Oleh :
PRODI MAGISTER
ILMU FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini rumah sakit adalah pusat pelayanan kesehatan sangat penting dalam
untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Sebuah kualitas rumah sakit
dapat berpengaruh pada citra rumah sakit tersebut. Pada zaman yang sudah modern
ini dan globalisasi rumah sakit juga dituntut ntuk mengikuti perkembangan yang
telah ada dalam hal ini adanya kompetisi yang sangat ketat antar rumah sakit. Hal ini
satunya adalah peranan system informasi manajemen di rumah sakit. Dalam hal ini
teknologi saat ini berkembang sangat cepat dan berpengaruh pada system informasi
manajemen, data dapat diolah menjadi informasi sesuai keperluan manajer sebagai
harus dirancang suatu SIM yang baik. Menurut Abdul Kadir (2003, p114) Sistem
Haag (2000, p 114) SIM juga sering disebut sebagai sistem peringatan manajemen
karena sistem ini memberikan peringatan kepada pemakai terhadap masalah
maupun peluang. Rumah Sakit juga mempunyai SIM yang biasanya disebut SIMRS.
Dalam hal ini masyarakat belum sama sekali mengenal akan SIMRS bias dikatakan
tingkat pengetahuan masyarakat sangat rendah maka dari itu perlunya masyarakat
dan saling berkaitan serta saling ketergantungan dan dirancang sesuai dengan
rencana dalam usaha menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai
ini ditujukan untuk menunjang fungsi perencanaan dan evaluasi dari penampilan
kerja RS, antara lain adalah jaminan mutu pelayanan rumah sakit yang
B. Regulasi SIMRS
tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit, yang terdiri dari 11 Pasal.
1. Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan ini yang dimaksud dengan: 1. Rumah Sakit
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. 2. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya
sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk
2. Pasal 2
3. Pasal 3
SIMRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan aplikasi dengan
kode sumber terbuka (open source) yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan
atau menggunakan aplikasi yang dibuat oleh Rumah Sakit. (3) Aplikasi
pada ayat (2), harus memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan oleh Menteri.
4. Pasal 4
Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan SIMRS.
pada ayat (1) harus mampu meningkatkan dan mendukung proses pelayanan
organisasi.
5. Pasal 5
Pemerintah Daerah serta merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan. (2)
(SIMAK BMN) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, paling sedikit
(1) Arsitektur SIMRS paling sedikit terdiri atas: a. kegiatan pelayanan utama
kolaborasi (2) Selain arsitektur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Rumah
7. Pasal 7
SIMRS yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit harus memenuhi 3 (tiga) unsur
8. Pasal 8
fungsional di dalam organisasi Rumah Sakit dengan sumber daya manusia yang
10. Pasal 10
bidang Bina Upaya kesehatan, Pemerintah Daerah Provinsi melalui Kepala Dinas
11. Pasal 11
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua Rumah Sakit yang telah
12. Pasal 12
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
yang meliputi:
manajerial
3. Budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman sistem dan
Tata kelola sistem informasi yang baik harus selaras dengan fungsi, visi, misi dan
strategi organisasi. Secara umum fungsi Rumah Sakit (menurut WHO tahun
1957),
dan lingkungan,
penelitian biososial.
3. Rumah sakit merupakan pusat pelayanan rujukan medik spsialistik dan sub
pasien).
dengan kode sumber terbuka (open source) yang disediakan oleh Kementerian
Kesehatan atau menggunakan aplikasi yang dibuat oleh Rumah Sakit. Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) harus meliputi hal hal sbb : •
Bisnis SIMRS SIMRS harus selaras dengan bisnis utama (core bussines) dari
Rumah Sakit itu sendiri, terutama untuk informasi riwayat kesehatan pasien atau
ditentukan oleh teknologi informasi tetapi juga oleh faktor lain, seperti proses
bisnis, perubahan manajemen, tata kelola IT dan lain-lainnya. Karena itu bukan
hanya teknologi tetapi juga kerangka kerja secara komprehensif sistem informasi
komponen aktifitas yang dilaksanakan; misalnya obat, dokter, perlatan medik, dll.
tinggi dimasukkan menjadi bagian dari sistem, dengan metoda seperti itu
penyelenggaraan SIMRS banyak yang eksis dan handal; namun banyak juga yang
mengalami kegagalan tidak mampu mengakomodasi proses proses yang ada; dan
berbasis pada transaksi finasial; namun harus memperhatikan setiap proses secara
utuh dan detail dan memperhitungkan semua komponen yang terlibat dalam
sarana dan perlatanan, material, data, software dan infrastruktur; dll. Proses
Bisnis merupakan bagian penting dari ruang lingkup dalam penyusunan dan
proses pelayanan Rawat Jalan; mulai dari pasien sebelum masuk ke rumah sakit
tenaga medis), obat dan alkes (farmasi), pelayanan pasien pulang, dll.
Sehubungan rumah sakit dikelilingi oleh regulasi yang begitu banyak dan ketat,
dalam pengembangan sistem informasi yang baik adalah didasarkan pada suatu
Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya),
yaitu proses pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang (seperti
radiologi, gizi, bedah, invasive, diagnostic non invasive dan lainnya. Unit tersebut
formulir lab dan sejenisnya) dan perawat. Jadi dokter dan perawat sebagai
aktor/SDM inti pada proses bisnis Rumah Sakit (seluruh order berasal dari
mereka). Karena itu kami menyebutkan inti sistem ini sebagai order communation
system.
Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang,
mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang
buku besar dan lainnya). Proses back office ini berhubungan/link dengan proses
pada front office, digambarkan berikut ini. Proses-proses bisnis tersebut di atas
database management system, selain itu terdapat proses bisnis yang melibatkan
data yang tidak terstruktur seperti alur kerja, surat diposisi, email, manajemen
dapat dikelola dengan relational database management system, selain itu terdapat
proses bisnis yang melibatkan data yang tidak terstruktur seperti alur kerja, surat
dan sejenisnya.
Tata kelola sistem informasi yang baik harus selaras dengan fungsi, visi, misi dan
strategi organisasi. Secara generik fungsi Rumah Sakit (menurut WHO tahun
dan lingkungan. Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan
serta untuk penelitian biososial. Rumah sakit juga merupakan pusat pelayanan
rujukan medik spsialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan
Disaster Recovery Planning (DRP) adalah proses, kebijakan, dan prosedur yang
teknologi yang penting bagi organisasi setelah bencana, baik karena alam ataupun
menggunakan server mirror, melakukan back up data, memelihara situs hot sites,
bencana pada sistem dan sumber daya. Pra-perencanaan ini juga memaksimalkan
untuk pemulihan dari semua sistem dan sumber daya untuk menjadi status
Struktur organisasi :
Sumber daya manusia informasi dan teknologi terdiri dari staf yang
2. Staf Programmer
3. Staf Hardware
A.Kesimpulan
dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan
terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan
DAFTAR PUSTAKA