Anda di halaman 1dari 15

Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 5, No.

3, Desember 2020 13

Journal of Information Systems for Public Health Volume 5 No. 3 Desember 2020 Halaman 13 -

Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah


Sakit (SIMRS) di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah
Nusa Tenggara Barat
Beny Binarto Budi Susilo 1, Khabib Mustofa2
1
Program Pascasarjana, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
2
Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat Dan Keperawatan,
Universitas Gadjah Mada
1
beny.binarto.b@mail.ugm.ac.id, 2Khabib@ugm.ac.id

ABSTRAK application of SIMRS information systems in hospitals is


Latar belakang: Evaluasi menyeluruh untuk mengetahui very important to achieve quality services. So hospitals
bagaimana penerapan sistem informasi manajemen need to develop SIMRS by considering the influencing
rumah sakit (SIMRS) di unit kerja rumah sakit. factors and the benefits of using SIMRS.
Penerapan sistem informasi SIMRS di rumah sakit sangat Objective: This study aims to evaluate SIMRS at the
penting untuk mencapai layanan berkualitas. Sehingga Regional General Hospital in Praya Central Lombok,
rumah sakit perlu untuk mengembangkan SIMRS dengan NTB.
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi Methods: This is quantitative research type by using case
dan manfaat penggunaan SIMRS. study approach using framework a human, organization,
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi technology – Fit (HOT-fit). The number of samples is 35
SIMRS di Rumah Sakit umum Daerah Praya Lombok samples taken, namely SIMRS users. Data analysis was
Tengah NTB carried out by multiple linear regression tests.
Metode Penelitian: Jenis penelitian kuantitatif Results: Based on the results of the data obtained value
pendekatan studi kasus dilakukan dengan menggunakan of Sig.t <0.05, it is concluded that partially there is a
kerangka human, organization, technology–Fit (HOT-fit). significant influence between human, organization,
Jumlah sampel sebanyak 35 sampel yang diambil yaitu technology, user knowledge, and regulation toward Net
pengguna SIMRS. Analisis data dilakukan dengan uji Benefit SIMRS. The results of data processing obtained
regresi linier berganda. Sig.F <0.05, meaning that simultaneously there is a
Hasil: Berdasarkan hasil olah data diperoleh nilai Sig.t significant influence between human, organization,
< 0,05, maka disimpulkan bahwa secara parsial ada technology, user knowledge, and regulation toward Net
pengaruh signifikan antara faktor human, organization, Benefit SIMRS.
technology, pengetahuan pengguna, dan regulasi Conclusion: Utilization of the application of SIMRS in
terhadap Net Benefit SIMRS. Hasil olah data diperoleh Praya Hospital Central Lombok Regency, West Nusa
nilai Sig.F < 0,05, artinya secara simultan ada pengaruh Tenggara, the results of the evaluation have not run
signifikan antara faktor human, organization, technology, optimally. Human, organization, technology, user
pengetahuan pengguna, dan regulasi terhadap Net knowledge and regulation factors have a significant or
Benefit SIMRS. partial effect toward Net Benefit SIMRS (p-value = 0,000
Kesimpulan: Pemanfaatan penerapan SIMRS di RSUD <Level of Significant = 0.05).
Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat
hasil evaluasinya belum berjalan dengan maksimal. Keywords: Evaluation of Hospital Management
Faktor human, organization, technology, pengetahuan Information System (SIMRS), HOT-fit Model, and Net
pengguna, dan regulasi berpengaruh signifikan secara Benefit.
parsial maupun simultan terhadap Net Benefit SIMRS (p-
value = 0,000 < Level of Significant = 0,05). PENDAHULUAN
Kata kunci: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Pesatnya kemajuan di bidang teknologi informasi
Rumah Sakit (SIMRS), HOT-fit Model, dan Net Benefit. mendorong terjadinya perubahan tatanan kehidupan.
Sistem teknologi informasi telah menjadi komponen
ABSTRACT
Background: Comprehensive evaluation to find out how penting dalam keberhasilan suatu organisasi rumah sakit
the application of hospital management information sebagai suatu organisasi yang banyak berhubungan
system (SIMRS) in the hospital working unit. The
dengan informasi dituntut untuk mampu melakukan

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 5, No. 3, Desember 2020 14

penyesuaian dan perubahan. Rumah sakit adalah suatu Pesatnya kemajuan teknologi di bidang informasi
institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat telah melahirkan perubahan tatanan kehidupan
profesi dan padat modal. Rumah sakit mempunyai tugas bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kaitan
memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara ini, peran dan fungsi pelayanan data dan informasi yang
paripurna1. dilaksanakan oleh rumah sakit sebagai salah satu unit
Penerapan sistem informasi di rumah sakit kerja pengelola data dan informasi dituntut untuk mampu
diharapkan dapat mendorong rumah sakit untuk melakukan berbagai penyesuaian dan perubahan (PMK
melaksanakan kegiatan pelayanan dengan lebih produktif, No. 82 Tahun 2013). SIMRS dapat dimanfaatkan untuk
cepat, mudah, akurat, terpadu, aman, dan efisien2. Bagi kegiatan pelayanan data dan informasi dengan lebih
manajemen rurnah sakit, informasi yang diperoleh akan produktif, transparan, tertib, cepat, mudah, akurat,
dijadikan landasan untuk membuat suatu keputusan atau terpadu, aman dan efisien, khususnya membantu dalam
menilai kinerja suatu bagian di rumah sakit yang biasa memperlancar dan mempermudah pembentukan
3
dikenal dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM) . kebijakan dalam meningkatkan sistem pelayanan
SIMRS yang digunakan di sebuah rumah sakit harus kesehatan khususnya dalam bidang penyelenggaraan
memberikan kemudahan dalam operasional serta harus Rumah Sakit di Indonesia.
dapat mengatasi kendala pelayanan pasien yang ada di Peraturan terkait penyelenggaraan sistem informasi
4
rumah sakit tersebut . SIMRS dapat mendorong yang berlaku antara lain Peraturan Menteri Kesehatan No.
peningkatan efisiensi dan efektivitas pelayanan di rumah 1171 Tahun 2011 tentang SIMRS, Peraturan Menteri
sakit seiring dengan kelancaran arus informasi antara Kesehatan No 82 tahun 2013 tentang SIMRS, Peraturan
5
penyedia layanan dan pasien . Pentingnya sistem menteri Kesehatan No. 92 tahun 2014 tentang
informasi di rumah sakit diperkuat dengan Penyelenggaraan Komunikasi Data dalam Sistem
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Informasi Kesehatan Terintegrasi, dan Peraturan
tentang rumah sakit yang menyatakan bahwa setiap Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem
rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan Informasi Kesehatan. SIMRS dibutuhkan karena perlunya
semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam informasi untuk memperoleh kepastian dalam mengambil
bentuk SIMRS. keputusan dimana keputusan yang diambil harus cepat,
Faktor lain yang dapat berdampak pada benefit akurat dan dapat dipercaya serta perlunya pengelolaan
SIMRS adalah pengetahuan. Pengetahuan merupakan data yang sistematis untuk pengambilan keputusan yang
penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap bersifat strategis2.
objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti
telinga, dan lain sebagainya6. Tinggi rendahnya atau terhadap pengguna SIMRS di RSUD Praya diketahui
cukupnya tingkat pengetahuan pengguna SIMRS dalam banyak terdapat keluhan atau masalah, misalnya tidak
penelitian ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan terdeteksinya jumlah obat pasien dari apotek melalui
pemahamannya tentang SIMRS, tingkat pendidikan yang SIMRS, selain itu pada rawat inap terjadi kesalahan
dienyamnya, informasi dari media massa, lingkungan penginputan data manual dengan data di SIMRS dengan
kerjanya. Faktor lain yang dapat berdampak pada benefit jumlah kunjungan pasien berjumlah 50.720 dalam kurun
SIMRS adalah regulasi. Regulasi dalam SIMRS sebagai waktu tahun 2016. Jika tidak menggunakan layanan
peraturan yaitu cara untuk mengendalikan manusia atau SIMRS secara terpusat akan berdampak pada kualitas
masyarakat dengan suatu aturan atau pembatasan tertentu. layanan yang tidak baik. Selain itu server SIMRS sering

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 5, No. 3, Desember 2020 15

terjadi gangguan yang berakibat pada terganggunya cross sectional menggunakan pendekatan survei yang
pelayanan di rumah sakit tersebut dan mengakibatkan dilakukan menggunakan kerangka human, organization,
beralihnya semua pencatatan ke sistem manual7. technology–Fit (HOT-fit). Penelitian ini dilakukan di
Evaluasi terhadap penerapan SIMRS harus Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya Kabupaten
dilakukan karena akan menilai atau mengukur manfaat Lombok Tengah, dimana Rumah Sakit ini telah
yang didapatkan dari penerapan SIMRS dan menemukan menggunakan SIMRS sejak tahun 2013 tetapi belum
masalah-masalah potensial yang sedang dihadapi pernah dilakukan evaluasi Sistem Informasi Manajemen
oleh pengguna dan organisasi. Hasil evaluasi dapat Rumah Sakit (SIMRS) dalam mendukung untuk
digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki atau pengambilan keputusan. Teknik pengambilan sampel
menyempurnakan SIMRS dan meminimalkan potensi dilakukan dengan non probability sampling yaitu dengan
masalah yang ada, sehingga SIMRS menjadi lebih baik, cara total sampling karena jumlah sampe kurang dari 100
sempurna serta dapat mendukung visi, misi dan tujuan dengan jumlah sampel sebanyak 35 sampel yang diambil
organisasi. Evaluasi terhadap penerapan SIMRS terkait yaitu seluruh pegawai RSUD yang mengoperasikan
dengan implementasi SIMRS di RSUD Praya yang masih SIMRS secara langsung.
ada masalah salah satunya adalah penggunaan yang masih Analisis data dilakukan dengan uji regresi linier
rendah terhadap sistem informasi berkelanjutan. Menurut berganda dengan variabel independen yaitu human,
RSUD Praya pada instalasi Electronic Data Prosesing organization, technology, pengetahuan pengguna,
(EDP) menjelaskan, masih adanya staff yang belum regulasi dan variabel dependen adalah net benefit.
mengerti pemanfaatan SIMRS RSUD Praya, sehingga Selanjutnya, analisis uji F digunakan untuk mengetahui
dalam mengaplikasikan sistem tersebut banyak terjadi pengaruh variabel independen terhadap variabel
kesalahan seperti pada layanan registrasi dan billing dependen secara simultan9. Bila probabilitas F-statistk ≤ 0,05,
system. Pada layanan ini sering terjadi duplikasi data dan maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan
ketidakakuratan data pasien. antara variabel independen terhadap variabel dependen
Oleh karena itu, perlu diadakan suatu evaluasi sistem secara simultan. Kemudian, analisis uji t digunakan untuk
SIMRS RSUD Praya. Evaluasi sistem menurut persepsi mengetahui pengaruh masing-masing variabel
pengguna sangat penting karena pengguna yang independen terhadap variabel dependen secara individual
merasakan kebutuhan dan manfaat dari sistem. (parsial) dengan asumsi bahwa variabel yang lain tetap
Keberhasilan penggunaan sistem informasi tergantung atau konstan9. Bila probabilitas t-statistk ≤ 0,05, maka Ho
dari penerimaan dan penggunaan oleh individu, yaitu ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara
kaitannya dengan manfaat atau dampak langsung dari variabel independen terhadap variabel dependen secara
sistem informasi terhadap individu pemakai dalam individual (parsial).
8
meningkatkan produktivitas organisasi .

HASIL
METODE PENELITIAN
1. 1. Karakteristik Responden
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 5, No. 3, Desember 2020 16

Data karakteristik responden disajikan dalam tabel 1


dibawah ini:
Tabel 1. Karateristik responden di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah
Frekuensi Persentase
Karakteristik Rincian
(n) (%)
Umur (th) < 25 2 5,7
25-35 13 37,1
36-45 16 45,7
> 45 4 11,4
Jenis Kelamin Laki-laki 18 51,4
Perempuan 17 48,6
Pendidikan SMA/K 9 25,7
Diploma 12 34,3
S1 10 28,6
S2 4 11,4
Jabatan Staff 18 51,4
Kepala 9 25,7
Operator 6 17,1
Perawat 1 2,9
Farmasi 1 2,9
Masa Kerja (th) 1-5 3 8,6
6-10 15 42,9
> 10 17 48,6
SIMRS (th) < 1 2 5,7
1-3 15 42,9
4-5 11 31,4
> 5 7 20,0
Total 35 100,0
Sumber: Data Primer Diolah, 2018.
Hasil karakteristik responden pada tabel 1 sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur 36- usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
45 tahun sebanyak 16 (45,7%) responden. Hal ini dan pelatihan11. Hasil karakteristik responden
menunjukkan bahwa responden mayoritas berusia menunjukkan bahwa mayoritas responden bekerja
dewasa akhir, sedangkan responden pasien mayoritas dengan jabatan staff sebanyak 18 (51,4%) responden
berusia dewasa awal sampai dewasa akhir. Semakin dengan masa kerja mayoritas > 10 tahun sebanyak 17
cukup umur, maka tingkat kematangan dan kekuatan (48,6%) responden. Pekerjaan merupakan upaya untuk
seseorang akan lebih matang dalam berpikir, belajar, dan memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan
bekerja. Hasil karakteristik responden menunjukkan hidup dan mendapatkan tempat pelayanan kesehatan
bahwa mayoritas laki-laki sebanyak 18 (51,4%) yang diinginkan. Banyak anggapan bahwa status
responden. Jenis kelamin ini memberi pengertian tentang pekerjaan seseorang yang tinggi, maka semakin mampu
suatu sifat atau ciri yang membedakan antara laki-laki dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari.
10
atau perempuan yang secara biologis . Mayoritas lama responden menggunakan SIMRS 1-3
Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa mayoritas tahun sebanyak 15 (42,9%) responden. Hal ini
responden berpendidikan Diploma sebanyak 12 (34,3%) menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah
responden. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang familiar dengan SIMRS.
mempengaruhi pengetahuan orang atau keluarga dalam
masyarakat. Pendidikan merupakan proses perubahan

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 5, No. 3, Desember 2020 17

1. 2. Penerapan SIMRS
a. Faktor Human

Tabel 2. Faktor Human Responden di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat
STS TS N S SS
No Indikator Mean
f (%) f (%) f (%) f (%) f (%)
SIMRS mudah digunakan 1 3 6 20 5 130/35= 3,71
1
(2,9) (8,6) (17,1) (57,1) (14,3)
SIMRS dapat membuat pegawai 2 2 4 21 6 132/35= 3,77
2 berinteraksi dengan fleksibel (5,7) (5,7) (11,4) (60,0) (17,1)
SIMRS memudahkan pekerjaan 1 1 5 21 7 137/35= 3,91
3 sehari-hari (2,9) (2,9) (14,3) (60,0) (20,0)
SIMRS mendukung tugas-tugas 2 2 2 23 6 134/35= 3,83
4 dalam membangun kinerja individu (5,7) (5,7) (5,7) (65,7) (17,1)
SIMRS membantu dalam proses 2 3 4 18 8 132/35= 3,77
5 pengambilan keputusan. (5,7) (8,6) (11,4) (51,4) (22,9)
Sistem informasi SIMRS yang 2 2 6 20 5 129/35= 3,69
6
diberikan berkualitas. (5,7) (5,7) (17,1) (57,1) (14,3)
Sumber: Data Primer Diolah, 2018.
Hasil analisis menunjukkan bahwa indikator human pelayanan pasien dirasa belum optimal. Salah satu
yang memiliki nilai rata-rata paling kecil pada indikator responden menambahkan bahwa “SIMRS yang
pernyataan nomor enam dan nomor satu yaitu Sistem diberikan belum sepenuhnya dirasakan
informasi SIMRS yang diberikan belum berkualitas dan kemudahannya karena masih banyak entry data yang
SIMRS mudah digunakan. Berdasarkan persepsi harus dilakukan oleh pengguna sistem. Contohnya pada
responden SIMRS yang diberikan dirasa belum saat pendaftaran pasien baru, harus diinput data sosial
berkualitas dalam penggunaan SIMRS. Hal ini didukung pasien, jenis pembayaran pasien (Umum, BPJS,
dengan “SIMRS yang ada di RSUD Praya dibangun JAMPERSAL, Inhealth atau jenis pembiayaan lainnya)
dengan prinsip pengembangan sistem tapi sehingga respon time atau waktu tunggu pasien lebih
pengembangan belum dilakukan secara terus menerus lama”. SIMRS yang digunakan di sebuah rumah sakit
selama kontrak MoU berlangsung. Pengembangan harus memberikan kemudahan dalam operasional serta
sistem dilakukan berdasarkan masukan atau kebutuhan harus dapat mengatasi kendala pelayanan pasien yang
pengguna (user) sehingga kualitas sistem informasi yang ada di rumah sakit tersebut4.
dirasakan belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan Oleh karena itu, SIMRS dari segi human masih
semua pihak pengguna sistem”. Penerapan sistem perlu ditingkatkan. Sebagian besar hasil persentase
informasi di rumah sakit diharapkan dapat mendorong menunjukkan jika dilihat dari factor Human, persepsi
rumah sakit untuk melaksanakan kegiatan pelayanan SIMRS mudah digunakan, mampu membuat pegawai
dengan lebih produktif, cepat, mudah, akurat, terpadu, berinteraksi dengan fleksibel, memudahkan pekerjaan
2
aman, dan efisien . sehari-hari, mendukung tugas dalam membangun kinerja
Selain itu, menurut persepsi responden SIMRS individu, membantu mengambil keputusan, dan sistem
belum mudah digunakan karena responden belum yang berkualitas menjawab setuju dengan pernyataan
mampu menggunakan SIMRS dengan maksimal tersebut. Walaupun demikian juga ada responden yang
sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk menjawab sangat tidak setuju dengan pernyatan pada
memasukkan data pasien baru yang menyebabkan faktor human.

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 5, No. 3, Desember 2020 18

b. Faktor Organization
Tabel 3. Faktor Organization Responden di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat

STS TS N S SS
No Indikator Mean
f(%) f(%) f(%) f(%) f(%)
Dukungan pihak manajemen RS dalam 0 5 5 18 7
7 132/35= 3,77
pemanfaatan SIMRS baik. (0,0) (14,3) (14,3) (51,4) (20,0)
Dukungan unit kerja baik dalam 1 4 4 23 3
8 128/35= 3,66
pemanfaatan SIMRS. (2,9) (11,4) (11,4) (65,7) (8,6)
Unit kerja mendukung penggunaan 0 5 2 23 5
9 133/35= 3,80
SIMRS. (0,0) (14,3) (5,7) (65,7) (14,3)
0 5 1 24 5
10 Memiliki dukungan teknis. 134/35=3,83
(0,0) (14,3) (2,9) (68,6) (14,3)
Pihak manajemen RS melakukan pelatihan 0 3 5 16 11
11 140/35=4,00
terkait dengan SIMRS. (0,0) (8,6) (14,3) (45,7) (31,4)
SIMRS RS memiliki fasilitas jaringan 0 4 6 17 8
12 134/35=3,83
yang memadai. (0,0) (11,4) (17,1) (48,6) (22,9)
SIMRS RS memiliki computer support 0 1 2 24 8
13 144/35=4,11
(hardware & software). (0,0) (2,9) (5,7) (68,6) (22,9)
Sumber: Data Primer Diolah, 2018.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa faktor menggunakan SIMRS sama sekali seperti unit rawat
organization sudah baik. Namun, indikator pernyataan jalan, kepegawaian, keuangan dan IPSRS”.
“dukungan unit kerja baik dalam pemanfaatan SIMRS“ Selain itu, menurut “persepsi responden dukungan
dan “dukungan pihak manajemen RS dalam pemanfaatan pihak manajemen RS terhadap SIMRS sebenarnya sudah
SIMRS” dirasa belum maksimal karena memiliki rata- cukup baik terbukti dengan pemenuhan kebutuhan
rata paling kecil. Berdasarkan persepsi responden sarana yang dibutuhkan SIMRS selalu dipenuhi. Namun,
“dukungan unit kerja dinilai belum maksimal dalam masih terdapat kekurangan dari segi pemanfaatan
pemanfaatan SIMRS karena dukungan terkait lingkup aplikasi SIMRS ini karena manajemen RS belum
RSUD Praya ada yang belum maksimal di beberapa unit, memantau secara terus menerus sehingga di unit-unit
seperti di unit Farmasi. Di unit farmasi ini belum tertentu masih tidak terkontrol dengan baik terkait
menggunakan SIMRS pada semua transaksi penjualan dengan pemanfaatan aplikasi sistem. Diharapkan
obat sehingga pendapatan, pengeluaran obat juga belum dukungan pihak menanjemen RS lebih tegas dalam
bisa dikontrol melalui SIMRS dengan baik, sedangkan pemanfaatan SIMRS tapi yang terjadi selama ini seolah-
beberapa unit telah menggunakan SIMRS seperti unit olah pihak manajemen RS membiarkan atau tidak
Laboratorium, Radiologi, Bank Darah, Bedah Sentral, memantau dan mengevaluasi terhadap unit-unit yang
dan Rawat Inap. Bahkan terdapat unit yang tidak menggunakan dan yang tidak menggunakan SIMRS”.
c. Faktor technology
Tabel 4. Faktor Technology Responden di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat
STS TS N S SS
No Indikator Mean
f(%) f(%) f(%) f(%) f(%)
SIMRS meningkatkan komunikasi 1 0 3 24 7
14 141/35=4,03
antar data. (2,9) (0,0) (8,6) (68,6) (20,0)

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 5, No. 3, Desember 2020 19

STS TS N S SS
No Indikator Mean
f(%) f(%) f(%) f(%) f(%)
SIMRS menghemat waktu dalam 1 0 2 22 10
15 145/35=4,14
menyajikan informasi. (2,9) (0,0) (5,7) (62,9) (28,6)
SIMRS mempercepat penyajian 1 1 4 18 11
16 142/35=4,06
infomasi tentang RS. (2,9) (2,9) (11,4) (51,4) (31,4)
SIMRS memiliki response time yang 1 4 6 16 8
17 131/35=3,74
baik. (2,9) (11,4) (17,1) (45,7) (22,9)
SIMRS menyediakan sistem keamanan 1 5 8 16 5
18 124/35=3,54
yang handal. (2,9) (14,3) (22,9) (45,7) (14,3)
1 4 8 14 8
19 SIMRS menyajikan data yang update. 129/35=3,69
(2,9) (11,4) (22,9) (40,0) (22,9)
SIMRS memiliki kelengkapan data 1 6 6 17 5
20 124/35=3,54
yang dibutuhkan. (2,9) (17,1) (17,1) (48,6) (14,3)
SIMRS memiliki berbagai fungsi 2 5 10 9 9
21 123/35=3,51
fasilitas yang lengkap. (5,7) (14,3) (28,6) (25,7) (25,7)
SIMRS memiliki kecepatan akses 1 6 9 11 8
22 124/35=3,54
tinggi. (2,9) (17,1) (25,7) (31,4) (22,9)
SIMRS menyediakan informasi- 1 2 5 23 4
23 132/35=3,77
informasi yang relevan. (2,9) (5,7) (14,3) (65,7) (11,4)
SIMRS menyediakan informasi yang 1 7 4 18 5
24 124/35=3,54
bermanfaat bagi lintas sektoral. (2,9) (20,0) (11,4) (51,4) (14,3)
Technology SIMRS menyediakan 2 5 5 15 8
25 127/35=3,63
informasi yang akurat. (5,7) (14,3) (14,3) (42,9) (22,9)
Isi informasi yang disajikan SIMRS 1 7 7 12 8
26 124/35=3,54
lengkap. (2,9) (20,0) (20,0) (34,3) (22,9)
1 4 3 19 8
27 SIMRS memiliki helpdesk support. 134/35=3,83
(2,9) (11,4) (8,6) (54,3) (22,9)
SIMRS memiliki user documentation 1 3 4 23 4
28 131/35=3,74
yang baik. (2,9) (8,6) (11,4) (65,7) (11,4)
Technology SIMRS mendukung 1 5 8 17 4
29 123/35=3,51
kebutuhan informasi. (2,9) (14,3) (22,9) (48,6) (11,4)
Sumber: Data Primer Diolah, 2018.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa pada menu-menu SIMRS belum dirasakan lengkap karena
faktor technology terdapat beberapa indikator yang masih belum terpenuhinya semua kebutuhan untuk
dinilai belum maksimal yaitu “SIMRS memiliki berbagai memproses data yang dibutuhkan pihak rumah sakit,
fungsi fasilitas yang lengkap” dan “Technology SIMRS seperti data kepegawaian, laporan keuangan, sistem
mendukung kebutuhan informasi” yang dibutuhkan remunerasi pegawai”.
karyawan maupun pengguna SIMRS karena memiliki Selain itu, menurut persepsi responden
rata-rata paling kecil. Berdasarkan persepsi responden, “Technology SIMRS belum maksimal mendukung
“SIMRS belum maksimal memiliki berbagai fungsi kebutuhan informasi. Teknologi SIMRS yang dimiliki
fasilitas yang lengkap, dari segi fungsi fasilitas atau masih belum ada pengembangan kearah yang lebih

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 5, No. 3, Desember 2020 20

canggih. SIMRS yang berjalan saat ini masih sebatas dihasilkan sistem informasi bagi pengambilan kebijakan
transaksi sederhana berupa billing system, dan transaksi manajemen di Rumah Sakit belum secara maksimal
penunjang lainnya. Pengembangan kearah yang lebih dimanfaatkan karena dalam tarap implementasinya
canggih seperti e-klaim BPJS yang terintegrasi SIMRS, masih banyak hambatan dan kekurangan sehingga belum
pendaftaran online pasien belum terlaksana”. dapat memberikan dukungan (support) bagi manager
Technology SIMRS mendukung kebutuhan informasi dalam proses pengambilan kebijakan manajemen.
berarti bahwa pemanfaatan (usefulness) informasi yang
d. Faktor Pengetahuan
Tabel 5. Pengetahuan Pengguna Responden di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat
STS TS N S SS
No Indikator Mean
f(%) f(%) f(%) f(%) f(%)

0 4 3 23 5
30 Saya paham teknologi komputer 134/35=3,83
(0,0) (11,4) (8,6) (65,7) (14,3)
2 4 1 22 6
31 Saya paham teknologi internet 131/35=3,74
(5,7) (11,4) (2,9) (62,9) (17,1)
1 9 3 16 6
32 Saya paham sistem dalam organisasi RS ini. 122/35=3,49
(2,9) (25,7) (8,6) (45,7) (17,1)
0 10 1 17 7
33 Saya paham tentang SIMRS 126/35=3,60
(0,0) (28,6) (2,9) (48,6) (20,0)
1 6 2 20 6
34 Saya mengetahui manfaat dari SIMRS 129/35=3,69
(2,9) (17,1) (5,7) (57,1) (17,1)
Saya mengetahui keuntungan bagi para 0 6 1 23 5
35 132/35=3,77
pengguna SIMRS (0,0) (17,1) (2,9) (65,7) (14,3)
0 6 1 22 6
36 Saya mengetahui keuntungan bagi RS. 133/35=3,80
(0,0) (17,1) (2,9) (62,9) (17,1)
Sumber: Data Primer Diolah, 2018.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa faktor Selain itu persepsi responden, “masih terdapat
pengetahuan pengguna sudah baik. Namun, terdapat pengguna yang belum paham terhadap SIMRS yang ada
beberapa indikator pernyataan yang dinilai belum di Rumah Sakit Praya. Evaluasi internal terhadap SIMRS
maksimal yaitu “Saya paham sistem dalam organisasi RS RSUD Praya belum pernah dilakukan sehingga
ini” dan “Saya paham tentang SIMRS” karena memiliki permasalahan SIMRS belum bisa diatasi. Apalagi
rata-rata paling kecil. Berdasarkan persepsi responden, karyawan di RSUD Praya tidak mempunyai kemampuan
“responden belum paham dalam sistem organisasi lebih jika terjadi kerusakan pada sistem SIMRS”. Oleh
SIMRS dalam menggunakaan SIMRS sehingga SIMRS karena ituu dibutuhkan karyawan rumah sakit yang
di RSUD Praya secara keseluruhan belum berjalan memiliki kemampuan khusus di bidang IT yang
secara sempurna dan terdapat beberapa unit di RSUD mempunyai tugas untuk melakukan peraatan dan
Praya yang belum memakai aplikasi SIMRS padahal perbaikan jika terdapat kerusakan pada SIMRS.
aplikasi di setiap ruangan sudah tersedia”.

e. Faktor Regulasi

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 5, No. 3, Desember 2020 21

Tabel 6. Regulasi Responden di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat
STS TS N S SS
No Indikator Mean
f(%) f(%) f(%) f(%) f(%)
SIMRS memiliki unit/ instalasi 3 2 2 19 9
37 134/35=3,83
tersendiri (8,6) (5,7) (5,7) (54,3) (25,7)
Instalasi SIMRS memiliki staf Analis 3 2 1 22 7
38 133/35=3,80
System (8,6) (5,7) (2,9) (62,9) (20,0)

Instalasi SIMRS memiliki staf 0 2 3 20 10


39 143/35=4,09
programer (0,0) (5,7) (8,6) (57,1) (28,6)
Instalasi SIMRS memiliki staf 1 4 3 20 7
40 133/35=3,80
hardware (2,9) (11,4) (8,6) (57,1) (20,0)
Instalasi SIMRS memiliki staf 0 6 1 23 5
41 132/35=3,77
maintanance jaringan (0,0) (17,1) (2,9) (65,7) (14,3)
Tatakelola SIMRS mengacu pada 1 8 2 20 4
42 123/35=3,51
Permenkes No.82 th 2013 (2,9) (22,9) (5,7) (57,1) (11,4)

43 SIMRS terintegrasi dengan BPJS 0 4 6 19 6 132/35=3,77


(0,0) (11,4) (17,1) (54,3) (17,1)

44 Ada SK Direktur tentang SIMRS 0 4 2 23 6 136/35=3,89


(0,0) (11,4) (5,7) (65,7) (17,1)
Ada Mou kerja sama dengan Pihak 1 4 2 19 9
45 136/35=3,89
pembuat/ pengembang SIMRS (2,9) (11,4) (5,7) (54,3) (25,7)
Ada keterlibatan pihak Rumah Sakit
46 dalam pembuatan/ pengembangan 0 4 2 19 10 140/35=4,00
SIMRS (0,0) (11,4) (5,7) (54,3) (28,6)
Dalam MoU apakah setelah pembuatan
2 8 1 18 6
47 SIMRS dilakukan pelatihan cara 123/35=3,51
(5,7) (22,9) (2,9) (51,4) (17,1)
penggunaan/ pengoperasian SIMRS

Pengembang SIMRS adalah Pembuat 2 5 2 20 6


48 128/35=3,66
SIMRS (5,7) (14,3) (5,7) (57,1) (17,1)

Sumber : Data Primer Diolah, 2018


Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa faktor Selain itu, dalam MoU setelah pembuatan SIMRS
regulasi sudah baik. Namun, terdapat beberapa indikator belum dilakukan pelatihan secara maksimal untuk cara
yang dinilai belum maksimal yaitu ”Tatakelola SIMRS penggunaan atau pengoperasian SIMRS. Cara
mengacu pada Permenkes No.82 th 2013” dan “Dalam penggunaan atau pengoprasian SIMRS setelah MoU
MoU apakah setelah pembuatan SIMRS dilakukan berakhir belum dilakukan, training hanya dilakukan
pelatihan cara penggunaan/ pengoperasian SIMRS” terhadap petugas yang baru memegang SIMRS atau
karena memiliki rata-rata paling kecil. Berdasarkan petugas administrator ruangan yang rolling ruangan
persepsi responden, “Tatakelola SIMRS belum tugas, itupun dilakukan oleh sesama petugas, sedangkan
sepenuhnya mengacu pada Permenkes No.82 th 2013 pelatihan oleh teknisi khusus belum dilakukan”.
karena tata kelola SIMRS masih dikelola oleh tenaga SIMRS dapat mendorong peningkatan efisiensi dan
yang ada di RSUD Praya belum memenuhi kriteria yang efektivitas pelayanan di rumah sakit seiring dengan
baik sehingga apabila terdapat trouble sistem belum bisa kelancaran arus informasi antara penyedia layanan
ditangani dengan cepat akibatnya pelayanan kepada dan pasien. Dalam jangka panjang, penggunaan
pasien bisa terganggu”. SIMRS diproyeksikan dapat menghemat biaya dan

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 5, No. 3, Desember 2020 22

menghindari pengulangan kegiatan administratif. pencatatan dan pelaporan semua kegiatan


Pentingnya sistem informasi di rumah sakit diperkuat penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk SIMRS5.
bahwa setiap rumah sakit wajib melakukan
f. Net Benefit SIMRS
Tabel 7. Net Benefit SIMRS Responden di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat

STS TS N S SS
No Indikator Mean
f(%) f(%) f(%) f(%) f(%)
0 3 2 21 9
49 SIMRS bermanfaat untuk pelayanan 141/35=4,03
(0,0) (8,6) (5,7) (60,0) (25,7)
SIMRS Menyajikan informasi yang 3 2 2 21 7
50 132/35=3,77
lengkap. (8,6) (5,7) (5,7) (60,0) (20,0)

Dengan SIMRS mudah berinteraksi 2 2 1 21 9


51 138/35=3,94
dengan unit2 lain (5,7) (5,7) (2,9) (60,0) (25,7)
2 2 1 22 8
52 SIMRS meningkatkan produktifitas. 137/35=3,91
(5,7) (5,7) (2,9) (62,9) (22,9)
1 2 4 21 7
53 SIMRS mudah dioperasikan. 136/35=3,89
(2,9) (5,7) (11,4) (60,0) (20,0)
3 1 1 20 10
54 SIMRS meningkatkan kinerja RS 138/35=3,94
(8,6) (2,9) (2,9) (57,1) (28,6)
2 2 1 20 10
55 SIMRS meningkatkan pelayanan RS 139/35=3,97
(5,7) (5,7) (2,9) (57,1) (28,6)
SIMRS meningkatkan kepuasan 2 7 1 18 7
56 126/35=3,60
pelanggan (5,7) (20,0) (2,9) (51,4) (20,0)
Sumber : Data Primer Diolah, 2018.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa faktor dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja karyawan.
net benefit sudah baik. Namun, terdapat beberapa Akibat dari penggunaan SIMRS yang tidak berjalan
indikator yang dinilai belum maksimal yaitu adanya sepenuhnya di semua unit ruangan di RSUD Praya, maka
“SIMRS meningkatkan kepuasan pelanggan” dan data dan informasi dari SIMRS RSUD Praya juga belum
“SIMRS menyajikan informasi yang lengkap” karena menyajikan data yang lengkap baik ditingkat user atau
memiliki rata-rata paling kecil. Berdasarkan persepsi pengguna maupun manajemen sehingga data dan
responden, “SIMRS belum mampu meningkatkan informasi belum bisa sepenuhnya dipakai untuk
kepuasan pelanggan karena beberapa pekerjaan masih pengambilan keputusan ditingkat manajemen RS”.
dilakukan secara manual. Beberapa unit di RSUD Praya Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
masih menggunakan sistem manual seperti di unit terdahulu yang menyatakan bahwa Net Benefit SIMRS di
Farmasi. Di unit Farmasi entry obat terkadang Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
menggunakan SIMRS tapi terkadang juga masih baik12. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil
menggunakan transaksi manual sehingga pemantauan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa Net Benefit
terhadap terapi obat dari pasien belum bisa sepenuhnya SIMRS di RSUD Arifin Achmad baik, tetapi juga masih
dilakukan”. Hal ini mengakibatkan pelayanan pasien RS perlu adanya peningkatan untuk beberapa indikator 13.
di RSUD Praya belum maksimal.
Selain itu, berdasarkan persepsi responden “SIMRS
belum menyajikan informasi yang lengkap sesuai yang
PEMBAHASAN

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 5, No. 3, Desember 2020 23

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa berpengaruh signifikan terhadap Net Benefit
faktor human, faktor organization, faktor SIMRS (p-value=0,000 < Level of Significant =
technology, pengetahuan pengguna, dan regulasi 0,05) yang disajikan pada tabel 8 berikut ini:
Tabel 8. Hasil Regresi Linier Berganda di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah
Variabel Unstandardized Standardized t-statistik Sig.
Coefficients B Coefficients Beta
Konstanta 0,779 1,985 0,057
X1 ; Human 0,352 0,319 2,099 0,045
X2; Organization 0,533 0,390 2,431 0,021
X3; Technology 0,503 ,460 2,870 0,008
X4;Pengetahuan 0,322 0,305 2,304 0,029
Pengguna
X5; Regulasi 0,515 0,429 2,317 0,028
R2 : 0,875
F-hitung : 40,594 Sig. 0,000.
N : 35
Sumber : Data Primer Diolah, 2018.
a. Pengaruh Faktor Human terhadap Net Benefit User satisfaction dapat dihubungakan dengan persepsi
Hasil uji regresi berganda pada tabel 8 memperoleh manfaat (usefulness) dan sikap pengguna terhadap sistem
kesimpulan bahwa faktor human berpengaruh terhadap informasi yang dipengaruhi oleh personal14. Pemahaman
net benefit. Persepsi responden terhadap SIMRS di dan kepedulian terhadap fungsi dan manfaat sistem
Rumah Sakit Praya menunjukkan tidak setuju, hal ini informasi sangat menentukan kualitas informasi yang
berarti bahwa SIMRS yang ada belum sesuai dengan dihasilkan oleh sebuah sistem karena bagaimanapun
keinginan dan fungsi SIMRS yang mudah digunakan, sistem komputer telah melakukan pengalihan pekerjaan
menarik dan dapat mendukung tugas-tugas sehari-hari manusia dalam proses pengolahan data, namun manusia
dalam meningkatkan kinerja pelayanan Rumah Sakit. mempunyai peranan penting sebagai unsur pengguna 15.
SIMRS hanya digunakan oleh beberapa bagian karena b. Pengaruh Faktor Organization terhadap Net
belum terintegrasinya dengan beberapa unit penting Benefit
Rumah Sakit. Selain itu belum adanya staf yang bertugas Hasil uji regresi berganda (tabel 8) diperoleh
secara khusus dalam SIMRS. kesimpulan bahwa faktor organization berpengaruh
Komponen manusia (human) menilai sistem terhadap net benefit. Penjelaskan staf medis yang aktif
informasi dari sisi penggunaan sistem (system use) menggunakan SIMRS merupakan salah satu faktor yang
pada frekuensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan mendorong adopsi sistem informasi16. Kekompakan staf,
sistem informasi. System use juga berhubungan dengan dukungan antar rekan kerja, penggunaan SIMRS secara
siapa yang mengunakan (who use it), tingkat teratur merupakan faktor pendorong penggunaan
penggunaannya (level of user), pelatihan, pengetahuan, SIMRS. Peranan SIMRS dapat memberikan manfaat,
harapan dan sikap menerima (acceptance) atau menolak keuntungan bagi para pengguna dan organisasi. Bagi
(resistance) sistem. Komponen ini juga menilai sistem organisasi, SIMRS mendukung visi dan misi organisasi,
dari aspek kepuasan pengguna (user satisfaction). dapat meningkatkan kinerja organisasi menjadi lebih
Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari efektif dan efisien dalam pelayanan terhadap
pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem masyarakat, meningkatkan komunikasi antar instalasi,
informasi dan dampak potensial dari sistem informasi.

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 5, No. 3, Desember 2020 24

serta meningkatkan kinerja organisasi dalam d. Pengaruh Faktor pengetahuan pengguna


menghadapi persaingan pelayanan kesehatan. terhadap Net Benefit
Organisasi adalah sekumpulan orang secara formal Dari hasil uji regresi berganda (tabel 8) diperoleh
beserta sumber-sumber yang tidak dapat dipisahkan kesimpulan bahwa faktor pengetahuan pengguna
untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan 17. berpengaruh terhadap net benefit. Pengetahuan juga
Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari uang, dapat didefinisikan sebagai kumpulan informasi yang
manusia, material, mesin, dan peralatan, data, informasi diperbarui yang didapat dari proses belajar selama hidup
dan kebijakan yang mengatur suatu organisasi. dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat
Organisasi dibedakan menjadi dua tipe antara lain penyesuaian diri baik terhadap diri sendiri atau
organisasi profit yaitu organisasi yang mempunyai lingkungannya19. Pengetahuan merupakan penginderaan
tujuan untuk memaksimalkan keuntungan bagi manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek
pemegang saham. Sedangkan organisasi non profit melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,
adalah organisasi yang bergerak di bidang sosial, dan lain sebagainya)6.
pendidikan, pelayanan umum dan pelayanan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi
pemerintah. melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga
c. Pengaruh Faktor Technology terhadap Net terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain
Benefit yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku
Dari hasil uji regresi berganda (tabel 8) didapatkan terbuka20.
kesimpulan bahwa faktor Technology berpengaruh e. Pengaruh Faktor Regulasi terhadap Net Benefit
terhadap net benefit. Hasil penelitian in sejalan dengan Dari hasil uji regresi berganda (tabel 8) didapatkan
penelitian terdahulu, tentang evaluasi penerapan sistem kesimpulan bahwa faktor regulasi berpengaruh terhadap
informasi manajemen kepegawaian (simpeg) di net benefit. Faktor regulasi dalam penelitian ini yaitu
pemerintah kota Bogor dan didapatkan bahwa teknologi peraturan terkait dengan pelaksanaan SIMRS meliputi:
yang mencakup kualitas sistem, kualitas informasi dan aturan pelaksanaan SIMRS yang mencakup unit,
kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan kualifikasi staf, aturan-aturan dan kerjasama dalam
pengguna, sedangkan kepuasan pengguna berpengaruh pelaksanaan SIMRS. Regulasi seringkali dikaitkan
terhadap net benefit (tingkat signifikasi α = 0,05) . 18
dengan suatu peraturan dalam kehidupan. Peran dan
Dukungan teknologi yang baik dapat memberikan fungsi pelayanan data dan informasi yang dilaksanakan
manfaat bagi organisasi dan bagi staf. Penggunaan oleh Rumah Sakit sebagai salah satu unit kerja pengelola
teknologi dalam pekerjaan bermanfaat bagi pengguna data dan Informasi dituntut untuk mampu melakukan
sendiri dan bagi Rumah Sakit. Kualitas sistem informasi berbagai penyesuaian dan perubahan (PMK No. 82
terdiri dari : accurate (informasi yang akurat), complete Tahun 2013).
(kelengkapan informasi), economical (relatif ekonomis), SIMRS di Rumah Sakit belum merupakan unit
flexible, reliable (dapat dipercaya), relevant (Saling tersendiri, melainkan masih bergabung dengan bagian
berhubungan), simple (singkat), timely (selalu tersedia lainnya yang ada di Rumah Sakit yaitu bagian struktural
setiap saat dibutuhkan), verifable (dapat diuji Rumah Sakit. Regulasi yang berlaku di Rumah Sakit
kebenarannya), accessible (mudah diakses) dan secure akan mempengaruhi penggunaan SIMRS dan kebijakan
(aman)17. yang diberlakukan oleh organisasi dalam penerapan
SIMRS. Sehingga regulasi pemerintah yang berlaku

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 5, No. 3, Desember 2020 25

berperan sebagai referensi bagi beberapa orang/staf yang b. Faktor organization yaitu dukungan unit kerja
hanya bertugas mengentri data, belum menjadi acuan dinilai belum baik dalam pemanfaatan SIMRS
bagi pimpinan dalam menerapkan dan mengembangkan dan dukungan pihak manajemen RS dalam
SIMRS di Rumah Sakit. pemanfaatan SIMRS belum maksimal. Menurut
SIMRS yang ada sekarang di Rumah Sakit selain pendapat responden terdapat beberapa unit di
belum didukung dengan regulasi juga belum didukung RSUD Praya yang tidak menggunakan SIMRS
dengan staf ahli dalam SIMRS sesuai dengan yang dengan maksimal dan terdapat unit yang tidak
tercantum pada PMK No. 82 tahun 2013 bahwa Rumah menggunakan SIMRS. Selain itu, masih terdapat
Sakit harus memiliki unit/instalasi informasi dan kekurangan dari segi pemanfaatan aplikasi
teknologi serta memiliki staf dengan kualifikasi staf SIMRS ini karena manajemen RS belum
analis sistem, staf programmer, staf hardware dan staff memantau secara terus menerus sehingga di unit-
maintanance jaringan. Pada saat ini staf yang bertugas unit tertentu masih tidak terkontrol dengan baik
dalam SIMRS merupakan lulusan komputer yang belum terkait dengan pemanfaatan aplikasi system.
memenuhi kualifikasi tersebut. Oleh karena itu, c. Faktor technology yaitu SIMRS memiliki
diperlukan penerimaan tenaga kontrak yang sesuai berbagai fungsi fasilitas yang belum lengkap, dan
dengan kualifikasi tersebut untuk meningkatkan kualitas technology SIMRS belum mendukung kebutuhan
SIMRS di RSUD Praya agar dapat dimanfaatkan dengan informasi yang dibutuhkan karyawan. Menurut
sebaik-baiknya oleh pihak terkait di Rumah Sakit. pendapat responden, dari segi fungsi fasilitas atau
menu-menu SIMRS belum dirasakan lengkap
KESIMPULAN karena masih belum terpenuhinya semua
1. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemanfaatan kebutuhan untuk memproses data yang
penerapan SIMRS di RSUD Praya Kabupaten dibutuhkan pihak rumah sakit, seperti data
Lombok Tengah masih belum seperti yang kepegawaian, laporan keuangan, system
diharapkan atau belum berjalan maksimal. Hal ini remunerasi pegawai. Selain itu, teknologi SIMRS
dibuktikan dengan indikator pada variabel yang nilai yang dimiliki RSUD Praya masih sebatas
rata-rata jawaban responden paling kecil: transaksi sederhana berupa billing system, serta
a. Faktor human yaitu Sistem informasi SIMRS transaksi penunjang lainnya.
yang diberikan belum berkualitas, dan SIMRS d. Faktor pengetahuan penggunan yaitu karyawan
belum mudah digunakan. Menurut pendapat masih belum paham sistem dalam organisasi RS
responden sistem informasi yang sedang berjalan dan karyawan belum paham tentang SIMRS.
belum sepenuhnya dirasa mudah karena masih Berdasarkan persepsi responden, responden
banyak entry data yang harus dilakukan oleh memiliki kesulitan dalam menggunakaan SIMRS
pengguna sistem sehingga waktu tunggu pasien sehingga SIMRS di RSUD Praya secara
lebih lama. SIMRS di RSUD Praya belum keseluruhan belum berjalan secara sempurna dan
dilakukan pengembangan secara terus-menerus terdapat beberapa unit di RSUD Praya yang
sehingga kualitas sistem informasi yang belum memakai aplikasi SIMRS padahal aplikasi
dirasakan belum sepenuhnya memenuhi dimasing-masing ruangan sudah tersedia. Selain
kebutuhan semua pihak pengguna sistem. itu, evaluasi internal terhadap SIMRS RSUD

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 5, No. 3, Desember 2020 26

Praya belum pernah dilakukan sehingga dan technology SIMRS, pengetahuan pengguna, dan
permasalahan SIMRS belum bisa diatasi. regulasi
e. Faktor regulasi yaitu Tata kelola SIMRS belum 3. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa faktor
sepenuhnya mengacu pada Permenkes No.82 th human, faktor organization, faktor technology,
2013, dan dalam MoU setelah pembuatan SIMRS pengetahuan pengguna, dan regulasi berpengaruh
dilakukan pelatihan cara penggunaan atau signifikan terhadap Net Benefit SIMRS, hal ini
pengoperasian SIMRS. Menurut persepsi dibuktikan dengan nilai (p signifikan <0,05). Besar
responden, tata kelola SIMRS masih dikelola oleh koefisien determinasi diperoleh R2 sebesar 87,5%,
tenaga yang ada di RSUD Praya belum memenuhi sedangkan sisanya sebesar 12,5% dijelaskan oleh
kriteria yang baik sehingga apabila terdapat faktor lain di luar model.
trouble sistem belum bisa ditangani dengan cepat
akibatnya pelayanan kepada pasien bisa
KEPUSTAKAAN
1. Depkes (2009) ‘Undang-Undang Republik Indonesia
terganggu. Selain itu, cara pengoprasian SIMRS Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit’, p. 1.
setelah MoU berakhir belum dilakukan, training doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
2. Rustiyanto, E. (2011) Sistem Informasi Manajemen
hanya dilakukan terhadap petugas yang baru Rumah Sakit yang Terintegrasi. Yogyakarta: Gosyen
memegang SIMRS atau petugas administrator Publising.
3. Raymond, Garrido TB., Jamiedon L., Liang L., & W. A.
ruangan yang rolling ruangan tugas, itupun
(2004) ‘Making the Business Case for Hospital
dilakukan oleh sesama petugas, sedangkan Information Systems-A Kaiser Permanente
pelatihan oleh teknisi khusus belum dilakukan. Investment Decision.’, Journal of Health Care
Finance., 31(2), p. 16–25.
f. Variabel net benefit yaitu adanya SIMRS belum 4. Tata, S. (2012) Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta:
mampu meningkatkan kepuasan pelanggan, Andi.
5. Srinivasan, D. (2013) Impact of Healthcare Informatics
karena beberapa pekerjaan masih dilakukan
on Quality of Patient Care and Health Services.
secara manual sehingga pelayanan pasien RS di Productivity Press.
RSUD Praya belum maksimal. Selain itu, SIMRS 6. Taufik, M. (2007). Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan
Dalam Bidang Keperawatan. Jakarta: CV. Infomedika.
belum menyajikan informasi yang lengkap sesuai 7. RSUD Praya (2016) ‘Profil Rumah Sakit Umum Daerah
yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja Praya’.
8. Jogiyanto (2005) Sistem Teknologi Informasi:
karyawan. Akibat dari penggunaan SIMRS yang
Pendekatan Terintegrasi Konsep Dasar, Teknologi,
tidak berjalan sepenuhnya di semua unit ruangan Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan.
di RSUD Praya, maka data dan informasi dari Yogyakarta: Andi.
9. Gujarati, Damodar N., dan Dawn C.P. 2009. Basic
SIMRS RSUD Praya juga belum menyajikan data Econometrics. Singapura: The McGraw-Hill
yang lengkap baik ditingkat user atau pengguna Companies Inc.
10. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).
maupun manajemen sehingga data dan informasi 2010. Data Mengenai Tingkat Pengetahuan
belum bisa sepenuhnya dipakai untuk Kesehatan Reproduksi di Jawa Tengah. Semarang :
PKBI.
pengambilan keputusan ditingkat manajemen
11. Notoatmodjo, S. (2010). Pendidikan dan Prilaku
Rumah Sakit. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
2. Variabel-variabel yang memiliki pengaruh terhadap 12. Supriyono (2016) ‘Evaluasi Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit Dengan Metode Hot Fit Di
net benefit sistem informasi manajemen rumah sakit Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi’.
di RSUD Praya adalah human, faktor organization, 13. Wahyuni dan Idria (2015) 'Evaluasi Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Menggunakan
Metode Unified Theory of Acceptance and Use of

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 5, No. 3, Desember 2020 27

Technology (UTAUT)'
14. Yusof, M. M., Kuljis, J., Papazafeiropoulou, A. and
Stergioulas, L. K. (2008) ‘An evaluation framework
for Health Information Systems: human,
organization and technology-fit factors (HOT-fit)’,
International Journal of Medical Informatics, 77(6),
pp. 386–398. doi: 10.1016/j.ijmedinf.2007.08.011.
15. McLeod, J. R. (2001) Management Information
System (Eighth Edition.). New Jersy: Prentice-Hall
International,Inc.
16. Yusof, M. M. (2015) ‘A case study evaluation of a
Critical Care Information System adoption using the
socio-technical and fit approach’, International
Journal of Medical Informatics. Elsevier Ireland Ltd,
84(7), pp. 486–499. doi:
10.1016/j.ijmedinf.2015.03.001.
17.Stair, R., & Reynolds, G. (2013) Principles of
Information Systems. Cengage Learning.
18. Kodarisman, R. and Nugroho, E. (2013) ‘Evaluasi
Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian ( SIMPEG ) di Pemerintah Kota Bogor’,
Jnteti, 2(2), pp. 24–32.
19.Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
20. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Pendidikan. Jakarta:
EGC.

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai