Sumatera Desa Cahaya Batin Kecamatan Semidang Gumay
Kab. Kaur 38561
Telp (0739) 2010033, 2010032
Email : rsudkaur.cbtn@gmail.com BAB III TATA LAKSANA SIMRS
A. Pengelolaan dan pengembangan teknologi informasi
Pengertian Teknologi Informasi menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik : Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan Informasi. Salah satu teknologi informasi yang dikembangkan didalam rumah sakit adalah SIMRS. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2013 Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit : Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan. Di dalam Permenkes No 82/2013 disebutkan bahwa: Pasal 3 Angka (1) : Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan SIMRS. Pasal 4 Angka (1) : Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan SIMRS. SIMRS dikelola dan dikembangkan secara mandiri oleh Instalasi IT RSUD Kaur . Dalam pengelolaan dan pengembangan SIMRS, terdapat beberapa profesi IT yang mendukung yaitu: 1. System Analyst adalah seseorang yang bertanggung b atas penelitian, perencanaan, pengkoordinasian, dan merekomendasikan pemilihan perangkat lunak dan sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi bisnis atau perusahaan. 2. Programmer adalah sebuah jenis profesi atau pekerjaan yang bertujuan untuk membuat sebuah aplikasi menggunakan bahasa pemrograman. Pengembangan SIMRS fokus kepada pembentukan budaya penggunaan kertas seminimal mungkin (paperless society) melalui proses digitalisasi dan otomatisasi. Sehingga bisa memberikan manfaat yang signifikan bagi rumah sakit dalam hal efisiensi dan efektivitas sumber daya (resources). Seiring dengan berjalannya waktu dan pengembangannya, rumah sakit diharapkan mampu ngelola informasi secara lebih efektif dalam hal : a. Mengidentifikasi kebutuhan informasi dan teknologi informasi Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan SIMRS. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SIMRS harus mampu meningkatkan dan mendukung proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang meliputi : kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan efisiensi, kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional. Kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan identifikasi masalah dan kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan manajerial dan budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman sistem dan pengurangan biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi SIMRS harus dapat diintegrasikan dengan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan sesuai dengan Permenkes No. 82 tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit memerlukan perencanaan informasi baik internal maupun eksternal, yang diperlukan dalam kebutuhan informasi : a. Hubungan Kerja Internal Pengaturan hubungan kerja yang menyangkut unit- unit kerja di dalam suatu organisasi merupakan tata hubungan kerja internal. Berdasarkan pengertian tersebut tata hubungan kerja perlu dibuat untuk unit – unit kerja yang cenderung tumpang tindih atau memang memerlukan kerjasama yang harus diatur dengan tata hubungan kerja, tata hubungan kerja perlu dibuat terutama untuk tugas – tugas yang bersifat strategis yang memerlukan kejelasan peran, wewenang dan tanggung b dari masing – masing unit kerja. Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan tata hubungan kerja internal adalah : 1) Mengidentifikasi tugas - tugas yang cenderung tumpang tindih atau benar-benar memerlukan pengaturan kerja sama. 2) Menetapkan unit krja yang menjadi pelaku utama dari setiap tugas. 3) Menetapkan peran unit - unit terkait dalam pelaksanaan setiap tugas. 4) Menetapkan urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk melaksanakan menyelesaikan sesuai dengan peran masing – masing. Bentuk dari pelaporan internal seperti BOR, LOS, TOI setiap 1 bulan sekali yang diambil dari data jumlah pasien rawat inap dalam jangka waktu 1 bulan. b. Hubungan Kerja Eksternal Tata hubunga kerja eksternal adalah pengaturan hubungan kerja antara unit – unit kerja dalam suatu organisasi dengan unit kerja di luar organisasi tersebut. Laporan Eksternal meliputi pelaporan W2 (Wabah), Analisa 10 Besar Penyakit, Pelaporan Klaim BPJS. c. Mengembangkan sistem informasi manajemen Dalam proses pengembangannya, SIMRS digunakan dibidang manajemen sebagai penghitungan billing tindakan ataupun biaya rawat inap dan rawat jalan (khusus pasien umum). d. Menetapkan jenis informasi dan cara memperoleh data yang diperlukan. SIMRS berguna sebagai informasi tentang 10 besar penyakit baik rawa jalan maupun rawat inap yang diperoleh dari sensus harian rawat jalan dan rawat inap. e. Menganalisis data dan mengubahnya menjadi informasi. Data yang sudah dianalisa, dijadikan informasi dalam bentuk Clinical Pathway dan pelaporan 10 besar penyakit. f. Memaparkan dan melaporkan data serta informasi kepada publik. Data dan informasi yang bersifat ke publik meliputi : Jumlah pemakaian tempat tidur tiap ruangan, informasi jumlah pasien rawat jalan, dan informasi jadwal praktek dokter. g. Melindungi kerahasiaan, keamanan, dan integritas data dan informasi. Di RSUD Kaur , pasien yang mendaftar melalui aplikasi Kaur Mobile harus menggunakan user dan password sebagai sarana keamanan dan tidak terjadi sistem kebocoran data. Didalam pelaksanaannya perawat menggunakan masing-masing user dan password untuk mengakses Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang bersifat rahasia. Data dan informasi terkait diagnosa, tindakan, kunjungan pasien baru atau lama akan terintegrasi sebagai pelaporan. h. Mengintegrasikan dan menggunakan informasi untuk peningkatan kerja. Dengan menggunakan Sistem Informasi Terintegrasi, maka layanan kesehatan dapat lebih efektif dan efisien dalam mengelola data-data yang dibutuhkan selama operasional. Mulai dari laporan kesehatan pasien, rekam medis, daftar stok obat- obatan, hingga manajemen seluruh karyawan yang ada. Manfaat ini penting untuk dipertimbangkan sebab jelas dapat meningkatkan produktivitas, sehingga layanan kesehatan dapat diberikan secara lebih optimal. 1) Laporan Harian Jika sebelumnya laporan ditulis secara manual, maka akan membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Dengan adanya sistem informasi terintegrasi pada layanan kesehatan dapat diselesaikan dengan cepat. Laporan harian yang terintegrasi dari data SIMRS misalnya informasi kedatangan pasien, jumlah pasien yang berobat, jenis penyakit, serta poli yang paling banyak didatangi pasien. Di bagian farmasi, SIMRS berguna sebagai pengecekan seberapa banyak obat-obatan yang keluar di hari tersebut sehingga dapat mengontrol stok dengan tepat. Di sisi lain, tindakan medis yang dilakukan untuk pasien juga akan minim risiko kesalahan yang bisa mengakibatkan malpraktik karena seluruh data telah terintegrasi. 2) Laporan Bulanan dan Tahunan Sistem informasi terintegrasi melalui penggunaan data keseluruhan dan juga memudahkan dalam memperoleh laporan bulanan dan tahunan secara lebih tervalidasi. SIMRS terintegrasi masing-masing unit layanan kesehatan karena seluruh data dan informasi yang dimasukkan pada database telah terintegrasi sehingga bisa diakses dengan mudah oleh pihak-pihak yang berwenang.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro