Anda di halaman 1dari 35

5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penerapan teknologi informasi dalam pengelolaan data kesehatan sangat
penting, sehingga memerlukan perhatian dan kerangka konseptual menyeluruh
dalam kaitannya dengan pelaksanaan Health Information Technology (HIT) (1).
Dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan Indonesia, pemerintah melalui
kementerian kesehatan telah mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
yang berjenjang, demi tersedianya informasi yang bermanfaat untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam melaksanakan program kesehatan (2). Penguatan
SIK di Indonesia dilakukan dengan mengembangkan model SIK nasional yaitu
SIK yang terintegrasi, yang menyediakan mekanisme saling hubung antar sub
sistem informasi dengan berbagai cara yang sesuai (3).
SIK adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator,
prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan
dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang
berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan (4). SIK terintegrasi yang
berbasis elektronik adalah pengembangan SIK untuk meringankan beban
pencatatan dan pelaporan petugas kesehatan di lapangan, dengan terlaksananya
SIK data entri hanya perlu dilakukan satu kali, data yang sama akan disimpan
secara elektronik, dikirim dan kemudian diolah secara cepat (5).
Salah satu pengembangan dari SIK adalah dalam bentuk Sistem
Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), SIKDA merupakan suatu sistem
informasi yang mencakup sub sistem informasi yang dikembangkan di unit
pelayanan kesehatan (Puskesmas, RS, Poliklinik, Praktek Swasta, Apotek,
Laboratorium), sistem informasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan sistem
informasi Dinas Kesehatan Provinsi (6). SIKDA dikembangkan dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas
data dan informasi manajemen kesehatan melalui pemanfaatan teknologi
informasi komunikasi (7).
Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja SIKDA, maka evaluasi perlu
dilakukan terhadap sistem yang telah berjalan untuk mengetahui aspek positif
yang mendorong penggunaan sistem dan mengidentifikasi faktor yang
menimbulkan hambatan. Dari evaluasi tersebut, pelayanan kesehatan dapat
mengembangkan SIKDA dengan mempertimbangkan kebutuhan pengguna serta
faktor - faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem serta manfaat yang
diharapkan. Apabila tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui apakah sistem
informasi yang sedang berjalan ini efektif atau tidak.
Salah satu metode evaluasi sistem informasi yang diterapkan adalah
dengan menggunakan metode HOT-Fit, HOT-Fit model merupakan model yang
lengkap karena model ini mencoba mengevaluasi penggunaan sistem informasi,
dengan menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yaitu Human
(SDM), Organization, dan Technology yang mempengaruhi keberhasilan dalam
penerapan sistem informasi (8). Berdasarkan penelitian Erlirianto menyatakan
bahwa aspek organisasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
manfaat nyata, dan aspek teknologi mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pengguna (9). Penelitian lain dari Prasetyowati menyatakan
bahwa Ada pengaruh Human (SDM) dan Teknologi terhadap kepuasan pengguna
P-Care. Sedangkan Organisasi tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna P-
Care (10).
Metode HOT-Fit menjelaskan secara komprehensif, hubungan timbal
balik antara human (SDM), organization dan technology dan juga memperjelas
semua komponen yang terdapat dalam sistem informasi itu sendiri. Sumber daya
manusia (SDM) merupakan bagian terpenting dari komponen sistem informasi,
karena akan sangat mempengaruhi dalam pengembangan sistem informasi
manajemen di sebuah organisasi. Komponen SDM ini merupakan bagian yang
tak terpisahkan dengan komponen lainnya di dalam suatu sistem informasi
sebagai hasil dari perencanaan, analisis, perancangan, strategi implementasi yang
didasarkan pada komunikasi di antara SDM yang terlibat dalam suatu organisasi
(11).
SDM sebagai pengguna SI sangat memberikan dampak pada organisasi
karena sangat menentukan tingkat kesuksesan organisasi tersebut dalam
menerapkan sistem informasi manajemen. Pada penelitian Probowulan
menyatakan bahwa sumber daya manusia mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap penerapan e-government. Sumber daya manusia yang
berkualitas merupakan faktor yang turut menentukan bahkan menjadi kunci
keberhasilan pengembangan e-government (12).
Puskesmas Johar Baru merupakan salah satu puskesmas yang telah
menerapkan SIKDA Optima. SIKDA Optima adalah SIKDA generik yang di
optimalkan sesuai dengan kebutuhan puskesmas yang melibatkan pihak ketiga
yaitu vendor. Berdasarkan observasi awal, penerapan SIKDA Optima masih
terdapat beberapa kendala diantaranya adalah sistem yang sering error ketika
melakukan pelayanan sehingga petugas yang menggunakan sistem akan beralih
ke manual lagi dan ketika sistem sudah kembali normal maka petugas akan
menginput data kembali ke sistem, hal ini menyebabkan beban pekerjaan petugas
akan semakin bertambah sehingga penarikan data yang tidak bisa tepat waktu.
Kendala kedua yang dialami adalah kurangnya kesiapan SDM dalam
penerapan SIKDA Optima dikarenakan kurangnya pelatihan untuk pegawai baru
mengenai SIKDA Optima dan SIKDA Optima belum cukup sesuai dengan
harapan pengguna. Pengguna yang mendapat kualitas layanan dan informasi
akan menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi melalui peningkatan
penggunaan sistem, jika SIKDA memuaskan maka tingkat penggunaan SIKDA
akan semakin sering. Kepuasan pengguna merupakan faktor yang mendorong
penggunaan sistem dan berpengaruh pada persepsi pengguna terhadap manfaat
yang diperoleh.
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Evaluasi Penerapan SIKDA Optima Dengan Pendekatan HOT-Fit
Pada Aspek Sumber Daya Manusia di Wilayah Puskesmas Johar Baru Jakarta
Pusat”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah uraian di atas, maka rumusan
masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana Penerapan SIKDA Optima
Dengan Pendekatan HOT-Fit Pada Aspek Sumber Daya Manusia di Wilayah
Puskesmas Johar Baru Jakarta Pusat”.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengevaluasi Penerapan SIKDA Optima di Wilayah Puskesmas Johar
Baru Pada Aspek SDM Dengan Pendekatan HOT-Fit.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan Penggunaan SIKDA Optima di Wilayah Puskesmas
Johar Baru
b. Mendeskripsikan Kepuasan Pengguna SIKDA Optima di Wilayah
Puskesmas Johar Baru
c. Mendeskripsikan Manfaat Nyata (Net Benefit) SIKDA Optima di
Wilayah Puskesmas Johar Baru
d. Menganalisis Pengaruh Penggunaan SIKDA Optima & Kepuasan
Pengguna SIKDA Optima secara bersama-sama terhadap Manfaat
Nyata SIKDA Optima di Wilayah Puskesmas Johar Baru
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Bagi Pengembangan Ilmu Atau Penelitian Lebih Lanjut
Untuk memperkaya ilmu pengetahuan, khususnya dalam skripsi, dengan
adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baru dalam
bidang ilmu pengetahuan teknologi informasi.
1.4.2 Manfaat Praktis Dalam Pelayanan (Puskesmas)
a) Sebagai masukan bagi pihak Puskesmas Johar Baru dalam
meningkatkan efektivitas Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
Optima
b) Sebagai masukan bagi Puskesmas Johar Baru dalam menjaga kualitas
pelayanan kesehatan terutama penggunaan Sistem Informasi Kesehatan
Daerah (SIKDA) Optima
1.4.3 Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu di lapangan, meningkatkan
pengetahuan dan wawasan penulis dengan adanya studi kepustakaan.
b. Memperoleh pengalaman dan wawasan terutama dalam hal
mengidentifikasi dan memecahkan masalah.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini adalah mengenai Evaluasi SIKDA Dengan Pendekatan HOT-
Fit Pada Aspek Sumber Daya Manusia, dikarenakan setelah sistem informasi
berjalan, selanjutnya sistem tersebut perlu di evaluasi untuk mengetahui apakah
sistem itu masih sesuai dengan kebutuhan pengguna atau organisasi. Penelitian
ini dilakukan di Wilayah Puskesmas Johar Baru I, Puskesmas Johar Baru II dan
Puskesmas Johar Baru III. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember
2018 dengan subjek penelitiannya adalah pengguna SIKDA, dan jenis penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional.
Dimana, analisis yang dilakukan terhadap variabel dependan dan variabel
independen dilakukan pada saat yang bersamaan dalam satu waktu.
14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Sistem informasi kesehatan adalah seperangkat tatanan yang
meliputi data, informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi dan
sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu
yang menyediakan dukungan informasi bagi proses pengambilang
keputusan, perencanaan program kesehatan, monitoring pelaksanaan dan
evaluasi (4). World Health Organization (WHO) menekankan bahwa
sistem informasi kesehatan harus dijadikan alat yang efektif bagi
manajemen. WHO mendefinisikan bahwa SIK adalah sebuah sistem yang
mengintegrasikan pengumpulan data, pengolahan, pelaporan, dan
penggunaan informasi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan kesehatan melalui manajemen yang lebih baik pada semua
jenjang kesehatan (13).
Dalam mencapai derajat kesehatan yang baik maka perlu adanya
pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang terintegrasi dari
berbagai tingkat pelayanan kesehatan dalam bentuk Sistem Informasi
Kesehatan Nasional (SIKNAS) maupun Sistem Informasi Kesehatan
Daerah (SIKDA) (14). Pengembangan SIK untuk meringankan beban
pencatatan dan pelaporan petugas kesehatan di lapangan, dengan
terlaksananya SIK data entri hanya perlu dilakukan satu kali, data yang
sama akan disimpan secara elektronik, dikirim dan kemudian diolah secara
cepat (5).
2.1.2 SIKDA
Ketersediaan informasi kesehatan sangat diperlukan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan yang efektif dan efisien. Berdasarkan
UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dijelaskan mengenai tanggung
jawab pemerintah dalam ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi &
fasilitas pelayanan kesehatan untukmeningkatkan dan memelihara derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Informasi kesehatan ini dapat diperoleh
melalui Sistem Informasi Kesehatan atau SIK (7).
Salah satu pengembangan dari SIK adalah dalam bentuk Sistem
Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), SIKDA merupakan suatu sistem
informasi yang mencakup sub sistem informasi yang dikembangkan di unit
pelayanan kesehatan (Puskesmas, RS, Poliklinik, Praktek Swasta, Apotek,
Laboratorium), sistem informasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan
sistem informasi Dinas Kesehatan Provinsi. Pengembangan SIKDA,
fasilitasi pengembangannya dilaksanakan dengan terlebih dulu membantu
daerah - daerah menata kembali sistem kesehatannya dan merumuskan
kembali Manajemen Kesehatan dalam Sistem Kesehatan Daerah (SKD).
Dalam hal ini akan dikembangkan forum kerjasama baik di tingkat provinsi
maupun di tingkat kabupaten/kota. Setelah itu barulah dirumuskan
kebutuhan informasi, indikator dan data serta sistem informasinya (6).
a. Pengelompokkan SIKDA berdasarkan sifatnya
1. SIKDA Generik
SIKDA Generik merupakan aplikasi sistem informasi kesehatan
daerah yang berlaku secara nasional yang menghubungkan secara
online dan terintegrasi seluruh puskesmas, rumah sakit, dan sarana
kesehatan lainnya, baik itu milik pemerintah maupun swasta, dinas
kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan
Kementerian Kesehatan. Aplikasi SIKDA Generik dikembangkan
dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan melalui
pemanfaatan teknologi informasi komunikasi. Aplikasi ini
merupakan penerapan standarisasi Sistem Informasi Kesehatan,
sehingga diharapkan dapat tersedia data dan informasi kesehatan
yang cepat, tepat dan akurat dengan mendayagunakan teknologi
informasi dan komunikasi dalam pengambilan keputusan/ kebijakan
dalam bidang kesehatan (7).
2. SIKDA Optima
SIKDA Optima adalah SIKDA generik yang di optimalkan sesuai
dengan kebutuhan puskesmas yang melibatkan pihak ketiga yaitu
vendor. SIKDA Generik digunakan untuk memudahkan petugas
puskesmas saat melakukan pelaporan ke berbagai program di
lingkungan Kementerian Kesehatan. Dengan demikian diharapkan
aliran data dari level paling bawah sampai ke tingkat pusat dapat
berjalan lancar, terstandar, tepat waktu, dan akurat sesuai dengan
yang diharapkan.
b. Model SIKDA Generik

Gambar 2.1 Model SIKDA Generik


(Sumber Pusat Data dan Informasi)
Keterangan :
1. Fasilitas/institusi kesehatan yang masih manual/paper based, data
dientri di computer entry station SIKDA Generik yang ada di kantor
dinas kesehatan kab/kota. Data yang dientri bisa berbentuk data
individual maupun agregat. Khusus untuk data puskesmas, data dientri
melalui Sub Sistem SIM Puskesmas pada SIKDA Generik sehingga
data yang diinput adalah data pasien secara individual.
2. Puskesmas yang telah memiliki perangkat komputer tetapi belum
menggunakan aplikasi SIMPUS dapat menggunakan aplikasi SIKDA
Generik, yang terhubung ke data base lokal di puskesmas tersebut atau
langsung terhubung ke data base SIKDA Generik di Server SIKDA
Generik yang ditempatkan di Kantor Dinkes kab/Kota melalui jaringan
internet online.
3. Puskesmas, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang
sudah menggunakan komputer ataupun aplikasi sistem informasi
manajemen lainnya, dapat melakukan eksport/sinkronisasi/migrasi file
data base secara online melalui internet melalui Sub Sistem
Komunikasi Data pada SIKDA Generik.
4. Setiap pemangku kepentingan dapat mengakses informasi kesehatan
pada SIKDA Generik melalui Sub Sistem Executive Information
Dashboard, yang berisi indikator-indikator kesehatan kab/kota yang
merupakan rangkuman dari data-data puskesmas, rumah sakit, dan
instalasi farmasi kab/kota. Laporan/informasi disajikan secara ringkas
dalam bentuk grafik, tabel, maupun statistik, dengan berbagai kriteria
yang dapat ditentukan sesuai keinginan pengguna (7).
2.1.3 Evaluasi Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Setelah sistem informasi berjalan, selanjutnya perlu dilakukan
evaluasi terhadap sistem yang telah berjalan untuk mengetahui aspek
positif yang mendorong penggunaan sistem dan mengidentifikasi faktor
yang menimbulkan hambatan. Evaluasi sistem informasi yaitu suatu proses
untuk menggali dan mencari tahu, tentang sejauh mana suatu kegiatan
implementasi sistem informasi, baik dari sudut pandang persepsi pengguna,
organisasi, maupun dari segi teknologi sistem informasinya (5). Evaluasi
sistem informasi kesehatan bertujuan untuk memastikan SIK berjalan
secara efisien, mampu mengumpulkan informasi yang relevan dan
berkualitas sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pemangku kebijakan
(3). Apabila tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi
objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.
Penerimaan terhadap sistem informasi dapat diukur dengan beberapa
model evaluasi yang sudah dikembangkan saat ini, diantaranya adalah :
a) End User Computing (EUC) Satisfaction
Merupakan suatu metode yang menggunakan pengukuran kepuasan
sebagai satu bentuk evaluasi sistem informasi. Model evaluasi ini
dikembangkan oleh Doll & Torkzadeh dimana menekankan pada
kepuasan pengguna akhir terhadap aspek teknologi (15).
b) Tasks Technology Fit (TTF) Analysis
Model Tasks Technology Fit adalah sebuah konstruk formal yang
dikenal sebagai Task-Technology Fit (TTF), yang merupakan kesesuaian
dari kapabilitas teknologi untuk kebutuhan tugas dalam pekerjaan yaitu
kemampuan teknologi informasi untuk memberikan dukungan terhadap
pekerjaan. Model TTF menempatkan bahwa teknologi informasi hanya
akan digunakan jika fungsi dan manfaatnya tersedia untuk mendukung
aktivitas pengguna (15).
c) Human, Organization, Technology (HOT) Fit Model
Model ini menempatkan komponen penting dalam sistem informasi
yakni Manusia, Organisasi dan Teknologi dan kesesuaian hubungan
diantaranya (15).
d) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model
yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor - faktor yang
mempengaruhi penerimaan terhadap penggunaan teknologi komputer,
TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan sejauh mana
penerimaan dari pengguna terhadap suatu sistem informasi (5).

2.1.4 Model Evaluasi Sistem Informasi HOT-FIT


1. Model Sukses SI
Untuk menyusun hasil dari penelitian tentang kategori keberhasilan SI,
sebuah model dibangun yang terdiri dari enam kategori sukses atau
dimensi; mereka terhubung secara kausal dan temporal yang dipandang
sebagai kesuksesan dan sebagai proses yang dinamis, bukan statis.
Hubungan multidimensional diantara langkah - langkah Keberhasilan SI
telah diuji secara ekstensif. Berdasarkan studi ini, versi terbaru model ini
telah disajikan seperti berikut : (16)

Gambar 2.2 Model Keberhasilan Sistem Informasi


(Sumber DeLone dan McLean)
2. TI-Organisasi Fit
Model ini mengilustrasikan konsepnya kesesuaian antara elemen
organisasi utama. Kecocokan internal dicapai dengan keseimbangan
organisasi yang komponennya dinamis termasuk strategi bisnis, struktur
organisasi, proses manajemen, dan peran serta keterampilan. kecocokan
Luar dicapai dengan merumuskan strategi organisasi berdasarkan pada
tren dan perubahan lingkungan seperti pasar, industri dan teknologi. TI
diharapkan dapat mempengaruhi proses manajemen, jadi berdampak
pada kinerja organisasi dan untuk beberapa derajat strateginya.

Gambar 2.3 TI-Organisasi Fit


(Sumber Scott Morton)

3. Kerangka Evaluasi yang di Usulkan


Kerangka evaluasi yang diusulkan dikembangkan setelah temuan
penilaian kritis yang ada dari evaluasi SIK dan SI studi. Penggunaan
Model Kesuksesan SI dalam mengkategorikan faktor evaluasi, dimensi
dan ukuran. Model Kesuksesan SI diadopsi berdasarkan evaluasi yang
komprehensif dan kategori spesifik, validasi ekstensif dan penerapannya
ke evaluasi SIK. Selain itu, TI-Organisasi Fit Model juga digunakan
untuk menggabungkan konsep kesesuaian antara faktor evaluasi:
manusia, organisasi, dan teknologi. Model Kesuksesan SI diperpanjang
dengan penambahan fitur berikut :

Gambar 2.4 Kerangka Kerja HOT-Fit (Yusof, 2008)


Salah satu metode evaluasi sistem informasi yang diterapkan adalah
dengan menggunakan metode HOT-Fit (Human, Organizatiton and
Technology), model ini merupakan kombinasi dari model kesuksesan
sistem informasi dari Delone dan Mclean dan IT Organzation Fit Model
dari Morton. Metode ini mencoba mengevaluasi penggunaan sistem
informasi, dengan menempatkan komponen penting dalam sistem
informasi, yakni Manusia (Human), Organisasi (Organization) dan
Teknologi (Technology) yang mempengaruhi keberhasilan dalam
penerapan sistem informasi, serta kesesuaian hubungan diantara ketiganya
yang berpengaruh terhadap net benefit atau kebermanfaatan dari sistem
informasi. Metode HOT-Fit menjelaskan secara komprehensif, hubungan
timbal balik antara human, organization dan technology dan juga
memperjelas semua komponen yang terdapat dalam sistem informasi itu
sendiri (8).
Komponen Manusia (human) menilai sistem informasi dari sisi
penggunaan sistem. Penggunaan sistem juga berhubungan dengan siapa
yang menggunakan, tingkat penggunanya, pelatihan, pengetahuan, harapan
dan sikap menerima atau menolak sistem. Komponen ini juga menilai
sistem dari aspek kepuasan pengguna. Kepuasan pengguna adalah
keseluruhan evaluasi dari pengalaman pengguna dalam menggunakan
sistem informasi dan dampak potensial dari sistem informasi. Komponen
Organisasi menilai sistem dari aspek struktur dan lingkungan organisasi.
Komponen Teknologi terdiri dari kualitas sistem, kualitas informasi, dan
kualitas layanan (5).
b) Penggunaan Sistem
1) Siapa Yang Menggunakan
Poin pertama pada komponen manusia ini maksudnya menurut
James G dan E. Aydin (1994:14) adalah siapa-siapa saja yang
menggunakan, memakai sistem tersebut. Hal ini berdasarkan, siapa
yang menggunakan dan siapa yang tidak. Faktor-faktor apa yang
mempengaruhi keputusan individu untuk menggunakan sistemnya
(17).
2) Tingkat Penggunaan
Indikator ini menunjukkan seberapa sering pengguna menggunakan
sistem informasi tersebut.
3) Pelatihan
Syihabuddin (2007:319), menyatakan bahwa pelatihan merupakan
suatu kegiatan yang berupaya untuk mengubah dan memperbaiki
serta mengebangkan sikap dan keterampilan guna meningkatkan
profesionalisme kinerja staff atau karyawan dalam organisasi agar
organisasi lebih berkembang dan berdaya guna (17).
4) Pengetahuan
Mencakup keterampilan mengingat kembali faktor - faktor yang
pernah dipelajari
5) Harapan
Menurut Bhattacherjee (2001:351), harapan adalah bentuk penilaian
evaluatif penggunaan terhadap TI. Hal tersebut berdasarkan harapan
yang diartikan sebagai tambahan penentu kepuasan, karena harapan
memberikan baseline atau acuan tingkat untuk membentuk penilaian
evaluatif tentang produk lokal atau jasa (17).
6) Sikap Menerima Sistem
Al Gahtani dan King (1999:277), menyatakan bahwa sikap
menerima sering fokus pelaksanaan sistem informasi manajemen
penelitian dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan produk
teknologi informasi (17).
c) Kepuasan Pengguna
Kepuasan pengguna yaitu keseluruhan evaluasi dari pengalaman
pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial
yang dirasakan dari pengguna sistem informasi.
1) Persepsi Manfaat
Fred D (1989:325) mendefiniskan persepsi manfaat sebagai tingkat
kepercayaan pengguna bahwa dengan menggunakan sistem, maka
akan dapat meningkatkan kinerja pengguna tersebut (17).
2) Kepuasan
Jogiyanto (2007:23) menyatakan bahwa kepuasan yang
dimaksudkan di sini adalah sebagai suatu bentuk respon kepuasan
atau kesenangan dalam menggunakan Teknologi Informasi.
Sedangkan, Menurut Kotler dalam Rangkuti (2008:23), mengatakan
bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
sebagai hasil dari perbandingan antara persepsi atau produk yang
dirasakan dan yang diharapkan (17).
Jadi kesimpulannya, kepuasan pengguna adalah bagaimana
respon atau sikap pengguna terhadap sistem informasi tersebut,
dampak dan manfaat yang dirasakan setelah berinteraksi langsung
dengan komputer.
d) Net Benefit (Manfaat Nyata)
Sistem informasi dapat bermanfaat bagi pengguna individu,
kelompok, organisasi atau seluruh industri. Manfaat Nyata (Net
Benefits) adalah keseimbangan antara dampak positif dan negatif dari
pengguna termasuk didalamnya pekerja medis, manajer dan informasi
teknologi, staff, pengembang sistem, rumah sakit dan seluruh sektor
pelayanan kesehatan. Efek dari informasi berpengaruh terhadap
perilaku penerima terkait dengan kinerja sekaligus mengubah tugas
pengguna seperti pekerjaan, perubahan aktivitas kerja dan peningkatan
produktifitas kerja. Dengan demikian manfaat nyata terhadap individu
dapat dinilai menggunakan efek pekerjaan, efisiensi, efektivitas,
kualitas keputusan dan menurunkan tingkat kesalahan. Dapat
disimpulkan bahwa Manfaat Nyata (Net Benefits) adalah keseimbangan
antara dampak positif dan negatif bagi individu pengguna (16).

2.1.5 Sumber Daya Manusia (SDM)


Sumber daya manusia (SDM) merupakan bagian terpenting dari
komponen sistem informasi, karena akan sangat mempengaruhi dalam
pengembangan sistem informasi manajemen di sebuah organisasi.
Komponen SDM ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan
komponen lainnya di dalam suatu sistem informasi sebagai hasil dari
perencanaan, analisis, perancangan, strategi implementasi yang didasarkan
pada komunikasi di antara SDM yang terlibat dalam suatu organisasi. SDM
sebagai pemantau pengoperasi dan pengguna SI sangat memberikan
dampak pada organisasi karena sangat menentukan tingkat kesuksesan
organisasi tersebut dalam menerapkan sistem informasi manajemen (11).
Dalam memastikan kekuatan dan kesiapan SDM dalam
pengembangan sistem informasi, maka manajemen terlebih dulu harus
mengukur kekuatan SDM SI/TI dan pengetahuan dari pengguna sistem
informasi. Meskipun SDM SI/TI sudah professional dalam pekerjaannya,
jika perilaku dan pengetahuan pengguna sistem informasi manajemen
masih kurang, juga akan merugikan organisasi. Karena meskipun
organisasi memiliki sistem yang bagus, namun para user tidak bisa dan
tidak ingin menggunakannya, maka keberadaan SIM akan menjadi
percuma (5).

2.1.6 Evaluasi Penerapan SIKDA Optima Dengan Pendekatan HOT-Fit


Pada Aspek Sumber Daya Manusia
SIKDA dikembangkan dalam rangka meningkatkan pelayanan
kesehatan serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi
manajemen kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi
komunikasi. SIKDA Optima adalah SIKDA generik yang di optimalkan
sesuai dengan kebutuhan puskesmas yang melibatkan pihak ketiga yaitu
vendor.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan bagian terpenting dari
komponen sistem informasi, karena akan sangat mempengaruhi dalam
pengembangan sistem informasi manajemen di sebuah organisasi.
Komponen SDM ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan
komponen lainnya di dalam suatu sistem informasi sebagai hasil dari
perencanaan, analisis, perancangan, strategi implementasi yang didasarkan
pada komunikasi di antara SDM yang terlibat dalam suatu organisasi. SDM
sebagai pemantau pengoperasi dan pengguna SI sangat memberikan
dampak pada organisasi karena sangat menentukan tingkat kesuksesan
organisasi tersebut dalam menerapkan sistem informasi manajemen.
Setelah sistem informasi berjalan, selanjutnya perlu dilakukan
evaluasi terhadap sistem yang telah berjalan untuk mengetahui aspek
positif yang mendorong penggunaan sistem dan mengidentifikasi faktor
yang menimbulkan hambatan. Metode HOT-Fit mencoba mengevaluasi
penggunaan sistem informasi, dengan menempatkan komponen penting
dalam sistem informasi, yakni Manusia (Human), Organisasi
(Organization) dan Teknologi (Technology) yang mempengaruhi
keberhasilan dalam penerapan sistem informasi, serta kesesuaian hubungan
diantara ketiganya yang berpengaruh terhadap net benefit atau
kebermanfaatan dari sistem informasi.
Dalam memastikan kekuatan dan kesiapan SDM dalam
pengembangan sistem informasi, maka manajemen terlebih dulu harus
mengukur kekuatan SDM SI/TI dan pengetahuan dari pengguna sistem
informasi. Meskipun SDM SI/TI sudah professional dalam pekerjaannya,
jika perilaku dan pengetahuan pengguna sistem informasi manajemen
masih kurang, juga akan merugikan organisasi. Karena meskipun
organisasi memiliki sistem yang bagus, namun para user tidak bisa dan
tidak ingin menggunakannya, maka keberadaan SIM akan menjadi
percuma. Sehingga diperlukan evaluasi untuk meningkatkan.
2.2 Penelian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Yang Terkait


Peneliti, Tahun Hasil Penelitian
No Judul Penelitian Variabel Penelitian
Peneliti
1 Raden Evaluasi Penerapan Sistem Kualitas Sistem, Kualitas Kualitas sistem memiliki pengaruh
Kodarisman, Informasi Manajemen Informasi, Kualitas Layanan, terhadap penggunaan sistem dengan nilai
Eko Nugroho, Kepegawaian (SIMPEG) Penggunaan Sistem, t-statistik 2,23, kualitas sitem memiliki
2013 di Pemerintahan Kota Kepuasan Pengguna, pengaruh terhadap kepuasan pengguna
Bogor Struktur Organisasi, dan Net dengan nilai t-statistik 2,98, Kualitas
Benefit. Dengan informasi memiliki pengaruh terhadap
menggunakan uji PLS SEM penggunaan sistem dengan nilai t-
Model Outer & Inter Model statistik 1,66, kualitas informasi
memiliki pengaruh terhadap kepuasan
pengguna dengan nilai t-statistik 1,51,
Kualitas layanan memiliki pengaruh
terhadap penggunaan sistem dengan nilai
t-statistik 9,61, kualitas layanan
memiliki pengaruh terhadap kepuasan
pengguna dengan nilai t-statistik 7,13,
kepuasan pengguna memiliki pengaruh
terhadap penggunaan sistem dengan nilai
t-statistik 9,73, penggunaan sistem
memiliki pengaruh terhadap net benefit
dengan nilai t-statistik 0,99, kepuasan
Peneliti, Tahun Hasil Penelitian
No Judul Penelitian Variabel Penelitian
Peneliti
pengguna memiliki pengaruh terhadap
net benefit dengan nilai t-statistik 2,48
dan struktur organisasi memiliki
pengaruh terhadap net benefit dengan
nilai t-statistik 14,59.
2 Reni Murnita, Evaluasi Kinerja Sistem Sikap Pengguna, Kinerja SIM Farmasi dikategorikan baik
Eko Sediyono, Informasi Manajemen Pengetahuan Pengguna hanya dari aspek teknologi, sedangkan
Cahya Tri Farmasi Di Rs Roemani Kualitas Sistem, Struktur dari aspek human dan organisasi
Purnami, 2016 Muhammadiyah Dengan Organisasi, Lingkungan dikategorikan kurang baik seperti halnya
Metode HOT Fit Model Organisasi belum adanya program pelatihan tentang
sistem informasi pada petugas farmasi
3 Dwi Evaluasi Keberhasilan Kualitas Sistem, Kualitas Kualitas sistem berpengaruh positif
Krisbiontoro, M. Implementasi Sistem Informasi, Kualitas Layanan, terhadap penggunaan sistem dengan nilai
Suyanto, Emha Informasi Dengan Penggunaan Sistem, t-statistik 3,31, Kualitas sistem
Taufiq Luthfi, Pendekatan HOT-Fit Kepuasan Pengguna, berpengaruh positif terhadap kepuasan
2015 Model Struktur Organisasi, pengguna dengan nilai t-statistik 3,27,
Lingkungan Organisasi, dan Kualitas informasi berpengaruh positif
Manfaat, dengan terhadap penggunaan sistem dengan nilai
menggunakan uji PLS SEM t-statistik 10,95, Kualitas informasi
berpengaruh positif terhadap kepuasan
pengguna dengan nilai t-statistik 2,57,
Kualitas layanan berpengaruh positif
terhadap penggunaan sistem dengan nilai
Peneliti, Tahun Hasil Penelitian
No Judul Penelitian Variabel Penelitian
Peneliti
t-statistik 6,06, Kualitas layanan
berpengaruh positif terhadap kepuasan
pengguna dengan nilai t-statistik 7,45
Kepuasan pengguna berpengaruh positif
terhadap penggunaan sistem dengan nilai
t-statistik 2,88, Penggunaan sistem
berpengaruh positif terhadap net benefit
dengan nilai t-statistik 5,73, Kepuasan
pengguna berpengaruh positif terhadap
net benefit dengan nilai t-statistik 1,88,
Struktur Organisasi berpengaruh positif
terhadap net benefit dengan nilai t-
statistik 11,75
4 Asih Pengaruh Faktor HOT Pengetahuan, Sikap, Ada pengaruh Human (SDM) terhadap
Prasetyowati, (Human, Organisasi, dan Penggunaan SI, kepuasan pengguna dengan nilai p-value
Roro Teknologi) Terhadap Kepemimpinan,Perencanaan, 0,003, Tidak ada pengaruh Organisasi
Kushartanti, Kepuasan Pengguna Kebijakan, Pembiayaan, terhadap kepuasan pengguna dengan nilai
2018 Sistem Informasi Primary Kualitas Sistem, Kualitas p-value 0,163 dan ada pengaruh
Care di Wilayah Kota Informasi, Kualitas Layanan, Teknologi terhadap kepuasan pengguna
Semarang isi, keakuratan, format, dengan nilai p-value 0,015.
kemudahan, ketepatan waktu
Dengan menggunakan uji
regresi multivariate
Peneliti, Tahun Hasil Penelitian
No Judul Penelitian Variabel Penelitian
Peneliti
5 Rifki Indra Kesesuaian Model HOT- Kualitas Sistem, Kualitas Hasil korelasi Manusia dan Organisasi
Perwira, 2016 Fit Dalam Sistem Informasi, Kualitas Layanan, dengan nilai r = 0,384 pada tingkat
Informasi E-Learning Penggunaan Sistem, signifikan 0,01 sehingga Hubungan
UPN “Veteran” Kepuasan Pengguna, antara variabel manusia dan organisasi
Yogyakarta Struktur Organisasi, adalah lemah. Hasil korelasi Manusia dan
Lingkungan Organisasi, dan Teknologi dengan nilai r = 0,612 pada
Net Benefit, dengan tingkat signifikan 0,01 sehingga
menggunakan uji korelasi Hubungan antara variabel manusia dan
pearson teknologi adalah kuat dan nyata.
6 Dian krisyanto, Analisis Pengaruh Human Penelitian menggunakan Kualitas sistem berpengaruh terhadap
2016 Organization Technology metode kuantitatif dengan wewenang organisasi, dan dukungan
(HOT) Fit Model pendekatan purposive manajemen, serta kualitas informasi
Terhadap Pemanfaatan random sampling berpengaruh pada budaya organisasi, dan
Sistem Informasi Di kerja sama tim. Sedangkan pengaruh
Perpustakaan Universitas terhadap net benefit datang dari kepuasan
Airlangga Surabaya pengguna dan juga wewenang organisasi.
7 Musrifah, 2017 Implementasi Teknologi Human, Organisasi, Manusia, organisasi dan teknologi adalah
Informasi Menggunakan Teknologi komponen penting dalam
Human Organization pengimplementasian teknologi informasi
Technology (HOT) Fit di perpustakaan. Human dilihat dari sisi
Model Di Perpustakaan penggunaan sistem dan kepuasan
Perguruan Tinggi pengguna. Organisasi dilihat dari segi
struktur organisasi dan lingkungan
Peneliti, Tahun Hasil Penelitian
No Judul Penelitian Variabel Penelitian
Peneliti
organisasi. Sedangkan teknologi dilihat
dari kualitas sistem, kualitas informasi
dan kualitas layanan.

8 Sauma, 2017 Evaluasi Penerapan Penggunaan Sistem, Ada pengaruh positif dan hubungan yang
Rekam Medis Elektronik Kepuasn Pengguna, Manfaat sangat kuat antara penggunaan RME
(RME) berdasarkan Aspek Nyata, dengan menggunakan terhadap kepuasan pengguna RME
Sumber Daya Manusia uji korelasi spearman rank dengan nilai p-value 0,000 dan nilai r =
dalam Metode HOT-Fit di 0,862.
Rumah Sakit Islam Jakarta Ada pengaruh positif antara kepuasan
Cempaka Putih pengguna terhadap penggunaan RME
dengan nilai p-value 0,000 dan nilai r =
0,862.
Ada pengaruh positif antara penggunaan
RME terhadap manfaat nyata dengan
nilai p-value 0,000 dan nilai r = 0,709.
Ada pengaruh positif antara kepuasan
penggun RME terhadap manfaat nyata
dengan nilai p-value 0,000 dan nilai r =
0,768.
2.3 Kerangka Berfikir
Kerangka Berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting.
Fit
Manusia Influence
Teknologi Teknologi
Penggunaan Sistem

Kualitas
Sistem Kepuasan Pengguna

Manfaat Nyata
Kualitas
Informasi Organisasi

Struktur
Kualitas
Layanan
Lingkungan

Gambar 2.5 Kerangka Berfikir


Sumber : Yusof 2008
Yusof et al. memberikan suatu kerangka baru yang dapat digunakan untuk
melakukan evaluasi sistem informasi yang disebut Human - Organization -
Technology (HOT) Fit model. Model ini menempatkan komponen penting dalam
sistem informasi yaitu manusia (human), organisasi (Organization) dan teknologi
(Technology).
Peneliti melihat dari berbagai sumber penelitian sebelumya sebagai dasar
dalam penelitian mengenai evaluasi sistem informasi menggunakan metode
HOT–Fit, diantaranya Raden (2013), Murnita (2016), Krisbiantoro (2015),
Prasetyowati (2018), Perwira (2016), Musrifah (2017), dan Sauma (2017).
Dalam penelitian ini SIKDA Optima sebagai sistem informasi yang
diterapakan di puskesmas diteliti dengan menggunakan metode HOT–Fit untuk
mengevaluasi penerapan SIKDA Optima dengan melihat dari aspek SDM.
2.4 Kerangka Konsep
Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan mengeneralisasikan
suatu pengertian. Oleh sebab itu, konsep tidak dapat diukur dan diamati secara
langsung. Agar dapat diamati dan diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan
kedalam variabel - variabel. Dari variabel itulah konsep dapat diamati dan diukur
(18).
Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel diklasifikasikan dalam empat kategori
yaitu variabel bebas (independent variable), variabel terikat (dependent
variable), variabel moderator (moderator variable) dan variabel antara
(intervening variable) (19).
Variabel Independen (X)
Human (SDM) :
Penggunaan SIKDA
Optima (X1)
 Tingkat Penggunaan
Variabel Dependen (Y)
 Pengetahuan
 Harapan
Net Benefit (Manfaat
 Pelatihan Nyata) dari
 Sikap menerima Penerapan SIKDA

Kepuasan Pengguna
(X2)
 Persepsi
Kemanfaatan
 Kepuasan

Gambar 2.6 Kerangka Konsep


Dari faktor - faktor yang mempengaruhi Net Benefit (Manfaat dari
SIKDA) pada kerangka berfikir, peneliti hanya memilih dari aspek human
yang dinilai dari sisi penggunaan sistem dan kepuasan pengguna sebagai
variabel yang mempengaruhi keberhasilan dari penerapam SIKDA.

2.5 Hipotesis Penelitian


H1 : Ada pengaruh Penggunaan SIKDA Optima terhadap Manfaat Nyata SIKDA
Optima di Wilayah Puskesmas Johar Baru
H2 : Ada pengaruh Kepuasan Pengguna Terhadap Manfaat Nyata SIKDA
Optima Di Wilayah Puskesmas Johar Baru
H3 : Ada Pengaruh Penggunaan SIKDA Optima dan Kepuasan Pengguna secara
bersama-sama terhadap Manfaat Nyata SIKDA Optima di Wilayah
Puskesmas Johar Baru
2.6 Defenisi Operasional
Definisi operasional adalah bagian yang mendefinisikan sebuah konsep atau variabel agar dapat diukur, dengan cara
melihat pada dimensi (indikator) dari sutu konsep/variabel.
Tabel 2.2 Definisi Operasional
Definisi Skala
No Variabel Indikator Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Variabel Ukur

Variabel Dependen (Variabel Terikat)

1 Net Benefit Keuntungan MN 1 Penerapan SIKDA Optima dapat Lembar Kuesioner 4 : Sangat Interval
(Manfaat bersih (net mendukung visi dan misi Puskemas Johar kuesioner Setuju (SS)
Nyata) benefits) adalah Baru. dengan 3 : Setuju (S)
keseimbangan MN 2 SIKDA Optima dapat menggunakan 2 : Tidak Setuju
antara meningkatkan kualitas Puskesmas Johar skala likert (TS)
dampak positif Baru dalam menghadapi persaingan yang (responden 1 : Sangat Tidak
dan negative ada saat ini. mengisi Setuju (STS)
Indikator : MN 3 SIKDA Optima dapat menurunkan kuesioner)
- Efisiensi tingkat kesalahan.
- Efektivitas MN 4 SIKDA Optima dapat membantu
- Mengurangi meningkatkan efisiensi pekerjaan
tingkat MN 5 SIKDA Optima membantu
kesalahan pencapaian tujuan dengan efektif
MN 6 SIKDA Optima meningkatkan
komunikasi antar seluruh pengguna di
dalam puskesmas
MN 7 SIKDA Optima membantu
pekerjaan sehari – hari
Definisi Skala
No Variabel Indikator Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Variabel Ukur
MN 8 SIKDAOptima membantu
dalam pengambilan keputusan
Variabel Independen (Variabel Bebas)
1 Penggunaan Penggunaan PS 1 Pengguna selalu menggunakan SIKDA Lembar Kuesioner 4 : Sangat Interval
Sistem sistem Optima kuesioner Setuju (SS)
berhubungan PS 2 Diadakannya pelatihan terhadap seluruh dengan 3 : Setuju (S)
dengan siapa pegawai supaya dapat menyesuaikan diri menggunakan 2 : Tidak Setuju
yang dengan SIKDA Optima skala likert (TS)
menggunakan, PS 3 Saya ikut pelatihan mengenai SIKDA (responden 1 : Sangat Tidak
tingkat Optima mengisi Setuju (STS)
penggunaan, PS 4 SIKDA Optima sudah sesuai dengan kuesioner)
pelatihan, harapan saya
pengetahuan, PS 5 Pengguna memiliki keahlian dalam
harapan dan menggunakan SIKDA Optima
sikap menerima PS 6 Saya menerima dengan baik bahwa
atau menolak. SIKDA Optima sesuai dengan kebutuhan
Indikator : pengguna
Tingkat PS 7 Saya kesulitan dalam menggunakan
Penggunaan SIKDA Optima
Pelatihan
Harapan
Pengetahuan
Sikap Menerima
Definisi Skala
No Variabel Indikator Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Variabel Ukur
2 Kepuasan Kepuasan KP1 : Fasilitas dan fitur – fitur yang ada pada Lembar Kuesioner 4 : Sangat Interval
Pengguna pengguna yaitu SIKDA Optima sudah sesuai dengan kuesioner Setuju (SS)
SIKDA keseluruhan kebutuhan dengan 3 : Setuju (S)
evaluasi dari menggunakan 2 : Tidak Setuju
pengalaman KP2 : Perlu pengembangan dan perbaikan skala likert (TS)
pengguna dalam terhadap SIKDA Optima (responden 1 : Sangat Tidak
menggunakan KP3 : Semua fitur dan fungsi yang ada pada mengisi Setuju (STS)
sistem informasi SIKDA Optima telah berjalan sesuai kuesioner)
dan dampak dengan kebutuhan
potensial yang KP4 : Informasi yang dihasilkan akurat sesuai
dirasakan dari dengan kebutuhan
penggunaan KP5 : Pengguna puas dengan informasi dari
sistem informasi. SIKDA Optima
Indikator : KP6 : SIKDA Optima membantu dalam
 Persepsi menyelesaikan pekerjaan
Manfaat KP7 : SIKDA Optima meningkatkan kualitas
 Kepuasan pekerjaan
KP8: Saya percaya SIKDA Optima
mempermudah pekerjaan
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan
penelitian cross sectional. Dimana, analisis yang dilakukan terhadap variabel
independen maupun variabel dependen dilakukan pada saat yang bersamaan
dalam satu waktu. Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian menggunakan observasional
studi deskriptif analitik. Bersifat deskriptif karena menggambarkan tentang
evaluasi penerapan SIKDA Optima dari aspek SDM dan bersifat analitik
karena peneliti ingin mengetahui pengaruh penggunaan sistem dan kepuasan
pengguna terhadap manfaat nyata penerapan SIKDA Optima.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Puskesmas Johar Baru Jakarta
Pusat yang berlokasi di Jalan Mardani Raya No. 36 Kel Johar Baru
Kec Johar Baru, RT.2, RW.5, Johar Baru, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 10560.
3.2.2 Waktu Penelitian
Tabel 3.1 Time Line Waktu Penelitian
Waktu Penelitian
No Kegiatan
Okt Nov Des Jan Feb
1 Pengajuan Judul
2 Observasi Penelitian
3 Penyusunan ProposaL
4 Sidang Proposal
5 Perbaikan Proposal Skripsi
6 Pengajuan Ijin Penelitian
7 Pengambilan Data
8 Penyusunan Skripsi
9 Sidang Skripsi
10 Perbaikan Skripsi
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Kriteria Inklusi & Kriteria Ekslusi
a. Kriteria Inklusi :
Petugas puskesmas yang menggunakan SIKDA Optima :
1) Dokter
2) Perawat
3) Bidan
4) Farmasi
5) PMIK
6) Admin

b. Kriteria Ekslusi :
1) Petugas yang belum pernah menggunakan SIKDA
2) Responden yang tidak menyetujui partisipasi dalam penelitian
ini

3.3.2 Populasi Penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas yang
bersangktuan dalam menggunakan SIKDA Optima yaitu 98 user di
wilayah Puskesmas Johar Baru I, Puskesmas Johar Baru II dan
Puskemas Johar Baru III, yang terdiri dari:
1) Dokter = 23 user
2) Perawat = 27 user
3) Bidan = 21 user
4) Farmasi = 11 user
5) PMIK = 3 user
6) Admin = 13 user
3.3.3 Sampel Penelitian
1. Besar Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah pengguna SIKDA Optima di
wilayah Puskesmas Johar Baru. Besar sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus Slovin.
` N
n= Keterangan :
1+N(e2)
N = Jumlah populasi
98 n = Jumlah sampel
n=
e = Nilai error yaitu 5% (0,05)
1+98 (0,05)2

n = 78,71 79 Sampel
Berdasarkan rumus diatas, hasil pengambilan sampel didapatkan
sebanyak 79 pengguna SIKDA Optima
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini Non
random sampling secara Proportional Sampling yaitu
pengambilan sampel yang memperhatikan pertimbangan unsur -
unsur atau kategori dalam populasi penelitian. Maka jumlah dari
masing - masing pengguna SIKDA Optima dikelompokkan
sebagai berikut:
23
1) Dokter = x 79 = 19
98
27
2) Perawat = x 79 = 22
98
21
3) Bidan = x 79 = 17
98
11
4) Farmasi = x 79 = 9
98
3
5) PMIK = x 79 = 2
98
13
6) Admin = x 79 = 10
98
Berdasarkan perhitungan diatas maka dari sampel sebanyak 79
user, terdapat 19 dokter yang menggunakan SIKDA Optima,
22 perawat yang menggunakan SIKDA Optima, 17 bidan yang
menggunakan SIKDA Optima, 9 farmasi yang menggunakan
SIKDA Optima, 2 PMIK yang menggunakan SIKDA Optima,
dan 10 admin yang menggunakan SIKDA Optima.

3.4 Etika Penelitian


Pada saat melaksanakan penelitian, pertama peneliti membuat surat izin
penelitian yang dikeluarkan oleh Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Program
Studi Manajemen Informasi Kesehatan Universitas Esa Unggul, kemudian
surat izin penelitian diserahkan ke PTSP (Pusat Terpadu Satu Pintu),
kemudian surat balasan dari PTSP peneliti ajukan ke Suku Dinas Kesehatan
Jakarta Pusat untuk di proses ke puskesmas. Setelah mendapatkan balasan
surat dari Suku Dinas Kesehatan peneliti mengajukan ke Puskesmas Johar
Baru. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti memperhatikan prinsip etika
penelitian, pada penelitian ini yang menjadi responden adalah petugas
puskesmas, maka peneliti harus memahami hak dasar petugas, antara lain:
1. Informed consent (Lembar persetujuan)
Informed consent merupakan cara penelitian dengan responden penelitian
ini dengan memberikan lembar persetujuan, informed consent diberikan
sebelum melakukan penelitian.
2. Jaminan kepada responden dengan tidak mencantumkan nama responden
pada lembar alat ukur, pada intrumen penelitian, nama responden akan di
cantumkan inisialnya saja untuk menjaga kerahasiaan responden.
3. Kerahasiaan
Penelitian ini menjamin kerahasiaan informasi yang telah diberikan oleh
respnden hanya data-data tertentu yang merupakan hasil penelitian
sebagai laporan. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaan data yang diperoleh dari responden untuk tidak disebar
luaskan, hanya akan menyajikan data-data tentang hasil perhitungan skor
kuesioner.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Data dari penelitian ini adalah data primer yang diambil langsung dari
lapangan dari hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh
responden. Cara pengumpulan data dilakukan dengan prosedur :
a. Responden diberi kuesioner
b. Sambil mengisi kuesioner, ditunggu dan diberikan penjelasan jika
belum jelas terhadap apa yang dibaca
c. Setelah responden mengisi kemudian jawaban tersebut ditabulasi,
diolah, dianalisis dan disimpulkan.
3.5.2 Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner. Pada kuesioner
pernyataan disusun Dalam bentuk kalimat dan pernyataan dengan opsi
jawaban yang tersedia.
Pernyataan dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala likert
dari pernyataan yang diberikan kepada responden yaitu :
a. Untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai = 4
b. Untuk jawaban Setuju (S) diberi nilai = 3
c. Untuk jawaban Tidak Setuju (TS) diberi nilai = 2
d. Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai =1
Sebelum kuesioner ini digunakan dalam penelitian sesungguhnya,
kuesioner diuji coba terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas
dan reabilitas. Pada instrument kuesioner ini telah di uji oleh peneliti
terdahulu yaitu Sauma (2017) dengan judul “Evaluasi Penerapan
Rekam Medis Elektronik (RME) Berdasarkan Aspek SDM Dalam
Metode HOT-Fit Di Rumah Sakit Islam Jakarta”.
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Analisis univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
masing - masing dari variabel penelitian, Analisis univariat pada
penelitian ini untuk menjelaskan atau mendeskripsikan variabel
dependen (Manfaat Nyata) dan variabel independen (penggunaan
sistem dan kepuasan pengguna).

3.6.2 Analisis bivariat


Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisis bivariat pada
penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
sistem dan kepuasan pengguna terhadap manfaat nyata (Net Benefit)
SIKDA Optima. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah regresi linier berganda karena untuk mengukur pengaruh antara
lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat.
Persamaan Regresi:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1. 𝑥1 + 𝑏2. 𝑥2

Keterangan:
Y : Variabel Dependen
X1 : Variabel Independen (Penggunaan Sistem)
X2 : Variabel Independen (Kepuasan Pengguna)
a : Konstanta
b : Koefisien regresi pada masing - masing variabel (Penggunaan
Sistem dan Kepuasan Pengguna)

Anda mungkin juga menyukai