Anda di halaman 1dari 34

Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

RS Pusat Otak Nasional

Firman Mangara Tua Siallagan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi sekarang ini, rumah sakit dituntut untuk


meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak
mengurangi misi sosial yang diembannya, rumah sakit harus merumuskan
kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam (organisasi,
manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan tepat mengambil
keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi
organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan. Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) adalah sistem komputerisasi yang
memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan
dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk
memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat. Sistem Informasi
Manajemen (SIM) berbasis teknologi komputer merupakan sarana pendukung
yang sangat penting – bahkan bisa dikatakan mutlak – untuk operasional rumah
sakit.
Berbagai pengalaman rumah sakit dalam menggunakan sistem administrasi
konvensional menunjukan pihak manajemen kesulitan mengambil keputusan
penting berbasis bukti terkini dan bahkan seringkali kehilangan kesempatan
memperoleh laba akibat dari lemahnya koordinasi antar departemen maupun
kurangnya dukungan informasi yang cepat, tepat, akurat, dan terintegrasi.
Pengelolaan pelayanan rumah sakit harus dilakukan dengan konsep
manajemen yang jelas. Hal ini diperlukan untuk menghadapi perkembangan
rumah sakit yang semakin kompetitif dan mengalami transformasi besar.
Persaingan tidak hanya terhadap pelayanan kesehatan berbasis rumah sakit,
namun juga pelayanan kesehatan alternatif seperti dukun dan tabib.
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi
sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut
diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak
ditemukannya penyakit-
penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin maju. Teknologi
informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit, antara lain dibutuhkan
dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan ketepatan dan kecepatan
pelayanannya.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit,
Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman
bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh
pemerintah maupun swasta. Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu
komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut.
Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan
sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan
sebagai pengambilan keputusan.
Manajemen rumah sakit menghendaki pengelolaan rumah sakit yang efektif
dan efisien. Efektif dalam arti tingkat keberhasilan penanganan terhadap pasien
cukup tinggi dan efisien berarti optimal dalam penggunaan sumber daya rumah
sakit yang ada. Suatu upaya serius dan terencana harus ditempuh agar keinginan
tersebut dapat tercapai.
Dengan perkembangan beberapa rumah sakit di Indonesia akhir-akhir ini
baik dari segi aspek administratif atau teknologi peralatan medis, maka proses
pelayanan kesehatan di Indonesia dapat berangsur-angsur lebih baik. Untuk
mengembangkan mutu pelayanan rumah sakit dibutuhkan beberapa fasilitas
pendukung yang digunakan untuk proses pengolahan data rumah sakit dengan
pemanfaatan teknologi komputer.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data
di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit. Informasi merupakan aktiva (aset) penting suatu rumah sakit dalam
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan. Era saat ini, banyak rumah sakit
tidak menyadari berapa banyak informasi telah didapat dan diproses serta
didistribusikan baik secara manual maupun secara komputerisasi.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah suatu rangkaian kegiatan
atau komponen yang berkaitan satu dengan lainnya dalam mengolah data untuk
mendapatkan informasi yang akurat, cepat, bermutu, tepat waktu dan berguna bagi
manajemen dalam pengambilan keputusan.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah entitas yang
terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi yang dikoordinasikan untuk
mencapai satu atau lebih tujuan bersama yang meliputi pengumpulan,
penyimpanan dan pengolahan data serta penyebarluasan informasi dan
pengetahuan sebagai hasil pengolahan data tersebut untuk mendukung proses
pengambilan keputusan. Dengan tujuan mengumpulkan, menyimpan dan
mengolah data yang berhubungan dengan dunia kesehatan Indonesia, secara
systematis, dan akurat, dan bahkan real time, menyebarluaskan informasi dan
pengetahuan sebagai hasil pengolahan data kesehatan ke semua pihak yang
membutuhkan dan berkepentingan, mendukung proses pengambilan keputusan
dan mengoptimalkan penerapan unsur unsur manajemen (Good Coorporate
Governance) dengan cara mengintegrasikan seluruh unit operasional rumah sakit
baik front office maupun back office.
Pengembangan System Informasi Manajemen di rumah sakit dengan
teknologi informasi yang terpadu seringkali tidak dianggap prioritas oleh karena
beberapa hal. Jadi bukan hanya masalah ketersediaan dana yang menjadi masalah,
namun antara lain pemahaman bahwa dukungan teknologi informasi merupakan
sesuatu yang sangat penting dari manajemen tertinggi di rumah sakit tuntutan saat
ini dalam pemenuhan kualitas layanan serta untuk pengambilan keputusan
strategis berdasarkan data yang sahih dari semua lini beserta kajiannya merupakan
faktor yang juga menonjol. Dukungan manajemen puncak yang merupakan faktor
karakter organisasi mempunyai korelasi yang kuat secara bermakna terhadap
aspek manfaat yang dirasakan oleh pengguna, demikian juga disimpulkan bahwa
kompetensi tim teknologi informasi dan kualitas dari sistem informasi mempunyai
korelasi secara bermakna dengan kemudahan penggunaan sistem informasi yang
dirasakan oleh pengguna.
Beberapa sistem yang sudah dibangun rumah sakit secara internal maupun
eksternal seringkali belum dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Di
antaranya, karena kurangnya pemahaman dan kesadaran mengenai kepentingan
dan manfaat yang didapat oleh semua pihak melalui teknologi Informasi.
Misalnya, saat ini masih terjadi otomasi pelayanan yang terputus karena dokter
yang tidak
mengerti transaksi rekam medik ke sistem informasi yang disediakan. Oleh karena
itu, solusi yang dipikirkan, selain menggunakan media yang sangat mudah untuk
dioperasikan oleh orang yang sangat awam, seperti phablet diperlukan juga
program peningkatan pemahaman teknologi Informasi dan kesadaran akan
pentingnya teknologi Informasi bagi pencapaian tujuan bersama.
Kondisi yang diinginkan ada di rumah sakit pada dasarnya harus terkait 3
kebutuhan pokok, yaitu :
1. Mendukung pendidikan, pelatihan, dan penelitian.
2. Meningkatkan efisiensi biaya dan waktu.
3. Mendukung kontinuitas informasi klinis
Dibutuhkan teknologi informasi untuk mendukung rumah sakit yang
bermutu, serta meningkatkan perlindungan pasien (patient safety). Sehingga untuk
mendukung tercapainya harapan tersebut maka langkah manajemen seharusnya
diawali dengan mengupayakan pembangunan sistem Informasi terpadu yang
mendukung semua lini pelayanan di rumah sakit dan sangat diharapkan sistem
informasi berbasis teknologi informasi yang bisa segera mendukung kegiatan ini.
Mahal atau besarnya dana yang perlu disiapkan untuk membangun sistem
informasi di rumah sakit karena Sistem Informasi harus merupakan :
1. Sistem Informasi Rumah Sakit yang Terintegrasi dan Ubiquitous
(Anytime Anywhere).
2. Dari sisi internal, diharapkan semua sistem informasi dan proses
bisnis utama yang berjalan dapat terintegrasi ke semua pihak.
3. Sistem eksternal yang dimaksud di sini, antara lain, adalah untuk
keperluan telemedicine dan customer relationship management,
sistem manajemen supplier, sistem Kementerian Kesehatan, Askes,
Jamkesmas, Jamkesda, Penjamin/asuransi lainnya.
Selain terintegrasi, diharapkan sistem informasi juga mendukung mobilitas
personil-personil tertentu, seperti direksi dan dokter, dengan menciptakan sistem
yang ubiquitous (anytime, anywhere). Informasi-informasi tertentu dapat diakses
oleh personil- personil tertentu dari mana pun dan kapan pun diperlukan.
Sistem Informasi yang dapat mendukung proses analisis dan pengambilan
keputusan atau sebuah sistem yang dapat melakukan pengolahan data mentah
menjadi informasi yang bersifat analitis untuk pengambilan keputusan. Dengan
demikian, bagi dokter dibutuhkan data cepat dan akurat melalui sistem/teknologi
informasi yang serta merta (real-time) pada saat menghadapi pasien dalam
pelayanan kesehatan. Keseluruhan data yang terpapar harus memberikan
informasi klinis, data hasil pemeriksaan penunjang (dapat berupa text, gambar,
grafik, numerik), misalnya data laboratorium, data radiologis, dan sejenisnya,
serta data penggunaan obat-obatan. Data melalui sistem informasi ini ke depan
harus dalam bentuk suatu catatan elektronik (electronic medical record).
Secara umum, sistem/teknologi informasi yang diadakan harus dapat
memenuhi kebutuhan aplikasi-aplikasi di front-end (segala yang terkait atau
berhubungandengan pasien/ front office sampai dengan billing pasien) yang
terintegrasi dengan back-end (pelaporan, keuangan/finance, dan inventory) serta
aplikasi pendukung (kepegawaian, perangkat, dan sejenisnya). Sebagaimana
kebutuhan tersebut maka sesuai roadmap pembangunan dan penataan system
teknologi Informasi di rumah sakit sangat memerlukan dukungan alokasi dana
dengan prioritas agar dapat melakukan integrasi sistem informasi dalam rangka
menjalankan proses kegiatan rumah sakit.
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional adalah rumah sakit pemerintah yang
mengkhususkan penanganan pasien neurologi, masalah otak dan saraf.
Permasalahan kesehatan otak dan saraf dikategorikan ke dalam tiga hal, yaitu:
1. Tingginya angka kesakitan, angka kecacatan dan angka kematian
yang ditimbulkan oleh penyakit otak dan saraf,
2. Semakin meningkatnya usia harapan hidup manusia sehingga akan
berdampak pada proses penuaan otak dan jaringan saraf tepi,
3. Masalah kesehatan otak lainnya seperti infeksi, trauma, tumor,
kelainan bawaan, autoimun dan lain-lain.
Stroke menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia dan penyebab
kecacatan nomor satu di dunia. Prevalensi stroke di Indonesia sebesar 8,3 per
1.000 penduduk. Data Riskesdas (2007) menunjukkan penyebab kematian utama
di rumah sakit adalah stroke yakni mencapai 15,4%. Berdasarkan beberapa
penelitian didapatkan tingkat kecacatan stroke mencapai 65% (Persi, 2009). Selain
Stroke masih banyak lagi permasalahan dalam bidang neurologi,peningkatan
jumlah
penderita infeksi otak dan saraf seperti HIV dengan gejala awal dan lanjut pada
otak dan saraf, infeksi bakteri, jamur, dan Virus lain. Peningkatan angka
kecelakaan lalu lintas yang berdampak terhadap trauma otak dan medulla spinalis
maupun saraf tepi. Masih tingginya angka kecacatan pada anak baru lahir atau
gangguan pada perkembangan fungsi otak dan saraf anak. Prevalensi kasus kejang
dan epilepsi yang tinggi, serta tumor otak dan medulla spinalis yang semakin
meningkat. Semua kondisi tersebut merupakan permasalahan yang membutuhkan
perhatian dan penanganan yang serius.
Dalam perawatan pasienpun kondisi pasien neurologis selalu berubah-ubah
secara dinamis, hal ini memerlukan pemantauan yang kontinu, dilain pihak masih
kurangnya jumlah spesialis neurologi apalagi yang khusus menangani masalah
kegawatdaruratan menyebakan dokter tidak dapat terus menerus berada di
samping pasien untuk memberikan advis medis yang tepat dan cepat terhadap
kondisi pasien. Jumlah dokter yang sangat terbatas itu juga diperparah karena
selain bertugas mengobati pasien juga banyak memiliki tugas sekunder baik di
dalam maupun luar rumah sakit.
Saat ini belum tersedianya pusat pelayanan otak dan saraf di Indonesia yang
memberikan pelayanan kesehatan otak dan saraf yang lege-artis dan
komprehensif, dengan dukungan teknologi canggih dan SDM yang berkualitas,
serta sebagai pusat pendidikan dan latihan, sekaligus sebagai pusat penelitian
pelayanan kesehatan otak dan saraf membuat RS Pusat Otak Nasional menjadi uji
coba implementasi disain sistem berbasis web dan paperles.

1.2 Rumusan Masalah

Masih terdapatnya kesenjangan antara jumlah dokter spesialis saraf dengan


pasien-pasien yang memerlukan penanganan. Mobilitas dokter yang tinggi
memerlukan dukungan suatu sistem informasi yang dapat memberikan data medis
pasien secara real time agar dapat segera di tindak lanjuti (telemedicine). Dalam
kaitan dengan visi dan misi RS Pusat Otak Nasional, perlu direncanakan suatu
peta jalan atau cetak biru Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang akan
mengikuti perkembangan RS agar manajemen dapat melaksanakan program-
program yang akan dikembangkan di RS Pusat Otak Nasional dalam bentuk suatu
Rencana Strategis.
1. Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan Sistem
Informasi RS Pusat Otak Nasional ?
2. Bagaimana analisis situasi terkait dengan kebutuhan Sistem Informasi RS
Pusat Otak Nasional ?
3. Dimanakah posisi kebutuhan Sistem Informasi Rumah Sakit Pusat Otak
Nasional berdasarkan analisis situasi saat ini?
4. Apa saja rekomendasi alternatif strategi Sistem Informasi Rumah Sakit
yang sesuai dengan posisi RS Pusat Otak Nasional?
5. Bagaimana strategi Sistem Informasi Rumah Sakit yang dapat dipakai
untuk menjadikan RS Pusat Otak Nasional sebagai rumah sakit pusat
rujukan khusus neurologi?
6. Mengapa Sistem Informasi Rumah Sakit RS Pusat Otak Nasional sangat
penting untuk dijalankan saat ini?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian adalah menghasilkan suatu dokumen perencanaan


strategis yang tepat untuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di Rumah
Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta tahun 2013 – 2018.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan Sistem


Informasi RS Pusat Otak Nasional
2. Adanya gambaran analisa terkini situasi terkait dengan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit RS Pusat Otak Nasional
3. Diketahui posisi kebutuhan Sistem Informasi Rumah Sakit RS Pusat
Otak Nasional berdasarkan analisis situasi saat ini?
4. Diketahui rekomendasi alternatif strategi Sistem Informasi Rumah Sakit
yang sesuai dengan posisi RS Pusat Otak Nasional?
5. Diketahui strategi Sistem Informasi Rumah Sakit yang dapat dipakai
untuk menjadikan RS Pusat Otak Nasional sebagai rumah sakit pusat
rujukan khusus neurologi?
6. Diketahui pentingnya penggunaan Sistem Informasi Rumah Sakit di RS
Pusat Otak Nasional.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti
Bagi peneliti bermanfaat sebagai proses pengayaan ilmu pengetahuan
dan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh, dan
memiliki kesempatan yang sangat berharga untuk membantu
mengembangkan rumah sakit melalui rencana strategis yang baik.
2. Bagi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
a. Dapat mendokumentasikan secara menyeluruh proses perencanaan
dan langkah-langkah strategis dalam pelaksanaan pengembangan
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit RS Pusat Otak Nasional
b. Secara praktis dapat membantu jajaran direksi dan staf RS Pusat Otak
Nasional dalam menyusun renstra dan sebagai masukan bagi pihak RS
untuk upaya pengembangan RS
3. Kementerian Kesehatan
Sebagai masukan bagi penentu kebijakan dalam perbaikan dan
pengembangan organisasi dan tatalaksana di rumah sakit khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar

2.1.1 Sistem

Menurut Jerry Fith Gerald (Jogiyanto, 2000), sistem adalah suatu jaringan
kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama
untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Menurut Agus Mulyanto, Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari elemen-
elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai suatu
kesatuan. Menurut Ery Rustiyanto, Sistem adalah sekumpulan unsur yang
berhubungan antara satu dengan yang lainnya sedemikian rupa berproses
mencapai tujuan tertentu, atau suatu tatanan dimana terjadi suatu kesatuan dari
berbagai unsur yang saling berkaitan secara teratur menuju pencapaian unsur
dalam batas lingkungan tertentu. Jogiyanto memberikan definisi sistem dengan
dua pendekatan, yaitu dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen.
Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari
prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan
komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk
mencapai tujuan tertentu. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai
faktor yang berhubungan atau diperkirakan berhubungan, serta satu sama yang
lain saling mempengaruhi, yang kesemuanya dengan sadar dipersiapkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara lebih sederhana sistem dapat
diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsure, komponen atau
variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain,
dan terpadu.
Berdasarkan definisi terhadap sistem yang dikemukakan oleh para pakar
diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kumpulan elemen atau
komponen yang saling berinteraksi, saling bekerja sama satu dengan yang lain
untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Dengan kata lain sistem
dapat diartikan sebagai sebuah kumpulan elemen atau komponen yang saling
berhubungan dan bekerja sama serta memiliki masukan (input) dan keluaran.
Dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem,
yaitu sistem yang mendekatkan pada prosedur dan elemennya. Prosedur
didefinisikan sebagai sebuah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi
yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan
yang mengerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Gerald.J,1991). Penganut
pendekatan elemen adalah Davis (1985) yang mendefinisikan sistem sebagai
bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai
beberapa sasaran atau maksud. Sedangkan Lucas (1989) mendefinisikan sistem
sebagai suatu komponen atau variable yang terorganisir, saling berinteraksi, saling
tergantung, satu sama lain dan terpadu.Sebuah sistem mempunyai tujuan atau
sasaran. McLeod berpendapat, sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi
dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Begitu juga Robert G.
Murdick (1993), mendefinisikan sistem sebagai seperangkat elemen-elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama mencapai suatu tujuan yang sama.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur didefinisikan bahwa
sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan sebuah kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Gerald. J. 1991)
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu
mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem,
penghubung, masukan, pengeluaran, pengolahan dan sasaran atau tujuan.

 Komponen Sistem
 Batasan Sistem
 Lingkungan Luar Sistem
 Penghubung Sistem
 Masukan Sistem
 Pengeluaran Sistem
 Pengolahan Sistem
 Sasaran Sistem

2.1.2 Sistem Informasi

Menurut Sutabri, Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu


organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang
mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan
strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang diperlukan. Bodnar dan Hopwood (1993) dalam
buku Accounting Information System edisi kelima, mendefinisikan sistem
informasi sebagai kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang
untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna.
Menurut Turban, McLean, dan Waterbe (1990) dalam buku Information
Technology for Management Making Connection for Strategies Advantages,
mendefinisikan sistem informasi sebagai sistem yang mengumpulkan,
memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan
yang spesifik.

Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang


mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu
organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi
semua tingkatan dalam organisasi tersebut.
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi
satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai suatu sasaran.

Komponen-komponen tersebut adalah :

1. Blok Masukan (Input Block)


Blok masukan dalam sebuah sistem informasi meliputi metode-
metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan,
dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model (Model Block)
Blok model ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model
matematik yang berfungsi memanipulasi data untuk keluaran
tertentu
3. Blok keluaran (Output Block)
Blok keluaran berupa data-data keluaran seperti dokumen output
dan informasi yang berkualitas.
4. Blok teknologi (Technology Block)
Blok teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan
model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan keluaran serta membantu pengendalian dari sistem
secara keseluruhan. Blok teknologi merupakan komponen bantu
yang memperlancar proses pengolahan yang terjadi dalam sistem
5. Blok Basis Data (Database Block)
Merupakan kumpulan data yang berhubungan satu dengan lainnya,
tersimpan di perangkat keras computer dan perangkat lunak untuk
memanpulasinya.

6. Blok Kendali (Controls Block)


Meliputi masalah pengendalian terhadap operasional sistem yang
berfungsi mencegah dan menangani kesalahan/kegagalan sistem

Sistem informasi yang lengkap memiliki kelengkapan sistem sebagai berikut:


1. Hardware
Merupakan bagian perangkat keras sistem informasi. Sistem
informasi modern memiliki perangkat keras seperti, computer,
printer dan teknologi jaringan computer
2. Software
Merupakan bagian lunak sistem informasi. Sistem informasi
modern memiliki perangkat lunak untuk memerintahkan computer
melaksanakan tugas yang harus dilakukannya.
3. Data
Merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses
lebih lanjut untuk menghasilkan informasi. Contoh, dokumen
bukti-bukti transaksi, nota, kuintasi dan sebagainya.
4. Prosedur
Merupakan bagian yang berisikan dokumentasi prosedur atau
proses-proses yang terjadi dalam sistem. Prosedur dapat berupa
buku-buku penuntun operasional seperti prosedur sistem
pengendalian intern atau buku penuntun teknis seperti buku manual
menjalankan program computer.
5. Manusia
Merupakan bagian utama dalam sistem informasi dan yang terlibat
dalam komponen manusia antara lain :
a. Clerical personnel, untuk menangani transaksi dan pemrosesan
data dan melakukan inquiry = operator)
b. First lever manager, untuk mengelola pemrosesan data didukung
dengan perencanaan, penjadwalan, indentifikasi situasi out of
control dan pengembilan keputusan level menengah kebawan

c. Management, untuk pembuatan laporan berkas, permintaan


khusus, analisis khusus, laporan khusus, pendukung
indentifikasi masalah dan peluang, pendukung analisis
pengembalian keputusan level atas.
Pengelola sistem informasi terorganisir dalam suatu struktur manajemen.
Oleh karena itu bentuk atau jenis sistem informasi yang diperlukan sesuai dengan
level manajemennya.
1. Manajemen level atas, untuk perencanaan strategis, kebijakan dan
pengambilan keputusan
2. Manajemen level menengah, untuk perencanaan taktis dan
pengambilan keputusan
3. Manajemen level bawah, untuk perencanaan dan pengawasan
operasi dan pengambilan keputusan
4. Operator, untuk pemrosesan transaks dan merespon permintaan.
Sistem informasi memiliki tiga unsuratau kegiatan utama, yaitu menerima
data sebagai masukan (input), memproses data dengan melakukan perhitungan,
penggabungan unsur data, pemutakhiran perkiraan dan lain-lain dan memperoleh
informasi sebagai keluaran.

2.1.3 Rumah Sakit

Rumah Sakit menurut Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor


983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman rumah sakit umum dinyatakan
bahwa: Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan pendidikan tenaga kesehatan dan
pelatihan.
Sementara itu menurut WHO (1957) dalam Widyorini (1998) menyatakan
”The hospital is an integral part of social and medical organization, the function
of which is to provide for the population complete health care both curative and
whose outpatient service reach out to the family and as home environment, the
hospital is also a center for the training of health workers and for bio social
research”. Definisi menurut di WHO menyebutkan bahwa rumah sakit oleh WHO
(1957) diberikan batasan yaitu suatu bahagian menyeluruh dari organisasi dan
medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik
kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga
dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk
penelitian biososial.
Siregar (2003) menyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu organisasi yang
kompleks, menggunakan gabungan ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh
berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan
menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam
maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.
Dalam Peraturan Menkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 disebutkan
bahwa rumah sakit didefinisikan sebagai suatu fasilitas pelayanan kesehatan
perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan
pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari
observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang
menderita sakit, cidera, dan melahirkan.
Sedangkan pada Keputusan Menkes Nomor 582/Menkes/SK/VI/1997
definisi ini sedikit berbeda yaitu rumah sakit didefiniskan sebagai sarana
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan
mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan serta dapat dimanfaatkan untuk
pendidikan tenaga dan penelitian.
Menurut UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyebutkan rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat. Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan,
Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.
Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada
satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan
umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

2.1.4 Manajemen

Manajemen merupakan salah satu cabang ilmu sosial. Dalam penerapannya


sehari-hari, kegiatan manajemen sangat membutuhkan pengalaman seorang
manajer dalam melakukan kegiatan manajerialnya.
Menurut Sutabri, Manajemen sebagai proses atau kegiatan yang
menjelaskan apa yang dilakukan manajer pada operasional organisasi mereka
untuk merencanakan, mengorganisasikan, memprakarsai dan mengendalikan
operasi.

2.1.5 Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem yang diciptakan untuk


melaksanakan pengolahan data yang akan bermanfaat bagi organisasi. Dengan
memanfaatkan komputer, maka tujuan dari sistem informasi manajemen akan
lebih mudah diwujudkan.
Sistem informasi manajemen membutuhkan perencanaan yang sangat
matang dan panjang, dengan memperhitungkan perkembangan organisasi dimasa
mendatang. Sistem infomasi manajemen didesain untuk memberikan laporan
operasional sehari-hari, sehingga dapat memberi informasi untuk mengotrol
kegiatan operasional organisasi dengan lebih baik.
Menurut Gordon B Davis, sistem informasi manajemen adalah sistem
manusia/mesin yang terpadu guna menyajikan informasi untuk mendukung fungsi
operasi, manajemen dan pengambilan keputusan didalam suatu organisasi.
Sedangkan menurut Komaruddin, sistem informasi manajemen adalah suatu
pendekatan yang terorganisir dan terencana untuk memberi eksekutif bantuan
informasi yang tepat dan dapat memberikan kemudahan bagi proses manajemen.
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
manajemen adalah kumpulan dari manusia dan berbagai sumber daya didalam
organisasi yang akan mengumpulkan data untuk menghasilkan informasi yang
berguna bagi semua tingkat manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan
pengendalian dalam organisasi.
2.1.6 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor


1171/Menkes/Per/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit, setiap Rumah
Sakit (RS) wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), dimana
SIRS merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data
rumah sakit. SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan RS kepada Kementerian
Kesehatan yang meliputi:
a. Data identitas RS
b. Data ketenagaan yang bekerja di RS
c. Data rekapitulasi kegiatan pelayanan
d. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap
e. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan.
Pelaksanaan Sistem Informasi Manjemen Rumah Sakit bertujuan untuk
merumuskan kebijakan di bidang perumahsakitan, menyajikan informasi RS
secara nasional dan melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi
penyelenggaraan RS secara nasional. Pelaporan Sistem Informasi Manjemen
Rumah Sakit terdiri dari

(1) pelaporan yang bersifat terbarukan setiap saat (update), yaitu


ditetapkan berdasarkan kebutuhan informasi untuk pengembangan
program dan kebijakan dalam bidang perumahsakitan.

(2) pelaporan yang bersifat periodic, yaitu dilakukan 2 (dua) kali


dalam 1 (satu) tahun.

Tujuan sistem informasi manajemen rumah sakit yaitu dapat memberikan


informasi yang akurat, tepat waktu untuk pengambilan keputusan diseluruh
tingkat administrasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian
dan penilaian (evaluasi) di rumah sakit.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit terdiri dari 3 komponen yaitu :
1. Input

Sumber data / informasi untuk menunjang untuk kesehatan dan


manajemen kesehatan.

Instrumen pencatatan data

Sumber daya (tenaga, biaya, fasilitas)untuk pengelolaan untuk


pemanfaatan data / informasi.

2. Proses

Pengorganisasian dan tata kerja unit pengelolaan data / informasi


termasuk aspek koordinasi, integrasi dan kerjasama antar unit
pelayanan dan pengelolaan data

Pengelolaan data / informasi rumah sakit

3. Output

Pemanfaatan data / informasi untuk menunjang manajemen dan


pengembangan kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

2.1.7 Rencana Strategi Rumah Sakit

Rencana Strategis merupakan kegiatan manajemen organisasi yang


digunakan untuk menetapkan prioritas, memperkuat operasi, dan kemudian
memastikan bahwa karyawan dan stakeholder lainnya bekerja menuju tujuan
bersama, membangun kesepakatan hasil yang diharapkan, dan menilai serta
menyesuaikan arah organisasi dalam respon terhadap peruabahan lingkungan.
(BSC, 2013). Pada dasarnya rencana strategis merupakan rencana jangka panjgan
yang disusun dengan telah mempertimbangkan kondisi lingkungan.
Dalam seiring berjalannya waktu perkembangan terus terjadi sehingga
terjadi perubahan baik bersifat eksternal maupun internal. Dengan demikian
dibutuhkan evaluasi terhadap rencana strategi yang telah ditetapkan untuk melihat
apakah rencana strategi tersebut masih relevan atau tidak untuksaat ini atau untuk
melihat apakah rencana strategis sudah tercapai atau belum. Evaluasi yang
dilakukan dapat menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT bisa digunakan
untuk saat pertama kali membangun RS ataupun pada saat akan melakukan
penambahan unit/klinik atau cabang RS.
Analisis SWOT adalah instrument perencanaan strategis yang klasik.
Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan
eksternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. (Start, Daniel
dan Ingie Hovland)

2.1.8 Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk


menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk
mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia)
untuk mencapai strategi ini (Carter M. Namara).
Perencanaan strategis dapat juga didefinisikan sebagai suatu proses
sistematis dan berkelanjutan di mana orang-orang membuat keputusan-keputusan
tentang hasil-hasil masa depan yang diharapkan, bagaimana hasil-hasil ini dicapai,
dan bagaimana kesuksesan dapat diukur dan dievaluasi (GC. Canada, Steps to
Competitiveness)
Perencanaan strategis menjawab tiga pertanyaan, yaitu:
1. Di manakah posisi kita saat ini? Pertanyaan ini mengantar pada
analisa tentang situasi yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu:
analisa eksternal, analisa internal dan analisa tentang kompetisi
2. Kemana dan kapan kita akan pergi? Pertanyaan ini membawa pada
logika mengapa suatu perusahaan (organisasi) didirikan. Mission
statement hadir sebagai arahan korporasi/perusahaan (corporate
direction), sementara itu tujuan jangka panjang dan sasaran-sasaran
jangka pendek hadir dalam unit usaha (business unit direction)
3. Bagaimana cara kita bisa sampai ke sana? Pada tahap ini strategi
disusun sebagai arahan untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
Formulasi strategi dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok,
level korporasi (corporate level), level unit usaha (business unit
level), dan level fungsi manajemen (functional level).
Fokus perencanaan strategis biasanya adalah pada keseluruhan organisasi,
sedangkan fokus perencanaan bisnis adalah pada produk-produk yang kita
hasilkan, pelayanan ataupun program. Perencanaan strategis berkembang sesuai
dengan iklim dan kepemimpinan organisasi, budaya organisasi, kompleksitas
organisasi, ukuran organisasi, kemampuan para pembuat rencana dan sebagainya.
Begitu banyak perspektif, model dan pendekatan yang digunakan pada
perencanaan strategis. Tujuan perencanaan strategis organikyang paling sering
digunakan dan dimulai dengan fokus pada misi organisasi tersebut (visi dan atau
nilai-nilai), tujuan dan bagaimana cara mencapainya. Isu dasar dari perencanaan
strategis biasanya dimulai dengan melihat isu apa yang sedang dihadapi oleh
organisasi tersebut, strategi tersebut kita lihat cocok untuk isu yang mana serta
rencana kerja. Perencanaan strategis bisa dimulai dengan mengakumulasikan visi
dan nilai-nilai dari organisasi tersebut kemudian bagaimana rencana kerja untuk
mencapai visi tersebut dengan memperhatikan nilai-nilai yang ada.
Perencanaan strategis akan membantu kita untuk:
 memaksimalkan kekuatan-kekuatan organisasi,
 meminimalkan kelemahan-kelemahan organisasi,
 mengambil keuntungan dari peluang, dan
 mengatasi ancaman-ancaman organisasi
Perencanaan strategis sering dipandang sebagai suatu proses pembaharuan
organisatoris. Perencanaan strategis menawarkan suatu hal yang sistematis dalam
penganalisaan ekonomi dan kompetisi calon konsumen untuk organisasi anda dan
menolong anda dalam merencanakan suatu tindakan jangka panjang. Proses
perencanaan strategis harus dinamis.
Proses perencanaan strategis dilaksanakan tergantung pada keadaan dan
kebutuhan organisasi serta lingkungan eskternal organisasi.
1. Perencanaan strategis harus dilakukan pada saat organisasi dimulai.
2. Perencanaan strategis harus dilakukan pada saat mempersiapkan
bagian-bagian/produk/layanan baru.
Pada saat pengimplementasian perencanaan strategis, proses
pengimplementasian harus ditinjau ulang oleh pimpinan organisasi. Penekanan,
frekuensi dari peninjauan ulang perencanaan strategis yang telah dibuat
bergantung pada perubahan dari dalam dan sekitar organisasi.

2.1.9 Sasaran dari Perencanaan Strategis

Tujuan utama dari perencanaan strategis adalah untuk memperkuat


manajemen dalam proses membuat keputusan dengan mengerti, mengenali faktor-
faktor kunci internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis. Hal ini dilakukan
untuk memperbaiki kinerja organisasi dan juga sebagai dasar untuk tindakan-
tindakan manajemen di masa depan termasuk rencana bisnis dan rencana
operasional. Rencana strategis juga bermakna bagi organisasi dalam
menyesuaikan pelayanan dan aktivitasnya untuk memenuhi perubahan kebutuhan
terhadap lingkungan. Ia membantu organisasi yang berhubungan dengan apa yang
harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kliennya.

2.1.10 Balance Score Card

Balance Score Card adalah perencanaan strategis dan sistem manajemen


yang digunakan secara ekstensif dalam bisnis dan industry, pemerintah dan
organisasi nirlaba di seluruh dunia untuk menyelaraskan kegiatan usaha dengan
visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan
kinerja organisasi memantau terhadap tujuan. Kemudian balance scored juga
merupakan sistem manajemen yang memungkinkan organisasi untuk
mengklarifikasi visi dan strategi mereka dan menerjemahkannya ke dalam
tindakan. Ini memberikan umpan balik di sekitar kedua proses bisnis internal dan
hasil ekstenal untuk terus meningkatkan kinerja strategis dan hasil.
Balance Score Card telah berkembang dari penggunaan awal sebagai
kerangka pengukuran kinerja sederhana untuk perencanaan strategis dan sistem
manajemen. Pada saat ini balance scored menyediakan kerangka kerja yang tidak
hanya menyedakan pengukuran kinerja tetapi membantu perencana
mengidentifikasi apa yang harus dilakukan dan di ukur. Hal ini mengakibatkan
para eksekutif untuk benar-benar menjalankan strategi mereka.
Balance Score Card tidak hanya berfokus pada hasil finansial melainkan
juga masalah manusia, Balance Score Card membantu memberikan pandangan
yang lebih menyeluruh pada suatu perusahaan yang pada gilirannya akan
membantu organisasi untuk bertindak sesuai tujuan jangka panjangnya. Sistem
manajemen strategis membantu manajer untuk berfokus pada ukuran kinerja
sambil menyeimbangkan sasaran finansial dengan perspektif pelanggan, proses,
dan karyawan.
Balance Score Card membantu organisasi untuk menghadapi dua masalah
fundamental: mengukur performa organisasi secara efektif dan
mengimplementasikan strategi dengan sukses. Secara tradisional, pengukuran
terhadap bisnis berkisar pada aspek finansial, yang kemudian banyak
mendatangkan kritik. Ukuran finansial tidaklah konsisten dengan lingkungan
bisnis saat ini, punya daya prediktif yang lemah, mengakibatkan munculnya silo
fungsional, menghambat cara berpikir jangka panjang, dan tidak lantas bisa
relevan bagi kebanyakan level organisasi. Mengimplementasikan strategi secara
efektif menjadi permasalahan tersendiri. Setidaknya terdapat empat pembatas
implementasi strategi di organisasi: pembatas visi, pembatas orang, pembatas
sumberdaya, dan pembatas manajemen.
Balance Score Card memberi organisasi elemen yang dibutuhkan untuk
berpindah dari paradigma ‘melulu finansial’ menuju model baru yang mana hasil
Scorecard menjadi titik awal untuk me-review, mempertanyakan, dan belajar
tentang strategi yang dipunya. Balance Score Card akan menerjemahkan visi dan
strategi ke dalam serangkaian ukuran koheren dalam empat perspektif yang
berimbang. Kita akan dengan cepat bisa dapatkan informasi untuk
dipertimbangkan lebih dari sekedar ukuran finansial.
Konsep keseimbangan dalam Balance Score Card terkait pada tiga area
berikut:

7. Keseimbangan antara indikator keberhasilan finansial dan non


finansial. Balanced Scorecard sendiri awalnya dibuat untuk
mengatasi kekuranghandalan ukuran performa finansial dengan
menyeimbangkannya dengan pemicu lain untuk performa yang
mengacu ke masa depan. Ini adalah masih terus menjadi prinsip
dari sistem Balance Score Card ini.
8. Keseimbangan antara konstituen internal dan eksternal dari
organisasi. Shareholder dan pelanggan merepresentasikan
konstituen eksternal dalam Balance Score Card, sementara
karyawan dan proses internal merepresentasikan konstituen
internal. Balance Score Card berusaha menyeimbangkan
kebutuhan kedua grup yang tak jarang menjadi kontradiktif satu
sama lain untuk bisa secara efektif mengimplementasikan strategi.
9. Keseimbangan antara indikator performa lag dan lead. Indikator
lag secara umum merepresentasikan performa masa lalu.
Contohnya semisal saja kepuasan pelanggan atau revenue.
Meskipun ukuran tersebut pada umumnya cukup obyektif dan bisa
diakses dengan mudah, namun mereka semua punya daya prediktif
yang lemah. Sementara itu indikator lead adalah pemicu performa
yang membawa pada pencapaian indikator lag. Indikator ini
biasanya berbentuk ukuran atas proses dan aktivitas. Pengiriman
tepat waktu, semisal, bisa merepresentasikan indikator lead untuk
ukuran lag kepuasan pelanggan. Suatu scorecard harus berisi
campuran/paduan antara indikator lag dan lead. Indikator lag yang
tanpa disertai oleh ukuran lead tidak akan mengkomunikasikan
bagaimana target akan diraih. Sebaliknya, indikator lead tanpa
ukuran lag akan menghasilkan perkembangan jangka pendek
namun tidak tampak bagaimana perkembangan tersebut berdampak
pada peningkatan benefit bagi pelanggan dan juga shareholder.
2.1.11 Cloud Computing

Cloud Computing adalah gabungan pemanfaatan teknologi computer dan


pengembangan berbasis Internet. Awan (cloud) metafora dari internet,
sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan computer, awan
dalam cloud computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur komples yang
disembunyikan. Internet cloud adalah satuu model komputasi dimana kapabilitas
terkait terknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan, sehingga pengguna
dapat mengaksesnya lewat internet. Meskipun cloud computing adalah layanan
teknologi informasi yang dimanfaatkan melalui jaringan internet, namun tidak
semua layanan yang ada di internet dapat dikategorikan sebagai layanan cloud
computing.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar layanan yang ada di internet
dikatakan sebagai layanan cloud computing, yaitu
10. Layanan bersifat on demand, yaitu pengguna dapat
berlangganan hanya yang dia butuhkan saja dan membayar hanya
untuk yang mereka gunakan saja.
11. Layanan bersifat elastic/scalable, dimana pengguna bisa
menambah atau mengurangi jenis dan kapasitas layanan yang dia
inginkan kapan saja dan sistem selalu bisa mengakomodasi
perubahan tersebut.
12. Layanan sepenuhnya dikelola oleh provider
13. Sumber daya terkelompok (resource pooling)
14. Akses pita lebar, layanan terhubung melalui jaringan pita lebar,
terutama dapat diakses secara memadai melalui jaringan internet.
15. Layanan yang terukur, sumber daya cloud yang tersedia harus
dapat diatur dan dioptimasi penggunaannya, dengan suatu sistem
pengukuran yang dapat mengukur penggunaan dari setiap sumber
daya komputasi yang digunakan.
Dengan adanya cloud computing akan mengubah paradigma perusahaan
ataupun organisasi IT dalam memandang investasi teknologi komunikasi
informasi. Investasi untuk modal capital berubah menjadi biaya operasional
dengan besaran yang lebih efisien akibat adanya cloud computing, dan ini
membuat para pengguna
(user) bebas berkreasi dan tidak perlu menyediakan infrastruktur (data center,
processing power, storage, sampai ke aplikasi desktop) untuk dapat memiliki
sebuah sistem, karena semuanya sudah disediakan secara virtual.
Manfaat dari cloud computing yaitu :
1. Skalabilitas, mudah meningkatkan kapasitas, sebagai kebutuhan
komputasi berubah, tanpa membeli peralatan tambahan
2. Accessibility, akses data dan aplikasi melalui internet dari mana saja
3. Mengurangi biaya
4. Shift bebas, free staf IT internal dari pembaruan dan isu-isu
konstan. Cloud computing diperkirakan akan mengubah IT di perusahaan besar
karena memungkinkan enterprise dari berbagai ukuran untuk memanfaatkan
skala ekonomi dan mendapat keuntungan dari hanya membayar sumber daya
yang digunakan saja. Dengan cloud computing, heterogenitas telah menjadi
sebuah karakteristik utama dari komputansi. Sumber daya di awan bisa jadi
proprietary
atau open-source atau gabungan dari keduanya.
Cloud computing mempunyai beberapa kelebihan yaitu
1. Reduce cost
Teknologi cloud computing memudahkan pengguna untuk
menghemat biaya dan efisien lebih baik karena menggunakan
anggaran yang rendah untuk biaya sumber daya dari sebuah
organisasi atau perusahaan dan lebih menekankan biaya operasi
yang dianggarkan oleh sebuah organisasi untuk meningkatkan
Reability dan kritikan sistem yang dibangun.
2. Increase Storage
Perusahaan atau organisasi yang menggunakan teknologi cloud
computing dapat digunakan sebagai pusat data, dimana data-data
tersimpan terpusat dan dapat diakses kesemua pengguna atau
cabang-cabang dari sebuah perusahaan atau organisasi dan dapat
menyimpan data lebih banyak ketimbang dengan menggunakan
computer pribadi.
3. Highly Automated
Seorang pengguna tidak perlu khawatir akan harus mengganti atau
memperbaharui versi dari program yang mereka gunakan, karena
sistem ini dapat melakukan sistem otomatis pembaharuan atau
penggantian versi dari program tanpa harus diberikan masukan dari
seorang pengguna
4. Flexibility
Memberikan banyak sistem fleksibilitas dari metode komputansi
yang lama dan dengan mudah dapat berorientasi pada profit dan
perkembangan yang cepat dan berubah-ubah
5. More mobility
Suatu perusahaan yang memiliki pegawai atau pengguna dapat
melakukan akses data atau informasi dari tempat yang berbeda-
beda, cloud computing dapat membentuk manajemen serta
operasional yang lebih mudah diakses dikarenakan sistem
perusahaan tergabung dalam satu cloud sehingga dengan mudah
dapat mengakses, memantau dan mengaturnya.
6. Allow IT to Shift Focus
Dalam sebuah perusahaan yang menggunakan teknologi cloud
computing tidak perlu mengkhawatirkan server yang harus
diperbaharui dan isu-isu komputansi lainnya.

2.2 Middle Theory

2.2.1 Data

Data merupakan fakta kasar atau gambaran yang dikumpulkan dari keadaan
tertentu dalam kondisi belum melalui proses pengolahan dan merupakan sumber
dari informasi. Kemudian data juga merupakan hal, peristiwa, atau kenyataan lain
apapun yang mengandung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna
penyusunan keterangan pembuatan kesimpulan atau penetapan keputusan.
Data diklasifikasikan menurut jenisnya, sifatnya dan sumbernya.
Menurut jenisnya data terdiri dari:
16. Data hitung (enumeration/counting data)
Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu, seperti
persentase dari suatu jumlah tertentu.
17. Dukur (measurement data)
Data ukur adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai
sesuatu, seperti angka yang ditunjukan alat hasil pengukuran.
Menurut sifatnya, data terdiri dari:
1. Data kuantitatif
Data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan
penjumlahan.
2. Data kualitatif
Data mengenai penggologan dalam hubungannya dengan kualitas
atau sifat tertentu.
Kemudian klasifikasi data menurut sumber data, yaitu:
1. Data internal
Data internal adalah data asli, artinya data sebagai hasil obervasi
yang dilakukan sendiri, bukan dari hasil karya orang lain.

2. Data eksternal
Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Data
eksternal di bagi menjadi dua, yaitu
a. data eksternal primer yaitu data dalam bentuk ucapan lisan atau
tulisan dari pemiliknya sendiri.
b. data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari
orang lain yang melakukan observasi melainkan sesorang atau
sejumlah orang.
Dalam pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dapat dilakukan
dengan beberapa metode, yaitu (Burhanudin):
1. Pengamatan Langsung
Hal yang dilakukan yaitu melakukan pengamatan secara langsung
terhadap catatan-catatan yang ada. Dalam hal ini yang harus
diperhatikan yaitu diketahuinya tujuan dari suatu kepentingan yang
terkait dengan masalah yang ada didalam catatan tersebut. Dengan
kata lain harus ada kesesuaian antara tujuan pengumpulan data
dengan data yang dikumpulkan. Keuntungan dari metode ini yaitu
lebih akurat karena dikumpulkan oleh petugas yang mengetahui
tujuan dari proses pengumpulan tersebut. Namun kerugian dari
metode ini adalah adanya keterbatasan proses pencermatan, biaya
mahal dan menjadi tidak efektif apabila banyak permasalahan yang
akan diambil.
2. Wawancara
Kualitas data dari metode ini sangat tergantung pada kemampuan
pewawancara serta terwawancara. Subjektifitas antara
pewawancara dan terwawancara akan mempengaruhi kualitas serta
validitas data yang dikumpulkan. Keuntungan metode ini yaitu data
yang terkumpul akan lebih akurat dan pemelihan sumber data akan
sesuai dengan tujuan. Sedangkan kekurangannya yaitu memerlukan
biaya yang cukup banyak karena harus mengirimkan pewawancara
untuk beberapa obyek masalah serta subyektifitas serta kemampuan
pewawancara sangat mempengaruhi keakuratan data.

3. Perkiraan Koresponden
Koresponden diminta untuk memberikan informasi yang
diperlukan. Oleh karena itu koresponden tidak mempunyai
kepentingan, dimungkinkan kualitas data dapat terabaikan,
sehingga keakuratannya sulit dipertanggungjawabkan. Namun
metode ini mempunyai keuntungan yaitu murah dan dapat
menjangkau dalam skala yang luas.
4. Daftar Pertanyaan
Daftar pertanyaan diberikan kepada responden yang memiliki data-
data yang dimungkinkan terkait dengan tujuan manajemen suatu
organisasi. Metode ini dapat dilakukan dalam skala yang luas dan
cukup efektif untuk mendapatkan data-data yang cukup banyak dan
cepat.

2.2.2 Informasi

Informasi merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan
keputusan (Pangestu, 2003). Informasi merupakan data yang memiliki arti penting
dalam pengambilan keputusan dan telah melalui proses pengolahan. Proses
pengolahan yang dilakukan merupakan pengumpulan data dimana proses ini
merupakan hal penting untuk tersedianya informasi yang berkualitas
(Burhanudin).Informasi menurut Laudon & Laudon (1998) adalah data yang telah
diolah menjadi bermakna dan berguna bagi manusia.Informasi menurut Hoffer,
dkk (1995) adalah data yang diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan
pengetahuan seseorang yang menggunakannya. Sedangkan menurut Davis (1999)
adalah data yang diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimaannya
dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Bagi
Ery informasi adalah suatu yang memberikan makna dan dan manfaat sebagai
bahan pengambilan keputusan bagi para manajer.Agus Mulyanto menyatakan,
informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih

berarti bagi yang menerimanya. Jogiyanto juga menyatakan, informasi adalah data
yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya.
Dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa informasi adalah gabungan dari beberapa data yang telah
diolah atau diproses dengan cara tertentu, sehingga sesuai dengan kebutuhan
penerima informasi dan memiliki nilai manfaat bagi penerima informasi.
Informasi merupakan pengetahuan dari hasil pengolahan data-data yang
berhubungan menjadi sebuah kesimpulan. Nilai sebuah informasi sangat
bergantung dari pengetahuan yang dimiliki oleh pengguna. Dengan kata lain,
Informasi merupakan sekumpulan data yang berkaitan yang diolah dan diproses
menjadi bentuk yang mudah dipahami, disukai dan mudah diakses. Informasi
harus mempunyai nilai, memperkaya pengkajian, mengurangi ketidakpastian dan
dapat digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Data merupakan
sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata. Beberapa data
dapat dinyatakan sebagai sebuah informasi jika dari sedikit data tersebut sudah
dapat ditarik sebuah kesimpulan.
2.2.3 Siklus Informasi

Data merupakan suatu fakta yang belum diolah dan belum dapat
memberikan informasi yang jelas, sehingga perlu untuk diolah lebih dahulu. Data
yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian
Input
menerima informasi tersebut kemudian menentukan keputusan berdasarkan
informasi yang telah diterimanya. Informasi Sumber
memiliki sebuah siklus dimana data
yang ditangkap dianggap sebagai input, diproses kembali melalui sebuah model.
Siklus ini berlangsung secara terus-menerus.Konsep umpan balik informasi
menjelaskan perihal pencarian sasaran dan saling mempengaruhi antar bagian
yang terlibat dalam sistem. Keluaran dari satu bagian akan menjadi masukan
untuk bagian yang lain. Konsep umpan balik berkaitan dengan cara informasi
digunakan untuk keperluan pengendalian. Pengendalian sebagai konsepsi inti
sistem sangat membutuhkan umpan balik informasi. Hal ini berguna untuk
menjaga agar sistem mampu berjalan sesuan dengan rencana pencapaian sistem.

Proses

Informasi

Data Penerimaan

Hasil Tidakan

Gambar 2.2 siklus informasi

2.2.4 Kualitas Informasi

Informasi merupakan salah satu bentuk sumber daya utama suatu organisasi
yang digunakan oleh manager untuk mengendalikan perusahaan dalam mencapai
tujuan. Kualitas suatu informasi tergantung pada beberapa hal, yaitu :
1. Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Akurat
juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
Komponen akurat meliputi :
(1) Completeness, berarti informasi yang dihasilkan atau
dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena
akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
(2) Correctness, berarti informasi yang dihasilkan atau
dibutuhkan harus memliki kebenaran.
(3) Security, berarti informasi yang dihasilkan atau
dibutuhkan harus memiliki keamanan.

2. Tepat waktu
Informasi harus tepat waktu dikarenakan informasi yang terlambat
tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga jika digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan akan dapat berakibat fatal.
3. Relevan
Informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima. Relevansi
informasi untuk setiap orang berbeda.
4. Ekonomis
Informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar
dibandingkan dengan biaya yang mendapatkannya dan sebagian
besar informasi tidak dapat ditaksi keuntungannya dengan satuan
nilai uang tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

5. Efisien

Informasi ringkas, jelas dan sederhana namun memiliki makna


yang mendalam bagi penerima informasi.

6. Dapat Dipercaya

Informasi berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber


informasi telah teruji tingkat kejujurannya.

Anda mungkin juga menyukai