Anda di halaman 1dari 17

Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 4, No.

1, April 2019
1

Journal of Information Systems for Public Health Volume IV No. 1 April 2019 Halaman 1-15

Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah


Sakit (SIMRS) di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah
Nusa Tenggara Barat
Beny Binarto Budi Susilo 1, Khabib Mustofa2
1
Program Pascasarjana, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
2
Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat Dan Keperawatan,
Universitas Gadjah Mada
1
beny.binarto.b@mail.ugm.ac.id, 2Khabib@ugm.ac.id
ABSTRAK ABSTRACT
Latar belakang: Evaluasi menyeluruh untuk Background: Comprehensive evaluation to find out
mengetahui bagaimana penerapan sistem informasi how the application of hospital management
manajemen rumah sakit (SIMRS) di unit kerja rumah information
sakit. Penerapan sistem informasi SIMRS di rumah system (SIMRS) in the hospital working unit. The
sakit sangat penting untuk mencapai layanan
berkualitas. Sehingga rumah sakit perlu untuk
mengembangkan SIMRS dengan mempertimbangkan
faktor-faktor yang mempengaruhi dan manfaat Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat
penggunaan SIMRS. Tujuan: Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi SIMRS di Rumah Sakit umum
Daerah Praya Lombok Tengah NTB application of SIMRS information systems in hospitals
is very important to achieve quality services. So
Metode Penelitian: Jenis penelitian kuantitatif
hospitals need to develop SIMRS by considering the
pendekatan studi kasus dilakukan dengan
influencing factors and the benefits of using SIMRS.
menggunakan kerangka human, organization,
Objective: This study aims to evaluate SIMRS at the
technology–Fit (HOTfit). Jumlah sampel sebanyak 35
Regional General Hospital in Praya Central Lombok,
sampel yang diambil yaitu pengguna SIMRS. Analisis
NTB.
data dilakukan dengan uji regresi linier berganda.
Methods: This is quantitative research type by using
Hasil: Berdasarkan hasil olah data diperoleh nilai
case study approach using framework a human,
Sig.t < 0,05, maka disimpulkan bahwa secara parsial
organization, technology – Fit (HOT-fit). The number
ada pengaruh signifikan antara faktor human,
of samples is 35 samples taken, namely SIMRS users.
organization, technology, pengetahuan pengguna, dan
Data analysis was carried out by multiple linear
regulasi terhadap Net Benefit SIMRS. Hasil olah data
regression tests.
diperoleh nilai Sig.F < 0,05, artinya secara simultan
ada pengaruh signifikan antara faktor human, Results: Based on the results of the data obtained value
organization, technology, pengetahuan pengguna, dan of Sig.t <0.05, it is concluded that partially there is a
regulasi terhadap Net Benefit SIMRS. significant influence between human, organization,
technology, user knowledge, and regulation toward Net
Kesimpulan: Pemanfaatan penerapan SIMRS di RSUD
Benefit SIMRS. The results of data processing obtained
Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara
Sig.F <0.05, meaning that simultaneously there is a
Barat hasil evaluasinya belum berjalan dengan
significant influence between human, organization,
maksimal. Faktor human, organization, technology,
technology, user knowledge, and regulation toward Net
pengetahuan pengguna, dan regulasi berpengaruh
Benefit SIMRS.
signifikan secara parsial maupun simultan terhadap
Net Benefit SIMRS (p-value = 0,000 < Level of Conclusion: Utilization of the application of SIMRS in
Significant = 0,05). Praya Hospital Central Lombok Regency, West Nusa
Tenggara, the results of the evaluation have not run
optimally. Human, organization, technology, user
Kata kunci: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen
knowledge and regulation factors have a significant or
Rumah Sakit (SIMRS), HOT-fit Model, dan Net Benefit.
partial effect toward Net Benefit SIMRS (p-value =
0,000 <Level of Significant = 0.05).
Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 4, No. 1, April 2019 2

Keywords: Evaluation of Hospital Management hidung, telinga, dan lain sebagainya6. Tinggi
Information System (SIMRS), HOT-fit Model, and Net
rendahnya atau cukupnya tingkat pengetahuan
Benefit.
pengguna SIMRS dalam penelitian ini dipengaruhi
PENDAHULUAN oleh pengetahuan dan pemahamannya tentang
Pesatnya kemajuan di bidang teknologi informasi SIMRS, tingkat pendidikan yang dienyamnya,
mendorong terjadinya perubahan tatanan kehidupan. informasi dari media massa, lingkungan kerjanya.
Sistem teknologi informasi telah menjadi komponen Faktor lain yang dapat berdampak pada benefit
penting dalam keberhasilan suatu organisasi rumah SIMRS adalah regulasi. Regulasi dalam SIMRS
sakit sebagai suatu organisasi yang banyak sebagai peraturan yaitu cara untuk mengendalikan
berhubungan dengan informasi dituntut untuk manusia atau masyarakat dengan suatu aturan atau
mampu melakukan penyesuaian dan perubahan. pembatasan tertentu.
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan Pesatnya kemajuan teknologi di bidang informasi
yang kompleks, padat profesi dan padat modal. Rumah telah melahirkan perubahan tatanan kehidupan
sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kaitan
kesehatan perorangan secara paripurna . 1
ini, peran dan fungsi pelayanan data dan informasi yang
Penerapan sistem informasi di rumah sakit dilaksanakan oleh rumah sakit sebagai salah satu unit
diharapkan dapat mendorong rumah sakit untuk kerja pengelola data dan informasi dituntut untuk
melaksanakan kegiatan pelayanan dengan lebih mampu melakukan berbagai penyesuaian dan
produktif, cepat, mudah, akurat, terpadu, aman, dan perubahan (PMK No. 82 Tahun 2013). SIMRS dapat
efisien2. Bagi manajemen rurnah sakit, informasi yang dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data dan
diperoleh akan dijadikan landasan untuk membuat informasi dengan lebih produktif, transparan, tertib,
suatu keputusan atau menilai kinerja suatu bagian di cepat, mudah, akurat, terpadu, aman dan efisien,
rumah sakit yang biasa dikenal dengan Sistem khususnya membantu dalam memperlancar dan
Informasi Manajemen (SIM)3. mempermudah pembentukan kebijakan dalam
SIMRS yang digunakan di sebuah rumah sakit meningkatkan sistem pelayanan kesehatan khususnya
harus memberikan kemudahan dalam operasional dalam bidang penyelenggaraan Rumah Sakit di
serta harus dapat mengatasi kendala pelayanan pasien Indonesia.
yang ada di rumah sakit tersebut 4. SIMRS dapat Peraturan terkait penyelenggaraan sistem
mendorong peningkatan efisiensi dan efektivitas informasi yang berlaku antara lain Peraturan Menteri
pelayanan di rumah sakit seiring dengan kelancaran Kesehatan No. 1171 Tahun 2011 tentang SIMRS,
arus informasi antara penyedia layanan dan pasien 5. Peraturan Menteri Kesehatan No 82 tahun 2013
tentang
Pentingnya sistem informasi di rumah sakit diperkuat
SIMRS, Peraturan menteri Kesehatan No. 92 tahun
dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 44
2014 tentang Penyelenggaraan Komunikasi Data dalam
Tahun 2009 tentang rumah sakit yang menyatakan
Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi, dan
bahwa setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang
dan pelaporan semua kegiatan penyelenggaraan
Sistem Informasi Kesehatan. SIMRS dibutuhkan karena
rumah sakit dalam bentuk SIMRS.
perlunya informasi untuk memperoleh kepastian dalam
Faktor lain yang dapat berdampak pada benefit
mengambil keputusan dimana keputusan yang diambil
SIMRS adalah pengetahuan. Pengetahuan merupakan
harus cepat, akurat dan dapat dipercaya serta perlunya
penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 4, No. 1, April 2019 3

pengelolaan data yang sistematis untuk pengambilan Keberhasilan penggunaan sistem informasi tergantung
keputusan yang bersifat strategis . 2
dari penerimaan dan penggunaan oleh individu, yaitu
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti kaitannya dengan manfaat atau dampak langsung dari
terhadap pengguna SIMRS di RSUD Praya diketahui sistem informasi terhadap individu pemakai dalam
banyak terdapat keluhan atau masalah, misalnya tidak meningkatkan produktivitas organisasi8.
terdeteksinya jumlah obat pasien dari apotek melalui
SIMRS, selain itu pada rawat inap terjadi kesalahan
penginputan data manual dengan data di SIMRS
dengan jumlah kunjungan pasien berjumlah 50.720
METODE PENELITIAN
dalam kurun waktu tahun 2016. Jika tidak
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
menggunakan layanan SIMRS secara terpusat akan
ini adalah deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian
berdampak pada kualitas layanan yang tidak baik.
cross sectional menggunakan pendekatan survei yang
Selain itu server SIMRS sering terjadi gangguan yang
dilakukan menggunakan kerangka human,
berakibat pada terganggunya pelayanan di rumah sakit
organization, technology–Fit (HOT-fit). Penelitian ini
tersebut dan mengakibatkan beralihnya semua
dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
pencatatan ke sistem manual7.
Praya Kabupaten Lombok Tengah, dimana Rumah
Evaluasi terhadap penerapan SIMRS harus
Sakit ini telah menggunakan SIMRS sejak tahun 2013
dilakukan karena akan menilai atau mengukur
tetapi belum pernah dilakukan evaluasi Sistem
manfaat yang didapatkan dari penerapan SIMRS dan
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dalam
menemukan masalah-masalah potensial yang
mendukung untuk pengambilan keputusan. Teknik
sedang dihadapi oleh pengguna dan organisasi.
pengambilan sampel dilakukan dengan non probability
Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai acuan untuk
sampling yaitu dengan cara total sampling karena
memperbaiki atau menyempurnakan SIMRS dan
jumlah sampe kurang dari 100 dengan jumlah sampel
meminimalkan potensi masalah yang ada, sehingga
sebanyak 35 sampel yang diambil yaitu seluruh
SIMRS menjadi lebih baik, sempurna serta dapat
pegawai RSUD yang mengoperasikan SIMRS secara
mendukung visi, misi dan tujuan organisasi. Evaluasi
langsung.
terhadap penerapan SIMRS terkait dengan
Analisis data dilakukan dengan uji regresi linier
implementasi SIMRS di RSUD Praya yang masih ada
berganda dengan variabel independen yaitu human,
masalah salah satunya adalah penggunaan yang masih
organization, technology, pengetahuan pengguna,
rendah terhadap sistem informasi berkelanjutan.
regulasi dan variabel dependen adalah net benefit.
Menurut RSUD Praya pada instalasi Electronic Data
Selanjutnya, analisis uji F digunakan untuk mengetahui
Prosesing (EDP) menjelaskan, masih adanya staff
pengaruh variabel independen terhadap variabel
yang belum mengerti pemanfaatan SIMRS RSUD
dependen secara simultan9. Bila probabilitas F-statistk ≤
Praya, sehingga dalam mengaplikasikan sistem
0,05, maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara
tersebut banyak terjadi kesalahan seperti pada layanan
signifikan antara variabel independen terhadap variabel
registrasi dan billing system. Pada layanan ini sering
dependen secara simultan. Kemudian, analisis uji t
terjadi duplikasi data dan ketidakakuratan data pasien.
digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
Oleh karena itu, perlu diadakan suatu evaluasi
variabel independen terhadap variabel dependen secara
sistem SIMRS RSUD Praya. Evaluasi sistem menurut
individual (parsial) dengan asumsi bahwa variabel yang
persepsi pengguna sangat penting karena pengguna
lain tetap atau konstan9. Bila probabilitas t-statistk ≤ 0,05,
yang merasakan kebutuhan dan manfaat dari sistem.

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 4, No. 1, April 2019 4

maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara pengertian tentang suatu sifat atau ciri yang
signifikan antara variabel independen terhadap variabel membedakan antara laki-laki atau perempuan yang
dependen secara individual (parsial). secara biologis10.
Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa mayoritas
responden berpendidikan Diploma sebanyak 12
(34,3%) responden. Pendidikan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pengetahuan orang atau

HASIL 2.
1. 1. Karakteristik Responden 1. Karakteristik Responden
Tabel 1. Karateristik responden di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah
Frekuensi (n) Persentase (%)
Karakteristik Rincian
Umur (th) < 25 2 5,7
25-35 13 37,1
36-45 16 45,7
> 45 4 11,4
Jenis Kelamin Laki-laki 18 51,4
Perempuan 17 48,6
Pendidikan SMA/K 9 25,7
Diploma 12 34,3
S1 10 28,6
S2 4 11,4
Jabatan Staff 18 51,4
Kepala 9 25,7
Operator 6 17,1
Perawat 1 2,9
Farmasi 1 2,9
Masa Kerja (th) 1-5 3 8,6
6-10 15 42,9
> 10 17 48,6
SIMRS (th) <1 2 5,7
1-3 15 42,9
4-5 11 31,4
>5 7 20,0
Total 35 100,0
Sumber: Data Primer Diolah, 2018. keluarga dalam masyarakat. Pendidikan merupakan
Hasil karakteristik responden pada tabel 1 proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau
menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
3645 tahun sebanyak 16 (45,7%) responden. Hal ini melalui upaya pengajaran dan pelatihan11. Hasil
menunjukkan bahwa responden mayoritas berusia karakteristik responden menunjukkan bahwa mayoritas
dewasa akhir, sedangkan responden pasien mayoritas responden bekerja dengan jabatan staff sebanyak 18
berusia dewasa awal sampai dewasa akhir. Semakin (51,4%) responden dengan masa kerja mayoritas > 10
cukup umur, maka tingkat kematangan dan kekuatan tahun sebanyak 17 (48,6%) responden. Pekerjaan
seseorang akan lebih matang dalam berpikir, belajar, merupakan upaya untuk memperoleh uang dalam
dan bekerja. Hasil karakteristik responden rangka memenuhi kebutuhan hidup dan mendapatkan
menunjukkan bahwa mayoritas laki-laki sebanyak 18 tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan. Banyak
(51,4%) responden. Jenis kelamin ini memberi anggapan bahwa status pekerjaan seseorang yang
Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat
Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 4, No. 1, April 2019 5

tinggi, maka semakin mampu dalam memenuhi sistem informasi yang dirasakan belum sepenuhnya
kebutuhan hidup seharisehari. Mayoritas lama memenuhi
responden menggunakan SIMRS 1-3 tahun sebanyak 15 kebutuhan semua pihak pengguna sistem”. Penerapan
(42,9%) responden. Hal ini menunjukkan bahwa sistem informasi di rumah sakit diharapkan dapat
sebagian besar responden sudah familiar dengan mendorong rumah sakit untuk melaksanakan kegiatan
SIMRS. pelayanan dengan lebih produktif, cepat, mudah,
akurat, terpadu, aman, dan efisien2.
Selain itu, menurut persepsi responden SIMRS
belum mudah digunakan karena responden belum
mampu menggunakan SIMRS dengan maksimal
1. 2. Penerapan SIMRS
a. Faktor Human
Tabel 2. Faktor Human Responden di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat
STS TS N S SS
No Indikator Mean
f (%) f (%) f (%) f (%)
1
(2 ,9)

f (%)
SIMRS mudah digunakan 3 6 20 5 130/35= 3,71
1
(8,6) (17,1) (57,1) (14,3)
SIMRS dapat membuat pegawai2 2 4 21 6 132/35= 3,77
2
berinteraksi dengan fleksibel (5,7) (5,7) (11,4) (60,0) (17,1)
SIMRS memudahkan pekerjaan 1 1 5 21 7 137/35= 3,91
3 sehari-hari (2,9) (2,9) (14,3) (60,0) (20,0)
SIMRS mendukung tugas-tugas dalam 2 2 2 23 6 134/35= 3,83
4 membangun kinerja individu (5,7) (5,7) (5,7) (65,7) (17,1)
SIMRS membantu dalam proses 2 3 4 18 8 132/35= 3,77
5 pengambilan keputusan. (5,7) (8,6) (11,4) (51,4) (22,9)
Sistem informasi SIMRS yang diberikan 2 2 6 20 5 129/35= 3,69
6
berkualitas. (5,7) (5,7) (17,1) (57,1) (14,3)
Sumber: Data Primer Diolah, 2018. sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk
Hasil analisis menunjukkan bahwa indikator memasukkan data pasien baru yang menyebabkan
human yang memiliki nilai rata-rata paling kecil pada pelayanan pasien dirasa belum optimal. Salah satu
indikator pernyataan nomor enam dan nomor satu responden menambahkan bahwa “SIMRS yang
yaitu Sistem informasi SIMRS yang diberikan belum diberikan belum sepenuhnya dirasakan
berkualitas dan SIMRS mudah digunakan. kemudahannya karena masih banyak entry data yang
Berdasarkan persepsi responden SIMRS yang harus dilakukan oleh pengguna sistem. Contohnya pada
diberikan dirasa belum berkualitas dalam penggunaan saat pendaftaran pasien baru, harus diinput data sosial
SIMRS. Hal ini didukung dengan “SIMRS yang ada di pasien, jenis pembayaran pasien (Umum, BPJS,
RSUD Praya dibangun dengan prinsip pengembangan JAMPERSAL, Inhealth atau jenis pembiayaan lainnya)
sistem tapi pengembangan belum dilakukan secara sehingga respon time atau waktu tunggu pasien lebih
terus menerus selama kontrak MoU berlangsung. lama”. SIMRS yang digunakan di sebuah rumah sakit
Pengembangan sistem dilakukan berdasarkan masukan harus memberikan kemudahan dalam operasional serta
atau kebutuhan pengguna (user) sehingga kualitas

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 4, No. 1, April 2019 6

harus dapat mengatasi kendala pelayanan pasien yang responden yang menjawab sangat tidak setuju dengan
ada di rumah sakit tersebut .
4
pernyatan pada faktor human.
Oleh karena itu, SIMRS dari segi human masih
perlu ditingkatkan. Sebagian besar hasil persentase Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa faktor

menunjukkan jika dilihat dari factor Human, persepsi organization sudah baik. Namun, indikator pernyataan

SIMRS mudah digunakan, mampu membuat pegawai “dukungan unit kerja baik dalam pemanfaatan SIMRS“

berinteraksi dengan fleksibel, memudahkan pekerjaan dan “dukungan pihak manajemen RS dalam

sehari-hari, mendukung tugas dalam membangun pemanfaatan SIMRS” dirasa belum maksimal karena

kinerja individu, membantu mengambil keputusan, dan memiliki rata-rata paling kecil. Berdasarkan persepsi

sistem yang berkualitas menjawab setuju dengan responden “dukungan unit kerja dinilai belum

pernyataan tersebut. Walaupun demikian juga ada maksimal dalam pemanfaatan SIMRS karena dukungan
terkait lingkup RSUD Praya ada yang belum maksimal
b. Faktor Organization
Tabel 3. Faktor Organization Responden di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat

STS TS N S SS
No Indikator Mean
f(%) f(%) f(%) f(%) f(%)
Dukungan pihak manajemen RS dalam 5 0 5 18 (14,3)
7 pemanfaatan SIMRS baik. (14,3)
7 132/35= 3,77
(51,4) (0,0) (20,0)
Dukungan unit kerja baik dalam 1 4 4 23 3
128/35= 3,66
8 (8,6)
pemanfaatan SIMRS. (2,9) (11,4) (11,4) (65,7)
0 5 2 23 5
9 Unit kerja
mendukung
penggunaan
SIMRS.

133/35= 3,80
(0,0) (14,3) (5,7) (65,7) (14,3)
0 5 1 24 5
10 Memiliki
dukungan
teknis.

134/35=3,83
(0,0) (14,3) (2,9) (68,6) (14,3)
Pihak manajemen RS melakukan pelatihan 0 3 5 16 11
11 140/35=4,00
terkait dengan
SIMRS.
(0,0)
(8,6)
(14,3)
(45,7)
(31,4)
SIMRS RS memiliki fasilitas jaringan yang 0 4 6 17 8
12 134/35=3,83
memadai.
(0,0)
(11,4)
(17,1)
(48,6)
(22,9)
SIMRS RS memiliki computer support 0 1 2 24 8
Jurnal13Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat 144/35=4,11
(hardware & software). (0,0) (2,9) (5,7) (68,6) (22,9)

Sumber: Data Primer Diolah, 2018.


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 4, No. 1, April 2019 7

di beberapa unit, seperti di unit Farmasi. Di unit farmasi sudah cukup baik terbukti dengan pemenuhan
ini belum menggunakan SIMRS pada semua transaksi kebutuhan sarana yang dibutuhkan SIMRS selalu
penjualan obat sehingga pendapatan, pengeluaran obat dipenuhi. Namun, masih terdapat kekurangan dari segi
juga belum bisa dikontrol melalui SIMRS dengan baik, pemanfaatan aplikasi SIMRS ini karena manajemen RS
sedangkan beberapa unit telah menggunakan SIMRS belum memantau secara terus menerus sehingga di
seperti unit Laboratorium, Radiologi, Bank Darah, unitunit tertentu masih tidak terkontrol dengan baik
Bedah Sentral, dan Rawat Inap. Bahkan terdapat unit terkait dengan pemanfaatan aplikasi sistem. Diharapkan
yang tidak menggunakan SIMRS sama sekali seperti dukungan pihak menanjemen RS lebih tegas dalam
unit rawat jalan, kepegawaian, keuangan dan IPSRS”. pemanfaatan SIMRS tapi yang terjadi selama ini
Selain itu, menurut “persepsi responden dukungan seolaholah pihak manajemen RS membiarkan atau tidak
pihak manajemen RS terhadap SIMRS sebenarnya memantau dan mengevaluasi terhadap unit-unit yang
menggunakan dan yang tidak menggunakan SIMRS”.
c. Faktor technology
Tabel 4. Faktor Technology Responden di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat
STS TS N S SS
No Indikator Mean
f(%) f(%) f(%) f(%) f(%)
1 24
(2,9)

SIMRS meningkatkan komunikasi 0 3 7


14 141/35=4,03
STS TS N S SS
No Indikator Mean
f(%) f(%) f(%) f(%) f(%)
1 22
(2,9)
antar data.
(0,0) (8,6)
(68,6) (20,0)
SIMRS menghemat waktu dalam 0 2 10
15 145/35=4,14
menyajikan
informasi.
(0,0) (5,7)
(62,9) (28,6)
SIMRS mempercepat penyajian 1 1 4 18 11
16 142/35=4,06
infomasi
tentang RS.
(2,9) (2,9)
(11,4) (51,4)
(31,4)
SIMRS memiliki response time yang 1 4 6 16 8
17 131/35=3,74
baik. (2,9)
(11,4) (17,1)
(45,7) (22,9)
SIMRS menyediakan sistem keamanan 1 5 8 16 5
18 124/35=3,54
yang
Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat
Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 4, No. 1, April 2019 8

handal. (2,9)
(14,3) (22,9)
(45,7) (14,3)
1 4 8 14 8
19 SIMRS
menyajikan
data yang
update.

129/35=3,69
(2,9) (11,4) (22,9) (40,0) (22,9)
SIMRS memiliki kelengkapan data 1 6 6 17 5
20 124/35=3,54
yang
dibutuhkan.
(2,9) (17,1)
(17,1) (48,6)
(14,3)
SIMRS memiliki berbagai fungsi 2 5 10 9 9
21 123/35=3,51
fasilitas
yang
lengkap.
(5,7) (14,3)
(28,6) (25,7)
(25,7)
SIMRS memiliki kecepatan akses 1 6 9 11 8
22 124/35=3,54
tinggi. (2,9)
(17,1) (25,7)
(31,4) (22,9)
SIMRS menyediakan informasi- 1 2 5 23 4
23 132/35=3,77
informasi
yang
relevan.
(2,9) (5,7)
(14,3) (65,7)
(11,4)
SIMRS menyediakan informasi yang 1 7 4 18 5
24 124/35=3,54
bermanfaat bagi lintas sektoral. (2,9) (20,0) (11,4) (51,4) (14,3)
Technology SIMRS menyediakan 2 5 5 15 8
25 127/35=3,63
informasi
yang akurat.
(5,7) (14,3)
(14,3) (42,9)
(22,9)
Isi informasi yang disajikan SIMRS 1 7 7 12 8
26 124/35=3,54
lengkap.
(2,9) (20,0)
(20,0) (34,3)
(22,9)
1 4 3 19 8
27 SIMRS
memiliki

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 4, No. 1, April 2019 9

helpdesk
support.

134/35=3,83
(2,9) (11,4) (8,6) (54,3) (22,9)
SIMRS memiliki user documentation 1 3 4 23 4
28 131/35=3,74
yang baik.
(2,9) (8,6)
(11,4) (65,7)
(11,4)
Technology SIMRS mendukung 1 5 8 17 4
29 123/35=3,51
kebutuhan
informasi.
(2,9) (14,3)
(22,9) (48,6)
(11,4)

Sumber: Data Primer Diolah, 2018.


Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa pada dihasilkan sistem informasi bagi pengambilan
faktor technology terdapat beberapa indikator yang kebijakan manajemen di Rumah Sakit belum secara
dinilai belum maksimal yaitu “SIMRS memiliki maksimal dimanfaatkan karena dalam tarap
berbagai fungsi fasilitas yang lengkap” dan implementasinya masih banyak hambatan dan
“Technology SIMRS mendukung kebutuhan kekurangan sehingga belum dapat memberikan
informasi” yang dibutuhkan karyawan maupun dukungan (support) bagi manager dalam proses
pengguna SIMRS karena memiliki rata-rata paling pengambilan kebijakan manajemen.
d. Faktor Pengetahuan
Tabel 5. Pengetahuan Pengguna Responden di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat
STS TS N S SS
No Indikator Mean

f(%) f(%) f(%) f(%) f(%)

0 4 3 23 5
30 Saya paham teknologi komputer 134/35=3,83
(0,0) (11,4) (8,6) (65,7) (14,3)
2 4 1 22 6
31 Saya paham teknologi internet 131/35=3,74
(5,7) (11,4) (2,9) (62,9) (17,1)
1 9 3 16 6
32 Saya paham sistem dalam organisasi RS ini. (2,9) (25,7) (8,6) (45,7) (17,1) 122/35=3,49

0 10 1 17 7
33 Saya paham tentang SIMRS 126/35=3,60
(0,0) (28,6) (2,9) (48,6) (20,0)
1 6 2 20 6
34 Saya mengetahui manfaat dari SIMRS 129/35=3,69
(2,9) (17,1) (5,7) (57,1) (17,1)
Saya mengetahui keuntungan bagi para 0 6 1 23 5
35 pengguna SIMRS (0,0) (17,1) (2,9) (65,7) (14,3) 132/35=3,77

0 6 1 22 6
36 Saya mengetahui keuntungan bagi RS. 133/35=3,80
(0,0) (17,1) (2,9) (62,9) (17,1)

Selain itu, menurut persepsi responden


“Technology SIMRS belum maksimal mendukung
kebutuhan informasi. Teknologi SIMRS yang dimiliki
masih belum ada pengembangan kearah yang lebih
canggih. SIMRS yang berjalan saat ini masih sebatas
Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat
Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 4, No. 1, April 2019 10

Sumber: Data Primer Diolah, 2018.


Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa faktor
pengetahuan pengguna sudah baik. Namun, terdapat
beberapa indikator pernyataan yang dinilai belum
maksimal yaitu “Saya paham sistem dalam organisasi
RS ini” dan “Saya paham tentang SIMRS” karena
memiliki rata-rata paling kecil. Berdasarkan persepsi
responden, “responden belum paham dalam sistem
organisasi SIMRS dalam menggunakaan SIMRS
sehingga SIMRS di RSUD Praya secara keseluruhan
belum berjalan secara sempurna dan terdapat beberapa
unit di RSUD Praya yang belum memakai aplikasi
SIMRS padahal aplikasi di setiap ruangan sudah
tersedia”.

Selain itu persepsi responden, “masih terdapat


pengguna yang belum paham terhadap SIMRS yang
ada di Rumah Sakit Praya. Evaluasi internal terhadap
SIMRS RSUD Praya belum pernah dilakukan
sehingga permasalahan SIMRS belum bisa diatasi.
Apalagi karyawan di RSUD Praya tidak mempunyai
kemampuan lebih jika terjadi kerusakan pada sistem
SIMRS”. Oleh karena ituu dibutuhkan karyawan
rumah sakit yang memiliki kemampuan khusus di
bidang IT yang mempunyai tugas untuk melakukan
peraatan dan perbaikan jika terdapat kerusakan pada
SIMRS.

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


e. Faktor Regulasi
Tabel 6. Regulasi Responden di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat

Journal of Information Systems for Public Health,STS TS 1, AprilN2019


Vol. 4, No. S SS 11
No Indikator Mean
f(%) f(%) f(%) f(%) f(%)
3 19
(8,6)

SIMRS memiliki unit/ instalasi 2 2 9


37 134/35=3,83
tersendiri (5,7)
(5,7) (54,3)
(25,7)
Instalasi SIMRS memiliki staf Analis 3 2 1 22 7
38 133/35=3,80
System (8,6) (5,7) (2,9) (62,9) (20,0)

Instalasi SIMRS memiliki staf 0 2 3 20 10


39 143/35=4,09
programer
(0,0)
(5,7)
(8,6)
(57,1)
(28,6)
Instalasi

SIMRS

memiliki
staf
1
4
3
20
7
40 133/35=3,80
hardware
(2,9)
(11,4)
(8,6)
(57,1)
(20,0)
Instalasi

SIMRS

memiliki
staf
0
6
1
23
5
41 132/35=3,77
maintanance
jaringan
(0,0)
(17,1)
(2,9)
(65,7)
(14,3)
Tatakelola

SIMRS

mengacu
pada
1
8
2
Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat 20
4
42 123/35=3,51
Permenkes No.82 th 2013 (2,9) (22,9) (5,7) (57,1) (11,4)
Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 4, No. 1, April 2019 12

Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa faktor penggunaan atau pengoperasian SIMRS. Cara
regulasi sudah baik. Namun, terdapat beberapa penggunaan atau pengoprasian SIMRS setelah MoU
indikator yang dinilai belum maksimal yaitu berakhir belum dilakukan, training hanya dilakukan
”Tatakelola SIMRS mengacu pada Permenkes No.82 terhadap petugas yang baru memegang SIMRS atau
th petugas administrator ruangan yang rolling ruangan
2013” dan “Dalam MoU apakah setelah pembuatan tugas, itupun dilakukan oleh sesama petugas,
SIMRS dilakukan pelatihan cara penggunaan/ sedangkan pelatihan oleh teknisi khusus belum
pengoperasian SIMRS” karena memiliki rata-rata dilakukan”.
paling kecil. Berdasarkan persepsi responden, SIMRS dapat mendorong peningkatan efisiensi
“Tatakelola SIMRS belum sepenuhnya mengacu pada kelancaran arus informasi antara penyedia layanan
Permenkes No.82 th 2013 karena tata kelola SIMRS dan pasien. Dalam jangka panjang, penggunaan
masih dikelola oleh tenaga yang ada di RSUD Praya SIMRS diproyeksikan dapat menghemat biaya dan
belum memenuhi kriteria yang baik sehingga apabila menghindari pengulangan kegiatan administratif.
terdapat trouble sistem belum bisa ditangani dengan Pentingnya sistem informasi di rumah sakit diperkuat
cepat akibatnya pelayanan kepada pasien bisa bahwa setiap rumah sakit wajib melakukan
terganggu”. pencatatan dan pelaporan semua kegiatan
Selain itu, dalam MoU setelah pembuatan SIMRS penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk SIMRS5.
belum dilakukan pelatihan secara maksimal untuk cara
Sumber : Data Primer Diolah, 2018. “SIMRS meningkatkan kepuasan pelanggan” dan
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa faktor “SIMRS menyajikan informasi yang lengkap” karena
net benefit sudah baik. Namun, terdapat beberapa memiliki rata-rata paling kecil. Berdasarkan persepsi
indikator yang dinilai belum maksimal yaitu adanya responden, “SIMRS belum mampu meningkatkan

f. Net Benefit SIMRS


Tabel 7. Net Benefit SIMRS Responden di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat

STS TS N S SS
No Indikator Mean
f(%) f(%) f(%) f(%) f(%)
0 21
(0,0)
dan efektivitas pelayanan di rumah sakit seiring dengan

3 2 9
49 SIMRS bermanfaat untuk pelayanan 141/35=4,03
(8,6) (5,7) (60,0) (25,7)
SIMRS Menyajikan informasi yang 3 2 2 21 7
50 132/35=3,77 lengkap. (8,6) (5,7) (5,7) (60,0) (20,0)

9
51 Dengan SIMRS mudah berinteraksi 2 2 1 21 138/35=3,94 dengan unit2 lain (5,7) (5,7) (2,9) (60,0) (25,7)
2 2 1 22 8
52 SIMRS meningkatkan produktifitas. 137/35=3,91
(5,7) (5,7) (2,9) (62,9) (22,9)
7
53 SIMRS mudah dioperasikan. 1 2 4 21 136/35=3,89
(2,9) (5,7) (11,4) (60,0) (20,0)
10
54 SIMRS meningkatkan kinerja RS 3 1 1 20 138/35=3,94
(8,6) (2,9) (2,9) (57,1) (28,6)
2 2 1 20 10
Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat
55 SIMRS meningkatkan pelayanan RS (5,7) (5,7) (2,9) (57,1) (28,6) 139/35=3,97

SIMRS meningkatkan kepuasan 2 7 1 18 7


56 126/35=3,60 pelanggan (5,7) (20,0) (2,9) (51,4) (20,0)
Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 4, No. 1, April 2019 13

kepuasan pelanggan karena beberapa pekerjaan masih dipakai untuk pengambilan keputusan ditingkat
dilakukan secara manual. Beberapa unit di RSUD manajemen RS”.
Praya masih menggunakan sistem manual seperti di Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
unit Farmasi. Di unit Farmasi entry obat terkadang terdahulu yang menyatakan bahwa Net Benefit SIMRS
menggunakan SIMRS tapi terkadang juga masih di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
menggunakan transaksi manual sehingga pemantauan baik12. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil
terhadap terapi obat dari pasien belum bisa penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa Net
sepenuhnya dilakukan”. Hal ini mengakibatkan Benefit SIMRS di RSUD Arifin Achmad baik, tetapi
pelayanan pasien RS di RSUD Praya belum maksimal. juga masih perlu adanya peningkatan untuk beberapa
Selain itu, berdasarkan persepsi responden indikator13.
“SIMRS belum menyajikan informasi yang lengkap
sesuai yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa faktor
karyawan. Akibat dari penggunaan SIMRS yang tidak
human, faktor organization, faktor technology,
berjalan sepenuhnya di semua unit ruangan di RSUD
pengetahuan pengguna, dan regulasi berpengaruh
Praya, maka data dan informasi dari SIMRS RSUD
signifikan terhadap Net Benefit SIMRS (p-
Praya juga belum menyajikan data yang lengkap baik
value=0,000
ditingkat user atau pengguna maupun manajemen
sehingga data dan informasi belum bisa sepenuhnya < Level of Significant = 0,05) yang disajikan pada
tabel 8 berikut ini:
Sumber : Data Primer Diolah, 2018. Komponen manusia (human) menilai
a. Pengaruh Faktor Human terhadap Net Benefit sistem informasi dari sisi penggunaan sistem
Hasil uji regresi berganda pada tabel 8 (system use) pada frekuensi dan luasnya fungsi dan
memperoleh kesimpulan bahwa faktor human penyelidikan sistem informasi. System use juga
berpengaruh terhadap net benefit. Persepsi responden berhubungan dengan siapa yang mengunakan (who
terhadap SIMRS di Rumah Sakit Praya menunjukkan use it), tingkat penggunaannya (level of user),
tidak setuju, hal ini berarti bahwa SIMRS yang pelatihan, pengetahuan, harapan dan sikap menerima
ada belum sesuai dengan keinginan dan fungsi (acceptance) atau menolak (resistance) sistem.
SIMRS yang mudah digunakan, menarik dan dapat Komponen ini juga menilai sistem dari aspek
mendukung tugas-tugas sehari-hari dalam kepuasan pengguna (user satisfaction). Kepuasan
meningkatkan kinerja pelayanan Rumah Sakit. pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari
PEMBAHASAN
SIMRS hanya digunakan oleh beberapa bagian pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem
karena belum terintegrasinya dengan beberapa unit informasi dan dampak potensial dari sistem
penting Rumah Sakit. Selain itu belum adanya staf informasi.
yang bertugas secara khusus dalam SIMRS.
Tabel 8. Hasil Regresi Linier Berganda di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah
Variabel Unstandardized Standardized t-statistik Sig.
Coefficients B Coefficients Beta
Konstanta 0,779 1,985 0,057
X1 ; Human 0,352 0,319 2,099 0,045
X2; Organization 0,533 0,390 2,431 0,021
X3; Technology 0,503 ,460 2,870 0,008
X4;Pengetahuan 0,322 0,305 2,304 0,029
Pengguna
Jurnal Sistem Informasi
X5;Kesehatan
Regulasi Masyarakat
0,515 0,429 2,317 0,028
R2 : 0,875
F-hitung : 40,594 Sig. 0,000.
N : 35
Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 4, No. 1, April 2019 14

User satisfaction dapat dihubungakan dengan persepsi c. Pengaruh Faktor Technology terhadap Net
manfaat (usefulness) dan sikap pengguna terhadap Benefit
sistem informasi yang dipengaruhi oleh personal 14. Dari hasil uji regresi berganda (tabel 8)
Pemahaman dan kepedulian terhadap fungsi dan didapatkan kesimpulan bahwa faktor Technology
manfaat sistem informasi sangat menentukan kualitas berpengaruh terhadap net benefit. Hasil penelitian in
informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem karena sejalan dengan penelitian terdahulu, tentang evaluasi
bagaimanapun sistem komputer telah melakukan penerapan sistem informasi manajemen kepegawaian
pengalihan pekerjaan manusia dalam proses (simpeg) di pemerintah kota Bogor dan didapatkan
pengolahan data, namun manusia mempunyai peranan bahwa teknologi yang mencakup kualitas sistem,
penting sebagai unsur pengguna15. kualitas informasi dan kualitas layanan berpengaruh
b. Pengaruh Faktor Organization terhadap Net terhadap kepuasan pengguna, sedangkan kepuasan
Benefit pengguna berpengaruh terhadap net benefit (tingkat
Hasil uji regresi berganda (tabel 8) diperoleh signifikasi α = 0,05) .
18

kesimpulan bahwa faktor organization berpengaruh Dukungan teknologi yang baik dapat
terhadap net benefit. Penjelaskan staf medis yang aktif memberikan manfaat bagi organisasi dan bagi staf.
menggunakan SIMRS merupakan salah satu faktor Penggunaan teknologi dalam pekerjaan bermanfaat
yang mendorong adopsi sistem informasi16. bagi pengguna sendiri dan bagi Rumah Sakit. Kualitas
Kekompakan staf, dukungan antar rekan kerja, sistem informasi terdiri dari : accurate (informasi
penggunaan SIMRS secara teratur merupakan faktor yang akurat), complete (kelengkapan informasi),
pendorong penggunaan SIMRS. Peranan SIMRS dapat economical (relatif ekonomis), flexible, reliable
memberikan manfaat, keuntungan bagi para pengguna (dapat dipercaya), relevant (Saling berhubungan),
dan organisasi. Bagi organisasi, SIMRS mendukung simple (singkat), timely (selalu tersedia setiap saat
visi dan misi organisasi, dapat meningkatkan kinerja dibutuhkan), verifable (dapat diuji kebenarannya),
organisasi menjadi lebih efektif dan efisien accessible (mudah diakses) dan secure (aman)17.
dalam pelayanan terhadap masyarakat, meningkatkan d. Pengaruh Faktor pengetahuan pengguna
komunikasi antar instalasi, serta meningkatkan kinerja terhadap Net Benefit
organisasi dalam menghadapi persaingan pelayanan Dari hasil uji regresi berganda (tabel 8) diperoleh
kesehatan. kesimpulan bahwa faktor pengetahuan pengguna
Organisasi adalah sekumpulan orang secara berpengaruh terhadap net benefit. Pengetahuan juga
formal beserta sumber-sumber yang tidak dapat dapat didefinisikan sebagai kumpulan informasi yang
dipisahkan untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa diperbarui yang didapat dari proses belajar selama
tujuan17. Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai
dari uang, manusia, material, mesin, dan peralatan, alat penyesuaian diri baik terhadap diri sendiri atau
data, informasi dan kebijakan yang mengatur suatu lingkungannya19. Pengetahuan merupakan
organisasi. Organisasi dibedakan menjadi dua tipe penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
antara lain organisasi profit yaitu organisasi yang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
mempunyai tujuan untuk memaksimalkan keuntungan hidung, telinga, dan lain sebagainya)6.
bagi pemegang saham. Sedangkan organisasi non Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang
profit adalah organisasi yang bergerak di bidang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan
sosial, pendidikan, pelayanan umum dan pelayanan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan
pemerintah.

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 4, No. 1, April 2019 15

merupakan domain yang sangat penting untuk kualitas SIMRS di RSUD Praya agar dapat
terbentuknya perilaku terbuka . 20
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pihak terkait
e. Pengaruh Faktor Regulasi terhadap Net Benefit di Rumah
Dari hasil uji regresi berganda (tabel 8) Sakit.
didapatkan kesimpulan bahwa faktor regulasi
berpengaruh terhadap net benefit. Faktor regulasi dalam KESIMPULAN
penelitian ini yaitu peraturan terkait dengan 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemanfaatan

pelaksanaan SIMRS meliputi: aturan pelaksanaan penerapan SIMRS di RSUD Praya Kabupaten

SIMRS yang mencakup unit, kualifikasi staf, aturan- Lombok Tengah masih belum seperti yang

aturan dan kerjasama dalam pelaksanaan SIMRS. diharapkan atau belum berjalan maksimal. Hal ini

Regulasi seringkali dikaitkan dengan suatu peraturan dibuktikan dengan indikator pada variabel yang

dalam kehidupan. Peran dan fungsi pelayanan data dan nilai rata-rata jawaban responden paling kecil:

informasi yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit sebagai a. Faktor human yaitu Sistem informasi SIMRS
salah satu unit kerja pengelola data dan Informasi yang diberikan belum berkualitas, dan SIMRS
dituntut untuk mampu melakukan berbagai belum mudah digunakan. Menurut pendapat
penyesuaian dan perubahan (PMK No. 82 Tahun responden sistem informasi yang sedang berjalan
2013). belum sepenuhnya dirasa mudah karena masih

SIMRS di Rumah Sakit belum merupakan unit banyak entry data yang harus dilakukan oleh

tersendiri, melainkan masih bergabung dengan bagian pengguna sistem sehingga waktu tunggu pasien

lainnya yang ada di Rumah Sakit yaitu bagian lebih lama. SIMRS di RSUD Praya belum

struktural Rumah Sakit. Regulasi yang berlaku di dilakukan pengembangan secara terus-menerus

Rumah Sakit akan mempengaruhi penggunaan SIMRS sehingga kualitas sistem informasi yang dirasakan

dan kebijakan yang diberlakukan oleh organisasi belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan semua

dalam penerapan SIMRS. Sehingga regulasi pihak pengguna sistem.

pemerintah yang berlaku berperan sebagai referensi b. Faktor organization yaitu dukungan unit kerja
bagi beberapa orang/staf yang hanya bertugas dinilai belum baik dalam pemanfaatan SIMRS
mengentri data, belum menjadi acuan bagi pimpinan dan dukungan pihak manajemen RS dalam
dalam menerapkan dan mengembangkan SIMRS di pemanfaatan SIMRS belum maksimal. Menurut
Rumah Sakit. pendapat responden terdapat beberapa unit di

SIMRS yang ada sekarang di Rumah Sakit selain RSUD Praya yang tidak menggunakan SIMRS

belum didukung dengan regulasi juga belum didukung dengan maksimal dan terdapat unit yang tidak

dengan staf ahli dalam SIMRS sesuai dengan yang menggunakan SIMRS. Selain itu, masih terdapat

tercantum pada PMK No. 82 tahun 2013 bahwa Rumah kekurangan dari segi pemanfaatan aplikasi

Sakit harus memiliki unit/instalasi informasi dan SIMRS ini karena manajemen RS belum

teknologi serta memiliki staf dengan kualifikasi staf memantau secara terus menerus sehingga di
analis sistem, staf programmer, staf hardware dan unitunit tertentu masih tidak terkontrol dengan baik
staff maintanance jaringan. Pada saat ini staf yang terkait dengan pemanfaatan aplikasi system.
bertugas dalam SIMRS merupakan lulusan komputer c. Faktor technology yaitu SIMRS memiliki
yang belum memenuhi kualifikasi tersebut. Oleh berbagai fungsi fasilitas yang belum lengkap, dan
karena itu, diperlukan penerimaan tenaga kontrak yang technology SIMRS belum mendukung kebutuhan
sesuai dengan kualifikasi tersebut untuk meningkatkan informasi yang dibutuhkan karyawan. Menurut

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 4, No. 1, April 2019 16

pendapat responden, dari segi fungsi fasilitas atau f. Variabel net benefit yaitu adanya SIMRS belum
menu-menu SIMRS belum dirasakan lengkap mampu meningkatkan kepuasan pelanggan,
karena masih belum terpenuhinya semua karena beberapa pekerjaan masih dilakukan
kebutuhan untuk memproses data yang secara manual sehingga pelayanan pasien RS di
dibutuhkan pihak rumah sakit, seperti data RSUD Praya belum maksimal. Selain itu, SIMRS
kepegawaian, laporan keuangan, system belum menyajikan informasi yang lengkap sesuai
remunerasi pegawai. Selain itu, teknologi SIMRS yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja
yang dimiliki RSUD Praya masih sebatas karyawan. Akibat dari penggunaan SIMRS yang
transaksi sederhana berupa billing system, serta tidak berjalan sepenuhnya di semua unit ruangan
transaksi penunjang lainnya. di RSUD Praya, maka data dan informasi dari
d. Faktor pengetahuan penggunan yaitu karyawan SIMRS RSUD Praya juga belum menyajikan data
masih belum paham sistem dalam organisasi RS yang lengkap baik ditingkat user atau pengguna
dan karyawan belum paham tentang SIMRS. maupun manajemen sehingga data dan informasi
Berdasarkan persepsi responden, responden belum bisa sepenuhnya dipakai untuk
memiliki kesulitan dalam menggunakaan SIMRS pengambilan keputusan ditingkat manajemen
sehingga SIMRS di RSUD Praya secara Rumah Sakit.
keseluruhan belum berjalan secara sempurna dan 2. Variabel-variabel yang memiliki pengaruh terhadap
terdapat beberapa unit di RSUD Praya yang net benefit sistem informasi manajemen rumah sakit
belum memakai aplikasi SIMRS padahal aplikasi di RSUD Praya adalah human, faktor organization,
dimasing-masing ruangan sudah tersedia. Selain dan technology SIMRS, pengetahuan pengguna,
itu, evaluasi internal terhadap SIMRS RSUD dan regulasi
Praya belum pernah dilakukan sehingga 3. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa faktor
permasalahan SIMRS belum bisa diatasi. human, faktor organization, faktor technology,
e. Faktor regulasi yaitu Tata kelola SIMRS belum pengetahuan pengguna, dan regulasi berpengaruh
sepenuhnya mengacu pada Permenkes No.82 th signifikan terhadap Net Benefit SIMRS, hal ini
2013, dan dalam MoU setelah pembuatan SIMRS dibuktikan dengan nilai (p signifikan <0,05). Besar
dilakukan pelatihan cara penggunaan atau koefisien determinasi diperoleh R2 sebesar 87,5%,
pengoperasian SIMRS. Menurut persepsi sedangkan sisanya sebesar 12,5% dijelaskan oleh
responden, tata kelola SIMRS masih dikelola oleh faktor lain di luar model.
tenaga yang ada di RSUD Praya belum memenuhi
kriteria yang baik sehingga apabila terdapat KEPUSTAKAAN
1. Depkes (2009) ‘Undang-Undang Republik
trouble sistem belum bisa ditangani dengan cepat
Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
akibatnya pelayanan kepada pasien bisa Sakit’, p. 1. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
terganggu. Selain itu, cara pengoprasian SIMRS
2. Rustiyanto, E. (2011) Sistem Informasi Manajemen
setelah MoU berakhir belum dilakukan, training Rumah Sakit yang Terintegrasi. Yogyakarta:
hanya dilakukan terhadap petugas yang baru Gosyen Publising.
memegang SIMRS atau petugas administrator
3. Raymond, Garrido TB., Jamiedon L., Liang L., & W.
ruangan yang rolling ruangan tugas, itupun A. (2004) ‘Making the Business Case for Hospital
dilakukan oleh sesama petugas, sedangkan Information Systems-A Kaiser Permanente
Investment Decision.’, Journal of Health Care
pelatihan oleh teknisi khusus belum dilakukan.
Finance., 31(2), p. 16–25.

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 4, No. 1, April 2019 17

4. Tata, S. (2012) Analisa Sistem Informasi. 16. Yusof, M. M. (2015) ‘A case study evaluation of a
Yogyakarta: Critical Care Information System adoption using
Andi. the socio-technical and fit approach’, International
Journal of Medical Informatics. Elsevier Ireland Ltd,
5. Srinivasan, D. (2013) Impact of Healthcare 84(7), pp. 486–499. doi:
Informatics on Quality of Patient Care and Health 10.1016/j.ijmedinf.2015.03.001.
Services. Productivity Press.
17.Stair, R., & Reynolds, G. (2013) Principles of
6. Taufik, M. (2007). Prinsip-prinsip Promosi Information Systems. Cengage Learning.
Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan. Jakarta:
CV. 18. Kodarisman, R. and Nugroho, E. (2013) ‘Evaluasi
Infomedika. Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian ( SIMPEG ) di Pemerintah Kota
7. RSUD Praya (2016) ‘Profil Rumah Sakit Umum Bogor’, Jnteti, 2(2), pp. 24–32.
Daerah Praya’.
19.Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian
8. Jogiyanto (2005) Sistem Teknologi Informasi: Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pendekatan Terintegrasi Konsep Dasar, Teknologi,
Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. 20. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Pendidikan.
Yogyakarta: Andi. Jakarta:
EGC.
9. Gujarati, Damodar N., dan Dawn C.P. 2009. Basic
Econometrics. Singapura: The McGraw-Hill
Companies Inc.

10. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia


(PKBI). 2010. Data Mengenai Tingkat Pengetahuan
Kesehatan Reproduksi di Jawa Tengah. Semarang :
PKBI.

11. Notoatmodjo, S. (2010). Pendidikan dan Prilaku


Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

12. Supriyono (2016) ‘Evaluasi Sistem Informasi


Manajemen Rumah Sakit Dengan Metode Hot Fit
Di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi’.

13. Wahyuni dan Idria (2015) 'Evaluasi Sistem


Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
Menggunakan Metode Unified Theory of
Acceptance and Use of
Technology (UTAUT)'

14. Yusof, M. M., Kuljis, J., Papazafeiropoulou, A. and


Stergioulas, L. K. (2008) ‘An evaluation framework
for Health Information Systems: human,
organization and technology-fit factors (HOT-fit)’,
International Journal of Medical Informatics, 77(6),
pp. 386–398. doi: 10.1016/j.ijmedinf.2007.08.011.

15. McLeod, J. R. (2001) Management Information


System (Eighth Edition.). New Jersy: Prentice-Hall
International,Inc.

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai