Anda di halaman 1dari 14

ISSN 2302-4283 (print)

ISSN 2580-9571 (online)


Online di https://jurnal.poltekkes-soepraoen.ac.id
DOI: 10.47794/jkhws

Literature Review Evaluasi Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


(SIMRS) Dengan Metode Hot-Fit

Farhan Fajar Imani1, Lina Khasanah2*


1,2
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tasikmalaya Wilayah Cirebon
(Korespondensi: lina.khasanah@dosen.poltekkestasikmalaya.ac.id)

ABSTRAK
Rumah Sakit sebagai organisasi yang kompleks memerlukan dukungan sistem teknologi informasi yang
lengkap, akurat serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuannya untuk mendukung kegiatan
operasionalnya agar berjalan efektif dan efisien. Evaluasi suatu sistem informasi merupakan suatu usaha
nyata untuk mengetahui kondisi sebenarnya suatu penyelenggaraan sistem informasi. Dengan evaluasi
tersebut, capaian kegiatan penyelenggaraan suatu sistem informasi dapat diketahui dan tindakan lebih
lanjut dapat direncanakan untuk memperbaiki kinerja penerapannya. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran evaluasi sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) dengan
menggunakan metode Hot-Fit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature review.
Objek dalam penelitian ini merupakan jurnal 5 tahun terakhir. Pengumpulan data yang digunakan
adalah data sekunder. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan teknik literature
review yaitu mencari kesamaan, ketidaksamaan, pandangan, perbandingan dan ringkasan terhadap
beberapa penelitian. Hasil dari 5 jurnal literature bahwa pelaksanaan SIMRS belum berjalan lancar hal
ini disebabkan masih terdapat kendala dari aspek manusia di mana banyak petugas yang belum
memahami dan mengerti dalam menggunakan SIMRS karena tidak ada pelatihan. Dari aspek
organisasi, terdapat kurangnya dukungan, pengawasan, serta evaluasi dari pihak manajemen. Dari aspek
teknologi terdapat kualitas jaringan yang kurang baik serta kualitas informasi dan layanan yang belum
maksimal. Kesimpulan Implementasi SIMRS belum berjalan secara optimal yang disebabkan masih
ditemukannya beberapa kendala di ketiga faktor yaitu manusia, organisasi dan teknologi.

Kata kunci: Implementasi SIMRS, Evaluasi, Metode Hot-Fit

Literature Review Evaluation of Hospital Management Information System (SIMRS)


Implementation Using Hot-Fit Method

ABSTRACT
Introduction Information systems have a big impact on organizational success. Hospitals as
complex organizations need complete information technology support, accurate and consistent
with the hospital's needs and objectives to support its operation to be effective and efficient.
An evaluation of a information system is a real effort to know the true condition of an
information system arrangement. With this evaluation, the achievements of the implementation
of an information system can be known and further actions can be planned to improve the
performance of its application. The purpose of this study was to describe the evaluation of
hospital management information systems (SIMRS) using the hot-fit method. Methode The
method used in this research is a literature review. The object of this research is the journal
for the last 5 years. Data collection used is secondary data. Data analysis was carried out in

1 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 10 Nomor 01, April 2022
a descriptive qualitative manner with literature review techniques, namely looking for
similarities, inequalities, views, comparisons and summaries of several studies. Results The
results of 5 literature journals shows that the implementation of SIMRS has not run smoothly,
this is due to the fact that there are still obstacles from the human aspect of the number of
officers who do not understand and understand in using SIMRS due to the absence of training,
from the organizational aspect the lack of support, supervision, and evaluation from the
management, and from the aspect of network quality technology. not good and the quality of
information and services is not optimal. Conclusion SIMRS implementation has not run
optimally due to the discovery of several obstacles in the three factors, namely Human,
Organization and Technology.

Keywords: SIMRS Implementation, Evaluation, Hot-Fit Method

PENDAHULUAN kegiatan untuk melakukan pencatatan dan


Memasuki era digital, perkembangan pelaporan dalam bentuk Sistem Informasi
teknologi semakin pesat di berbagai bidang Manajemen Rumah Sakit (Presiden
termasuk bidang kesehatan. Sistem Republik Indonesia, 2009). SIMRS
Informasi memiliki andil yang cukup besar menurut PMK No.82 Tahun 2013
dalam kesuksesan organisasi. Rumah Sakit menyatakan bahwa adanya proses dan
merupakan organisasi yang kompleks, integrasi pelayanan Rumah Sakit pada
memerlukan dukungan sistem teknologi sistem teknologi informasi komunikasi
informasi yang lengkap, akurat serta sesuai dalam bentuk jaringan koordinasi,
dengan kebutuhan dan tujuan rumah sakit pelaporan dan prosedur administrasi yang
tersebut untuk mendukung kegiatan bertujuan terbentuknya Sistem Informasi
operasionalnya agar berjalan efektif dan Kesehatan agar diperoleh informasi tepat
efisien. Rumah sakit merupakan badan dan akurat (Kementerian Kesehatan
usaha yang bergerak pada penyedia jasa Republik Indonesia, 2013).
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, Pelaksanaan pengelolaan dan
harus dilengkapi sarana dan prasarana yang pengembangan SIMRS harus mampu
dapat dimanfaatkan oleh manajemen rumah meningkatkan dan mendukung proses
sakit tersebut untuk menjalankan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang
operasionalnya (Supriyono, 2016). meliputi: kecepatan, akurasi, integrasi,
Pentingnya pelaksanaan pencatatan peningkatan pelayanan, peningkatan
dan pelaporan di RS diatur oleh Pasal 52 efisiensi, kemudahan pelaporan dalam
Ayat (1) Undang-Undang No.44 Tahun pelaksanaan operasional; kecepatan
2009 tentang Rumah Sakit, yang mengambil keputusan, akurasi dan
menjelaskan bahwa kewajiban stiap Rumah kecepatan identifikasi masalah dan
Sakit dalam setiap penyelenggaraan kemudahan dalam penyusunan strategi
2 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 00 Nomor 00, April 2022
dalam pelaksanaan manajerial; dan budaya dikemukakan oleh Yusof, Kuljis, &
kerja, transparansi, koordinasi antar unit, Stergioulas, (2008) bahwa model evaluasi
pemahaman sistem dan pengurangan biaya ini memperjelas semua komponen yang
administrasi dalam pelaksanaan organisasi terdapat dalam sistem informasi itu sendiri.
(Kementerian Kesehatan Republik Model ini terdapat tiga komponen penting
Indonesia, 2013). dan mendasar yang mempengaruhi
Terdapat lima komponen yang keberhasilan dalam adopsi sistem
mendasari implementasi SIMRS yaitu informasi. Secara umum dapat disebutkan
sumber daya manusia (SDM), perangkat bahwa Manusia (Human), Organisasi
keras (hardware), perangkat lunak (Organization) dan Teknologi
(software), data, dan jaringan. SDM (Technology) adalah komponen-komponen
sebagai pengguna SIMRS merupakan penting dalam keberhasilan penerapan
faktor utama dalam penerimaan sebuah Sistem Informasi (Yusof, Kuljis, &
teknologi baru. Proses adopsi dalam Stergioulas, 2008).
penerapan SIMRS merupakan bagian Penelitian yang dilakukan oleh Husni
perilaku manusia dan menentukan dan Putra (2019) tentang “Analisis
kelancaran penerapan SIMRS. Perangkat Implementasi Sistem Informasi
teknologi berperan pada tingkat kesulitan Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Pada
atau kemudahan dalam penerapan serta Unit Kerja Rekam Medis di RSU “Aisyiyah
manfaat bagi individu maupun organisasi, Padang” yang menyatakan bahwa dalam
sehingga masing-masing komponen dapat penelitian ini didapatkan tiga tema yaitu;
menjadi masalah dan menyebabkan human, organization, dan technology. Dari
gangguan dalam implementasi SIMRS aspek manuasia yaitu kurangnya tanggung
(Suyanto & Hidayat, 2015). jawab dan kedisiplinan petugas dalam
Evaluasi suatu sistem informasi penginputan data pasien. Dari aspek
adalah suatu usaha nyata untuk mengetahui organisasi yaitu perlunya dukungan
kondisi sebenarnya suatu penyelenggaraan manajemen untuk mengadakan pelatihan
sistem informasi. Dengan evaluasi tersebut, untuk meningkatkan kinerja, kualiatas
capaian kegiatan penyelenggaraan suatu petugas dalam memberikan pelayanan
sistem informasi dapat diketahui dan kesehatan dan meninjauan serta
tindakan lebih lanjut dapat direncanakan mengevaluasi SOP dalam penerapan SIM
untuk memperbaiki kinerja penerapannya. rekam medis. Penerapan SIM rekam medis
Metode Evaluasi yang dapat digunakan dari segi teknologi sudah tergolong baik,
adalah Metode HOT-Fit. Model ini walaupun dalam pelaksanaan SIM rekam
2 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 00 Nomor 00, April 2022
medis masih ada beberapa kendala namun & Muhimmah (2013) bahwa model
selama hal tersebut tidak terlalu urgent Hot Fit dapat menjawab variabel-variabel
masih bisa diatasi. Dalam komponen apa saja yang berpengaruh terhadap
teknologi di rumah sakit tersebut petugas keberhasilan penerapan SIMRS dan
sudah berusaha untuk membuat SIM rekam menjadi kriteria penilaian yang dilakukan
medis berjalan dengan lancar (Husni & sehingga dapat ditemukan masalah yang
Putra, 2019). dihadapi pengguna SIMRS agar berjalan
Hal ini serupa dengan penelitian optimal sesuai dengan visi dan misi rumah
Makalalag, Agushybana, & Mawarni sakit tersebut (Bayu & Muhimmah, 2013).
(2017) tentang “Evaluasi Sistem Informasi Berdasarkan uraian di atas peneliti
Pelayanan Rekam Medis di RSJ Prof. Dr. tertarik untuk melakukan penelitian dengan
V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi judul “Literature Review Evaluasi
Utara dengan Pendekatan Hot Fit Model” Implementasi Sistem Informasi
yang menyatakan bahwa ada Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dengan
ketidakcocokan antara faktor manusia, Metode HOT-Fit”.
organisasi dan teknologi, seperti pengguna
sistem dengan latar belakang pendidikan METODE PENELITIAN
yang tidak sesuai dengan bidang rekam Jenis penelitian ini adalah kualitatif
medis, belum adanya peningkatan deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan
pengetahuan dan keterampilan pengguna, mendapatkan gambaran atau uraian atas
masih kurangnya perhatian dari pihak analisis yang dilakukan dengan metode
manajemen dalam mengembangkan sistem Literatur Review. Objek dalam penelitian
informasi pelayanan rekam medis karena ini adalah artikel dari jurnal penelitian 5
terkendala dengan anggaran yang tersedia tahun terakhir. Pengumpulan data
serta fasilitas penunjang sistem rekam dilakukan menggunakan data sekunder
medis yang belum diperbaiki (Makalalag, yang bersumber dari berbagai jurnal ilmiah,
Agushybana, & Mawarni, 2017). Analisis data dilakukan dengan
Mengacu pada permasalahan tersebut menggunakan teknik literature review yaitu
perlu dilakukan evaluasi dengan model mencari kesamaan, ketidaksamaan,
Human, Organization and Technology perbandingan, pandangan, dan ringkasan.
(HOT) Fit dan Net Benefit. Menurut Bayu

3 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 10 Nomor 01, April 2022
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Identifikasi Komponen Human terhadap Evaluasi SIMRS
Tabel 1. Hasil Penelitian Komponen Human
No Variabel Kode Laporan Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
1 Human (1) Indikator aspek manusia dikategorikan baik karena telah menggunakan
SIMRS dengan baik, petugas telah mengikuti pelatihan dalam
menggunakan SIMRS, membantu petugas dalam mengolah data informasi
pasien.
2 (2) SIMRS mudah digunakan dan mudah dipelajari. Namun ada beberapa
fungsi yang tidak diketahui oleh petugas dan perlu dilakukan pelatihan
ulang secara berkelanjutan. Jika terjadi penundaan dalam menangani
gangguan teknis, dilakukan pencatatan manual, maka user harus
melakukan pengulangan input saat SIMRS sudah diperbaiki. Hal ini
menimbulkan ketidakpuasan bagi user. Responden dokter dan perawat
juga menyatakan bahwa informasi yang tersedia cukup lengkap, mudah
diakses dan mudah dibaca. Namun sistem masih perlu dikembangkan,
bahkan bagi user yang belum aktif menggunakan sistem dirasa belum
terintegrasi.
3 (3) ditinjau dari kepuasan petugas terhadap sistem yang ada, secara
keseluruhan pengguna sistem merasa puas dan terbantu dalam pekerjaan
baik dalam pengoperasian sistem yang sederhana dan mudah dipahami
serta dalam pencarian data kunjungan pasien. Namun terdapat kendala
berupa Kurangnya SDM yang sesuai dengan keilmuan Rekam Medis yang
mengakibatkan beban kerja bertambah serta tidak pernah dilakukan
pelatihan tentang SIMRS dan ilmu rekam medis, petugas hanya belajar
dengan petugas admin bagaimana cara menginput data di SIMRS dan
apabila terdapat kendala petugas rekam medis bertanya kepada petugas
admin.
4 (4) Kurangnya kedisiplinan dan tanggung jawab petugas dalam pengembalian
dan penginputan data pasien pada SIMRS Rekam Medis, Beban kerja
yang terlalu banyak karena bekerja rangka, serta belum adanya pelatihan
keterampilan kerja terhadap petugas dan petugas beranggapan bahwa SIM
Rekam Medis sangat menolong, membantu, menghemat waktu dan lebih
efektif dalam bekerja.
5 (5) Aspek Human dikategorikan kurang baik (55%) konsistensi pegawai
dalam pelaksanaan SPO kurang. Petugas farmasi sulit menghubungi
petugas SIM untuk pembatalan nota di sistem, serta tidak adanya pelatihan
dari bagian SIM untuk pegawai baru tentang penggunaan SIM yang
seharusnya dilakukan karena latar belakang mereka bukan dari sistem
informasi melainkan dari kefarmasian yang mengakibatkan penggunaan
sistem farmasi yang tidak maksimal.

B. Hasil Identifikasi Komponen Organization Terhadap Evaluasi SIMRS


Tabel 2 Hasil Penelitian Komponen Organization.
No. Variabel Kode Laporan
Penelitian Penelitian Hasil Penelitian
1 Organization (1) Dari aspek organisasi dikategorikan baik karena pihak manajemen telah
melaksanakan pelatihan SIMRS, selalu memberikan pengawasan,
dukungan dan motivasi.
2 (2) Kepemimpinan dan pengawasan oleh pihak manajemen baik, petugas
patuh pada peraturan, dukungan rekan kerja yang baik namun terdapat
hambatan pada kurangnya kepemimpinan di tingkat satuan kerja
3 (3) Organisasi mendukung sistem informasi pelayanan rekam medis
walaupun dalam hal pendanaan dan kebijakan dari pihak manajemen
untuk pengembangan unit rekam medis belum jelas, serta kurangnya
dukungan dari manajemen baik masalah SDM ataupun dana.

2 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 00 Nomor 00, April 2022
4 (4) Terdapat dukungan dari pihak manajemen berupa motivasi dan biaya
penggunaan SIM Rekam Medis, namun terdapat beberapa hambatan
diantaranya tidak adanya SOP dan Evaluasi dari pihak manajemen serta
tidak ada reward atau penghargaan kepada petugas untuk meningkatkan
semangat kerja.
5 (5) Aspek organisasi dikategorikan kurang baik (57,5%) belum adanya
dukungan secara nyata dari pihak manajemen dalam pengembangan dan
pengendalian SIMRS serta SDM. Kurangnya pengawasan dari pihak
manajemen yang mengakibatkan petugas sering tidak ada di ruangan.
Tidak adanya SPO

C. Hasil Identifikasi Komponen Technology Terhadap Evaluasi SIMRS


Tabel 2 Hasil Penelitian Komponen Organization.
No. Variabel Kode Laporan
Penelitian Penelitian Hasil Penelitian

1 Technology (1) Aspek Teknologi telah memenuhi indikator teknologi dengan baik
diantaranya kecepatan internet yang cepat dan stabil, mempercepat
penyajian data, informasi yang disediakan mudah dipahami dan sesuai
dengan standar dan jarang tejadi gangguan jaringan.
2 (2) Informasi yang dihasilkan akurat dan tersedia, memunculkan persepsi
positif terhadap pemanfaatan teknologi namun terdapat hambatan berupa
gangguan teknis pada hardware dan software, serta informasi yang belum
terintegrasi dan modul yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan user.
3 (3) Aspek kualitas sistem secara tampilan sistem mudah digunakan dan
dipelajari, walaupun masih menghadapi beberapa kendala, seperti
jaringan internet yang kurang bagus ditambah dengan kabel LAN yang
bermasalah, sehingga mempengaruhi kinerja saat mengakses sistem pada
saat pelayanan. Disisi lain sistem sudah sangat membantu pekerjaan
seperti pencarian data pasien. Untuk memback-up admin menggunakan
bantuan Ms Excel secara manual. mengenai kualitas informasi atau output
yang dihasilkan dari sistem dapat dikatakan belum maksimal Hal ini
dikarenakan data yang belum teritegrasi secara menyeluruh ke bagian
rekam medis. Berbicara mengenai kualitas layanan sistempun belum
sesuai dengan yang diharapkan, karena kurangnya SDM yang ada di
bagian rekam medis, kurangnya fasilitas pendukung serta kurangnya
anggaran untuk peningkatan kualitas layanan.
4 (4) Aspek Teknologi SIM Rekam Medis berjalan dengan cukup baik,
Kualitas Informasi yang dihasilkan sudah sesuai dengan kebutuhan,
dalam kualitas sistem sering terjadi jaringan bermasalah sehingga petugas
kesulitan dalam menginput data namun hal ini dapat diatasi oleh petugas,
dalam Kualitas layanan SIM Rekam Medis tidak ditemukan masalah.
5 (5) Ditinjau dari aspek teknologi tergolong baik (55%) meliputi kelengkapan,
ketersediaan, ketepatan waktu dan keakuratan informasi sebagian besar
sudah terpenuhi. Namun terdapat kendala berupa kurang akuratnya data
obat yang tersedia pada sistem sehingga sering terjadi pembatalan nota
karena petugas farmasi sering mengambil obat pasien BPJS ketika stok
obat pasien umum habis.

A. Hasil Identifikasi Komponen Net Benefit terhadap Evaluasi SIMRS

Tabel 4 Hasil Penelitian Komponen Net Benefit

3 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 10 Nomor 01, April 2022
No. Variabel Kode Laporan
Penelitian Penelitian Hasil Penelitian
1 Net Benefit (1) SIMRS memberikan banyak manfaat terhadap peningkatan pelayanan
Rumah Sakit. dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan,
koordinasi, efisiensi, responsibilitas, pengawasan serta penyediaan
informasi secara cepat, tepat, dan akurat.
2 (2) Asfek manfaat dapat dirasakan dampaknya terhadap kinerja pelayanan
petugas dan dapat dirasakan dampaknya pada pelayanan pasien menjadi
lebih efektif, cepat dan efisien. Namun ada persepsi bahwa penggunaan
SIMRS menambah beban kerja dan output SIMRS dianggap belum
relevan dengan kebutuhan user.
3 (3) Tidak membahas Komponen Net Benefit terhadap Evaluasi SIMRS.
4 (4) Tidak membahas Komponen Net Benefit terhadap Evaluasi SIMRS.
5 (5) Tidak membahas Komponen Net Benefit terhadap Evaluasi SIMRS.

PEMBAHASAN pengawasan, motivasi dan reward untuk


1. Kesamaan meningkatkan semangat kerja petugas.
a. Human Serta tidak adanya SOP dan evaluasi dari
Ditemukan kesamaan 4 dari 5 jurnal pihak Manajemen.
yang dianalisis pada aspek Human dengan c. Technology
kode laporan penelitian (2), (3), (4) dan (5) Terdapat kesamaan 3 dari 5 jurnal
bahwa masih banyak petugas yang kurang yang dianalisis pada aspek technology
memahami dan mengerti dalam dengan kode laporan penelitian (2), (3), dan
mengunakan SIMRS dikarenakan tidak (4) bahwa Aspek Teknologi belum berjalan
dilakukannya pelatihan terhadap petugas secara lancar dikarenakan seringnya terjadi
sehingga kurangnya keterampilan petugas ganggungan pada jaringan yang
dalam bekerja. Masih kurangnya SDM menghambat petugas dalam proses
yang belum sesuai dengan bidang keilmuan penginputan data pasien pada SIMRS, serta
dan pendidikan sehingga beban kerja informasi yang belum terintegrasi.
petugas meningkat. d. Net Benefit
b. Organization Terdapat kesamaan 2 dari 5 jurnal
Terdapat kesamaan 3 dari 5 jurnal yang dianalisis pada aspek Net Benefit
yang dianalisis pada aspek Organization dengan kode penelitian (1) dan (2) bahwa
dengan kode laporan penelitian (3), (4), dan pelaksanaan SIMRS memberikan banyak
(5) bahwa pelaksanaan SIMRS belum manfaat seperti peningkatan pelayanan
berjalan maksimal dikarenakan kurangnya Rumah Sakit meningkatkan kualitas
dukungan dan perhatian dari pihak pelayanan, koordinasi, efisiensi,
manajemen terhadap pengembangan dan responsibilitas, pengawasan serta
pengendalian SIMRS terkait dana,

4 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 00 Nomor 00, April 2022
penyediaan informasi secara cepat, tepat, layanan tergolong baik dan cenderung tidak
dan akurat. ada masalah berarti, dan kualitas layanan
2. Ketidaksamaan yang cepat dan baik.
a. Human d. Net Benefit
Terdapat ketidaksamaan 2 dari 5 Terdapat ketidaksamaan 1 dari 5
jurnal yang dianalisis pada aspek Human jurnal yang dianalisis pada aspek Net
dengan kode penelitian (1) dan (2) Benefit dengan kode laporan penelitian (2)
menyebutkan bahwa petugas merasakan bahwa adanya ketidaksesuaian (mis-fit)
kemudahan dalam menggunakan SIMRS antara teknologi dan manusia yang
seperti menginput atau mengolah data berdampak pada persepsi manfaat yang
pasien di SIMRS, petugas juga merasa puas kurang bagi pengguna. Yaitu persepsi
dan merasa SIMRS dapat membantu bahwa penggunaan SIMRS menambah
pekerjaannya, serta petugas telah beban kerja dan output SIMRS dianggap
mengukuti pelatihan. belum relevan dengan kebutuhan user.
b. Organization Ketidaksamaan lainnya dari 5 jurnal yang
Terdapat ketidaksamaan 2 dari 5 telah dianalisis didapatkan bahwa 3 jurnal
jurnal yang dianalisis dari aspek tidak membahas tentang net-benefit
Organization dengan kode laporan (manfaat).
penelitian (1) dan (2) seperti adanya 3. Pandangan
dukungan dari pihak manajemen terkait Dari hasil analisis penelitian-
dana pengembangan dan pengendalian penelitian di atas dan telaah beberapa
SIMRS maupun motivasi kerja, jurnal, terlihat bahwa Penggunaan SIMRS
pengawasan yang baik dari pihak di sebagian Rumah Sakit masih belum
manajemen sehingga tidak terjadi maksimal atau belum memenuhi kriteria
hambatan dalam pelaksanaan penginputan yang seharusnya. Hal ini terjadi karena
dan pengolahan SIMRS serta dukungan terdapat permasalahan yang saling
rekan kerja yang baik. berkaitan antara faktor Human,
c. Technology Organization dan Technology yang
Terdapat ketidaksamaan 3 dari 5 merupakan komponen utama dalam
jurnal yang di analisis pada aspek keberhasilan suatu sistem informasi.
Technology dengan kode laporan penelitian Penerapan Sistem Informasi
(1), (4) dan (5) menyatakan bahwa Kualitas Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang
informasi yang dihasilkan sudah akurat dan diterapkan di Rumah Sakit kurang
sesuai dengan kebutuhan. Kualitas diperhatikan oleh pihak terkait, masih
2 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 00 Nomor 00, April 2022
kurangnya kesadaran dari pihak beban kerja berlebih sehingga pelaksanaan
manajemen atau semua pihak yang terkait SIMRS dan pelayanan Rumah Sakit
dengan pelaksanaan SIMRS. Mulai dari berjalan lancar dan efisien.
belum adanya Kebijakan Standar 4. Perbandingan
Operasional Prosedur (SOP) yang Menurut Gurzel (2014) tingkat
mengatur tentang penggunaan SIMRS, kepuasan berpengaruh secara langsung
tidak dilakukannya pelatihan petugas untuk terhadap penggunaan sistem. Jika SIMRS
meningkatkan keterampilan dalam memuaskan maka tingkat penggunaan akan
menggunakan SIMRS sehingga banyak semakin sering. Kepuasan pengguna
petugas yang kurang memahami dan merupakan faktor yang mendorong
mengerti dalaam menggunakan aplikasi, penggunaan sistem dan berpengaruh pada
serta kurangnya pengawasan dan evaluasi persepsi pengguna terhadap manfaat yang
dari pihak manajemen sehingga petugas diperoleh. (Gursel, Zayim , & K, 2014) Hal
lalai dalam menjalankan tanggung ini sejalan dengan pemikiran Murnita
jawabnya dan berakibat terhambatnya (2016) bahwa penggunaan sistem yang
pelayanan. efektif meningkatkan kepuasan pengguna
Oleh karena itu diharapkan kepada sehingga pengguna dapat mengekplorasi
Seluruh pihak yang terkait dengan SIMRS dan memanfaatkan penuh filtur sistem
khususnya Manajemen Rumah Sakit perlu informasi dan fungsinya, kepuasan
memperhatikan faktor-faktor apa saja yang pengguna yang lebih tinggi kemudian
dapat mendorong dan menghambat adopsi motivasi atau mengarahkan pengguna
SIMRS sehingga bisa menjadikan sebuah untuk meningkatkan kegunaan sistem
referensi dalam pengembangan dan (Murnita, Sediyono, & Purnami, 2016).
pengendalian SIMRS. Seperti Hasil perbandingan dilihat dari
dilakukannya Monitoring dan Evaluasi human diketahui 3 dari 5 jurnal yang
Kerja setiap beberapa periode sekali untuk dianalisis terdapat ketidakpuasan petugas
mengetahui aspek positif yang mendorong terhadap SIMRS karena output yang
penggunaan sistem dan faktor yang dihasilkan sistem tidak sesuai dengan
menimbulkan hambatan sehingga bisa kebutuhan user, serta kurangnya dukungan
dicari solusi terbaik untuk menyelesaikan dari pihak manajemen dengan tidak
permasalahan tersebut. Juga agar lebih diadakannya pelatihan secara khusus.
memperhatikan kebutuhan Sumber Daya Namun 2 dari 5 jurnal yang dianalisis
Manusia (SDM) yang sesuai dengan mengatakan sebaliknya bahwa SIMRS
keilmuan dan pendidikan agar tidak terjadi membantu petugas dalam mengolah
3 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 10 Nomor 01, April 2022
data/informasi pasien secara cepat dan Menurut Nugraheni (2015),
akurat, pengguna merasa nyaman dan puas semakin tepat dan baik kualitas teknologi
terhadap SIMRS karena mudah dipahami yang diterapkan pada manusia maka akan
dan dipelajari. semakin bermanfaat sebuah sistem
Menurut Rustiyanto (2011) dikarenakan kepuasan dalam hal
lingkungan organisasi menunjukkan penggunaannya, sehingga kualitas kinerja
pengaruh signifikan terhadap penggunaan dari karyawan akan meningkat (Nugraheni,
sistem informasi. Regulasi yang berlaku di 2015)
industri rumah sakit akan mempengaruhi Hasil perbandingan sebanyak 5
rencana pengembangan SIMRS dan jurnal yang dianalisis dari aspek Teknologi
kebijakan yang diberlakukan oleh didapatkan bahwa kualitas sistem
organisasi dalam penerapan SIMRS. mengalami banyak kendala seperti terjadi
Dorongan dari organisasi secara signifikan error pada aplikasi dan kualitas jaringan
dapat memberikan motivasi untuk yang tidak stabil, kualitas informasi yang
menggunakan sistem serta meningkatkan belum sesuai dengan kebutuhan user dan
persepsi kebermanfaatan dibandingkan kualitas layanan yang belum maksimal
dengan faktor teknologi. (Rustiyanto, 2011) Menurut Wahyuni (2019) Net
Begitupun dengan pendapat Abhimantra benefit dapat dikatakan berada dalam
(2016) bahwa dukungan manajemen keadaan cukup bermanfaat sampai dengan
puncak, keterlibatan pengguna, formalisasi bermanfaat, yaitu berkisar 20-80%. Hal ini
pengembangan sistem, pelatihan dan dapat dikatakan manfaat SIMRS berada
pendidikan berpengaruh signifikan pada level dirasakan pengguna (Wahyuni,
terhadap kinerja sistem informasi. 2019).
(Abhimantra, 2016) Dimana hasil perbandingan dilihat
Hasil perbandingan dilihat dari 5 dari Net benefit 2 dari 5 jurnal menyatakan
jurnal terkait Organization bahwa sudah cukup bermanfaat bahwa
kurangnya dukungan manajemen secara Penggunaan SIMRS dirasa membantu
nyata terkait pengembangan dan meningkatkan pelayanan rumah sakit,
pemeliharaan SIMRS, alokasi dana yang SIMRS lebih cepat, tepat, mudah, akurat,
belum dapat memenuhi kebutuhan dalam membantu pengambilan keputusan,
penerapan SIMRS, kurangnya pengawasan menunjang meningkatkan kinerja
dan evaluasi serta tidak adanya Standar manajemen dalam rumah sakit.
Operasional Prosedur (SOP). 5. Ringkasan

4 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 00 Nomor 00, April 2022
a. Komponen Human (Manusia) dalam Banyaknya masalah dan kendala di
Evaluasi SIMRS lingkungan organisasi membuat
Komponen Human (Manusia) Implementasi SIMRS belum berjalan
memiliki peran yang sangat penting dan lancar dilihat dari Sisi Organisasi dimana
paling berpengaruh terhadap kesuksesan dalam mengembangkan dan pengendalian
implementasi SIMRS, akan tetapi dalam SIMRS masih belum didukung sepenuhnya
pelaksanaanya masih banyak ditemukan oleh pihak manajemen , anggaran yang
kendala khususnya dalam penggunaan diberikan manajemen juga masih belum
sistem dan kepuasaan pengguna. Masih bisa memenuhi kebutuhan yang diperlukan
banyak petugas yang belum paham dalam hal pengembangan SIMRS,
bagaimana cara menggunakan atau ditambah lagi dengan tidak adanya
mengoperasikan aplikasi SIMRS tersebut pengawasan dan evaluasi yang dilakukan
dengan baik dan benar dikarenakan tidak pihak manajemen membuat beberapa
adanya pelatihan dari pihak manajemen pegawainya bahkan ada yang lalai atau
atau rumah sakit terhadap petugas dan juga tidak bertanggung jawab terhadap tugas
kurangnya SDM yang sesuai dengan yang menjadi kewajibannya tentu hal ini
pendidikan atau keilmuannya sehingga berakibat pada terhambatnya pelayanan
mengakibatkan proses penginputan data Rumah Sakit. Bahkan di beberapa jurnal
pasien di SIMRS masih belum sesuai atau penelitian di atas disebutkan ada Rumah
belum lengkap. Sakit yang masih belum mempunyai SOP
Diharapkan pihak Rumah Sakit SIMRS atau kebijakan yang mengatur
atau pihak terkait lebih memperhatikan SIMRS.
aspek Human (Manusia) dengan Hendaknya pihak terkait
melakukan evaluasi agar dapat mengetahui melakukan evaluasi dengan semua pegawai
kekurangan dalam pelaksanaan SIMRS dan untuk mencari solusi terbaik dalam
selalu rutin mengadakan pelatihan kerja menyelesaikan setiap permasalahan yang
yang secara langsung mempunyai pengaruh terjadi di lapangan, memberikan sebuah
signifikan untuk meningkatkan motivasi dan semangat kerja dengan
keterampilan karyawan (Febrianti, 2013) menciptakan budaya kerja yang disiplin,
demi terciptanya pelayanan yang cepat, kerjasama tim yang baik dan komunikasi
akurat dan efisien. efektif antar manajemen dan pegawai. Jika
b. Komponen Organization dalam memungkinkan pihak terkait memberikan
Evaluasi SIMRS reward kepada pegawai yang dapat
meningkatkan semangat kerja.
5 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 10 Nomor 01, April 2022
c. Komponen Technology yang sangat besar terhadap
dalam Evaluasi SIMRS keberlangsungan pelayanan di Rumah Sakit
Komponen Tehnology belum sehingga visi, misi dan tujuan Rumah Sakit
berjalan lancar, terkendala di bagian dapat tercapai.
jaringan yang terkadang mengalami
gangguan, sistem mengalami error, kualitas KESIMPULAN
informasi yang dihasilkan tidak sesuai Berdasarkan hasil analisis dan telaah
kebutuhan, kualitas layanan yang belum sebanyak 5 jurnal terkait evaluasi SIMRS
maksimal dan sarana prasarana yang belum dengan menggunakan metode Hot-Fit dapat
memadai. disimpulkan bahwa komponen Human
Diharapkan pihak rumah sakit dapat pada kurangnya peningkatan keterampilan
meningkatkan SIMRS dari aspek teknologi berupa pelatihan, sumberdaya yang tidak
berupa terciptanya informasi yang tepat, sesuai keilmuan serta beban kerja yang
akurat, up to date dan sesuai dengan tidak sesuai. Pada komponen Organization
kebutuhan user, kualitas layanan dengan terdapat kurangnya dukungan manajemen
menggunakan jaringan yang terbaru dan terkait alokasi dana untuk memenuhi
minim gangguan, serta kualitas sistem kebutuhan dalam pengembangan dan
dengan tampilan yang mudah digunakan pemeliharaan SIMRS, Tidak adanya
dan aman dari serangan virus. reward sebagai bentuk penghargaan kepada
d. Komponen Net Benefit dalam petugas, Belum diadakannya evaluasi dan
Evaluasi SIMRS SOP dalam penerapan SIMRS dan pada
Faktor SIMRS memiliki cukup komponen Technology belum berjalan
manfaat seperti dapat membantu pekerjaan secara maksimal dikarenakan penyediaan
menjadi lebih mudah dan cepat misalnya jaringan internet yang kurang maksimal
dalam hal mengelola dan mengentri data serta sistem yang belum sesuai dengan
pasien di SIMRS, meningkatkan pelayanan kebutuhan pengguna.
Rumah Sakit, koordinasi manajemen, Komponen Net Benefit memiliki
efisiensi kerja, responsibilitas pegawai, manfaat yang cukup besar dalam
pengawasan serta penyediaan informasi keberlangsungan Implementasi SIMRS
secara cepat, tepat, dan akurat. seperti membantu pekerjaan petugas,
Oleh karena itu Rumah Sakit harus meningkatkan kualitas pelayanan,
selalu memperhatikan setiap komponen koordinasi, efisiensi, responsibilitas,
yang ada dalam pelaksanaan SIMRS pengawasan serta penyediaan informasi
dikarenakan SIMRS memiliki manfaat secara cepat, tepat, dan akurat.
6 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 00 Nomor 00, April 2022
DAFTAR PUSTAKA Makalalag, D., Agushybana, F., &
Abhimantra, W. P. (2016). Analisis Faktor- Mawarni, A. (2017). Evaluasi
Faktor yang Memengaruhi Kinerja Sistem Informasi Pelayanan Rekam
Sistem Informasi Akuntansi. E- Medis di RSJ Prof. V.L.
Jurnal Akuntansi Universitas Ratumbuysang Provinsi Sulawesi
Udayana, 1782-1809. Utara dengan Penekatan Hot Fit
Model. Jurnal Manajemen
Bayu, S. A., & Muhimmah, I. (2013). Kesehatan Indonesia, 2.
Evaluasi Faktor-Faktor Kesuksesan
Implementasi Sistem Informasi Murnita, R., Sediyono, E., & Purnami, C.
Manajemen Rumah Sakit di PKU T. (2016). Evaluasi Kinerja Sistem
Muhammadiyah Sruweg dengan Informasi Manajemen Farmasi Di
Menggunakan Metode Hot-Fit. RS Roemani Muhammadiyah
Seminar Nasional Informatika Dengan Metode HOT Fit Model.
Medis, Vol 1. Jurnal Manajemen Kesehatan
Indonesia, VOL 4.
Febrianti, A. R. (2013). PENGARUH
PELATIHAN TERHADAP Nugraheni, R. (2015). Analisis Pelayanan
KOMPETENSI DAN KINERJA Rekam Medis Di Rumah Sakit X
(Studi Pada PT. Perkebunan Kediri Jawa Timur Analysis
Nusantara X (Persero) PG. Lestari Services Medical Record in
Nganjuk) . Jurnal Administrasi Bhayangkara Hospitals Kediri-East
Bisnis, 167 VOL 1. Java. Jurnal Wiyata, VOL 1.

Gursel, G., Zayim , G., & K, H. A. (2014). Presiden Republik Indonesia. (2009).
a new approach in the evaluation of Undang-Undang Nomor 44 Tahun
hospital information system. 2009. Jakarta: Presiden RI.
Turkish Journal of Electrical Rustiyanto, E. (2011). Sistem Informasi
Engineering And Computer Manajemen Rumah Sakit Yang
Science, 214-222. Terintegrasi. Gosyen Publishing,
Husni, M., & Putra, D. M. (2019). Analisis Vol 1.
Implementasi Sistem Informasi Supriyono. (2016). Evaluasi Sistem
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Informasi Manajemen Rumah Sakit
Pada Unit Kerja Rekam Medis Di Dengan Metode Hot Fit Di Rumah
RSU Aisyiyah Padang. Jurnal Sakit Umum Daerah Raden
Kesehatan Lentera Aisyiyah, VOL Mattaher Jambi. Yogyakarta:
1. Universitas Gajah Mada .
Kementerian Kesehatan Republik Suyanto, & Hidayat, T. I. (2015). Faktor
Indonesia. (2013). PMK No.82 Penghambat Implementasi Sistem
Tahun 2013 Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Informasi Kesehatan. Jakarta: di RSUD Blambangan Banyuwangi
KEMENKES RI. Inhibiting Factors in Hospital
Information System
Implementation at Blambangan

7 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 10 Nomor 01, April 2022
General Hospital Banyuwangi. Yusof, M. M., Kuljis, J. P., & Stergioulas,
Jurnal Kedokteran Brawijaya. L. k. (2008). An Evaluation
Framework for Health Information
Wahyuni, T. (2019). Metode Hot-Fit untuk
System: Human, Organization,
mengukur tingkat kesiapan SIMRS
Technology-Fit faktors (HOT-Ft).
dalam mendukung Implementasi E-
International Journal of Medical
Health. Jurnal Manajemen
Informatics, 386-398.
Unformasi Kesehatan Indonesia,
Vol 7 No 1.

8 | Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti; Volume 00 Nomor 00, April 2022

Anda mungkin juga menyukai