Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT HJ BUNDA HALIMAH


BATAM
BAB III
TATA LAKSANA SIMRS

A. Pengelolaan dan pengembangan teknologi informasi


Pengertian Teknologi Informasi menurut Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik : Teknologi Informasi
adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses,
mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan Informasi.
Salah satu teknologi informasi yang dikembangkan didalam rumah sakit
adalah SIMRS. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2013
Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit : Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS adalah suatu sistem
teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh
alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan
dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat,
dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan.
Di dalam Permenkes No 82/2013 disebutkan bahwa:
Pasal 3 Angka (1) : Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan SIMRS.
Pasal 4 Angka (1) : Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan
pengembangan SIMRS.
SIMRS dikelola dan dikembangkan secara besama oleh Instalasi IT RS
HJ Bunda Halimah Batam dan Vonder Khanza. Dalam pengelolaan dan
pengembangan SIMRS, terdapat beberapa profesi IT yang mendukung yaitu:
1. System Analyst adalah seseorang yang bertanggung jawab atas penelitian,
perencanaan, pengkoordinasian, dan merekomendasikan pemilihan perangkat
lunak dan sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi bisnis atau
perusahaan.
2. Programmer adalah sebuah jenis profesi atau pekerjaan yang bertujuan untuk
membuat sebuah aplikasi menggunakan bahasa pemrograman.
Pengembangan SIMRS fokus kepada pembentukan budaya penggunaan kertas
seminimal mungkin (paperless society) melalui proses digitalisasi dan
otomatisasi. Sehingga bisa memberikan manfaat yang signifikan bagi rumah sakit
dalam hal efisiensi dan efektivitas sumber daya (resources).
Seiring dengan berjalannya waktu dan pengembangannya, rumah sakit
diharapkan mampu ngelola informasi secara lebih efektif dalam hal :
a. Mengidentifikasi kebutuhan informasi dan teknologi informasi
Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan
pengembangan SIMRS. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SIMRS
harus mampu meningkatkan dan mendukung proses pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit yang meliputi : kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan
pelayanan, peningkatan efisiensi, kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan
operasional.
Kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan identifikasi
masalah dan kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan
manajerial dan budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman
sistem dan pengurangan biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi
SIMRS harus dapat diintegrasikan dengan program Pemerintah dan
Pemerintah Daerah serta merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan
sesuai dengan Permenkes No. 82 tentang Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit memerlukan perencanaan
informasi baik internal maupun eksternal, yang diperlukan dalam kebutuhan
informasi :
a. Hubungan Kerja Internal
Pengaturan hubungan kerja yang menyangkut unit- unit kerja di dalam
suatu organisasi merupakan tata hubungan kerja internal. Berdasarkan
pengertian tersebut tata hubungan kerja perlu dibuat untuk unit – unit kerja
yang cenderung tumpang tindih atau memang memerlukan kerjasama yang
harus diatur dengan tata hubungan kerja, tata hubungan kerja perlu dibuat
terutama untuk tugas – tugas yang bersifat strategis yang memerlukan
kejelasan peran, wewenang dan tanggung jawab dari masing – masing unit
kerja.
Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan tata
hubungan kerja internal adalah :
1) Mengidentifikasi tugas - tugas yang cenderung tumpang tindih atau
benar-benar memerlukan pengaturan kerja sama.
2) Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaku utama dari setiap tugas.
3) Menetapkan peran unit - unit terkait dalam pelaksanaan setiap tugas.
4) Menetapkan urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk melaksanakan
menyelesaikan sesuai dengan peran masing – masing. Bentuk dari
pelaporan internal seperti BOR, LOS, TOI setiap 1 bulan sekali yang
diambil dari data jumlah pasien rawat inap dalam jangka waktu 1 bulan.
b. Hubungan Kerja Eksternal
Tata hubunga kerja eksternal adalah pengaturan hubungan kerja antara unit –
unit kerja dalam suatu organisasi dengan unit kerja di luar organisasi tersebut.
Laporan Eksternal meliputi pelaporan ISPA, PTM ( Penyakit Tidak
Menular ), Analisa 10 Besar Penyakit, Jiwa, RL 1 – RL 5 dilaporkan setiap
bulan ke Dinas Kesehatan Kota Batam, Pelaporan Klaim BPJS.
c. Mengembangkan sistem informasi manajemen
Dalam proses pengembangannya, SIMRS digunakan dibidang manajemen
sebagai penghitungan billing tindakan ataupun biaya rawat inap dan rawat jalan
(khusus pasien umum).
d. Menetapkan jenis informasi dan cara memperoleh data yang diperlukan.
SIMRS berguna sebagai informasi tentang 10 besar penyakit baik rawa jalan
maupun rawat inap yang diperoleh dari sensus harian rawat jalan dan rawat
inap.
e. Menganalisis data dan mengubahnya menjadi informasi.
Data yang sudah dianalisa, dijadikan informasi dalam bentuk Clinical Pathway
dan pelaporan 10 besar penyakit.
f. Memaparkan dan melaporkan data serta informasi kepada publik.
Data dan informasi yang bersifat ke publik meliputi : Jumlah pemakaian
tempat tidur tiap ruangan, informasi jumlah pasien rawat jalan, dan informasi
jadwal praktek dokter.
g. Melindungi kerahasiaan, keamanan, dan integritas data dan informasi.
Di RS Hj Bunda Halimah batam, pasien yang mendaftar melalui aplikasi
Mobile JKN harus menggunakan user dan password sebagai sarana keamanan
dan tidak terjadi sistem kebocoran data.
Didalam pelaksanaannya perawat menggunakan masing-masing user dan
password untuk mengakses Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang
bersifat rahasia. Data dan informasi terkait diagnosa, tindakan, kunjungan
pasien baru atau lama akan terintegrasi sebagai pelaporan.
h. Mengintegrasikan dan menggunakan informasi untuk peningkatan kerja.
Dengan menggunakan Sistem Informasi Terintegrasi, maka layanan kesehatan
dapat lebih efektif dan efisien dalam mengelola data-data yang dibutuhkan
selama operasional. Mulai dari laporan kesehatan pasien, rekam medis, daftar
stok obat-obatan, hingga manajemen seluruh karyawan yang ada. Manfaat ini
penting untuk dipertimbangkan sebab jelas dapat meningkatkan produktivitas,
sehingga layanan kesehatan dapat diberikan secara lebih optimal.
1) Laporan Harian
Jika sebelumnya laporan ditulis secara manual, maka akan
membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Dengan adanya sistem
informasi terintegrasi pada layanan kesehatan dapat diselesaikan
dengan cepat.
Laporan harian yang terintegrasi dari data SIMRS misalnya informasi
kedatangan pasien, jumlah pasien yang berobat, jenis penyakit, serta
poli yang paling banyak didatangi pasien.
Di bagian farmasi, SIMRS berguna sebagai pengecekan seberapa
banyak obat-obatan yang keluar di hari tersebut sehingga dapat
mengontrol stok dengan tepat. Di sisi lain, tindakan medis yang
dilakukan untuk pasien juga akan minim risiko kesalahan yang bisa
mengakibatkan malpraktik karena seluruh data telah terintegrasi.
2) Laporan Bulanan dan Tahunan
Sistem informasi terintegrasi melalui penggunaan data keseluruhan dan
juga memudahkan dalam memperoleh laporan bulanan dan tahunan
secara lebih tervalidasi. SIMRS terintegrasi masing-masing unit
layanan kesehatan karena seluruh data dan informasi yang dimasukkan
pada database telah terintegrasi sehingga bisa diakses dengan mudah
oleh pihak-pihak yang berwenang.

Anda mungkin juga menyukai