat meliputi: peluang dalam konteks E-Hospital adalah:

1. Efisiensi Operasional: Sistem E-Hospital dapat 1. Pertumbuhan Permintaan Layanan Kesehatan


meningkatkan efisiensi dalam administrasi, Online: Semakin banyak orang mencari layanan
manajemen pasien, dan alokasi sumber daya, kesehatan secara online, terutama setelah
mengurangi waktu tunggu pasien. pengalaman pandemi COVID-19. Ini adalah
peluang untuk mengakuisisi lebih banyak pasien
2. Akses Cepat ke Informasi Pasien: Rekam Medis dan memberikan layanan yang lebih luas.
Elektronik (EMR) memungkinkan dokter dan staf
medis untuk dengan cepat mengakses riwayat 2. Kemitraan dengan Asuransi Kesehatan: E-
medis pasien, yang dapat meningkatkan diagnosis Hospital dapat menjalin kemitraan dengan
dan pengobatan. perusahaan asuransi kesehatan untuk memberikan
layanan yang lebih terjangkau kepada pasien yang
3. Peningkatan Kualitas Layanan: Dengan fitur diasuransikan. Ini dapat meningkatkan pangsa pasar
telemedicine, E-Hospital memungkinkan konsultasi dan meningkatkan kerjasama.
jarak jauh, yang dapat meningkatkan kualitas
layanan, terutama di daerah terpencil. 3. Pengembangan Fitur Tambahan: Sistem E-
Hospital dapat dikembangkan dengan fitur-fitur
4. Manajemen Inventaris: Sistem manajemen tambahan seperti manajemen janji, peringatan obat,
inventaris yang otomatis membantu mengelola stok atau analisis data pasien. Ini dapat meningkatkan
obat dan peralatan kesehatan dengan lebih efisien, nilai tambah sistem dan menjawab kebutuhan yang
menghindari kekurangan atau kelebihan persediaan. berkembang.

5. Peningkatan Keamanan Data: E-Hospital dapat 4. Penggunaan Teknologi Terbaru: Memanfaatkan


dilengkapi dengan tingkat keamanan data yang teknologi terbaru seperti kecerdasan buatan (AI)
tinggi, menjaga privasi informasi medis pasien untuk diagnosis, pemantauan pasien, atau chatbot
dengan baik. medis untuk memberikan informasi kesehatan real-
time adalah peluang untuk meningkatkan efisiensi
6. Penghematan Biaya: Meskipun memerlukan dan kualitas layanan.
investasi awal, E-Hospital dapat membantu
mengurangi biaya administrasi jangka panjang 5. Pelayanan Kesehatan Jarak Jauh: Terutama di
melalui otomatisasi dan efisiensi. daerah terpencil atau yang sulit diakses, E-Hospital
dapat memperluas jangkauan layanan dengan
7. Layanan 24/7: Pasien dapat mengakses layanan telemedicine. Ini adalah peluang untuk mencapai
kesehatan dan informasi mereka kapan saja, tanpa lebih banyak pasien di lokasi yang sulit dijangkau.
terbatas oleh jam operasional klinik atau rumah
sakit. 6. Pendekatan Preventif: Menggunakan data pasien
yang terkumpul dalam sistem E-Hospital untuk
8. Pemantauan Jarak Jauh: E-Hospital menerapkan strategi preventif dan manajemen
memungkinkan pemantauan jarak jauh pasien penyakit kronis adalah peluang untuk meningkatkan
dengan kondisi kronis, meningkatkan perawatan kesehatan dan kualitas hidup pasien.
preventif dan manajemen penyakit.
7. Ekspansi Geografis: E-Hospital dapat
mempertimbangkan untuk memperluas operasi ke
Kelebihan-kelebihan ini adalah beberapa contoh wilayah geografis yang lebih luas atau ke pasar
yang dapat dimiliki oleh sistem E-Hospital dan internasional, terutama jika ada permintaan untuk
dapat memberikan manfaat signifikan bagi pasien layanan kesehatan online di wilayah-wilayah
dan penyedia layanan kesehatan. tersebut.

8. Kemajuan Teknologi Medis: Kemajuan dalam


teknologi medis seperti perangkat monitoring pasien
yang canggih dapat meningkatkan kapabilitas E-
Hospital untuk memberikan layanan yang lebih
baik.

Pengidentifikasian dan pemanfaatan peluang-


peluang ini dapat membantu sistem E-Hospital
untuk tumbuh dan berkembang, meningkatkan
pelayanan kepada pasien, dan mencapai kesuksesan
jangka panjang.

WEAKNESS THREATH

Kekurangan (Weaknesses) dalam sistem E-Hospital Ancaman (Threats) dalam sistem E-Hospital adalah
adalah faktor-faktor internal atau aspek yang faktor-faktor eksternal yang dapat menghambat atau
membatasi sistem tersebut. Berikut adalah beberapa mengancam kelangsungan sistem tersebut. Beberapa
contoh kekurangan yang dapat ada dalam sistem E- contoh ancaman dalam konteks E-Hospital meliputi:
Hospital:
1. Perubahan Regulasi Kesehatan: Perubahan dalam
1. Biaya Implementasi Awal: Implementasi sistem regulasi dan kebijakan kesehatan dapat
E-Hospital memerlukan investasi awal yang memengaruhi cara E-Hospital beroperasi. Ketentuan
signifikan dalam infrastruktur teknologi, perangkat baru atau perubahan regulasi dapat memerlukan
lunak, dan pelatihan staf medis dan administratif. penyesuaian yang signifikan dalam sistem.

2. Pelatihan Staf: Diperlukan waktu dan sumber 2. Persaingan dari Penyedia Kesehatan Tradisional:
daya yang signifikan untuk melatih staf medis dan Rumah sakit dan klinik tradisional juga dapat
administratif dalam menggunakan sistem E- meningkatkan layanan online mereka, menjadi
Hospital dengan efektif, yang bisa mengganggu pesaing langsung bagi E-Hospital. Persaingan ini
produktivitas awal. dapat mempengaruhi pangsa pasar.

3. Masalah Keamanan Data: Sistem E-Hospital 3. Ancaman Keamanan Siber: Data medis yang
menghadapi risiko potensial terhadap pelanggaran disimpan dalam sistem E-Hospital dapat menjadi
keamanan data pasien jika tidak dilindungi dengan target serangan siber. Ancaman seperti peretasan
baik. Ini mencakup risiko peretasan data medis data, ransomware, atau serangan siber lainnya dapat
yang dapat membahayakan privasi pasien. membahayakan privasi pasien dan kelancaran
operasi.
4. Tingkat Keahlian Teknologi: Sistem E-Hospital
memerlukan personel yang memiliki pemahaman 4. Ketergantungan pada Teknologi: Terlalu
dan keterampilan dalam teknologi informasi bergantung pada teknologi dapat membuat E-
kesehatan. Kekurangan personel berpengalaman Hospital rentan terhadap gangguan teknis atau
dalam bidang ini dapat menjadi masalah. kegagalan sistem, yang dapat mengganggu
pelayanan kepada pasien.
5. Ketergantungan pada Teknologi: Terlalu
bergantung pada teknologi dapat membuat sistem 5. Penerimaan Pasien: Beberapa pasien mungkin
rentan terhadap gangguan teknis seperti gangguan lebih memilih layanan kesehatan tradisional dan
listrik atau masalah jaringan. tidak nyaman dengan penggunaan teknologi.
Penerimaan pasien terhadap layanan E-Hospital
6. Kesulitan Interoperabilitas: Terkadang, sistem E- dapat menjadi hambatan.
Hospital mungkin sulit berintegrasi dengan sistem
lain yang digunakan oleh rumah sakit atau penyedia 6. Kehilangan Koneksi Internet: Di daerah-daerah
layanan kesehatan lainnya, yang dapat menghambat dengan koneksi internet yang tidak stabil atau
berbagi informasi dan kolaborasi. terbatas, E-Hospital mungkin tidak dapat beroperasi
dengan baik.
7. Keandalan Jaringan Internet: Layanan kesehatan
online memerlukan koneksi internet yang andal, 7. Ketersediaan Teknologi: Tidak semua pasien
yang mungkin tidak selalu tersedia di semua memiliki akses ke perangkat komputer atau
wilayah, terutama di daerah terpencil. smartphone yang diperlukan untuk menggunakan
layanan E-Hospital. Hal ini dapat membatasi
8. Kesulitan dalam Merespons Kondisi Darurat: jangkauan layanan.
Dalam situasi darurat, seperti bencana alam atau
insiden keamanan, sistem E-Hospital mungkin tidak 8. Pemantauan Keamanan dan Kepatuhan:
selalu dapat merespons dengan cepat dan efektif. Pemantauan dan memastikan keamanan data pasien
serta kepatuhan dengan regulasi adalah tantangan
9. Penyelarasan dengan Regulasi: Penyedia layanan yang terus-menerus.
E-Hospital harus mematuhi peraturan dan regulasi
yang berlaku, yang dapat menjadi rumit dan 9. Resistensi Internal: Staf medis atau administratif
berpotensi menghambat inovasi. yang sudah terbiasa dengan cara kerja tradisional
mungkin resisten terhadap adopsi teknologi E-
10. Resistensi Perubahan: Staf medis atau Hospital.
administratif yang sudah terbiasa dengan proses
manual mungkin resisten terhadap perubahan 10. Penggunaan Data yang Tidak Etis: Ada potensi
menuju sistem E-Hospital. untuk penyalahgunaan data pasien atau penggunaan
data medis secara tidak etis oleh pihak internal atau
Penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi eksternal.
kekurangan-kekurangan ini dengan strategi yang
sesuai agar sistem E-Hospital dapat berfungsi Mengidentifikasi ancaman ini adalah langkah
secara optimal dan memberikan manfaat terbaik penting dalam merencanakan strategi untuk
kepada pasien dan penyedia layanan kesehatan. melindungi dan mengoptimalkan sistem E-Hospital.
Itu juga dapat membantu dalam pengembangan
solusi yang meminimalkan risiko dan mengatasi
potensi hambatan.

VII. KENDALA DAN HAMBATAN DALAM MODEL SISTEM E – HOSPITAL


Kendala atau hambatan dalam membuat perancangan model sistem
elektronik rumah sakit:
1) Kurangnya Sumber Daya Manusia Terlatih :
Mendapatkan dan mempertahankan SDM yang terlatih untuk mengelola
serta memelihara sistem elektronik rumah sakit merupakan tantangan utama.
Keterampilan teknis yang diperlukan seringkali sulit ditemukan, dan
mempertahankan mereka dalam lingkungan yang kompetitif dapat menjadi
lebih sulit lagi.
2) Resistensi Pengguna:
Staf kesehatan di rumah sakit kadang mengalami resistensi terhadap
penggunaan sistem elektronik karena kurangnya pengenalan dan pelatihan
yang memadai. Hal ini dapat menghambat penerapan teknologi yang
sebenarnya dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan kesehatan.
3) Kesadaran dan Pendidikan SDM:
Kesadaran akan pentingnya sistem elektronik dalam operasi rumah sakit
mungkin tidak tersadari oleh seluruh staf. Kurangnya pemahaman dan
pendidikan mengenai manfaatnya dapat menjadi kendala serius dalam
mengadopsi teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi pelayanan
kesehatan.
4) Infrastruktur yang Tidak Memadai:
Di beberapa kasus, rumah sakit mungkin menghadapi keterbatasan
infrastruktur teknologi untuk mendukung sistem elektronik yang kompleks,
terutama di daerah-daerah yang kurang berkembang atau terpencil. Hal ini
dapat menjadi kendala signifikan dalam mengimplementasikan teknologi
modern untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
5) Kendala Teknis:
Masalah teknis seperti konektivitas yang tidak stabil, distribusi jaringan
yang tidak merata, atau kualitas pelayanan yang kurang optimal di fasilitas
kesehatan dapat menjadi hambatan serius dalam implementasi sistem
elektronik rumah sakit. Hal ini dapat mempengaruhi efisiensi dan efektivitas
operasional secara keseluruhan.
6) Keselarasan dengan Kebijakan Regulasi:
Sistem elektronik rumah sakit wajib mematuhi kebijakan, regulasi, dan
standar yang ditetapkan oleh pemerintah dan lembaga pengawas kesehatan.
Ketidaksesuaian dengan regulasi dapat mengakibatkan kendala serius dalam
operasional dan dapat berdampak pada pelayanan kesehatan yang diberikan.
7) Ketergantungan pada Teknologi Tertentu:
Ketergantungan pada teknologi atau vendor khusus dapat menimbulkan
masalah apabila teknologi tersebut tidak dapat dipertahankan atau tidak
dapat diintegrasikan dengan sistem lain di masa mendatang. Hal ini dapat
menghambat fleksibilitas dan kemampuan sistem elektronik rumah sakit
untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang baru.
8) Keamanan dan Privasi Data:
Perlindungan terhadap data medis dan privasi pasien merupakan kebutuhan
utama. Sistem elektronik harus memastikan keamanan yang kuat untuk
mencegah akses ilegal atau kebocoran informasi sensitif. Tindakan ini
penting untuk memelihara kepercayaan pasien dan mematuhi regulasi
privasi kesehatan yang berlaku.

9) Biaya Implementasi dan Pemeliharaan:


Implementasi sistem elektronik rumah sakit dapat melibatkan biaya yang
signifikan. Selain itu, perlu mempertimbangkan dengan cermat biaya-biaya
pemeliharaan, perbaikan, dan peningkatan sistem untuk memastikan
kelancaran operasi serta kepatuhan terhadap perkembangan teknologi
kesehatan.
10) Keterbatasan Aksesibilitas:
Tidak semua rumah sakit memiliki akses yang seimbang terhadap
infrastruktur teknologi yang diperlukan. Rumah sakit di daerah terpencil
atau kurang berkembang mungkin mengalami kendala dalam mengakses
teknologi yang diperlukan untuk sistem elektronik, menghambat potensi
penerapan inovasi kesehatan di wilayah-wilayah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sayekti, N., & Wijayanto, Y. (2018). Design of Hospital Information System Based
on Electronic Health Record (EHR) Standard to Support The Hospital
Accreditation. International Journal of Advanced Computer Science and
Applications, 9(10).
2. Lestari, A. A., & Abdullah, R. (2020). The Implementation of E-Hospital in
Indonesia. In Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering
and Operations Management (ICIEOM) (Vol. 2020, pp. 1939-1944).
3. Harimurti, P., Pambudi, E., & Pigazzini, A. (2019). The road to universal health
coverage in Indonesia: stocktaking and strategic review. World Bank.
4. DRAFT-Handbook_EHR_Implementation.pdf [Internet]. [cited 2019 Sep 5].
Available from: http://www.paho.org/ict4health/images/docs/DRAFT-
Handbook_EHR_Implementation.pdf
5. Weltgesundheitsorganisation, editor. Medical records manual: a guide for
developing countries. Geneva: World Health Organization; 2002. 96 p.
6. Yunus NM, Latiff DSA, Mulud ZA, Noorsuriani S. Acceptance of Total Hospital
Information System (THIS). International Journal of Future Computer and
Communication. 2013;2(3):4.
7. International Journal of Medical Informatics, Volume 82, Number 5, "The Role of
Healthcare Information Technology in Reducing Medical Errors and Improving
Patient Safety," oleh D. W. Bates et al
8. Journal of Medical Systems, Volume 41, Number 2, "The Role of Electronic Health
Records in Reducing Healthcare Costs: The Long-Run Economic Impact of the U.S.
EHR Incentive Program," oleh R. M. Miller et al.
9. Journal of Healthcare Engineering, Volume 2021, "Integration of Hospital
Infrastructure and Information System for Better Healthcare Services," oleh A. B. I.
Horna et al.
10. Journal of Healthcare Informatics Research, Volume 5, Number 4, "Remote Patient
Monitoring: A Comprehensive Study," oleh N. A. Anziani et al.
11. Widodo, S. A., & Heriyadi, R. D. (2018). The Implementation of E-Hospital
Information System: A Case Study in a Public Hospital in East Java, Indonesia.
International Journal of Computer Applications, 182(11), 7–11.
https://doi.org/10.5120/ijca2018917587
12. Prakosa, T., & Istiqomah, I. (2020). The Adoption of E-Hospital in Indonesia: A
Literature Review. Proceedings of the International Conference on Industrial
Engineering and Operations Management, 2020, 2011–2020.
13. Santoso, H. B., & Mahadewi, K. D. (2019). Implementation of E-Hospital
Management System: A Case Study of a Regional Hospital in Indonesia. Procedia
Computer Science, 161, 576–583. https://doi.org/10.1016/j.procs.2019.11.173
14. Dewi, D. E., & Amin, M. (2016). Evaluating E-Hospital Implementation in Public
Hospital in Indonesia: A Case Study in Surabaya. Procedia Computer Science, 72,
206–213. https://doi.org/10.1016/j.procs.2015.12.268
15. Pang, Z., & Sun, J. (2017). E-Hospital: A Hospital in the Internet. Advances in
Experimental Medicine and Biology, 1028, 59–64. https://doi.org/10.1007/978-981-
10-6041-0_9
16. Premkumar Balaraman, K.K., (2013). E–Hospital Management & Hospital
Information Systems : Changing Trends. [Online] MECS Available at:
http://www.mecs-press.org/ [Accessed 26 November 2015]
17. WHO (2011). Mhealth New Horizons for Health Through Mobile Technologies.
Global Observatory for eHealth series - Volume 3
18. Aji, P.A & Tjahjono, H.K (2016). Pemahaman implementasi Rencana Strategis
bisnis Rs. PKU Muhammadiyah Petanahan. Jurnal Medicoeticolegal dan
Manajemen Rumah Sakit, 5(2) 1-15
19. Aldehayyat, J., & Al Khattab, A. (2012). Strategic planning and organisational
effectiveness in Jordanian hotels. International Journal of Business and
Management, 8(1), 11
20. Ayu, N. (2016). Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan
Di Puskesmas Segiri Kecamatan Samarinda Ulu. eJournal Administrasi Negara,
4(1), 2577-2591
21. Armstrong, J. S. (1982). Strategic planning and forecasting fundamentals, 2(1), 1-
32.
22. Attas, A. W. (2016). Rencana Aksi Pelayanan Berkesinambungan Rawat Jalan
dalam Rangka Meningkatkan Citra RSUP Fatmawati. Jurnal Administrasi Rumah
Sakit Indonesia, 1(1).
23. Ferdinand, A. (2002). Kualitas Strategi Pemasaran: Sebuah Studi Pendahuluan.
Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, 1(1), 107-119.
24. Gretzky, W. (2010). Strategic planning and SWOT analysis.
25. Haksama, setya dan Nurhapna. (2014). Pengaruh Perencanaan Strategis Terhadap
Kinerja Di Rumah Sakit. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 2(2).
26. Hisyam MS, 1998, Analisa SWOT sebagai awal perencanaan Usaha, Makalah,
Jakarta, SEM Institute.
27. Kraus, S., & Kauranen, I. (2009). Strategic management and entrepreneurship:
Friends or foes. International Journal of Business Science and Applied
Management, 4(1), 37-50.
28. Mainardes, E. W., Ferreira, J. J., & Raposo, M. L. (2014). Strategy and strategic
management concepts: are they recognised by management students?. E+ M
Ekonomie a Management, (1), 43.

Anda mungkin juga menyukai