Anda di halaman 1dari 198

TESIS

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN


SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS)
DI RSU MAMAMI KUPANG

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar S2


Magister Manajemen pada Program Studi Magister Manajemen
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Katolik
Widya Mandira Kupang

OLEH :

REINHEART DAMANIK
NIM.8112201050 MM

KONSENTRASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2022
ii
iii
SERTIFIKASI

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Reinheart Damanik

NIM : 8112201050MM

Program Studi : Magister Manajemen Konsentrasi Manajemen Rumah Sakit


Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Katolik Widya
Mandira Kupang.

Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Penerapan


Judul Tesis : Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di
RSU MAMAMI Kupang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya ajukan dan susun ini

adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah disampaikan untuk memperoleh

gelar Magister Manajemen pada Program Studi Magister Manajemen Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Katolik Widya Mandira Kupang ataupun pada

Universitas lainnya. Karya ini adalah milik saya, oleh karena itu

pertanggungjawabannya berada sepenuhnya pada diri saya.

Kupang, Mei 2022

Penulis,

Reinheart Damanik

iv
ABSTRACT

This Thesis entitled Analysis of Factors Influencing the Implementation of


Hospital Management Information Systems (SIMRS) in RSU. Mamami Kupang was
written by Reinheart Damanik, NIM 8112201050, under the supervision of Dr. Simon Sia
Niha, SE., M.Si and Jou Sewa Adrianus, SE., M.Si.
This research aimed to analyze factors that influence the implementation of
Hospital Management Information System (SIMRS) at RSU MAMAMI Kupang.
The type of the research is quantitative research. The population is 144
respondents and the samples is 106. It applied primary data as the source of research.
Data collection is carried out by questionnaire. Data analysis technique used is descriptive
and inferential statistical analysis.
The result of inferential statistical analysis showed that work culture had no
significant effect on the implementation of hospital management information system
(SIMRS), age had no significant effect on the implementation of hospital management
information system (SIMRS), work experience had no significant effect on the
implementation of hospital management information system (SIMRS), tool specification
had significant effect on the implementation of hospital management information system
(SIMRS), human resources competence had significant effect on the implementation of
hospital management information system (SIMRS), work culture had significant effect on
human resourcese competence, age had significant effect on human resourcese
competence, work experience had no significant effect on human resourcese competence,
human resource competence was not able to mediate the influence of work culture on the
application of hospital management information system (SIMRS), human resource
competence was not able to mediate the influence of work experience on the application
of hospital management information system (SIMRS), and human resource competence
was able to mediate the influence of age on the application of hospital management
information system (SIMRS). The cooficient of dtermination for SIMRS implementation
variable was 0,780 and for the human resource competence was 0,705. This score
explained that the contribution of work culture, age, work experience, human resources
competence and tool specification variables to the implementation of SIMRS was 78 %
and the contribution of work culture, age and work experience variables to the human
resources competence was 70 %.
The suggestions could be listed as follows: hospital management pays attention to
factors that support or hinder the implementation of SIMRS; SIMRS development in
other service units to support hospital operation and assist decision making at the
management level; supervise the implementation of SIMRS at RSU Mamami on a regular
basisin order to increase customer satisfaction and the performance of the hospital; pay
atttention to and improve tha factors that do not support the implementation of SIMRS at
RSU Mamami Kupang namely work culture, age, and officers’ working experience; and
for the next researcher may analyze variables with no significant influence to the
implementaition of SIMRS at RSU Mamami Kupang, and may also add other variables
not examined in this research such as: compensation, leadership, employee performance,
organization performance, etc.
Key words: work culture, age, work experience, human resources competence, tool
specification, implementation of SIMRS

v
ABSTRAK

Tesis berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Sistem


Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di RSU. Mamami Kupang ini ditulis oleh
Reinheart Damanik NIM 8112201050 dibimbing oleh Dr. Simon Sia Niha, SE., M.Si dan
Jou Sewa Adrianus, SE., MM.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di RSU MAMAMI
Kupang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 144 dan sampel berjumlah 106 responden. Jenis data dalam penelitian ini
adalah data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan bahwa Budaya kerja berpengaruh
tidak signifikan terhadap penerapan Sistem imformasi manajemen rumah sakit (SIMRS),
Umur berpengaruh tidak signifikan terhadap penerapan Sistem imformasi manajemen
rumah sakit (SIMRS), Pengalaman kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap penerapan
Sistem imformasi manajemen rumah sakit (SIMRS), Spesifikasi Alat berpengaruh
signifikan terhadap penerapan Sistem imformasi manajemen rumah sakit (SIMRS),
Kompetensi sumber daya manusai berpengaruh signifikan terhadap Penerapan SIMRS,
Budaya Kerja berpengaruh signifikan terhadap kompetensi sumber daya manusia, umur
berpengaruh signifikan terhadap kompetensi sumber daya manusia, Pengalaman kerja
berpengaruh tidak signifikan terhadap kompetensi sumber daya manusia, Kompetensi
SDM tidak mampu memediasi pengaruh Budaya Kerja terhadap penerapan Sistem
informasi manajemen rumah sakit (SIMRS), Kompetensi SDM tidak mampu memediasi
pengaruh Pengalaman kerja terhadap penerapan Sistem imformasi manajemen rumah
sakit (SIMRS), dan Kompetensi SDM mampu memediasi pengaruh Umur terhadap
penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS). Nilai R square adjusted
diketahui bahwa nilai koefisien determinasi variabel Penerapan SIMRS sebesar 0,780 dan
nilai koefisien determinasi variabel Kompetensi SDM sebesar 0,705. Nilai ini
menerangkan bahwa kontribusi variabel budaya kerja, umur, pengalaman kerja,
kompetensi SDM, spesifikasi alat terhadap Penerapan SIMRS adalah sebesar 78 % dan
kontribusi variabel budaya kerja, umur dan pengalaman kerja terhadap variabel
kompetensi SDM sebesar 70 %.
Saran yang diberikan yaitu manajemen rumah sakit memperhatikan faktor-faktor
yang mendorong maupun menghambat penerapan sistem informasi manajemen rumah
sakit (SIMRS); Pengembangan SIMRS pada unit layanan lainnya untuk mendukung
operasional rumah sakit dan membantu pengambilan keputusan di level manajemen;
pengawasan penerapan SIMRS pada rumah sakit umum Mamami secara rutin, demi
meningkatkan kepuasan pelanggan dan kinerja RSU Mamami; memperhatikan dan
memperbaiki faktor-faktor yang belum mendukung penerapan sistem informasi
manajemen rumah sakit (SIMRS) di RSU Mamami Kupang yakni faktor Budaya Kerja,
Umur dan pengalaman kerja pegawai; bagi peneliti berikutnya dapat menganalisis lebih
lanjut variabel-variabel yang berpengaruh tidak signifikan terhadap penerapan sistem
informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) di RSU Mamami Kupang dan juga dapat
menambah variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti: kompensasi,
kepemimpinan, kinerja pegawai, kinerja organisasi dan lainnya.
Kata kunci: Budaya Kerja, Umur, Pengalaman Kerja, Kompetensi SDM, Spesifikasi
Alat, Penerapan SIMRS

vi
MOTO

“Small Changes, can make a big difference”

(Brian Tracy)

vii
PERSEMBAHAN

Tesis ini dipersembahkan kepada:

1. Papa tercinta Kombes Pol. (P) Drs. Arthur Damanik SH (Alm), dan mama

tercinta Rolina Butar-butar yang telah membesarkan dan mendidik dengan

penuh kesabaran, cinta kasih dan disiplin, juga senantiasa memberikan

semangat, doa, serta motivasi kepada penulis untuk terus semangat dalam

menggali ilmu, dan meraih sukses dalam pendidikan juga pekerjaan.

2. Istri tercinta drg. Rima Tallo, Sp.Ort, dan kedua buah cinta kami (Reiko

Bungaran Damanik, dan Rafael Arthur Damanik) yang senantiasa

mendoakan, mendukung, menghibur, serta memberikan solusi dalam

berbagai kendala sampai penulis menyelesaikan penulisan Tesis ini tepat

waktu.

3. Adikku Bobby Damanik SH, MM yang telah terlebih dahulu lulus dari

Kampus Unwira Kupang dan memberikan banyak masukan serta arahan

dalam penulisan Tesis, begitu juga adikku dr. Michael Damanik Sp.THT

yang memotivasi serta mendoakan untuk dapat terselesaikannya penulisan

Tesis ini tepat waktu.

viii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas

kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis

dengan judul “Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di Rumah Sakit Umum Mamami

Kupang."

Penulis menyadari bahwa banyak pihak telah memberikan bantuan sehingga

penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini,

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Pater Yulius Yasinto SVD, MA, M.Sc. selaku Ketua Yayasan Pendidikan

Katolik Arnoldus Kupang saat penulis melakukan pendidikan dan

penelitian, dan Pater John G Salu, SVD, MA sebagai Ketua Yayasan

Pendidikan Katolik Arnoldus Kupang periode 1999 sampai 2008, Yayasan

yang mengelola Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

2. Pater Dr. Philipus Tule, SVD selaku Rektor Universitas Katolik Widya

Mandira Kupang, terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada

penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Studi Magister

Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Katolik Widya

Mandira Kupang.

3. Ibu Dr. M. E. Perseveranda, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomika

dan Bisnis, terimakasih untuk informasi, arahan dan masukan saat penulis

mengikuti seminar proposal, dan hasil.

ix
4. Bapak Dr. Simon Sia Niha, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi

Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Katolik

Widya Mandira Kupang sekaligus sebagai Pembimbing Utama,

terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan lewat bimbingan,

arahan, masukan, dan bantuan yang sangat berarti bagi penulis dalam

penyusunan tesis ini.

5. Ibu Dr. Henny A. Manafe, SE.,MM, selaku Sekertaris Program Studi

Magister Manajemen dan Penguji I, terimakasih atas segala bantuan yang

telah diberikan lewat bimbingan, arahan, masukan, dan bantuan yang

sangat berarti bagi penulis dalam penyusunan tesis ini.

6. Bapak Jou Sewa Adrianus, SE., MM, sebagai Pembimbing Anggota,

terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan melalui bimbingan

dan masukan yang sangat berarti bagi penulis dalam penyusunan tesis ini.

7. Bapak Daniel Taolin, SE, M.Si, selaku Penguji II, terimakasih atas segala

bantuan yang telah diberikan lewat bimbingan, arahan, masukan, dan

bantuan yang sangat berarti bagi penulis dalam penyusunan tesis ini.

8. Bapak Ibu dosen dan seluruh pegawai di Program Studi Magister

Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Katolik Widya

Mandira Kupang, terimakasih atas segala bantuan yang diberikan dalam

mendidik, membimbing, mengarahkan, dan membantu penulis, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

9. Ibu Rolina Butar-butar selaku Founder Rumah Sakit Umum Mamami

Kupang, Pembina Yayasan Mamami dan juga orang tua penulis, dr.

x
Efrisca M Damanik, M. Biomed, Sp.PA, selaku Direktur, Ibu Sondang

Purba ST. Kep. An selaku Wakil Direktur, Bang Erwin Damanik, Amd

selaku Case Manager & IT, Sampit Moratua Simanullang, S.Kom, selaku

pencipta applikasi MMIS dan IT, juga kepada seluruh staf manajemen,

security, dokter, perawat dan bidan di Rumah Sakit Umum Swasta

Mamami Kupang yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih

atas segala bantuan informasi dan data yang diperlukan penulis untuk

dapat menyelesaikan tesis ini.

10. Istri penulis drg. Rima Tallo Sp.Ort dan anak-anak Reiko Bungaran

Damanik dan Rafael Arthur Damanik yang sangat penulis cintai yang

selama ini selalu mendukung dan menyemangati.

11. Adik penulis Bobby Damanik SH, MM dan dr. Michael Damanik, yang

telah memberikan dukungan moral, saran dan pemikirin dalam pengerjaan

tesis ini.

12. Papi dan mami mertua penulis, dr. Cornelis A. Tallo dan ibu Ida Ayu

Suryati Tallo, serta kakak-kakak ipar yang penulis cintai, dr. Ratna Tallo

Sp.KK & Kak Petu, dr Niko Hudaya Sp.OG & Kak Dewi SE, dr Karolina

Tallo Sp.A & Robby Christanto, dr. Angel Tallo. Sp. M & dr. Rai Sp. OG,

yang selalu mendukung, memberikan saran dan masukan dalam proses

perkuliahan serta turut menjadi responden dalam penelitian.

13. Rekan-rekan grup "Semongko" Pak Adi Ngongo, Pak Aldy Soai, Pak

Hengki, Ibu Monika, Ibu Lodia, dr. Efriska Damanik yang selama ini

xi
secara rutin menjadi rekan belajar bersama mulai dari awal proses

pendidikan.

14. Rekan-rekan grup Manajemen Rumah Sakit "Angkatan Pertama"

Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, dr. Herly, dr. Dylan, dr.

Indra, dr.Efriska Damanik, dr. Felicitas, dr. Maria Goreti, dr. Monik, dr.

Maria Naki, Zr.Agatha, dan Pak Eki Nasa untuk kerjasama, serta

pembelajaran bersama yang seru dan harmonis.

15. Rekan-rekan Angkatan 35 Program Pasca Sarjana Universitas Katolik

Widya Mandira, diantaranya sahabat saya Ir. Rikardus Outniel Yunatan,

Anggota DPRD Kota Kupang Fraksi Gerinda, serta seluruh teman-teman

yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas semua

kebersamaan selama ini.

“Tak ada gading yang tak retak”, begitu juga dengan tesis ini, penulis

menyadari masih banyak kekurangan, dan untuk itu penulis memohon maaf,

serta menerima saran dan kritik yang membangun.

Kupang , 15 Desember 2022

Penulis

Reinheart Damanik

xii
DAFTAR ISI
Halaman

LEMBAR JUDUL ............................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. iii
LEMBAR SERTIFIKASI .................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................... v
MOTO ................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ......................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Masalah Penelitian ......................................................................... 20
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 22
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 23
BAB II TELAAH PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS
2.1 Telaah Pustaka ................................................................................ 24
2.1.1 Manajemen ............................................................................ 24
2.1.2 Fungsi-Fungsi Manajemen .................................................... 25
2.1.3 Rumah Sakit ........................................................................... 26
2.1.4 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ............................................. 28
2.1.5 Asas dan Tujuan Rumah Sakit ............................................... 30
2.1.6 Manajemen Rumah Sakit ....................................................... 31
2.1.7 Budaya Kerja ......................................................................... 32
2.1.8 Umur ...................................................................................... 34

xiii
2.1.9 Pengalaman Kerja .................................................................. 35
2.1.10 Spesifikasi Alat Mora Medica Integrated System (MMIS) .. 37
2.1.11 Kompetensi .......................................................................... 40
2.1.12 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)......... 43
2.1.13 UTAUT .............................................................................. 50
2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 58
2.3 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 60
2.4 Hipotesis ........................................................................................ 61
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ........................................................................... 63
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 63
3.3 Populasi dan Sample ...................................................................... 63
3.3.1 Populasi................................................................................... 63
3.3.2 Sampel ................................................................................... 64
3.4 Sumber Data .................................................................................. 65
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 66
3.6 Definisi Operasional Variabel ........................................................ 66
3.7 Teknik Analisis Data ..................................................................... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 79
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 79
4.1.2 Analisis Karakteristik Responden............................................ 82
4.1.3 Analisis Deskriptif dan Pembahasan Variabel Budaya
Kerja, Umur, Pengalaman Kerja, Spesifikasi Alat,
Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Penerapan SIMRS .. 85
4.1.4 Analisis Uji Pengaruh dengan SEM Partial Least Square
(PLS) ....................................................................................... 99
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 109
4.2.1 Uji Pengaruh Langsung ............................................................ 109
4.2.1 Uji Pengaruh Tidak Langsung ................................................. 120

xiv
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 125
5.2 Saran ................................................................................................. 126
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 128
LAMPIRAN ........................................................................................... 134

xv
DAFTAR TABEL

Judul Tabel Halaman


Tabel 1.1 Data Penerapan SIMRS berdasarkan 5 Indikator di
Rumah Sakit Umum Mamami Kupang ........................... ... 8
Tabel 1.2 Data Evaluasi Kerjasama BPJS dengan Rumah Sakit ......... 9
Tabel 1.3 Data Aspek Permasalahan Penggunaan SIMRS Pada
Rumah Sakit Umum Mamami Kupang .............................. 11
Tabel 1.4 Data Umur Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit
Umum Mamami Kupang .................................................... 16
Tabel 1.5 Data Lama Bekerja Sumber Daya Manusia di Rumah
Sakit Umum Mamami Kupang ........................................... 17
Tabel 2.1Kebutuhan standar minimal untuk menjalankan
Aplikasi MMIS ................................................................. 40
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................ 58
Tabel 3.1 Variabel, Defenisi, Indikator dan Skala Pengukuran ........... 67
Tabel 3.2 Predikat dan Rentang Nilai Uji Deskriptif ........................... 72
Tabel 3.3 Ringkasan Rule of Thumb Evaluasi Model ......................... 77
Tabel 4.1 Komposisi Responden Menurut Jenis Kelamin ................. 82
Tabel 4.2 Komposisi Responden Menurut Umur .................................. 83
Tabel 4.3 Komposisi Responden Menurut Profesi ............................ 84
Tabel 4.4 Komposisi Responden Menurut Lama Bekerja ................ 85
Tabel 4.5 Deskripsi Variabel Budaya Kerja ......................................... 86
Tabel 4.6 Deskripsi Variabel Umur ...................................................... 88
Tabel 4.7 Deskripsi Variabel Pengalaman Kerja .................................. 90
Tabel 4.8 Deskripsi Variabel Spesifikasi Alat ...................................... 91
Tabel 4.9 Deskripsi Variabel Kompetensi SDM .................................. 93
Tabel 4.10 Deskripsi Variabel Penerapan SIMRS ............................... 95
Tabel 4.11 Hasil Outer Loading (Outer Model) .................................. 100
Tabel 4.12 Discriminant Validity Cross Loading ................................ 102
Tabel 4.13 Average Variance Extracted (AVE) ................................... 103

xvi
Tabel 4.14 Nilai Composite Reliability ............................................... 104
Tabel 4.15 Nilai Cronbach’s Alpha ..................................................... 105
Tabel 4.16 Nilai R-square .................................................................... 106
Tabel 4.17 Hasil Boothstrapping Uji Hipotesis ................................... 108
Tabel 4.18 Kompetensi SDM (Z) Memediasi Pengaruh Budaya
Kerja, Umur, dan Pengalaman Kerja Terhadap Penerapan
SIMRS (Y) ......................................................................... 121

xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 UTAUT 2 (Venkatesh et al., 2012:160) .............................. 52
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ........................................................... 61
Gambar 3.1 Model Analisis Jalur .......................................................... 74
Gambar 4.1 Analisis Jalur Convergent Validity ...................................... 100
Gambar 4.2 Uji Inner Model................................................................... 108

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden………………………... 135

Lampiran 2. Kuisioner Penelitian…………………………………..... 136

Lampiran 3. Tabulasi Data ………………………………...………... 144

Lampiran 4. Hasil Uji Smart PLS ……….........………………….…. 169

Lampiran 5. Beberapa Tampilan Modul SIMRS Mamami Kupang .. 174

Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penelitian ……….………….…. 178

Lampiran 7. Surat Pernyataan Selesai Penelitian di RSU Mamami.... 179

xix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi menjadi kebutuhan penting serta mampu

mengintegrasikan di banyak sektor di masa kini. Teknologi pun berpeluang

meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Suatu aktivitas profesional di

lapangan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan melalui kolaborasi,

koordinasi serta dapat terkendali. Implementasi teknologi data pada bidang

kedokteran memerlukan modernisasi proses baik dalam hal penindakan

informasi klinis ataupun dalam hal pelayanan yang harus terus

dikembangkan ke depannya.

Teknologi pengolahan data bisa menolong industri kesehatan dalam

hal ini yaitu Rumah Sakit, farmasi serta bidang kesehatan yang lain untuk

meningkatkan layanan kesehatan yang mampu mengurangi biaya juga dapat

mengurangi resiko yang tidak diinginkan. Secara universal dalam bermacam

pelayanan kesehatan, menempatkan, menyalurkan serta menganalisis

informasi kedokteran, teknologi data teruji mampu meminimalisir kesalahan

yang ada, utilitas ini yang membuat Rumah Sakit wajib mengadopsi

teknologi yang terintegrasi (Rachmatta, 2018). Sistem informasi Manajemen

merupakan bagian dari bentuk kemajuan teknologi Informasi,

perkembangan teknologi informasi di bidang kesehatan sangat pesat, dalam

bidang kesehatan di kenal dengan SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit)

atau yang sekarang lebih di kenal dengan istilah SIM RS (Sistem Informasi

1
Manajemen Rumah Sakit). Sistem informasi berkembang melawati 3 tahap

yaitu era manual, era transisi dan era komputerisasi. Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit mulai diwajibkan digunakan di Rumah Sakit di

akhir era transisi dan Komputerisasi di tahun 2009 - 2012.

Kementerian Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang

menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang

dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta dalam rangka meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor :1171/Menkes/Per/VI/2011(PMKRI

2011). Permenkes ini pada pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa “ Setiap Rumah

Sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit ”

Sistem informasi Rumah Sakit merupakan salah satu komponen

yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu pelayanan. Mutu

pelayanan di nilai dari berbagai aspek dalam proses Akreditasi instansi

penyelenggara layanan kesehatan seperti Rumah Sakit. Salah satu di

dalamnya adalah penggunaan sistem informasi teknologi dalam mengelola

manajemen Rumah Sakit, yang dikenal dengan SIMRS. Penerapan sistem

manajemen Rumah Sakit pada Rumah Sakit di tentukan oleh kesiapan

Rumah Sakit dalam sumber daya manusia dan perangkat informasi yang

baik.

Sistem informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah bagian

dari sistem informasi kesehatan yang menyediakan sumber informasi secara

relevan di seluruh Rumah Sakit untuk mendukung pengambilan keputusan

2
yang efektif dan efisien dalam administrasi Rumah Sakit (Balaraman &

Kosalram, 2013). Tujuan dari SIMRS yaitu untuk meningkatkan efisiensi,

efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan Rumah Sakit

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Selain itu Measure

Evaluation’s menyebutkan bahwa tujuan SIMRS adalah untuk

menghasilkan informasi berkualitas tinggi yang dapat digunakan di semua

unit untuk pengambilan keputusan. Kinerja SIMRS didefinisikan

menggunakan dimensi kualitas data (akurasi, keandalan, kelengkapan,

ketepatan waktu, integritas, dan kerahasiaan) dan terus digunakan secara

sistematis untuk pengambilan keputusan (Measure Evaluation, 2017).

SIMRS memiliki peran yang sangat penting dalam proses akreditasi

Rumah Sakit dalam menyajikan sebuah informasi mengenai struktur

organisasi Rumah Sakit, memudahkan pelaksanaan SOP dan meningkatkan

pelayanan konsumen. SIMRS juga memiliki peran penting dalam

pelaksanaan BPJS dimana apabila SIMRS terintegrasi dengan sistem BPJS

maka hasil yang diperoleh yaitu verifikasi kepersertaan BPJS menjadi lebih

mudah dan cepat sehinga pasien tidak perlu mengantri pada loket SEP dan

loket poli. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82

Tahun 2013 Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

pada pasal 3 menyebutkan bahwa setiap Rumah Sakit wajib menerapkan

SIMRS (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Peraturan tersebut

menjadi acuan bagi seluruh Rumah Sakit untuk menerapkan sebuah aplikasi

SIMRS (Rachmatta, 2018).

3
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu

sistem terkomputerisasi yang mampu melakukan pengolahan data secara

cepat, akurat dan menghasilkan sekumpulan informasi yang saling

berinteraksi untuk diberikan kepada semua tingkatan manajemen di Rumah

Sakit. Hasil informasi dari data yang telah diolah yaitu berupa laporan,

dapat digunakan oleh pengguna dalam mengambil keputusan untuk

peningkatan upaya pelayanan kesehatan. SIMRS berfungsi untuk

pengendalian mutu pelayanan, pengendalian mutu dan penilaian

produktivitas, penyederhanaan pelayanan, analisis manfaat dan perkiraan

kebutuhan, penelitian klinis, pendidikan serta perencanaan dan evaluasi

program (Kapalawi,2009).

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang optimal

sangat diperlukan, karena SIMRS mempunyai modul lengkap dan

terintegrasi sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit, mudah dalam

pengoperasian aplikasi. Pemanfaatan teknologi informasi menggunakan

sistem yang baik merupakan solusi paling tepat dalam upaya meningkatkan

kualitas pelayanan, koordinasi, efisiensi, responsibilitas, pengawasan serta

penyediaan informasi secara cepat, tepat dan akurat. Kebutuhan Sistem

Informasi pada Rumah Sakit bahkan telah ditetapkan sebagai suatu

kewajiban, seperti yang tertuang pada Undang-Undang No. 44 Tahun 2009

Tentang Rumah Sakit, pasal 52 ayat 1: “Setiap Rumah Sakit wajib

melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan

penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk SIMRS”.

4
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) memberikan syarat

bagi Rumah Sakit swasta yang ingin menjadi mitra harus sudah melalui

akreditasi dan lolos verifikasi sebagai mitra BPJS. Salah satu syarat mutlak

adalah menggunakan SIMRS yang berbasis teknologi informasi. Tentunya

dengan alasan karena dalam penyelenggaraan dengan mitra BPJS

menggunakan Bridging System yang mempermudah dan mempendek proses

prosen antrean pelayanan. Bridging System BPJS Kesehatan adalah fasilitas

yang disediakan oleh BPJS Kesehatan untuk memonitor dan mengevaluasi

sistem pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik, dan puskesmas) yang

bekerjasama dengan BPJS. Tercatat masih sekitar 400 Rumah Sakit di

Indonesia yang belum bergabung menjadi mitra BPJS dengan alasan ada

yang belum lulus dalam proses dan masih belum ingin bergabung. Rumah

Sakit Mamami Kupang sudah menjadi Mitra dari BPJS sejak Tahun 2014.

Rumah Sakit Umum Mamami Kupang Merupakan salah satu rumah

sakit swasta di kota Kupang. Secara historis, Rumah Sakit Umum Mamami

adalah klinik yang dibentuk berdasarkan Surat Ijin Kepala Dinas Kesehatan

Kota Kupang Nomor : S1.BKIA/01/VI/2004 tanggal 30 Juni 2004, yang

diresmikan oleh Walikota Kupang tanggal 28 Agustus 2004 sebagai Klinik

Ibu dan Anak Mamami. Untuk lebih meningkatkan pelayanan Klinik ibu

dan anak maka pelayanan pembedahan dapat dilakukan melalui Surat

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang No.04/RB/Kota/XII/2004, tanggal 23

Desember 2004, tentang pemberian ijin penyelenggaraan Bedah Kebidanan

dan Kandungan di Klinik Ibu dan Anak Mamami.

5
Pada tahun 2006 status Klinik ibu dan Anak Mamami ditingkatkan

menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak melalui Surat Keputusan Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi NTT Nomor: Yanmed.394.A/442.4/2006 tanggal 26

September 2006 status Klinik Mamami berubah menjadi Rumah Sakit Ibu

dan Anak. Seiring dengan semakin baiknya pelayanan Rumah Sakit Ibu dan

Anak Mamami dalam kurun waktu 2 tahun, Rumah Sakit Ibu dan Anak

berfungsi mengalami perubahan status menjadi Rumah Sakit Umum

Mamami melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nomor

Yanmed. 233/442.A/VII/2008 tanggal 18 Juli 2008 status Rumah Sakit

Khusus Ibu dan Anak menjadi Rumah Sakit Umum Mamami. Berdasarkan

Surat 4 Keputusan Menteri Nomor Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

HK.02.03/I/1558/2013 tentang Penetapan RSU Mamami sebagai rumah

sakit Kelas D.

Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit , UU No.

44 Tahun 2009 Kewajiban rumah sakit, Permenkes No. 82 tahun 2013

tentang sistem informasi manajemen rumah sakit dan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2015 tentang Pelayanan

Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional menjadi dasar Rumah Sakit

Umum Mamami Kupang mengimplementasikan Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) pada awal Tahun 2020. Penerapan

SIMRS pada Rumah Sakit Umum Mamami Kupang di implementasikan

melalui kerjasama pihak ketiga (Vendor) meliputi pembuatan aplikasi

SIMRS yang terdiri dari berbagai modul menyesuaikan dengan kebutuhan

6
Rumah Sakit. Aplikasi SIMRS Aplikasi yang terintgrasi dengan system

komputerisasi dan dapat diakses langsung melalui modul yang tersedia.

Aplikasi SIM RS pada Rumah Sakit Umum Mamami Kupang di kenal

dengan nama Mora Medical Integrated System (MMIS).

Aplikasi Mora Medical Integrated System (MMIS) di Rumah Sakit

Umum Mamami Kupang terintegrasi ke satu sistem databased yang

tersimpan dalam server yang dapat diakses secara LAN (Local Area

Network) dan WAN (World area Network). MMIS ditelah di

implementasikan di semua unit Pelayanan di Rumah Sakit.

Penerapan SIMRS ditentukan oleh 5 indikator yang penting yaitu :

SDM (Human Resources) merupakan petugas yang akan menjalankan

SIMRS sesuai dengan fungsi dan jabatan. Hardware Resources merupakam

perangkat keras yang digunakan dalam sistem informasi, berupa mesin

(komputer, printer, scanner), database (tempat penyimpanan data), atau

flashdisc. Software resources merupakan perangkat lunak berupa system

software, aplikasi software dan prosedur. Network resources merupakan

sumber daya jaringan mencakup teknologi telekomunikasi seperti internet.

Monitoring Pemantauan untuk menjamin keakuratan informasi yang

tersedia.

Survey Penerapan SIMRS di Rumah Sakit Umum Mamami Kupang

pada tanggal 27 Desember 2021, dapat dilihat pada Tabel 1.1 pada halaman

berikutnya, data Penerapan SIMRS berdasarkan 5 Indikator.

7
Tabel 1.1 Data Penerapan SIMRS berdasarkan 5 Indikator
di Rumah Sakit Umum Mamami Kupang

No Aspek Spesifikasi Keterangan


1 Human 1. Vendor dan teknisi yang berpengalaman Tersedia
Resources 2. kepala Unit dalam penggunaan SIMRS Sumber daya
3. Kepala Pengawasan SIMRS d Rumah Sakit Umum Mamami yang
Kupang mendukung
penerapan
SIMRS
2 Hardware Hardware Sudah Sesuai
Resources dengan standar
Minimum
penggunaan
Aplikasi
SIMRS Mora
medical
Integrated
System
(MMIS)
Spesifikasi Server Unit Client Unit
Intel (R) Intel ® 1. Anjungan
Xeon ® E Core ™ Pendaftaran
Processor 2124 CPU core i3 Mandiri
@ 3.30GHz 5005 U2. Apotik 1
3.31 GHz @ 3. Apotik 2
2.0GHz4. Bendahara
5. Pendaftaran
6. Kebidanan
16.0 GB 9.0 GB 7. Laboratorium
RAM (15.9 GB (7.89 GB 8. NICU
Usable) 1. Serv Usable)
9. Perawat Interna
er I
10. Perawat
Hard drive 500 GB SDD 2. Serv 500 GB
Edelweis
space er II SDD
11. Poli Gigi
SIM
12. Poliklinik
Standar 64 bit R S Standar
13. Register 1
Graphics card Operation 64 bit 14. Register 2
System Operation 15. Register 3
System 16. Rekam Medik 1
17. Rekam Medik 2
Display Standar 64 bit Standar 18. Rekam Medik 3
Operation 64 bit 19. UGD
System Operation 20. Ruang Operasi
System 21. SDM

Asesoris
- Jaringan LAN Gigabyte (100/1000)
- Switch
- Speaker untuk panggilan suara
- Thermal Barcode Printer untuk pendaftaran dan gelang
pasien
- Barcode Reader
3 Software resources Mora Medical Integrated System (MMIS) SIMRS sudah
Berbasis
Aplikasi yang
Terintegrasi
dengan baik

8
4 Network resources Databased yang tersimpan dalam server yang dapat Sesuai dengan
diakses secara LAN (Local Area Network) dan WAN standar
(World area Network ). penggunaan
SIMRS
berbasis
Aplikasi
5 Monitoring • Sistem Maintenance dilakukan secara berkala Sesuai Standar
• SOP dan Modul dalam menjalankan SIMRS Minumum
Monitoring
Sumber Data primer: diolah 2022

Dari Tabel 1.1 Data Penerapan SIMRS berdasarkan 5 Indikator di

Rumah Sakit Umum Mamami Kupang menggambarkan kondisi spesifikasi

alat yang ada pada Rumah Sakit Umum Mamami Kupang telah memenuhi

standar minimum requirement penggunaan SIMRS berbasis aplikasi yaitu

Mora Medical Integrated Sistem (MMIS). Saat ini penerapan SIMRS di

RSU Mamami sudah tercapai 90% dengan 1 Server yang terkoneksi dengan

berisi 11 modul yang terintegrasi di masing- masing unit.

Tabel 1.2. Data Evaluasi Kerjasama BPJS dengan


Rumah Sakit Umum Mamami Kupang
Evaluasi Kerja sama Hasil
No. Skor Keterangan
(Bobot 30%) Rekredensialing
1 Capaian Program Rujukan Skor >75% 100 Baik
Balik
2 Memiliki Sistem Informasi Terintegrasi dan 100 Baik
Ketersediaan ruang rawat Update pada Mobile JKN
inap yang terintegrasi dengan
mobile JKN
3 Memiliki Sistem antrian yang Belum Terintegrasi 0 Sedang dalam
terintegrasi dengan mobile proses
JKN pengerjaan oleh
vendor RS
4 Memiliki Sistem Informasi Belum Terintegrasi 0 Sedang dalam
Ketersediaan jadwal operasi proses
yang terintegrasi dengan pengerjaan oleh
mobile JKN vendor RS
5 Hasil Skore pemahaman Skor >75% 100 Baik
regulasi
6 Tindak lanjut dan >90% Keluhan 100 Baik
penyelesaian terhadap Terselesaikan
keluhan peserta

9
7 Tingkat kepuasan peserta di Skor Kepuasan peserta > 100 Baik
FKRTL 80%
8 Keluhan Obat Kosong Ada keluhan obat 0 Proses restock
Kosong dari perusahaan
besar farmasi
9 Surat Peringatan Tidak ada surat 100 Baik
Peringatan
10 Kualitas Pengajuan Klaim RS Nilai N 2 > 70% 100 Baik
11 Tindak Lanjut Verifikasi >70% Surat verifikasi 100 Baik
Pasca Klaim ( Lembar Pasca Klaim di
Konfirmasi dan berita acara) tindaklanjuti dengan
berita acara
Kesepakatan
Sumber Data sekunder: BPJS 2021.

SIMRS menjadi bagian dari syarat kerjasama Rumah Sakit Swasta dengan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang tertera pada Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2015 tentang

Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional, yaitu menyediakan

pelayanan kesehatan yang Komperhensif.

Dapat di lihat dalam Tabel 1.2. data hasil evaluasi penilaian kerja

sama BPJS dan Rumah Sakit Umum Mamami Kupang tahun 2021

mendapatkan skore point yang baik yaitu 94 dan menjadi peringkat kedua

tertinggi tingkat kepatuhan dalam pelaksanaan kemitraan dengan BPJS.

Hasil Evaluasi ini menjelaskan penilaian di aspek Organisasi dan teknologi,

11 kriteria di dalam penilaian ini memiliki hasil yang baik. Terdapat 3

kriteria yang memiliki nilai kurang namun dari informasi dari hasil

wawancara dengan penanggung jawab menyatakan kedua kriteria ini dalam

proses pengerjaan dan terkait kekosongan obat mengalami keterlambatan

restock dari pihak perusahaan besar farmasi yang bekerja sama dengan RSU

Mamami Kupang.

10
Tabel 1.3. Data Aspek Permasalahan Penggunaan SIMRS
Pada Rumah Sakit Umum Mamami Kupang
No Aspek Permasalahan Keterangan
1 Teknologi Belum tersedia modul Membutuhkan tambahan
CSSD dan Inventori waktu proses pengerjaan
2 Sarana Modul dapur, ICU dan Belum tersedia SDM dan
Radiologi, penerapan < Ketersedian ruangan
50% Radiologi
3 SDM Pengguna pada Unit Pengguna belum mampu
pendaftaran, Unit Gawat mengoperasikan analisis
Darurat dan Unit Rawat MMIS untuk mengetahui
inap, belum mampu ketersediaan jumlah kamar
menggunakan aplikasi dan pasien
SIMRS.
4 Organisasi Terbatasnya jadwal Pelatihan terbatas pada
pelatihan berkala untuk kepala unit
penggunaan dan
pengenalan perubahan
fitur aplikasi SIM RS
Sumber Data Primer: diolah 2022

Berdasarkan hasil survey tentang SIMRS pada Rumah Sakit Umum

Mamami, masih terdapat beberapa catatan penting untuk dilakukan

pembenahan. Ditinjau dari aspek teknologi masih ada persoalan dimana

belum tersedia modul CSSD dan inventori. Dalam wawancara dengan

penanggung jawab diperoleh informasi bahwa modul CSSD dan inventori

sementara dikerjakan dan akan segera diterapkan dalam aplikasi SIMRS.

Dari aspek organisasi yaitu terkait dukungan pelatihan sudah

dilaksanakan namun masih terbatas pada kepala instalasi karena diharapkan

dalam proses kepala instalasi dapat memberikan informasi terkait

penggunaan SIMRS pada staf. Selain itu juga organisasi juga sudah

menyediakan panduan manual (Manual guide) terkait modul SIMRS

sehingga dapat dibaca oleh staf yang menggunakan SIMRS. Faktor

11
organisasi dibagi menjadi 2 yaitu struktur organisasi yang berhubungan

dengan budaya kerja, strategi, serta prosedur kerja tim dan pelatihan

sedangkan lingkungan berhubungan dengan pembiayaan, kebijakan,

kompetisi, komunikasi luar (Rachmatta, 2018: 18). RSU Mamami masih

menghadapi persoalan budaya kerja dimana sebagian pegawai masih belum

mampu beradaptasi dengan sistem kerja baru yang berbasis komputerisasi.

Selain itu, pengalaman kerja yang lebih dari tiga tahun ternyata tidak

mampu meningkatkan kemampuan pegawai dalam menerapkan SIMRS.

Sebaliknya, pegawai baru yang bekerja di bawah 3 tahun lebih kompeten

dan terampil menerapkan SIMRS dibandingkan pegawai lama. Kondisi ini

diperburuk dengan tidak adanya kemauan atau inisiatif dari pegawai untuk

belajar meningkatkan kompetensi dan keterampilannya menggunakan

aplikasi SIMRS.

Aspek SDM yang terkait dengan kesiapan SDM dalam menerapkan

dan menggunakan aplikasi SIMRS. Hasil studi awal oleh peneliti melalui

wawancara ditemukan bahwa masih ada kekurangan dalam menggunakan

SIMRS, masih belum terbiasa karena masih ada perubahan dari model

manual menjadi Komputerisasi pada SIMRS, pendidikan dan kompetensi

pengguna SIMRS yang beragam yaitu dari dokter, perawat, bidan dan

pegawai lainnya yang tidak terbiasa menggunakan Aplikasi SIMRS.

Kompleksitas dari Aspek SDM ini menjadi alasan difokuskannya penelitian

ini pada Sumber Daya Manusia (SDM) dalam penggunaan Aplikasi SIMRS.

12
Hal ini sesuai dengan Penelitian yang dilakukan oleh Yusof et al.,

(2008), menunjukkan bahwa pengaruh kesuksesan sistem informasi dapat

dilihat dari beberapa faktor yaitu faktor manusia, organisasi, dan teknologi.

Penerapan SIMRS di Rumah Sakit Umum Mamami Kupang dinilai

dari kedua hasil wawancara awal dan hasil evaluasi dari kerjasama BPJS

sudah dinilai baik dari Aspek Teknologi dan Organisasi. Hasil penelitian

yang menggunakan indicator faktor teknologi, mencakup keseluruhan

proses pengumpulan, pembersihan, dan pengelolaan data dari berbagai

sumber, serta pembuatan dan pendistribusian informasi kesehatan yang ada

pada. Faktor teknologi dibagi menjadi 3 bagian yaitu kualitas sistem,

kualitas informasi dan kualitas layanan. Menurut Measure Evaluation

(2017), menyebutkan bahwa faktor manusia, organisasi dan teknologi

merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan penerapan sistem

informasi. Ketiga faktor tersebut dianggap sebagai media yang dapat

mempengaruhi keberhasilan penerapan sistem informasi. Rekomendasi ini

dianggap sebagai sesuatu yang berharga dan dapat dipercaya (Rachmatta,

2018).

Aspek Teknologi di Rumah Sakit Umum Mamami Kupang dari

kualitas system sudah sesuai standar yaitu menggunakan aplikasi. Kualitas

Informasi yang disajikan dalam SIMRS sangat baik, dari kualitas layanan

semakin baik karena sudah tersedia modul pada setiap layanan vital seperti

di unit gawat darurat, poli, registrasi, farmasi dan laboratorium. Dalam

proses persiapan dan pengerjaan adalah di bagian ICU dan Radiologi.

13
Penerapan SIMRS berbasis aplikasi di Rumah Sakit Umum Mamami

Kupang merupakan bukti penting dukungan organisasi dalam meningkatkan

pelayanan kesehatan. Aplikasi SIMRS dengan nama Mora medical

Integrated System (MMIS) didukung dengan perangkat Komputerisasi yang

canggih dan berkapasitas baik dalam menajalankan SIMRS. Dukungan lain

adalah tersediannya Manual Guide (panduan Manual) untuk menjalankan

Aplikasi ini. Adapun dukungan lain berupa pelatihan yang di lakukan

diawal terkait Aplikasi SIMRS ini bagi kepala Unit/Instalasi.

Aspek manusia merupakan faktor penentu kesuksesan dan

keberhasilan penerapan sistem informasi teknologi karena berhubungan erat

dengan operasional sistem informasi. Faktor manusia berhubungan dengan

sumber daya manusia itu sendiri, yang menentukan kemampuan/kompetensi

itu sendiri dalam pelaksanaan dan penggunaan Sistem Informasi berbasis

teknologi. Mc Clelland mendefinisikan kompetensi (Competency) sebagai

karakteristik yang mendasar yang dimiliki seseorang yang berpengaruh

langsung terhadap, atau dapat mendeskripsikan, kinerja yang sangat baik.

Dengan kata lain, kompetensi adalah apa yang para outstanding performers

lakukan lebih sering pada lebih banyak situasi dengan hasil yang lebih baik,

daripada apa yang dilakukan para average performers (Zainal, 2015: 230).

Kompetensi menurut Spencer (1993) dalam Pfeffer, dkk (2003:109)

yaitu : Karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan

efektifitas kinerja individu dalam pekerjaannya (an underlying

characteristic`s of an individual which is causally related to criterion

14
referenced effective and or superior performance in a job or situation).

Berdasarkan definisi tersebut frasa an underlying characteristic`s

mengandung makna kompetensi adalah bagian kepribadian yang mendalam

dan melekat kepada seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada

berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Sedangkan kata causally related

berarti kompetensi adalah sesuatu yang menyebabkan atau memprediksi

perilaku dan kinerja. Dan kata criterion referenced mengandung makna

bahwa kompetensi sebenarnya memprediksi siapa yang berkinerja baik dan

kurang baik, diukur dari kriteria atau standar yang digunakan.

Kompetensi yang dikaji dalam penelitian ini lebih difokuskan pada

kemampuan yang dimiliki dalam menggunakan Aplikasi Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit.

Berdasarkan hasil survey dan wawancara peneliti dengan bagian

analis SIMRS dan survey pada unit pendaftaran, unit gawat darurat dan

rawat inap tentang penerapan SIMRS di Rumah Sakit Umum Mamami pada

tanggal 27 Desember 2021 didapatkan hasil yaitu adanya permasalahan

pada aspek manusia. Pengguna SIM RS tidak mengetahui item yang ada di

SIMRS mengenai tersedianya kamar, jumlah pasien yang datang per hari

dan fitur yang ada di dalam MMIS. Jogiyanto (2007) dalam artikel

Adiwibowo et al., (2008) menyebutkan bahwa kesalahan penerimaan

informasi bukan disebabkan oleh kualitas teknis melainkan pada aspek

keperilakuan (behavioral) sumber daya manusia. Permasalahan tersebut

sesuai dengan temuan di lapangan bahwa komponen manusia yaitu perilaku

15
pengguna SIMRS masih kurang baik. Pengguna SIMRS sering kali

mengabaikan tata cara pengoperasian SIMRS sehingga menimbulkan sikap

kepatuhan pengguna yang kurang disiplin. Salah satu solusi untuk

mengatasi masalah tersebut yaitu rumah sakit harus memiliki program

pelatihan rutin untuk memberikan pengetahuan terhadap pengguna,

membangun perilaku pengguna, dan minat pengguna dalam

mengoperasikan sistem. Pelatihan merupakan salah satu faktor kunci

kesuksesan penerapan SIMRS (Ajami & Bertiani, 2012). Dari pendapat

yang dikemukakan di atas faktor manusia berhubungan dengan kompetensi

yang dimilki dalam memahami SIM RS berbasis aplikasi. Oleh karena itu

Kompetensi SDM sangat penting diperhatikan karena berpengaruh terhadap

penerapan SIM RS.

Tabel 1.4. Data Umur Sumber Daya Manusia


di Rumah Sakit Umum Mamami Kupang
20 – 40 > 40
No Kompetensi/Profesi < 20 Total
Tahun Tahun
1 Dokter 20 13 33
2 Perawat 41 2 43
3 Bidan 21 1 22
4 Perawat Gigi 6 6
5 Laboratorium 7 1 8
6 Farmasi 8 8
7 Gizi 6 1 7
8 Administrasi dan manajemen 15 2 17
Total 124 20 144
Sumber Data Primer: Survey 27 Desember 2021, diolah Peneliti 2022

Dari tabel 1.4 data umur sumber daya manusia di Rumah Sakit

Umum Mamami Kupang menunjukan 87,05 % sumber daya manusia berada

pada usia 20 – 40 tahun, 12,95 % berusia lebih dari 40 tahun. Data ini

16
menggambarkan keuntungan bagi RSU Mamami Kupang karena memiliki

jumlah usia produktif yang banyak.

Menurut Lasut (2017) Usia adalah usia individu yang terhitung

mulai saat dilahirkan sampai dengan berulang tahun. semakin cukup usia,

tingkat kematangan, dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyakarakat, seorang yang

lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaanya. Hal ini

sebagai pengalaman dan kematangan jiwa.

Dari pendapat penelitian Lasut di atas dapat menjelaskan hubungan

umur dengan kompetensi yaitu dengan umur yang produktif memiliki

kemampuan dalam beradaptasi dengan baik dan memahami sistem

informasi berbasis teknologi. Umur seseorang menentukan kemampuan

dalam berdaptasi dengan teknologi ini. Dalam Penelitian ini ingin

mengetahui pengaruh umur dengan kompetensi dan penerapan SIMRS di

Rumah Sakit Umum Mamami Kupang.

Tabel 1.5. Data Lama Bekerja Sumber Daya Manusia


di Rumah Sakit Umum Mamami Kupang
<1 1- 3 >3
No Kompetensi/Profesi Total
Tahun Tahun Tahun
1 Dokter 5 13 15 33
2 Perawat 19 14 10 43
3 Bidan 4 5 13 22
4 Perawat Gigi 1 5 6
5 Laboratorium 2 2 4 8
6 Farmasi 4 4 8
7 Gizi 6 1 7
8 Administrasi dan manajemen 3 5 9 17
40 48 56 144
Sumber Data Primer: Survey 27 Desember 2021, diolah Peneliti 2022

17
Tabel 1.5 data lama bekerja sumber daya munsia di Rumah Sakit

Umum Mamami Kupang menunjukan 72,35% sudah bekerja lebih dari 1

tahun, 35,88 % sudah bekerja diatas 3 tahun. Data ini menggambarkan

terkait pengalaman kerja dari sumberdaya manusia di Rumah Sakit Umum

Mamami. Semakin lama seseorang bekerja pada bidangnya semakin

menguasai pekerjaannya. Namun dalam adaptasi penggunaan SIMRS masih

dirasakan belum berjalan dengan baik proses adaptasi. Hal ini disebabkan

karena sebagian besar sudah lebih dulu menggunakan system manual

menggunakan paper based. Proses transisi dari manual ke komputerisasi

membutuhkan waktu dalam beradaptasi.

Aplikasi SIMRS mulai di gunakan awal tahun 2020, yang

sebelumnya menggunakan system manual menggunakan paper based sudah

berjalan kurang lebih 10 Tahun. Fakta ini telah membentuk suatu budaya

kerja yang tentunya ini merupakan hal yang dapat mempengaruhi penerapan

SIMRS di Rumah Sakit Umum Mamami Kupang. Tahun 2022 penggunaan

SIMRS di Rumah Sakit Umum Mamami sudah terhitung tahun ke 2,

sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap adaptasi sumber daya manusia

di RSU Mamami Kupang terhadap penggunaan SIMRS. Faktor budaya

kerja menjadi faktor yang di evaluasi karena dapat memberikan gambaran

terkait adapatasi sumber daya manusia yang sebelumnya menggunakan

system manual beralih ke system berbasis komperisasi dan aplikasi di

Rumah Sakit Umum Mamami Kupang. Budaya kerja dapat menjadi salah

satu aspek yang mendukung dalam kompetensi pegawai dalam

18
menggunakan SIMRS dalam melakukan pekerjaan.

Oleh karena itu agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan

baik harus dikerjakan oleh orang yang memiliki kompetensi di bidang

pekerjaan yang dimaksud. Terdapat beberapa perbedaan yang dimaksud

dengan kompetensi. Organisasi yang berbeda akan mendefinisikan

kompetensi secara berbeda pula. Seperti Kantor Manajemen Personalia

Amerika, menggunakan kompetensi sebagai sinonim dari pengetahuan,

keahlian, ketrampilan dan kemampuan tertentu yang menjadi persyaratan

untuk melakukan pekerjaan (Dessler, 2004:70).

Pengalaman bekerja sumber daya manusia di Rumah Sakit Umum

Mamami Kupang 50% sudah lebih dari 3 tahun. Hal ini menunjukan bahwa

sebagian besar telah terbiasa dengan menggunakan system manual yang

telah diterapkan di Rumah Sakit Umum Mamami Kupang. Penilaian

pengalaman kerja di lihat dari aspek berapa lama seseorang bekerja dalam

suatu lembaga atau organisasi. Pengalaman kerja merupakan salah satu

aspek penilaian dalam menentukan kompetensi pegawai. Pengalaman kerja

dinilai dari lama pegawai bekerja dalam bidang yang berhubungan dengan

sistem informasi lebih baik dalam memahami sistem informasi Rumah Sakit

berbasis Aplikasi ataukan berpengaruh negatif dalam penerapan karena

kenyamanan menggunakan sistem manual dengan menggunakan paper

based.

Mengingat peran dan tujuan SIMRS di dalam pelayanan Rumah

Sakit sangat penting, salah satunya adalah untuk mendukung proses

19
penyebaran informasi berupa data-data dan hasil pemeriksaan pasien maka

perlu didukung SIMRS yang handal dalam mengelola informasi tersebut.

Larinse (2015) mengatakan bahwa dalam rangka memastikan keefektifan

penerapan dan dampak positif yang diberikan oleh SIMRS dalam

menghasilkan suatu informasi yang sesuai dengan dimensi kualitas data,

maka analisis terhadap sistem informasi merupakan hal penting yang harus

dilakukan. Analisis suatu sistem informasi merupakan usaha nyata untuk

mengetahui kondisi sebenarnya suatu penyelenggaraan sistem informasi.

Penerapan SIM RS di Rumah Sakit Umum Mamami Kupang, akan

difokuskan pada faktor Sumber daya Manusia yaitu semua tenaga

administrasi, dokter, perawat dan Bidan yang berhubungan dengan

penggunaan aplikasi SIM RS di Rumah Sakit Mamami Kupang.

Berdasarkan masalah yang ada pada latar belakang maka penelitian

ini berfokus pada “Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi

Penerapan SIMRS di Rumah Sakit Mamami Kupang”. Hasil dari

penelitian ini diharapakan menjadi evaluasi dan diharapkan dapat dilakukan

pengembangan dan perbaikan dalam implementasi SIMRS di Rumah Sakit

Mamami Kupang, sehingga dapat menigkatkan kualitas penyediaan

informasi data dalam melakukan pelayanan yang prima.

1.2. Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan research gap yang ada, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Tanggapan Responden terhadap budaya kerja, umur,

20
pengalaman kerja, spesifikasi alat, kompetensi sumber daya manusia

dan penerapan system informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) di

Rumah Sakit Umum Mamami Kupang?

2. Apakah budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap penerapan sistem

informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)?

3. Apakah umur berpengaruh signifikan terhadap penerapan sistem

informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)?

4. Apakah pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap penerapan

sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)?

5. Apakah spesifikasi alat berpengaruh signifikan terhadap penerapan

sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)?

6. Apakah kompetensi sumber daya manusia berpengaruh signifikan

terhadap penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)?

7. Apakah budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap kompetensi

sumber daya manusia ?

8. Apakah umur berpengaruh signifikan terhadap kompetensi sumber daya

manusia ?

9. Apakah pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kompetensi

sumber daya manusia ?

10. Apakah kompetensi sumber daya manusia memediasi pengaruh yang

signifikan dari budaya kerja, umur dan pengalalan kerja terhadap

penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)?

21
1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah penelitian

maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: sebagai berikut :

1. Mengetahui gambaran Budaya Kerja, Umur, Pengalaman Kerja,

Spesifikasi Alat dan Kompetensi SDM dalam penerapan penerapan

sistem informasi manajemen rumah sakit {SIMRS} di Rumah Sakit

Mamami Kupang

2. Mengetahui pengaruh yang signifikan dari budaya kerja terhadap

penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)

3. Mengetahui pengaruh yang signifikan dari umur terhadap penerapan

sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)

4. Mengetahui pengaruh yang signifikan dari pengalaman kerja terhadap

penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)

5. Mengetahui pengaruh yang signifikan dari spesifikasi alat terhadap

penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)

6. Mengetahui pengaruh yang signifikan dari kompetensi sumber daya

manusia terhadap penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit

(SIMRS)

7. Mengetahui pengaruh yang signifikan dari budaya kerja terhadap

kompetensi sumber daya manusia.

8. Mengetahui pengaruh yang signifikan dari umur terhadap kompetensi

sumber daya manusia.

9. Mengetahui pengaruh yang signifikan dari pengalaman kerja terhadap

22
kompetensi sumber daya manusia.

10. Mengetahui peran kompetensi sumber daya manusia dalam memediasi

pengaruh yang signifikan dari budaya kerja, umur dan pengalaman kerja

terhadap penerapan system informasi manajemen (SIMRS) pada RSU

Mamami Kupang.

1.4. Manfaat Penelitian

Mengacu pada latar belakang, rumusan masalah dan tujuan

penelitian, maka terdapat dua manfaat kajian ini, sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai referensi tentang upaya perbaikan SIMRS

b. Referensi bagi penelitian SIMRS selanjutnya

c. Referensi bagi penelitian kemampuan adapatasi manusia terhadap

teknologi

2. Manfaat Praktis

a. Tersedianya acuan untuk menilai, mengukur, memperbaiki atau

menyempurnakan SIMRS

b. Diperoleh suatu gambaran tentang kesesuaian SIMRS yang sudah

diterapkan

c. Membantu organisasi dalam pengambilan keputusan dan

mengembangkan SDM dalam penerapan SIMRS

23
BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Manajemen

Istilah manajemen berasal dari kata management (Bahasa Inggris)

berasal dari kata to manage yang artinya mengurus atau tata laksana,

sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara mengatur,

membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi bawahannya agar

usaha yang sedang dikerjakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya (Komang, dkk., 2014). Beberapa ahli memberikan definisi

tentang manajemen, diantaranya:

a. Stephen P. Robbins, et al. (2017) menyatakan bahwa: “Manajemen adalah

proses menyelesaikan sesuatu dengan dan melalui orang lain secara

efektif dan efisien”. Suatu proses yang mengacu pada serangkaian

aktivitas yang sedanng berlangsung dam saling terkait. Dalam dafinisi ini,

memgacu pada kgiatan atau fungsi utama yang dilakukan oleh para

manajer (Foster, 2019).

b. James Stoner (2012) menyatakan bahwa: “management is the process of

planning, organizing, actuating and controling the effort or organizing

members and using all other organizational resources to achieve states

organizational goals” yang diterjemahkan bahwa manajemen adalah

proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpnan dan pengendalian

upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya

24
dalam organisasi yang telah ditetapkan (Choliq, 2011).

c. Harold Koontz dan C.O. Danniel (1984) menyatakan bahwa:

“management is gettng things done through people. In bringing about this

coodinating of group activity, the manager, as a manager plans,

organizes, staff, direct and control the activities other people” yang

diterjemahkan bahwa manajemen adalah usaha mencapai tujuan

organiasai yang telah diterapkan (Sulihati, 2018).

d. G.R.Terry (2006) mengemukakan bahwa: “management is a distinct

process consisting of planning, organizing, actuating and controling,

performed to determine and accomplish stated objectives by the use

human beings and other resources” yang diterjemahkan bahwa

manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian,

penggerakkan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran

yang ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan daya

lainnya (Hasibuan, 2012:13).

Pengertian manajemen diatas dapat dikatakan bahwa manajemen adalah

proses merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan

mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan

efisien dengan menggunakan sumber daya organisasi.

2.1.2 Fungsi-Fungsi Manajemen

Fungsi–fungsi manajemen menurut para ahli sebagai berikut (Hasibuan,

2012:13):

1. Menurut Robbins dan Mary Coulter (2018) fungsi manajemen meliputi:

25
Perencanaan (Planning), koordinasi (Organizing), kepemimpinan

(Leading), pengawasan (Controlling).

2. Menurut G.R Terry (2006), fungsi-fungsi manajemen adalah planning,

organizing, actuating, controlling.

3. Menurut John F. Mee (1952) fungsi manajemen diantaranya adalah

planning, organizing, motivating dan controlling.

4. Menurut Louis A. Allen (1963) ialah Leading, planning, organizing,

controlling.

5. Menurut MC. Namara (2002) ialah planning, programming, budgeting,

dan system.

6. Menurut Henry Fayol (2010) ada lima fungsi manajemen, diantaranya

planning, organizing, commanding, coordinating, controlling

Dari fungsi-fungsi manajemen tersebut pada dasarnya memiliki

kesamaan yang harus dilaksanakan oleh setiap manajer secara berurutan

agar proses manajemen itu diterapkan secara baik.

2.1.3 Rumah Sakit

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan Rumah

Sakit adalah rumah tempat merawat orang sakit, menyediakan dan

memberikan berbagai kebutuhan pelayanan kesehatan.

Rumah Sakit sebagai organ yang semula didirikan berdasarkan tujuan

sosial, kemanusiaan atau keagamaan itu dalam sejarah pertumbuhannya

telah mengalami perkembangan, sehingga Rumah Sakit berfungsi untuk

mempertemukan 2 (dua) tugas yang prinsipil yang membedakan dengan

26
organ lain yang memproduksi jasa. Rumah Sakit merupakan organ yang

mempertemukan tugas yang didasari oleh dalil dalil etik medik karena

merupakan tempat bekerjanya para profesional penyandang lafal sumpah

medik yang diikat oleh dalil dalil hippocrates dalam melakukan tugasnya.

Disamping itu dari segi hukum sebagai dasar bagi wadah Rumah Sakit

sebagai organ yang bergerak dalam hubungan- hubungan hukum dalam

masyarakat yang diikat oleh norma hukum dan norma etik masyarakat yang

kedua norma tersebut berbeda, baik dalam pembentukannya, maupun dalam

pelaksanaan akibatnya bila dilanggar.

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah

Sakit “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat”.

Pasal 1 angka 3 UU No 44 Tahun 2009 menyebutkan Pelayanan

Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan promotif adalah

suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yanglebih

mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.

Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan

terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.Pelayanan kesehatan kuratif

adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan yang

ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat

penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas

27
penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.Pelayanan kesehatan rehabilitatif

adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas

penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai

anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal

mungkin sesuai dengan kemampuannya.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

merupakan suatu hal yang penting bagi Rumah Sakit untuk menetapkan

standar medis, yang harus diperhatikan oleh staf Rumah Sakit sebagai suatu

kode etik, dan perlu mentaatinya sebagai paduan prinsip-prinsip perawatan

medik.

2.1.4 Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit

Tugas Rumah Sakit rumusan yuridisnya dapat dilihat pada ketentuan

pasal 1 butir 1 Undang – Undang Rumah Sakit. Ketentuan ini disamping

mengandung pengertian tentang Rumah Sakit, memuat pula rumusan

tentang tugas Rumah Sakit serta ruang lingkup pelayanannya. Seperti

disebutkan pada pasal ini, bahwa: “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang meyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalan dan gawat darurat”.

Pasal 4 Undang Undang No 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

bahwa Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna.

28
Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,

Rumah Sakit mempunyai fungsi:

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan Rumah Sakit.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan

medis.

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan SDM dalam rangka

peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan, dan

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Pengaturan tugas dan fungsi Rumah Sakit yang terkait dengan

banyaknya persyaratan yang harus dipenui dalam pendirian Rumah Sakit

merupakan salah satu bentuk pengawasan preventif terhadap Rumah Sakit.

Di samping itu penetapan sanksi yang sangat berat merupakan bentuk

pengawasan represifnya. Pengaturan tersebut sebenaranya dilatar belakangi

oleh aspek pelayanan kesehatan sebagai suatu hal yang menyangkut hajat

hidup sangat penting bagi masyarakat.

Pengaturan tentang peran dan fungsi Rumah Sakit sebelumnya meliputi

hal- hal berikut ini:

1. Menyediakan dan menyelenggarakan :

a) Pelayanan medik

29
b) Pelayanan penunjang medik

c) Pelayanan perawat

d) Pelayanan Rehabilitas

e) Pencegahan dan peningkatan kesehatan

2. Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik atau tenaga

paramedik

3. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang

kesehatan

2.1.5 Asas Dan Tujuan Rumah Sakit

Dalam pasal 2 Undang Undang No 44 tahun 2009 disebutkan “Rumah

Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai

kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak

dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien

serta mempunyai fungsi sosial”.

Tujuan penyelenggaraan Rumah Sakit tidak lepas dari ketentuan bahwa

masyarakat berhak atas kesehatan sebagaimana dirumuskan dalam berbagai

ketentuan undang-undang, salah satunya dalam undang-undang no 36 tahun

2009 tentang kesehatan. Sementara itu pemerintah memiliki tanggung jawab

untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi- tinginya, diantaranya

dengan menyediakan fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan, dan salah satu

fasilitas pelayanan kesehatan adalah Rumah Sakit.

Adapun tujuan penyelenggaraan Rumah Sakit adalah seperti

dirumuskan dalam pasal 3 Undang-Undang kesehatan, dimana disebutkan

30
bahwa: “Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya, sebagai investasi

bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan

ekonomis.”

Sedangkan Dalam pasal 3 Undang Undang No 44 tahun 2009

penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan:

a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan.

b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,

lingkungan Rumah Sakit dan sumber daya manusia di Rumah Sakit.

c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan Rumah

Sakit dan memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat,

sumber daya manusia Rumah Sakit dan Rumah Sakit.

2.1.6 Manajemen Rumah Sakit

Manajemen rumah sakit adalah serangkaian kegiatan manajemen mulai

dari tahap perencanaan sampai tahap evaluasi yang berorientasi pada aspek

input (pelanggan, dokter, sarana, prasarana dan peralatan), proses

(pelayanan medik), output (kepuasan pasien) (Nurhendratno & Budiman,

2012).

Manajemen rumah sakit merupakan suatu pengolahan yang meliputi

perencanaan berbagai sumber daya medic dengan mengorganisir serta

menggerakkan sumber daya tersebut dengan diikuti dengan evaluasi dan

31
kontrol yang baik sehingga dihasilkan suatu pelayanan medik yang

merupakan bagian dari sistem pelayanan rumah sakit. (Nurhendratno &

Budiman, 2012).

2.1.7 Budaya Kerja

Budaya kerja adalah suatu falsafah didasari pandangan hidup sebagai

nilai nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang

dibudayakan dalam suatu kelompok dam tercermin dalam sikap menjadi

perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud

sebagai bekerja. Robbins (2003:11) mengatakan budaya kerja merupakan

“Suatu sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggota suatu

organisasi yang membedakan organisasi tersebut dari organisasi lainnya”.

Menurut Mangkunegara (2005:316) menyimpulkan pengertian budaya kerja

sebagai “Separangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma

yang dikembangkan dalam perusahaan yang dijadikan pedoman tingkah

laku bagi anggota-anggotamya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal

dan integrasi internal.

Menurut Robbins (2003:520) peran atau fungsi di dalam suatu budaya

adalah “Sebagai tapal batas yang menbedakan secara jelas suatu organisasi

dengan organisasi yang lain, memberikan rasa identitas bagi anggota-

anggota organisasinya, memudahkan penerusan komitmen hingga mencapai

batasan yang lebih luas dari pada kepentingan individu, mendorong

stabilitas sisitem sosial, merupakan perekat sosial yang membantu

mempersatukan organisasi, membentuk rasa dan kendali yang memberikan

32
panduan dan membentuk sikap serta perilaku pegawai; Sebagai pola

perilaku yang berisi norma tingkah laku dan menggariskan batas-batas

toleransi sosial dan juga alat komunikasi antara atasan dan bawahan maupun

sebaliknya”.

Menurut Triguno, dkk (2004:8) indikator budaya kerja dapat dibagi

menjadi:

a. Sikap

Yaitu kesukaan akan kerja dibandingkan dengan kegiatan lain, seperti

bersantai atau semata-mata memperoleh kepuasan dari kesibukan

pekerjaannya sendiri atau merasa terpaksa melakukan sesuatu hanya

untuk kelangsungan hidupnya

b. Perilaku

Waktu Bekerja Seperti rajin, berdedikasi, bertanggung jawab, berhati-hati,

teliti, cermat, kemauan yang kuat untuk mempelajari tugas dan kewajibannya,

suka membantu sesama pegawai atau sebaliknya.

c. Disiplin

Dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai,

patuh dan taat terhadap peraturan yang sudah ditetapkan.

Kerja yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kebiasaan yang

diterapkan oleh pegawai Rumah Sakit Mamami kupang dalam bekerja

dibidang yang menggunakan teknologi Informasi SIMRS. Penerapan sistem

informasi yang sebelumnya menggunakan metode konvensional (Paper

based) sehingga dalam penerapan sistem yang berbasis aplikasi ini

diharapkan dapat beradaptasi dengan baik dan dengan budaya kerja lama ini

33
tidak menjadi suatu daya dukung dalam keberhasilan penerapan SIMRS

berbasis Aplikasi di Rumah Sakit Mamami Kupang.

2.1.8 Umur

Menurut Lasut (2017) Usia adalah usia individu yang terhitung mulai

saat dilahirkan sampai dengan berulang tahun. semakin cukup usia, tingkat

kematangan, dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja. Dari segi kepercayaan masyakarakat, seorang yang lebih dewasa

dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaanya.

Menurut Yasin Dan Priyono (2016) Usia dari tenaga kerja adalah usia

produktif bagi setiap individu. Usia produktif dimana setiap individu sudah

mampu memberikan jasa bagi individu lain. Usia dari tenaga kerja adalah

usia produktif bagi setiap individu. Usia produktif dimana setiap individu

sudah mampu memberikan hubungan antara usia dengan kinerja menjadi isu

penting yang semakin banyak dibicarakan dalam dekade yang akan datang.

Ada tiga alasan yang mendasari pernyataan itu, yakni:

1. Adanya kepercayaan bahwa kinerja menurun dengan bertambahnya

usia.

2. Adanya realitas bahwa pekerja berumur tua semakin banyak.

3. Peraturan di suatu negara untuk berbagai maksud dan tujuan, umumnya

mengatur batas usia pensiun.

Menurut Anjani dan Wirawati (2018) mengenai perbedaan usia dalam

penggunaan teknologi, keputusan penggunaan teknologi pekerja yang lebih

muda lebih dipengaruhi oleh sikap terhadap penggunaan teknologi.

34
Sebaliknya, pekerja yang lebih tua lebih dipengaruhi oleh norma subjektif

dan kontrol perilaku.

Usia dari tenaga kerja adalah usia produktif bagi setiap individu. Usia

bagi tenaga kerja berada diantara 20 hingga 40 tahun, usia ini dianggap

sangat produktif bagi tenaga kerja karena apabila usia dibawah 20 tahun

rata-rata individu masih belum memiliki kematangan skill yang cukup selain

itu juga masih dalam proses pendidikan. Sedangkan pada usia diatas 40

tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu (Priyono dan

Yasin, 2016). Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk dalam usia kerja

berusia 15 tahun - 64 tahun atau jumlah seluruh penduduk dalam satu

Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan

terhadap tenaga kerja mereka dan jika mau berpartisipasi dalam kegiatan

tersebut (Arisandi, 2015).

Menurut Priyono dan Yasin (2016), indikator umur pegawai dapat di

bagi menjadi tiga yaitu : 1) Umur Belum Produktif yaitu dibawah 20 Tahun,

2) Umur Produktif yaitu Umur 20 – 40 Tahun dan 3) Umur Kurang

Produktif yaitu umur diatas 40 Tahun

2.1.9 Pengalaman Kerja

Foster dalam Ranupandojo (2000: 85) menyatakan pengalaman kerja

adalah, “ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh

seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah

melaksanakan dengan baik. Pengalaman kerja merupakan guru yang baik

karena kemampuan dalam bekerja secara nyata tidak didapatkan melalui

35
pendidikan formal yang ditempuh. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh

selama bekerja dapat mempengaruhi kualitas pegawai.

Pengalaman kerja adalah semua keterampilan, kepandaian, dan

kebiasaan serta nilai-nilai yang dimiliki selama bekerja dalam periode waktu

tertentu. Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah

diketahui dan dikuasai seseorang melalui proses melaksanakan perbuatan

atau pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu.

Pengalaman kerja diperoleh melalui proses bekerja dalam waktu yang

dibutuhkan sehingga individu memperoleh pengetahuan dan keterampilan,

serta nilai-nilai kemanusiaan atau nilai dari hubungan sosial yang

bermanfaat dalam kehidupannya (Sudjanto. 2009, hal. 82).

Menurut Foster dalam Sartika (2015) Indikator pengalaman Kerja yaitu:

a. Lama waktu/ masa bekerja

Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh

seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah

melaksanakan dengan baik.

b. Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

Pengetahuan merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau

informasi lain yang dibutuhkan oleh pegawai. Pengetahuan juga 18

mencakup kemampuan untuk memahami dan menerapkan informasi

pada tanggung jawab pekerjaan.

c. Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan

Tingkat penguasaan seseorang dalam pelaksanaan aspek-aspek teknik

36
peralatan dan teknik pekerjaan.

2.1.10 Spesifikasi Alat Mora Medica Integrated System (MMIS)

Mora medical integrated System adalah aplikasi yang di gunakan dalam

Rumah Sakit Umum Mamami Kupang. Mora Medical Integrated System

yang dikenal dengan MMIS merupakan “Aplikasi” atau Program Komputer

yang di buat oleh Sampit Moratua Simabullang dengan nama MMIS ( Mora

Medical Integrated System). Aplikasi ini telah terdaftar di Kementerian

Hukum dan dikategorikan dengan nomor : C14201400006, 03 Februari 2014

dan menjadi kekayaan intelektual dengan jenis Ciptaan program computer.

Mora Medical Integrated System di gunakan di Rumah Sakit Umum

Mamami Kupang dalam mengelola informasi dan managemen pelayanan

Rumah Sakit yang terintegrasi secara keseluruhan dengan setiap bagian yang

ada di Rumah Sakit sehingga memudahkan dalam pelayanan Rumah Sakit

terhadap pasien.

Mora medical integrated system digunakan dalam mendukung

pelayanan Rumah Sakit Umum Mamami Kupang dengan penyedian data

yang cepat dan akurat yang dikembangkan dengan berbagai modul pada

setiap pelayanan Rumah Sakit dan terintegrasi secara keseluruhan, terdiri

dari modul :

a. MMIS master adalah master aplikasi yang memuat pelayanan Rumah

Sakit dan digunakan dalam input dan memproses data keperawatan dan

pelayanan keuangan Rumah Sakit, rekam medis Laporan-laporan

b. MMIS registrasi & informasi adalah modul yang digunakan dalam proses

37
registrasi pasien rawat jalan, inap, IGD/ UGD serta informasi jadwal

dokter, ruangan dan pasien dilengkapi dengan e-registrasi untuk

mempermudah dan memungkinkan pasien melakukan pendaftaran secara

mandiri

c. MMIS poli klinik adalah modul yang digunakan dalam proses pelayanan

pasien di tiap poli klinik

d. MMIS pelayanan Bedah adalah modul yang digunakan dalam kegiatan

pelayanan pasien bedah

e. MMIS kegiatan dokter adalah modul yang digunakan oleh dokter dalam

pelayanan pasien

f. MMIS radiologi adalah modul yang digunaka dalam pelayanan di unit

radiologi

g. MMIS farmasi adalah modul yang digunakan dalam mengelola proses

pelayanan farmasi

h. MMIS laboratorium adalah modul yang digunakan dalam proses

pelayanan laboratorium

i. MMIS alkes adalah modul yang digunakan dalam proses pelayanan

terkait alat kesehatan

j. MMIS sms response adalah modul mmis yang digunakan terkait

pelayanan akan masyarakat yang ingin mengetahui dan atau

menjadwalkan pasien rawat jalan untuk kontrol rutin dan pemberitahuan

lainya melalui sms mmis tools aplikasi dalam memelihara data base

mmis dan merubah tarif pelayanan, ruangan dll

38
k. MMIS sistem antrian adalah aplikasi yang digunakan dalam mengatur

dan memanggil pasien dalam anrian dengan otomatis pada pendaftaran

pasien antrian pelayanan farmasi antrian pasien poli.

Mora medical integrated system telah di daftaran pada dirjen Hak

kekayaan intelektual Kementrian Hukum dan Ham Republik indonesia,

merek dan program MoraMedical Integrated System ( MMIS) adalah

aplikasi yang dibangun dengan platform Delphi berbasis dekstop

Menggunakan database : windows SQL SERVER 2005 Sistem operasi :

windows enterprise Keunggulan MMIS Seluruh Laporan disajikan dengan

Detail, real time Dilengkapi SMS Respone, dapat digunakan dalam

mengakses informasi managemen dan akses informasi pelayanan oleh

pasien dan penjadwalan Paper less, resep online, E-registrasi memungkinkan

pasien lama melakukan registrasi mandiri sesuai poli tujuan hanya dengan

sekali gesek melalui kartu pasien Seluruh sistem antrian (farmasi,

pendaftaran, poli) otomatis dilengkapi dengan voice call dan teks pada

monitor Daftar client pengguna mora medical integrated system (MMIS).

Untuk menggunakan/menjalankan aplikasi SIMRS memiliki syarat

standar minimum spesifikasi. Spesifikas alat/perangkat harus sesuai standar

minimum requierment alat yang dapat dilihat di Tabel 2.1 pada halaman

berikutnya

39
Tabel 2.1
Kebutuhan Standar Minimal untuk Menjalakankan Applikasi MMIS

Standar Spesifikasi alat Asesoris dan Jaringan


Hardware Spesifikasi (Minimum) Server Asesoris :
• Prosesor quad core xeon • Switch
• RAM 16 gb • Speaker untuk panggilan
• HD 200 GB disarankan SSD suara
• LAN 100/1000 • Thermal Barcode Printer
• Display Graphic standart untuk
Client: pendaftaran dan gelang
o Prosesor mengikuti standart minimal pasien
OS (celeron / intel) • Barcode Reader
o RAM 8 gb
o HDD kapasitas mengikuti standart Jaringan LAN :
minimal OS Gigabyte (100/1000)
o LAN standart 10/100 atau 100/1000
o Display Graphic standart
o OS (Software) Spesifikasi Minimum
Sumber: hasil olah data sekunder, 2022

2.1.11 Kompetensi

1.Pengertian Kompetensi

Menurut Emron, Yohny, Imas (2017, P.140) kompetensi adalah

kemampuan individu untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar dan

memiliki keunggulan yang didasarkan pada hal-hal yang menyangkut

pengetahuan, keahlian dan sikap. Menurut para ahli, adalah sebagai berikut :

Menurut Spencer dan Spencer (dalam Emron, Yohny, Imas, 2017),

kompetensi adalah karakteristik yang mendasari individu yang berkaitan dengan

hubungan kausal atau sebab-akibat pelaksanaan yang efektif dan unggul dalam

pekerjaan atau keadaan. Sementara menurut Klemp (dalam Emron, Yohny, Imas

2017), kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang yang

menghasilkan pekerjaan yang efektif dan kinerja yang unggul.

40
2. Manfaat Kompetensi

Manfaat kompetensi menurut Emron Edison (2016) kompetensi begitu

penting dalam dunia usaha sebagai dasar perekrutan (recruitment). Bahkan

beberapa pakar menyatakan IQ tinggi belum tentu menjamin keberhasilan

karna hasil IQ lebih banyak ke arah “kecenderungan” menurut Daniel

Goleman, “kecerdasan” IQ (Intelligence Quotience) bukan segala- galanya

dalam meraih kesuksesan. Menurut hasil penelitian menurut beberapa pakar

terhadap CEO (Chiep Executive Officer)yang telah berhasil diberbagai

Negara, sumbangan IQ dalam keberhasilan hidup dan pengembangan karier

seseorang hanya mencapai 20% sedangkan 80% justru di pengaruhi oleh

kecerdasan emosional (Emotional Quotience). Bahkan ia sampai kepada

rekomendasi bahwa perlu mengganti tes intelegensi dengan tes yang

mendasarkan kompetensi (Barrett & Depinet dalam Sudarmanto), (2009).

Begitu pentingnya kompetensi ini membuat sistem perkembangan nya

bagi setiap perusahan/organisasi yang ingin sukses wajib dan harus di

lakukan selua-luasnya, lebih-lebih pada perusahaan modern saat ini. Adapun

dasar dalam konsep atau pengembangan sistem berbasis kompetensi ini

adalah sebagai berikut:

1. Pelatihan yang spesifik. Pelatihan-pelatihan di arahkan secara spesifik

sesuai dengan bidang yang ditanganinya. Misalnya seseorang perawat

sebuah Rumah Sakit dilatih bagaimana cara ia melayani pasien dan cara

menerima keadaan pasien yang sedang butuh pengobatan.

41
2. Dasar rekrutmen penerimaan pegawai yang selama ini lebih didasarkan

pada surat keterangan tentang pengalaman dan keahlian diubah ke arah

penilaian berbasis kompetensi, misalnya penilaian kepada calon

perawat harus mampu menunjukkan keahliannya melakukan perawatan

sesuai dengan standar dan waktu yang dipersyaratkan.

3. Indikator Kompetensi

Indikator kompetensi menurut Edison (2016, p.143) untuk memenuhi

unsur kompetensi, seseorang pegawai harus memenuhi unsur-unsur di

bawah ini:

a. Pengetahuan

Memiliki pengetahuan yang mendukung pekerjaan, memiliki kemauan

untuk meningkatkan pengetahuan.

b. Keahlian /Ketrampilan

Memiliki keahlian teknis sesuai dengan bidang pekerjaan yang

ditangani, memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi masalah,

memiliki kemampuan mencari solusi atas permasalahn yang di hadapi.

c. Sikap

Memiliki inisiatif dalam membantu rekan kerja, mrmiliki keramahan

dan kesopanan dalam melaksanakan pekerjaan dan serius senangani

setiap keluhan-keluhan pasien.

d. Kompetensi Dalam Aplikasi Teknologi Informasi

Implementasi e-Procurement membutuhkan adanya keterampilan

sumber daya manusia dalam menjalankannya. Terkait hal tersebut, Katz

42
(Robbins, 2001) berpendapat suatu technical skills adalah kemampuan

dalam mengaplikasi pengetahuan. Keterampilan teknis adalah keterampilan

yang biasanya sering berhubungan dengan segala sesuatu yang bersifat

administratif organisasi sebagai penunjang sarana bisnis seperti komputer,

mesin maupun peralatan lain (Coates, 2006).

Langford dan Clearly (1996) berpendapat, pemahaman dalam

penggunaan suatu alat merupakan yang hal mendasar dalam mendapatkan

berbagai macam pengetahuan baik secara teori maupun praktek. Sedangkan

menurut Baloh dan Turkman (2003), internet dan teknologi informasi tidak

hanya mempunyai efek pada professional teknologi informasi namun juga

para pegawai lainnya yang menggunakan teknologi informasi pada

pekerjaan sehari – harinya, dimana mereka telah diarahkan untuk

mendapatkan posisi kerja yang bagus dalam organisasi karena di nilai dapat

menjadi sukses bagi organisasi tersebut.

2.1.12 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

a. Sistem Informasi

Menurut Romey dan Steinbart (2015) dalam Mulyani (2017:2)

mengatakan sistem informasi adalah kumpulan dari dua atau lebih

komponen yang saling bekerja dan berhubungan untuk mencapai tujuan

tertentu. Sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software,

brainware, prosedur, dan/atau aturan yang diorganisasikan secara integral

untuk mengolah data menjadi informsasi yang bermanfaat guna

memecahkan masalah dan pengambilan keputusan (Randhadi, 2014).

43
Menurut Wilkinson et al mengatakan ada beberapa ciri-ciri sistem

sebagai berikut (Mulyani, 2017):

1. Sistem mempunyai komponen-komponen

2. Komponen-komponen sistem harus terintegrasi (saling berhubungan)

3. Sistem mempunyai batasan sistem

4. Sistem mempunyai tujuan yang jelas

5. Sistem mempunyai

6. Sistem mempunyai input, proses dan output

Mcleod dan Schell berpendapat ada 5 jenis sistem informasi, yaitu

(Mulyani, 2017 ):

1. Transaction processing system (TPS)

2. Office automatic system (OAS) dan knowledge work systems

3. Sistem informasi manajemen (SIM)

4. Decision support system (DSS)

5. Sistem ahli (ES) dan kecerdasan buatan (artificial intelligent)

b. Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1. Menurut McLeod dan Shell dalam Mulyani (2017:24) Sistem

informasi manajemen adalah “as a computer-based system that makes

information available to users with similiar needs”, berpendapat bahwa

informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi manajemen

merupakan informasi yang menggambarkan hal-hal atau informasi

44
dimasa lalu, sekarang dan masa datang.

2. Menurut Gordon B. Davis, sistem informasi manajemen dalam

bukunya yang berjudul “Management Information System”

mengemukakan: “Sebuah sistem manusia atau mesin yang

menyediakan Informasi untuk mendukung operasi, manajemen dan

fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi” (Ahmad, 2018)

3. Menurut Scoot, sistem informasi manajemen adalah seperangkat

subsistem informasi yang komperhensif dan terkoordinasi yang secara

rasional terintegrasi dan yang mengubah data menjadi informasi

dengan gaya dan karakteristik manajer didasarkan pada kriteria

kualitas yang sudah ditetapkan terlebih dahulu (Jusuf, 2019).

4. Menurut Loudon, sistem informasi manajemen sebagai seperangkat

komponen yang saling berhubungan yang digunakan untuk

mengumpulkan, menarik, memproses, menyimpan dan

mendistribusikan informasu untuk mendukung pembuatan keputusan

dan kendali di perusahaan. (Jusuf, 2019)

5. Menurut O’Brien dalam Ramdhani (2016:95) sistem informasi

manajemen merupakan kombinasi yang teratur antara people,

hardware, software, communication network, dan data resources yang

mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam

organisasi.

Sistem informasi manajemen merupakan kumpulan dari sistem

informasi dan bergantung pada besar kecilnya organisasi. Yang tersedia atas

45
sistem-sistem informasi sebagai berikut:

1. Sistem informasi akuntansi (accounting information system),

menyediakan informasi dari transaksi keuangan.

2. Sistem informasi pemasaran (marketing information system),

menyediakan informasi untuk penjualan, promosi penjualan,

kegiatan pemasaran, kegiatan penelitian pasar dan sebagainya yang

berhubungan dengan pemasaran.

3. Sistem informasi manajemen persediaan.

4. Sistem informasi personalia

5. Sistem informasi distribusi

6. Sistem informasi pembelian

7. Sistem informasi kekayaan

8. Sistem informasi analisis kredit

9. Sistem informasi penelitian dan pengembangan

10. Sistem informasi teknik

Semua sistem informasi tersebut dimaksudkan untuk memberikan

informasi kepada semua tingkat manajemen, yaitu manajemen tingkat

bawah, menengah dan tingkat atas (Ramdhadi, 2014).

c. Manfaat Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen mempunyai keunggulan, yaitu dapat

menolong perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional,

memperkenalkan inovasi dalam bisnis, dan membangun sumber-sumber

informasi strategis (Ramdhadi, 2014).

46
Manfaat sistem informasi manajemen antara lain sebagai berikut

(Jusuf, 2019):

1. Meningkatkan efisensi personal

2. Mempercepat penyelesaian masalah

3. Memfasilitasi komunikasi interpersonal

4. Meningkatkan pembelajaran dan pelatihan

5. Meningkatkan kendali organisasi

6. Menghasilkan bukti baru dalam mendukung keputusan

7. Menciptakan keunggulan bersaing dalam kompetensi

8. Mendorong eksplorasi dan temuan dipihak pengambil keputusan

9. Menemukan pendekatan-pendekatan bary dalam berpikir untuk

memecahkan masakah

10. Membantu proses otomasi proses-proses manajerial.

Sistem informasi manajemen mencakup tugas-tugas yang sangat luas

termasuk analisis keputusan dan sebagai alat untuk membuat keputusan.

Untuk mengakses sistem informasi, pengguna sistem informasi manajemen

melakukan pembagian tugas terhadap sumber daya sistem informasi

manajemen tersebut, misalnya data base management system yang

digunakan sebagai media penyimpanan data, model-model sebagai alat

pendukung untuk menginterpretasikan data-data yang tersimpan dalam data

base dan lain-lain. Sistem informasi manajemen akan menghasilkan output

berupa informasi yang bias dijadikan sebagai pertimbangan untuk

47
mengambil atau membuat keputusan (Mulyani, 2017:24).

d. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

Berdasarkan definisi dari peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia nomor 82 tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit “Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya

disingkat SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang

memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan rumah sakit

dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi

untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian

sistem informasi kesehatan. Sistem informasi manajemen rumah sakit

(SIMRS) adalah suatu sistem terkomputerisasi yang mampu melakukan

pengolahan data secara cepat, akurat, dan menghasilkan sekumpulan

informasi yang saling berinteraksi untuk diberikan kepada semua tingkatan

manajemen di rumah sakit.

SIMRS berfungsi untuk pengendalian mutu pelayanan, pengendalian

mutu dan penilaian produktivitas, penyederhanaan pelayanan, analisis

manfaat dan perkiraan kebutuhan, penelitian klinis, pendidikan, serta

perencanaan dan evaluasi program (Saputra dan Muhimmah, 2016). SIMRS

saat ini juga berfungsi sebagai sarana penunjang operasional layanan medis

yang terdiri dari instalasi-instalasi sebagai front office yang langsung

melayani para pelanggan (pasien) rumah sakit baik administrasi, catatan

medik, dan farmasi.

SIMRS digunakan pada back office sebagai sarana penunjang kegiatan

48
administrasi secara struktural rumah sakit. Menurut Saputra dan Muhimmah

(2016), Pihak yang berperan dalam pengelolaan dan penggunaan SIMRS

adalah sebagai berikut :

1. End user, pengguna akhir SIMRS yang dibedakan menjadi dua yaitu :

a) Operator, sebagai pengguna langsung SIMRS yang bertugas untuk

memasukkan data ke siste yaitu seluruh pegawai di setiap unit.

b) Pengguna informasi yang dihasilkan oleh SIMRS, sebagai pengguna

tidak langsung SIMRS seperti pimpinan instalasi, asisten manajer dan

manajer unit instalasi.

2. Vendor, sebagai penyedia SIMRS baik secara perangkat lunak, perangkat

keras dan jaringan computer, memberikan dukungan teknis jika

diperlukan.

3. Penanggung jawab adalah unit teknologi informasi rumah sakit yang

merupakan sub bagian dari bagian manajemen kepegawaian dan admin,

unit TI bertugas untuk menjembatani antara pengguna akhir dengan pihak

penyedia SIMRS.

e. Komponen/ Indikator SIMRS

Komponen–komponen dalam dalam pelaksanaan SIMRS terdapat lima

komponen utama yang mendasarinya yaitu (Mulyani, 2017):

1. SDM (Human Resources)

Sumber daya manusia merupakan petugas yang akan menjalankan

SIMRS sesuai dengan fungsi dan jabatan. Secanggih apapun SIMRS

yang dibuat, jika sumber daya manusia yang ada tidak siap dan belum

49
memiliki kemampuan yang mencukupi untuk mengoperasikan,

kecanggihan sistem tersebut menjadi tiudak berarti.

2. Hardware Resources

Sumber daya ini berupa perangkat keras yang digunakan dalam sistem

informasi, tidak hanya berupa mesin (komputer, printer, scanner),

namun juga berupa media seperti database (tempat penyimpanan data),

atau flashdisc.

3. Software resources

Merupakan kumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis dengan aturan

tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu,

yang berupa system software, aplikasi software dan prosedur.

4. Network resources

Sumber daya jaringan ini mencakup teknologi telekomunikasi seperti

internet.

5. Monitoring

Pemantauan merupakan suatu komponen penting yang harus

dilakukan, untuk memantau secara berkala data-data yang dimasukkan

yang bertujuan untuk menjamin keakuratan informasi yang tersedia.

2.1.13 UTAUT

Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology

(UTAUT) adalah model terpadu yang dikembangkan oleh Venkatesh et al

(2003) berdasarkan teori sosial kognitif dengan kombinasi delapan model

penelitian terkemuka mengenai penerimaan teknologi informasi (Taiwo and

50
Downe, 2013). Model UTAUT telah terbukti berhasil dari delapan teori

penerimaan teknologi yang lain dalam menjelaskan hingga 70% varian

pengguna (Taiwo and Downe, 2013; Nasir, 2013). Model UTAUT

(Venkatesh et al., 2003) kemudian mengalami perkembangan dengan

penambahan beberapa variabel (Venkatesh et al., 2012).

Model UTAUT lama memiliki empat kunci konstruksi yaitu: harapan

kinerja (performance expectancy), harapan usaha (effort expectancy),

pengaruh sosial (social influence), dan kondisi fasilitas (facilitating

conditions) yang memiliki pengaruh terhadap niat perilaku untuk

menggunakan teknologi. Performance expectancy adalah sejauh mana

seorang individu percaya bahwa menggunakan sistem akan membantu dia

untuk mencapai keuntungan dalam pekerjaan atau kegiatan tertentu. Effort

expectancy adalah tingkat kemudahan terkait dengan penggunaan

sistem/teknologi oleh pengguna. Social influence adalah sejauh mana

persepsi seseorang bahwa pihak lain percaya bahwa sebaiknya untuk

menggunakan sistem/teknologi. Facilitating conditions adalah sejauh mana

seorang individu percaya bahwa infrastruktur teknis dan organisasi tersedia

untuk mendukung penggunaan sistem/teknologi (Venkatesh et al., 2012;

Chang, 2012). Model UTAUT menekankan bahwa performance expectancy,

effort expectancy, social influence dan facilitating conditions secara teori

dan empiris memengaruhi niat perilaku (behavioral intention)

51
Gambar 2.1. UTAUT 2 (Venkatesh et al., 2012:160)

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa UTAUT menghasilkan tiga konstruk

baru yang ditambahkan pada UTAUT lama yaitu: motivasi hedonis (hedonic

motivation), harga (price value), dan kebiasaan atau habit (Venkatesh et al.,

2012). Hedonic motivation didefinisikan sebagai hal yang menyenangkan

atau kesenangan yang diperoleh saat menggunakan teknologi dan telah

terbukti memainkan peran penting dalam menentukan penerimaan dan

penggunaan sistem/teknologi (Chang, 2012; Venkatesh et al., 2012). Price

value mengacu pada sejauh mana struktur biaya dan harga memiliki dampak

signifikan terhadap penggunaan sistem/teknologi. Nilai harga sebagai

prediktor niat perilaku untuk penggunaan suatu teknologi. Habit adalah

sejauh mana individu cenderung untuk melakukan perilaku secara otomatis

untuk belajar (Chang, 2012).

Tahun 2013, Venkatesh dan beberapa peneliti lainnya

mengembangkan model UTAUT pertama menjadi UTAUT 2. Model

52
UTAUT 2 merupakan pengembangan lebih lanjut dari model UTAUT yang

mempelajari penerimaan dan penggunaan dari sebuah teknologi dalam

konteks konsumen. Tujuan dari model UTAUT 2 adalah mengidentifikasi

tiga konstruk penting dari penelitian penerimaan dan penggunaan teknologi

baik untuk umum maupun konsumen, merubah beberapa hubungan yang

sudah ada pada konsep model UTAUT, dan mengenalkan hubungan baru .

Tiga konstruk ditambahkan yaitu motivasi hedonis, nilai harga, dan

kebiasaan, memperluas UTAUT ke UTAUT 2. Sampai saat ini UTAUT

sudah dikembangkan kembali dari konteks organisasi menjadi konteks

konsumen individu yang diberi nama Model UTAUT 2. Metode UTAUT 2

merupakan sistesis atau penggabungan daripada elemen elemen yang

terdapat dalam delapan model penerimaan teknologi terkemuka lainnya

dengan tujuan untuk memperoleh kesatuan pandangan mengenai user atau

pengguna.

Alasan dari penambahan tiga konstruk utama tersebut adalah :

1) Hedonic Motivation merupakan prediktor kunci dalam banyak

penelitian mengenai perilaku konsumen dalam konteks penggunaan

teknologi oleh konsumen;

2) Price Value dikarenakan konsumen akan mengeluarkan biaya dalam

penggunaan teknologi yang dianggap sesuai dengan manfaat yang

diberikan;

3) Habit yang telah terbukti sebagai faktor yang dapat memprediksi

kebiasaan dalam penggunaan teknologi.

53
Model UTAUT adalah model penerimaan dan penggunaan teknologi

yang dikemukakan oleh Venkatesh et al. (2003). Tersusun atas teori-

teori dasar mengenai penerimaan dan perilaku penggunaan teknologi,

UTAUT menyatukan karakteristik terbaik yang berasal dari delapan

teori penerimaan teknologi lainnya sehingga Model tersebut telah

dikembangkan sedemikian rupa oleh Venkatesh et al. (2003) dengan

review dan konsolidasi model-model sebelumnya yang telah ada.

Indikator yang terdapat dalam UTAUT terdiri :

1. Minat Pemanfaatan (Behavioral Intention)

Minat pemanfaatan teknologi informasi (behavioral intention)

didefinisikan sebagai tingkat keinginan atau niat pemakai

menggunakan sistem secara terus menerus dengan asumsi bahwa

mereka mempunyai akses terhadap informasi. Seorang akan

berminat menggunakan suatu teknologi informasi yang baru apabila

si-pengguna tersebut meyakini dengan mennggunakan teknologi

informasi tersebut akan meningkatkan kinerjanya, menggunakan

teknologi informasi dapat dilakukan dengan mudah, dan si pengguna

tersebut mendapatkan pengaruh lingkungan sekitarnya dalam

menggunakan teknologi informasi tersebut.

2. Perilaku Penggunaan (Use Behavior)

Perilaku penggunaan teknologi informasi (use behavior)

didefinisikan sebagai intensitas dan atau frekuensi pemakai dalam

menggunakan teknologi informasi. Perilaku penggunaan teknologi

54
informasi sangat bergantung pada evaluasi pengguna dari sistem

tersebut. Suatu teknologi informasi akan digunakan apabila pemakai

teknologi informasi tersebut berminat dalam menggunakan teknologi

informasi tersebut karena keyakinan bahwa menggunakan teknologi

informasi tersebut dapat meningkatkan kinerjanya, menggunakan

teknologi informasi dapat dilakukan dengan mudah, dan pengaruh

lingkungan sekitarnya dalam menggunakan teknologi informasi

tersebut.

3. Performance Expectancy (Ekspetasi Kerja)

Ekspektasi kinerja adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa

dengan menggunakan sistem akan membantu dia untuk mencapai

keuntungan dalam kinerja pekerjaannya. Ekspektasi kinerja

merupakan konstraksi yang kuat atas niat menggunakan sehingga

dapat disimpulkan bahwa seseorang yang telah percaya sebuah

sistem informasi dapat membantu pekerjaannya akan cenderung

menggunakan sistem tersebut dalam waktu yang lebih lama. Dalam

konsep ini terdapat gabungan variabel- variabel yang diperoleh dari

model penelitian sebelumnya tentang model penerimaan dan

penggunaan teknologi.

4. Effort Expectancy (Ekspetasi Usaha)

Ekspektasi usaha merupakan tingkat kemudahan terkait dalam

pengguna sistem. Penggunaan teknologi informasi yang mudah dapat

menimbulkan persepsi bahwa sistem itu berguna baginya dan

55
menimbulkan kenyamanan bila menggunakannya. Namun jika

sistem ini dirasakan sulit untuk digunakan, maka rasa nyaman

bekerja dengan sistem tidak akan muncul dan niat menggunakan

untuk memanfaatkan sistem akan berkurang.

5. Social Influence (Faktor Sosial)

Menurut Ventakesh dan Davis (2000), pengaruh sosial mempunyai

dampak pada perilaku individual melalui tiga mekanisme yaitu

ketaatan (compliance), internalisasi (internalization), dan identifikasi

(identification). Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak pengaruh

yang diberikan sebuah lingkungan terhadap calon pengguna

teknologi informasi untuk menggunakan suatu teknologi informasi

yang baru maka semakin besar minat yang timbul dari personal calon

pengguna tersebut dalam menggunakan teknologi informasi tersebut

karena pengaruh yang kuat dari lingkungan sekitarnya.

6. Facilitating Conditions (Kondisi yang Memfasilitasi)

Facilitating Conditions merupakan variabel yang memiliki pengaruh

langsung terhadap penggunaan sistem dan juga didefinisikan sebagai

“sejauh mana seseorang percaya bahwa infrastruktur organisasi dan

teknis dapat mendukung penggunaan sistem”. Secara umum

pengguna dengan tingkat kondisi yang memfasilitasi lebih rendah

akan memiliki niat yang lebih rendah untuk menggunakan suatu

teknologi. Dampak kondisi yang memfasilitasi tersebut dimoderasi

oleh usia, jenis kelamin, dan pengalaman. Konsumen yang memiliki

56
usia lebih tua cenderung menghadapi lebih banyak kesulitan dalam

memproses informasi baru (Morris dkk., 2005).

7. Hedonic Motivation (Motivasi Hedonism)

Hedonic motivation (motivasi hedonis) merupakan hal yang

menyenangkan kesenangan yang berasal dari penggunaan teknologi,

dan telah terbukti memainkan peran penting dalam menentukan

penerimaan dan penggunaan teknologi. Menurut Venkatesh et al

(2003) bahwa Hedonic Motivation merupakan motivasi kesenangan

yang diperoleh dari penggunaan suatu sistem atau teknologi.

Pada beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh Van der

Heijden (2004) dan Thong et al (2006) bahwa ditemukan Hedonic

Motivation mempengaruhi penerimaan dan penggunaan teknologi

secara langsung. Dalam konteks konsumen, Hedonic Motivation juga

telah ditemukan sebagai penentu penting penerimaan dan

penggunaan teknologi. Dengan demikian, kita menambahkan

Hedonic Motivation sebagai Prediktor perilaku konsumen untuk

menggunakan teknologi.

8. Habit (Kebiasaan)

Konstruk terakhir yang ditambahkan ke UTAUT adalah Habit.

Venkatesh dkk. (2003) pengalaman yang dioperasikan sebagai tiga

tingkat berdasarkan berlalunya waktu: (1) pasca pelatihan adalah saat

sistem awalnya tersedia untuk digunakan; satu bulan kemudian; (3)

tiga bulan kemudian.

57
Kebiasaan didefinisikan oleh Limayem et al. (2007) sejauh mana

orang cenderung melakukan perilaku secara otomatis karena belajar,

sementara Kim et al. (2005) menyamakan kebiasaan dengan

otomatisitas. Meski dikonseptualisasikan dengan cara yang sama,

kebiasaan telah diatur dalam dua cara yang berbeda.

2.2.Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

Judul
No Judul Penelitian Kesimpulan
Penelitian
1. Muhimmah Evaluasi Faktor-Faktor Faktor organisasi memiliki hubungan yang
(2013) Kesuksesan searah (positif) dan signifikan terhadap
implementasi lingkungan organisasi dimana SIMRS
Sistem Informasi diterapkan. Hal ini dapat dicapai melalui
Manajemen Rumah Sakit strategi dan manajemen seperti dukungan
di PKU Muhammadiyah pemimpin, kerja tim, dan komuikasi yang
Sruweng dengan efektif yang dibentuk dengan melibatkan
menggunakan Metode peran dan kemampuan karyawan
Hot-Fit
2. Novianti Analisis Penerapan Penerapan SIMRS saat ini masih
Puspitasari dkk Sistem Informasi mengalami kendala dan hambatan ditingkat
(2013) Manajemen Rumah Sakit penerimaan pengguna. Masih banyaknya
Menggunakan Metode hal yang bersifat operasional dan manajerial
UTAUT dan TTF
3. Handoyo, Eko. Aplikasi Sistem Penelitian ini menemukan bahwa Aplikasi
et al. 2008 Informasi Rumah Sakit Sistem Informasi Rumah Sakit ini dapat
Berbasis Web Pada Sub- digunakan sebagai sarana penyedia layanan
Sistem Farmasi dan informasi bagi penggunanya baik untuk
Menggunakan dokter, staf dan karyawan, maupun pasien
Framework Prado. suatu rumah sakit dimanapun dan kapanpun
mereka berada. Pengguna mendapatkan
semua informasi yang akurat karena
informasi yang tersedia senantiasa
diperbaharui. Aplikasi ini akan lebih baik
jika memiliki keamanan data yang lebih
tinggi dan penambahan modul
4 Krisbantoro. et Evaluasi Keberhasilan Penerapan SLiMS belum sepenuhnya
al. 2015. Implementasi Sistem berhasil karena ditemukan beberapa fitur
Informasi Dengan dalam SLiMS yang tidak sesuai dengan
Pendekatan HOT-Fit kebutuhan petugas perpustakaan oleh
Model karena itu perlu diadakan perbaikan dan
pengembangan sistem agar sesuai dengan
kebutuhan sistem pada STMIK AMIKOM

58
Purwokerto. Kualitas sistem, kualitas
informasi dan kualitas sistem berpengaruh
positif terhadap penggunaan sistem dan
kepuasan pengguna sedangkan kepuasan
pengguna dan struktur organisasi
berpengaruh terhadap Net benefit.
5 Diana, (2018) Kajian Terhadap Perilaku Ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan
Pengguna Sistem pengaruh sosial memiliki korelasi terhadap
Informasi Menggunakan intensitas penggunaan. Kondisi fasilitas dan
Model UTAUT intensitas penggunaan secara parsial
maupun secara serentak memiliki korelasi
terhadap intensitas penggunaan. Besar
pengaruh uji serentak untuk intensitas
penggunaan dan perilaku penggunaan
secara berturut-turut adal ah 53% dan
64,3%.
6 Gioliano Putra Pengaruh Faktor- Faktor Seluruh konstruk eksogen memiliki
dan Maya Dalam Modified Unified pengaruh positif signifikan terhadap
Ariyanti (2019) Theory of Acceptance konstruk endogen. Variabel rnoderasi age
and Useof Technology 2 (usia) memoderasi pengaruh Facilitating
(UTAUT 2) Terhadap Conditions dan price value terhadap niat
Niat Prospective Users (behavioral intention) prospective users
Untuk Mengadopsi untuk mengadopsi Home Digital Service di
Home Digital Services Surabaya. Sernentara variabel moderasi
PT. Telkom Di Surabaya jenis kelamin (gender) hanya memoderasi
pengaruh performance expectancy, social
influence, dan price value terhadap niat
(behavioral intention) prospective users
untuk mengadopsi Home Digital Servicedi
Surabaya.

7 A. Anwar, & Analisis Penerapan Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui


Suyitno, Sistem Informasi bahwa penerapan sistem informasi
(2017) Manajemen Dan manajemen berpengaruh signifikan terhadap
Kompetensi Pegawai kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian
serta Pengaruhnya dan Perdagangan Kabupaten Fakfak,
terhadap Kinerja Kompetensi pegawai berpengaruh
Pegawai. Sekolah Tinggi signifikan terhadap kinerja pegawai pada
Ilmu Ekonomi Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Fakfak, Hal ini menunjukkan
bahwa kompetensi pegawai, akan
mendorong kinerja instansi pemerintah
secara langsung. Penerapan sistem
informasi manajemen dan kompetensi
pegawai secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai pada
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Fakfak

59
8. Frisdayanti Penerapan Sistem Brainware berpengaruh positif terhadap
(2018) Informasi Manajemen Sistem Information Manajemen Rumah Sakit
Rumah Sakit sebagai
Salah Satu Strategi
Peningkatan Mutu
Layanan Rumah Sakit
9. Sadriani Hade, Faktor-faktor yang Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Abidin Djalla, Mempengaruhi Penerapan faktor sumber daya manusia dengan
Ayu Dwi Putri SIMRS dalam Upaya keberhasilan pelaksanaan sistem informasi
Rusman (2019) Peningkatan Pelayanan manajemen rumah sakit (SIMRS) di RSUD
Kesehatan di RSU Andi Makkasau Pare-Pare Faktor organisasi
Bahteramas Prov. Sultra dengan keberhasilan pelaksanaan sistem
RSUD Andi Makkasau informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)
Pare-Pare menunjukkan kurang baik. Sedangkan
faktor teknologi dengan keberhasilan
pelaksanaan sistem informasi manajemen
rumah sakit (SIMRS) menunjukkan hasil
kurang baik. Ini berarti terdapat hubungan
antara sumber daya manusia, organisasi dan
teknologi dengan keberhasilan
implementasi SIMRS di di RSUD Andi
Makkasau Pare-Pare
10. Ave Maria Penerapan SIMRS Hasil penelitian dapat diketahui bahwa
(2017) sebagai salah satu Strategi penerapan SIMRS pada Rumah Sakit Santo
Peningkatan Mutu Rumah Borromeus Kota Bandung berdasarkan pada
Sakit (Studi kasus pada empat pilar sistem informasi yaitu 1).
Rumah Sakit Technoware / perangkat pengolahan data,
St.Borromeus Bandung) 2). Komponen fisik: hardware, software, 3).
Humanware / personal, 3). Infoware / data,
dan 4). Organiware / prosedur. Dapat
disimpulkan bahwa dalam penerapan
SIMRS pada Rumah Sakit Santo Borromeus
Kota Bandung harus memperhatikan
kompetensi digital dan karakteristik SDM,
perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), koneksi jaringan dan juga
sosialisasi, pelatihan, pendampingan serta
struktur organisasi.

2.3 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Modifikasi Model UTAUT (Model Unified Theory of Acceptance and

Use of Technology) dalam adaptasi penggunaan teknologi dan SEM

(Structural Equity Model) dalam penilaian Kompetensi mengadopsi

60
Model Analisis mengadopsi variable Laten Endogen dari Model

UTAUT yaitu spesifikasi alat dan variable laten eksogen yaitu umur,

sedangkan variabel yang di adopsi dari teori Middle Range dan Applied teori

dalam manajemen sumber daya manusia yaitu kompetensi, budaya kerja dan

pengalaman kerja. Dari variable eksogen dan endogen dari adopsi kedua

model teori ini dianalisis pengaruhnya terhadap penerapan SIMRS. Gambar

kerangka pikir penelitian dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran

2.3. Hipotesis

1. Gambaran budaya kerja, umur, pengalaman kerja, spesifikasi alat,

kompetensi sumber daya manusia dan penerapan system informasi

manajemen rumah sakit (SMRS) pada Rumah Sakit Umum Mamami

61
Kupang adalah Baik.

2. Budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap penerapan sistem informasi

manajemen rumah sakit (SMRS).

3. Umur berpengaruh signifikan terhadap penerapan sistem informasi

manajemen rumah sakit (SMRS)

4. Pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap penerapan sistem

informasi manajemen rumah sakit (SMRS)

5. Spesifikasi alat berpengaruh signifikan terhadap penerapan sistem

informasi manajemen rumah sakit (SMRS)

6. Kompetensi sumber daya mausia berpengaruh signifikan terhadap

penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit (SMRS)

7. Budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap kompetensi sumber daya

manusia.

8. Umur berpengaruh signifikan terhadap kompetensi sumber daya manusia.

9. Pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kompetensi sumber

daya manusia.

10. Kompetensi sumber daya manusia memediasi pengaruh yang signifikan

dari budaya kerja, umur, pengalaman kerja terhadap penerapan sistem

informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) di RSU Mamami Kupang.

62
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.

Kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi

atau sampel tertentu yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan (Sugiyono, 2013:13).

Penelitian kuantitatif dengan pendekatan desain cross sectional yaitu

penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi dengan pendekatan observasi

atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, artinya tiap subjek

penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap

status karakter atau variabel subjek yaitu melihat pengaruh variable

kompetensi sumber daya manusia, budaya kerja, usia, pengalaman kerja dan

spesifikasi alat dalam penggunaan SIMRS di Rumah Sakit Mamami Kupang.

Analisa dilakukan terhadap Variabel laten eksogen dan endogen yang

mempengaruhi penerapan Sistem informasi Manajemen Rumah Sakit ( SIM

RS ) di Rumah Sakit Umum Mamami Kupang.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Mamami Kupang,

pada bulan Januari – Desember 2022.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Sugiyono, 2013).

63
Dalam penelitian ini polulasinya adalah semua Tenaga Medis dan Non

Medis yang bekerja di Rumah Sakit Mamami Kupang sebanyak 144 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari

populasi itu (Sugiyono, 2013). Tehnik menghitung Sample dengan

menggunakan Rumus Slovin. Rumus Slovin adalah sebuah rumus atau

formula untuk menghitung jumlah sampel minimal apabila perilaku dari

sebuah populasi tidak diketahui secara pasti.

Rumus Slovin
N
n=
1 + Ne²

Keterangan :

n = jumlah sampel minimal

N = Populasi

e² = nilai eror

Rumus Slovin dapat dilihat berdasarkan notasi sebagai berikut:

Dari notasi diatas, n adalah jumlah sampel minimal, nilai N adalah

populasi sedangkan nilai e adalah error margin.

Berdasarkan notasi rumus besar sampel penelitian minimal oleh Slovin

diatas, maka apabila kita punya 144 orang dalam sebuah populasi, kita bisa

tentukan minimal sampel yang akan diteliti. Margin of error yang ditetapkan

adalah 5% atau 0,05.

64
Perhitungannya adalah:

n = N / (1 + (N x e²))

Sehingga: n = 144 / (1 + (144 x 0,05²))

n = 144/ (1 + (144 x 0,0025))

n = 144 / (1 + 0,36)

n = 144 / 1,36

n = 105,88

Apabila dibulatkan maka besar sampel minimal dari 144 populasi

pada margin of error 5% adalah 106, sehingga Jumlah Responden yaitu 106

Pegawai yang menggunakan SIMRS di Rumah Sakit Mamami Kupang.

3.4 Sumber Data

1. Data Primer

Data primer ialah data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung dari

objek yang diteliti. Data primer diperoleh dari sumber informan, yaitu

individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti, hasil observasi lapangan, dan data mengenai informan.

2. Data Sekunder

Data sekunder, didapat dari pihak atau sumber lain yang telah ada.

Maksudnya, penulis tidak mendapat informasi langsung dari narasumber atau

objek yang diteliti, melainkan dari data yang telah ada, seperti grafik, tabel,

diagram, dan tulisan dari peneliti sebelumnya. Data sekunder digunakan

untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh, yakni dari bahan

pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya.

65
3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan langsung di

lingkungan Rumah Sakit Umum Mamami Kupang. Penelitian dilakukan

dengan melihat dan meneliti penggunaan modul Logistik, Registrasi,

Keperawatan dan Billing System.

2. Wawancara

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada staff RSU Mamami

Kupang yang berperan dalam mengelola sistem informasi manajemen

Rumah Sakit mengenai operasional Sistem Informasi Manajemen Rumah

Sakit (SIMRS) saat dan dan kendala-kendala yang terjadi dalam

penggunaan sistem.

3. Kuesioner

Kuesioner disebarkan kepada staff (pengguna sistem) yang terkait dengan

SIMRS.

3.6 Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel, indikator dan skala pengukuran dalam

penelitan ini dapat dilihat pada tabel dihalaman selanjutnya.

66
Tabel 3.1. Variabel, Defenisi, Indikator dan Skala Pengukuran
Skala
No Variabel Definisi Operasional Indikator Variabel
Pengukuran
1 Budaya Nilai dan Norma yang ada di 1. Sikap Ordinal
Kerja dalam lingkungan pekerjaan 2. Perilaku
(organisasi) Kebiasaan dalam 3. Disiplin
menjalankan pekerjaan

2 Umur Usia produktif pegawai pada 1. Pemahaman Ordinal


saat melakukan pekerjaan di terhadap
RSU Mamami yang nampak aplikasi
dalam kemampuan 2. Kemampuan
berhadapan dengan teknologi menggunakan
aplikasi

3 Pengalaman Pengalaman kerja seseorang 1. Pengetahua Ordinal


Kerja menunjukkan jenis-jenis dan
pekerjaan yang telah Ketrampilan
dilakukan seseorang yang 2. Penguasaan
memberikan peluang besar terhadap
bagi seseorang untuk pekerjaan
melakukan pekerjaan yang
lebih baik. Handoko (2013)
4 Spesifikasi Jenis Alat komputer yang di 1. Hardware Ordinal
Alat gunakan dan kondisi alat 2. Software
saat menjalankan aplikasi 3. Network
SIMRS.
Penilaian sumber daya
manusia terhadap Jenis Alat
komputer yang di gunakan
dan kondisi alat saat
menjalankan aplikasi
SIMRS.
5 Kompetensi Kemampuan dalam 1. Pengetahuan Ordinal
SDM Menggunakan Aplikasi 2. Ketrampilan
MMIS dan Komputerisasi 3. Sikap
pendukung SIMRS

6 Sistem Suatu sistem 1. SDM (Human Ordinal


Informasi terkomputerisasi yang Resources)
Manajemen mampu melakukan 2. Hardware
Rumah Sakit pengolahan data secara Resources
(SIMRS) cepat, akurat, dan 3. Software
menghasilkan sekumpulan resources
informasi yang saling 4. Network
berinteraksi untuk diberikan resources
kepada semua Tingkatan 5. Monitoring
manajemen di
rumah sakit

Sumber: Hasil olahan tahun 2022

67
3.7 Teknik Analisa Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yang

dapat dijelaskan dibawah ini:

1. Prosedur Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah

dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik,

informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan

keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis (Riduwan, 2010).

Penelitian ini dalam proses pengolahan datanya, melalui langkah-langkah

yang harus ditempuh, sebagaimana menurut Riduwan (2010), sebagai

berikut :

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Setelah peneliti menerima

kuesioner yang telah diisi oleh responden kemudian kuesioner tersebut di

periksa kembali apakah sudah semua pertanyaan di jawab oleh responden.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri dari atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan data analisis data mengunakan komputer.

Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam

satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti

68
suatu kode dari suatu variabel. Setelah semua kuesioner sudah terkumpul

dan terisi kemudian peneliti melakukan coding atau pemberian kode

numerik (angka) untuk mempermudah dalam menganalisa data..

Pemberian kode menggunakan software smart PLS 3.0.

c. Data Entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian

membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat

tabel kontigensi. Setelah data sudah terkumpul dalam bentuk kode numeric

(angka) kemudian data dimasukkan ke dalam database komputer, dan

membuat distribusi frekuensi sederhana.

2. Melakukan teknik analisis

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan

menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang

hendak dianalisis. Apabila penelitiannya deskriptif, makan akan

menggunakan statistik deskriptif. Sedangkan analisis analitik akan

menggunakan statistika inferensial. Statistika inferensial (menarik

kesimpulan) adalah statistika yang digunakan untuk menyimpulkan

parameter populasi) berdasarkan statistik (sampel) atau lebih dikenal

dengan proses generalisasi dan inferensial. Setelah data sudah dimasukkan

dalam bentuk database distribusi frekuensi, data kemudian diolah dan

dianalisa dengan menggunakan bantuan software SPSS 21.

69
3. Tabulasi Data

Pengertian Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data

yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam

melakukan tabulasi diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan.

Tabulasi dalam pengolahan data adalah usaha penyajian data

dengan bentuk tabel. Pengolahan data yang berbentuk tabel ini dapat

berbentuk tabel distribusi frekwensi maupun dapat berbentuk tabel silang.

Tabulating merupakan penyajian yang banyak digunakan karena lebih

efisien dan cukup komunikatif.

Dapat Juga dikatakan bahwa Tabulasi adalah mengatur informasi

agar menjadi terorganisir sehingga bisa mudah dipelajari, disimpulkan dan

disimpan. Tabulasi Contohnya adalah mengatur data penduduk agar dapat

dilakukan perhitungan jumlah penduduk, jenis kelamin dan usaia.

Pengelompokkan juga perlu dilakukan berdasar daerah asal penduduk.

a. Tabel hasil tabulasi dapat berbentuk

a) Tabel pemindahan, yaitu tabel tempat memindahkan kode- kode

dari kuesioner atau pencatatan pengamatan. Tabel ini berfungsi

sebagai arsip.

b) Tabel biasa, adalah tabel yang disusun berdasar sifat responden

tertentu dan tujuan tertentu.

c) Tabel analisis, tabel yang memuat suatu jenis informasi yang telah

dianalisa.

4. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

70
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dan

kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Ghozali, 2011). Uji validitas menggunakan analisis

korelasi pearson, keputusan mengetahui valid tidaknya butir instrumen.

Jika pada tingkat signifikan 5% nilai r hitung > r tabel maka dapat

disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut valid.

5. Uji Reliability

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu (Ghozali, 2015). Suatu konstruk atau variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

6. Analisis Deskriptif

Untuk menggambarkan fenomena yang terjadi pada lokasi

penelitian maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan dengan menghitung persepsi

responden (Levis, 2013), dengan formula sebagai berikut:

é XPs ù
PS - p = ê x 100%
ë 5 úû

Keterangan:

PS - p = Kategori Persepsi

XPs = Rata-rata skor untuk persepsi populasi

5 = Skor tertinggi skala likert

71
Untuk menjawan deskripsi tentang masing-masing variabel

penelitian ini, digunakan rentang skala sebagai berikut:

Tabel 3.2. Predikat dan Rentang Nilai Uji Deskriptif

Kategori Jawaban Rentang Nilai (%)


Sangat Baik > 84 – 100
Baik > 68 – 84
Cukup Baik > 52 – 68
Kurang Baik > 36 – 52
Tidak Baik 20 – 36
Sumber: Levis (2013)

7. Analisis Statistik Inferensial

Dalam penelitian ini analisis statistik inferensial yang digunakan adalah

Partial Least Squares (PLS) menggunakan software Smart PLS karena jumlah

sampel yang diambil pada penelitian ini kurang dari 100 responden.

PLS merupakan metode analisis yang powerfull dan sering disebut juga

sebagai soft modelling karena meniadakan asumsi-asumsi OLS (Ordinary

Least Square) regresi, seperti data harus terdistribusi normal secara

multivariate dan tidak adanya problem multikolonieritas antar variabel

eksogen. Pada dasarnya PLS dikembangkan untuk menguji teori yang lemah

dan data yang lemah seperti jumlah sampelyang kecil atau adanya masalah

normalitas data. Walaupun PLS digunakan untuk mengkonfirmasi teori.

(Ghozali, 2015).

Adapun tahapan analisis data menggunakan Partial Least Squares (PLS)

sebagai berikut :

72
1. Konseptualisasi Model

Konseptualisasi model terdiri dari 2 bagian yaitu: perancangan model

struktural (inner model) dan perancangan model pengukuran outer model).

Perancangan model struktural hubungan antar variabel laten pada PLS

didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian. Model struktural

menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada

Substantive Theory. Perancangan model pengukuran adalah proses

mendefinisikan dan menspesifikasi hubungan antara konstruk laten dengan

indikatornya apakah bersifat reflektif atau formatif. Dalam penelitian ini,

peneliti memakai model reflektif dimana indikator merupakan manifestasi

dari konstruk sehingga arah hubungan mengalir dari konstruk ke indikator.

2. Menggambar Diagram Jalur

Dalam menggambar diagram jalur (Path Diagram), Falk dan Miller

(1992) dalam Ghozali (2015) merekomendasikan untuk menggunakan

prosedur Nomogram Reticular Action Modeling (RAM) dengan ketentuan

sebagai berikut :

a) Konstruk teoritilak yang menunjukkan variabel laten harus digambar

dengan bentuk lingkaran atau elips.

b) Variabel observed atau indikator harus digambar dengan bentuk kotak.

c) Hubungan-hubungan asimetri dihubungkan dengan anak panah tunggal.

d) Hubungan-hubungan simetris digambarkan dengan anak panah double.

Adapun model analisis jalur penelitian ini seperti tampak pada gambar

dihalaman berikutnya :

73
Gambar 3.1. Model Analisis Jalur

3. Evaluasi Model

Model Evaluasi PLS dilakukan dengan menilai outer model dan inner

model, sebagai berikut :

A. Evaluasi model pengukuran atau outer model.

Outer model dilakukan untuk menilai validitas dan reliabilitas model.

Outer model dengan indikator refleksif dievaluasi melalui validitas

konvergen dan validitas diskriminan dari indikator pembentuk kostruk

laten dan composite reliability serta cronbach alpa untuk blok

indikatornya (Chin 1998 dalam Ghozali, 2015).

Analisa outer model ini menspesifikasikan hubungan antar variabel

laten dengan indikator-indikatornya. Atau dapat dikatakan bahwa outer

74
model mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan

variabel latennya. Uji yang dilakukan pada outer model, yaitu:

(1) Validitias konvergen (Convergent Validity)

Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-

pengukur (manifest variabel) dari suatu konstruk harusnya berkorelasi

tinggi. Uji validitas konvergen indikator refleksif dengan program

SmartPLS dapat dilihat dari nilai loading factor untuk tiap indikator

konstruk. Rule of thumb yang biasanya digunakan untuk menilai

validitas konvergen yaitu nilai loading factor harus lebih dari 0,7

untuk penelitian yang bersifat konfirmatori dan nilai loading factor

antara 0,6 – 0,7 untuk penelitian yang bersifat exploratory masih dapat

diterima serta nilai Average Variance Extracted (AVE) harus lebih

besar dari 0,5.

(2) Validitas Diskriminan (Discriminant Validity)

Validitas diskriminan berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-

pengukur (manifest variabel) konstruk yang berbeda seharusnya tidak

berkolerasi dengan tinggi. Cara untuk mengukur validitas diskriminan

dengan indikator refleksif yaitu dengan melihat nilai cross loading

setiap indikator harus lebih dari 0,70. Cara lain mengukur validitas

diskriminan adalah membandingkan akar kuadrat dari Average

Variance Extracted (AVE) untuk setiap konstruk dengan nilai korelasi

antar konstruk dalam model. Validitas diskriminan yang baik

ditunjukkan dari akar kuadrat AVE untuk tiap konstruk lebih besar dari

75
korelasi antar konstruk dalam model. Jika semua indikator di

distandardized, maka ukuran ini sama dengan average communities

dalam blok, pengukuran ini dapat digunakan hasilnya lebih konservatif

dibandingkan dengan composite reliability. Nilai AVE

direkomendasikan harus lebih dari 0,50 mempunyai arti bahwa 50%

atau lebih variance dari indikator dapat dijelaskan (Forneel dan

Larckel 1981 dalam Ghozali, 2015).

(3) Uji Realibilitas

Selain uji validitas, pengukuran model juga dilakukan untuk

menguji reliabilitas suatu konstruk. Uji reliabilitas dilakukan untuk

membuktikan akurasi, konsistensi dan ketepatan instrument dalam

mengukur konstruk. Dalam SmartPLS untuk mengukur reliabilitas

suatu konstruk dengan indikator refleksif dapat dilakukan dengan

menggunakan composite reliability. Rule of thumb yang digunakan

untuk menilai reliabilitas konstruk yaitu nilai composite reliability

harus lebih besar dari 0,7 untuk penelitian bersifat confirmatory dan

nilai 0,6 - 0,7 untuk penelitian bersifat exploratory.

Ringkasan rule of thumb uji validitas konvergen, validitas

diskriminan dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel dihalaman

selanjutnya.

76
Tabel 3.3. Ringkasan Rule of Thumb Evaluasi Model
Validitas dan
Parameter Rule of Thumb
Realibilitas
Validitas Loading Factor - > 0.70 untuk cofirmatory research
konvergen - > 0.60 untuk exploratory research
Average Variance > 0.50 Untuk confirmatory research
Extracted (AVE) dan exploratory research
Communality > 0.50 Untuk confirmatory research
dan exploratory research
Validitas Cross Loading > 0.70 untuk setiap variable
Diskriminan
Reliabilitas
Cronbach’s Alpha - > 0.70 untuk cofirmatory research
- > 0.60 masih dapat diterima untuk
exploratory research

Composite - > 0.70 untuk cofirmatory research


Reliability - > 0.60 – 0.70 masih dapat diterima
untuk exploratory research
Sumber: Ghozali (2015)

B. Evaluasi model struktural atau inner model.


Evaluasi model struktural bertujuan menjelaskan pengaruh variabel laten

independen terhadap variabel dependen. Terdapat 2 (dua) tahap yaitu:

(1) Signifikansi dan besarnya pengaruh variabel laten independen

Uji ini untuk mengetahui apakah variabel laten independen mempengaruhi

variabel dependen melalui uji t. Selain itu juga, dapat dilakukan evaluasi

besarnya pengaruh masing-masing variabel laten independen dengan

melihat koefesien analisis jalur (path coefficient). Nilai koefesien analisis

jalur yang ditentukan adalah jika p value ≤ 0,05 maka dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh variabel laten independen terhadap variabel laten

dependen. Demikian juga sebaliknya, jika p value > 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa variabel laten independen tidak berpengaruh terhadap

variabel laten dependen.

77
(2) Koefesien determinasi (R-Square)
Inner model bertujuan untuk memprediksi hubungan antar variabel laten.

Inner model dievaluasi dengan melihat besarnya presentase variance yang

dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R- Square untuk konstruk laten

endogen. Hasil R-square untuk variabel laten endogen dalam model

struktural sebesar 0,67 mengindikasikan bahwa model baik, 0,33

mengindikasikan bahwa model moderat, dan 0,19 mengindikasikan bahwa

model lemah.

(3) Uji Hipotesis


Berdasarkan tujuan-tujuan penelitian, maka rancangan uji hipotesis dalam

penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan

yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat presisi atau batas

ketidakakuratan sebesar (α) = 5% atau 0,05. Uji ini mengetahui apakah

variabel independen mempengaruhi variabel dependen melalui uji t dan

melihat koefisien analisis jalur Kaidah pengambilan keputusan :

(a) Jika ρ > α (0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya hipotesis

ditolak.

(b) Jika ρ ≤ α (0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya hipotesis

diterima.

78
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian

4.1.1.Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Mamami Kupang

1.Sejarah
Secara historis, Rumah Sakit Umum Mamami adalah klinik yang

dibentuk berdasarkan Surat Ijin Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang

Nomor : S1.BKIA/01/VI/2004 tanggal 30 Juni 2004 yang diresmikan oleh

Walikota Kupang, tanggal 28 Agustus sebagai Klinik Ibu dan Anak

Mamami. Untuk lebih meningkatkan pelayanan Klinik ibu dan anak maka

pelayanan pembedahan dapat dilakukan melalui Surat Kepala Dinas

Kesehatan Kota Kupang No. 04/RB/Kota/XII/2004, tanggal 23 Desember

2004, tentang pemberian ijin penyelenggaraan Bedah Kebidanan dan

Kandungan di Klinik Ibu dan Anak Mamami. Pada tahun 2006 status Klinik

ibu dan Anak Mamami ditngkatkan menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak

melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT Nomor:

Yanmed.394.A/442.4/2006 tanggal 26 September 2006 status Klinik

Mamami berubah menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak.

Seiring dengan semakin baiknya pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak

Mamami dalam kurun waktu 2 tahun, Rumah Sakit Ibu dan Anak berfungsi

mengalami perubahan status menjadi Rumah Sakit Umum Mamami melalui

Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nomor

Yanmed.233/442.A/VII/2008 tanggal 18 Juli 2008 status Rumah Sakit

Khusus Ibu dan Anak menjadi Rumah Sakit Umum Mamami. Berdasarkan

79
Surat Keputusan Menteri Nomor Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

HK.02.03/I/1558/2013 tentang Penetapan RSU Mamami sebagai rumah

sakit Kelas D.

2.Visi
Visi RSU Mamami adalah “Menciptakan Pelayanan Kesehatan yang

Prima terhadap Seluruh Lapisan Masyarakat” Visi ini perlu dihayati dan

diimplementasikan oleh setiap organisasi sehingga menjadi acuan untuk

mengarahkan dan menggerakkan segala sumber daya instansi. Visi

merupakan harapan selama periode 5 (lima) tahun. Visi RSU Mamami harus

mampu diilhami, dihayati, dan dilaksanakan oleh semua anggota organisasi

dan sebagai motivasi pembangkit semangat dan rangsangan bagi seluruh

anggota agar cita-cita untuk memberikan pelayanan yang prima kepada

seluruh lapisan masyarakat dapat tercapai sebagaimana termuat dalam Visi

RSU MAMAMI.

3.Misi
Dari visi tersebut diatas dijabarkan kedalam misi sebagai berikut :

a. Menjadikan manajemen Rumah Sakit Umum Mamami sebagai

kekuatan untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan;

b. Menjadikan unit-unit pelayanan medik, penunjang medik dan

penunjang non medik yang berakuntabilitas tinggi, efisien, efektif dan

berkarakter melayani;

c. Mendorong penciptaan sinergi antara berbagai elemen/ pengembangan

model antara rumah sakit, masyarakat, dan dunia usaha.

80
4.Tujuan
Tujuan RSU Mamami adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan mutu pelayanan di unit rawat jalan, rawat inap, farmasi,

laboratorium dan Unit gawat darurat;

b. Meningkatkan cakupan pelayanan baik kualitas maupun kuantitas;

c. Terpenuhinya kebutuhan sumber daya rumah sakit baik berupa sumber

daya manusia maupun sumber daya sarana penunjang operasional

rumah sakit;

d. Meningkatkan mutu dan keterampilan tenaga kesehatan yang ada

melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan.

5.Strategi

Strategi RSU Mamami untuk mewujudkan Visi yang dijabarkan

kedalam misi serta diimplementasikan dalam tujuan, sebagai berikut:

a. Sistem informasi manajemen yaitu meningkatkan sistem pencatatan dan

pelaporan yang mendasar dalam perencanaan program dan kegiatan

penguatan kelembagaan dengan advokasi keadaan stakeholder agar

organisasi RSU Mamami lebih koordinatif dan teratur.

b. Penggalangan kemitraan melalui kerjasama dengan perusahaan swasta

maupun BUMN yang ada di Provinsi NTT;

c. Meningkatkan profesionalisme kualitas sumber daya manusia melalui

pendidikan dan pelatihan teknik fungsional kesehatan.

6. Motto

Motto RSU Mamami adalah “M3STI “ M – S : Melayani dengan

Sungguh, M – T : Merawat dengan Tulus M – I : Mengasihi penuh Ikhlas.

81
7. Falsafah

Falsafah RSU Mamami untuk mewujudkan VISI adalah:

a. Menjadikan RSU Mamami sebagai pilihan utama dalam pelayanan

kesehatan bagi masyarakat Kota Kupang;

b. Profesionalisme dalam melayani dengan semangat kasih;

c. Memiliki komitmen untuk merawat dengan tulus dalam mencapai

tujuan masyarakat yang sehat;

d. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia untuk memperoleh hak

hidup secara sehat.

4.1.2.Analisis Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu gambaran distribusi

responden yang dikelompokan dari data umur, jenis Kelamin dan Profesi

responden yang ada di Rumah Sakit Umum Mamami Kupang.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil pengumpulan data yang dilakukan terhadap 106 Respoden menurut

karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan oleh tabel

berikut ini.

Tabel 4.1 Komposisi Responden Menurut Jenis Kelamin


Jumlah Presentase
No Jenis Kelamin
(Responden) (%)
1 Perempuan 60 56.60
2 Laki-laki 46 43.40
Jumlah 106 100
Sumber : Data Primer diolah 2022

Pada tabel di atas terlihat bahwa jumlah pegawai yang bekerja pada

RSU Mamami Kupang didominasi oleh perempuan. Kondisi ini

82
menggambarkan bahwa pasien laki-laki maupun perempuan lebih

menerima jika dirawat oleh perempuan. Tetapi pasien perempuan dalam

kondisi tertentu kurang menerima jika dirawat oleh laki-laki.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur ditunjukkan pada tabel

berikut:

Tabel 4.2 Komposisi Responden Menurut Umur


No Kompetensi 20 – 40 Persentasi > 40 Persentasi Total Persentasi
/Profesi Tahun % Tahun % %
1 Dokter 5 4.72 0 0.00 5 4.72
2 Perawat 38 35.85 2 1.89 40 37.74
3 Bidan 20 18.87 1 0.94 21 19.81
4 Perawat Gigi 6 5.66 0 0.00 6 5.66
5 Laboratorium 6 5.66 0 0.00 6 5.66
6 Farmasi 8 7.55 0 0.00 8 7.55
7 Gizi 2 1.89 1 0.94 3 2.83
8 Administrasi
15 14.15 2 1.89 17 16.04
danmanajemen
Jumlah 100 94.34 6 5.66 106 100.00
Sumber : Data Primer Diolah Agustus 2022

Tabel di atas menunjukkan bahwa komposisi sumber daya manusia

(SDM) berusia 20- 40 tahun mendominasi dengan angka sebesar

100 (94,34%) dan hanya 6 (5,66%) yang berusia lebih dari 40

tahun. Data ini bermakna bahwa sebagian besar SDM di RSU

Mamami berada dalam usia ideal untuk memberikan layanan

terbaik bagi pasien.

83
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi

Karakteristik responden berdasarkan profesi ditunjukkan oleh Tabel 4.3

Tabel 4.3 Komposisi Responden Menurut Profesi


Jumlah
No Profesi Presentase (%)

1 Dokter 5 4.72
2 Perawat 40 37.74
3 Bidan 21 19.81
4 Perawat Gigi 6 5.66
5 Laboratorium 6 5.66
6 Farmasi 8 7.55
7 Gizi 3 2.83
8 Administrasi
dan
manajemen 17 16.04
Jumlah 106 100
Sumber : Data Primer Diolah tahun 2022

Tabel di atas menunjukkan bahwa perawat memiliki jumlah paling

tinggi sebanyak 40 orang (37,74%) dan bidan berjumlah 21 orang

(19,81%). Data ini dapat diinterpretasikan bahwa kebutuhan

perawat dan bidan adalah yang tertinggi dalam layanan sebuah

rumah sakit.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Karakteristik responden berdasarkan Lama Bekerja ditunjukkan dalam

tabel dihalaman selanjutnya.

84
Tabel 4.4 Komposisi Responden Menurut Lama Bekerja
No Profesi <1thn Persentase 1- 3 Persentase >3 tahun Persentase Total Persentase
% Tahun % % %
1 Dokter 3 2.83 1 0.94 1 0.94 5 4.72
2 Perawat 18 16.98 13 12.26 9 8.49 40 37.74
3 Bidan 2 1.89 4 3.77 15 14.15 21 19.81
4 Perawat Gigi 1 0.94 5 4.72 0 0.00 6 5.66
5 Laboratorium 1 0.94 1 0.94 4 3.77 6 5.66
6 Farmasi 0 0.00 4 3.77 4 3.77 8 7.55
7 Gizi 1 0.94 0.00 2 1.89 3 2.83
8 Administrasi
dan manajemen 2 1.89 4 3.77 11 10.38 17
16.04
Jumlah 28 26.42 32 30.19 46 43.40 106 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2022

Data di atas menunjukkan bahwa responden dengan lama bekerja lebih

dari 3 tahun menempati posisi tertinggi sebesar 46 orang (43,40%) yang

dapat dimaknai bahwa responden mencintai tempatnya bekerja.

4.1.3.Analisis Deskriptif dan Pembahasan Variabel Budaya Kerja, Umur,

Pengalaman Kerja, Spesifikasi Alat, Kompetensi Sumber Daya

Manusia dan Penerapan SIMRS

Tujuan analisis data secara deskriptif adalah menggambarkan

bagaimana tanggapan responden terhadap setiap variabel dan indikatornya.

Hasil jawaban selanjutnya digunakan untuk tendensi jawaban responden

mengenai kondisi masing-masing indikator penilaian.

1. Budaya Kerja (X1)


Budaya kerja adalah nilai nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan

juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin

dalam sikap kemudian menjadi perilaku dalam bekerja dan terus

dikembangkan oleh organisasi dan dijadikan pedoman tingkah laku bagi

85
anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi

internal. Budaya kerja diukur dengan 3 indikator dan 12 pernyataan.

Tanggapan responden terhadap budaya kerja nampak dalam tabel berikut:

Tabel 4.5
Deskripsi Variabel Budaya Kerja
No Xˉps- Skor
Indikator Item ∑ Indikator Kategori
p Ps-p
Sikap terhadap X1.1 382 3,54 0,71 71 % Baik
penggunaan X1.2 378 3,50 0,70 70 % Baik
1 SIMRS X1.3 382 3,54 0,71 71 % Baik
X1.4 383 3,55 0,71 71 % Baik
X1.5 380 3,52 0,70 70 % Baik
X2.1 387 3,58 0,72 72 % Baik
2 Perilaku pada X2.2 382 3,54 0,71 71 % Baik
waktu bekerja X2,3 374 3,46 0,69 69 % Baik
Disiplin saat X3.1 382 3,54 0,71 70 % Baik
3 bekerja X3.2 367 3,40 0,68 68 % Cukup
Baik
X3.3 373 3,45 0,69 69 % Baik
X3.4 370 3,43 0,69 69 % Baik
Rata-Rata 70 % Baik
Sumber : Data primer diolah 2022

Berdasarkan hasil analisis persepsi responden terhadap Budaya

kerja dengan 3 indikator yaitu Sikap terhadap penggunaan SIMRS,

Perilaku pada waktu bekerja dan Disiplin saat bekerja, diperoleh skor rata-

rata adalah 70 %. Semua indikator mendapat skor rata-rata sebesar 70 %

dengan kategori “Baik”, sehingga hipotesis pertama yang mengatakan

bahwa budaya kerja di RSU Mamami adalah Baik diterima.

Indikator pertama dari budaya kerja yaitu Sikap terhadap

penggunaan SIMRS mendapat rata-rata skor 70,6 % artinya Baik. Ini

menunjukkan bahwa sikap pegawai terhadap penggunaan SIMRS di RSU

Mamami Kupang sudah baik. Para pegawai menikmati pekerjaan mereka

86
dengan menggunakan SIMRS, mereka mampu menerima perubahan dari

metode manual menjadi aplikasi SIMRS, mampu menyelesaikan tugas dan

mengatasi kendala dalam pekerjaan dengan menggunakan SIMRS.

Indikator kedua adalah Perilaku pada waktu bekerja mendapat skor

rata-rata 70,6 % kategori baik, artinya para pegawai dalam melakukan

pekerjaan, mereka mampu beradaptasi dengan baik, mereka memiliki

komitmen dalam bekerja dengan baik dan penuh tanggungjawab.

Indikator ketiga dari Variabel Budaya kerja adalah Disiplin saat

bekerja mendapat skor 69 % kategori “Baik. Artinya para pegawai RSU

Mamami Kupang telah memanfaatkan waktu dengan baik dalam bekerja,

pegawai menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu, mereka mampu

menangani SIMRS seuai dengan SOP, pegawai datang kerja dan pulang

kerja tepat waktu .

Meskipun demikian, peningkatan kompetensi dan keterampilan

menggunakan Aplikasi SIM RS masih perlu ditingkatkan lagi karena masih

ada sebagian pegawai yang belum mampu mengadaptasi perubahan dan

masih tetap memberikan pelayanan secara manual. Peningkatan ini

diperlukan untuk mencapai kategori sangat baik.

Budaya kerja adalah suatu falsafah didasari pandangan hidup

sebagai nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang

dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi

perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud

sebagai bekerja. Robbins (2003:11) mengatakan budaya kerja merupakan

87
“Suatu sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggota suatu

organisasi yang membedakan organisasi tersebut dari organisasi lainnya”.

2. Umur (X2)

Umur adalah rentang usia produktif individu sudah mampu

memberikan kinerja bagi pihak lain dan mampu untuk beradaptasi dengan

penggunaan teknologi melalui sikap terhadap penggunaan teknologi oleh

pekerja dengan usia yang lebih muda. Sebaliknya, pekerja yang lebih tua

lebih dipengaruhi oleh norma subjektif dan kontrol perilaku dan

cenderung kurang mampu berhadapan dengan perubahan cepat pemanfaatan

teknologi. Hasil analisis statistik deskriptif nampak dalam tabel berikut:

Tabel 4.6
Deskripsi Variabel Umur
Skor
Indikator Item ∑ Xˉps-p Indikator Kategori
Ps-p
Pemahaman X2.1 378 3,50 0,70 70 % Baik
terhadap X2.2 381 3,53 0,71 71 % Baik
Applikasi X2.3 381 3,53 0,71 71 % Baik
Kemampuan X2.4 358 3,31 0,66 66 % Cukup
menggunakan Baik
Applikasi X2.5 367 3,40 0,68 68 % Cukup
Baik
Rata-rata 69% Baik
Sumber : Data primer diolah 2022

Berdasarkan hasil analisis persepsi responden terhadap variabel

Umur, mendapat skor rata-rata sebesar 69 % Kategori Baik. Tanggapan

responden terhadap variabel Umur dengan 2 indikator mendapatkan skor

rata-rata 69 % Kategori Baik. Semua Item pernyataan dari variabel umur

mendapatkan skor dengan kategori baik, sehingga hipotesis pertama yang

mengatakan bahwa variabel umur di RSU Mamami adalah Baik diterima.

88
Hal ini menunjukkan bahwa umur pegawai akan berdampak pada

keputusan-keputusan yang akan diambil, semakin bertambah umur,

seseorang akan makin matang, makin mampu berprestasi dalam pekerjaan

mereka, pegawai lebih cepat memahami pekerjaan mereka, meingkatkan

kepercayaan diri mereka dan mereka merasa mampu dalam menggunakan

SIMRS.

Ditinjau dari umur, pegawai RSU Mamami dengan usia lebih muda

memiliki kemampuan menerapkan SIMRS secara lebih baik karena telah

dibekali dengan kompetensi digital sejak di bangku kuliah. Sementara

kelompok pegawai dengan usia lebih tua menunjukkan kompetensi yang

kurang. Untuk mengatasi celah perbedaan ini maka pegawai dengan usia

yang lebih muda ditempatkan pada posisi-posisi strategis SIM RS dan

pegawai yang sudah lebih tua ditempatkan pada posisi pelayanan langsung

yang tidak membutuhkan kompetensi digital yang sangat baik. Selain itu,

pegawai muda juga didorong untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan.

3. Pengalaman Kerja (X3)

Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah

diketahui dan dikuasai seseorang melalui proses pekerjaan yang dilakukan

selama beberapa waktu tertentu, sehingga individu memperoleh nilai-nilai

kemanusiaan atau nilai dari hubungan sosial yang bermanfaat dalam

kehidupannya. Persepsi responden terhadap variabel Pengalaman kerja dapat

dilihat pada tabel dihalaman selanjutnya.

89
Tabel 4.7
Deskripsi Variabel Pengalaman Kerja
Skor
Indikator Item ∑ Xˉps-p Indikator Kategori
Ps-p
Lama Bekerja X3.1 367 3,40 0,70 70 % Baik
Pengetahuan X3.2 368 3,41 0,71 71 % Baik
Ketrampilan X3.3 368 3,41 0,71 71 % Baik
Penguasaan X3.4 364 3,37 0,66 66 % Cukup
Terhadap Baik
Pekerjaan X3.5 365 3,38 0,68 68 % Cukup
Baik
Rata-rata 69 % Baik
Sumber : Data primer diolah 2022

Berdasarkan hasil analisis persepsi responden terhadap variabel

pengalaman kerja dengan 4 indikator yaitu lama bekerja, pengetahuan,

ketrampilan serta penguasaan pekerjaan, mendapat skor rata-rata sebesar

69 % kategori Baik; sehingga hipotesis pertama yang mengatakan bahwa

variabel pengalaman kerja di RSU Mamami adalah Baik diterima.

4. Spesifikasi Alat (X4)

Spesifikasi alat adalah seperangkat alat komputer terintegrasi yang

digunakan oleh sumber daya manusia untuk menjalankan sistem informasi.

Spesifikasi alat disertai kemampuan dalam menjalankannya dapat

menjamin tersampaikannya tujuan organisasi karena telah dirancang untuk

mampu menggerakan setiap bagian dalam proses kerja yang benar dan

sistematis. Tanggapan responden terhadap variabel Spesifikasi alat dapat

dilihat pada tabel di halaman selanjutnya.

90
Tabel 4.8
Deskripsi Variabel Spesifikasi Alat
Skor
Indikator Item ∑ Xˉps-p Indikator Kategori
Ps-p
Hardware X4.1 374 3,46 0,69 69 % Baik
(Perangkat X4.2 366 3,39 0,68 68 % Cukup
Keras) Baik
X4.3 364 3,37 0,67 67 % Cukup
Baik
X4.4 367 3,40 0,68 68 % Cukup
Baik
X4.5 370 3,43 0,69 69 % Baik
Software X4.6 370 3,43 0,69 69 % Baik
(Perangkat X4.7 373 3,45 0,69 69 % Baik
Lunak) X4,8 377 3,49 0,70 70 % Baik
Network X4.9 367 3,42 0,68 68 % Cukup
(Jaringan) Baik
X4.10 384 3,56 0,71 71 % Baik
X4.11 382 3,54 0,71 71 % Baik
X4.12 382 3,54 0,71 71 % Baik
Rata-Rata 69 % Baik
Sumber : Data Primer Diolah Agustus 2022

Berdasarkan hasil analisis persepsi responden terhadap variabel

Spesifikasi Alat dengan 3 indikator yaitu Hardware (Perangkat Keras),

Software (Perangkat Lunak) dan Network (Jaringan) mendapatkan skor

rata-rata sebesar 69 % kategori Baik; sehingga hipotesis pertama yang

mengatakan bahwa variabel spesifikasi alat di RSU Mamami adalah Baik

diterima.

Variabel spesifikasi alat mendapatkan skor rata-rata 69 % kategori

baik. Indikator pertama dari variabel spesifikasi alat adalah hardware

(perangkat keras) mendapatkan skor rata-rata 68,2 %. Kategori baik. Hal

ini menunjukkan bahwa penggunaan hardware untuk aplikasi SIMRS telah

sesuai dengan standar, perangkat yang digunakan dalam kondisi baik dan

jarang mengalami gangguan.

91
Indikator kedua adalah variabel spesifikasi alat adalah software

(perangkat lunak) mendapat skor rata-rata 69,33 % kategori baik, artinya

Tampilan aplikasi SIMRS, fitur dalam menu, kelancaran jaringan, system

mampu menyimpan data dengan cepat, perangkat jarang mengalami

gangguan, dan menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik.

Indikator ketiga dari Variabel Spesifikasi alat adalah Network

(Jaringan). Indikator ini mendapat skor rata-rata 70,25 % kategori “Baik.

Artinya jaringan pada area RSU Mamami Kupang tersedia dengan baik,

dan stabil, jaringan internet mudah diakses oleh semua computer dan

perangkat lainnya seperti laptop dan HP. Untuk konektivitas antar modul

SIM RS (unit pelayanan) menggunakan konektivitas LAN (Local Area

Network) untuk menjamin kestabilan dan kecepatan transfer informasi dari

masing-masing modul ke server SIM RS. Untuk koneksi jaringan WAN

(World Area Network)/Internet menggunakan provider utama yaitu

Arsenet dengan kecepatan 100mbps dan Provider Cadangan Indihome

dengan kecepatan 50mbps.

5. Kompetensi SDM (Z)

Kompetensi SDM adalah kemampuan individu dalam organisasi

untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar dan memiliki

keunggulan yang didasarkan pada hal-hal yang menyangkut pengetahuan,

keahlian, sikap dan kemampuan mengaplikasi pengetahuan yang bersifat

administratif organisasi sebagai penunjang sarana.

92
Persepsi responden terhadap variabel kompetensi SDM terlihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9
Deskripsi Variabel Kompetensi SDM
Skor
Indikator Item ∑ Xˉps-p Indikator Kategori
Ps-p
Z1 384 3,56 0,71 71 % Baik
Pengetahuan Z.2 389 3,60 0,72 72 % Baik
Z.3 379 3,51 0,70 70 % Baik
Z.4 378 3,50 0,70 70 % Baik
Z.5 354 3,28 0,66 66 % Cukup
Ketrampilan Baik
Z6 363 3,36 0,67 67 % Cukup
Baik
Z7 378 3,50 0,70 70 % Baik
Z8 385 3,56 0,71 71 % Baik
Z9 371 3,44 0,69 69 % Baik
Z 10 378 3,50 0,70 70 % Baik
Sikap Z 11 374 3,46 0,69 69 % Baik
Z 12 381 3,53 0,71 71 % Baik
Rata-Rata 69,66 % Baik
Sumber : Data primer diolah 2022

Hasil analisis persepsi responden terhadap variabel Kompetensi

SDM dengan 3 indikator yaitu Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap

mendapatkan skor rata-rata sebesar 69,66 % kategori Baik, sehingga

hipotesis pertama yang mengatakan bahwa variabel kompetensi SDM di

RSU Mamami adalah Baik diterima.

Indikator pertama dari variabel kompetensi SDM adalah

pengetahuan mendapatkan skor rata-rata 71 %. Kategori baik. Hal ini

menunjukkan bahwa pendidikan formal pegawai pada RSU Mamami

Kupang dapat membantu mereka dalam menggunakan aplikasi SIMRS,

pegawai telah memiliki pengetahuan tentang computer, dan mampu

93
memahami secara baik aplikasi MMIS pada SIMRS.

Indikator kedua adalah Ketrampilan yang mendapat skor rata-rata

68,8 % kategori baik, Hal ini menunjukkan bahwa pegawai pada RSU

Mamami Kupang telah memiliki ketramapilan dalam menggunakan

computer, pegawai telah mengikuti pelatihan berkala tentang aplikasi

SIMRS, pegawai trampil dalam menggunakan computer dan mampu

mengerjakan tugas dengan baik.

Indikator ketiga dari variabel Kompetensi SDM adalah Sikap.

Indikator ini mendapat skor rata-rata 69,75 % kategori “Baik. Hal ini

berarti pegaawai pada RSU Mamami Kupang telah bekerja sesuai SOP

yang ditetapkan dalam aplikasi SIMRS, mereka mampu mengakse

ketrampilan dalam penggunaan SIMRS dan mereka berusaha untuk

menjadi yang terbaik dalam menjalankan aplikasi SIMRS.

Kompetensi secara umum adalah suatu keahlian yang dimiliki oleh

setiap individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan pada bidang

tertentu, sesuai dengan jabatan yang sudah diberikan. Kompetensi juga

mencakup pengetahuan, kemampuan dan keahlian yang dimiliki seseorang,

sehingga dapat dikatakan jika seseorang memiliki kompetensi yang baik

dan mumpuni akan membuat pegawai paham dan mengerti tentang cara

kerja SIMRS.

Kompetensi pegawai di RSU Mamami Kupang ditinjau dari tiga

indikator (pengetahuan, keterampilan dan sikap) dikategorikan baik yang

bermakna bahwa pegawai memiliki pengetahuan yang baik terkait SIM RS,

94
mampu dan terampil menerapkan SIM RS dalam memberikan pelayanan

kepada pelanggan serta bersikap ramah, sopan, cepat dan tepat ketika

memberikan pelayanan kepada tenaga medis dan paramedis, pasien dan

pengunjung RSU Mamami serta pihak-pihak lain yang berkepentingan

seperti BPJS, Dinas Kesehatan, dll.

6. Gambaran Sistem Informasi Rumah Sakit/SIMRS (Z)

SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang

memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan rumah

sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur

administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan

merupakan bagian sistem informasi kesehatan. Sistem informasi

manajemen rumah sakit (SIMRS) adalah suatu sistem terkomputerisasi

yang mampu melakukan pengolahan data secara cepat, akurat, dan

menghasilkan sekumpulan informasi yang saling berinteraksi untuk

diberikan kepada semua tingkatan manajemen di rumah sakit.

Persepsi responden terhadap variabel Penerapan SIMRS adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.10
Deskripsi Variabel Penerapan SIMRS
Skor
Indikator Item ∑ Xˉps-p Indikator Kategori
Ps-p
Human Y1 400 3,70 0,74 74 % Baik
Resources Y.2 398 3,69 0,74 74 % Baik
Y.3 324 3,00 0,60 60 % Cukup
Baik
Y.4 398 3,69 0,74 74 % Baik
Y.5 402 3,72 0,74 74 % Baik
Hardware Y6 390 3,61 0,72 72 % Baik
Resources
Y7 390 3,61 0,72 72 % Baik

95
Y8 390 3,61 0,72 72 % Baik
Y9 399 3,69 0,74 74 % Baik
Software Y 10 393 3,64 0,73 73 % Baik
Resourrces Y 11 382 3,54 0,71 71 % Baik
Y 12 387 3,58 0,72 72 % Baik
Network Y 13 389 3,60 0,72 72 % Baik
Resources Y 14 385 3,56 0,71 71 % Baik
Y 15 388 3,59 0,72 72 % Baik
Y 16 386 3,57 0,71 71 % Baik
Y 17 389 3,60 0,72 72 % Baik
Monitoring Y 18 390 3,61 0,72 72 % Baik
Y 19 390 3,61 0,72 72 % Baik
Y 20 388 3,59 0,72 72 % Baik
Rata-Rata 71,8 % Baik
Sumber : Data primer diolah 2022

Hasil analisis persepsi responden terhadap variabel Penerapan

SIMRS dengan 5 indikator yaitu Human Resources, Hardware Resources,

Software Resourrces, Network Resources, dan Monitoring mendapatkan skor

rata-rata sebesar 71,8 % kategori Baik, sehingga hipotesis pertama yang

mengatakan bahwa variabel penerapan SIM RS di RSU Mamami adalah

Baik diterima.

Indikator pertama dari variabel Penerapan SIMRS adalah Human

Resources dengan skor rata-rata 69,33 %. Kategori baik. Artinya indikator

ini menjelaskan bahwa tenaga IT yang menangani dan memperbaiki

masalah pada SIMRS telah tersedia dengan cukup, pegawai diberikan

pelatihan, agar memahami penggunaan SIMRS,

Indikator kedua adalah Hardware resources dengan skor rata-rata

72,8 % kategori baik, Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Aplikasi

SIMRS telah didukung oleh prosesor dan RA sesuai dengan standar, hard

96
drive space telah sesuai dengan standard serta display dan asesoris yang

digunakan telah sesuai dengan standar. Namun kedepan ketersediaan

hardware resources harus ditingkatkan spesifikanya menjasi lebih baik lagi.

Indikator ketiga dari variabel Penerapan SIMRS adalah Software

resources mendapat skor rata-rata 72,5 % kategori “Baik. Hal ini

menunjkkan bahwa aplikasi SIMRS di RSU Mamami telah mempunyai

nama yaitu Mora Medical Integrated System (MMIS) yang penerapannya di

RSU Mamami disebut sebagai SIMRS, MMIS telah memiliki modul yang

lengkap, karena dapat digunakan untuk proses input, olah data dan laporan

pasien di RSU Mamami Kupang.

Indikator keempat dari variabel Penerapan SIMRS adalah Network

resources dengan skor rata-rata 71,6 % kategori “Baik. Hal ini artinya

Database yang tersimpan dalam server yang dapat diakses secara LAN

(Local Area Network), dapat diakses secara WAN (world area network)

dan tersedia koneksi jaringan wifi dan kabel LAN.

Indikator kelima dari variabel Penerapan SIMRS adalah

monitoring dengan skor rata-rata 71,8 % kategori “Baik”. Hal ini

menunjukkan bahwa telah tersedia SOP dalam menjalankan SIMRS,

system maintenance dilakukan secara berkala, tersedia modul dalam

menjalankan SIMRS, Rumah sakit melaksanakan pelatihan tentang SIMRS

secara berkala dan melakukan monitoring oleh duty manager SIMRS setiap

bulan.

97
Dalam PERMENKES No. 82 Tahun 2013, pengertian Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan suatu sistem

teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan

seluruh alur proses pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan koordinasi,

pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat

dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan (SIK)

Rangkaian kegiatan SIMRS untuk pelayanan kesehatan kepada

pasien pada Rumah Sakit Umum Mamami Kupang, dimulai dari sub sistem

input yang merupakan proses awal dari sebuah perjalanan arus informasi.

Untuk menghimpun data dan fakta, maka harus ada sumber data, yaitu

pasien rumah sakit, baik pasien baru maupun pasien lama atau yang sudah

pernah berobat di RSU Mamami Kupang.

Data calon pasien di dalam formulir pendaftaran mempunyai

peranan dan fungsi yang penting dalam sub sitem input. Data tersebut

meliputi nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status perkawinan,

pekerjaan, Kartu Tanda Penduduk (KTP), nomor telepon, dan tanggal atau

waktu kunjungan terakhir pasien. Pendaftaran atau registrasi pasien baik

pasien baru maupun lama, pasien diharuskan datang secara langsung ke

unit pendaftaran RSU Mamami. Setelah melewati proses pendaftaran atau

pengumpulan data pasien, secara khusus petugas pemasukan data

memasukkan data yaitu data pasien secara langsung kedalam sistem

computer dengan bantuan formulir atau kartu berobat yang berisi sejumlah

data untuk dimasukkan kedalam sistem computer.

98
4.1.4. Analisis Uji Pengaruh dengan SEM Partial Least Square (PLS)

Dalam penelitian ini uji kelayakan indicator dan uji pengaruh antar

variabel menggunakan Structural Equation Model Partial Least Square

(SEM-PLS) yang dioperasikan melalui program SmartPLS versi 3.0.

Analisis dilakukan melalui dua tahap evaluasi, yaitu evaluasi outer model

dan evaluasi inner model

1. Pengujian Outer Model (Pengukuran Bagian Luar)

Outer model atau model pengukuran bagian luar mendefinisikan

bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya

(Ghozali, 2008). Terdapat tiga kriteria untuk menilai outer model, yaitu

convergent validity, composite reliability, dan discriminant validity. Pada

outer model dengan indikator refleksif seperti pada penelitian ini,

dievaluasi dengan menggunakan convergent validity dan discriminant

validity dari indikatornya, dan composite reliability untuk blok indikator.

a. Convergent Validity

Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif

indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score

dengan construct scorre yang dihitung dengan PLS. Ukuran refleksif

individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,7 dengan

konstruk yang ingin diukur. Namun untuk penelitian yang bersifat

exploratory nilai loading factor atau korelasi antara 0,6 – 0,7 dapat

diterima (Ghozali, 2014 : 74). Dalam penelitian ini digunakan batas

loading factor sebesar 0,60 ke atas.

99
Gambar analisis jalur convergent validity dari PLS terlihat sebagai

berikut:

Gambar 4.1. Analisis Jalur Convergent Validity

Adapun hasil output dari loading faktor untuk setiap indikator

disajikan pada tabel berikut:.

Tabel 4.11
Hasil Outer Loading
Budaya
Kompetensi Penerapan Pengalaman Spesifikasi Umur
Kerja
SDM (Z) SIMRS (Y) Kerja (X3) Alat (X4) (X2)
(X1)
X1.1 0.923
X1.2 0.941
X1.3 0.920
X2.1 0.947
X2.2 0.878
X3.1 0.826
X3.2 0.959
X3.3 0.937
X3.4 0.842

100
X4.1 0.826
X4.2 0.898
X4.3 0.884
Y1 0.981
Y2 0.992
Y3 0.984
Y4 0.988
Y5 0.955
Z1 0.967
Z2 0.982
Z3 0.990
Sumber: Hasil olah data primer dengan SEM PLS

Berdasarkan hasil Outer Model pada tabel 4.11, terlihat bahwa

indikator dari variabel Budaya kerja (X1), Umur (X2), Pengalaman

Kerja (X3), Kompetensi SDM dan Penerapan SIMRS (Y) semuanya

telah memperoleh nilai cross loading diatas 0,7 artinya telah memenuhi

nilai Outer Loading. Nilai Outer Loading terendah ada pada indikator ke

1 pada variabel Penerapan SIMRS yaitu indikator Sumber Daya

Manusia sebesar 0,813. Sedangkan nilai Outer Loading tertinggi pada

indikator ke 3 dari variabel Pengalaman kerja yaitu Ketrampilan

sebesar 0,959. Dengan hasil ini maka seluruh indikator dinyatakan valid

untuk digunakan pada penelitian ini.

b. Discriminant Validity

Validitas Diskriminan bertujuan untuk menentukan apakah suatu

indikator reflektif benar merupakan pengukur yang baik bagi

konstruknya berdasarkan prinsip bahwa setiap indikator harus

berkorelasi tinggi terhadap konstruknya saja. Ghozali dan Latan (2015)

lebih jauh mengatakan pengukur-pengukur konstruk yang berbeda

101
seharusnya tidak berkorelasi tinggi. Henseler (2015) lebih jauh

mengatakan bahwa dalam aplikasi Smart-PLS, uji validitas diskriminan

menggunakan nilai Cross Loadings dan Fornell-Larcker Criterion, dan

Heterotrait-Monotrait atau HTMT.

Nilai Cross Loading masing-masing konstruk dievaluasi untuk

memastikan bahwa korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih

besar daripada konstruk lainnya. Nilai Cross Loading yang diharapkan

yaitu lebih besar dari 0,7. Cross Loading merupakan cara lain untuk

mengetahui discriminant validity, dengan cara melihat nilai Cross

Loading. Apabila nilai Loading dari masing-masing item terhadap

konstruknya lebih besar daripada nilai Cross Loadingnya. Nilai

discriminant validity dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.12
Discriminant validity Cross Loading
Budaya Kompetensi Penerapan Pengalaman Spesifikasi
Umur (X2)
Kerja (X1) SDM (Z) SIMRS (Y) Kerja (X3) Alat (X4)
X1.1 0.923 0.792 0.692 0.462 0.619 0.812
X1.2 0.941 0.712 0.630 0.458 0.612 0.628
X1.3 0.920 0.620 0.557 0.346 0.516 0.657
X2.1 0.778 0.846 0.724 0.445 0.637 0.947
X2.2 0.579 0.585 0.462 0.351 0.505 0.878
X3.1 0.293 0.333 0.326 0.826 0.505 0.291
X3.2 0.449 0.440 0.408 0.959 0.566 0.427
X3.3 0.498 0.489 0.386 0.937 0.590 0.474
X3.4 0.373 0.363 0.358 0.842 0.491 0.367
X4.1 0.629 0.580 0.480 0.670 0.826 0.509
X4.2 0.500 0.671 0.587 0.545 0.898 0.495
X4.3 0.546 0.750 0.901 0.442 0.884 0.620
Y1 0.654 0.856 0.981 0.401 0.816 0.663
Y2 0.648 0.857 0.992 0.410 0.812 0.636
Y3 0.709 0.828 0.984 0.391 0.778 0.691
Y4 0.670 0.842 0.988 0.401 0.794 0.663

102
Y5 0.656 0.815 0.955 0.434 0.746 0.645
Z1 0.749 0.967 0.813 0.476 0.746 0.840
Z2 0.765 0.982 0.843 0.446 0.766 0.774
Z3 0.747 0.990 0.862 0.432 0.790 0.755
Sumber: Hasil olah data primer dengan SEM PLS

Berdasarkan hasil pada tabel 4.12, maka diperoleh nilai > 0,7

sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing konstruk dalam

penelitian ini layak digunakan atau telah memenuhi persyaratan.

c. Average Variance Extracted (AVE)

Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah dengan

membandingkan akar kuadrat dari Average variance extracted untuk

setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya

dalam model. Model mempunyai discriminant validity yang cukup, jika

akar AVE untuk setiap konstruk lebih besar daripada korelasi antara

konstruk dan konstruk lainnya. Model yang baik jika nilai AVE masing-

masing konstruk harus lebih besar dari 0,5. Hasil analisis terlihat dalam

output berikut ini.

Tabel 4.13
Average Variance Extracted (AVE
Average
Keterangan Variance
Extracted (AVE)
Budaya Kerja (X1) 0.861
Kompetensi SDM (Z) 0.959
Penerapan SIMRS (Y) 0.960
Pengalaman Kerja (X4) 0.797
Spesifikasi Alat (X4) 0.756
Umur (X2) 0.834
Sumber: Hasil olah data primer dengan SEM PLS

103
Hasil analisis menunjukkan nilai Average Variance Extracted

(AVE) untuk semua konstruk lebih besar dari 0,5., Hal ini menunjukkan

bahwa variabel laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik

dibandingkan dengan indikator pada blok lainnya, atau dengan kata lain

bahwa setiap variabel laten memiliki validitas discriminat yang baik

dalam mengukur konstruk atau variabel latennya.

d. Composite Reliability

Kriteria validitas dan reliabilitas dapat dilihat dari nilai reliabilitas

suatu konstruk yang diukur dengan 2 kriteria yaitu: Composite reliability

dan Cronbach alpha dari blok indikator yang megukur konstruk.

Konstruk dinyatakan reliabel jika nilai composite reliability maupun

cronbach alpha di atas 0,70. Nilai Composite reliability dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.14
Nilai Composite Reliability
Composite
Reliability
Budaya Kerja (X1) 0.949
Kompetensi SDM (Z) 0.986
Penerapan SIMRS (Y) 0.992
Pengalaman Kerja (X4) 0.940
Spesifikasi Alat (X4) 0.903
Umur (X2) 0.909
Sumber: Hasil olah data primer dengan SEM PLS

Berdasarkan table 4.14. diatas menunjukkan nilai composite

Reliability untuk semua konstruk berada di atas nilai 0,7. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa semua kontruk memiliki reliabilitas

yang baik sesuai dengan batas minimal yang disyaratkan.

104
e. Cronbach Apha

Uji reliabilitas diperkuat dengan Cronbach Alpha. Nilai ini

diharapkan melebihi dari angka 0,6 untuk semua konstruk. Outer model

selian diukur dengan menilai validitas konvergen dan validitas

diskriminan juga dapat dilakukan dengan melihat reliabilitas konstruk

atau vriabel laten yang diukur dengan melihat nilai Cronbach Alpha dari

blok indikator yang mengukur konstruk dinyatakan reliabel jika nilai

Cronbach Alpha > 0,6. Nilai Cronbach alpha dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4.15
Nilai Cronbach's Alpha
Cronbach's
Alpha
Budaya Kerja (X1) 0.920
Kompetensi SDM (Z) 0.979
Penerapan SIMRS (Y) 0.990
Pengalaman Kerja (X4) 0.914
Spesifikasi Alat (X4) 0.849
Umur (X2) 0.808
Sumber: Hasil Olah data dengan Smart PLS, 2020

2. Pengujian Inner Model (Evaluasi Bagian Dalam)

Pengujian inner model atau pengukuran bagian dalam dilakukan

untuk melihat hubungan antara variabel, nilai koefisien parameter, dan R-

square dari model penelitian. Model Inner dievaluasi dengan melihat R-

square untuk konstruk dependen, uji t, serta signifikansi dari koefisien

parameter jalur struktural.

105
a. R-square

R-square sering disebut juga dengan koefisien determinan, yaitu

mengukur kebaikan suai (goodness of fit) dari persamaan regresi yakni

memberikan proporsi atau persentasi variasi total dalam vaiabel terikat

yang dijelaskan oleh variable bebas. Nilai R2 terletak antara 0 – 1 dan

kecocokan model dikatakan lebih baik kalau R2 semakin mendekati 1.

Adapun nilai R2 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16
Nilai R Square
R Square
R Square
Adjusted
Kompetensi SDM (Z) 0.713 0.705
Penerapan SIMRS (Y) 0.790 0.780
Sumber: Hasil olah data dengan SEM PLS

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa berdasarkan nilai R

square pada Tabel 4.13, diketahui bahwa nilai koefisien determinasi

variabel Penerapam SIMRS sebesar 0,780 dan nilai koefisien

determinasi variabel Kompetensi SDM sebesar 0,705. Nilai ini

menerangkan bahwa kontribusi variabel budaya kerja, umur,

pengalaman kerja, kompetensi SDM, spesifikasi alat terhadap Penerapan

SIMRS adalah sebesar 78 % dan kontribusi variabel budaya kerja, umur,

pengalaman kerja, dan kompetensi SDM, terhadap variabel kompetensi

SDM sebesar 70 %.

b. Pengujian Hipotesis dengan menggunakan Hasil Bootstrapping

Dalam SEM PLS terdapat dua model hubungan antara indikator

dan variabel laten, yaitu model hubungan yang bersifat reflektif dan

106
model hubungan yang bersifat formatif. Model hubungan reflektif

mencerminkan bahwa setiap indikator merupakan pengukuran kesalahan

yang dikenakan terhadap variabel laten. Arah hubungan sebab akibat

ialah dari variabel laten ke indikator, dengan demikian indikator-

indikator merupakan refleksi variasi dari variabel laten. Oleh karena itu

perubahan pada variabel laten akan menyebabkan perubahan pada semua

indikatornya, Henseler, Ringle dan Sinkovicks (dalam Sarwono dan

Narimawati, 2015).

Model hubungan formatif ialah hubungan sebab akibat berasal

dari indikator menuju ke variabel laten. Hal ini dapat terjadi jika suatu

variabel laten didefinisikan sebagai kombinasi dari indikator-

indikatornya. Perubahan yang terjadi pada indikator-indikator akan

tercermin pada perubahan variabel latennya. Dalam penelitian ini

model hubungan yang dianalisis adalah hubungan yang bersifat

reflektif dan gambar berikut merupakan hasil pengujian Model

Struktural dengan hubungan reflektif. Hasil uji hipotesis dapat dilihat

berdasarkan pengaruh langsung dengan menggunakan nilai yang

terdapat pada output result forinner weight.

107
Gambar 4.2. Uji Inner Model

Hasil analisis uji pengaruh dengan SEM-PLS ditunjukkan dalam tabel

jalur koefisien sebagai berikut ini.

Tabel 4.17
Hasil Boothstrapping Uji Hipotesis
Original Sample Standard
T Statistics
Sample Mean Deviation P Values
(|O/STDEV|)
(O) (M) (STDEV)
Budaya Kerja (X1) ->
0.350 0.353 0.148 2.369 0.018
Kompetensi SDM (Z)
Budaya Kerja (X1) ->
0.070 0.061 0.104 0.676 0.499
Penerapan SIMRS (Y)
Kompetensi SDM (Z) ->
0.581 0.558 0.184 3.153 0.002
Penerapan SIMRS (Y)
Pengalaman Kerja (X3) -
0.075 0.083 0.077 0.979 0.328
> Kompetensi SDM (Z)
Pengalaman Kerja (X3) -
-0.104 -0.118 0.088 1.184 0.237
> Penerapan SIMRS (Y)
Spesifikasi Alat (X4) ->
0.409 0.461 0.163 2.516 0.012
Penerapan SIMRS (Y)
Umur (X2) ->
0.507 0.499 0.137 3.689 0.000
Kompetensi SDM (Z)
Umur (X2) -> Penerapan
-0.063 -0.066 0.090 0.700 0.484
SIMRS (Y)
Sumber: Hasil olah data primer dengan SEM PLS

108
Berdasarkan hasil uji hipotesis pengaruh langsung antar variabel, maka

dapat dijelaskan sebagai berikut.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Uji Pengaruh Langsung

Hipotesis 2:
Budaya Kerja (X1) Berpengaruh Signifikan Terhadap Penerapan SIMRS
(Y)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh nilai koefisien jalur

yang tidak signifikan dengan nilai T -Statistik sebesar 0,676 lebih kecil dari nilai t

tabel 1,96. dan nilai P value 0,499 lebih besar dari alfa 0,05 maka hipotesis kedua

yang menyatakan bahwa Budaya kerja (X1) berpengaruh signifikan terhadap

Penerapan SIMRS (Y) tidak terbukti sehingga ditolak.

Budaya kerja yang kuat akan menciptakan suatu budaya organisasi yang

baik dan mencerminkan bahwa budaya tersebut telah memilki akar yang kuat

dimana telah mampu dijiwai serta di aktualisasikan dalam kegiatan sehari-hari.

Budaya kerja pada umumnya merupakan pernyataan filosofis, dapat difungsikan

sebagai tuntutan yang mengikat pada pegawai karena dapat diartikan secara formal

dalam bentuk peraturan dan ketentuan perusahaan (Meiljono dalam Assaga,

2012).

Dalam hal ini budaya merupakan suatu ciri khas atau pembeda perusahaan

yang satu dengan perusahaan yang lain dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya. Budaya kerja sering kali digunakan dalam melihat keunggulan

dan gaya pimpinan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional suatu

perusahaan. perusahaan berkomitmen untuk menerapkan aturan-aturan yang

109
tercantum dalam Standart Operasional Prosedur (SOP).

Hasil uji pengaruh langsung Budaya kerja terhadap Penerapan SIMRS

pada RSU Mamami Kupang menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan. Hasil

ini dapat diterima karena penerapan SIMRS dalam sebuah rumah sakit telah di

amanatkan oleh Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan

telah dijelaskan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan

efesien diperlukan informasi kesehatan yang diselenggarakan melalui sistem

informasi dan lintas sektor. Setiap penyelenggara fasilitas kesehatan, termasuk

yang menyelenggarakan fasilitas pelayanan kesehatan harus menyediakan

infrastruktur sistem informasi kesehatan, yang meliputi kelembagaan perangkat,

teknologi, dan sumber daya manusia PP pasal 45 No. 46 Tahun 2014.

Dengan demikian tanpa budaya kerja yang maksimalpun, maka penerapan

SIMRS dalam sebuah rumah sakit wajib untuk dilaksanakan, karena sesuai

amanat undang-undang dan tuntutan yang harus dipenuhi rumah sakit untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Sistem informasi rumah sakit adalah suatu tatanan yang berurusan dengan

pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi, analisa dan

penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk

kegiatan rumah sakit (Sabarguna, 2003). Sebuah sistem informasi rumah sakit

idealnya mencakup integrasi fungsi-fungsi klinikal (medis), keuangan, serta

manajemen yang nantinya merupakan sub sistem dari sebuah sistem informasi

rumah sakit. Sub sistem ini merupakan unsur dari sistem informasi rumah sakit.

110
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 82 tahun 2013 tentang

sistem informasi manajemen rumah sakit: pasal 1 disebutkan bahwa sistem

informasi manajemen rumah sakit yang selanjutnya disebut dengan SIM-RS yang

merupakan suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan

mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan rumah sakit dalam bentuk

jaringan koordinasi, pelaporan, dan prosedur administrasi untuk memperoleh

informasi secara cepat dan akurat.

Namun ke depan RSU Mamami harus tetap memperhatikan budaya kerja

yang baik agar dapat mendukung penerapan SIM RS.

Hipotesis 3:
Umur (X2) Berpengaruh Signifikan Terhadap Penerapan SIMRS (Y)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga diperoleh nilai koefisien yang

tidak signifikan, karena nilai T -Statistik sebesar 0,700. Nilai ini lebih kecil dari

nilai T-table 1,96 dan nilai p value 0,484 lebih besar dari alpha 0,05, sehingga

hipotesis ketiga yang menyatakan Umur (X2) berpengaruh signifikan terhadap

Penerapan SIMRS (Y) tidak terbukti, sehingga ditolak.

Umur atau usia merupakan indikator yang diperhatikan perusahaan dalam

menentukan pegawai yang memiliki usia produktif kerja yang akan direkrut untuk

memenuhi posisi yang diperlukan. Umur pegawai yang makin matang akan

meningkatkan pengalaman kerjanya dan juga akan membentuk pola kerja yang

efektif dan efisien.

Hipotesis yang mengatakan umur tidak berpengaruh signifikan terhadap

penerapan SIMRS ditolak, hal ini bisa diterima karena penerapan SIMRS sudah

wajib dilakukan oleh sebuah organisasi atau lembaga yang bergerak dalam

111
pelayanan kesehatan, termasuk RSU Mamami Kupang. Penerapan SIMRS dalam

sebuah rumah sakit telah di amanatkan oleh Undang-undang Nomor 36 Tahun

2009 Tentang Kesehatan dan telah dijelaskan bahwa untuk menyelenggarakan

upaya kesehatan yang efektif dan efesien diperlukan informasi kesehatan yang

diselenggarakan melalui sistem informasi yang lengkap.

Sistem informasi kesehatan adalah salah satu dari enam “building block”

atau komponen utama dalam sistem kesehatan disuatu negara. Keenam komponen

(building block) sistem kesehatan tersebut, yaitu service delivery (pelaksanaan

pelayanan kesehatan), medical product, vaccine, and technologies (produk medis,

vaksin dan teknologi kesehatan), health workdforce (tenaga medis), health system

financing (sistem pembiayaan kesehatan), health in formation system (sistem

informasi kesehatan), leadership and governance atau kepemimpinan dan

pemerintah.

Adapun manfaat pengadaan Sistem Informasi Kesehatan ini

di dalam suatu fasilitas kesehatan diantaranya adalah: Memudahkan pasien

mendapatkan pelayanan kesehatan, dan memudahkan fasilitas kesehatan (faskes)

dalam mendadta setiap pasien yang mendaftar untuk berobat.

Adanya SIMRS dapat memudahkan pekerjaan pegawai rumah sakit lewat

penyediaan data rekam medik, logistik, maupun administrasi secara terpadu. Hal

ini tentunya akan meringankan beban kerja pegawai rumah sakit, sehingga mereka

dapat fokus dalam memberi pelayanan terbaik bagi pasien.

RSU Mamami memiliki pegawai yang berada pada skala umur produktif.

Ole karena itu, potensi ini harus dijaga dengan cara memberikan pelatihan-

112
pelatihan terkait SIM RS agar mereka dapat memahami dengan lebih baik tentang

penerapan SIM RS.

Hipotesis 4:
Pengalaman Kerja (X3) Berpengaruh Signifikan terhadap Penerapan SIM
RS (Y)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat diperoleh nilai koefisien

yang jalur yang tidak signifikan dengan nilai T -Statistik sebesar 1,184 lebih kecil

dari nilai t tabel 1,96. dan nilai P value 0,237 lebih besar dari alfa 0,05 maka

hipotesis keempat yang menyatakan Pengalaman kerja (X3) berpengaruh

signifikan terhadap Penerapan SIMRS (Y) tidak terbukti sehingga Ditolak.

Sumber daya manusia merupakan sala satu faktor penting yang ada

didalam suatu perusahaan. Karena Pentingnya peranan sumber daya manusia bagi

setiap organisasi ataupun perushaan diharapkan dapat meningkatkan kinerja

pegawai, untuk itu sumber daya manusia perlu memiliki skill atau keterampilan

yang handal dalam menangani setiap pekerjaan, sebab dengan adanya skill yang

handal maka secara langsung dapat meningkatkan kinerja pegawai.

Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi informasi yang ada di

dalam Rekam Medis terhadap kemungkinan hilangnya keterangan ataupun

pemalsuan data yang ada, Rekam Medis dipergunakan oleh orang yang tidak

diberi izin. Rekam Medis diberi data yang cukup terperinci, sehingga dokter dapat

mengetahui bagaimana pengobatan dan perawatan kepada pasien dan konsulen

dapat pula memberikan pendapat yang tepat setelah memeriksanya atau dokter

yang bersangkutan dapat memperkirakan kembali keadaan pasien yang akan

datang dari prosedur yang telah dilaksanakan (Depkes RI, 2006).

113
Hipotesis 5:
Spesifikasi Alat (X4) Berpengaruh Signifikan terhadap Penerapan SIMRS
(Y)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima diperoleh nilai koefisien

jalur yang signifikan, dengan nilai T -Statistik sebesar 2,516 lebih besar dari nilai

t tabel 1,96. dan nilai P value 0,012 lebih kecil dari alfa 0,05 maka hipotesis

kelima yang menyatakan Spesifikasi alat (X4) berpengaruh signifikan terhadap

Penerapan SIM RS (Y) terbukti sehingga Diterima.

Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Maria (2017)

yang menyimpulkan bahwa penerapan SIMRS pada Rumah Sakit Santo

Borromeus Kota Bandung dipengaruhi oleh faktor kompetnsi digital SDM,

hardware, software, Humanware, Infoware dan Organiware.

Kebutuhan organisasi akan Implementasi SIMRS yang terintegrasi sangat

penting sebagai tool atau alat ukur kinerja organisasi, maka perlu adanya laporan

untuk Manajemen RS maupun Dinas sesuai kebutuhan yang mendasari organisasi

responsif, inovatif, transparan, efektif, dan efisien sebagai alat monitoring dalam

implementasi secara terukur. SIMRS bermanfaat dalam meningkatkan kinerja

rumah sakit terhadap kecepatan pengambilan keputusan dalam menyusun strategi.

Pemanfaatan SIMRS secara operasional berguna meningkatkan kinerja dan

pelayanan, memudahkan koordinasi antar unit, meningkatkan kemampuan SDM.

Pelayanan rumah sakit yang sangat ketat bisa dilihat dari kenaikan dan

penurunan jumlah pasien rawat inap, gawat darurat, rawat jalan yang berkunjung.

Persaingan kondisi ini mendorong para manajerial rumah sakit mengembangkan

strategis, agar rumah sakit mampu bersaing dengan mengoptimalkan Sistem

114
Informasi Manajemen. Sebuah sistem informasi rumah sakit idealnya mencakup

integrasi fungsi-fungsi klinikal (medis), keuangan, serta manajemen yang

nantinya merupakan sub sistem dari sebuah sistem informasi rumah sakit. Sub

sistem ini merupakan unsur dari sistem informasi rumah sakit yang tugasnya

menyiapkan informasi berdasarkan fungsi-fungsi yang ada untuk

menyederhanakan pelayanan pada suatu rumah sakit (Handoyo, 2008).

Untuk memberikan layanan yang lebih berkualitas kepada pasien, banyak

rumah sakit mengadopsi sistem informasi (SI). Sistem Informasi mendukung alur

kerja klinis dengan berbagai cara, yang ada pada akhirnya memberikan kontribusi

pada perawatan pasien yang lebih baik (Wahid, 2015). Sistem informasi dibuat

untuk mempermudah dalam pengolahan dan penyimpanan data maka akan

menghasilkan suatu informasi yang tepat dan akurat. Adanya sistem informasi

yang tepat dan akurat dapat mengurangi terjadinya kesalahan yang tidak

diinginkan sehingga dapat meningkatkan kinerja yang lebih efisien dan kecepatan

operasional instansi (Sari, 2015).

Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sistem informasi yang

digunakan untuk mendukung operasi, manajemen dan pengambilan keputusan

dalam sebuah organisasi (Kadir, 2003). Sistem Informasi Manajemen sebagai

bagian sumber daya organisasi dalam pengambilan keputusan bagi keperluan

pimpinan (Direksi). Sistem Informasi Manajemen harus dirancang perlu

memperhatikan arsitektur data diantaranya kodifikasi secara otomatisasi secara

integrasi seperti statistik, mapping untuk pengelolaan lebih lanjut yang berperan

pada semua fungsi pelayanan rumah sakit mulai dari manajemen antrian,

115
pendaftaran, pelayanan pasien pulang dan proses pelayanan RS lainnya. RSU

Mamami Kupang telah mengaplikasikan SIMRS dalam kegiatan pendaftaran,

apotek, kasir, namun SIMRS ini masih belum menyeluruh ke semua unit. Melihat

kondisi yang semakin banyaknya rumah sakit yang ada di daerah Kota Kupang,

maka RSU Mamami perlu meningkatkan mutu pelayanan. khususnya dalam

bidang SIMRS.

Hipotesis 6:
Kompetensi SDM (Z) Berpengaruh Signifikan Terhadap Penerapan SIM RS
(Y)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keenam diperoleh nilai koefisien

jalurnya signifikan, karena nilai T-Statistik sebesar 3,153 lebih besar dari nilai T-

Table 1,96 atau nilai p value sebesar 0.002 lebih kecil dari nilai alpha 0,05

sehingga hipotesis keenam yang menyatakan bahwa Kompetensi sumber daya

manusia (Z) berpengaruh signifikan terhadap Penerapan SIMRS (Y) terbukti,

sehingga diterima.

Hasil penelitian sejalan dengan temuan penelitian dari Roma Ave Maria

(2017) yang menemukan bahwa kompetensi SDm berpengaruh signifikan

terhadap implementasi SIMRS pada rumah sakit St. Borromes Bandung.

Temuan penelitian ini juga didukung oleh teori dari Robbins (2016) yang

mengatakan Kompetensi sumber daya manusia adalah kemampuan yang harus

dimiliki oleh pegawai berupa pengetahuan dan ketrampilan, agar dapat

melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Berdasarkan analisis

deskriptif terlihat bahwa kompetensi yang dimiliki oleh para pegawai RSU

Mamami Kupang sudah cukup baik khususnya pemahaman mereka tentang

116
perkembangan teknologi.

Hal ini akan berdampak pada semakin baik penerapan SIMRS pada RSU

Mamami Kupang. Sistem Informasi tersebut bertujuan untuk membantu

pengelolaan setiap bagian dalam rumah sakit. Meskipun fungsi SIMRS sudah

lengkap dan mampu mengatasi segala pekerjaan dalam pengelolaan rumah sakit,

namun seringkali keberadaan SIMRS malah menjadi beban untuk para pegawai,

karena harus didukung dengan kompetensi yang baik. Karena itu, perlu dilakukan

evaluasi agar dapat mengetahui factor mendasari keberhasilan implementasi

SIMRS di sebuah rumah sakit.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1171/MENKES/PER/IV/2011 tentang sistem informasi rumah sakit yang

menyebutkan bahwa “setiap rumah sakit melaksanakan Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)” maka rumah sakit yang ada di Indonesia

mulai menerapkan sistem untuk meningkatkan pelayanan SIMRS adalah suatu

sistem terkomputerisasi yang mampu melakukan pengolahan data secara cepat,

akurat, dan menghasilkan sekumpulan informasi yang saling berinteraksi untuk

diberikan kepada semua tingkatan manajemen dirumah sakit (Muhimmah, 2013).

Terdapat lima komponen yang mendasari implementasi SIMRS yaitu

kompetensi sumber daya manusia (SDM), perangkat keras (hardwere), perangkat

lunak (softwere), data, dan jaringan. SDM sebagai pengguna SIMRS merupakan

faktor utama dalam penerimaan sebuah teknologi baru. Proses adopsi dalam

penerapan SIMRS merupakan bagian perilaku manusia dan menentukan

kelancaran penerapan SIMRS. Perangkat teknologi berperan pada tingkat

117
kesulitan atau kemudahan dalam penerapan serta manfaat bagi individu maupun

organisasi, sehingga masing-masing komponen dapat menjadi masalah dan

menyebabkan gangguan dalam implementasi SIMRS (Suyanto, 2015).

Hipotesis 7:
Budaya Kerja (X1) Berpengaruh Signifikan Terhadap Kompetensi SDM (Z)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketujuh diperoleh nilai koefisien

jalur yang signifikan dengan nilai T -Statistik sebesar 2,369 lebih besar dari nilai t

tabel 1,96. dan nilai P value 0,018 lebih kecil dari alfa 0,05 maka hipotesis

ketujuh yang menyatakan bahwa Budaya kerja (X1) berpengaruh signifikan

terhadap Kompetensi SDM (Z) terbukti sehingga diterima.

Keberhasilan suatu pekerjaan, berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan

perilaku yang menjadi kebiasaannya. Nilai-nilai tersebut bermula dari adat

kebiasaan, agama, norma dan kaidah yang menjadi keyakinannya yang

merupakan kebiasaan dalam perilaku kerja atau organisasi. Suatu kebiasaan

tersebut dinamakan budaya. Oleh karena budaya dikaitkan dengan mutu atau

kualitas kerja, maka dinamakan budaya kerja.

Menurut Nawawi: Budaya Kerja adalah kebiasaan yang dilakukan

berulang-ulang oleh pegawai dalam suatu organisasi, pelanggaran dengan

kebiasaan ini memang tidak ada sangsi tegas, namun dari pelaku organisasi secara

moral telah menyepakati bahwa kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang

harus ditaati dalam rangka pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan.

Hipotesis 8:
Umur (X2) Berpengaruh Signifikan Terhadap Komeptensi SDM (Z)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga diperoleh nilai koefisien yang

118
signifikan, karena nilai T -Statistik sebesar 3,689. Nilai ini lebih besar dari nilai

T-table 1,96 dan nilai p value 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05, sehingga hipotesis

kedelapan yang menyatakan Umur (X2) berpengaruh signifikan terhadap

Kompetensi SDM (Z) terbukti, maka diterima.

Temuan penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa Usia

dari tenaga kerja adalah usia produktif bagi setiap individu. Usia bagi tenaga kerja

berada diantara 20 hingga 40 tahun, usia ini dianggap sangat produktif bagi tenaga

kerja karena apabila usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih belum

memiliki kematangan skill yang cukup selain itu juga masih dalam proses

pendidikan. Sedangkan pada usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan

kemampuan fisik bagi individu (Priyono dan Yasin, 2016).

Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk dalam usia kerja berusia 15

tahun - 64 tahun atau jumlah seluruh penduduk dalam satu Negara yang dapat

memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka

dan jika mau berpartisipasi dalam kegiatan tersebut (Arisandi, 2018).

Hipotesis 9:
Pengalaman Kerja (X3) Berpengaruh Signifikan terhadap Kompetensi SDM
(Z)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kesembilan diperoleh nilai koefisien

yang jalur yang tidak signifikan dengan nilai T -Statistik sebesar 0,979 lebih kecil

dari nilai t tabel 1,96. dan nilai P value 0,328 lebih besar dari alfa 0,05 maka

hipotesis kesembilan yang menyatakan Pengalaman kerja (X3) berpengaruh

signifikan terhadap Kompetensi SDM (Z) tidak terbukti sehingga Ditolak.

Temuan penelitian ini tidak didukung oleh teori-teori berikut ini yaitu:

119
Pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan

tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan pegawai tersebut dalam

pelaksanaan tugas pekerjaan (Manulang, 1984 : 15). Pengalaman kerja adalah

ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat

memahami tugas – tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik,

dengan demikian dapat meningkatkan kemampuannya (Ranupandojo, 1984 : 71).

Pengalaman kerja pada pekerjaan sejenis, perlu mendapatkan

pertimbangan dalam penempatan tenaga kerja. Kenyataan menunjukkan makin

lama tenaga kerja bekerja, makin banyak pengalaman yang dimiliki tenaga kerja

yang bersangkutan. Sebaliknya, makin singkat masa kerja, makin sedikit

pengalaman yang diperoleh. Pengalaman bekerja banyak memberikan keahlian

dan keterampilan kerja. Sebaliknya, terbatasnya pengalaman kerja mengakibatkan

tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki makin rendah. Pengalaman

bekerja yang dimiliki seseorang, kadang – kadang lebih dihargai dari pada tingkat

pendidikan yang menjulang tinggi.

Pengalaman kerja dapat diukur dengan rentang waktu yang telah

digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas (Job) (Herliansyah et al., 2006).

Seorang pegawai yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki

keunggulan dalam beberapa hal diantaranya mampu mendeteksi kesalahan,

memahami kesalahan dan mencari penyebab munculnya kesalahan (Asih, 2006).

4.2.2 Uji Pengaruh Tidak Langsung

Hipotesis 10

Kompetensi Sumber Daya Manusia Memediasi Pengaruh yang Signifikan dari

120
Budaya Kerja, Umur, dan Pengalaman Kerja Terhadap Penerapan SIMRS

Tabel 4.18
Kompetensi SDM (Z) Memediasi Pengaruh Budaya Kerja,Umur
dan Pengalaman Kerja Terhadap Penerapan SIMRS (Y)

Original Sample Standard


T Statistics P
Sample Mean Deviation
(|O/STDEV|) Values
(O) (M) (STDEV)
Budaya Kerja (X1) ->
Kompetensi SDM (Z) -> 0.204 0.202 0.113 1.806 0.071
Penerapan SIMRS (Y)
Umur (X2) ->
Kompetensi SDM (Z) -> 0.295 0.280 0.124 2.378 0.018
Penerapan SIMRS (Y)
Pengalaman Kerja (X3) -
> Kompetensi SDM (Z) - 0.044 0.041 0.042 1.039 0.299
> Penerapan SIMRS (Y)

Sumber: Hasil Olah data primer 2022

Hasil uji hipotesis Sepuluh (a) Pengaruh tidak langsung Budaya kerja

(X1) terhadap Penerapan SIMRS (Y) melalui Kompetensi sumber daya

manusia (Z) diperoleh nilai koefisiennya tidak signifikan yang ditunjukkan

oleh nilai T Statistik sebesar 1,806 lebih kecil dari nilai T table 1,96 (1,806 <

1,96) dan nilai P value 0,071 lebih besar dari alfa 0,05 ( 0,071 > 0,05) . Hal ini

berarti Kompetensi sumber daya manusia tidak mampu memediasi pengaruh

Budaya kerja (X1) terhadap Penerapan SIMRS (Y). maka hipotesis Ditolak.

Hasil uji hipotesis Sepuluh (b) Pengaruh tidak langsung Umur (X1)

terhadap Penerapan SIMRS (Y) melalui Kompetensi sumber daya manusia (Z)

menunjukkan nilai koefisien yang signifikan dan ditunjukkan oleh nilai T

Statistik sebesar 2,378 lebih besar dari nilai T table 1,96 (2,378 > 1,96) dan

nilai P value 0,018 lebih kecil dari alfa 0,05 ( 0,018 < 0,05) . Hal ini berarti

Kompetensi sumber daya manusa mampu memediasi penuh pengaruh Umur

(X2) terhadap Penerapan SIMRS (Y) sehingga hipotesis diterima.

121
Hasil uji hipotesis Sepuluh (c) Pengaruh tidak langsung Pengalaman

kerja (X3) terhadap Penerapan SIMRS (Y) melalui Kompetensi sumber daya

manusia (Z) menunjukkan nilai koefisiennya tidak signifikan yang ditunjukkan

oleh nilai T Statistik sebesar 1,039 lebih kecil dari nilai T table 1,96 (1,039 <

1,96) dan nilai P value 0,299 lebih besar dari alfa 0,05 ( 0,299 > 0,05) . Hal ini

berarti Kompetensi sumber daya manusia tidak mampu memediasi pengaruh

Pengalaman kerja terhadap penerapan SIMRS. sehingga hipotesis Ditolak.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1171/MENKES/PER/IV/2011 tentang sistem informasi rumah sakit yang

menyebutkan bahwa “setiap rumah sakit melaksanakan Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)” maka rumah sakit yang ada diindonesia

mulai menerapkan sistem untuk meningkatkan pelayanan SIMRS adalah suatu

system terkomputerisasi yang mampu melakukan pengolahan data secara cepat,

akurat, dan menghasilkan sekumpulan informasi yang saling berinteraksi untuk

diberikan kepada semua tingkatan manajemen dirumah sakit (Muhimmah,

2013).

Hasil penelitian Puspitasari, dkk (2013) dengan judul Analisis

Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Menggunakan Metode

UTAUT dan TTF ditemukannya bahwa Penerapan SIMRS saat ini masih

mengalami kendala dan hambatan ditingkat penerimaan pengguna. Masih

banyaknya hal yang bersifat operasional dan manajerial, membuat penerapan

SIMRS tidak berjalan dengan baik. Penelitian ini melakukan analisis terhadap

hasil penerapan SIMRS dari sisi tingkat penerimaan pengguna, menggunakan

122
Model Gabungan Unified Theory of Acceptance and Usage of Technology

(UTAUT) dan Task Technology Fit (TTF).

Implementasi SIMRS yang terintegrasi sangat penting sebagai tool

atau alat ukur kinerja organisasi, maka perlu adanya laporan untuk Manajemen

RS maupun Dinas sesuai kebutuhan yang mendasari organisasi responsif,

inovatif, transparan, efektif, dan efisien sebagai alat monitoring dalam

implementasi secara terukur. SIMRS bermanfaat dalam meningkatkan kinerja

rumah sakit terhadap kecepatan pengambilan keputusan dalam menyusun

strategi. Pemanfaatan SIMRS secara operasional berguna meningkatkan kinerja

dan pelayanan, memudahkan koordinasi antar unit, meningkatkan kemampuan

SDM. Pelayanan rumah sakit yang sangat ketat bisa dilihat dari kenaikan dan

penurunan jumlah pasien rawat inap, gawat darurat, rawat jalan yang

berkunjung. Persaingan kondisi ini mendorong para manajerial rumah sakit

mengembangkan strategis, agar rumah sakit mampu bersaing dengan

mengoptimalkan Sistem Informasi Manajemen.

Penerapan SIMRS dapat dimanfaatkan oleh pengguna informasi

dengan istilah End User yaitu petugas operator komputer yang bertanggung

jawab pada seluruh unit rumah sakit, dan petugas yang menggunakan output

dari sistem ini baik pihak manajemen ataupun Direksi, serta pasien rumah

sakit. Data yang dihasilkan merupakan sistem yang saling berkesinambungan

sangat menguntungkan bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan dari SIMRS dimanfaatkan untuk mengetahui keinginan

dan pendapat pengguna dari aspek yang berpengaruh pada sistem informasi,

123
maka perlu adanya evaluasi dari pengguna mengenai aspek performa,

informasi, ekonomi, keamanan, efisiensi serta pelayanan.

124
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan terhadap hasil

penelitian, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Tanggapan Responden terhadap budaya kerja, umur, pengalaman kerja,

spesifikasi alat, kompetensi sumber daya manusia dan penerapan Sistem

informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) di Rumah Sakit Umum

Mamami Kupang berada pada kategori “Baik”

2. Budaya kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap penerapan Sistem

informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)

3. Umur berpengaruh tidak signifikan terhadap penerapan Sistem informasi

manajemen rumah sakit (SIMRS)

4. Pengalaman kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap penerapan

Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)

5. Spesifikasi Alat berpengaruh signifikan terhadap penerapan Sistem

informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)

6. Kompetensi sumber daya manusai berpengaruh signifikan terhadap

Penerapan SIMRS

7. Budaya Kerja berpengaruh signifikan terhadap kompetensi sumber daya

mausia

8. Umur berpengaruh signifikan terhadap kompetensi sumber daya mausia

9. Pengalaman kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap kompetensi

125
sumber daya mausia

10. Kompetensi SDM tidak mampu memediasi pengaruh Budaya Kerja

terhadap penerapan Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)

11. Kompetensi SDM tidak mampu memediasi pengaruh Pengalaman kerja

terhadap penerapan Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)

12. Kompetensi SDM mampu memediasi pengaruh Umur terhadap

penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka terdapat beberapa saran

yang dapat dikemukakan antara lain:

1. Manajemen rumah sakit perlu memperhatikan faktor-faktor yang

mendorong maupun menghambat penerapan sistem informasi

manajemen rumah sakit (SIMRS) seperti budaya kerja, umur,

pengalaman kerja, dan kompetensi SDM.

2. Pengembangan SIMRS dapat diarahkan pada unit unit layanan lainnya

seperti unit medis, unit rawat inap, unit keperawatan dan unit house

keeping dan teknis untuk mendukung operasional rumah sakit yang

pada akhirnya membantu pengambilan keputusan di level manajemen.

3. Penerapan SIMRS pada rumah sakit umum Mamami harus diawasi

secara rutin, agar tujuan akhir yakni meningkatkan kepuasan pelanggan

dan meningkatkan kinerja RSU Mamami dapat tercapai.

4. Rumah Sakit umum Mamami Kupang dalam penerapan SIMRS, perlu

memperhatikan dan memperbaiki faktor-faktor yang belum mendukung

126
secara maksimal penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit

(SIMRS) di RSU Mamami Kupang yakni faktor Budaya Kerja, Umur

dan pengalaman kerja pegawai.

5. Bagi peneliti yang akan datang dapat menganalisis lebih lanjut variabel-

variabel yang berpengaruh tidak signifikan terhadap penerapan sistem

informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) di RSU Mamami Kupang

yakni variabel budaya kerja, umur dan pengalaman kerja serta dapat

menambah variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini

antara lain: lingkungan kerja, kepuasan kerja, motivasi kerja,

kompensasi, kepemimpinan, kinerja pegawai, kinerja organisasi dan

lainnya.

127
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ahmad, Jumal. (2018). Desain Penelitian Analisis Isi (Content Analysis). Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah
Ardana, I Komang, dkk. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. (Denpasar:
Graha Ilmu
Assagaf, Yusra. (2012). Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi. Jakarta:
PT. Elex Media Komunikasi
Balaraman, P., K. Kosalram. (2013). E-Hospital Management & Hospital
Information Systems – Changing Trends. School of Management, SRM
University, Vadapalani, Chennai 600026, diunduh pada 10 Oktober 2022.
Choliq, Abdul. (2011). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Mitra Cendekia
Coates, H. (2006). Student Engagement in Campus-based and Online Education:
University Connections. London: Routledge
Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. (2017). Akuntasi Keuangan Menengah
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Terbaru. Yogyakarta: ANDI
Dessler, Gary. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks

Edison, Emron., dkk. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:


Alfabeta

Edison, Emron., Yohny Anwar & Imas Komariyah. (2017). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Bandung: Alfabeta

Foster, Bob dan Iwan Sidharta. (2019). Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta:


Diandra Kreatif.

Ghozali, I. (2014). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20


(Edisi Kelima). Semarang: Universitas Diponegoro

Ghozali, I., & Latan, H. (2015). Partial Least Squares Konsep Teknik dan
Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 3.0 (Untuk Penelitian Empiris)
(2nd ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadari Nawawi. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan kelima,


Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Hasibuan, Malayu S.P. (2012). Dasar-Dasar Manajemen Sumber Daya Manusia.


Jakarta: Bumi Aksara

Kadir, Abdul. (2003). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset

128
Lapau, B. (2012). Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan
Skripsi, Tesis, dan Disertasi (1st ed.). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.

Mangkunegara, AA. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan


Ketujuh. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyani, S. (2017). Metode Analisis dan Perancangan Sistem. Bandung: Abdi
Sistematika
Pfeffer, J. (2003). Bussiness and the Spirit: Management Practices that sustain
values. In R. A. Giacalone & C. L. Jurkiewicz (Eds.), Handbook of
workplace spirituality and organizational performance (29-45). New York:
M. E. Sharp.
Ranupandojo, H. dan Suad Husnan. (1984). Manajemen Personalia. Edisi III,
Yogyakarta: BPFE
Ramdhani, M.A. (2016). Penelitian Pemasaran. Bandung: UIN Sunan Gunung
Djati

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. (Akdon & Z. Arifin,
Eds.).Bandung: Alfabeta.

Robbins, Stephen P. (2001). Organizational Behaviour Edition 15. New Jersey:


Pearson Education

Sabarguna, Boy S. (2003). Sistem Manajemen Rumah Sakit. Jogyakarta:


Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng

Sarwono, J. & Narimawati, U. (2015). Membuat Skripsi, Tesis dan Disertasi


dengan Partial Least Square SEM (PLS-SEM). Yogyakarta: Andi

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Administratif. Jakarta: Alfabeta

Triguno. (2004). Budaya Kerja: Menciptakan Lingkungan Yang Kondusif Untuk


Meningkatkan Produktifitas Kerja. Jakarta: Golden Trayon Press

Wahid, Abdul. (2015). Strategi Pengembangan Pariwisata. Bandung: Alfabeta

Yusuf, A. M. (2019). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian


Gabungan (1st ed.). Jakarta: KENCANA.

Zainal, Veithzal Rivai. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk


Perusahaan. Edisi ke-7. Depok: PT. Rajagrafindo.

Peraturan dan Undang-Undang:


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013 tentang
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

129
Permenkes No 1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah
Sakit.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

Jurnal:
Adiwibowo, L., Hurriyati, R., & Sari, M. (2008). Analisis Perilaku Pengguna
Teknologi Informasi Pada Perguruan Tinggi Berstatus BHMN (Studi
Penerapan Teknologi Informasi Pada FPEB-Universitas Pendidikan
Indonesia), 1–21.

Ajami, S., & Bertiani, Z. M. (2012). Training and its Impact on Hospital
Information System (HIS) Success. Journal of Information Technology
and Software Engineering, 02(05), 1– 7.

Anjani, P. W., & Wirawati, N. G. P. (2018). Pengaruh Usia, Pengalaman kerja,


Tingkat Pendidikan dan Kompleksitas Tugas terhadap Efektifitas
Pengguna Sistem Informasi Akuntansi. E-journal Akuntansi Universitas
Udayana, 22 (3), 2430-2457

Arisandi, F. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Karyawan


Penyadap di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate (Studi Kasus
Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun).

Asih. (2006). Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatkan Keahlian Auditor


dalam Bidang Auditing. Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Balaraman, P., & Kosalram, K. (2013). E – Hospital Management & Hospital


Information Systems – Changing Trends. International Journal of
Information Engineering and Electronic Business, 5(1), 50–58.

Baloh, Peter., and Peter Trkman (2003). Influence of Internet and Information
Technology on Work and Human Resource Management. Conference:
2003 Informing Science+IT Education Conference

Chang, Andreas. (2012). UTAUT and UTAUT 2: A Review and Agenda for
Future Research. Jurnal The WINNERS Vol 13 No. 2, September 2012:
106-114

Erimalata, S. (2016). Pendekatan Hot-Fit Framework dalam Generalized


Structural Component Analysis pada Sistem Informasi Manajemen Barang
Milik Daerah: Sebuah Pengujian Efek Resiprokal. Jurnal Akuntansi Dan
Investasi, 17(2), 141– 157.

Frisdayanti, Alfriza. (2018). Peranan Brainware dalam Sistem Informasi


Manajemen. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Sistem Informasi, 1
September, 60-69

130
Hade, Sadriani., Abidin Djalla & Ayu Dwi Putri Rusman. (2019). Analisis
Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dalam Upaya
Peningkatan Pelayanan Kesehatan di RSUD Andi Makassau Parepare.
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan Vol 2 No 2 Mei 2019

Handoyo, Eko. Dkk. 2008. Aplikasi Sistem Rumah Sakit Berbasis Web Pada Sub-
Sistem Farmasi Menggunakan Framework Prado. Vol. 7, No. 1.

Henseler, Jorg, Chritian M. Ringle & Marko Sarstedt. (2015). A New Criterion
for Assesing Discriminant Validity in Variance-based Structural Equation
Modeling. Journal of the Academy of Marketing Science 43 (1): 115-135
Herliansyah, Yudhi dan Ilyas, M. (2006). Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap
Penggunaan Bukti Tidak Relevan dalam Auditor Judgement. SNA IX
Padang

Kapalawi. (2009). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Avalaible at:


http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/6836

Krisbiantoro, D., Suyanto, M., & Taufiqluthfi, E. (2015). Evaluasi Keberhasilan


Implementasi Sistem Informasi dengan Pendekatan HOT FIT Model (
Studi Kasus : Perpustakaan STMIK AMIKOM Purwokerto ). Konferensi
Nasional Sistem & Informatika 2015, 9–10.

Larinse, D. S. (2015). Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


(SIMRS) Menggunakan Metode HOT-Fit Pada Pengguna Akhir SIMRS di
RSUD-Talaud.

Lasut, Erly Erilya, dkk. (2017). Analisis Perbedaan Kinerja Pegawai Berdasarkan
Gender, Usia dan Masa Kerja (Studi pada Dinas Pendidikan Sitaro). Jurnal
EMBA Vol. 5 No. 2 September 2017, Hal. 2771-2780

Limayem, Moez, Sabine Gabriele Hirt and Christy M.K. Cheung (2007). How
Habit Limits the Predictive Power of Intention: The Case of Information
Systems Continuance. MIS Quarterly Vol. 31 No. 4 Dec 2007

Maria, Roma Ave. (2017). Penerapan Sistem Manajemen Rumah Sakit sebagai
Salah Satu Strategi Peningkatan Mutu Layanan Rumah Sakit (Studi pada
Rumah Sakit Santo Borromeus Kota Bandung). Universitas Pasundan
institutional repositories & scientific journals.

MEASURE Evaluation. (2017). Health Information System Strengthening Model,


(March), 1–3.
Nurhendratno, SS & Fikri Budiman. (2012). Desain Database Museum Batik
Indonesia. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem
Intelijen Universitas Gunadarma, Depok 18-19 Sept. 2012
Palupi, R. (2015). Hubungan Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan

131
Pengggunaan dan Sikap Pengguna dengan Penggunaan Aktual Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Puspitasari, N., Permanasari, A. E., & Nugroho, H. A. (2013). Analisis Penerapan
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Menggunakan Metode UTAUT
dan TTF. Jnteti, 2(4), 225–232. http://jnteti.te.ugm.ac.id/Journal/November
2013/225-232 JNTETI_13-11-12L Novianti.pdf
Putra, Gioliano & Maya Ariyanti. (2019). Pengaruh Faktor-Faktor Dalam Modified
Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT2) terhadap Niat
Prospective Users untuk Mengadopsi Home Digital Services PT. Telkom di
Surabaya. Jurnal Manajemen Indonesia Vol. 14 No. 1 (2019)
Rachmatta, Demiawan. (2018). Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit dengan Model Human Organization Technology (HOT)-Fit di
RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso. Tesis Program Studi Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
Ranupandojo, Heidjrachman. (2000). Peranan Manajemen dalam Pembangunan
Ekonomi. Journal of Indonesian Economy and Business Vol. 1 No. 1

Saputra dan Muhimmah. (2016). Metode Hot-Fit untuk Mengukur Tingkat


Kesiapan SIM RS dalam Mendukung Implementasi E-Health.

Sari, M. M., Sanjaya, G. Y., & Meliala, A. (2015). Evaluasi Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Dengan Kerangka HOT - FIT. Seminar
Nasional Teknologi Informasi Indonesia, 203–208.

Sartika, Apriliasari. (2015). Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan san


Positive Word of Mouth pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. FE Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sulihati, & Andriyani. (2018). Aplikasi Akademik Online Berbasis Mobile


Android pada Universitas Tama Jagakarsa. Universitas Tama Jagakarsa:
Jurnal Sains dan Teknologi. Vol. 11 No. 1

Sudjanto. (2009). Proses Peningkatan Keterlibatan Karyawan melalui Gaya


Kepemimpinan dan Motivasi Kerja. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 5
No. 1
Taiwo, Ayankunle A., and Alan G. Downe (2013). The Theory of User
Acceptance and Use of Technology (UTAUT): A Meta Analytic Review
of Empirical Findings. Journal of Theoritical and Applied Information
Technology 49 (1): 48-58, Januari 2013
Venkatesh, Viswanath, et.al. (2003). User Acceptance of Information
Technology: Toward a Unified View. MIS Quarterly 27 (3): 425-478,
September 2003

132
Yasin, M. & Priyono, Joko. (2016). Analisis Faktor Usia, Gaji dan Beban
Tanggungan terhadap Produksi Home Industri Sepatu di Sidoarjo (Studi
Kasus di Kecamatan Krian). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 1
Maret 2016

Yusof, M. M., Kuljis, J., Papazafeiropoulou, A., & Stergioulas, L. K., (2008). AN
Evaluation Framework for Health Information Systems: human,
organization and technology fit Factors (HOT-fit). International Journal of
Medical Informatics, 77 (6), 386-398

133
LAMPIRAN

134
Lampiran 1

Lembar Persetujuan Responden

Kepada
Yth. Bapak/Ibu Responden
Di –
Tempat

Sehubungan dengan penulisan proposal tesis dengan judul “Analisis

Faktor faktor yang mempengaruhi penerapan SIMRS di Rumah Sakit Umum

Mamami Kupang’, maka dengan ini saya mohon kesediaan saudara para

responden berkenan meluangkan waktu sejenak untuk mengisi kuisioner ini

dengan memberikan jawaban yang benar secara tulus ikhlas dan sejujurnya sesuai

dengan kenyataan.

Jawaban yang diberikan saudara akan saya rahasiakan dan hanya

diketahui oleh peneliti, karena penelitian ini hanya untuk kepentingan penulisan

proposal tesis dalam rangka menyelesaikan studi Magister Manajemen di

Universitas Katolik Widya Mandiri Kupang .

Atas kesediaan para responden memberikan jawaban bagi kuisioner dan

kerjasama yang baik dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Kupang, Juli 2022

Peneliti

Reinheart Damanik

135!
Lampiran 2. Kuisioner Penelitian

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN


SIMRS DI RUMAH SAKIT UMUM MAMAMI KUPANG

No. Kuisioner :
Tanggal Wawancara :

Petunjuk Pengisian :

1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jujur dan objektif.

2. Keterangan pilihan

• STS : Sangat Tidak Setuju


• TS : Tidak Setuju
• KS : Kurang Setuju
• S : Setuju
• SS : Sangat Setuju

3. Berikan tanda ceklist (√) pada jawaban pilihan anda.

4. Berikan jawaban tulis pada pertanyaan yang terdapat titik-titik ().

5. Jika ingin memperbaiki jawaban yang salah, beri tanda silang (X) dikotak yang

salah, kemudian beri tanda ceklist (√) pada kotak yang benar.

6. Berikan tanda lingkaran () atau tanda silang (X) pada pilihan jawaban a,b,c dan d

yang di anggap sesuai dengan pilihan anda.

7. Apabila anda mengalami kesulitan dalam pengisian kuesioner ini, silakan

bertanya langsung kepada peneliti guna mendapatkan penjelasan.

8. Dimohon agar seluruh pernyataan diisi.

136
I. Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Alamat :

4. Profesi :

II. Indikator Penilaian

A. Budaya Kerja

No. Pertanyaan STS TS KS S SS


Sikap Terhadap penggunaan SIMRS

1 Saya menikmati pekerjaan saya


dengan menggunaan SIMRS
Saya menerima perubahan dari
2 metode manual menjadi aplikasi
SIMRS

3 Saya menerima tugas saya dengan


menggunakan SIMRS
4 Saya merasa lebih baik
menggunakan SIMRS
5 Saya dapat mengatasi kendala
pekerjaan dengan menggunakan
SIMRS
Perilaku Pada Waktu Bekerja
6 Saya mampu beradaptasi dengan
baik dalam melakukan pekerjaan
saya
Sejak menggunakan SIMRS saya
7 memiliki komitmen untuk bekerja
dengan baik
8 Sejak menggunakan SIMRS saya
bekerja dengan penuh rasa
tanggung jawab

137
Disiplin saat Bekerja
9 Saya tidak membuang-buang
waktu kerja dengan kegiatan lain
yang tidak berkaitan dengan
pekerjaan.
10 Dalam bekerja Saya selalu
menyelesaikan tugas tepat waktu.
11 Saya selalu menangani SIMRS
sesuai dengan SOP
12 Saya datang tepat waktu dan
pulang tepat waktu

B. Umur

Berapakah umur anda sekarang ?...............(Tuliskan Umur anda jika bersedia)

a. Lebih Kecil dari ( < ) 20 Tahun

b. 20 – 40 Tahun

c. Lebih Besar dari ( > ) 40 Tahun

No. Pertanyaan STS TS KS S SS


Umur
1 Umur saya sekarang ini membuat
saya lebih cepat dalam memahami
aplikasi SIMRS
Umur saya sekarang membuat saya
2 merasa percaya diri dalam
menggunakan aplikasi SIMRS
Umur saya sekarang meningkatkan
3 kemampuan saya dalam
menggunakan aplikasi SIMRS

4 Umur saya sekarang mejadikan


prestasi pekerjaan saya terutama
dalam menggunakan aplikasi
SIMRS

138
Umur saya sekarang mebuat lebih
5 dipercaya orang lain memiliki
kemampuan dalam aplikasi SIMRS

C. Pengalaman Kerja

Sudah Berapa lama anda bekerja di RSU Mamami Kupang ?........................


(Tuliskan Umur anda jika bersedia)
a. < 1 Tahun
b. 1 – 3 Tahun
c. > 3 Tahun

No. Pertanyaan STS TS KS S SS

Pengetahuan dan Ketrampilan


Saya mampu mengoperasikan aplikasi
1 SIMRS
Pengalaman kerja yang Saya miliki
2
membantu memahami aplikasi SIMRS

Tugas dan pekerjaan saya


3
berhubungan dengan aplikasi SIMRS

Penguasaan terhadap pekerjaan

Saya mengusai aplikasi SIMRS karena


4
pengalaman kerja saya

saya sudah menggunakan aplikasi


5 SIMRS selama bekerja di RSU
Mamami Kupang

D. Kompetensi SDM

No. Pertanyaan STS TS KS S SS


Pengetahuan
1 Pendidikan formal saya membantu
dalam menggunakan aplikasi
SIMRS

139
!
2 Saya memiliki pengetahuan dalam
menggunakan komputer
3 Saya dapat memahami dengan
baik aplikasi MMIS pada SIMRS
Ketrampilan

4 Saya memiliki ketrampilan dalam


menggunakan komputer

5 Saya pernah mengikuti pelatihan


dan memiliki sertifikat komputer

Rumah Sakit selalu mengadakan


6 pelatihan berkala tentang Aplikasi
SIMRS
Ketrampilan dalam Menggunakan
7 komputer Membantu dalam
Menggunakan SIMRS
Dengan Ketrampilan yang saya
8 miliki, saya mampu mengerjakan
tugas
Sikap

9 Saya bekerja sesuai SOP yang di


berikan dalam Aplikasi SIMRS

10 Saya berusaha mencari informasi


terkait Aplikasi SIMRS

Saya berdiskusi dengan rekan


11
kerja untuk mengupdate
Ketrampilan dalam Penggunaan
SIMRS
Saya berusaha menjadi terbaik
12 dalam menjalankan Aplikasi
SIMRS
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
140
!
E. Spesifikasi Alat

No Pertanyaan STS TS KS S SS
Hardware ( Perangkat Keras)
Bagaimanakah kondisi perangkat yang di gunakan untuk aplikasi SIMRS?
Perangkat yang di gunakan untuk
1 aplikasi SIMRS sesuai dengan
standar
2 Perangkat yang di gunakan dalam
kondisi baik

3 Perangkat yang digunakan tidak


pernah mengalami gangguan
Software ( Perangkat Lunak )
Bagaimana software ketika menggunakan aplikasi SIMRS?

4 ( Interface) Tampilan aplikasi


SIMRS mudah dipahami

5 Fitur dalam menu sangat mudah di


pahamami

6 Perangkat yang digunakan tidak


pernah mengalami gangguan

7 Aplikasi SIMRS memiliki akses


input dan proses yang cepat

8 Aplikasi SIMRS penyimpanan


yang cepat dan akurat

9 Aplikasi menggunakan Bahasa


Indonesia jadi mudah di pahami
Network ( Jaringan )
Bagaimana jaringan dalam penggunaan !"#$%!&$'()*+(?
10 Tersedia jaringan internet di RSU
Mamami Kupang
11 Jaringan internet selalu Stabil
12 Jaringan internet mudah diakses
oleh semua computer dan
perangkat lainnya seperti laptop
dan HP

141
F. Penerapan SIMRS

No. Pertanyaan STS TS KS S SS


Human Resources
Tersedia Tenaga IT dalam
1
menangani SIMRS

2 Karyawan di RSU Mamami


diberikan pelatihan SIMRS
Semua Karyawan termasuk saya
3 memahami dalam nenggunakan
SIMRS
4 Terdapat Tenaga IT yang siap
membantu dan memperbaiki ketika
terjadi masalah berhubungan
dengan SIMRS
5 Tenaga IT cepat dalam menangani
Masalah SIMRS
Hardware Resources
Processor dan RAM Sesuai
6
dengan Standar
Hard drive space Sesuai dengan
7 Standar
8 Display dan Asesoris yang
digunakan sesuai dengan standar

Software resources
9 Nama Aplikasi SIMRS di RSU
addalah Mora Medical Integrated
System (MMIS)
10 Mora Medical Integrated System
(MMIS) Memiliki Modul yang
lengkap
11 Mora Medical Integrated System
(MMIS) Khusus digunakan di RSU
Mamami Sebagai SIMRS
12 Mora Medical Integrated System
(MMIS) adalah Aplikasi yang
digunakan untuk Proses Input,olah
data dan Laporan databased Pasien
di RSU Mamami

142
!
!
!

Network resources
13 Databased yang tersimpan dalam
server yang dapat diakses secara
LAN (Local Area Network)
14 Databased yang tersimpan dalam
server yang dapat diakses secara
WAN (World area Network).
Jaringan terkoneksi secara dengan
15
Wifi dan Kabel LAN
Monitoring
Terdapat SOP dalam menjalankan
16
SIMRS
17 Sistem Maintenance dilakukan
secara berkala

Terdapat Modul dalam menjalankan


18
SIMRS
Terdapat Pelatihan yang dilakukan
19
Secara Berkala
Monitoring selalu dilakuan
20 Duty
Manager SIMRS setiap Bulan
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
143
144

Lampiran 3. TABULASI DATA!


!
!
Budaya Kerja (X1)
BK1 BK2 BK3 BK4 BK5 BK6 BK7 BK8 BK9 BK10 BK11 BK12
4 4 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4
4 1 2 2 4 3 3 3 5 4 4 4
4 1 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3
4 2 3 3 4 5 4 4 4 4 4 5
4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
!
!
!
145
!
!
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
!
!
!
!
!
146
!
!
!
4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4
5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4
!
!
!
!
!
!
147
!
!
5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5
4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4
5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4
5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4
5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4
5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5
5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4
5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5
5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5
5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4
!
!
!
!
!
148
!
!
!
5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5
5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
382 378 382 383 380 387 382 374 382 367 373 370
"#$%! "#$&! "#$%! "#$$! "#$'! "#$(! "#$%! "#%)! "#$%! "#%&! "#%$! "#%"!
0,71 0,70 0,71 0,71 0,70 0,72 0,71 0,69 0,71 0,68 0,69 0,69
71% 70% 71% 71% 70% 72% 71% 69% 71% 68% 69% 69%
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
Umur (X2)
AG1 AG2 AG3 AG4 AG5
3 3 4 4 4
3 3 3 4 4
3 3 3 4 4
3 3 3 4 4
1 3 4 4 4
3 3 3 4 4
3 3 3 4 4
3 3 3 4 4
3 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 1
4 4 4 4 4
4 4 4 3 3
4 4 4 4 4
4 4 4 3 3
4 4 4 3 4
3 4 4 4 4
4 4 4 4 4
3 4 4 3 2
4 4 4 4 4
4 4 4 1 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 3 3
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
!
!
!
149
!
!
!
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 2 5
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 3 4
4 4 4 2 3
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 3 3
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 3 3
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 3 3
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 5 5 4 5
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 3 3
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
!
!
!
150
!
!
!
4 4 4 4 4
4 4 4 3 2
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 4 5
5 5 5 4 5
5 5 5 5 5
5 5 5 4 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 5 5 4 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
378 381 381 358 367
"#$&! "#$"! "#$"! "#"*! "#%&!
0,70 0,71 0,71 0,66 0,68
70% 71% 71% 66% 68%
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
151
!
!
!
Pengalaman Kerja (X3)
PK1 PK2 PK3 PK4 PK5
3 3 3 3 3
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
5 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 3 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 3
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
2 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
3 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 3
4 4 4 3 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
!
!
!
152
!
!
!
4 4 4 3 5
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 3 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 5 3
4 4 4 4 4
5 5 5 5 5
4 4 4 4 5
4 4 4 4 4
4 3 4 4 2
4 4 4 5 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 5 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 5 4
5 5 5 4 4
4 4 4 4 4
5 5 4 4 5
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
!
!
!
153
!
!
!
4 4 4 4 5
5 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 5
4 4 4 4 4
5 5 5 5 4
4 4 4 4 5
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
5 5 5 4 5
5 5 5 4 4
5 5 5 5 4
5 5 5 4 5
5 5 5 4 5
367 368 368 364 365
"#%&! "#%*! "#%*! "#"+! "#"(!
0,68 0,68 0,68 0,67 0,68
68% 68% 68% 67% 68%
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
154
155
!
!
Spesifikasi Alat (X4)
SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 SA9 SA10 SA11 SA12
3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3
4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4
4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 2 4
4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4
!
!
!
!
!
156
!
!
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 5 1 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4
!
!
!
!
!
157
!
!
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
!
!
!
!
!
158
!
!
4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5
5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
!
!
!
!
!
159
!
!
4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
374 366 364 367 370 370 373 377 369 384 382 382
"#%)! "#",! "#"+! "#%&! "#%"! "#%"! "#%$! "#%,! "#%'! "#$)! "#$%! "#$%!
0,69 0,68 0,67 0,68 0,69 0,69 0,69 0,70 0,68 0,71 0,71 0,71
69% 68% 67% 68% 69% 69% 69% 70% 68% 71% 71% 71%
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
160
!
!
Kompetensi SDM (Z)
KS1 KS2 KS3 KS4 KS5 KS6 KS7 KS8 KS9 KS10 KS11 KS12
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4
5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5
5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4
4 5 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4
4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 5 3 5 5 4 4 5 4 4
4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4
2 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4
4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4
4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4
!
!
!
!
!
161
!
!
4 5 3 4 2 5 4 4 4 4 4 4
4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4
5 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4
4 5 4 5 2 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 5 2 5 4 4 4 4 4 4
4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
5 4 4 5 4 4 5 4 2 4 4 4
4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 4 4
4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4
4 5 3 4 4 2 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5
4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5
4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4
!
!
!
!
!
162
!
!
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
4 5 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5
4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4
4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 3 4
4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3
4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
!
!
!
!
!
163
!
!
4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5
4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5
5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5
5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5
5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5
5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5
5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5
5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5
5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5
5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
!
!
!
!
!
164
!
!
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
384 389 379 378 354 363 378 385 371 378 374 381
"#$)! "#)&! "#$*! "#$&! "#'(! "#")! "#$&! "#$)! "#%%! "#$&! "#%)! "#$"!
0,71 0,72 0,70 0,70 0,66 0,67 0,70 0,71 0,69 0,70 0,69 0,71
71% 72% 70% 70% 66% 67% 70% 71% 69% 70% 69% 71%
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
165
!
!
!
Penerapan SIMRS (Y)
PSR1 PSR2 PSR3 PSR4 PSR5 PSR6 PSR7 PSR8 PSR9 PSR10 PSR11 PSR12 PSR13 PSR14 PSR15 PSR16 PSR17 PSR18 PSR19 PSR20
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 5 4 4 5 4 2 5 5 4 3 4 4 4 4 4 3
3 3 3 5 4 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 5
5 5 3 4 4 4 5 5 5 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 5
4 3 3 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3
4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 4 3 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
5 5 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
!
!
!
!
!
!
166
!
!
!
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
5 5 2 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
5 5 2 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
5 5 2 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4
4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 2 5 5 4 4 4 5 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4
5 5 2 5 5 4 4 4 5 5 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 2 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 2 5 5 4 4 4 5 5 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 2 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 2 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
!
!
!
!
!
!
167
!
!
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
5 5 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
5 5 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
5 5 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5
5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 3 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
!
!
!
!
!
168
!
!
!
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 3
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
400 398 324 398 402 390 390 390 399 393 382,7 387 389 385 388 386 389 390 390 388
"#$%! "#&'! "#%%! "#&'! "#$(! "#&)! "#&)! "#&)! "#&'! "#&*! "#+*! "#+,! "#&%! "#+&! "#+'! "#+$! "#&%! "#&)! "#&)! "#+'!
0,74 0,74 0,60 0,74 0,74 0,72 0,72 0,72 0,74 0,73 0,71 0,72 0,72 0,71 0,72 0,71 0,72 0,72 0,72 0,72
74% 74% 60% 74% 74% 72% 72% 72% 74% 73% 71% 72% 72% 71% 72% 71% 72% 72% 72% 72%
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
Lampiran 4: HASIL UJI SMART PLS

1. Analisis Jalur

'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'

169
2. Coss Loading

Budaya Penerapan
Kompetensi Pengalaman Spesifikasi Umur
Kerja SIMRS (X2)
SDM (Z) Kerja (X3) Alat (X4)
(X1) (Y)
X1.1 0.923 0.792 0.692 0.462 0.619 0.812
X1.2 0.941 0.712 0.630 0.458 0.612 0.628
X1.3 0.920 0.620 0.557 0.346 0.516 0.657
X2.1 0.778 0.846 0.724 0.445 0.637 0.947
X2.2 0.579 0.585 0.462 0.351 0.505 0.878
X3.1 0.293 0.333 0.326 0.826 0.505 0.291
X3.2 0.449 0.440 0.408 0.959 0.566 0.427
X3.3 0.498 0.489 0.386 0.937 0.590 0.474
X3.4 0.373 0.363 0.358 0.842 0.491 0.367
X4.1 0.629 0.580 0.480 0.670 0.826 0.509
X4.2 0.500 0.671 0.587 0.545 0.898 0.495
X4.3 0.546 0.750 0.901 0.442 0.884 0.620
Y1 0.654 0.856 0.981 0.401 0.816 0.663
Y2 0.648 0.857 0.992 0.410 0.812 0.636
Y3 0.709 0.828 0.984 0.391 0.778 0.691
Y4 0.670 0.842 0.988 0.401 0.794 0.663
Y5 0.656 0.815 0.955 0.434 0.746 0.645
Z1 0.749 0.967 0.813 0.476 0.746 0.840
Z2 0.765 0.982 0.843 0.446 0.766 0.774
Z3 0.747 0.990 0.862 0.432 0.790 0.755

3. Nilai AVE

Keterangan Average Variance Extracted


(AVE)
Budaya Kerja (X1) 0.861
Kompetensi SDM (Z) 0.959
Penerapan SIMRS (Y) 0.960
Pengalaman Kerja (X4) 0.797
Spesifikasi Alat (X4) 0.756
Umur (X2) 0.834

170
4. Nilai Composite Realibility

Composite
Reliability
Budaya Kerja (X1) 0.949

Kompetensi SDM (Z) 0.986

Penerapan SIMRS (Y) 0.992

Pengalaman Kerja (X4) 0.940

Spesifikasi Alat (X4) 0.903

Umur (X2) 0.909

5. Nilai Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha
Budaya Kerja (X1) 0.920
Kompetensi SDM (Z) 0.979
Penerapan SIMRS (Y) 0.990
Pengalaman Kerja (X4) 0.914
Spesifikasi Alat (X4) 0.849
Umur (X2) 0.808

171
6. Inner Model

7. Nilai R Square

R
R Square Square
Adjusted
Kompetensi SDM (Z) 0.713 0.705

Penerapan SIMRS (Y) 0.790 0.780

172
8. Hasil Uji Pengaruh Langsung (Bootstrapping)

Original Sample Standard T Statistics P


Sample Mean Deviation (|O/STDEV|) Values
(O) (M) (STDEV)
Budaya Kerja (X1) ->
0.350 0.353 0.148 2.369 0.018
Kompetensi SDM (Z)
Budaya Kerja (X1) -> 0.070 0.061 0.104 0.676 0.499
Penerapan SIMRS (Y)
Kompetensi SDM (Z) -
> Penerapan SIMRS 0.581 0.558 0.184 3.153 0.002
(Y)
Pengalaman Kerja
(X3) -> Kompetensi 0.075 0.083 0.077 0.979 0.328
SDM (Z)
Pengalaman Kerja
(X3) -> Penerapan -0.104 -0.118 0.088 1.184 0.237
SIMRS (Y)
Spesifikasi Alat (X4) -
> Penerapan SIMRS 0.409 0.461 0.163 2.516 0.012
(Y)
Umur (X2) -> 0.507 0.499 0.137 3.689 0.000
Kompetensi SDM (Z)
Umur (X2) -> -0.063 -0.066 0.090 0.700 0.484
Penerapan SIMRS (Y)

9. Hasil Uji Pengaruh Tidak Langsung


Original Sample Standard T Statistics
Sample Mean Deviation P Values
(|O/STDEV|)
(O) (M) (STDEV)
Budaya Kerja (X1) -
> Kompetensi SDM 0.204 0.202 0.113 1.806 0.071
(Z) -> Penerapan
SIMRS (Y)
Umur (X2) ->
Kompetensi SDM (Z) 0.295 0.280 0.124 2.378 0.018
-> Penerapan SIMRS
(Y)
Pengalaman Kerja
(X3) -> Kompetensi
SDM (Z) -> 0.044 0.041 0.042 1.039 0.299
Penerapan SIMRS
(Y)

173
'
Lampiran 5: Beberapa tampilan Modul SIM RS di RSU. MAMAMI'
'
'
1. Modul Petugas Pendaftaran
'

2. Modul Pendaftaran Mandiri (Mesin Anjungan)

!
!

174
3. Modul Poliklinik

4. Modul Informasi Antrian Poliklinik

175
5. Modul Keperawatan

!
!
6. Modul Farmasi

176
7. Modul Bed Manajemen

8. Modul Cashier Loket Pembayaran

177
'
Lampiran 6: Surat Permohonan Ijin Penelitian

!
!
!

178
Lampiran 7: Surat Pernyataan Selesai Penelitian'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
'
*++!
!
!
!
!
!
!

179
!

Anda mungkin juga menyukai